Anda di halaman 1dari 15

EKSISTENSI AGAMA LOKAL PARMALIM

Studi Kasus di Nomonatif Pengahayat Nomor Punguan 35


Desa Air Kulim Mandau Bengkalis

Oleh: Nelita Br Situmorang/1301120578


nelitatumorang@gmail.com
Dosen Pembimbing: Drs. Syamsul Bahri, M.Si

Jurusan Sosiologi - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293
Tlp/Fax. 0761-63277

ABSTRAK

Indonesia negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin kemerdekaan


tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing. Ada 6 agama yang diakui di
Indonesia, yang menjadi polemik adalah aliran kepercayaan/ agama lokal di luar agama
tersebut termarginalkan seperti yang dialami oleh agama asli Suku Batak Parmalim. Sesama
kelompok Suku Batak sendiri mengatakan ajaran tersebut adalah parbegu ganjang, sesat,
tidak benar, sipele begu, pembawa kemungkaran dan segala tuduhan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan sehingga dengan isu tersebut Parmalim mendapatkan kehidupan
yang sulit ditengah masyarakat. Untuk itu peneliti berusaha menyingkap eksistensi Parmalim
dengan cara mengetahui bagaimana sistem kepercayaan agama lokal Parmalim dan faktor-
faktor pendorong keeksisan Parmalim di Desa Air Kulim Mandau Bengkalis dengan metode
kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan sistem kepercayaan Malim dikelompokkan
menjadi dua bagian : (1) ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan Debata
Mulajadi Nabolon melalui upacara ritual Mararisabtu, Mardebata, Martutuaek, Pasahat
Tondi, Mangan Napaet Sipaha Sada, Sipaha Lima yang bermakna sebagai ucapan syukur dan
meminta berkat kehidupan yang dipanjatkan melalui pelean (persembahan). (2) ajaran yang
mengatur hubungan sesama manusia karena terkandung nilai-nilai, norma-norma dan
pedoman hidup yang sarat makna. Adapun faktor yang membuat Parmalim eksis adalah
kesetiaan para pemeluk atau sentimen kemasyarakatan Parmalim untuk tetap menjalankan
aktivitas keagamaannya, pemanfaatan teknologi, koordinasi dengan pemerintah dan Menteri
Agama. Agama lokal Parmalim ini bukanlah agama liar yang berdiri tanpa sepengetahuan
pemerintah dan meresahkan warga, dan tidak pernah menggangu ketertiban masyarakat.
Agama ini dilindungi pemerintah Indonesia Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME
dan Tradisi. Parmalim juga Terdaftar di Depdikbud RI No. I.136/F.3/N.1.1/1980 maka
sepatutnya masyarakat mulai menerima dan hidup berdampingan dengan damai.

Kata kunci : Eksistensi, Agama, Parmalim, Suku Batak.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 1


LOCAL EXISTENCE OF RELIGION PARMALIM
Case Studies in Nomonatif Pengahayat Punguan No. 35
Village Air Kulim Mandau Bengkalis

By: Br Nelita Situmorang/ 1301120578


nelitatumorang@gmail.com
Supervisor: Drs. Syamsul Bahri, M.Si

Department of Sociology - Faculty of Social and Political Sciences


Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12.5 Simp. Pekanbaru 28293
Phone / Fax. 0761-63277

Abstract

Indonesian state based on God guarantees the freedom of each citizen to profess
their own religion. There are six recognized religions in Indonesia, which is being debated is
a flow of trust/ religion locally outside the religion is marginalized as experienced by the
original religion Batak Parmalim. Fellow group Batak themselves say that the teaching is
parbegu ganjang, misguided, incorrect, sipele begu, an abominable act carrier and the
allegations that can not be accounted for so that the issue Parmalim get a hard life in the
community. To the researchers sought to discover the existence of Parmalim by knowing how
Parmalim local religious belief systems and the factors driving exist Parmalim in the Village
Air Kulim Mandau Bengkalis with descriptive qualitative method. The results showed a belief
system Malim grouped into two parts: (1) the doctrine that governs the relationship with God
Debata Mulajadi Nabolon through the rites Mararisabtu, Mardebata, Martutuaek, Pasahat
Tondi, Mangan Napaet Sipaha Sada, Sipaha Lima meaningful as thanksgiving and ask for
blessings of life that being said through Pelean (offerings). (2) the doctrine that governs
human relations as embodied the values, norms and guidelines of life and meaning. The
factors that make Parmalim exist is the loyalty of followers Parmalim to keep running its
religious activities, use of technology, coordination with the government and the Minister of
Religious Affairs. Parmalim local religion is not the religion of wild stands without the
knowledge of government and troubling the people, and never disturb public order. This
religion is protected by the government of Indonesia, Directorate Faith Against the almighty
God and Tradition. Parmalim also registered in the Department of Education No. I.136 / F.3
/ N.1.1 / 1980 then duly people began to accept and coexist peacefully.

Keywords: Existence, Religion, Parmalim, Batak.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 2


PENDAHULUAN individu lainnya dalam suatu kelompok
Agama adalah keyakinan yang besar, dan karena itu bukan merupakan
tidak dapat dipisahkan dari masyarakat sesuatu yang rahasia atau yang privat dan,
pemeluknya. Keyakinan akan kepemilikan (4). Tingkat Masyarakat, yakni individu
terhadap agama ini sudah melekat dari memiliki keyakinan keagamaan yang sama
nenek moyang masyarakat terdahulu dengan keyakinan keagamaan dari warga
hingga saat ini yang disosialisasikan secara masyarakat tersebut.3
turun temurun, dan selama ada masyarakat Pemeluk agama Parmalim
agama akan tetap ada. Fenomena agama bersikeras dengan keyakinan yang kukuh
bukanlah hal yang langka dan tabu lagi bahwa malim adalah sebuah agama yang
untuk dibicarakan, secara umum kajian mereka yakini sebagai kepercayaan yang
tentang agama setidaknya terbagi ke dalam turun temurun dari keturunan pertama
dua dimensi, yakni teologis dan sosiologis. darah batak, menyebut diri sebagai Ugamo
Kajian agama dalam corak teologis Malim yang artinya agama Malim,
berangkat dari adanya klaim tentang walaupun aliran kepercayaan ini tidak
kebenaran mutlak ajaran suatu agama.1 terdaftar secara resmi sebagai agama di
konteks kajian sosiologis seperti ini, Indonesia, mereka tidak perduli
agama tidak dilihat berdasar apa dan kepercayaan yang mereka anut ini diakui
bagaimana isi ajaran dan doktrin atau tidak diakui bagi mereka keyakinan
keyakinannya, melainkan bagaimana ini adalah agama, dan jika kita melihat
ajaran dan keyakinan itu dilakukan dan syarat-syarat berdirinya suatu agama pada
mewujud dalam perilaku para pemeluknya agama Malim syarat-syarat itu sudah ada
dalam kehidupan sehari-hari.2 seperti: (1) Tuhan: Mulajadi Na Bolon
J.P.Williams mengatakan bahwa (Yang Maha Besar tempat semua makhluk
setidak-tidaknya ada 4 tipe tingkat berasal) (2) Tempat Ibadah: Bale Pasogit
keagamaan, yaitu : (Bale Parsaktian) (3) Kitab Suci: Pustaha
(1). Tingkat Rahasia, yakni seseorang Habonoron (4) Pembawa Agama/Tokoh
memegang ajaran agama yang dianut dan Spiritual: Raja Uti (5) Pantangan: Riba,
diyakini itu untuk memegang ajaran agama Makan Darah, Babi dan Anjing serta
yang dianut dan diyakininya itu untuk Monyet (6) Hari Suci: Sabtu (7) Pertama
dirinya sendiri dan tidak untuk kali berdiri: 497 Masehi atau 1450 tahun
didiskusikan dengan atau dinyatakan Batak.4
kepada orang lain. Demikian juga pada masa
(2). Tingkat Privat atau Pribadi, yakni dia selepas Indonesia merdeka, agama ini juga
mendiskusikan dengan, atau menambah masih tetap mengalami hambatan dalam
dan menyebarkan pengetahuan dan pengembangannya yang kali ini bukan
keyakinan keagamaannya dari dan kepada berasal dari tangan penjajah, akan tetapi
sejumlah orang tertentu yang digolongkan muncul dari dalam negeri itu sendiri.
sebagai orang yang secara pribadi amat Paling tidak agama Malim merasakan
dekat hubungannya dengan dirinya. bahwa mereka belum mendapat perlakuan
(3). Tingkat Denominasi, yakni individu yang wajar atau mendapat tempat yang
memiliki keyakinan keagamaan yang sama sejajar dengan agama besar lainnya5, tetapi
dengan yang dipunyai oleh individu- satu hal yang patut kita ketahui bahwa

3. Hendropuspito. Sosiologi Agama. (Jakarta : Penerbit


1. Ulasan ini adalah pandangan Scharf, 1995 dalam
Yayasan Kanisius. 1984), hlm.
buku Narwoko, Dwi J dan Suyanto Bagong. Edisi
4. Toga Pardede "PARMALIM, ADALAH BAGIAN
Kedua Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan.
DARI BUDAYA BATAK" diakses dari
(Jakarta : Kencana. 2007), hlm. 241.
http://togapardede.blogspot.co.id/2008/12/parmalim-
2. Ibid., hlm. 241-242.
apakah-bagian-dari-budaya.html pada tanggal 21 Juni
2016 pukul 22.40 Wib.
5. Ibid., hlm.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 3


perkembangan Ugamo Malim sampai saat kenapa mereka mampu eksis dari pertama
ini cukup pesat, Mereka tersebar di 44 kali agama ini tercipta di Desa Huta Tinggi
tempat di Indonesia dengan jumlah total (Toba Samosir) pada zaman dahulu hingga
pemeluk 5.252 jiwa dari 1292 kepala sekarang sampai pada persebarannya yang
keluarga dan dari data yang peneliti begitu luas seperti yang di temukan
temukan di Desa Air Kulim Mandau peneliti di Desa Air Kulim Mandau
Bengkalis jumlah pemeluk Parmalim Bengkalis ini, dan peneliti menyimpulkan
sebagai berikut : untuk meneliti EKSISTENSI AGAMA
Tabel 1 LOKAL PARMALIM Studi Kasus di
Statistik Godang Ni Ruas (Jumlah Nomonatif Pengahayat Nomor Punguan
Parmalim di Desa Air Kulim) 35 Desa Air Kulim Kecamatan Mandau
Bengkalis
No Statistik Godang Jumlah RUMUSAN MASALAH
Ni Ruas (Jiwa) 1. Bagaimana sistem kepercayaan yang
1 Laki-laki 75 dipraktekkan penghayat agama lokal
2 Perempuan 81 Parmalim di Desa Air Kulim Mandau
Jumlah 156 Bengkalis yang meliputi unsur-unsur
Jumlah KK 37 sistem antara lain :
(Kepala Keluarga) a). Dimensi sakral dan profan dalam
Sumber : Data Lapangan 2016 Ugamo Malim.
c). Proses ritual yang dilakukan dalam
Satu hal yang pasti adalah ke Ugamo Malim
eksisan Ugamo Malim ini tak lekang oleh d). Status dan peran aktor yang
waktu. Adapun ciri khas yang menjadi Tokoh utama dalam
membedakan agama Malim dengan Ugamo Malim
agama-agama asli lainnya yang ada di e). Value terkait norma, nilai, baik
Indonesia adalah konsep suci yang pandangan hidup dan mati
langsung terdoktrin pada sebutan mengenai waktu, kedudukan dan
kepercayaan ini “malim” berarti “suci” kekayaan dalam Ugamo Malim.
inilah yang membuat ugamo Malim 2. Apakah faktor-faktor pendorong agama
bercirikhas dan menarik untuk di teliti, lokal Parmalim di Desa Air Kulim
selain itu peneliti juga melihat kejanggalan Mandau Bengkalis tetap eksis?
dari persepsi masyarakat terhadap
parmalim yang di temukan peneliti di TUJUAN PENELITIAN
lapangan, faktanya menyebutkan dari 1. Untuk mengetahui sistem kepercayaan
beberapa orang yang peneliti mintakan yang dipraktekkan penghayat agama
pendapat baik dari anggota keluarga, lokal Parmalim di Desa Air Kulim
teman, masyarakat luar, semuanya Mandau Bengkalis yang meliputi unsur-
memberikan persepsi yang sama yaitu unsur sistem antara lain :
bahwa Parmalim adalah parbegu ganjang a). Dimensi sakral dan profan dalam
(pemelihara setan), Parmalim adalah Ugamo Malim.
orang-orang yang memiliki ilmu-ilmu c). Proses ritual yang dilakukan dalam
ghaib, Parmalim pemuja kayu, Parmalim Ugamo Malim
pemuja setan, pembawa kemungkaran dan d). Status dan peran aktor yang
lain sebagainya terlepas dari pemikiran menjadi Tokoh utama dalam
mereka sendiri baik pernah maupun tidak Ugamo Malim
pernah mereka bergaul dengan Parmalim. e). Value terkait norma, nilai, baik
Maka dari sepak terjang tersebut pandangan hidup dan mati
peneliti memutuskan untuk mencari tahu mengenai waktu, kedudukan dan
sebenarnya apa itu Ugamo Malim, dan kekayaan dalam Ugamo Malim.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 4


2. Untuk mengetahui faktor-faktor pengertian dasar yang merupakan inti atau
pendorong agama lokal Parmalim di esensi dari religi, sedangkan ketiga
Desa Air Kulim Mandau Bengkalis pengertian lainnya; kontraksi masyarakat,
tetap eksis. kesadaran akan objek keramat berlawanan
dengan objek tidak keramat, dan totem
MANFAAT PENELITIAN sebagai lambang masyarakat, bermaksud
a). Bagi Pemeluk Ugamo Malim memelihara kehidupan dari inti kontraksi
Penelitian ini diharapkan menjadi masyarakat itu.
sumber keterbukaan pemeluk Ugamo
Malim di tengah masyarakat Seperti yang di ramalkan Durkheim
b). Bagi Masyarakat Penelitian ini bahwa agama tetap mampu menjaga
diharapkan mampu meningkatkan rasa eksistensinya juga karena ada sentimen
toleransi masyarakat terhadap kemasyarakatan yang mengikat komunitas
keberagaman. kepercayaan tersebut, namun jika kita
c). Bagi Pemerintah Penelitian ini melihat perputaran masyarakat yang setiap
diharapkan mampu memberikan waktu mengalami perubahan lebih jauh
sumbangsih bagi pemerintah agar Durkheim mencari keterangan bagi proses
senantiasa memberikan pembinaan peningkatan pembagian kerja dalam apa
bagi agama lokal demi terciptanya yang dinamakan lingkungan sosial intern.
kerukunan dan kesejahteraan bagi Sifat-sifat lingkungan itu yang dapat
masyarakat Indonesia. menjelaskan perubahan-perubahan sosial,
ialah volume dan kepadatan6.
KERANGKA TEORITIK Volume itu tidak lain daripada jumlah
2.1 Pengertian Eksistensi dan Sentimen manusia. Peningkatan jumlah penduduk itu
Kemasyarakatan dalam Konteks sendiri bukanlah syarat memadai. Sebab,
Perubahan Sosial tentang Agama . disuatu negara yang berpenduduk padat
Eksistensi berasal dari kata bahasa seperti Tiongkok, pembagian kerja tidak
latin existere yang artinya muncul, ada, begitu besar7. Peningkatan jumlah
timbul, memiliki keberadaan aktual. penduduk ini harus bersama-sama dengan
Existere disusun dari ex yang artinya peningkatan kepadatan materi, derajat
keluar dan sistere yang artinya tampil atau konsentrasi penduduk pada wilayah
muncul. tertentu, dan terutama kepadatan moral
Dalam mempertahankan kepercayaan atau kepadatan dinamis.
tetap eksis dan mampu menjaga
keberadaanya, peneliti merasa bahwa 2.2 Realitas Sosial Agama (Sakral,
Parmalim memelihara suatu sentimen Profan, Ritus dan Totem)
kemasyarakatan yang kuat diantara sesama Realitas sosial agama ini adalah
pemeluk Parmalim. Teori ini menyatakan simulasi turunan dari penjelasan teori
bahwa agama yang permulaan itu muncul Sentimen Kemasyarakatan diatas. Dalam
karena adanya suatu getaran, suatu emosi hal ini eksistensi parmalim dapat terwujud
yang ditimbulkan dalam jiwa manusia dengan adanya realitas agama mereka.
sebagai sesama warga masyarakat. Teori Agama itu sendiri di defenisikan sebagai
yang disebut “ teori sentimen sistem keyakinan yang utuh serta praktik-
kemasyarakatan “ ini berasal dari pendapat
seorang ilmuwan Prancis, Emile 6. Ulasan ini adalah pendapat Durkheim, 1963 dalam
Durkheim, yang diuraikan dalam bukunya, buku Laeyendecker, “Tata, perubahan, dan
Les Formes Elementaires de Lavia ketimpangan suatu pengantar sejarah sosiologi”
Universitas Leiden. diterjemahkan oleh Samekto
Religieuse diterjemahkan ke dalam bahasa dengan judul asli Orde, verandering, ongelijikheid
inggris: The Elementary Forms of The een inleiding de geschiedenis van de sociologie,
Religious Life (1965). Pengertian- (Jakarta : Gramedia, 1983), hlm. 300.
7. Ibid., hlm. 300.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 5


praktik kehidupan yang yang mampu 2.4 Teori Fungsional Mengenai
mempersatukan ke dalam keastuan Agama
moralitas masyarakat yang disebut dengan Fungsi agama (fungsional agama)
gereja, dari siapa saja yang setia yang tidak hanya didasarkan pada logika
dengannya.8 rasional, tetapi juga pada logika empiris
Konsep tentang yang suci (menurut para sosiolog), fungsi agama
dihubungkan dengan suatu dunia yang dalam masyarakat meliputi tiga aspek
dipercayai sebagai yang terpisah atau yaitu kebudayaan, sistem sosial dan
berbeda dari yang biasa (dunia kehidupan kepribadian.
yang profan). Bagian utama analisis 2.3 Teori Sistem Sosial Budaya
Durkheim meliputi usaha mencari sumber Jika menghubungkan eksistensi
ide yang suci itu. Ide tentang yang suci Ugamo Malim dengan teori Clifford
menurut dia, harus mencerminkan atau Geertz yang mengatakan, “ agama adalah
berhubungan dengan sesuatu yang riil (tak sebuah sistem simbol ”, yakni segala
sekadar ilusi atau imajinasi). sesuatu yang memberikan penganutnya
Perasaan setiap anggota kelompok, ide-ide.10 Kemudian menurut Geertz,
lantas diperkuat oleh interaksi antar simbol-simbol dalam agama tersebut
sesama yang seringnya terjadi secara menciptakan perasaan dan motivasi yang
intensif. Terhadap gambaran ritus-ritus kuat, mudah menyebar dan tidak mudah
totem primitif, Durkheim menulis: hilang dalam diri seseorang (penganutnya),
“Apabila mereka sekali datang berkumpul, atau simbol agama tersebut menyebabkan
ada semacam kontak elektrisitas terbentuk penganutnya melakukan sesuatu (misalnya
karena kebersamaan mereka yang dengan ritual), karena dorongan perasaan yang
cepat mengantar mereka ke suatu keadaan sulit didefinisikan dan juga sulit
meluap-luap yang luar biasa tingginya. dikendalikan.
Setiap perasaan yang diungkapkan,
mendapat tempat dalam hati semua orang 2.5 Konsep Operasional
tanpa perlawanan, yang sangat terbuka 2.5.1 Sistem Kepercayaan
terhadap kesan-kesan luar; semuanya Sistem Kepercayaan disini
saling memberi gema pada salju yang berbicara tentang unsur-unsurnya
bertambah besar pada waktu dia seperti yang sudah dijelaskan oleh
melongsor ke bawah … Semangat yang peneliti pada bagian kriteria-kriteria
ditampakkan adalah yang berhubungan keeksisan suatu agama pada sub
dengan semakin besarnya perasaan yang pembahasan eksistensi, sebagai
tidak dapat dikendalikan lagi. Lalu di berikut :
tengah-tengah lingkungan sosial yang 1). Sakral dan Profan
meluap-luap (effervescent) itu dan dari Dalam kehidupan beragama
keadaan yang meluap-luap ini sendirilah ditemukan sikap mensakralkan
nampaknya ide agama itu lahir”.9 sesuatu, baik tempat, buku, orang,
Dalam pengalaman kolektif benda tertentu, dan lain sebagainya.
seperti itu, individu-individu merasa Sakral (sacred) berarti suci. Pasangan
dirinya berada dalam suatu suasana di dari yang sakral adalah yang profan,
mana hadir suatu kekuasaan yang luar yaitu yang biasa-biasa saja, yang
biasa dimana mereka menghubungkan alamiah.11
dirinya dengan intim sekali. 2). Ritual

10. Clifford Geertz, Tafsir Kebudayaan (Yogyakarta:


8. Zainuddin Maliki, Rekonstruksi Teori Sosial Modern. Kanisius, 1992), hlm. 144.
(Surabaya : Gadjah Mada University Press, 2012), 11. Bustanudin Agus, AGAMA DALAM KEHIDUPAN
hlm. 91 MANUSIA Pengantar Antropologi Agama, (Jakarta :
9. Doyle Paul Johnson, op.cit., hlm. 198. Rajagrafindo Persada, 2006), hlm. 80

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 6


Kepercayaan kepada kesakralan 2. Kontribusi dari pemerintah atau
sesuatu menuntut ia diperlakukan lembaga dan instansi terkait kemudahan
secara khusus. Ada tata cara perlakuan dan jaminan yang sudah dirasakan oleh
terhadap sesuatu yang disakralkan. pemeluk Ugamo Malim.
Ada upacara keagamaan dalam
berhadapan dengan yang sakral. METODE PENELITIAN
Upacara dan perlakuan khusus ini 3.1 Jenis Penelitian
tidak dapat dipahami secara ekonomi Dalam penelitian ini menggunakan
dan rasional. Jenis penelitian deskriptif kualitatif.
3). Aktor Penelitian dengan format deskriptif
Berbicara tentang aktor berarti kualitatif ini bertujuan untuk
berbicara tentang penggerak yang menggambarkan, meringkaskan berbagai
mengawali sebuat cerita, demikian kondisi, berbagai situasi, atau berbagai
halnya dengan agama, suatu agama fenomena realita sosial yang ada di
akan sangat identik dengan tokoh masyarakat yang menjadi objek penelitian,
yang mula-mula menghidupkan suatu dan berupaya menarik realitas itu ke
ajaran. permukaan sebagai suatu ciri, karakter,
4). Value sifat, model, tanda, atau gambaran tentang
Dalam suatu agama atau kondisi, situasi, ataupun fenomena
kepercayaan akan sangat identik tertentu.12
dengan nilai-nilai, norma-norma, Format deskriptif kualitatif pada
pandangan terhadap hidup dan mati, penelitian ini dilakukan dalam bentuk studi
waktu dan kekayaan yang telah di kasus. Seperti yang dijelaskan oleh Burhan
tanamkan oleh aktor (panutan/tokoh) bungin, studi kasus merupakan studi yang
dan ajaran-ajaran dari kitab mendalam hanya pada satu kelangkaan
peninggalan dalam agama tersebut, orang atau peristiwa. Hal pertama yang
hal ini jugalah yang ingin harus diperhatikan dalam studi kasus
dikemukakan peneliti dari Ugamo adalah bahwa kasus ini memiliki masalah
Malim. bagi peneliti untuk dipecahkan, kasus juga
2.8.2. Eksistensi harus memiliki informasi yang cukup di
Eksistensi yang di uraikan disini dalamnya dan dapat dipahami peneliti
adalah faktor-faktor yang membuat sehingga bisa mengembangkan kerangka
agama parmalim terus berkembang, analisis untuk pemecahan masalah.13
dimana dalam eksistensi ini terdapat Kasus yang dimaksud dalam
kajian yang cukup relevan mengenai : penelitian ini adalah keberadaan minoritas
1. Upaya-upaya pemeluk parmalim Parmalim di daerah yang bukan Parmalim,
dalam mempertahankan Parmalim di sorot peneliti untuk
keberadaan mereka ditengah- memberikan keterangan tentang aktivitas
tengah masyarakat non-Parmalim. Parmalim di tengah-tengah masyarakat
Meliputi : yang meliputi dimensi yang dianggap
a). Menghimpun penghayat Malim sakral dan profan dalam Ugamo Malim,
b). Upaya Parmalim menyelaraskan proses ritual yang dilakukan dalam Ugamo
Adat dan Agama dengan Malim, status dan peran aktor dalam
Perkembangan Zaman Dewasa ini. ugamo malim, value yang terkandung
c). Hambatan-hambatan yang dialami dalam ajaran Ugamo Malim seperti norma,
pemeluk Parmalim dalam memeluk nilai yang baik dan berharga dalam Ugamo
keyakinannya sebagai pemeluk
parmalim, misal jika ada konflik 1. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi,
terhadap masyarakat sekitar tempat Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial
mereka tinggal. Lainnya (Jakarta : kencana, 2011), hlm. 68.
2. Ibid., hlm. 132.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 7


Malim baik tentang hidup dan mati, sekretaris atau penasehat Ugamo malim
waktu, kedudukan dan kekayaan serta di Duri
faktor-faktor yang mendorong eksistensi 3. Informan tambahan, yaitu mereka
agama lokal Parmalim di Desa Air Kulim yang dapat memberikan informasi
Mandau Bengkalis ini. walaupun tidak langsung terlibat
dalam interaksi sosial yang sedang
3.2 Lokasi Penelitian diteliti meliputi pembantu pengurus
3.2.1 Lokasi Penelitian Ugamo Malim dan salah satu
Penelitian ini dilakukan di pemeluk Ugamo Malim yang bekerja
Desa Air Kulim dan terletak di jalan lintas sebagai petani, karyawan dan
Duri Kilometer 10, Kecamatan Mandau wiraswasta.
Kabupaten Bengkalis. Lokasi ini dipilih
karena : 3.4 Metode Pengumpulan Data
a. Tersedianya data yang relevan dengan Untuk memperoleh data atau
kegunaan teoritis dan praktis, dimana informasi dalam penelitian ini,
persebaran parmalim ditemukan di peneliti menggunakan metode
Desa Air Kulim ini menjadi pusat sebagai berikut:
peribadatan untuk daerah Kandis dan 1. Pengumpulan data primer
Dumai. Yaitu pengumpulan data yang
b. Adanya keistimewaan karakteristik dilakukan secara langsung ke lokasi
yang dimiliki oleh pemeluk parmalim penelitian, untuk memperoleh data
di daerah kulim kilometer 10 ini, yang lengkap dan berkaitan dengan
dimana mereka adalah masyarakat masalah yang diteliti. Untuk
yang sudah cukup maju dan berpikiran memperoleh data yang diperlukan
terbuka. Buktinya mereka menerima dalam penelitian di lapangan, maka
peneliti untuk melakukan penelitian peneliti menggunakan teknik:
ini di tempat mereka. a). Wawancara secara mendalam
(indept interview), yaitu dengan
3.3 Subjek Penelitian melakukan proses tanya jawab,
Subjek penelitian menggunakan yakni pertanyaan diajukan oleh
metode purposive sampling artinya peneliti dan dijawab oleh
peneliti telah memilih subjek yang akan di informan, serta mengembangkan
jadikan informan berdasarkan kriteria pertanyaan lanjutan berdasarkan
tertentu, subjek penelitian yang akan jawaban informan.
menjadi informan memberikan berbagai b). Observasi lapangan, yaitu
informasi yang diperlukan selama proses pengamatan langsung di lokasi
penelitian. Informan penelitian ini meliputi penelitian, untuk
tiga macam yaitu: mengidentifikasikan serta
1. Informan kunci (key informan), yaitu menginventarisasikan berbagai
mengetahui dan memiliki berbagai fakta sosiologis yang ada di
informasi pokok yang diperlukan dalam lapangan terkait eksistensi
penelitian, dalam hal ini penulis sudah Parmalim di Desa Air Kulim di
menentukan siapa yang akan menjadi kecamatan Mandau Bengkalis.
informan kunci yakni Ulu Punguan 2. Pengumpulan Data Sekunder
(Kepala/ Pemimpin) Ugamo Malim di Yaitu cara pengumpulan data yang
Duri atau wakil kepala. dilakukan melalui :
2. Informan utama, yaitu mereka yang 1). Penelitian Kepustakaan
terlibat secara langsung dalam interaksi Yaitu pengumpulan data yang
sosial yang diteliti, dalam hal ini diperoleh dengan menggunakan
berbagai literature seperti buku-

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 8


buku dari laboratorium kualitatif disajikan dalam bentuk teks
Sosiologi, perpustakaan naratif.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu 3) Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Politik Universitas Riau, merupakan kegiatan diakhir penelitian
perpustakaan Universitas Riau kualitatif. Makna yang dirumuskan
dan Pustaka Wilayah Provinsi peneliti dari data harus diuji
Riau, jurnal, skripsi, majalah, kebenaran, kecocokan, dan
media internet dan berbagai kekokohannya. Peneliti harus
bahan literatur yang menyadari bahwa dalam mencari
berhubungan serta yang makna, maka ia harus menggunakna
dianggap oleh peneliti mampu metode pendekatan emik, yaitu dari
mendukung objek penelitian. kacamata key informan, dan bukan
2). Studi Dokumentasi penafsiran makna menurut pandangan
Yaitu pengumpulan data peneliti (pendekatan etik).
diperoleh melalui pengkajian Model interaktif yang
dan penelaahan terhadap catatan menggambarkan keterkaitan ketiga
tertulis dari media, jurnal, kegiatan reduksi data, penyajian data, dan
maupun dokumen-dokumen penarikan kesimpulan atau verifikasi
yang berkaitan dengan masalah digambarkan15 pada bagan berikut ini:
yang diteliti.
3.5 Metode Analisis Data Pengumpula
Adapun metode analisis data yang n
Penyajia
digunakan dalam penelitian ini mengacu n
Data
kepada model analisis data versi Miles dan
Huberman, yaitu analisis data terdiri dari Reduksi
tiga alur kegiatan yang secara bersamaan Data
Kesimpulan
sebagai berikut14 : /
1). Reduksi data Verifikasi
Reduksi data yaitu diartikan sebagai Bagan 3.1 Model interaktif Miles dan
proses pemilihan, pemusatan perhatian Huberman
pada penyederhanaan, pengabstrakan,
dan transformasi data “kasar” yang GAMBARAN UMUM DESA AIR
muncul dari catatan-catatan lapangan. KULIM KECAMATAN MANDAU
Reduksi data merupakan suatu bentuk KABUPATEN BENGKALIS
analisis yang menajamkan, lokasi penelitian adalah di desa Air
menggolongkan, mengategorisasikan, Kulim kecamatan Mandau kabupaten
mengarahkan, membuang data yang Bengkalis provinsi Riau. Desa Air Kulim
tidak perlu, dan mengorganisasikan adalah pemekaran dari Desa Balai Makam
data sedemikian rupa, sehingga Kecamatan Mandau tahun 2012 silam,
akhirnya data yang terkumpul dapat desa ini cukup strategis karena berlokasi di
diverifikasi. pinggir jalan dengan luas wilayah 150
2). Penyajian Data km2, perjalanan ke desa ini dapat ditempuh
Penyajian data adalah pendeskripsian melalui jalan lintas Duri kilometer 10
sekumpulan informasi tersusun yang dengan batas wilayah sebagai berikut :
memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan 1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa
pengambilan tindakan. Penyajian data Boncah Mahang

3. Ibid,. Hlm. 87 4. Ibid., hlm. 88

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 9


2. Sebelah selatan berbatasan dengan sebagian di pulau Jawa, Kalimantan dan
Desa Balai Makam Irian Jaya Para pengikut ajaran ini pada
3. Sebelah barat berbatasan dengan umumnya berkumpul di desa Hutatinggi
Desa Petani sebagai pusat keagamaan, sedikitnya dua
4. Sebelah Timur Desa Sebangar kali dalam setahun, pada waktu dimana
upacara besar tahunan (perayaan Sipaha
4.5 Sekilas tentang Parmalim sada dan Sipaha lima) diselenggarakan.
4.5.1 Parmalim Bukan Si Pele Begu Pengikut Parmalim meskipun tidak terlalu
Parmalim adalah keyakinan besar jumlahnya, namun mereka tergabung
keagamaan yang dianut oleh sebagian dalam 42 cabang di Sumatra Utara,
komunitas etnis Batak. Di Desa Hutatinggi Propinsi Kepulauan Riau, Sumatera
ini terdapat rumah peribadatan yang cukup Selatan, Lampung, Tengerang dan Jakarta.
besar berukuran sekitar 15m x 15 m yang Jumlah penganut Parmalim saat ini
disebut dengan Bale Parsaktian atau Bale diperkirakan sekitar 22.000 jiwa (7.500
Pasogit. KK). 17
Dalam peribadatan hari sabtu, terlihat
para pengikut Parmalim memasuki ruang SISTEM KEPERCAYAAN AGAMA
Bale Parsaktian dengan tertib. Antara LOKAL PARMALIM
kaum laki-laki dan perempuan terpisah
pada masing-masing pintu yang tersedia 5.1 Dimensi Sakral dan Profan dalam
dengan melepaskan alas kaki. Dalam Ugamo Malim
ruangan Bale Parsaktian posisi umat 1. Mararisabtu adalah ibadah mingguan
Parmalim baik yang laki-laki dan yang kami lakukan setiap hari sabtu,
perempuan tetap terpisah duduknya. Umat hari sabtu adalah hari yang sangat
Parmalim duduk bersila diatas tikar/karpet sakral sebagai hari perayaan untuk
yang terhampar di lantai. menghadap Tuhan Mulajadi Nabolon
Do’a-do’a yang diucapkan seperti yaitu menyampaikan rasa syukur,
bacaan al Fatihah tetapi terasa bahasa 2. Pustaha Habonoron adalah kitab yang
Batak, yang diikuti secara khusus’ oleh di percaya sebagai pegangan hidup
pengikutnya dengan mata terpejam dan Parmalim yang diterima Raja
kedua telapak tangannya dirapatkan dalam Nasiakbagi dari Debata Mulajadi
posisi menyembah. Didepan ruangan Nabolon. Pustaha Habonoron memiliki
hanya ada satu meja kecil untuk esensi yang kuat untuk membentuk
meletakkan tempat membakar kemenyan karakter Parmalim.
sebagai pelengkap ibadahnya. Kemenyan 3. Pelean (persembahan) berupa
(Haminjon dalam bahasa Batak) itu Perdaupaan, Urasan, Parbuesanti
baunya wangi yang berasal dari tanaman adalah benda-benda yang sangat sakral
yang diciptakan Tuhan. Itulah simbol yang bagi umat Malim karena benda-benda
paling tepat yang kami persembahkan tersebut akan di persembahkan kepada
kepada Tuhan. 16 Mulajadi Nabolon
4.5.2 Persebaran Pengikut 4. Bale Pasogit dan Bale Parsaktian
Persebaran Parmalim meliputi (Rumah Ibadah)
beberapa wilayah di Indonesia, seperti 5. Sipaha Sada, Sipaha Lima dan Mangan
wilayah Toba-Samosir, Kabupaten Napaet adalah tiga ibadah besar Ugamo
Simalungun, Kabupaten Asahan, Malim yang sangat fenomenal dan
kabuypaten labuhanbatu kota Medan, dilaksanakan hanya di Laguboti
Batam, Pekanbaru, Duri saat ini ada 156 pusatnya di Huta Tinggi, ritual
jiwa, 33 KK (kepala keluarga) hingga

12. Ibid., hal. 43. 13. Ibid., hal. 44

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 10


peribadatan tersebut sangat sakral bagi Hamalimon, Oleh Karenanya
Parmalim Sisingamangaraja XII lebih
5.2 Proses Ritual yang dilakukan mempercayainya sebagai penasehat
dalam Ugamo Malim Perang.
aturan dalam Ugamo Malim : 3. Raja Mulia Naipospos
Raja Mulia memegang teguh
a. 1. Mararisabtu (Peribadatan Setiap peranannya untuk tidak muncul
Hari Sabtu) sebagai sosok perlawanan anti
b. 2. Martutuaek (Kelahiran) kolonial, sehingga lebih didekatkan
3. Pasahat Tondi (Kematian) kepada Missionaris Nommensen di
4. Mardebata (Peribadatan Atas Niat Sigumpar.
Seseorang)
c. 5. Mangan napaet (Peribadatan 5.4 Value dalam Ugamo Malim
Memohon Penghapusan Dosa) “Nilai-nilai dalam Ugamo malim
6. Sipahasada (Ari Pangharoanan adalah menjaga ajaran luluhur nenek
Hatutubu Ni Tuhan moyang, melakukan kebaikan, saling
Simarimbulubosi) tolong menolong, saling membantu
7. Ari Pameleon Bolon Sipaha Lima terbukti dengan upaya para pemeluk
(Peribadatan Hari Persembahan/ Malim yang mengumpulkan uang kas,
Kurban) uang kas ini dipergunakan untuk
Keterangan : membantu apabila ada yang kemalangan,
a. Ketetapan ditiap-tiap perkumpulan yang membutuhkan uang untuk keperluan
b. Yang dilakuakan jemaat, yang medadak, pokoknya selama uang kas itu
benar pada waktunya dipergunakan sebaik mungkin maka akan
c. Ketetapan Parmalim di Desa diberikan secar cuma-cuma”.18
Pasogit Parmalim Nilai-nilai yang ada adalah untuk
kebaikan. Sifat yang jahat yang harus
Semua aturan di agama Malim
dibersihkan dan dibuang dari dalam diri.
dilakukan bersama sesaji daupa dan
pangurason, disampaikan bersama dengan
doa atau persembahan. 1. Kalau masih jahat urat mani, dapat
terlihat tingkahlakunya : mengingini
5.3 Aktor dalam Ugamo Malim istri orang jadi mengambil istri orang.
Aktor yang dimaksud peneliti disini Itulah arti patik. Dan sifat yang sama
adalah tokoh-tokoh penting (pemuka yang lainnya seperti itu.
agama Malim) yang memprakarsai 2. Kalau masih jahat urat kaliki (kejadian)
kemunculan Malim. Ada 3 (tiga ) tokoh dapat terlihat dari tingkah lakunya:
yang sangat berperan dalam Agama angat, dengki, benci, melakukan yang
Parmalim yaitu: tidak benar, mengatakan yang tidak
benar. Pola sebagian terdengar
1. Sisingamangaraja XII perkataan memuji dirinya, memuji yang
Sisingamangaraja XII (Raja dikatakannya. Dan sifat yang sama
Nasiak bagi) adalah tokoh yang yang lainnya seperti itu.
diyakini sebagai utusan Mulajadi Na 3. Kalau masih jahat urat sifat (tabiat),
Bolon untuk orang Batak . nampak tingkah lakunya dari : bertukar-
2. Guru Somalaing Pardede tukar pikiraan (plin-plan). Dinamai
Guru Somalaing Pardede
adalah tokoh karismatik beliau sebagai
sebagai tokoh spritual, politik ahli
1. Wawancara dengan Disron Sihombing 08/07/16
strategi dan beliau selalu nekad
melakukan aksi pengorganisasian

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 11


orang dengan tidak punya pendirian, tempat yang luas untuk
tidak mau mempercayai yang benar, sendirinya, tidak mengingini harta
ditiadakan yang benar bahkan yang orang, tidak benci, harus
sudah dikatakannya. Dan tidak mau melakukan yang benar saling
mendengar. Dan sifat yang sama yang mengingatkan, tidak mengangkat
lainnya seperti itu. dengkul kaki didepan banyak
4. Kalau masih jahat urat kuasa (hak), orang.
dapat terlihat dari tingkah laku
mengiakan yang tidak dimengertinya. 2. Ingkon Malim Parmanganon (Harus
Serta melakukan yang tidak sopan makan)
diketahuinya : di ingkari. Sebagian Artinya : jangan mencuri, jangan berdusta,
terdengar mengatakan :” kalau bukan jangan rakus, jangan berjudi
karena aku, tidak perti itu dia”. (menyusahkan itu bagi kehidupan kepada
Sebagian berkata, “ itu yang dikatakan keturunan, kepada keluarga, kepada orang
itu yang jadi”, katanya. Dan sifat yang – orang dekat, kepada pergaulan, jangan
sama yang lainnya seperti itu. memelihara kebodohan, jangan meminum
minuman yang merusak pikiran,
“Banyak nilai-nilai yang kami pegang, membingungkan hati, perusak tulang-
tetapi yang namanya manusia pasti belum tulang, mmebuat malu
bisa melakukan semua apa yang 3. Ingkon Malim Pamerengon (Harus
diperintahkan, tetapi paling tidak sopan penglihatan)
berusaha untuk tetap mengikuti, ada lima Artinya : jangan selalu melihat kekiri
poda hamalimon kata ibu ibu Mangain kanan, jangan serong melihat, jangan
Boru Pos Pos sembari menunjukkan buku mengkedip-kedipkan mata, jangan melotot
pustaha habonoron dan menyuruh saya mata karena marah atau kedaksukaan hati,
menulisnya sebagai berikut ini :19 jangan melihat kebelakang /artinya masa
Paratehon ma (yang perlu lalu, jangan berencana, jangan bersatu hati
diperhatikan)sebagai berikut : melakukan, jangan memandang rendah
orang lain, dari penglihtan banyak dosa.
Parmalim itu : Menimbulkan kecemburuan, menimbulkan
1. Orang yang melakukan ajaran malim tinggi hati, menimbukan kehinaan
2. Pengumpul perlengkapan persembahan terhadap orang lain, menimbulkan
Malim kejahatan, menimbulkan keinginan
3. Yang menghidupkan ajaran malim, terhadap istri orang.
merajakan didalam kemaliman dengan 4. Ingkon Malim Panghataion (Harus
jalan membatasi diri Sopan Berkata-Kata)
Artinya : tidak mengucapkan kata yang
Poda Hamalimon mengatakan harus kotor, tidak sombong dalam berbicara,
tunduk pada perintah kemaliman tidak menjelek-jelekkan, tidak membodoh-
kesopanan yang lima ini : bodohkan orang dengan perkataan, tidak
bersumpah, tidak berubah-ubah, tidak
1. Ingkon Malim Parhundulon (Harus menghakimi, tidak berbohong, tidak
sopan duduk) mengatakan kata yang tidak benar, sopan
membicarakan, bagus bertingkah laku.
Artinya : tidak mengambil 5. Ingkon Malim Pardalanon (harus
tempat kawannya, tidak sopan melangkah/ perjalanan
mengambil batas kawasan “Artinya : dalam menjalani
kawannya, tidak mengambil kehidupan ini harus perjalanan
kehidupan yang baik tidak
2. Wawancara dengan mangain 08/07/16

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 12


melenceng dari langkah hidup a). Pertama ialah ajaran yang
yang sudah ditentukan.20 mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan Debata Mulajadi
5.4.1 Pandangan Ugamo Malim Nabolon melalui upacara ritual
terkait Hidup dan Mati atau ibadat Mararisabtu,
Agama ini tepatnya lebih Mardebata, Martutuaek, Pasahat
mengenal kekekalan setelah kematian. Tondi, Mangan Napaet Sipaha
Agama ini percaya kepada Debata Mula Sada, Sipaha Lima yang
Jadi Na Bolon sebagai Tuhannya. Hidup bermakna sebagai ucapan syukur
dan mati manusia dalam Parmalin berada dan meminta berkat kehidupan.
pada kuasa Debata Mula Jadi Na Bolon. b). Kedua adalah ajaran yang
Mereka juga percaya terhadap keberadaan mengatur hubungan sesama
Arwah-arwah leluhur. Namun belum ada manusia seperti yang sudah
ajaran yang pasti pemberian reward atau dijelaskan pada bab enam tentang
punisnhment atas perbuatan baik atau pembahasan Value, disitu
jahat, selain mendapat berkat atau dikutuk dijelaskan bagaimana nilai-nilai
menjadi miskin dan tidak punya dan norma-norma yang harus
keturunanan. dimiliki Parmalim terhadap
sesamanya.
Orang Batak penganut Malim Parmalim sebagai bentuk kepercayaan
mempunyai konsepsi bahwa alam semesta asli Suku Batak yang seirama dengan
beserta isinya diciptakan oleh Debeta adat dan budaya batak yang dipercayai
Mulajad Nabolon. Dia bertempat tinggal di oleh nenek moyang bangsa Batak dan
atas langit dan mempunyai nama-nama diajarkan secara turun temurun hingga
sesuai dengan tugas dan kedudukanya. saat ini karena dianggap baik oleh
Bagi suku Batak yang menganut ajaran pemeluknya, didalamnya mengajarkan
Parmalim, Debeta Mula Jadi Na Balon nilai-nilai yang luhur dan masih
adalah maha pencipta manusia, langit, berfungsi untuk memberikan
bumi dan segala isi alam semesta. pengharapan kepada umat Malim baik
berkat kehidupan, kesentosaan bagi
“Pokoknya memegang apa yang yang menjalankan petuah-petuah
diperintahkan Tuhan saja, maka Saya kemaliman, dan merupakan salah satu
yakin ada kehidupan dibalik kematian kekayaan kearifan lokal yang harus
tegas Bapak Jumintar Simanjuntak kepada dijaga.
saya”21 2. Pemeluk Malim menginginkan
toleransi umat beragama di dalam
KESIMPULAN DAN SARAN masyarakat Indonesia dan di
7.1 Kesimpulan manapun, sebab Malim juga mengakui
bahwa tidak hanya ada satu agama di
1. Sistem kepercayaan agama lokal dunia, tidak hanya Ugamo Malim saja
Parmalim ini bersifat Monotoisme, tetapi beragam-ragamnya bentuk dan
sebab Parmalim hanya mengakui jenis agama yang ada di dunia ini dan
Tuhan yang satu/tunggal dan berkuasa semuanya mengajarkan kebaikan dan
penuh atas segala sesuatu. Ajaran kebenaran hal ini tercatat di kitab
Malim dapat dikelompokkan menjadi Pustaha Habonoron pada bab
dua bagian : pembukaannya, maka dari keragaman
itu tercipta keharmonisan.
3. Bagi masyarakat sudah sepatutnya
3. Wawancara dengan ibu Mangain Boru Pos-Pos menghilangkan prasangka-prasangka
08/07/2016 buruk terhadap agama yang satu
4. Wawancara 10/010/2016

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 13


dengan yang lain, hakim menghakimi membuka diri untuk
diantara agama yang satu dengan yang menghindari kesalahpahaman di
lain, kambing domba, dan segala antara masyarakat yang belum
bentuk diskriminasi atau demarkasi mengetahui, lebih tanggap
yang di tujukan kepada agama yang terhadap isu-isu yang beredar di
satu dengan yang lain, sebab pada tengah masyarakat untuk
dasarnya kita semua adalah makhluk menjelaskan yang sebenarnya
hidup yang bernama manusia, yang dengan pikiran dan hati yang
setinggi apapun kedudukan, kekayaan, dingin terkait setiap ritual
kecerdasan, keahliannya dan serta peribadatan seperti yang sudah
serendah apapun kedudukan, digambarkan pada bab bab
kemiskinanan, kebodohan, sebelumnya.
kemampuannya adalah tetap manusia b). Perihal Faktor-Faktor Eksistensi
tidak akan berubah menjadi dewa, Ugamo Malim Peneliti
nabi atau Tuhan, dan sebaliknya tidak menyarankan kepada pemeluk
akan berubah menjadi binatang atau ugamo malim agar bersinergi
makhluk yang paling hina sekalipun, dengan lembaga atau instansi
maka untuk menjaga pintu desa serta masyarakat,
keharmonisan diantara keberagaman menerangkan sistem
di dunia ini maka kita harus kepercayaan mereka terkait
mengingat hakikat kemanusiaan kita, adanya perlindungan dari negara
yakni setiap komunitas atau kelompok sebagai warisan budaya yang
masyarakat berhak mendapatkan harus dijaga.
kedamaian agar tercipta keteraturan 2. Kepada Pemerintah Sebaiknya
sosial. pemerintah memberikan
4. Pemerintah dalam hal ini sudah perlindungan kepada Parmalim tidak
berusaha melindungi warga negaranya setengah-setengah, pemerintah harus
hanya saja kurang mensosialisasikan bertanggung jawab
peraturan terkait pembinaan agama mensosialisasikan kepada
lokal seperti Parmalim, sehingga masyarakat luas dan tidak hanya
masyarakat dan pemerintahan tingkat penghayat kepercayaan saja yang
desa dan aparat negara yang ada di mengetahui bahwa mereka
tengah masyarakat merasakan hal dilindungi negara, pemerintah
tersebut bukanlah hal yang lumrah cenderung tidak konsisten dalam
atau dianggap tabu karena tidak mengayomi warga negaranya yang
fenomenal seperti ke enam agama menganut agama lokal, maka dalam
yang sudah jelas tertulis secara hal ini pemerintah harus gencar
konstitusi di negara Indonesia. dalam menstimulasi rasa toleransi
masyarakat terhadap keberagaman.
7.2 Saran 3. Kepada Peneliti Selanjutnya Peneliti
Berdasarkan hasil penelitian yang menyadari dalam proses penelitian
telah di kemukakan di atas, ini terdapat kekurangan dan
berikut beberapa saran yang dapat kelemahan, oleh karena itu bagi
dikemukakan oleh peneliti : peneliti selanjutnya yang ingin
melakukan penelitian dengan tema
1. Kepada Pemeluk Ugamo Malim yang sama disarankan untuk dapat
a). Perihal Sistem Kepercayaan menutupi segala kekurangan dan
yang dilakukan Peneliti kelemahan dari penelitian ini agar
menyarankan kepada pemeluk hasilnya lebih baik lagi.
Ugamo Malim agar lebih

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 14


Koentjaraningrat. 1999. Pengantar Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Antropologi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Agus, Bustanudin. 2006. AGAMA DALAM Kolip, Usman dan Setiadi, M, Elly. 2011.
KEHIDUPAN MANUSIA Pengantar Sosiologi : Teori
Pengantar Antropologi Agama. Aplikasi Dan Pemecahannya.
Jakarta : Rajagrafindo Persada. Jakarta : Kencana Maedia
Ali, Mukti. A. dan kawan-kawan. 2004. Group.
Metodologi Penelitian Agama M.H.Abdul, Ali dan kawan-kawan. 2001.
Suatu Pengantar. Yogyakarta Tradisi Baru Penelitian Agama
: Tiara Wacana. Islam Tinjauan Antar Disiplin
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Ilmu. Bandung : Nuansa.
Kualitatif : Komunikasi, Saebani, A. Beni. 2007. Sosiologi Agama ;
Ekonomi, Kebijakan Publik, Kajian Tentang Perilaku
Dan Ilmu Sosial Lainnya. Institusional dalam Beragama
Jakarta : kencana. Anggota Persis dan Nahdlatul
Dwirianto, Sabarno. 2013. Kompilasi Ulama. Bandung : Refika
Sosiologi Tokoh Dan Teori. Aditama.
Pekanbaru : UR Press. Scharf, R Betty. 1995. Kajian Sosiologi
Gultom, Ibrahim. 2010. Agama Malim di Agama. Jakarta : Tiara Wacana
Tanah Batak. Jakarta : Bumi Suprayogo, Imam dan Tobroni. 2001.
Aksara. Metode Penelitian Sosial-
Hamidi. 2005. Metode Penelitian Agama. Bandung : Remaja
Kualitatif : Aplikasi Praktis Rosdakarya.
Pembuatan Proposal Dan Usman, Husaini dan A.S. Purnomo. 1995.
Laporan Penelitian. Malang : Metode Penelitian Sosial.
UMM Press. Jakarta : Bumi Aksara.
Hanneman, Samuel. 2010. Emile
Durkheim: Riwayat, Pemikiran, INTERNET / WEBSITE :
dan Warisan Bapak Sosiologi Cahaya “Jadi Agama Resmi, Baha’i
Modern. Depok : Kepik Ungu. Tunggu Revisi UU”
Haviland, A.William. 1985. Antropologi www.cahaya.org diakses dari
edisi keempat jilid 2. Surakarta : http://www.cahaya.org/templates/
Erlangga, diterjemahkan oleh protostar/favicon .icopada tanggal
R.G.Soekadijo Universitas 21 juni 2016 pukul 19.03 Wib.
Sebelas Maret. Dengan judul
asli Antrophology 4th Edition. Situs resmi http://Parmalim.com
Hendropuspito. 1984. Sosiologi Agama . Toga Pardede "PARMALIM, ADALAH
Jakarta : Penerbit Yayasan BAGIAN DARI BUDAYA
Kanisius. BATAK" diakses dari
Henslin, M James. 2007. Sosiologi dengan http://togapardede.blogspot.co.id/
pendekatan membumi edisi 6 2008/12/parmalim-apakah-
jilid 2. Jakarta : 2007 bagian-dari-budaya.html pada
Johnson Paul, Doyle. 1988. Teori tanggal 21 Juni 2016 pukul 22.40
Sosiologi 1: Klasik dan Modern. Wib.
Jakarta: Gramedia.
Kahmad, Dadang. 2000. Sosiologi Agama.
Bandung : Rosda.
Koentjaraningrat. 1985. Ritus Peralihan di
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 15

Anda mungkin juga menyukai