Anda di halaman 1dari 14

TUGAS HERMENEUTIK PERJANJIAN LAMA

“MINI PENELITIAN TERHADAP AMSAL 31:10-31 MELALUI METODE HISTORIS KRITIS”

ASRIZAL PARULIAN SAHATA SITUMORANG


(19.3466 / 5B)

STT HKBP PEMATANGSIANTAR 2021/2022

1
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
STUDI KITAB DAN POSISI TEKS....................................................................................................4
METODOLOGI TAFSIR..................................................................................................................5
PENAFSIRAN................................................................................................................................9
IMPLIKASI DAN TEOLOGI...........................................................................................................11
KESIMPULAN............................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................13

2
PENDAHULUAN

Meskipun dalam kehidupan bermasyarakat mengenai pernikahan itu sangat


dijunjung tinggi sebagai lembaga manusiawi dan diatur melalui Undang-undangan, namun
pernikahan bukanlah temuan manusia. Ajaran Kristen tentang pernikahan diawali dengan
penegasan penuh kegembiraan dan sukacita sebab pernikahan adalah gagasan Allah dan
bukan gagasan manusia. Sebab segala sesuatu yang telah Allah rencanakan dan tetapkan
ialah untuk kebaikan. Ketika seseorang telah percaya dan menerima Kristus Yesus sebagai
Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi, maka sisa kehidupannya yang ada, wajib diisi
dalam kenikmatan dan sukacita untuk bisa senantiasa menceritakan nilai dari darah-Nya
yang telah tercurah di bukit Golgota itu bagi dirinya.
Untuk dapat mencapai keluarga bahagia ada beberapa oknum yang terlibat di
dalamnya yaitu suami, istri dan anak-anak. Untuk mencapai keluarga bahagia tentunya
harus ada suami yang bijaksana dalam segala hal. Karena suami adalah kepala rumah
tangga, sebagai kepala rumah tangga tentunya memerlukan seseorang yang dapat
membantu dalam mewujudkan dan melaksanakan tanggung jawabnya untuk menciptakan
keluarga yang bahagia dan harmonis.
Dengan demikian untuk membina hubungan suami istri yang harmonis maka istri
harus membina persahabatan yang sejati terlebih dahulu dengan suami selain itu suami
istri harus mempunyai persekutuan yang intim dengan Tuhan, dan istri harus dapat
menunjukkan bahwa sebagai istri itu memiliki kemampuan yang luar biasa . “Kata cakap
memiliki arti sanggup (melakukan sesuatu), mampu, dapat, mahir, pandai, bagus rupanya,
cantik, elok, patut, serasi, tangkas dan cekatan dalam bekerja.
Istri yang memiliki karakter cakap (terhormat) tidak mudah ditemukan, tetapi
ketika ia ada, ia lebih berharga sama dengan sebuah harta karun, sebab memiliki seluruh
kehormatan dan kekuatan untuk melakukan hikmat yang lebih berharga daripada permata.

3
STUDI KITAB DAN POSISI TEKS

Kitab amsal merupakan suatu kumpulan ucapan-ucapan ringkas dan nasehat


perilaku untuk pendidikan orang muda. kitab Amsal ini dituliskan dalam bentuk puisi.
Menurut tradisi orang yahudi, sesuai dengan kata-kata yang tercantum dalam Amsal 1:1a,
kitab ini ditulis Raja Salomo. Memang, sebagian dari isi kitab tersebut berasal dari masa
Kerajaan Israel kuno, bahkan kemungkinan besar dari Raja salomo, yang menggunakan
bermacam-macam bahan. Tetapi dengan disebutkannya nama-nama penulis, selain Raja
Salomo, dalam perikop tertentu dari Kitab Amsal (1:1; 10:1; 23:23; 25:1; 30:1; 31:1),
jelaslah bahwa kitab ini merupakan koleksi dari aneka ragam tulisan dan penulis.
Tidaklah seluruh bagian kitab ini berasal dari masa kerajaan, tetapi sebagian dari
masa sebelum kerajaan (sekitar abad ke-12 s/d 10 SM), yang lain dari masa pembuangan
(sekitar abad ke-7 SM), dan sesudah pembuangan (sekitar abad ke-6 SM). Kitab Amsal
berisi bahan pendidikan tradisional yang digunakan umat Israel sejak masa sebelum
kerajaan sampai sesudah pembuangan. Sebagai kitab yang berisi bahan pendidikan bagi
salah satu bangsa di Timur Tengah Kuno, tentu kitab ini mempunyai banyak persamaan
dengan bahan pendidikan bangsa-bangsa lain di wilayah tersebut. Tetapi situasi dan
kondisi, terutama konsep keagamaan umat Israel yang berbeda dengan bangsa-bangsa
lain, memberi warna khusus kepada Kitab Amsal.
Namun dalam penelitian ini, peneliti ingin melakukan penafsiran pada pasal 31 di
ayat 10 hingga 31. Pada posisi teks ini, kitab Amsal ingin menekankan tentang pentingnya
seorang istri yang bijaksana dalam kehidupan rumah tangga. Posisi teks ini bersifat
penjelasan dalam bentuk syair atau pujian Salomo kepada istri yang bijaksana.

4
METODOLOGI TAFSIR

A. KRITIK TEKS
 Amsal 31 : 10
‫אֵ ֽשֶׁ ת־ ֭ ַחי ִל ִ ֣מי י ִמְ ָ ֑צא ו ְָר ֖חק ֹ מִ ְּצנִי ִנ֣ים מִ כ ָ ְֽרּה ׃‬
( Eshet khayil mi yimsa werahoq mippeninim mikhrah )
Istri yang kuat, siapa yang akan menemukannya? Ia jauh bernilai dari permata.
10-a : ayat 10 hingga 31 berada dalam teks Yunani/LXX sebelum pasal 29:27
Perlu diperhatikan, pemulaian ayat 10 hingga ayat 31 ditandai dengan pengawalan huruf
(aleph, beth, gimel…) dalam BHS dengan tujuan untuk menunjukkan penomoran pada syair
teks tersebut. Karena ayat 10-31 bersifat seperti syair/puji-pujian tentang istri idaman.
“Khayil” memiliki terjemahan yang berbeda dengan LAI. Hanya LAI yang “kurang tepat”
atau melihat konteks keutuhan kalimat. “Cakap” memiliki makna ganda.

 Ams 31 : 11
‫ש ָ֗לל ל֣ א ֹ יֶח ְָסֽ ר ׃‬
ָׁ ‫ָ ּ֣בטַח ּ֭ ָבּה ֵל֣ב ַּבע ְָלּ֑ה ֜ ְו‬
( Batah bah leb ba’lah weshaal lo yehsar )
Hati dari suaminya (istri) tentu percaya padanya dan tuannya tidak lagi kurang keuntungan.
11-a : teks tersebut berasal dari teks Yunani Syria dengan kata he toianto…aporhesei,
mungkin juga termasuk dalam kata lah
“..tuannya” dalam LAI diperhalus menjadi “suami”

 Ams 31 : 12
‫ְּמָל֣תְ הּו ט֣ ֿבב וְלא ָ ֹ֑־רע ּ֜֗כֹל י ֵ ְ֣מי ַח ֶי ּֽיה‬
ַ ‫ג‬
( Gemalathu tob welo-ra kol yeme hayyeh )
Dia (istri) melakukan hal yang baik kepadanya (suami) dan tidak berbuat buruk kepadanya
(suami) seumur hidupnya
12-a : Kata tersebut berada dalam kodeks Leningradd dan berada pada banyak manuskrip
teks Ibrani editoral menurut Kennikot dengan kata he

 Ams 31 : 15
‫ֲרֶֽת ֹיהָ׃‬
ֶֹֽ ‫ֵיתּה ֜ ְו ֗חק ֹ ְלנַע‬
֑ ָ ‫ו ַָוֹ֤קָ ם׀ ב ְּ֬עֿבד ַ֗ליְלָה ַוו ִֵֹוֹ֣ן ֶ ֣ט ֶרף ְלב‬
( Wattaqam beod Laylah wattiten terep lebatah wehoq lena’aroteha )

5
Dan ia bangun pada sekelilingnya di malam hari, dan memberikan makanan kepada seluruh
orang pada rumahnya dan menentukan suatu hal kepada perempuanperempuannya
15-a : merupakan kata preposisi dari kata terekh bandingkan dengan kata wehaq 15-b :
kata yang dihilangkan (digubah) bandingkan pada pasal 27:27

 Ams 31 : 16
‫[נ ְטעָה] כָ ֶּֽרם ׃‬
֣ ָ )‫ָמְמה ׂ֭שָ דֶ ה ַוו ִָֹּר ֵ ֑חהּו מִ צ ִ ְּ֥רי ַ֜כ ֶּ֗צי הָ( נְ ַט ע‬
ָ֣ ‫ז‬

Zememah sheh wattiqqahehu mipperi kappeha neta nate’ah karem


Ia menyusun ladang yang diambilnya dan dari buah (hasil) tangannya ia menanam tanaman
kebun anggur.
16-a : bentuk kata Ketib yaitu netah dan Qere netsah; preposisi dari kata netoh
“Zememah” tidak serupa terjemahannya dengan LAI. LAI sepertinya kurang tepat dalam
mengartikan “zememah” sebagai membeli. Dan terjemahan lain, “zememah” memiliki arti
sebagai “menimbang, merencanakan, menyusun”

 Ams 31 : 17
‫ֿבתֽי הָ׃‬
ֶ ֹ ‫ָ ֽחג ָ ְ֣רה בְע֣ ֿבז מָתְ ֶנ֑י ָה ֜ ַווְֹאַמֵּ֗ ץ זְרע‬
( Hagerah beoz mateneha watteammes zeroouteha )
Dia mengikat pinggangnya dengan kuat dan lengannya
17-a : dari terjemahan LXX berdasarkan kata eis krgon, yang disisipkan pada kata leabod

 Ams 31 : 18
‫ִּי־טֿבב ַסח ָ ְ֑רּה לֽא ֹ־יִכ ֶ ְּ֖בה( ַב ַּלי ִל) [ב ַ ַּ֣ליְלָה] נ ָ ֵֽרּה ׃‬
֣ ‫֭ ָטעֲמָ ה כ‬
( Taamah ki tob sahrah lo yikbeh ballayil ballaylah nerah )
Dia merasakan manfaatnya dan tidak padam pelitanya pada malam hari
18-a : bentuk kata Ketib pada mansukrip neleyal dan bentuk kata Qere pada kata neleylah

 Ams 31 : 21
‫ָָׁ֑֑שּלֶג ִכּ֥י כָל־ ֵּ֜ביתָ֗ ּה ל ָֻבׁ֥ש שָׁ ִנ ֽי ם ׃‬H ִ‫ֵיתּה מ‬
֣ ָ ‫לא ֹ־תִ ָ ֣ירא ְלב‬
( Lo tira lebatah mishaleg ki kal betah labus shanim )
Dia tidak takut pada salju dirumahnya, karena semua yang dirumahnya berpakaian kirmizi
21-a : tidak terdapat pada beberapa manuskrip Syria dan Targum dari kata shani,
bandingkan dengan Yesaya 1:18a

6
Penggunaan kirmizi/merah dalam tradisi Yahudi sering digunakan sebagai aksesoris
kerohanian ataupun kekuasaan.

 Ams 31 : 25
‫ע ֹ ז־ ְוה ָ ָ֥ד ר לְבּו ָ ׁ֑שּה ֜ ַווִֹשְׂ ַ֗חק ְליֿ֣בם ַאח ֲֽרֿבן ׃‬2
( Oz-wehadar lebushah wattishaq leyom aharon )
Dan kekuatan hiasan adalah pakaiannya, dia tertawa pada hari berikutnya
25-a : kata kerja pada ayat ini terdapat dalam LXX sebelum pasal 26, bandingkan dengan
Ratapan 2-4

 Ams 31 : 27
‫ֵּיתּה וְלֶ ֥חֶם ַ֜עצ ְ֗לּות ל֣ א ֹ תא ֹכֵ ֽ ל ׃‬
֑ ָ ‫֭צֿב ִפי ָּה ֲהלִיכ֣ ֿבת ב‬
( Tsopiyah haikot betah welehem aslut lo tokel )
Dia tetap menjaga jalan ke rumahnya dan makanan kelesuan tidak dimakan
27-a : merupakan preposisi dari kata taakel

 Ams 31 : 28
‫ְשּ ֑רּו ָה ַּ֜ב ְע ָ֗לּה וַ ֽ י ְהַ ֽלְלָ ּֽה׃‬ ְׁH ַ‫ָ ֣קמּו ֭ ָבנֶי ָה ַוֽ י ְא‬
( Qamu baneka wayasheniha ba’lah wayhalah )
Putra-putranya bangkit dan memanggil tuannya dan suaminya memujinya. 28-a :
merupakan preposisi dari kata qokhem

 Ams 31 : 30
‫ָָׁ֥֥שּה י ְִרַא ת־ ְ֜יה ֗ ָוה ִ ֣היא תִ תְ הַלָ ּֽל ׃‬H ִ‫ֶ ׁ֣ש ֶקר ֭ ַהחֵן ו ֶ ְ֣ה בֶל ַה יּ֑ ִפִֹֹי א‬
( Sheqer hahen wehebel hayyopi ishah yir’at YHWH hi tithallal )
Kecantikan yang menipu, dan kebaikan istri yang takut akan TUHAN akan dipuji-puji.
30-a : berasal dari terjemahan LXX dengan kata “sunethe” atau neboneh, bandingkan
dengan Kidung Agung 9:15; 16:4

7
B. KRITIK SASTRA
Tulisan kitab Amsal 31:10-31 ini merupakan sebuah tulisan yang berbentuk sebuah
pusisi. Teks ini memiliki kedudukan atau posisi teks pada bahagian nasihat-nasihat Salomo
kepada Lemuel begitu juga dengan ibunya. Bentuk dari sastra ini adalah sajak atau syair
puji-pujian yang disenandungkan Salomo untuk memuji seluruh perempuan (atau istrinya
mengingat istrinya yang banyak) bila ia temukan seorang istri yang bijaksana. )
Dalam kritik sastra didapati juga karakteristik kalimat pada teks. Karakteristik
kalimat pada perikop Amsal 31:10-31 bersifat puitis dalam bentuk pujian-pujian. Salomo
menggambarkannya dengan pertanyaan retoris pada ayat 10 “Siapakah yang bisa
mendapatkan istri yang cakap” – kalimat tidak langsung.

C. KRITIK BENTUK
Kita dapat melihat bahwa kitab Amsal 31 : 10-31 ini merupakan sebuah bagian yang
terletak di akhir dari kitab Amsal. Dilihat dari bentuknya, kitab Amsal merupakan rangkaian
dari puisi-puisi yang disusun secara teratur. Puisi ini dilahirkan di tengah masyarakat yang
mapan dan berkeinginan untuk dapat melanjutkan tradisi yang mereka miliki. Namun tidak
hanya sekedar puisi saja, kitab Amsal memiliki berbagai bentuk yang lebih spesifik lagi. Di
dalam penggolongannya sendiri, Amsal 31:10-31 ini memiliki penggolongannya sendiri
yang dimana penggolongannya terpisah dengan ayat 1-10. Hal ini diakibatkan oleh bentuk
sajak yang digunakan yang tidak sama dengan sajak di ayat 1-10.

D. SITZ IM LEBEN, SEJARAH, DAN TRADISI


Jika kita melihat di dalam kitab ini, kita bisa melihat bagaimana digambarkan
seorang wanita yang sangat bagus dan pada dasarnya ideal di mata semua orang. Hal ini
dituliskan oleh sang penulis untuk menjadi sebuah contoh atau pandangan kepada
masyarakat Yahudi pada masa itu dimana Amsal 31:10-31 ini menunjukkan bagaimana
perempuan seharusnya bersikap. Perempuan dalam tradisi Yahudi memiliki tempatnya
tersendiri dalam studi gender. Perempuan dalam tradisi Yahudi hanya diberi tempat
sebagai pendamping suami yang menjadi kepala keluarga. Istri harus mentaati segala
sistem yang ditentukan suami.

8
9
PENAFSIRAN
a. Ayat 10
Bagian ini merupakan syair atas pujian bahwa ciri istri yang seperti ini adalah sosok istri
idaman semua laki-laki israel pada saat itu. Mengingat perkawinan merupakan sebuah
kewajiban, sosok istri dalam tradisi israel memiliki peranan yang penting dalam keluarga
sehingga dibutuhkan keahlian khusus. Istilah cakap yang dimaksud bisa berarti kuat, secara
militer atau ekonomis. Tetapi juga dapat berarti dalam mengelola rumah tangga yang
membuat orang senang di rumah. Istri yang memiliki keahlian inilah yang dianggap
berharga bagi suaminya, yang dalam amsal di ibaratkan sebagai permata yang harus
dilindungi dan dijaga.

b. Ayat 11-12
Kepercayaan yang diungkapkan dalam bahasa Ibrani xj ;B ' (bātah) memiliki arti trust dalam
bahasa inggris. Trust berarti memiliki kepercayaan yang penuh, kata “percaya” dalam trust
lebih tinggi nilainya daripada dalam kata “believe”. Oleh karena itu, dalam Alkitab
terjemahan GNV juga digunakan kata trust. Kemudian, dalam NIV, kata trust digantikan
dengan full confidience yang berarti memiliki kepercayaan penuh. Dari penggunaan kata
xj ;B ' (bātah) dapat dilihat bahwa seorang pria akan memiliki kepercayaan besar (penuh)
kepada istrinya bila ia memilki istri yang cakap.

c. Ayat 13-25
Salomo memulai pujian sanjungnya dengan cara memuji pekerjaan sang istri atau wanita,
menggunakan majas personifikasi, memuji kepintaran istri dalam mengolah ladang,
kesetiaannya kepada suami, dan kebaikannya kepada setiap orang. Namun dalam hal ini,
Salomo tidak memuji istrinya dalam bentuk pujian hiperbola. Yang mana ragam bentuk
puji-pujian atau rasa sanjung Salomo kepada istri yang diidamkannya banyak orang.

d. Ayat 26-28
Salomo menilai istri yang baik adalah istri yang berhikmat yang mampu mengajarkan hal
baik, mengawasi segala ragam kemalasan, lemah lembut. Akibat tindakannya yang baik,
anak-anak dan suaminya turut berbahagia atas kehadirannya dalam rumah tangga.
Istri yang cakap merupakan suatu kebanggaan keluarga, tidak heran bahwa pujian datang
dari anak-anaknya, maupun suaminya. Bahkan tidak hanya pujian tetapi penghargaan juga

10
diberikan oleh keluarganya. Merupakan suatu keberuntungan memiliki seorang ibu dan
istri yang dapat mendatangkan kebahagiaan bagi suami serta keluarganya.

e. Ayat 29-31
Salomo menaikkan derajat istri yang diidamkan dengan “hanya ia” yang dicari daripada
seluruh wanita yang baik. Selain itu, juga menampilkan instruksi teologis atas istri yang
berhikmat. Istri yang berhikmat tentu takut akan TUHAN, sebagaimana istri yang
berhikmat patuh dan setia kepada suami.
Beberapa gagasan bisa digaris bawahi: 1) kecantikan bukanlah ukuran, melainkan sikap
terhadap Tuhan, yakni takut akan Tuhan atau takwa. pada akhirnya seorang istri yang
cakap dalam tanggung jawab dan hikmat yang dimiliki tidaklah lengkap tanpa rasa Takut
akan Tuhan, karena hal ini menjadi dasar dari beragam tanggung jawab dan hikmat yang
didapat oleh seorang istri yang cakap, serta menunjukan dasar keluarga yang rukun dan
selalu berbahagia dalam Takut akan Tuhan. Hampir secara agresif ditolak kecantikan
sebagai kepalsuan, sebagai sesuatu yang tidak berguna. Penilaian seorang istri yang cakap
tidak dilihat dari kecantikan wajah. 2) kecakapan, sukses dalam usaha sebagai ibu rumah
tangga. Pendek kata nilai perempuan ditentukan oleh religiositasnya, ketakwaan kepada
Tuhan, dan kemahirannya dalam hidup bermasyarakat dalam rumah tangga.

11
IMPLIKASI

Jika melihat teks Amsal 31;10-31 ini, kita bisa melihat bagaimana digambarkan sifat
dari perempuan yang “ideal” menurut sang penulis atau dalam kasus ini, menurut Alkitab.
Digambarkan bahwa seorang wanita yang sangat cakap atau ideal merupakan wanita yang
baik dengan keluarga (baik kepada sang suami maupun dengan anak-anaknya), merupakan
wanita yang mau membantu dan baik dengan lingkungannya, merupakan wanita yang
pandai dan juga cermat, dan yang terakhir merupakan wanita yang takut akan Tuhan.
Wanita yang pada awalnya tercipta dari rusuk suami, dan haruslah taat dan patuh
kepadanya. Namun pemahaman patuh disini bukanlah menunduk atau meninggalkan
kederajatan kemanusiaan atas diri wanita. Istri adalah pendamping suami, penolong yang
sepadan dengannya, bukanlah “budak atau hamba” suami. Tetapi hal ini sangat sulit untuk
dipahami dalam dewasa kini.
Secara teologis, Amsal 31:10-31 ingin memberikan petunjuk:
• Bagaimana umat mengasihi dan taat kepada Tuhan. Umat ini dikontekskan kepada
seorang wanita/istri yang taat kepada suaminya.
• Suami digambarkan sebagai Kepala, sebagaimana Kristus adalah Kepala, dan kita
adalah anggota tubuhNya yang patuh atas instruksiNya.
• Kebijaksanaan adalah bukti nyata dalam ketaatan kepada Tuhan (bnd. Ams. 1:7)

12
KESIMPULAN

Dalam pembahasan diatas dapat kita lihat bahwa dalam kehidupan bangsa Israel
terkhususnya dalam Perjanjian Lama perempuan begitu diatur sedemikian rupa dan
bahkan tidak memiliki kedudukan lain selain menjadi harta dalam keluarga serta diajarkan
untuk nantinya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai ibu rumah tangga dan
sebagai seorang istri. Dalam Amsal 31:10-31 dapat kita lihat bahwa banyak sekali
pekerjaan yang harus diemban dan dikerjakan seorang oleh seorang istri. Mulai dari
mengurus keluarga (anak-anak dan suami), membuat kerajinan, mencari makan,
melakukan usaha untuk membantu perekonomian keluarga, menciptakan suasana
keluarga yang nyaman, menjaga nama baik suami dan keluarga, disamping itu harus
memperhatikan dirinnya sendiri,bahkan pekerjaannya dilakukan hingga larut malam hanya
demi kelurganya. Jika dilihat dari pekerjaan dan tanggung jawab yang dilakukan dan
diemban seorang istri yang baik dalam kehidupan Israel pada masa itu, maka dapat
dikatakan pula bahwa perempuan dalam kehidupan bangsa Israel merupakan orang-orang
yang memiliki pengorbanan yang tidak sedikit dalam dan bagi keluarga. Apalagi
kehidupannya hanya terpusat pada keluarga. Hal yang dapat dilihat dalam perikop ini
adalah seorang istri yang baik digambarkan sebagai sosok perempuan dari kaum elit.
Tetapi dasar dari pekerjaan atau nilai seorang “Istri Yang Cakap” adalah Takut Akan Tuhan.
Takut Akan Tuhan menjadi dasar orang-orang Israel melakukan hikmat dalam kehidupan
mereka. Dan yang paling penting hikmat menjadi petunjuk hal-hal baik yang harus
dilakukan dalam kehidupan orang Israel dengan Tuhan menjadi pusat dari tindakan-
tindakan tersebut begitupun dengan sosok perempuan dan istri Takut akan Tuhan
merupakan awal dan dasar dalam tanggung jawab melaksanakan tugas-tugas dalam
keluarga (rumah tangga).

13
DAFTAR PUSTAKA

Alkitab Edisi Studi. (2012). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.


BibleWorks8. (2021, September 24). Indonesia (Asia).
Biblia Hebraica Stutangensia (Perjanjian Lama Indonesia-Ibrani). (n.d.). Jakarta: Lembaga
Alkitab Indonesia.
Sitompul, A., & Beyer, U. (2008). METODE PENAFSIRAN ALKITAB. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
W.S. LaSor, PENGANTAR PERJANJIAN LAMA 2: Sastra dan Nubuat, (Jakarta, BPK Gunung
Mulia, 2016)

14

Anda mungkin juga menyukai