Anda di halaman 1dari 5

JOHANN HEINRICH PESTALOZZI PENDIRI SEKOLAH DASAR MODERN

Dari Buku Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen
Oleh: Robert R. Boehlke, Ph. D.

BAB I
RIWAYAT HIDUP JOHANN HEINRICH PESTALOZZI

Johann Heinrich Pestalozzi lahir dan dibesarkan di Zurich Swiss pada tanggal 12
Januari 1746. Dia berasal dari keluarga Protestan, ayahnya seorang doctor yang
meninggal waktu Heinrich berumur enam tahun dan hanya meninggalkan sedikit
warisan. Setiap liburan, Heinrich tinggal dengan kakeknya, seorang pendeta
Protestan yang melayani di desa. Hal inilah yang mendorong Heinrich untuk menjadi
pendeta namun keinginan ini buyar setelah dia lupa akan isi khotbahnya pada saat
membawakan khotbah di depan ujian klasis. Sebelumnya dia juga pernah berbuat
kesalahan dalam menuntun para hadirin mengucapkan “doa Bapa kami”.
Heinrich kemudian beralih ke bidang hukum agar dapat masuk ke dalam
pemerintahan dan meyusun undang-undang yang memihak kaum lemah. Namun hal
ini kembali menemui kegagalan karena keterlibatannya dalam kelompok politis yang
dianggap radikal oleh pemerintah.

Pestalozzi kemudian menjalin hubungan dengan Anna Schulthess namun hubungan


mereka tidak direstui orang tua Anna karena Pestalozzi seorang pengangguran
miskin. Pestalozzi kemudian belajar tentang pertanian dan bisa meyakinkan
keluarga Anna sehingga mereka menikah pada tanggal 30 September
1769.Pestalozzi kemudian membuka lahan pertanian di Neuhof namun kembali
usaha pertaniannya tidak berhasil karena terjadi perselisihan dengan tetangga
mereka yang mayoritas peternak.

Melihat kemalangan anak-anak di sekitarnya dan melihat rumahnya yang setengah


kosong, Pestalozzi kemudian mendirikan sekolah bagi anak-anak miskin dan
mengajarkan tiga tujuan yaitu: memperbaiki akhlak para pelajar, mendidik untuk
dapan membaca, menulis dan berhitung dan melatih anak-anak keterampilan yang
bisa menolong mereka keluar dari kemelaratan. Hasil dari keterampilan mereka
gunakan untuk membiayai sekolah namun karena tidak bisa mandiri, sekolah itupun
ditutup. Pestalozzi juga gagal mengurus rumah tangganya ketika dia menjadi
pengangguran dan anaknya memiliki keterbelakangan mental sehingga orang-orang
sempat menganggap bahwa Pestalozzi gila. Namun karena bantuan dan motifasi
dari teman-temannya, dia bisa mendapat kesempatana menuangkan idenya dalam
lomba menulis sehingga orang-orang mulai mengenal karyanya.

BAB II
DASAR PENDIDIKAN

A. Pandangan Teologis
Pestalozzi tidak sabar dengan system dogmatis yang berlaku dalam gereja
Reformasi pada saat itu. Dimana para pendukung system tersebut hanya bisa dan
rajin menyusun ajaran teologis “benar” saja daripada mewujudkannya ajaran
tersebut kedalam kehidupan sehari-hari. Pestalozzi adalah seorang Kristen yang
mentaati kedua hukum ilahi yang diutamakn kembali oleh Yesus:”Dengarlah, hai
orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa. Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Tidak ada hukum lain yang yang lebih utama daripada kedua hukum itu.” Pestalozzi
sangat menghayati kedua hukum ini.
Pestalozzi memakai pengertian sederhana tentang iman Kristen. Dalam tulisannya,
Pestalozzi mempunyai lima pokok utama yang mencolok:
1) Kepercayaan Kepada Allah
Jika Allah Bapa bukan lah Bapa kita, maka tidak ada dasar yang dapat dipercayai
untuk menghadapi tantang hidup ataupun mengembangkan pendidikan yang
berhasil. Dalam Amsal 1:7 dituliskan“takut akan Tuhan adalah permulaan
pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.”
2) Alam Sebagai Pedoman
Pesatalozzi sangat bertolak belakang denga pendapat Rousseau yang memilki
pandangan yang baik terhadap alam dalam pendidikan. Pestalozzi tidak memiliki
pandangan seindah itu terhadap alam. Pestalozzi tidak mengaggap alam sebagai
kekuatan yang merdeka, seakan-akan alamalam itu berdiri atas kekuatannya sendiri,
sedngkan pencipta alam adalah Allah sendiri. Jadi bagi Pestalozzi alam tersebut
bergantung kepada kehendak Allah.
3) Yesus Sebagai Juruselamat Dunia
Nama Allah dan Yesus terus dimasukkan kedalam karyanya, hal ini menunjukkan
bahwa betapa pentingnya hubungan dengan Yesus baginya. Pestalozzi betul-betul
hidup untuk melayani orang-orang yang paling hina. Dan dia sangat mengharapkan
tindakan-tindakan yang serupa dilakukan oleh para pendidik-pendidik lainnya. Dan
hendaknya berpatokan kepada Tuhan Yesus Kristus.
4) Manusia: Jati Diri dan Tugasnya
Jati diri manusia dibahas dalam tiga pokok yakni:
a) Sebagai makhluk dari alam
Yaitu Pestalozzi ingin mengarahkan jati diri manusia sebagai makhluk dari
alam, untuk menghilangkan dasar bagi manusia yang membuat manusia
kedalam kelas social. Karena semua orang memiliki struktur jasmani yang
sama. Dari segi pembawaan almiah memang terdapat perbedaan, tetapi
setiap manusia berhak untuk bertahan hidup sekalipun dari orang terpelajar
yang sangat rendah dengan seluruh hasil alam yang ada. Yang sangat
dibutuhkan dalam hal ini ialah kesadaran setiap orang sebagai makhluk yang
bersosial.
b) Sebagai makhluk social
Terkadang orang-orang menyerahkan sebagian kemerdekaanya atau apa
yang dia punya untuk meproleh keamanan. Orang yang mempunyai harta
akan lebih tinggi dari mereka yang tidak punya atau bisa disebut seperti
seorang raja. Sedangkan dalam hati manusia selalu timbul kebutuhan-
kebutuhan yang lain, sehingga dalam diri seseorang harus hidup sebagai
makhluk yang bermoral.
c) Sebagai makhluk moral
Moralitas adalah prestasi dari kehendak manusia, suatu hasil watak yang baik
yang menang atas perasaan yang memntingkan kepentingan sendiri. Untuk
bertumbuh secar moral, kita harus merasa secara dalam. Dengan kat lain,
suatau tindakan atau kelakuan boleh dikatakan sebagai moral sejauh manan
tindakan atau kelakuan itu dilaksanakan karena dipaksa oleh kebiasaan
social atau hukum negera, tetapi dari keputusan pribadi.
5) Pengalaman Beriman Secara Pribadi
Lewat pengalaman yang dilewati sejak kecil baik dalam suka maupun duka
didalam kehidupannya. Yang hidup bersosial, yang hidup dilingkungannya
dan yang mengabdikan diri kepada Allah.

B. Dasar Ilmu Jiwa

1. Sumber Dasar Ilmu Jiwa


Pestalozzi menganggap bahwa Alkitab sumber bagi hal-hal rohani. Dia
memulai penelitian sesuai denga praduga bahwa kunci untuk membuka
rahasia perkembangan anak terletak dalam alam sendiri.
2. Asas-asas Belajar Mengajar
Berdasarkan metode percobaan dan analogi dalam alam itu, Pestalozzi
menemukan asas-asas belajar-mengajar sebagi berikut:
 Si guru membagi bahan yang diajarkan
 Anak belajar lebih baik kalau guru memusatkan perhatian pada tugas
belajar yang terbatas.
 Sianak belajar melalui pancaindra
 Semua pengatahuan yang diperoleh melalui pancaindra dapt
digolongkan dibawah tiga kata, yaitu jumlah, bentuk dan bahasa.
 Pengalaman belajar akan lebih berhasil bila guru mengelompokkan
bagian pengetahuan yang sifatnya sama, paling tidak mirip antara
yang satu dengan yang lain.
 Kecenderungan untuk ditarik oleh keindahan telah ditanamkan oleh
alam dalam diri manusia
 Walaupun terdapat hukum-hukum alamiah tentang cara belajar, namun
dalam hukum-hukum itu tanpak banyak kesempatan untuk bertumbuh
secara bebas sesuai dengan kebutuhan dan sifat setiap orang.
3. Pertumbuhan Iman
Berbicara mengenai pertumbuhan iman, sangat dekat dengan hati Pesatlozzi,
yakni pertumbuhan iman dalam diri seorang anak. Pertumbuhan seorang
anak sebagi hasil dari mengalami kasih dan iman dalam diri ibunya.
Pestalozzi sendiri berusaha untuk menjadi seorang ayah dan menjadi
seorang ibu dalam hubungannya denga anak-anaknya. Bagi seorang anak,
kasih yang nyata yang kemungkinan besar bahwa anak akan percayua akan
kasih Allah yang tidak dilihatnya itu, adalh kasih dari ayah dan ibunya. Orang
tua yang beriman akan senantisa mengajarkan tenatang Allah terhadap
anaknya, dan setiap hri akan mendengar hal-hal tentang Allah.

C. Asas - Asas Pendidikan

Pestalozzi boleh digambarkan sebagai seorang yang mengabdikan seluruh


pikiran, tenaga dan dana yang ia miliki demi pelaksanaan tugas memperbaiki
keadaan yang buruk dalam masyarakat dengan jalan memperbarui setiap
orang .pembaruan perorangan itu akan dilaksanan melalui pendidikan yang
mengubah pengetahuan dan gaya hidup kaum miskin yang tinggal didusun
dusun Swis.
1. Arti Pendidikan
Menurut Pestalozzi , perbaikan pendidikan di Swis perlu dilaksanakan
sekaligus dari dua segi , yakni dari segi praktek dan teori . Urutan ini
mencerminkan cara Pestalozz menjadi seorang ahli pendidikan. Ia tidak
memulai panggilan hidups ebagai pendidik setelah mengembangkan teori
pendidikan lebih dahulu. Teori berasal dari pengalaman dalam ruang
kelas.
Pendidikan yang akan mengubah mutu kehidupan anak – anak miskin
didesa pertanian harus memenuhi kebutuhan dasariah di mana mereka
hidup.
2. Arti Pendidikan
Menurut Pestalozzi , perbaikan pendidikan di Swis perlu dilaksanakan
sekaligus dari dua segi , yakni dari segi praktek dan teori . , teapi yang
keduaan itu harus tunduk pada pertama . tujuan Umum dirahkan untuk
menghasilkan seorang yang bijaksana dan bajik dalam kehidupannya ,
manusiawi dalam semua hubungan dengan sesamanay manusia dan
seorang yang hidup beriman sebagai mahluk yang bergantung pada allah.
Sesuai dengan arti kejuruan itu , tujuanya ialah memperlengkapi pelajar
untuk memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi
perencanaanya dalam masyarakat
3. Lingkungan Pendidikan
Menurut Pikiran Pestalozzi , ada tiga lingkungan diman pendidikan terjadi :
a. rumah tangga
b. rumah dermawan
c. sekolah
Dari ketiga itu , rumah tangga sendiri adalah yang paling penting
4. Pengajar
Dua pengajar utama ,yaitu sang ibu dan guru yang mengajar disekolah
sudah tersirat dalam pembahasan tentang bagian lingkungan diatas.
disamping kedua pengajar itu, pestalozzi menyebutkan dua lagi yaiti si
anak sendiri dan pengalaman hidup
a. Si Ibu
b. Guru Sekolah
c. Si Anak
d. Pengalaman hidup
5. Pelajar
a. Semua Anak
b. Anak perempuan ( sekolah keibuan )
c. Calon Guru

6.Kurikulum
a. Kurikulum untuk pendidikan Akal (kognitif)
b. Kurikulum Untuk Pendidikan Tangan (psikomotorik)
c. Kurikulum Pendidikan Moral dan Keagamaan (afektif)
7. Metodologi
a. Metode mengajarkan mata pelajaran intelektual yang berhubungan
dengan tiga jenis pengalaman yang dilambangkan dengan tiga kata
yang sudah ditentukan , yaitu :
1. Bahasa
Melatih daya tangkap indra anak, termasuk membaca, menulis
berbicara dan mendengarkan.
2. Bentuk
Melatih anak untuk menggambarkan bentuk-bentuk misalnya bentuk
huruf, persegi, lingkaran, segi tiga termasuk perbedaan panjang,
pendek dan besar, kecil. Selanjutnya menggambar mentuk dari alam
yang bisa dilihat.
3. Jumlah
Metode dasar matematika yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian.

b. Metode mengajarkan mata pelajaran jasmani

c. Metode Mengajarkan mata pelajaran akhlak dan agamawi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Melalui asas dan praktek pendidikan, Pestalozzi mengilhami sejumlah pemikir


masyarakat dan dan pejabat pemerintah untuk memprakarsai rencana pendidikan
untuk semua anak.Sebagian inspirasi itu bertaraf tinggi dalam arti mereka yang
dipengaruhi Pestalozzi amat prihatin atas nasib begitu banyak anak miskin.
Bagaimanapun juga motofnya, suasana sosial, ekonomi dan politik di Eropa sudah
menerima gagasan Pestalozzi tentang pendidikan masal dan keprihatinan terhadap
kaum miskin.

B. Aplikasi

Dari kisah hidup dan perjuangan seorang Johann Heinrich Pestalozzi, dunia
akademis khususnya para mahasiswa boleh baelajar bahwa kegagalan bukanlah
penghalang untuk menggapai cita-cita. Karena kegagalan yang sesungguhnya
adalah ketika seseorang purus asa, menyerah dan berhenti berusaha.

Anda mungkin juga menyukai