Anda di halaman 1dari 36

MENUJU KEMATANGAN PENDIDIKAN

AGAMA KRISTEN (III)


Yang Berorientasi pada Teologi Gereja
 
1940-1970


Oleh

NATANAEL APRIYANTO TARIGAN


PENDAHULUAN

Mulai dasa warsa kelima abad ke-20, sejumlah pemikir
dalam bidang pendidikan agama ingin mengakhiri
peran dominan yang dimainkan oleh Dewey, Coe dan
Elliot dalam pendidikan agama. Mereka tidak rela
bersandar secara tidak kritis pada kesimpulan yang
diambil dari ilmu-ilmu tersebut, karena mereka yakin
bahwa pengertian teologis perlu memainkan peran
utama dalam teori dan praktek pendidikan yang
berlangsung dalam jemaat.
A.H.Shelton Smith, Agen Perubahan


Smith berkeberatan khususnya terhadap pembahasan
tentang empat pokok ajaran teologi yang dibuat oleh
para pendidik gerakan pendidikan agama, yakni
Kerajaan Allah, Manusia, Yesus Kristus dan Gereja. 
1.Kerajaan Allah

Makna Kerajaan Allah dibagi menjadi dua. Pertama,
Kerajaan itu bersifat berakar di dalam keadaan baru yang
diproklamasikan Yesus. Kedua, Kerajaan itu bersifat
transenden. Smith mengecam para pemimpin gerakan
keagamaan yang menolak makna transenden. Para
pemimpin mengubah makna transenden yang sifatnya
teosentris menjadi antroposentris.
“… bahwa Kerajaan Allah dalam pikiran Yesus
senantiasa mencakup kenyataan transenden yang tidak
kunjung dijabarkan dalam bentuk-bentuk budaya insani
yang nisbi sifatnya.” –Smith-
2.Manusia

Smith mengecam pendapat para pendidik liberal
tentang manusia. Pendidik liberal menyatakan bahwa
percaya kepada Allah berarti merendahkan martabat
manusia dan kalau kita mau mempertinggi
martabatnya, maka kita perlu membebaskan manusia
dari belenggu ilahi, teologi liberal seperti yang berlaku
dalam gerakan pendidikan agama memutlakkan
pentingnya manusia, pendidik liberal menolak watak
dasariah manusia sebagai orang yang berdosa.
3.Yesus Kristus, Penyataan Allah

Smith menuduh bahwa para pendidik akan agama
merampas kesadaran para pendidik akan perlunya
manusia dilepaskan dari kuasa dosa melalui apa yang
telah dilaksanakan Yesus dalam kesengsaraan,
kematian dan kebangkitan-Nya. Penolakan penyataan
mutlak dalam Yesus Kristus berart bahwa para
pendidik agama menisbikan pentingnya nilai-nilai
historis termasuk yang terdapat dalam Alkitab.
4.Gereja

Smith memeriksa karya tulis para pendidik agama
yang menyatakan bahwa para pendidik agama kurang
peduli terhadap intisari gereja ketimbang kelompok
profesional apa pun di bidang agama.
Berdasarkan semua itu, Smith menjawab “Tidak”
terhadap pertanyaan yang diajukan Elliot, apakah
pendidikan agama bersifat “Kristen”.
B. Randolph Crump Miller (1910-).
PAK yang Teologi-Sentris

Miller lahir pada 1 Oktober 1910, anak seorang pendeta
Gereja Inggris. Setelah tamat dari Pomona College di
negara bagian California pada tahun 1931, ia memulai
studi lanjutan di Universitas Yale dan meraih gelar
Ph.D pada tahun 1936. Disertasinya membahas pikiran
Henry Nelson Wieman dan pikiran filsafat proses
sebagaimana dikembangkan oleh “mazhab Chicago.”
1.Dasar Teologi

Teologi perlu menyoroti isi kurikulum agar selalu
dikaitkan dengan pengalaman dasariah pelajar sendiri.
Singkatnya, bertumbuh lebih banyak dalam iman
Kristen melalui mutu hubungan kita ketimbang melalui
gagasan agamawi tertentu yang mungkin kita anut
terpisah dari pengalaman hidup.
2.Rumusan Pendidikan Agama Kristen


a. Pendidikan Agama Kristen adalah pengalaman
sosial.
b. Ia bersifat pribadi karena hanya seorang pribadi
sajalah yang mampu mengambil keputusan belajar.
c. Ceritanya adalah sejarah yang merupakan warisan
untuk menolong kita hidup beriman di tengah-
tengah keadaan masa kini.
3.Tujuan Pendidikan Agama Kristen

Segala tenaga, dana dan sarana yang
dihabiskan jemaat demi rencana
pengalaman belajar-mengajar di
kalangannya hendaknya ditujukan pada
usaha menolong setiap orang mengenal
dirinya sebagai anak Allah.
4.Lingkungan

Lingkungan pendidikan agama Kristen berporos pada
hubungan-hubungan yang berlaku di tempat pelajar
belajar dan bertumbuh. Lingkungan pertama adalah
rumah tangga Kristen. Kedua, yakni gereja. Ketiga,
yakni sekolah meskipun sifatnya sekunder. Keempat,
adalah dunia.
5.Pelajar

PAK dapat dilaksanakan bila memperhatikan empat
kebutuhan dasariah pelajar yaitu:
a. Setiap orang memerlukan kasih dan perasaan bahwa ia
diterima oleh pihak lain sebagai seorang yang berharga.
b. Setiap orang memerlukan struktur hukum dan ketertiban,
swadisiplin dan penghargaan atas nilai-nilai moral.
c. Setiap orang memerlukan kemerdekaan untuk bertumbuh.
d. Setiap orang memerlukan pemupukan dan pembinaan
perasaan terhadap misteri kehidupan.
6.Pengajar

a. Guru di kalangan jemaat hendaknya mempunyai
pengetahuan dan pengertian dasariah Alkitab, sejarah
gereja dan pokok-pokok ajaran teologi yang relevan bagi
kehidupan sehari-hari.
b. Isi pokok ajaran teologi yang ia anut perlu menghormati
dirinya sebagai seorang Kristen yang mampu berpikir
secara cerdas.
c. Ia memiliki keinginan untuk memperbaiki keterampilan
mengajar, yang mencakup teknik-teknik mengajar.
d. Guru harus mengabdikan diri kepada Allah dari Yesus
Kristus.
7. Ruang Lingkup Kurikulum

a. Bahan sentris:
1. Alkitab sentris, mengutamakan pengetahuan Alkitab.
2. Gereja sentris, mempelajari sejarah gereja, ciri-ciri khas
dari sinode dan kesetiaan pada seluruh umat Allah.
3. Teologi sentris, mengutamakan ajaran teologi tertentu.
b. Kehidupan/Pengalaman sentris:
Kurikulum kehidupan atau pengalaman sentris itu lebih
mengutamakan perkembangan pelajar sebagai seorang
yang utuh ketimbang menyampaikan sejumlah keterangan
kepada murid seperti pendekatan yang bahan sentris.
8. Metodologi

a. Memberitahukan: bercerita, berceramah, panel diskusi,
dialog antara dua pemimpin, laporan tentang wawancara
dan mendengar kaset audio.
b. Memperlihatkan: segala macam alat peraga termasuk
dalam golongan metode ini (gambar, foto berwarna, slide,
filmstrip, video).
c. Tukar Pikiran: diskusi kelompok, tanya jawab.
d. Perencanaan dan Kegiatan Kelompok: membuat
sesuatu secara bersama, proyek yang berporos pada
hiburan, proyek memecahkan masalah, proyek aksi sosial.
9. Belajar Beribadah

Gereja adalah persekutuan yang beribadah… Kalau anak-
anak dan kita sekalian akan belajar gaya hidup Kristen,
maka kita perlu ditangkap oleh Roh Kudus melalui
pengalaman beribadah. Bagi sekolah minggu dibuka
peluang kencana untuk menyediakan suasana kebaktian
Kristen terbaik bagi para pelajar, berapa pun umurnya.
Sebagaimana pelajar itu bertumbuh sebagai peserta dalam
persekutuan yang beribadah, ia juga belajar bahwa dengan
mengambil bagian dalam kebaktian jemaat, ia diperkuat
untuk hidup sebagai seorang murid Yesus Kristus.
10. Pengelolaan Pendidikan Agama Kristen


Paling tidak mutu pelayanan pendidikan agama
Kristen di jemaat bergantung pada kerja sama antara
jemaat, pendeta, majelis, komisi Pendidikan Agama
Kristen, ketua komisi yang bersangkutan, kepala
sekolah minggu dan ketua kelompok-kelompok di luar
sekolah minggu. Boleh dikatakan bahwa tinggi mutu
itu akan dicapai setinggi setiap tokoh-tokoh tersebut
mengetahui tugas masing-masing dan rela untuk
memenuhinya.
C.L.J.Sherrill (1892-1957)
PAK yang Teologis/Psikologis-sentris

Sherrill lahir di kota kecil Haskell, negara bagian Texas
Utara. Pendidikan teologi ia peroleh dari Sekolah
Tinggi Teologi Louisville, negara bagian Kentucky.
Studi lanjutannya dimulai di Universitas Northwestern
di kota Evanston, negara bagian Illiniois, tetapi
kemudian ia pindah ke Universitas Yale dan meraih
gelar Ph.D. dari Universitas itu. Pada tahun 1925
almamaternya di Louisville mengangkatnya dosen
bidang pendidikan agama.
1. Keyakinan Teologis

Sherrill memiliki tiga keyankinan teologis yaitu;
a. Penyataan. Pertama-tama terdapat phakta penpsataan,
yakni isi pengalaman nyata tatkala Allah menyatakan
diri sebagai Pribadi. Kedua, terdapat laporan atau
berita tentang penyataan. Ketiga, orang yang menerima
penyataan tadi mulai membicarakan dengan orang lain
yang pernah menerima penyataan juga serta
membandingkannya, maka mereka sampai pada taraf
menarik kesimpulan yang hendak dinamakan, ajaran
tentang penyataan.
1. Keyakinan Teologis

b.Manusia; disebut sebagai makhluk rangkap dua.
Pertama, manusia adalah makhluk yang memutus
hubungan dengan sesamanya dan dengan Allah. Hal
ini menghasilkan seorang yang terbelenggu oleh
kecemasan untuk melakukan penghakiman terhadap
dirinya sendiri sehingga tidak menemukan jalan
keluar. Kedua, manusia adalah mahkluk yang
berbahagia, karena ia diciptakan untuk hidup dalam
persekutuan. Walaupun ia dapat dirusak oleh mutu
hubungannya, namun ia dapat dipulihkan oleh
hubungannya yang lebih sehat.
1. Keyakinan Teologis

c. Persekutuan Kristen; persekutuan identik dengan
hubungan. Hubungan itu sendiri boleh dirumuskan
sebagai kenyataan yang berada paling tidak antara dua
orang yang kedua-duanya dipengaruhi oleh
keberadaan hubungan khusus satu sama lain. Entah
orang muda, miskin, kaya, tua, setiap orang mencari
persekutuan yang mendalam, tetapi usaha itu jarang
sekali tuntas memuaskan.
2. Keyakinan Psikologis

Dalam sasra psiko-analisis ada banyak tulisan tentang
kecemasan neurotis, tetapi Sherrill lebih memusatkan
perhatian pada kecemasan normal, tanpa mengabaikan
dimensi neurotis. Contoh kecemasan normal adalah
gambaran Tillich tentang kecemasan eksistensial yang
mencakup tiga sifat. Pertama, kecemasan terhadap
kematian. Kedua, kecemasan terhadap kesia-siaan.
Ketiga, kecemasan karena merasa diri bersalah dan
tidak tahu bagaimana cara untuk melepaskan diri dari
perasaan tersebut.
3. Rumusan PAK

Pendidikan Agama Kristen adalah pelayanan yang
dilaksanakan secara khusus oleh persekutuan Kristen.
Pendidikan Agama Kristen tidak disifatkan oleh
sejumlah keterangan alkitabiah yang dipindahkan dari
guru kepada pelajar, malahan oleh perubahan
mendalam yang diharapkan terjadi dalam diri setiap
peserta.
4. Tujuan

Untuk memperkenalkan para pelajar di kalangan
persekutuan Kristen dengan warisannya, khususnya
Alkitab, agar dengannya mereka dipersiapkan
menjumpai Allah dan menjawab kepada-Nya,
memperlancar komunikasi pada tahap yang mendalam
antar orang tentang keprihatinan-keprihatinan insani
dan mempertajam kemampuannya menerima fakta
bahwa mereka dicengkeram oleh kekuatan dan kasih
Allah yang memperbaiki, menebus dan
menciptakannya kembali.
5. Lingkungan

Ada satu lingkungan luas utama bagi kelangsungan
pendidikan agama Kristen, yakni persekutuan Kristen
entah wadahnya keluarga Kristen atau jemaat.
6. Pengajar

Sherrill menyatakan bahwa Allah adalah pengajar
utama, karena Dialah yang memprakarsai hubungan
dengan manusia. Lalu jemaat sebagai koinonia
memainkan peran yang penting bagi pelayanan PAK.
Dan, guru yang wajib menyelenggarakan pengalaman
belajar demi pelaksanaan komunikasi yang paling
mendalam.
7. Pelajar

Jemaat adalah pelajar. Dari anak-anak, remaja, pemuda
dan orang dewasa dianggap sebagai subyek dari
pelayanan PAK.
8. Asas Penuntun

Sumbangan orisinal dari Sherrill disebut asas
menuntun tercakup dalam penggunaan korelasi antara
jalan buntu atau masalah kristis (predicament) dan tema
alkitabiah. Ada 8 tema yakni penciptaan, kedaulatan,
penggilan hidup, penghakiman, penebusan, penciptaan
ulang, pemeliharaan dan kehidupan beriman.
9. Kurikulum

Kurikulum hendaknya dibangun berdasarkan 8 tema
alkitabiah. Apakah kedelapan predikamen tersebut
justru paling menonjol dalam kehidupan manusia,
sehingga dicarilah jawaban terhadap kedelapan tema
itu. Maksud Sherrill adalah yakni menantang pendidik
Kristen untuk mengembangkan ruang lingkup
kurikulum yang menjawab masalah urgen dalam
kehidupan manusia.
10. Metodologi

a. Asas komunikasi bukan lisan (non-verbal)
b. Asas keikutsertaan
c. Asas penyamaan diri (identification)
d. Asas persepsi
e. Asas komunikasi simbolis
f. Asas perasaan mendua
g. Asas makna yang terpenting (ultimacy)
D.D. Campbell Wyckoff
Pengembangan Struktur Teori PAK

Wyckoff lahir sekitar tahun 1918 di New York. Dia
merupakan seorang pengajar PAK yang telah
menymbangkan karya-karyanya. Untuk pertama
kalinya dalam sastra ilmiah PAK, seorang pemikir
menunjukkan kategori-kategori yang perlu
dimasukkan dalam teori yang menyoroti
perkembangan teori PAK.
1. Dasar Pembangunan Teori PAK

a. Kebudayaan
b. Pendidikan, Pengemban Kebudayaan
c. Kebudayaan, Teologi Kristen dan PAK
2. Pedoman untuk Membangun
Teori PAK

a. Apa itu teori?
b. Dasar-dasar bagi Perkembangan Teori PAK
c. Unsur-unsur apakah yang perlu tercakup dalam
kurikulum?
d. Asas mengadakan (organizing principle) apakah bagi
kurikulum yang dipakai untuk menjamin kesatuan
dalam kurikulum?
e. Bagaimanakah tujuan-tujuan akan dipakai dalam
kurikulum.
2. Pedoman untuk Membangun
Teori PAK

f. Bagaimanakah kurikulum dirancang (designed)
g. Bagaimanakah kurikulum hendaknya dibangun?
h. Siapakah yang bertanggung jawab untuk
membangun kurikulum?
i. Bagaimanakah kurikulum akan dipertimbangkan dan
berdasarkan tolok ukur apa?
j. Bagaimanakah menjamin agar kurikulum
dimanfaatkan sebagaimana mestinya?
SEKIAN

TERIMAKASIH ATAS
PERHATIANNYA.
TUHAN YESUS
MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai