Anda di halaman 1dari 30

Pendidikan Kristiani Kontekstual

Bab 2 - Perubahan Dalam Teori Pendidikan


Hope S. Antone
Teori-teori Pendidikan
sangat kontekstual,
karena dia
berkembang dalam
merespon kebutuhan
yang berubah dari
suatu konteks.
Kekuatannya
bergantung pada
relevansi dan
kelayakan pada suatu
situasi atau konteks.

Pendahuluan
Akar Yahudi dari Pendidikan Kristiani
Asal mula Pendidikan bermula dari kebudayaan manusia. Mencakup latihan dasar
bertahan hidup, penanaman nilai-nilai komunitas, dan pewarisan nilai-nilai budaya
Oleh karena itu tidak ada garis pemisah antara kehidupan dan pendidikan, antara agama
dan Pendidikan.

Kekristenan berkembang dari Yudaisme, untuk memahami Pendidikan Kristen maka harus
memahami Pendidikan Yahudi.
3 Periode utama yang harus ditinjau:
1. Sebelum pembuangan (pre-exilic)
2. Sesudah pembuangan (post-exilic) dari Masa PL
3. Perjanjian Baru

Pre-exilic
Ulangan 6 → menyiratkan pola kehidupan keluarga yang kuat yang memberikan latar
belakang utama bagi pemeliharaan (iman).
Belajar tanpa catatan tertulis, komunikasi dan pengulangan lisan dari tradisi komunitas
menjadi
Post-exilic
Pembuangan mengakibatkan adanya gangguan terhadap pola kehidupan keluarga yang
stabil dan adanya ketidakpastian mengenai identitas dan masa depan komunitas.
Pendidikan menjadi semakin kultis sementara kebutuhan akan institusi Pendidikan selain
keluarga dibutuhkan.

Pendidikan Yahudi menjadi sarana untuk mengomunikasikan komunitas yang unik ke


generasi selanjutnya.
Pendidikan non formal (di rumah) beralih menjadi Pendidikan formal (di sekolah)
Jadi Pendidikan dan agama membentuk kurikulum dasar di rumah sama seperti di sekolah
Perjanjian Baru – ada 2 cara
1. Menurut cara Yesus
Pengajaran berpusat pada “kemunculan kerajaan Allah ke dalam masyarakat-Nya sendiri
Metode: pemberitaan langsung, perayaan doa, pelayanan bagi kebutuhan manusia

2. Menurut cara murid-murid


Pengajaran berpusat pada “kehadiran Yesus (pasca-kematian) dengan kekuatan yang
mengubah dunia.
Metode: perhatian kepada kebutuhan manusia, merayakan hubungan baru dengan Allah,
pekabaran Injil.

Periode patristic
Generasi murid selanjutnya mencoba menyesuaikan isi dan perilaku Pendidikan Kristen
dengan cara dan kondisi mereka.
Pertumbuhan gereja menghadapi masalah serius dalam mengajar petobat dan orang yang
menjadi anggota baru.
Periode Reformasi – ditandai skisma gereja (perpecahan intern gereja katolik)
1. Katolik
2. Protestan
Perbedaan doktrin dan teologis yang sangat mendalam dalam hal iman yang benar dan
praktik yang benar,

Abad 17 &18
Bangkitnya kekuatan social yang besar yang mempengaruhi Pendidikan secara signifikan.
Kurikulum Pendidikan mengarah ke umum yang terdiri dari membaca, menulis, aritmatika, dan
kewarganeraan
Namun tetap focus pada penyebaran Firman Tuhan dan membangun perwakilan komunitas
Ungkapan Pendidikan Agama Dewasa Ini
Abad 19 - 20

Evangelikalisme
Evangelikalisme tumbuh bersamaan dengan Revivalisme.
Evangelikalisme ditandai dengan pertobatan mendalam
melalui pemahaman dan penghayatan Alkitab.
Revivalisme adalah cara populer untuk menggugah suasana
hati masyarakat agar menyadari kejahatan dan kebutuhan
mutlak mereka akan keselamatan.

Pendidikan Agama
Pendidikan agama menekankan pengalaman
manusia >< penyataan Ilahi, pertumbuhan >< pertobatan,
rekonstruksi social >< harapan pada kerajaan sorga
(dipengaruhi oleh teologi liberal dan Pendidikan progresif)
Pendidikan bersandar pada kemungkinan rekonstruksi tatanan
social di dunia materi
Guru PA memainkan peran dalam memfasilitasi pertumbuhan
Ungkapan Pendidikan Agama Dewasa Ini
Abad 19 - 20

Pendidikan Kristiani
Penekanan berlebihan pada teologi → pengabaian proses
Pendidikan dan kontribusi ilmu-ilmu social.
Dasar Pendidikan → teologi neo-orthodoks dan teologi biblical
Kepedulian utamanya adalah pertumbuhan orang-orang
Kristen sebagai pengikut Kristus yang setia di dalam
komunitas gereja.

Pendidikan Katolik
Dikenal sebagai Katekese (pendidikan iman) awalnya
dilakukan hanya di sekolah katolik → di masyarakat
Saat ini lebih memegang pada kebenaran relative terhadap
budaya, waktu, dan tempat. Sehingga semua dogma tertanam
dalam kebudayaan manusia dan bersifat relative.
Teologi kerugmatik : panggilan kembali pada sumber, Bahasa,
dan kategori-kategori kitab suci, dilakukan melalui kotbah dan
pengajaran
Tugas ganda : penginjilan (kesetiaan pada Injil ) dan katekese
(kedewasaan iman)
Ungkapan Pendidikan Agama Dewasa Ini
Abad 19 - 20

Pendidikan (Agama) Ekumenis


Berawal dari Gerakan ekumenis (mahasiswa ingin menjadi
saksi kehadiran Yesus dalam komunitas akademis) →
mewujudkan kesatuan gereja dalam komunitas gereja
protestan (bersifat intra-konfesional)
Berubah menjadi inter-konfesional → melibatkan gereja katolik
Perubahan focus → perjumpaan iman dan ideologi, hubungan
antaragama, keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan.
Berfokus juga pada hak asasi manusia dan persoalan
perempuan.
Kesadaran ekumenis membuka area baru dalam dialog, dialog
ekumenis sejati yaitu dialog antaragama untuk memberi
kesaksian pengalaman beragama
Ungkapan Pendidikan Agama Dewasa Ini
Abad 19 - 20

Pendidikan Multikultural
Muncul karena kebutuhan untuk memfasilitasi penduduk
migran dan imigran → Pendidikan antar kelompok/
antarbudaya.
Populasi imigran lebih tinggi disbanding penduduk local →
Program Dua Bahasa
Perkembangan saat ini → istilah ini telah digunakan untuk
gender, status social, orientasi seksual, dan perbedaan lain
yang melintasi garis-garis rasial dan etnis.

Ke-6 Gerakan ini sangat mempengaruhi teori-teori Pendidikan


dalam bidang agama pada masa kini. Dan ada banyak
ketegangan yang muncul.
Pendidikan Kristiani atau Pendidikan Agama?
Menuju integrasi Perubahan Pertanyaan

2 Teori Pendidikan Agama Kristiani Gabriel Moran, Teori Linguistik


1. Thomas H.Groome, diakui sebagai kerangka kerja Bahasa dan makna yang kita berikan pada kata tertentu
Pendidikan bagi orang Kristen untuk semakin mengenal sebenarnya menyingkirkan dan mengasingkan beberapa
iman mereka dengan mengetahui lebih baik dimensi masa kelompok masyarakat.
lalu, masa kini, dan masa depan. Asumsi bahwa Pendidikan kristiani mencakup semua hal
2. Mary Elizabeth Moore, yang ada di Pendidikan agama benar-benar menyingkirkan
a. Menekankan kebutuhan untuk perubahan dan baik pelajar dari kelompok agama atau tradisi agama lain
transformasi maupun agama yang mereka ikuti, serta menghilangkan
b. Menekankan kebutuhan untuk kesinambungan dan perbedaan dari tiap agama.
penerusan warisan. Jadi Pendidikan kristiani – Bahasa pertama komunitas orang
Perlu sedikit perhatian untuk menekankan pada tradisi Kristen yang perlu diketahui dengan baik oleh setiap
historis dan pengalaman kontemporer. anggotanya.
Perlu menghubungkan masa lalu dan masa kini sama Pendidikan agama – Bahasa kedua yang perlu dipelajari
halnya dengan kepedulian Pendidikan dalam bidang agama orang-orang Kristen jika mereka ingin mengetahui
pada masa depan. bagaimana hubungan baik dengan orang-orang yang
berbeda komitmen imannya.
Kesimpulan Pendidikan agama sebagai suatu ladang
Mendidik dalam bidang agama seharusnya
Pendidikan agama sebagai suatu
tidak mengurangi nilai proses pertumbuhan di
keharusan bagi Asia.
dalam suatu komunitas iman, namun terjadi
Faktanya Indonesia – wilayah majemuk
konsep dan praktik komunitas itu. Namun ia
dalam hal agama
juga harus mempunyai tujuan penting, yaitu
Agama menjadi suatu bagian dari apa saja di
menghubungkan satu agama dengan agama
Asia.
lain dan menghubungkannya dengan
Perlu disahkan suatu teori PAK yang
pengetahuan yang mengizinkan dialog serta
memperhatikan ranah sikap
lebih daripada dialog yang mendiskusikan
Diperlukan suatu teori Pendidikan agama
persoalan dan masalah yang memisahkan
yang memperhatikan pluralitas agama-
umat manusia. Pendidikan ini harus sungguh-
agama di Asia
sunggu mendidik dalam bidang agama –
yang didalamnya Pendidikan agama yahudi,
Pendidikan agama Kristen.
Thank you
Insert the title of your subtitle Here
Bab 6 Percakapan di Meja Makan & Pendidikan Agama
Pendidikan Kristiani Kontekstual-Hope S. Antone
Memberikan gambaran terkait
mengenai undangan terbuka dan
keramahtamahan
Mewakili Tindakan saling berbagi
dan persekutuan jujur yang
menyapa kebutuhan paling
manusiawi: makanan dan
kehidupan
Simbol : aksi perdamaian dan
rekonsiliasi

Meliputi: persiapan, tujuan, muatan,


fasilitator/pendukung, metodologi
P r a k t e k M e l i p u t i

Persiapan (preparation)

Tujuan (aim)

Muatan (content)

Fasilitator/Pendukung (facilitator-enablers)

Metodologi (methodology)
Persiapan
Persiapan disengaja, Prakarsa tulus, dan kepekaan tajam
dari pada pelaku dan fasilitator Pendidikan agama

Sengaja = perencanaan dan strategi yang hati-hati,


tidak asal mengerjakan.

Maka persiapan Pendidikan Agama melibatkan


pemeriksaan saksama sikap eksklusif yang diwarisi
dalam pemikiran teologi, pengajaran, tingkah laku, dan
tindakan kita.
Perencanaan hati-hati untuk memadukan pendekatan
pluralistik
Tujuan
Menyapa kebutuhan yang paling manusiawi untuk
memahami, rekonsiliasi, penyembuhan, dan perdamaian.

Datang ke meja makan yang terbuka perlu dilihat


sebagai kesempatan untuk “saling memperkaya secara
kritis”.
Kesadaran bahwa kebutuhan atas sikap yang saling
memperkaya akan mengangkat dna mengubah satu
sama lain.

Pembelajar menjadi mitra kritis pencarian bersama atas


kepenuhan hidup.

Mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan luka


bahkan luka yang diakibatkan oleh sejarah.
Muatan
Makanan secara harafiah menjadi symbol bagi kebutuhan
paling lazim bagi orang Asia kendati berbeda Bahasa, ras,
budaya, agama.

Bahan-bahan makanan yang tersebar di berbagai


komunitas berbeda di Asia.
Di Asia percakapan tentang makanan berhubungan

Makna kiasan, makanan Asia mengacu pada apa yang


menegaskan, mempromosikan, dan melestarikan
kehidupan di Asia.

Muatan Pendidikan Agama di Asia berkaitan dengan segala sesuatu yang


memberikan vitalitas, makanan, arti, dan harapan bagi kehidupan orang Asia.
Muatan Pendidikan agama di Asia sangat melimpah namun mereka dapat
merasa dan menikmati serta menyesuaikan unsur-unsur santapan ajaran
religious/spiritual dari tradisi agama lain sambal tetap teguh memelihara
partikularitas dan identitas komunitas iman atau agamanya sendiri
Para Pendukung
Sikap yang harus dimiliiki
1. Berakar dengan baik di dalam-memiliki
komitmen mendalam terhadap-komunitas
agamanya
2. Terbuka belajar dengan pendidik dari
komunitas lain
3. Memiliki rasa hormat terhadap tradisi
kelompok lain
4. Mempunyai visi komunitas pluralitas sejati
Learning Enabler di antara komunitas” di Asia
Para Pendidik 5. Bersedia memberi kontribusi
Para Pendukung Proses Pembelajaran 6. Analitis & kritis termasuk terhadap
agamanya sendiri
7. Membangun solidaritas dengan
menggunakan perbedaan budaya dan
sumber spiritual
Metodologi
Berbagi yang mendalam, jujur, terbuka,
partisipatoris, dialogis.
Dialog
Yang difokuskan
Harus tetap ada system check and balance
pada nilai” (hak asasi
Salah satu cara untuk melakukannya dengan berbagi manusia, keadilan &
kisah dan pengalaman keagamaan pribadi dan juga perdamaian, kesetaraan
kelompok gender, serta lingkungan
yang berkelanjutan

Berbagi ajaran agama dari agama yang berbeda


Harus dilakukan dalam model konfensional seperti suatu
pengakuan iman (dengan bahasa kasih) dan bukan sebagai
deklarasi atas hal” mutlak dogmatis
Bab 7 - Menuju
Pendidikan
Agama yang
Kontekstual
Pendidikan Kristiani Kontekstual – Hope S. Antone
Fungsi Metafora Letty Russel, Metafora merupakan cara
imajinatif untuk menggambarkan sesuatu
yang masih belum dipahami dengan
menggunakan suatu contoh dari realitas
pada masa kini.

Ungkapan “undangan” untuk bergabung


dengan komunitas meja makan
mengungkapkan 3 metafora sekaligus:

Ketiga, undangan yang secara


Kedua, meja makan yang alami bersifat terbuka keapda
Pertama, suatu komunitas disekitar orang” berkumpul semua orang karena ia bersifat
yang dibangun sekeliling meja Bersama, menggambarkan bersahabat, mengajak, hangat,
makan dan yang memberi visi muatan dan makanan dan ramah serta
atau tujuan yang kearahnyalah (Pendidikan untuk hidup) yg mencerminkan proses dan
Pendidikan agama bergerak dipersiapkan dan dilayani praktik dalam Pendidikan
maju Pendidikan agama agama
Penyalahgunaan
Metafora
✓Metofora percakapan di meja makan adalah bagian dari
mimpi, visi, dan harapan yang harus dimiliki oleh Para
Pendidik

✓Orang-orangnya lah yang berpartisipai di meja makan


bukan mengatasnamakan perwakilan institusi, agama, atau Bagaimana mungkin
ideologi dapat berpartisipasi di meja makan percakapan di meja
makan terjadi antara
✓Membangun dialog (dua arah) yang melibatkan proses yang kuat dan yang tidak
memberi dan menerima, berbagi, keterbukaan untuk berdaya, penindas dan
ditantang dan diubah, komitmen terhadap yang lain, belas yang tertindas, yang
kasihan dll. menjadi kenyataan
umum di Asia?.
✓Dialog ini merupakan proses membangun pertemanan,
menilai apa yang salah, dan bagaimana orang” menjadi
terasing/musuh” sengit dan akhirnya berdamai.

✓Orang-orang memiliki potensi untuk berubah dan memiliki


potensi juga untuk membawa perubahan ke dalam institusi
dan system mereka sendiri
Menuju teori
yang lebih
kontekstual

Dengan
memanfaatkan
kerangka kerja meja
makan dan lensa
pluralisme maka
yang dilakukan
adalah…
Memahami dan menganalisis konteks nasional
01 mereka masing-masing. Dilakukan terus
menerus karena persoalan memiliki tingkat
menifestasi dan dampak berbeda dalam
konteks berbeda.

Misal: globalisasi merupakan persoalan kompleks


untuk dianalisis.
Pendapat mengatakannya sebagai proses
penyatuan dunia menjadi suatu “kampung global”
melalui terobosan sain, kemajuan komunikasi, dan
teknologi transportasi.
Pendapat analis social, globalisasi memiliki
pengaruh negative dominasi ekonomi, agresi
Mengenal kultural, imperialism politik.
Bagi teologi, membawa suatu agama baru
konteks
Maka diperlukan penilaian kritis terhadap
globalisasi menurut wilayah” social masyarakat
Pendidik agama ditantang untuk
mengklarifikasi dan mengartikulasikan tujuan
02 melakukan Pendidikan agama dlm perspektif
realitas kontekstual mereka.

Misal:
Bagi para pendidik Kristen mengartikulasikan
tujuan Pendidikan Kristiani atau Pendidikan
agama harus selalu mengingat dan mendapatkan
Kembali visi Kristus sendiri mengenai kepenuhan
hidup bagi semua orang.

Dengan lensa pluralism dan dlm upaya


Mengenal mencari Pendidikan agama sejati maka
mengetahui tujuan seseorang berarti
tujuan mengetahui visi yang dimiliki dan dijunjung
tinggi kelompok iman lain
Para pendidik tidak bekerja sendiri, dapat
bekerja secara kolektif dan secara lebih efektif
03 dengan orang lain termasuk bersama mereka
yang berasal dari iman dan disiplin ilmu yang
berbeda.

Suatu pendekatan antar disiplin ilmu dan antar


iman dalam melakukan Pendidikan agama akan
lebih memperkaya dan-dalam arti metaforis-
merupakan suatu proses berbagi secara
berkelimpahan di meja makan.

Membuat
mata
rantai
Para pendidik agama perlu
Melakukan menemukan praktik baru dan
sesuai untuk melakukan
praktik pendidikan agama kontekstual

baru Yang sering terjadi, para pendidik terpikat hanya


oleh metodologi pengajaran. Ketika ada
kebutuhan untuk mengubah metodologi
pengajaran, para pendidik tidak mampu
menyesuaikan diri dengan perangkat baru dan
metodologi mutakhir

Menggunakan lensa pluralism agama, praktik


Pendidikan agama seharusnya membantu
mengubah perbedaan yang selama ini menjadi
alasan untuk diskriminasi dan sikap eksklusif
menjadi kesempatan untuk mempelajari,
menegaskan, dan merayakan kebersamaan
sebagaimana juga halnya bertumbuh ke dalam
pemahaman, keselarasan, sikap hormat, dan
persatuan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai