Anda di halaman 1dari 13

BAHAN AJAR PAK DEWASA

PAK DEWASA
Pengertian
Pendidikan Agama Kristen (PAK) untuk orang dewasa melalui gereja bermaksud
untuk menolong orang dewasa membebaskan dirinya sendiri dari setiap
kebergantungan kecuali kebergantungannya pada Yesus. Gereja dipanggil melalui
PAK untuk menolong orang dewasa menemukan Allah yang aktif dalam setiap
peristiwa kehidupan, mempercayakan hidup mereka dalam tarafnya yang paling dalam
untuk alasan ini, dan untuk merayakan dengan sukacita perbuatan Allah yang
sempurna dalam Kristus dan berlangsung terus melalui Roh Kudus.
Pengertian Orang Dewasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata dewasa berarti suatu keadaan yang
menunjukkan akil balik yakni berumur 15 tahun ke atas.1 Dikatakan orang dewasa
dimana individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima
kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Dikatakan orang
dewasa dimana seseorang akan berusaha sedapat mungkin untuk menangani masalah
mereka secara individual Secara etimologi, kata “adult” berasal dari kata kerja Latin
yaitu“adolescene-adolescere”, yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Akan tetapi
kata adult berasal dari bentuk lampau participle dari kata kerja “adultus”, artinya
adalah telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau “telah
menjadi dewasa”. Jadi orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan
pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama orang lain.
[4]Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata dewasa berarti suatu keadaan yang
menunjukkan akil balik yakni berumur 15 tahun ke atas.[5] Orang dewasa juga dapat
diartikan sebagai individu-individu yang telah memiliki kekuatan tubuh secara
maksimal dan siap berproduksi dan telah dapat diharapkan memiliki kesiapan kognitif,
afektif, dan psikomotorik, serta dapat diharapkan memainkan peranannya bersama
individu-individu lain dalam masyarakat.[6] Dikatakan orang dewasa dimana
seseorang akan berusaha sedapat mungkin untuk menangani masalah mereka secara
individual.[7]
        Pengertian Orang Dewasa Menurut Beberapa Para Tokoh
         Daniel Nuhamara

1
Orang dewasa adalah orang Kristen garis depan yang menghadapi dunia dengan segala
tantangannya, terutama dalam pekerjaan masing-masing, dan juga sebagai agen dari
pelaksana tugas panggilan gereja.
  Dari segi ekonomi, orang dewasa telah mampu mendukung dirinya sendiri secara
financial dan mampu mencukupi kebutuhan ekonomisnya sendiri.
   Dari segi pendidikan, orang dapat disebut dewasa apabila telah menyelesaikan
tahun-tahun sekolahnya sebagaimana tuntutan masyarakatnya.
      Dari segi budaya, sosiologis dan pengetahuan, orang dewasa adalah orang yang telah
mengasumsikan semacam tanggung jawab bagi diri sendiri dan terhadap orang lain dan
juga mempunyai tingkat kemandirian dari otoritas orang tua yang tidak sama lagi dengan
remaja dan pemuda[8].
         Richard M. Daulay
Dewasa secara jasmani artinya sudah mengalami pertumbuhan tinggi dan berat badan
secara maksimal dengan gizi yang memadai. Agar kondisi tubuh yang sehat harus juga
diperhatikan keseimbangan antara waktu bekerja dengan waktu santai dan olahraga.
Orang dewasa biasanya menaruh perhatian khusus pada bentuk tubuh yang ramping
sehingga memiliki pola makan yang teratur.[9]
         Lydia Harlina dan S.K Satya Joewana
Dewasa adalah tidak dapat dipisahkan dari arti dan tujuan. Jika telah mampu dan ingin
menjadi manusia yang dapat bertanggungjawab sendiri, yang didalamnya terdapat hal-
hal yang normatif, etika atau kesusilaan. Ada dua yangdapat dikatakan dewasa secara
jasmani dan sosial. Dikatakan dewasa secara jasmani jika ia telah mampu
menghasilkan keturunan (akil baliq), dikatakan dewasa secara sosial jika ia telah
mampu hidup mandiri dan bertanggungjawab.[10]
         Jersild
Mengartikan masa dewasa bukan hanya diukur dari aspek kematangan tubuh, tetapi
juga diukur dengan aspek psikologis. Aspek kematangan tubuh sudah dapat dipastikan
atau ditentukan sebagai orang yang dewasa, tetapi dari aspek psikologis belum tentu
orang yang berumur 22 tahun dapat dikatakan dewasa. Sebab masih banyak ditemukan
orang yang berumur 22 tahun masih bersikap selayaknya anak kecil, yang bersifat
egosentris, tidak dapat mengendalikan perasaan diri, melakukan sesuatu tanpa tujuan
yang pasti, sulit menerima kritik, saran atau pendapat dari orang-orang sekitar dan
tidak mampu menempatkan diri sesuai dengan kenyataan hidup. Seseorang dikatakan
jika ia dewasa secara sosial dan jasmani.[11]
         Earl F. Ziegler

2
Dikatakan orang dewasa dimana menjadi tulang punggung bagi kepemimpinan,
pengalaman dan potensi-potensi dari gereja[12]
         Charles M. Shelton MJ
Dikatakan dewasa adalah adanya sikap saling memberi dan menerima (take and give)
secara sehat dalam hal perasaan, pikiran dan cita-cita.[13]
         Paulus Lilik Kristianto
Dikatakan orang dewasa adalah serius dengan kegiatan yang dikerjakan, pribadinya
semakin matang dan mengalami perpindahan dari masa remaja menuju dewasa muda.
[14]
         Andi Mappiare
Dikatakan orang dewasa dimana seseorang mengalami kematangan secara hukum
sekitar umur 20-40 tahun.[15]
         B. Hurlock
Dikatakan orang dewasa ketika seseorang yang menyelesaikan pertumbuhannya dan
siap menerima kedudukan dalam masyarakat.[16]
         Sudirman Lase
Dikatakan orang dewasa dimana dimulai umur 18/19 tahun, yang mana pribadinya
matang secara psikologis bersama-sama dengan orang dewasa lainnya.[17]
         David Chaney
Orang dewasa adalah individu yang telah siap untuk menerima kedudukan dalam
masyarakat. Sedangkan kedewasaan atau kematangan adalah suatu keadaan bergerak
maju ke arah kesempurnaan. Kedewasaan bukanlah suatu keadaan yang statis, tetapi
merupakan suatu keadaan menjadi (a state of becoming). Adapun ciri-ciri kedewasaan
adalah: menghargai orang lain, sabar, penuh dya tahan, sanggup mengmbil keputusan,
menyenamgi pekerjaan, menerima tanggung jawab, percaya pada diri sendiri, memiliki
rasa humor, memiliki kepribadian yang utuh, seimbang, menerima diri sendiri, dan
memiliki prinsip yang kuat.[18]
         Ramlan Surbakti
Dari segi politik, dewasa adalah memiliki tanggungjawab yang sudah dapat terjun
langsung pada msayarakat. Disinilah dewasa sudah mengenal pada masyarakat politik,
sehingga mereka mempunyai pemikiran yang sanagt radikal.[19]
         Knowless
Orang dewasa adalah individu yang memiliki 4 konsep dalam kehidupannya yaitu
konsep diri, pengalaman, kesiapan belajar, dan orientasi belajar.[20]
         R. Havighurts

3
Menyatakan bahwa orang dewasa terbagi atas tiga tahap yaitu:
1.      Dewasa muda ( young adults)
Yang dimulai dari umur 16-18 tahun. Pada masa ini yang paling banyak adalah masa-
masa belajar bukan masa-masa mengajar
2.      Dewasa setengah baya (middle adults)
Yaitu dimulai pada masa usia 35-60 tahun atau antara 40 sampai 65 tahun. Pada masa
inilah orang lajimnya mencapai puncak dalam karirnya keuangannya dan prestasinya.
3.      Dewasa usia lanjut( older adilts).
Masa ini disebut juga dengan masa “wredatama” mereka yang berusia 60 tahun atau
55 keatas.[21]

Tujuan
Tujuan PAK untuk orang dewasa adalah agar semua pribadi menyadari Allah lewat
penyingkapan diri-Nya, khususnya melalui kasih-Nya yang membebaskan sebagaimana
yang dinyatakan dalam Yesus Kristus, dan kemudian mereka memberi respon dalam iman
dan kasih--yang pada akhirnya mereka boleh mengenal siapa diri mereka dan apa arti
hidup, bertumbuh sebagai anak-anak Allah yang berakar dalam persekutuan Kristen, hidup
dalam Roh Allah dalam setiap hubungan, memenuhi panggilan pemuridan bersama di
dunia, dan tinggal di dalam pengharapan Kristen.[3][3]

Sasaran
1. Tingkat Usia: 25-ke atas, dengan pembagian;

 Masa Dewasa Dini: 25-40 tahun


 Masa Dewasa Madya: 40-60 tahun
 Masa Dewasa Lanjut (Lansia): 60-ke atas.[4][4]

2. Tugas perkembangan dan ciri-ciri yang hendaknya sudah dicapai:


2.a. Perkembangan Jasmani/Fisik [5][5]

 Pada masa dewasa dini terjadi apa yang disebut dengan puncak efisiensi fisik yang
terjadi pada usia pertengahan duapuluhan dan terjadi penurunan lambat laun
hingga awal usia empat puluhan.
[3]

[4]

[5]

4
Pada masa dewasa madya terjadi perubahan fungsi fisik yang tak mampu berfungsi
seperti sedia kala, dan beberapa organ tubuh tertentu mulai "aus".
 Pada masa dewasa lanjut terjadi perubahan kondisi fisik ke arah yang memburuk
dengan proses dan kecepatan yang berbeda-beda sesuai masing-masing individu.
Dan pada masa ini keadaan fisik benar-benar semakin melemah dan tak berdaya
sehingga harus bergantung pada orang lain.

2.b.Perkembangan Kognitif [6]


[6]

Pada tahap Formal Operasional

 Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir
puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda).
Semua hal yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan
penghalusan dari pola pemikiran ini.
 Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan
universal yaitu dunia idealitas paling tinggi.
 Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki
masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat
melihat akibat langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah
tersebut.
 Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik
fisik maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan
hidupnya.
 Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih
dahulu secara teoretis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai
hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat
suatu strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat-
pendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa
dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.

2.c. Perkembangan Psikososial [7] [7]

Pada tahap Keintiman lawan Isolasi (20-30 tahun).

[6]

[7]

5
 Dalam tahap ini pemuda siap dan ingin untuk menyatukan identitasnya dengan
orang-orang lain.
 Mereka mendambakan hubungan-hubungan intim-akrab, dan persaudaraan, serta
siap mengembangkan daya-daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan daya-
daya yang dibutuhkan untuk memenuhi komitmen-komitmen ini meskipun mereka
harus berkorban.
 Para pemuda dalam tahap ini untuk pertama kalinya mereka mengembangkan
daya-daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan genitalitas seksual yang
sesungguhnya dalam hubungan timbal balik dengan mitra yang dicintainya.

Pada tahap Generativitas lawan Stagnasi (30-65 tahun).

 Pada tahap ini orang dewasa melampaui dunia terbatas keluarga intimnya dan
membuka diri terhadap dunia masyarakat luas, untuk memberikan sumbanganya
yang berarti.
 Pada tahap ini orang dewasa memasuki situasi antara rasa kebersamaan, sambil
mengalahkan rasa kehilangan identitas.
 Dan pada tahap ini orang dewasa memasuki taraf memelihara dan
mempertahankan milik yang ada.

Tahap Integritas Ego lawan Keputusasaan (65-ke atas).

 Pada tahap ini para lanjut usia (lansia) menghargai kontiunitas prestasi masa
lampau dan melihat hidupnya yang berprestasi itu sebagai suatu langkah maju.
 Orang dewasa pada tahap ini berdasarkan perkembangan-perkembangan
sebelumnya mulai belajar menjadi bijaksana.

2.d. Perkembangan Pengambilan Keputusan Moral[8] [8]

Tahap Pasca-Konvensional: Orientasi Azas Etika Universal.


Pada tahap ini orang dewasa meyakini bahwa semua yang baik dan tidak ditentukan oleh
keputusan suara batin, sesuai dengan prinsip-prinsip etis yang dipilih sendiri yang meluas
dan universal.

[8]

6
2.e. Perkembangan Iman[9][9]
Tahap Kepercayaan Eksistensial Konjungtif (usia 25-45 tahun).

 Pada tahap ini ditandai adanya keterbukaan dan perhatian baru terhadapa adanya
polaritas, ketegangan, paradoks, dan ambiguitas, dalam kodrat kebenaran diri dan
hidupnya.
 Tahap Kepercayaan Eksistensial yang Mengacu pada Universalitas (usia 45-ke
atas).
 Pada tahap ini pribadi sudah melampaui tingkatan paradoks dan polarisasi, karena
gaya hidupnya sudah langsung berakar pada kesatuan dengan "Yang Ultim".
 Pada tahap ini pribadi sudah mampu meninggalkan atau melepaskan diri dari
egonya.

BAB IV
PENGANTAR PSIKOLOGI ORANG DEWASA/KELUARGA
A. KARAKTERISTIK ORANG DEWASA
Istilah orang dewasa secara umum dapat dimengerti sebagai sebutan bagi mereka
yang berumur di atas 18 tahun, dimana diperkirakan pada usia tsb. alat-alat reproduksi
(seksual) mereka telah matang/dewasa. Tapi mendefinisikan dengan cara tsb. agak terlalu
sederhana, karena dalam kenyataan ada banyak faktor lain yang mempengaruhi
kedewasaan seseorang, mis. faktor intelektual, emosi, sosial, ekonomi, budaya dll. Oleh
karena itu kedewasaan seseorang biasanya ditinjau tidak saja dari faktor umur saja karena
ada beberapa karakteristik yang perlu dilihat untuk menentukan kedewasaannya, mis:

1. Memiliki kesadaran akan tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri, orang lain,
maupun masyarakat dan bangsa pada umumnya.
2. Secara ekonomi mereka sudah tidak lagi tergantung.
3. Memiliki kepekaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia berada.
4. Memiliki kemauan untuk memperhatikan kesehatannya dengan baik.
5. Mengalami kemajuan perkembangan jiwa sejalan dengan bertambahnya usia.
6. Menggunakan kemampuan berkomunikasi untuk berinteraksi secara positif dengan
manusia lain.

B. PEMBAGIAN KELOMPOK ORANG DEWASA


Pada masa yang lampau kelompok orang dewasa digolongkan hanya dalam satu
kelompok, yaitu orang dewasa. Tapi dari perkembangan ilmu psikologi kita dapatkan
bahwa ada tingkatan-tingkatan perkembangan pada orang dewasa yang membentuk pola
tertentu pada kelompok umur tertentu. Oleh karena itu dalam ilmu psikologi sekarang
kelompok orang dewasa biasanya dibagi menjadi 3 kategori:

1. Orang dewasa muda (18-34 tahun)


2. Orang dewasa madya (35-60)
3. Orang dewasa tua (61 keatas)

[9]

7
Pembagian ini didasarkan pada karakteristik, kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh
masing-masing kelompok.

C. KARAKTERISTIK, KEBUTUHAN DAN MASALAH ORANG DEWASA


MUDA (USIA 18-34 TAHUN)
Sesudah akhir masa adolesen (remaja), seseorang akan mengalami transisi
kehidupan kearah masa dewasa. Hidup pada masa ini dirasakan sangat cepat. Banyak
pengalaman-pengalaman ‘pertama’ harus dilalui, misalnya, pindah rumah/kota, masuk
perguruan tinggi, memulai karier (pekerjaan), menikah, mempunyai anak, mempunyai
kedudukan (identitas) dalam masyarakat dll. Masa dewasa muda ini berakhir sampai usia
35 tahun.

1. Karakteristik orang dewasa muda:


-kebanyakan masih single/belum menikah (tapi sebagian sudah menikah dan sebagian sudah
mempunyai anak).
-sedang atau sudah menyelesaikan pendidikan (tapi sebagian sudah memulai bekerja).
-mengalami paling banyak penyesuaian dan sering harus jatuh bangun.
-bimbingan orang tua mulai berkurang, sehingga sering ragu-ragu dan takut.
-fisik sangat sehat dan intelektual sedang dalam puncak
-sangat bersemangat dan ambisius serta idealis.

2. Kebutuhan dan masalah orang dewasa muda:


-memilih bidang studi yang akan ditekuni sebagai karier di masa y.a.d.
-menyelesaikan pendidikan
-mencari pekerjaan yang sesuai
-memiliki teman hidup
-menikah
-belajar menyesuaikan hidup nikah/berkeluarga
-memulai keluarga
-merencanakan anak
-membesarkan anak
-menangani keluarga dengan stabil dan mantap
-memulai karier/pekerjaan tetap
-ingin terlibat dalam masyarakat
-bagaimana menemukan lingkungan kelompok yang cocok
-selalu mengalami kesulitan dalam hal keuangan

D. KARAKTERISTIK, KEBUTUHAN DAN MASALAH ORANG DEWASA


MADYA (USIA 35-60 TAHUN)
Ketika memasuki masa usia ini, seorang dewasa tiba-tiba harus menerima
kenyataan bahwa hidup sudah ada di tengah jalan dan tidak mungkin bisa kembali lagi.
Inilah yang disebut sebagai masa puber kedua, karena pada masa ini terjadi banyak
perubahan dan transisi untuk memasuki masa usia lanjut (yang sering kali ditakuti). Pada
saat ini orang dewasa melakukan introspeksi dan evaluasi untuk membuat komitmen baru
dalam hidup. Kalau masa ini dilalui dengan baik, maka pepatah yang berbunyi "hidup
sesungguhnya dimulai usia 40" betul-betul terjadi.

1. Karakteristik orang dewasa madya:


-Mulai melihat anak-anak menanjak remaja dan pemuda, saat untuk mulai melepas mereka
supaya bisa mandiri.
-banyak ketrampilan yang sudah dikuasai untuk mengatasi persoalan hidup.
-lebih realistis, khususnya dalam hal cita-cita dan tujuan hidup.

8
-hidup pada masa ini mulai mapan, khususnya dalam hal keuangan.
-mulai menyesuaikan diri untuk memasuki masa tua, sehingga menimbulkan banyak stres
dan ketegangan.

2. Masalah yang dihadapi orang dewasa madya


-kadang masih berpikir untuk pindah karier.
-(khusus untuk wanita) masa ini adalah masa untuk berkarier lagi.
-menghadapi orang tua yang memasuki usia lanjut.
-hubungan suami istri akan menjadi lebih kearah persahabatan
-menemukan kesenangan-kesenangan baru.
-merencanakan pensiun.
-menyesuaikan diri dengan perubahan psikologis yang sedang terjadi.
-tidak lagi idealis tapi realistis.

E. KARAKTERISTIK, KEBUTUHAN DAN MASALAH ORANG DEWASA TUA


(USIA 61 TAHUN KE ATAS)
Perbaikan gizi dan obat-obatan memungkinkan lebih banyak orang dewasa untuk
memasuki masa usia lanjut ini. Masalah paling umum dihadapi pada masa ini adalah
kesehatan dan mengisi waktu masa tua.

1. Karakteristik orang dewasa tua


-berkurangnya kemampuan fungsi organ-organ tubuh, sehingga banyak mengeluhkan
masalah kesehatan.
-ketuaan secara psikologis
-banyak lupa (pikun)
-banyak kuatir dan ketakutan akan kematian
-merasa tidak berguna dan tidak dibutuhkan
-ketergantungan dalam banyak hal, kadang termasuk finansiil.
-menarik diri dari banyak kegiatan karena alasan ketuaan

2. Masalah dan kebutuhan yang dihadapi dewasa tua:


-ketegangan karena masalah kesehatan dan penyakit.
-menyesuaikan hidup ke masa pensiun
-mencari kegiatan-kegiatan yang berguna
-belajar mengingat cucu-cucu
-belajar hidup sendiri
-memahami proses ketuaan
-berusaha untuk hidup sehat
-mempersiapkan kematian

F. BAGAIMANA ORANG DEWASA BELAJAR


Proses belajar manusia tidak berhenti pada waktu seorang pemuda meninggalkan
bangku sekolah formal, dengan atau tanpa ijazah. Proses belajar manusia berlangsung
terus seumur hidup, baik melalui: pengalaman kerja, bacaan, kursus-kursus, kegiatan
latihan, ataupun seminar/penataran. Namun demikian disadari bahwa orang dewasa bukan
anak kecil lagi, sehingga pendidikan orang dewasa tidak dapat disamakan dengan
pendidikan anak sekolah. Pendekatan pendidikan untuk orang dewasa disebut dengan
istilah androgogy (ilmu untuk mengajar orang dewasa). Istilah ini diciptakan oleh Kapp
1883 dipopulerkan oleh Malcolm Knowles. Ia mengemukakan 4 asumsi tentang proses
belajar dalam orang dewasa:

9
1. Self directed. Tidak memerlukan kontrol dari orang lain, harus mempunyai agenda sendiri.
Mereka yang membuat keputusan sendiri, tidak perlu diminta, kapan dan bagaimana
mereka belajar.

2. Pengalaman hidup sebagai sumber pendidikan. Guru hanya menjadi fasilitator.

3. Orientasi orang dewasa lebih banyak ke pengembangan dalam rangka tugas dalam peran
sosialnya. Misalnya sebagai orang tua, sebagai bagian dari masyarakat.

4. Pengaplikasian langsung. Orientasinya adalah: problem-oriented. Bagaimana pengetahuan


yang dipunyai berguna untuk memecahkan masalahnya sekarang.

5. Ketakutan untuk menghadapi kegagalan-takut kehilangan muka, status.

BAB V
PERANAN PAK DEWASA/KELUARGA DALAM PEMBANGUNAN TUBUH
KRISTUS (GEREJA)

A. GEREJA DAN JEMAAT DEWASA

Gereja yang sehat anggotanya terdiri dari sebagian besar orang dewasa. Orang-
orang dewasa ini adalah anggota yang paling pontensial di gereja karena mereka adalah:

1. penerus generasi gereja yang akan datang.

2. pengurus, pengelola dan pemimpin gereja.

3. pelaksana program gereja.

4. pemberi persembahan terbesar.

5. ikut menjadi pengajar di gereja

6. tokoh masyarakat yang berpengaruh.

7. kepala-kepala rumah tangga.

8. contoh teladan bagi generasi lebih muda.

9. anggota masyarakat yang aktif.

10. pendidik dalam rumah tangga maupun masyarakat.

11. dll.

B. TANTANGAN DAN PANGGILAN GEREJA


Bagaimana gereja menjalankan tugas panggilannya untuk mempersiapkan orang-
orang dewasa ini untuk bisa memberikan peran sertanya dalam masyarakat maupun gereja
sesuai dengan panggilannya sebagai anak-anak Tuhan. Untuk menjawab pertanyaan di
atas perlu kita pahami terlebih dahulu apakah panggilan gereja. Ada tiga hal penting yang
menjadi tujuan/panggilan gereja:

10
1. Melayani Tuhan Worship/menyembah dan meninggikan Tuhan, Raja di atas segala raja.
2. Melayani orang-orang percaya Memelihara kesejahteraan rohani kawanan domba yang
Tuhan percayakan.
3. Melayani dunia yang terhilang Melakukan penginjilan, memberitakan Berita Kesukaan
kepada semua orang.

Diantara 3 tujuan di atas, tujuan kedua adalah tujuan yang ingin dicapai oleh
gereja melalui program Pendidikan Agama Kristen. Di dalam tujuan kedua ini tercakup
tugas gereja untuk tidak hanya memelihara kerohanian jemaat tetapi secara jelas
dikatakan dalam Kol 11:28, bahwa gereja harus menolong jemaat untuk bertumbuh
kearah kedewasaan dalam Kristus. Juga di Ef 4:12-13, dikatakan bahwa gereja harus
melayani jemaat agar pembangunan Tubuh Kristus terlaksana seperti apa yang
dikehendaki Tuhan.
Jadi disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Kristen sangat penting diadakan di
gereja sebagai sarana untuk menumbuhkan dan memperlengkapi jemaat agar gereja
secara kesatuan bertumbuh ke arah kedewasaan dalam Kristus dan pembangunan tubuh
Kristus tercapai sesuai dengan panggilan gereja.

C. SUMBANGSIH PAK DEWASA BAGI GEREJA


Dalam baimanakah PAK dewasa dapat memberikan sumbangsih bagi
pembangunan Kristus:

1. mempersiapkan program pendidikan bagi jemaat.


2. melaksanakan pengajaran iman Kristen Alkitabiah bagi jemaat.
3. menyediakan suasana yang kondusif bagi pertumbuhan jemaat baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
4. meningkatkan kualitas hidup rohani yang bertanggung jawab.
5. memperlengkapi jemaat untuk melaksanakan Amanat Agung Yesus Kristus.

D. HALANGAN DALAM PELAKSANAAN PAK DEWASA


Sekalipun PAK memberikan peran yang sangat penting bagi pertumbuhan tubuh
Kristus, tidak berarti pelaksanaannya tanpa halangan. Berikut ini adalah hal-hal yang
menjadi penghalang pelaksanaan PAK bagi orang dewasa:

1. Ketergantungan pada pendeta sebagai sumber informasi.


2. Tanggung jawab pribadi kurang ditekankan (perkembangan rohani).
3. Mentalitas untuk menerima saja, tidak ada unsur memberi dan menerima.
4. Kegiatan pendidikan hanya berpusatkan pada pendengaran.
5. Orang dewasa sudah mapan, sudah terbentuk kebiasaan-kebiasaan yang sulit dirubah,
pikiran juga sudah terbentuk.
6. Perkembangan sangat sulit dilihat, hasil tidak cepat dan sulit dilihat, juga lambat
berkembang.
7. Terlalu banyak variasi kebutuhan dan kategori dewasa.
8. Masalah orang dewasa yang sudah sangat kompleks.
9. Banyak kesulitan hidup sehingga kurang bersemangat dan tidak ada waktu.
10. Karena sama-sama orang dewasa, pemimpin harus cukup menguasai dan dihormati.
11. Karena kualifikasi yang tinggi guru PAK Dewasa sulit dicari.
12. dst.

BAB VI

11
TUJUAN PAK DEWASA/KELUARGA
A. TUJUAN UTAMA PENDIDIKAN UNTUK ORANG DEWASA

1. Memberikan dasar/prinsip kebenaran Firman Tuhan Mengajarkan pengajaran yang benar


sesuai dengan Alkitab (lebih dari sekedar mendengarkan kotbah) dan pendeta/pembimbing
membantu mereka menjajagi Firman Allah secara sistematis untuk menemukan berita
kebenaran Firman Allah untuk generasi ini.

2. Menolong jemaat untuk hidup sebagaimana Kristus menghendaki. Mengaplikasi Firman


Tuhan yang dipelajari itu dalam kegiatan sehari-hari dan menolong memecahkan masalah-
masalah yang timbul karenanya.

3. Membangun kasih kepada jiwa-jiwa yang terhilang Menyediakan pelayanan yang cocok
dengan mereka untuk menjangkau orang dewasa yang lain.

B. PROGRAM PENGEMBANAAN PAK DEWASA GEREJA

Berdasarkan pemahaman Ef 4:11-16; 3:8 dan Kis 8:4 maka ada beberapa bidang
pelayanan gereja yang perlu digarap:
1. Bidang Pengajaran untuk memberikan dasar-dasar iman Kristen.
2. Bidang Kebaktian untuk membawa jemaat beribadah kepada Tuhan.
3. Bidang Pelayanan untuk melibatkan jemaat ikut dalam pelayanan.
4. Bidang Pelatihan untuk melatih pemimpin dan regenerasinya.
5. Bidang Sosial/masyarakat untuk menjangkau keluar dan menjadi terang.
6. Bidang Penginjilan untuk memenangkan jiwa bagi Kristus.
7. Bidang Konseling untuk menolong jemaat mengatasi masalahnya.

BAB VII
METODE PAK DEWASA/KELUARGA

A. PRINSIP MEMILIH METODE MENGAJAR YANG TEPAT


Dalam memilih metode mengajar PAK Dewasa yang tepat perlu dipertimbangkan
faktor faktor sbb.:
1. Tujuan Pengajaran
2. Bahan pengajaran
3. Umur kelompok peserta
4. Kebutuhan peserta
5. Jumlah peserta
6. Waktu yang tersedia
7. Kemampuan pengajar
8. Fasilitas yang ada
9. Suasana kelompok

B. MACAM-MACAM METODE PAK DEWASA

Variasi/macam metode dikelompokkan berdasarkan tingkat interaksi


kelompoknya:
1. Berpusatkan pada pengajar
Contoh: ceramah
2. Berpusatkan pada murid
Contoh: diskusi

12
3. Berpusatkan pada kerjasama kelompok
Contoh: penugasan
4. Berpusatkan pada pangajar dan murid
Contoh: tanya jawab

BAB VIII
PERKAWINAN DAN KELUARGA KRISTEN

BAHAN DISKUSI

1. Apa pedoman seorang Kristen dalam mencari pasangan hidup?

2. Apakah dasar-dasar hidup perkawinan Kristen?

3. Apa ciri-ciri keluarga Kristen yang sehat?

4. Bagaimana gereja menolong jemaat untuk memiliki keluarga Kristen yang sehat?

13

Anda mungkin juga menyukai