Intinya, filsafat ilmu adalah filsafat dengan pokok bahasan ilmu sebagai inti
dari apa yang dipertanyakan mengenai kebenaran. Masalahnya, mudah untuk
mengingat dan menjelaskan apa definisi dari filsafat ilmu namun terhitung
cukup sulit untuk benar-benar memahami esensi apa yang dipelajari dalam
filsafat ilmu.
Contoh nyatanya dijelaskan oleh Lacey (1996) yang membuat beberapa poin
bahasan yang akan dieksplorasi dalam filsafat ilmu, poin-poin pokok bahasan
tersebut adalah:
Untuk memperdalam pemahaman terhadap filsafat ilmu pula kita harus benar-
benar paham apa yang dimaksud dengan filsafat.
Pengertian Filsafat
Filsafat adalah pemikiran dan kajian menyeluruh terhadap suatu pemikiran,
kepercayaan, dan sikap yang sudah dijunjung tinggi kebenarannya melalui
pencarian ulang dan analisis konsep dasar untuk menciptakan kebenaran,
pertimbangan, dan kebijaksanaan yang lebih baik.
Pengertian Ilmu
Tahapan terakhir adalah jika teori atau dalil dapat memastikan hubungan
sebab-akibat yang serba tetap di mana saja dan dalam konteks apa saja, maka
ia akan menjadi hukum, seperti hukum Newton, dsb.
Al
ur sistem pembentukan ilmu : hipotesis, tesis, dalil, hukum.
Perlu menjadi catatan bahwa tidak semua ilmu dapat menjadi hukum. Hukum
biasanya hanya berlaku pada ilmu eksak, misalnya hukum Newton. Dalam ilmu
sosial atau humaniora, teori yang telah mencapai generalisasi atau kesimpulan
umum hanya dapat menjadi semacam dalil yang paling kuat meskipun
terkadang masih disebut sebagai hukum. Dalil tersebut juga dapat diverifikasi
“kekuatan kebenarannya” dengan melihat seberapa banyak dalil tersebut
dijadikan referensi oleh peneliti lain.
Pengertian Pengetahuan
Jenis pengetahuan
1. Pengetahuan biasa
Pengetahuan biasa adalah pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan
dengan istilah common sense atau nalar wajar; sesuatu yang masuk akal.
Terkadang disebut sebagai good sense pula yang berarti pengetahuan
yang diterima secara baik. Contohnya: semua orang menyebutnya
sesuatu itu merah karena itu memang merah, benda itu panas karena
memang dirasakan panas dan sebagainya. Terkadang terdapat
beberapa pengetahuan biasa yang sebetulnya kurang tepat hingga tidak
benar, namun sudah diterima apa adanya oleh masyarakat.
2. Pengetahuan ilmu
Pengetahuan ilmu adalah ilmu sebagai terjemahan dari science yang
pada prinsipnya adalah usaha untuk mengorganisasikan,
mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal
dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari atau
dugaan lain yang belum dibuktikan. Hal itu dilakukan untuk kemudian
dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti
menggunakan berbagai metode. Ilmu dapat merupakan suatu metode
berpikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk
menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual.
Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui
observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan
menyampingkan unsur pribadi atau subjektif, pemikiran logika
diutamakan, netral dan menjunjung fakta.
3. Pengetahuan filsafat
Pengetahuan filsafat adalah pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran
yang kontemplatif dan spekulatif. Dalam konteks ini, pengetahuan
filsafat menekankan pada universalitas kedalaman kajian mengenai Ilmu
hanya pada satu bidang pengetahuan yang mengerucut, sementara
filsafat membahas hal yang lebih luas namun tetap mendalam. Filsafat
biasanya memberikan pengetahuan reflektif dan kritis sehingga ilmu
yang tadinya kaku dan cenderung tertutup dilonggarkan kembali untuk
menerima perubahan yang dianggap lebih positif.
4. Pengetahuan agama
Merupakan pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para
utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak, absolut dan wajib
diyakini oleh para penganutnya tanpa bukti empiris sekalipun.
Hal tersebut sering kita jumpai dalam berbagai karangan yang membicarakan
tentang ilmu pengetahuan. Namun, jika kedua kata ini berdiri sendiri akan
tampak perbedaan antara keduanya. Dari asal katanya, dapat ketahui bahwa
pengetahuan diambil dari bahasa inggris yaitu: knowledge, sementara ilmu
diambil dari kata science dan peralihan dari bahasa arab: alima.
Untuk memperjelas pemahaman kita juga harus mampu membedakan antara
pengetahuan yang sifatnya pra ilmiah dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan
pra ilmiah adalah pengetahuan yang belum memenuhi syarat-syarat ilmiah
pada umumnya seperti:
Robert Ackerman
Filsafat ilmu dalam satu sisi adalah suatu tinjauan kritis mengenai pendapat-
pendapat ilmiah, dewasa ini, melalui perbandingan terhadap kriteria-kriteria
yang dikembangkan dari pendapat-pendapat tertentu, tetapi filsafat ilmu juga
jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
Lewis White Beck
Cornelius Benjamin
Michael V. Berry
Peter Caws
Caws mengemukakan bahwa filsafat ilmu adalah salah satu bagian filsafat
yang mencoba berupaya dan melakukan pencarian terhadap ilmu.
Psillos dan Curd berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah filsafat yang
berhubungan dengan masalah-masalah filosofis dan fundamental yang
terdapat di dalam ilmu.
Rudner (1966)
Sementara itu Rudner berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah salah satu
bagian dari epistemologi yang merupakan filsafat yang berfokus pada kajian
tentang karakteristik pengetahuan ilmiah.
Hanurawan (2012)
Oleh karena itu, ruang lingkup dari suatu kajian filsafat amatlah penting untuk
diketahui. Dalam kaitannya dengan filasafat ilmu, filsafat ilmu merupakan
bagian dari epistemologi atau filsafat pengetahuan yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu, dengan ruang lingkup sebagai berikut.
1. Objek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek
tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya
tangkap manusia yangmembuahkan pengetahuan ? (Landasan
ontologis)
2. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan
yang berupailmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang
harus diperhatikan agar menandakan pengetahuan yang benar?
Apa saja kriterianya? Apa yang disebutkebenaran itu? Adakah
kriterianya? Cara, teknik, sarana apa yang membantu kitadalam
mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan
epistemologis)
3. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan
kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara
teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah
dengan norma-norma moral/profesional? (Landasan aksiologis)
Referensi