Anda di halaman 1dari 15

Hakekat pengetahuan dan ilmu pengetahuan dalam pandangan barat dan islam

Siti Marhamah

Email: Marhamahsiti@gmail.com

Dosen pengampu

Dr. Hj. Muslimah, S.Ag, M.Pd.I

Abstract
Ilmu dalam pandangan islam, semua ilmu bersumber dari Allah SWT,yang diketahui oleh
manusia melalui wahyunya yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an. Sumber pengetahuan yang utama
sesungguhnya adalah Al-Qur’an karna telah memberikan informasi dan petunjuk mengenai cara manusia
memperoleh ilmu pengetahuan. Beberapa ayat Al-Qur’an mengisyaratkan agar Al-Qur’an dijadikan sebagai
sumber ilmu dengan memakai kata-kata antara lain: ya’qilun(memikirkan) dan
yuddabbirun(memperhatikan). Islam sebagai agama yang sangat menghormati ilmu pengetahuan,
tidak diragukan lagi. Banyak argumen yang dapat dirujuk, di samping ada ayat-ayat al- Qur`an
dan hadits Nabi saw. yang mengangkat derajat orang berilmu, juga di dalam al-Qur`an
mengandung banyak rasionalisasi, bahkan menempati bagian terbesar. Menurut konsep barat, antara
ilmu pengetahuan deangan agama pada dasarnya merupakan dua hal yang sangat berbeda (kontras) dan
malah bertentangan. Kontras maksudnya keduanya tidak ada hubungan, masing-masing berjalan sendiri.
Ilmu berhubungan dengan kehidupan duniawi, sedangkan agama sekaligus menyangkut kehidupan duniawi
dan kehidupan akhirat. Menurut konsep barat yang ada adalah kehidupan duniawi sedangkan kehidupan
akhirat itu hanyalah ilusi, sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Konflik maksudnya bahwa kebenaran agama
akan menghambat kemajuan ilmu pengetahuan.

Kata kunci: ilmu pengetahuan, Islam, Barat

Pendahuluan
Ilmu pengetahuan dalam suatu kesatuan menampakkan diri secara dimensional.
Filsafat merupakan kegiatan olah pikir manusia yang terarah pada upaya mencari sebab
musabab atas segala sesuatu dan bagaimana upaya manusia setelah mengetahui hal
tersebut. Pada saat ini, manusia cenderung tidak mempunyai pengertian yang mendalam
tentang hakikat ilmu yang sebenarnya sumber utamanya berasal dari filsafat. Potensi
berfikir manusia yang sebenarnya sangat mendalam begitu terabaikan dan tersia-siakan
dalam sebuah kehidupan prakmatis serta instan Akibatnya kehidupan manusia menjadi
kerdil dan termekaniskan oleh gelombang kehidupan yang sangat kaku dalam mengurai
makna exsistensinya baik secara pandangan Barat maupun Islami.

1
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang merefleksi, radikal dan integral mengenai
hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Filsafat ilmu merupakan penelusuran dalam pengembangan
filsafat pengetahuan. Ilmu pengetahuan dalam suatu kesatuan menampakkan diri secara dimensional.
Filsafat merupakan kegiatan olah pikir manusia yang terarah pada upaya mencari sebab musabab
atas segala sesuatu dan bagaimana upaya manusia setelah mengetahui hal tersebut.
Saat ini, manusia cenderung tidak mempunyai pengertian yang mendalam tentang hakikat ilmu yang
sebenarnya sumber utamanya berasal dari filsafat. Potensi berfikir manusia yang sebenarnya
sangat mendalam begitu terabaikan dan tersia-siakan dalam sebuah kehidupan prakmatis serta instan.
Akibatnya kehidupan manusia menjadi kerdil dan termekaniskan oleh gelombang kehidupan yang
sangat kaku dalam mengurai makna exsistensinya baik secara moderen maupun islami.

Pembahasan
Hakekat pengetahuan dan ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam dan Barat
A. Pengertian Hakekat Pengetahuan
Pada umumnya, orang mengartikan pengetahuan dan ilmu pengetahuan sebagai dua
hal yang sama. Anggapan semacam itu tidaklah salah sepenuhnya, akan tetapi, pendapat
semacam itu harus ditinjau lagi berdasarkan kaidah keilmuan agar dapat memahami denag
sesungguhnya.
Rasa ingin tahu yang ada pada manusia menjadikan manusia memiliki pengetahuan.
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu
knowledge.,Sedangkan secara terminologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengetahuan
berarti segala hal atau sesuatu yang diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan hal (mata pelajaran).1
Menurut Pudjawidjana , pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya
oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan pengetahuan
merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek
tertentu. Sedangkan menurut Notoatmodjo , pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu
dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

1
Depdiknas.(2008). KBBI Daring.Diakses20 Oktober2013, dari Pusat Bahasa

2
dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.2
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui. Ilmu adalah pengetahuan, tetapi
pengetahuan belum tentu merupakan ilmu, sebab pengetahuan dapat diperoleh dengan metode
ilmiah, artinya dapat diperoleh melalui pengalaman sehari-hari atau berupa informasi yang kita
terima dari seseorang yang memiliki kewibawaan atau otoritas tertentu. Sedangkan ilmu mesti
diperoleh dengan metode ilmiah, yaitu dengan menggunakan metode berfikir deduktif dan
induktif.
Pengetahuan adalah keseluruhan gagasan, pikiran, ide, konsep dan pemahaman yang
dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya.
Sedangkan ilmu pengetahuan adalah seluruh system pengetahuan manusia yang telah
dibekukan secara sistematis. Pengetahuan lebih spontan sifatnya sedangkan ilmu pengetahuan
lebih sistematis dan reflektif. Pengetahuan jauh lebih luas dari ilmu pengetahuan karena
pengetahuan mencakup segala sesuatu yang diketahui manusia tanpa perlu dibakukan secara
sistematis.3
B. Pengertian Hakekat ilmu Pengetahuan
Pada umumnya, orang mengartikan pengetahuan dan ilmu pengetahuan sebagai
dua hal yang sama. Anggapan semacam itu tidaklah salah sepenuhnya, akan tetapi,
pendapat semacam itu harus ditinjau lagi berdasarkan kaidah keilmuan agar dapat
memahami sesungguhnya. Sebagaimana analogi yang telah dipaparkan, bahwa ilmu
pengetahuan adalah tahapan atau bagian dari pengetahuan. Sehingga dapat dipahami
bahwa pengetahuan berbeda dengan ilmu. . Lebih tepatnya ilmu adalah bagian dari
pengetahuan.
Asal kata ilmu adalah dari bahasa Arab, ‘alima.Arti dari kata ini adalah
pengetahuan. Dalam bahasa Indonesia, ilmu sering disamakan dengan sains yang berasal dari
bahasa Inggris “ science”. Kata “science” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu
“scio”,“scire” yang artinya pengetahuan.Science (dari bahasa Latin “scientia”, yang
berarti “pengetahuan” adalah aktivitas sistematis yang membangun dan mengatur
pengetahuan dalam bentuk penjelasan dan prediksi tentang alam semesta.4
Dalam ENSIE disebutkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai
2
Suriasumantri, J.S, Ilmu Dalam Perspektif(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2001).Hal35
3
Darwis A. Soelaiman, Filsafat ilmu pengetahuan, pengetahuan persfetif Barat dan Islam, Penerbit Bandar Publishing, 2019
h. 26
4
S, Soejono,Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta:Nurcahya,1978),h 10

3
dasar dan yang berlaku secara umum serta niscaya. Ilmu adalah keseluruhan dari
kebenaran kebenaran yang terkait antara yang satu dengan yang lainnya secra
sistematis atau menyeluruh. Dalam karangannya berjudul “pengantar filsafat
ilmu”(1997:88),The Liang Gie mengatakan bahwa ilmu dapat dilihat sebagai
aktivitas yang dilakukan untuk memperuleh ilmu pengetahuan, sebagai metode
bagaimana aktivitas itu dilakukan, dan sebagai ilmu pengetahuan atau produk dari
aktivitas tersebut. Ketiga hal tersebut merupakan kesatuan logis yang mesti ada
secara berurutan dan bersifat dinamis. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas
manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya
aktivitas metodis itu memandang pengetahuan yang sistimatis. Dengan kata lain,
menurut The Liang Gie ilmu ialah”aktivitas penelitian,metode, dan pengetahuan
sistematis.5
Menurut Ziman(1980) dalam karangannya “what is Science?” menelaah
bermacam-macam defenisi ilmu pengetahuan. Dari sejumlah defenisi mengenai ilmu
pengetahuan yang di telaahnya dia mengatakan bahwa yang paling tepat dan paling
digemari oleh filosuf adalah “ilmu pengetahuan adalah kebenaran yang di peroleh
melalui kesimpulan logis dari pengamatan empiris atau berpikir logis dan berpikir
induktif.6
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah aktifitas intelektual yang sistimatis untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman secara rasional dan empiris dari
berbagai segi kenyataan tentang alam semesta. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.7
Berdasarkan Beberapa pengertian atau definisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merupakan rangkuman dari
sekumpulan pengetahuan atau hasil pengetahuan dan fakta berdasarkan teori-teori yang
disepakati atau berlaku umum, diperoleh melalui serangkaian prosedur sistematik, diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.

5
Op.cit.h26
6
h 27
7
Siti Makhmudah, Hakikat Ilmu Pengetahuan dalam persfektif modern dan Islam, artickel 2018

4
C. Syarat-syarat metode ilmiah dalam memperoleh ilmu pengetahuan
Supaya memudahkan pembahasan dalam memperoleh ilmu pengetahuan maka
terlebih dulu kita tegaskan bahwa untuk menemukan sesuatu yang bernama ilmu
pengetahuan, maka tujuan dari ilmu pengetahuan tersebut harus ditentukan terlebih
dahulu dengan menggunakan syarat dan berbagai metode dalam memperolehnya. Agar
dapat diuraikan proses terbentuknya ilmu pengetahuan ilmiah, perlu terlebih dahulu
diuraikan syarat-syarat ilmu pengetahuan ilmiah.

Menurut Karlina Supeli Laksono dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan (Epsitomologi)


pada Pascasarjana Universitas Indonesia tahun 1998/1999, ilmu pengetahuan ilmiah harus
memenuhi tiga syarat, yaitu:

1. Sistematik; yaitu merupakan kesatuan teori-teori yang tersusun sebagai suatu


sistem.

2. Objektif; atau dikatakan pula sebagai intersubjektif, yaitu teori tersebut terbuka
untuk diteliti oleh orang lain/ahli lain, sehingga hasil penelitian bersifat universal.

3. Dapat dipertanggungjawabkan; yaitu mengandung kebenaran yang bersifat universal,


dengan kata lain dapat diterima oleh orang-orang lain/ahli-ahli lain.

Pandangan ini sejalan dengan pandangan Parsudi Suparlan yang menyatakan


bahwa Metode Ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan
ilmiah. Selanjutnya dinyatakan bahwa penelitian ilmiah dilakukan dengan
berlandaskan pada metode ilmiah. Adapun metode untuk dapat memperoleh ilmu
pengetahuan dan menentukan kebenaran ilmu pengetahuan secara filosofis terdiri
dari:
1. Metode Empirik

Yang dimaksud dengan metode empirik yaitu pengetahuan yang didapatkan


melalui pengalaman inderawi dan akal mengolah bahan-bahan yang diperoleh
dari pengalaman dengan cara induksi.

5
Dalam metode ini terdapat beberapa unsur yaitu subyek, obyek dan hubungan
antara subyek dan obyek. Subyek adalah yang menegatahui atau manusi itu
sendiri sebab manusia sejatinya adalah knower dimana dalam diri setiap manusia
terdapat kampuan untuk dapat mengetahui (dalam arti luas), kemampuan-
kemampuan tersebut adalah;

a) Kemampuan kognitif, yaitu; kemampuan untuk mengetahu artinya secara


luas dan lebih mendalam seperti; mengerti, memahami, menghayati dan
mengingat apa yang diketahui. Landasan kognitifitas manusia adalah rasio
atau akal. Kemampuan kognitif manusia bersifat netral.
b) kemampuan afektif yaitu kemampuan untuk merasakan tentang apa yang
diketahuinya seperti rasa cinta, indah dan sebagainya. kemampuan afektif
berlandas pada rasa tau qalbu dan disebut pula dengan hati nurani,
kemampuan ini bersifat tidak netral.
c) kemampuan konatif yaitu kemampuan untuk mencapai apa yang dirasakan,
kemampuan ini menjadi daya dorong untuk mencapai (atau menjauhi) segala
apa yang diditekan oleh rasa. Adapun obyek adalah yang diketahui baik
bersifat apriori maupun aposteriori dan terakhir adalah proses terjadinya
hubungan anatara subyek dan obyek.8

Metode ini memberikan arti bahwa seluruh konsep dan idea yang kita
anggap benar sesungguhnya bersumber dari pengalaman dengan obyek yang
ditangkap oleh panca indera khususnya yang bersifat spontan dan langsung,
sehingga dengan metode ini panca indera memiliki peranan penting dalam tiga
hal; pertama bahwa seluruh preposisi yang kita ucapkan merupakan bentu
manifestasi laporan dari pengalaman atau yang disimpulan pengalaman. kedua
bahwa konsep atau idea tentang sesuatu tidak dapat diperoleh kecuali didasarkan
pada apa yang diperoleh dari pengalaman. ketiga akal budi atau rasio hanya dapat
berfungsi jika memiliki acuan realitas. Artinya dengan metode ini dapat

8
https://www.infodiknas.com/metode-memperoleh-ilmu-pengetahuan.html

6
dinyatakan bahwa credential (keterpercayaan) konsep ilmiah atau teori apapun
bergantung pada suatu tingkat substansi berbasis empiris.
2. Metode Rasional
Metode Rasional adalah metode yang menjelaskan hubungan-hubungan
rasional yang memberi penjelasan ilmiah ciri-khas keterpahaman (intelegibility)
yang khas, penggunaan rasio dalam menperoleh pengetahuan menjadi sandaran
metode ini dimana akal atau rasio yang memenuhi sayarat yang dituntut oleh sifat
umum dan yang perlu mutlak, yaitu syarat yang digunakan dalam seluruh metode
ilmiah.
Metode ini menjadikan ilmu hitung dan ilmu ukur sebagai model bagi
pengetahuan manusia, metode ini menunjukkan sebuah penjelasan bahwa dalam
diri manusia terdapat pemimpin-pemimpin bawaan tertentu yang telah ada sejak
awal yang diperoleh bukan dari pengalaman, artinya bahwa manusia berpikir dalam
rangka prinsip-prinsip pertama yang terbukti dengan sendirinya, sebab panca indera
dan pengalaman hanya dapat memberi informasi tentang obyek khusus yang
terbatas dan tidak tetap sehingga tidak dapat memberi pengetahuan yang bersifat
mendunia atau universal.
Maka dari semua ini pengetahuan hanya dapat ditemukan dengan bantuan
akal budi (nalar). Dengan cara ini, maka proses pengetahuan manusia adalah
dengan menyumbangkan atau mendeduksikan, menurunkan, pengetahuan-
pengetahuan particular dari prinsip-prinsip umum, atau dengan kata lain bahwa
pengetahuan manusia harus mulai dari aksioma-aksioma (aturan) yang telah
terbukti dengan sendirinya, dan dari situ ditarik atutan-aturan sedemikian rupa
sehingga kebenaran aturan menjadi kebenaran aturan.

Penjelasan ini memberikan gambaran bahwa kemampuan akal budi (nalar)


manusialah yang dapat digunakan untuk dapat menarik kesimpulan dari prinsip-
prinsip umum tertentu dalam benaknya. Oleh karenanya logika silogisme menjadi
sangat penting dalam menggunakan metode ini. Maka dari penjelasan dari
kemampuan nalar manusia maka dapat kita ketahui fungsi atau manfaatnya yaitu:

7
Manfaat dari kemampuan nalar manusia dalam memperoleh ilmu
pengetahuan dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu; higher reason (rasio tertinggi)
dan lower reason (rasio terendah), hasil ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh
dari keduanya berbeda dimana higher reason menghasilkan ilmu pengetahuan akan
suatu kebenaran yang berkaitan dengan kekalan yang disebut juga dengan sapientia
atau wisdom sementara lower reason menghasilkan ilmu pengetahuan akan suatu
kebenaran yang bersifat temporal yang disebut juga dengan scientia
atau knowledge.

3. Metode Kontemplatif

Metode ini memandang bahwa metode pengalaman dan masuk akal atau
rasional memiliki keterbatasan, sehingga pengetahuan yang dihasilkan pun berbeda
dan masing-masing bersifat temporal, maka untuk menajamkan hasil dari kedua
metode tersebut dibutuhkan penajaman kemampuan akal yang disebut intuisi,
pengetahuan yang diperoleh lewat intuisi dapat diperoleh secara kontemplatif.

Metode kontemplatif dalam memperoleh pengetahuan bersifat sangat


indivdualistik sebab pengetahuan yang dihasilkannya tersebut adalah pengetahuan
yang tercerahkan dari percikan sinar pengetahuan Tuhan (al-h}ikmah al-
Ila>hiyyah). Hariri Shrazi menerangkan bahwa fitrah bukan semata-mata kolam
atau waduk yang menerima penegtahuan, akan tetapi pengetahuan ini murni muncul
dari dalam diri manusia itu sendiri dan bukan dari luar, maka mata fitrahlah yang
melihat pengetahuan itu dan kemudian lidahnya mengucapkan atau menjelaskan
pengetahuan tersebut.

4. Metode Ilmiah

Metode ilmiah merupakan salah satu acara atau prosedur dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu, dimana ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh
lewat metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan ekspresi tentang cara bekerja pikiran
yang diharapkan mempunyai karakteristik tertentu berupa sifat rasional dan teruji
sehingga ilmu yang dihasilkan bisa diandalkan. Dalam hal ini metode ilmiah

8
mencoba menggabungkan cara berpikir deduktif (rasional) dan induktif (empiris)
dalam membangun pengetahuan.9 Teori ilmu merupakan suatu penjelasan rasional
yang berkesuaian dengan objek yang dijelaskannya, dengan didukung oleh fakta
empiris untuk dapat dinyatakan benar. Metode rasional yang digabungkan dengan
metode empiris dalam langkah menuju dalam menghasilkan pengetahuan inilah yang
disebut metode ilmiah. Jadi, metode ilmiah dianggap sebagai metode terbaik untuk
mendapatkan pengetahuan karena metode ini menggunakan pendekatan yang
sistematis, obyetif, terkontrol, dan dapat diuji, yang dilakukan melalui metode
empiris maupun rasional atau dengan kata lain dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip
induktif dan dedutif.

D. Perbedaan pengetahuan dan ilmu pengetahuan

Pada pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan tentang pengetahuan dan ilmu


pengetahuan. Yaitu Pengetahuan adalah keseluruhan gagasan, pikiran, ide, konsep dan
pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan
kehidupannya Sedangkan ilmu pengetahuan adalah seluruh system pengetahuan manusia yang telah
dibekukan secara sistematis. Pengetahuan lebih spontan sifatnya sedangkan ilmu pengetahuan lebih
sistematis dan reflektif. Pengetahuan jauh lebih luas dari ilmu pengetahuan karena pengetahuan
mencakup segala ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merupakan
rangkuman dari sekumpulan pengetahuan atau hasil pengetahuan dan fakta
berdasarkan teori-teori yang disepakati / berlaku umum, diperoleh melalui serangkaian
prosedur sistematik, diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu.

E. Ilmu dalam pandangan islam dan barat

Ilmu dalam pandangan islam, semua ilmu bersumber dari Allah SWT,yang
diketahui oleh manusia melalui wahyunya yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an.
Sumber pengetahuan yang utama sesungguhnya adalah Al-Qur’an karna telah
memberikan informasi dan petunjuk mengenai cara manusiamemperoleh ilmu
pengetahuan. Beberapa ayat Al-Qur’an mengisyaratkan agar Al-Qur’an dijadikan srbagai
9
ibid

9
sumber ilmu dengan memakai kata-kata antara lain: ya’qilun(memikirkan) dan
yuddabbirun(memperhatikan).

Petunjuk Al-Qur’an tentang memperoleh pengetahuan pada dasar nya ada 3 macam
yaitu: melalui panca indera, akal, dan melalui wahyu. Dalam Al-Qur’an ada beberapa ayat
yang menyuruh manusia menggunakan inderanya dalam mencari ilmu pengetahuan, yaitu
dengan penggunaan kata-kata seperti : qala (menimbang), qadara (ukuran/ketentuan), dan
lain-lain. Kata-kata itu mengisyaratkan bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh melalui
observasi terhadap segala sesuatu yang merupakan dasar dari pemikiran, perhitungan dan
pengukuran. Terlepas dari kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh indera manusia,
adalah diakui bahwa indera memiliki kemampuan yang kuat dalam memperoleh
pengetahuan. Dengan indera dapat dilakukan observasi dan eksperimen. Di dalam Al-
Qur’an terdapat metodologi pengetahuan yang memperkuat adanya pengetahuan indera itu,
namun Al-Qur’an juga menerangkan keterbatasan indera manusia sebagai alat untuk
memperoleh pengetahuan yang benar. Al-Qur’an mengecam orang-orang yang haanya
mengandalkan inderanya untuk memperoleh kebenaran, misalnya yang dikisahkan oleh Al-
Qur’an tentang Kaum Nabi Musa yang ingin melihat Tuhan secara langsung. Al-Qur’an
juga menyebutkan adanya realitas yang tidak bisa diamatai oleh indera, yang menunjukkan
bahwa indera itu terbatas jangkauannya dalam mencapai kebenaran.

Diatas pengetahuan indera masih ada pengetahuan yang lebih tinggi yaitu
pengetahuan akal. Adanya pengetahuan itu dapat dipahami dari beberapa kata yang dipakai
dalam Al-Qur’an seperti tafakur artinya merenungkan ,ta’aqqul artinya memikirkan,
tapaqquh artinya memahami,dll. Kata-kata ini menunjukkan kepada akal sebagai metode
bagi manusia untuk memperoleh ilmu. Meskipun hampir semua ulam dan ahli filsafat islam
mengakui akal sebagai sumber pengetahuan, namun pendapat mereka tentang tingkat
kepentingannya berbeda-beda. Sebagai ahli filsafat sangat melebihkan pentingnya akal,
yaitu oleh ahli-ahli filsafat resionalis dan pengikut syi’ah, yang mengatakan bahwa dengan
akal kita akan dapat menanggapi segala segala sesuatu termasyuk wujud
Allah,kebaikan,keburukan,dan hal-hal yang ghaib.10

10
Prop.Darwis A.Soelaiman,Ph.D,Filsafat ilmu pengetahuan Perspektif Barat dan Islam,Bandar Publising,2019h136-137

10
Pentingnya Ilmu Pengetahuan dalam islam sangat besar yang mana dalam Al-
Qur’an kata al-‘alim di gunakan lebih dari 780 kali. Allah swt.berfirman QS.Al-Alaq: 1-5
yaitu

‫ َع َّلَم‬٤ – ‫ اَّلِذْي َع َّلَم ِباْلَقَلِۙم‬٣ – ‫ ْق َر ْأ َو َر ُّبَك اَاْلْك َر ُۙم‬٢ – ‫ َخ َلَق اِاْلْن َس اَن ِمْن َع َلٍۚق‬١ – ‫ِاْق َر ْأ ِباْس ِم َر ِّب َك اَّلِذْي َخ َلَۚق‬
٥ - ‫اِاْلْن َس اَن َم ا َلْم َي ْع َلْۗم‬

Artinya:

“bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan.Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. dan tuhanmulah yang paling
pemurah.Yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”(QS.Al-
Alaq 1-5)

Ayat ini menunjukan bahwa betapa pentingnya membaca, pena, dan ajaran
untuk manusia agar manusia memiliki ilmu pengetahuan.

Terdapat juga dalam beberapa hadist yang menyatakan pentingnya ilmu bagi
manusia, antara lain adalah:

 Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim


 Carilah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat
 Carilah ilmu walaupun di negri cina
 Para ulama adalah pewaris para Nabi
 Orang yang berharga adalah orang yang paling banyak ilmunya dan yang paling
hina adalah yang paling bodoh.

Karena pentingnya ilmu pengetahuan maka sangat perlu setiap muslim


mempelajari ilmu. Mahdi Ghulsyani mengemukaakan beberapa alasan mengapa dalam
perspektif Al-Qur’an ilmu pengetahuan sangat perlu dipelajari :

1. Karena mencari ilmu merupakan kewajiban jika pengetahuan dari sesuatu ilmu itu
menurut syariah merupakan persyaratan untuk mencapai tujuan-tujuan islam.

11
Contohnya Kesehatan adalah penting dalam masyarakat islam, dan karena itu
mempelajari ilmu obat-obatan adalah wajib kifayah. Seluruh ilmu, merupakan alat
untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, dan selama memerankan peranan itu,
maka ilmu itu suci, tetapi apabila tidak maka ilmu akan menjadi alat kesesatan.
2. Masyarakat yang dikehendaki oleh Al-Qur’an adalah masyarakat yang agung dan
mulia, bukan masyarakat yang takluk dan bergantung kepada orang-oarang kafir.
3. Dalam dunia modern sekarang ini banyak masalah kehidupan manusia tidak dapat
di pecahkan kecuali dengan upaya pengembangan ilmu.11

Ilmu dalam pandangan barat


Menurut konsep barat, antara ilmu pengetahuan deangan agam pada dasarnya
merupakan dua hal yang sangat berbeda (kontras) dan malah bertentangan. Kontras
maksudnya keduanya tidak ada hubungan, masing-masing berjalan sendiri. Ilmu
berhubungan dengan kehidupan duniawi,sedangkan agama sekaligus menyangkut
kehidupan duniawi dan kehidupan akhirat. Menurut konsep barat yang ada adalah
kehidupan duniawi sedangkan kehidupan akhirat itu hanyalah ilusi, sesuatu yang
sebenarnya tidak ada. Konflik maksudnya bahwa kebenaran agama akan menghambat
kemajuan ilmu pengetahuan.12 Tokoh yang dominan dalam sejarah epistemology barat
menurut Fermeton adalah kaum skeptis dianggab seringkali secara emplisit
mengisyaratkan beberapa hal yang berkaitan dengan pengetahuan. sering kali secara
implisit pengisyaratan beberapa hal yang berkaitan dengan pengetahuan. Status mereka
sebagai seorang skeptis ditetapkan berdasarkan klaim yang mereka buat tentang”apa
yang kami ketahui atau lebih tepatnya “yang tidak di ketahui. filsafat pada zaman Pre-
Socratic tidak memberikan perhatian yang punda mental kepada cabang filsafat
epistemology, namun lebih tertarik kepada filsafat alam dan kemungkinan dengan
hubungannya. Mereka menerima begitu saja bahwa pengetahuan tentang alam dalam
epistemology.
Plato beranggapan bahwa pengetahuan merupakan kondisi-kondisi yang paling
tinggi dan lebih dari sekedar kepercayaan yang benar. Menurutnya pengetahuan lebih
berharga dan lebih sulit untuk didapatkan daripada kepercayaan, namun walaupun

11
Ibid.h.139-140
12
Ibid.h.14

12
pengetahuan susah untuk dicapai dan manusia kurang akan pengetahuan, pengetahuan
tetap dapat dicapai karena kita semua harus dan cenderung untuk bergantung kepada
kepercayaan-kepercayaan yang benar. Segala sesuatu yang berasal dari pengenalan
atau penangkapan indra, tidak layak disebut pengetahuan. pengetahuan sejati menurut
plato apabila hal tersebut berkaitan dengan konsep-konsep. Berdasarkan pandangan
ini, 2+2=4 adalah pengetahuan sejati, sedangkan pernyataan seperti “salju berwarna
putih” dianggab penuh dengan ketidak jelasan dan ketidakpastian sehingga tidak
mendapat tempat dalam korpus kebenaran para filosofis. Sumber pandangan ini
berakar pada perminides, namun Plato membuatnya menjadilebih eksplisit.
Pengetahuan sejati bagi Plato adalah episteme, yaitu pengetahuan tunggal yang tetap
sesuai dengan ide-ide abadi. Ide-ide tersebut bersipat sempurna dan yang ditangkap
oleh panca indra hanyaalah tiruan atau bayangan ide-ide tersebut. Ide adalah sesuatu
yang riil (real) dan apabila seseorang melihat bayamgan, makai akan langasung
teringat kepada ide abadi tersebut (rekoleksi). Sehingga menurut Plato, yang disebut
sebagai pengetahuan adalah kumpulan ingatan atau pengenalan ide abadi yang
terpendam dalam benak manusia.
Aristoteles mengajarkan dua acara terhadap pengenalan pengetahuan. Pertam
adalah pengenalan indrawi(empiris)dan kedua adalah pengenalan rasinal atau akal.
Namun dia menolak epistemology platonisme dengan mengatakan bahwa pengetahuan
seorang manusia harus berangkat dari hal-hal particular yang terpersepsi oleh indra dan
setelah itu ,ia akan diabstraksikan menjadi pengetahuan akal budi(rasional) yang
bersipat universal. Aristoteles dalam halini berpegang pada satu dictum: nihil Est in
intellectu nisi prius in sensu. Artinya, tidak ada sesuatu sesuatupun yang terdapat diakal
budi yang tidak terlebih dahulu terdapat pada indra. Namun demikian, Aristotles masih
merupakan pengikut plato.13
Penutup

1. Pengetahuan adalah keseluruhan gagasan, pikiran, ide, konsep dan pemahaman


yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan
kehidupannya. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah seluruh system pengetahuan
manusia yang telah dibekukan secara sistematis.
13
Dr.Adian Husaini et al. filsafat ilmu: perspektif barat dan islam, Gema insani,2019.h 2-4

13
2. Ilmu dalam pandangan Islam, semua ilmu bersumber dari Allah SWT, yang
diketahui oleh manusia melalui wahyunya yang tercantum dalam kitab suci Al-
Qur’an. Sumber pengetahuan yang utama sesungguhnya adalah Al-Qur’an
karna telah memberikan informasi dan petunjuk mengenai cara manusia
memperoleh ilmu pengetahuan.
3. Menurut konsep barat, antara ilmu pengetahuan deangan agama pada
dasarnya merupakan dua hal yang sangat berbeda (kontras) dan malah
bertentangan. Kontras maksudnya keduanya tidak ada hubungan, masing-
masing berjalan sendiri. Ilmu berhubungan dengan kehidupan duniawi,
sedangkan agama sekaligus menyangkut kehidupan duniawi dan kehidupan
akhirat.

Daftar Pustaka

Suriasumantri, J.S, Ilmu Dalam Perspektif(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2001)

Darwis A. Soelaiman, Filsafat ilmu pengetahuan, pengetahuan persfetif Barat dan Islam,
Penerbit Bandar Publishing, 2019

Depdiknas.(2008). KBBI Daring.Diakses20 Oktober2013, dari Pusat Bahasa

S, Soejono,Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta:Nurcahya,1978),


Siti Makhmudah, Hakikat Ilmu Pengetahuan dalam persfektif modern dan Islam, artickel
2018

https://www.infodiknas.com/metode-memperoleh-ilmu-pengetahuan.html

Al Qur'an dan terjemahan, Departemen Agama

14
15

Anda mungkin juga menyukai