Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PANCASILA

Nama : INRA IRAWAN


NIM : E2114401015
Kelas : 1A_D3 Keperawatan

PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU

1. Jelaskan pengertian ilmu dan pengertian pengetahuan

• Pengertian ilmu
Kata ilmu berasal dari Bahasa Arab alima dan berarti pengetahuan.
Pemakaian kata ini dalam Bahasa Indonesia kita equivalenkan dengan
istilah science. Science berasal dari Bahasa Latin: Scio, Scire yang juga
berarti pengetahuan. Ilmu adalah pengetahuan. Namun, ada berbagai
macam pengetahuan.

Apa isi pengetahuan ilmu itu? Ilmu mengandung tiga kategori, yaitu
hipotesis, teori, dan dalil hukum. Ilmu itu haruslah sistematis dan
berdasarkan metodologi, ia berusaha mencapai generalisasi. Dalam kajian
ilmiah, kalau data yang baru terkumpul sedikit atau belum cukup,
ilmuwan baru hanya mengeluarkan hipotesis. Hipotesis ialah dugaan
pikiran berdasarkan sejumlah data. Hipotesis memberi arah pada
penelitian dalam menghimpun data. Data yang cukup sebagai hasil
penelitian dihadapkan pada hipotesis. Apabila data itu valid, hipotesis
akan menjadi tesis atau hipotesis menjadi teori. Jika teori mencapai
generalisasi yang umum, maka akan menjadi dalil dan bila teori
memastikan hubungan sebab-akibat yang serba tetap, ia akan menjadi
hukum (Suaedi,2016:20).
• Pengertian pengetahuan
Secara etimologi spengetahuan berasal dari kata Bahasa Inggris
yaitu knowledge. Dalam dalam encyclopediaofphilosophy dijelaskan
bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar. Menurut
Gazalba pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan
pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran.

Dengan demikian, pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha


manusia untuk tahu. Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan
(knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui secara langsung dari
kesadarannya sendiri.

Orang pragmatis, terutama John Dewey tidak membedakan


pengetahuan dengankebenaran (antara knowledge dengan truth). Jadi,
pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi.
(Suaedi,2016:21)

Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah


pengetahuan maka di dalam kehidupan manusia dapat memiliki
pengetahuan dan kebenaran.

2. Sebutkan 4 pengetahuan yang dimiliki manusia?

Salam sebagaimana dikutip oleh Suaedi (2016:22) mengemukakan


bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yakni:

Pertama, pengetahuan biasa. Yaitu pengetahuan yang dalam filsafat


dikatakan dengan istilah commonsense, sering diartikan dengan Goodsense
karena seseorang memiliki sesuatu dimanaia menerima secara baik.
Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science
yang pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan
mensistematisasikan commonsense, suatu pengetahuan yang berasal dari
pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan seharihari. Namun,
dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti menggunakan
berbagai metode. Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara
objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan
memberimakna terhadap dunia faktual. Sementar yaitu, pengetahuan yang
diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, dan
klasifikasi Analisis ilmu itu objektif dan menyampingkan unsur pribadi,
pemikiran logika diutamakan, netral dalam arti tidak dipengaruhi oleh
sesuatu yang bersifat kedirian karena dimulai dengan fakta.

Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari


pemikiran yang kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih
menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
Kalau ilmuhanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit, flsafat
membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya
memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis sehingga ilmu yang
takdirnya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.

Keempat, pengetahuan agama, yaitu pengetahuan yang hanya


diperoleh dari Tuhan lewat parautusannya. Pengetahuan agama bersifat
mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluknya.

3. Apa perbedaan ilmu dengan pengetahuan


• Ilmu:
Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ilmu disamakan
artinya dengan pengetahuan. Dari asal katanya, kita dapat ketahui bahwa
pengetahuan diambil dari kata dalam Bahasa Inggris yaitu know-ledge,
sedangkan ilmu diambil dari kata science dan peralihan dari kata arab
alima(ilm). Untuk memperjelas pemahaman kita perlu juga dibedakan
antara pengetahuan yang sifatnya prailmiah dan pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan yang bersifat prailmiahialah pengetahuan yang belum
memenuhi syarat-syarat ilmiah pada umumnya.
• Pengetahuan
Ilmiah adalah pengetahuan yang harus memenuhi syarat-syarat
ilmiah. Pengetahuan pertama disebut sebagai pengetahuan biasa dan
pengetahuan kedua disebut pengetahuan ilmiah. Adapun syarat-syarat
yang dimiliki oleh pengetahuan ilmiah adalah:

1) Harus memiliki objek tertentu (objek formal dan materil);


2) Harus bersistem;
3) Memiliki metode tertentu dan
4) Sifatnya umum.

Pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan ilmu. Perbedaan itu


terlihat dari sifat sistematisnya dan cara memperolehnya. Dalam
perkembangannya, pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan
dalam arti material keduanya mempunyai perbedaan (Suaedi,2016:23).
Dari hal tersebut maka dapat diketahui bahwa ilmu itu adalah sebuah
pengetahuan yang berobjek, bersistem, bermetode dan bersifat univeral.
Setiap ilmu pasti adalah pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan
itu ilmu.

4. Apa hubungan ilmu dengan tekhnology

Iptek sebagai asas pembangunan dan sebagai salah satu bidang


pembangunan yang sejajar dengan bidang pembangunan lainnya, maka
secara sadar kita mengakui dan memahami betapa pentingnya iptek bagi
kehidupan bangsa dan negara kita terutama dalam menjamin
kesinambungan pembangunan nasional (Kartasasmita,1994;13).

Relasi yang paling ideal antara Iptek dan nilai budaya serta agama
tentu terletak pada fenomena pertama, meskipun hal tersebut belum dapat
berlangsung secara optimal, mengingat keragaman agama dan budaya di
Indonesia itu sendiri. Keragaman tersebut disatu pihak dapat menjadi
kekayaan, tetapi dipihak lain dapat memicu terjadinya konflik. Oleh karena
itu, diperlukan sikap inklusif dan toleran dimasyarakat untuk mencegah
timbulnya konflik. Untuk itu, komunikasi yang terbuka danegaliter
diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Fenomena kedua yang menempatkan pengembangan iptek diluar nilai
budaya dan agama, jelas bercorak positivistis. Kelompok ilmuwan dalam
fenomena kedua ini menganggap intervensi faktor eksternal justru dapat
mengganggu objektivita silmiah. Fenomena ketiga yang menempatkan
nilai budaya dan agama sebagai mitra dialog merupakan sintesis yang lebih
memadai dan realistis untuk diterapkan dalam pengembangan iptek di
Indonesia.Sebab iptek yang berkembang diruang hampa nilai, justru akan
menjadi bumerang yang membahayakan aspek kemanusiaan.

Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai


budaya dan agama dari Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi
Bangsa Indonesia mengakomodir seluruh aktivitas kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula halnya dalam
aktivitas ilmiah. Oleh karena itu, perumusan Pancasila sebagai paradigma
ilmu bagi aktivitas ilmiah di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat
niscaya. Sebab, pengembangan ilmu yang terlepas dari nilai ideologi
bangsa, justru dapat mengakibatkan tumbuhnya sekularisme, seperti yang
terjadi pada zaman renaissance di Eropa. Bangsa Indonesia memiliki akar
budaya dan religi yang kuat dan tumbuh sejak lama dalam kehidupan
masyarakat sehingga manakala pengembangan ilmu tidak berakar pada
ideologi sama halnya dengan membiarkan ilmu berkembang tanpa arah dan
orientasi yang jelas (Dikti,2016:196-197).

5. Bagaimana perkembangan ilmu pada masa pra yunani kuno, yunani kuno,
abad pertengahan, renasissance, modern, dan kontemporer?

a. Zaman Pra Yunani Kuno


Pada masa ini manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan.
Oleh karena itu zaman praYunani Kuno disebut juga Zaman Batu yang
berkisar antara empat juta tahun sampai 20.000 tahun Pada zaman ini
ditandai oleh kemampuan :
1) Know how dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada
pengalaman;
2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta
dengan sikapreceptivemind, keterangan masih dihubungkan dengan
kekuatan magis;
3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah
menampakkan perkembangan
4) Pemikiran manusia ketingkat abstraksi;
5) Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang didasarkan
atas sintesa terhadap hasil abstraksi yang dilakukan;
6) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa-
peristiwa sebelumnya yang pernah terjadi.

b. Zaman Yunani Kuno


Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang dari ilmu dan
filsafat, karena Bangsa Yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai
mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima
pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap
menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap aninquiring
attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis).

c. Zaman Abad pertengahan


Para ilmuan pada masa ini hampir semua adalah paratheolog,
sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan.
Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah Ancilla
Theologia atau abdiagama.

d. Zaman Renaissance
Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali
pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah
zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah
menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah
manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin
mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas
campurtangan ilahi. Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern
sudah mulai dirintis pada zaman renaissance Ilmu pengetahuan yang
berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh
yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes Keppler,
Galileo Galilei.

e. ZamanModern
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang
ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern
sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman renaissance. Seperti Rene
Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern. Rene
Descartes juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti
adalah sistem koordinat yang terdiri dari dua garis lurus X dan Y alam
bidang datar. Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi.
Charles Darwin dengan teorinya struggle for life (perjuangan untuk
hidup). J.J Thompson dengan temuannya yaitu electron.

f. Zaman Kontemporer (abad 20 dan seterusnya)


Fisikawan termashur abad ke20 (dua puluh) adalah Albert Einstein.
Ia menyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas,
tetapi juga tak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu
kewaktu. Einstein percayaakan kekekalan materi. Ini berarti bahwa alam
semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain tidak mengakui adanya
penciptaan alam. Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta,
dan lain-lain maka Zaman Kontemporer ini ditandai dengan penemuan
berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan informasi
termasuk salah satu yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai dari
penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi, internet, dan lain
sebagainya. Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga
terjadilah spesialisasi ilmu yang semakin tajam. Melalui kajian historis
tersebut yang padahakikatnya pemahaman tentang sejarah kelahiran dan
perkembangan ilmu pengetahuan, dapat dikonstatasikan bahwa ilmu
pengetahuan itu mengandung dua aspek. Yaitu aspek fenomenal dana
spekstruktural.
6. Jelaskan 2 aspek fenomenal dan aspekstructural ilmu pengetahuan?
Aspek fenomenal :
Aspek fenomenal menunjukan bahwa ilmu pengetahuan
mewujud/memanifestasikan dalam bentuk masyarakat, proses dan produk.
Sebagai masyarakat, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai suatu
masyarakat atau kelompok elit yang dalam kehidupan kesehariannya begitu
mematuhi kaidah-kaidah ilmiah yang menurut paradigma Mer-ton disebut
universalisme, munalisme, dan skepsisme yang teratur dan terarah. Sebagai
proses, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai aktivitas atau kegiatan
kelompok elit tersebut dalam upayanya untuk menggalidan mengembangkan
ilmu melalui penelitian, eksperimen, ekspedisi, seminar, kongres.
Sedangkan sebagai produk, menampakkan diri sebagai hasil kegiatan
kelompok elit ilmu pengetahuan tadi berupa teori, ajaran, paradigma,
temuan-temuan lain.

Aspek struktural ilmu pengetahuan :


Aspek struktural menunjukan bahwa ilmu pengetahuan didalamnya
terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
1) Sasaran yang dijadikan objek untuk diketahui (Gegenstand)
2) Objek sasaran ini terus menerus dipertanyakan dengan suatu cara
(metode) tertentu tanpa mengenal titik henti. Suatu paradoks bahwa ilmu
pengetahuan yang akan terus berkembang justru muncul permasalahan-
permasalah baru yang mendorong untuk terus menerus
mempertanyakannya.
3) Ada alasan dan motivasi mengapa gegenst and it u terus menerus
ditanyakan.
4) Jawaban-jawaban yang diperoleh kemudian disusun dalam suatu kesatuan
sistem (KoentoWibisono,1985)
Dengan Renaissance dan aufklaerung ini, mentalitas manusia Barat
mempercayai akan kemampuan rasio yang menjadikan mereka optimis,
bahwa segala sesuatu dapat diketahui, diramalkan, dan dikuasai. Melalui
optimisme ini, mereka selalu berpetualang untuk melakukan penelitian
secara kreatif dan inovatif (Surajiyo,2004:128 -129).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan Iptek yang
saat ini terjadi berawal dari dunia barat dan mengakhiri masa kegelapan the
dark age. Lahirlah era yang disebut sejarah renaissance dan humanisme.
Setalah ilmu pengetahuan yang terus berkembang, puncak dari pemikiran
manusia yang disebut modern itu yakni lahirnya revolusi industri, Revolusi
industrilah sebagai cikal bakal adanya teknologi.

7. Apa yang menjadi cikal bakal teknology?

Perkembangan Iptek yang saat ini terjadi berawal dari dunia barat
dan mengakhiri masa kegelapan the dark age. Lahirlah era yang disebut
sejarah renaissance dan humanisme. Setalah ilmu pengetahuan yang terus
berkembang, puncak dari pemikiran manusia yang disebut modern itu
yakni lahirnya revolusi industri, Revolusi industrilah sebagai cikal bakal
adanya teknologi.

8. Apa hubungan IPTEK, nilai budaya, dan agama?

Relasi yang paling ideal antara Iptek dan nilai budaya serta agama
tentu terletak pada fenomena pertama, meskipun hal tersebut belum dapat
berlangsung secara optimal, mengingat keragaman agama dan budaya di
Indonesia itu sendiri. Keragaman tersebut disatu pihak dapat menjadi
kekayaan, tetapi dipihak lain dapat memicu terjadinya konflik. Oleh karena
itu, diperlukan sikap inklusif dan toleran dimasyarakat untuk mencegah
timbulnya konflik. Untuk itu, komunikasi yang terbuka dan egaliter
diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Fenomena kedua yang menempatkan pengembangan iptek diluar nilai
budaya dan agama, jelas bercorak positivistis. Kelompok ilmuwan dalam
fenomena kedua ini menganggap intervensi faktor eksternal justru dapat
mengganggu objektivitas ilmiah. Fenomena ketiga yang menempatkan
nilai budaya dan agama sebagai mitra dialog merupakan sintesis yang lebih
memadai dan realistis untuk diterapkan dalam pengembangan iptek di
Indonesia. Sebab iptek yang berkembang diruang hampa nilai, justru akan
menjadi bumerang yang membahayakan aspek kemanusiaan.
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai
budaya dan agama dari Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia mengakomodir seluruh
aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian
pula halnya dalam aktivitas ilmiah. Oleh karenai tu, perumusan Pancasila
sebagai paradigma ilmu bagi aktivitas ilmiah di Indonesia merupakan
sesuatu yang bersifat niscaya. Sebab, pengembangan ilmu yang terlepas
dari nilai ideologi bangsa, justru dapat mengakibatkan tumbuhnya
sekularisme, seperti yang terjadi pada zaman renaissance di Eropa. Bangsa
Indonesia memiliki akar budaya dan religi yang kuat dan tumbuh sejak
lama dalam kehidupan masyarakat sehingga manakala pengembangan ilmu
tidak berakar pada ideologi bangsa, sama halnya dengan membiarkan ilmu
berkembang tanpa arah dan orientasi yang jelas (Dikti,2016:196-197).

9. Jelaskan peranan setiap nilai sila-sila pancasila terhadap pengembangan


ilmu?
Adapun nilai-nilai Pancasila sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terkandung dari setiap sila-sila Pancasila
diuraikan sebagai berikut:

1) Nilai Ketuhanan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu


Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila ini memberikan dasar
bahwa IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, apa yang
dibuktikan, dan yang diciptakan. Tetapi juga harus dipertimbangkan
maksud dan akibatnya, apakah merugikan manusia dan masyarakat
serta alam sekitarnya. Pengolahan harus diimbangi dengan pelestarian.
Silaini menempatkan manusia dialam semesta bukan sebagai pusatnya,
melainkan sebagai bagian yang sistemik dari alam yang diolahnya
(Kaderi, 2015:193)

2) Nilai Kemanusiaan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu


Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ini
memberikan dasar-dasar moralis, bahwa manusia dalam
mengembangkan IPTEK, haruslah dengan cara-cara yang beradab.
Harus berdasarkan pada hakikat tujuan dan demi kesejahteraan umat
manusia. IPTEK bukan untuk kesombongan, kecongkakkan dan
keserakahan manusia, tapi demi untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia.
3) Nilai Persatuan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Sila ketiga: Persatuan Indonesia. Sila ini mendasari bahwa IPTEK
hendaknya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme, rasa kebesaran
bangsa, serta rasa keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia
di dunia (Kaderi,2015:193).
4) Nilai Kerakyatan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan. Sila ini mendasari bahwa
pengembangan IPTEK itu haruslah bersifat demokratis. Artinya ilmuan
memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK. Namun Ilmuan
juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain. Serta
memiliki sikap yang terbuka, terbuka untuk dikritik, dikaji ulang,
maupun di bandingkan dengan penemuan dari teori lainnya
(Kaderi,2015193-194)
5) Nilai Keadilan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluh rakyat Indonesia. Sila ini
sebagai dasar dalam pengembangan IPTEK dalam menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan. Yaitu
keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri,
dan manusia. Dengan Tuhannya, serta antara manusia dengan manusia
lain, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusia
dengan alam lingkungannya (Kaderi, 2015:194)

Kelima nilai dasar Pancasila yakni Ketuhanan, Kemanusiaan,


Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan merupakan pondasi yang paling kuat
bagi bangsa Indonesia untuk memgembangkan IPTEK, bahkan
menemukan IPTEK dengan syarat mutlak IPTEK tersebut tidak
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
10. Apakah ilmu pengetahuan itu bebas nilai ?

Apakah ilmu itu bebas nilai atau tidak? Menurut Surajiyo (2004:134)
Paling tidak ada tiga faktor sebagai indikator bahwa ilmu pengetahuan itu
bebas nilai, yaitu:
a. Ilmu harus bebas dari pengandaian-pengandaian yakni bebas dari
pengaruh eksternal seperti: faktor politis, ideologi, agama, budaya, dan
unsur kemasyarakatan lainnya;
b. Perlunya kebebasan usaha ilmiah agar otonomi ilmu. Pengetahuan
terjamin. Kebebasan itu menyangkut kemungkinan yang tersediadan
penentuandiri,
c. Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering
dituding menghambat kemajuan ilmu, karena nilai etis itu sendiri
bersifat universal.

11. Bagaimanakah kedudukan pancasila sebagai landasan kebijakan


pengembangan IPTEK?

Menurut Sastrapratedja,(2006:52-53) setiap ideologi negara harus


mampu, kedudukan Pancasila sebagai landasan kebijakan pengembangan
IPTEK diantaranya adalah:
a. Pengembangan ilmu pengetahuanharusmenghormatikeyakinan religius
masyarakat karena dapat saja penemuan ilmu yang tidak sejalan dengan
keyakinan religious, tetapi tidak harus dipertentangkan karena
keduanya mempunyai logika sendiri;
b. Ilmu pengetahuan ditujukan bagi pengembangan kemanusiaan dan
dituntun oleh nilai-nilai etis yang berdasarkan kemanusiaan;
c. IPTEK merupakan unsur yang menghomogenisasikan budaya sehingga
merupakan unsur yang mempersatukan dan memungkinkan
komunikasi antar masyarakat. Membangun penguasaan IPTEK melalui
sistem pendidikan merupakan sarana memperkokoh kesatuan dan
membangun identitas nasional:
d. Prinsip demokrasi akan menuntut bahwa penguasaan IPTEK harus
merata kesemua masyarakat karena pendidikan merupakan tuntutan
seluruh masyarakat;
e. Kesenjangan dalam penguasaan IPTEK harus dipersempit terus
menerus sehingga semakin merata, sebagai konsekuensi prinsip
keadilan sosial.
12. Bagaimanakah kedudukan pancasila sebagai landasan etika pengembangan
IPTEK?

Menurut pendapat Sastrapratedja,(2006:53) Pancasila sebagai


landasan etika pengembangan IPTEK adalah
a. Pengembangan IPTEK terlebih yang menyangkut manusia haruslah
selalu menghormati martabat manusia, misalnya dalam rekayasa genetik;
b. IPTEK haruslah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik sekarang
maupun dimasa depan;
c. Pengembangan IPTEK hendaknya membantu pemekaran komunitas
manusia, baik lokal, nasional maupun global;
d. IPTEK harus terbuka untuk masyarakat, lebih-lebih yang memiliki
dampak langsung kepada kondisi hidup masyarakat;
e. IPTEK hendaknya membantu penciptaan masyarakat yang semakin
lebih adil.

Konsep Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu mengacu


pada beberapa jenis pemahaman, diantaranya:
a. Setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dikembangkan di
Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila;
b. Setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dikembangkan di
Indonesia harus menyertakan nilai Pancasila sebagai faktor internal
pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri;
c. Nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi
pengembangan IPTEK diIndonesia. Artinya mampu mengandalkan
IPTEK agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak dari
Bangsa Indonesia.
d. Setiap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus berasal dari
budaya dan ideologi Bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal
dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumikan ilmu) (Dikti,
2016:197-198).
13. Jelaskan perbedaan pandangan hubungan pancasila dengan IPTEK ?

Dari uraian pandangan mengenai Pancasila sebagai dasar


pengembangan ilmu sebagaimana dikemukakan diatas mengandung makna
yang berbeda-beda, yakni: Pengertian pertama, bahwa IPTEK tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
mengandung asumsi bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi itu berkembang
secara otonom, kemudian dalam perjalananya dilakukan adaptasi dengan
nilai-nilai Pancasila
Makna kedua, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai
faktor internal mengandalkan bahwa sejakawal pengembangan iptek sudah
haru smelibatkan nilai-nilai Pancasila. Namun, keterlibatan nilai-nilai
Pancasila ada dalam posisi tarikulur, artinya ilmuwan dapat
mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap layak untuk dilibatkan
Makna ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu
normatif bagi pengembangan IPTEK mengasumsikan bahwa ada role of the
game yang harus disepakati oleh parailmuwan sebelum ilmu itu di
kembangkan.Namun tidak ada jaminan bahwa role of the game itu akan terus
ditaati dalam perjalanan pengembangan IPTEK itusendiri. Sebab ketika
IPTEK terus berkembang aturan main seharusnya terus mengawal dan
membayangi agar tidak terjadi kesenjangan antara pengembangan iptek
dengan role of the game.
Pengertian keempat, menempatkan bahwa setiap pengembangan
iptek harus berakar dari budaya dan ideologi Bangsa Indonesia dan
memandang bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmuyang berkembang
diIndonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih rinci dan
pembicaraan dikalangan intelektual Indonesia. Sejauhmana nilai-nilai
Pancasila selalu menjadi bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan
ilmiah 198).yang diambil (Dikti,2016:197)
14. Apa pentingnya pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu ?

Pentingnya Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dapat


ditelusuri kedalam hal-hal sebagai berikut:
a. Pluralitas nilai yangberkembang dalam kehidupan Bangsa Indonesia
dewasa ini seiring dengan kemajuan IPTEK menimbulkan perubahan
dalam cara pandang manusia tentang kehidupan. Hal ini membutuhkan
renungan dan refleksi yang mendalam agar Bangsa Indonesia tidak
terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa;
b. Dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan
hidup berada dalam titik nadir yang membahayakan eksistensi hidup
manusia dimasa akan datang. Oleh karena itu, diperlukan tuntunan moral
bagi para ilmuwan dalam pengembangan IPTEK di Indonesia;
c. Perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan politik
global ikut mengancam nilai-nilaikhasdalamkehidupanbangsa Indonesia,
seperti spiritualitas, gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa
keadilan. Oleh karena itu, diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring
dan menangkal pengaruh nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai-
nilai kepribadian bangsa Indonesia;
d. Sementara itu, alasan Pancasila dijadikan dasar pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi:
a) Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh adanya IPTEK,
mengakibatkan generasi yang akan datang menerima resiko rawan
bencana,
b) Penggunaan benda-benda teknologi yang menggantikan peran nilai-
nilai luhur,
e. Gaya hidup global menggantikan nilai-nilai kearifan lokal.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus senantiasa
berorientasi pada nilai-nilai Pancasila. Sebaliknya Pancasila dituntut
terbuka dari kritik, bahkan merupakan kesatuan dari perkembangan ilmu
yang menjadi tuntutan peradaban manusia. Peran Pancasila sebagai
paradigma pengembangan ilmu harus sampai pada penyadaran, bahwa
fanatisme kaidah kenetralan keilmuan atau kemandirian ilmu hanyalah
akan menjebak diri seseorang pada masalah-masalah yang tidak dapat
diatasi dengan semata-mata berpegang pada kaidah ilmu sendiri,
khususnya mencakup pertimbangan etis, religius, dan nilai budaya yang
bersifat mutlak bagi kehidupan manusia yang berbudaya.
15. Jelaskan 4 tantangan terhadap pancasila sebagai dasar negara
pengembangan IPTEK?

Tantangan terhadap Pancasila sebagai dasar pengembangan IPTEK di


Indonesia:

a. Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasuk


Indonesia. Akibatnya, ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar pengembangan ilmu menjadi terbatas. Upaya bagi pengembangan
sistem Ekonomi Pancasila yang pernah dirintis Mubyarto pada 1980an
belum menemukan wujud nyata yang dapat diandalkan untuk menangkal
dan menyaingi sistem ekonomi yang berorientasi pada pemilik modal
besar;
b. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing Bangsa Indonesia
dalam pengembangan IPTEK sehingga Indonesia lebih berkedudukan
sebagai konsumen dari pada produsen dibandingkan dengan negara-
negara lain,
c. Konsumerisme menyebabkan Indonesia menjadi pasar bagi produk negara
lain yang lebih maju;
d. Pragmatisme yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability
(keberhasilan), satisfaction(kepuasan), dan result (hasil) mewarnai
perilaku kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.

TUGAS LANJUTAN

A. Mencari informasi tentang beberapa kasus yang terkait dengan kedudukan


pancasila sebagai nilai pengembangan ilmu !
B. Bagaimana peranan ilmiahwan didalam kehidupan sosial kemasyarakatan?
Jawaban :
A. Contoh kasus:
1. Yang pernah terjadi adalah ketika bom atom yang dijatuhkan di
Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia Kedua. Dampak nya tidak
hanya dirasakan warga Jepang pada waktu itu, tetapi menimbulkan
traumatik yang berkepanjangan pada generasi berikut, bahkan
menyentuh nilai kemanusiaan secara universal. Nilai kemanusiaan
bukan miliki ndividu atau sekelompok orang atau bangsa semata, tetapi
milik bersama umat manusia
2. Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasuk
Indonesia. Akibatnya, ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar pengembangan ilmu menjadi terbatas.
3. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia
dalam pengembangan iptek sehingga Indonesia lebih berkedudukan
sebagai konsumen dari pada produsen dibandingkan dengan Negara-
negara Lain.
B. Ketua DPRRI Bambang Soesatyo mengapresiasi Akademi Ilmuwan
Muda Indonesia (ALMI) karena kepedulian terhadap nasib bangsa.
Bamsoet menilai peran ilmuwan sangat penting dalam meningkatkan
harkat dan martabat bangsa juga dalam kehidupan sosial masyarakat.

“Kemajuan ilmu pengetahuan menjadi salah satu tolakukur tingkat


harkat, derajat, dan martabat sebuah bangsa. Para ilmuwan mendapatkan
posisi terhormat menjadi garda terdepan dalam mendorong
berkembangnya budaya ilmiah dimasyarakat,” tutur Bamsoet saat
menerima ALMI diruang kerjanya di DPRRI, Senayan, Jakarta, Selasa
(13/2/2018).

Anda mungkin juga menyukai