Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR ILMU FILSAFAT DAN DASAR BERFIKIR FILSAFAT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu Joni Harnedi, M.S.I.

Disusun Oleh :
Pitra (23 4212 11750)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR


FAKULTAS SYARIAH DAKWAH DAN USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TAKENGON

2024
KONSEP DASAR ILMU FILSAFAT DAN DASAR BERFIKIR FILSAFAT

Pitra1

Pitrajaluk904@gmail. com

Abstract

Speaking of science, the science is endless to be discussed, because it is the principal basis of the
times. A civilization is formed in a contribution that science continues to evolve. Theoretical and
empirical studies in the science of generating scientific method. Provides basic theoretical study and /
or kerangak think that generate hypotheses, while empirical studies are testing hiptesis digging
through the facts on the ground as a basis for conclusions. The paradigm then generate knowledge,
and the emergence of a disciplines such as science, social sciences and humanities, resulting from the
expansion of the perspective and discussion of the highly evolved of the meaning of science itself. The
basic concept of the science of obtaining a special discussion, so that in the realm of philosophy
into a discourse in shaping the basic concepts of the disciplines of birth. The development of the
basic concepts of science has expanded in several studies of philosophy, both in philosophy western
world (Greece), medieval philosophy (Islamic philosophy), and modern philosophy. So great was the
role of science in the development of the age and the progress of civilization. So in this paper
will discuss how the basic concepts of science in terms of philosophy, both in terms of Greek
philosophy, medieval philosophy (Islamic philosophy), and modern philosophy, so it will obtain a
comprehensive discussion related to the basic concepts of science.

Keywords: science, basic concepts, philosophy


Abstrak
Berbicara mengenai ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan tidak ada habisnya
untuk dibicarakan, karena merupakan landasan pokok perkembangan zaman.
Sebuah peradaban terbentuk berkat kontribusi ilmu pengetahuan yang terus
berkembang. Kajian teoritis dan empiris dalam ilmu menghasilkan metode
ilmiah. Memberikan kajian teoritis dasar dan/atau kerangak pemikiran yang
menghasilkan hipotesis, sedangkan studi empiris merupakan pengujian hiptesis
yang menggali fakta-fakta di lapangan sebagai landasan pengambilan

1
kesimpulan. Paradigma tersebut kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, dan
munculnya suatu disiplin ilmu seperti sains, ilmu sosial dan humaniora, yang
dihasilkan dari perluasan cara pandang dan pembahasan yang sangat
berkembang dari makna ilmu itu sendiri. Konsep dasar ilmu memperoleh
pembahasan khusus, sehingga dalam ranah filsafat menjadi wacana dalam
membentuk konsep dasar disiplin ilmu yang lahir. Perkembangan konsep-konsep
dasar ilmu pengetahuan telah meluas pada beberapa kajian filsafat, baik pada
filsafat dunia barat (Yunani), filsafat abad pertengahan (filsafat Islam), maupun
filsafat modern. Begitu besarnya peran ilmu pengetahuan dalam perkembangan
zaman dan kemajuan peradaban. Maka dalam tulisan ini akan dibahas
bagaimana konsep dasar ilmu ditinjau dari filsafat, baik dari segi filsafat Yunani,
filsafat abad pertengahan (filsafat Islam), maupun filsafat modern, sehingga akan
diperoleh pembahasan yang komprehensif terkait konsep dasar ilmu.

Kata Kunci: sains, konsep dasar, filsafat


A. PENDAHULUAN
1. Pengertian Ilmu

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia ilmu itu memiliki arti pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis berdasarkan metode atau
aturan tertentu, yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang gejala tertentu
dalam bidang ilmu pengetahuan. Sedangkan Menurut Suria sumantri (2001:3).
Ilmu itu merupakan salah satu hasil pemikirian manusia dalam menjawab sebuah
pertanyaan. Sementara itu, Paul Freedman dalam The Principles of Scientific
Research mendefinisikan ilmu sebagai suatu bentuk aktivitas manusia yang
apabila melakukannya kita memperoleh suatu pengetahuan yang lebih lengkap
dan cermat tentang alam semesta di masa yang lampau, masa sekarang dan masa
yang akan datang, serta suatu kemampuan untuk beradaptasi dan mengubah
lingkungan serta mengubah sifat-sifatnya sendiri. 1

1
Syah. Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.

2
Pengertian ilmu, menurut bahasa arti kata ilmu berasal dari bahasa Arab (ilm),
bahasa latin (science) yang berarti tahu, mengetahui atau memahami. Sedangkan menurut
istilah ilmu adalah pengetahuan yang sistematis atau ilmiah. Perbedaan ilmu dan
pengetahuan yaitu secara umum pengertian ilmu merupakan kumpulan proses kegiatan
terhadap suatu kondisi dengan menggunakan berbagai cara alat, prosedur dan metode
ilmiah lainnya guna menghasilkan pengetahuan ilmiah yang analisis, objektif, emperis,
sistematis dan verifikatif. Sedangkan pengetahuan (knowledge)merupakan kumpulan
fakta yang meliputi bahan dasar dari suatu ilmu, sehuingga pengetahuan belum bisa
disebut sebagai ilmu, tetapi ilmu pasti merupakan pengetahuan. Pengertian dari Estetis.
Estetis adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan segala sesuatu yang menyangkut
ke indahan. Unsur estetis dapat dikatakan sebagai nilai nilai ke indahan suatu objek atau
karya seni. Dikutip dari buku filsafat ilmu, karya Jujun s. suria sumantri. ‘’Suatu hari
bertanyalah seorang murid kepada plato mengenai apakah sebenarnya kegunaan dari
peajaran matematika yang telah diberikannya selama ini. Filsuf besar ini merasa
tersinggung dengan pertanyaan ini dan langsung mengeluarkan murid tesebut dari
sekolah’’.2

2. Dimensi dan Hakikat Ilmu

Ketika berbicara tentang hakekat, maka yang muncul dalam pikran adalah
dasar dari segala dasar yang ada dalam sesuatu yang dimaksud. Pengertian secara
bahasa, hakikat adalah inti sari atau dasar, kenyataan yang sebenarnya
(sesungguhnya). 3
Kemudian, selanjutnya pengertian ilmu Kata ‘ilm berasal dari bahasa Arab
yang berarti “pengetahuan” dan merupakan lawan kata dari jahl yang berarti
“ketidaktahuan atau kebodohan”. Kata ilmu biasanya disepadankan dengan kata
Arab lainnya, yaitu ma’rifah (pengetahuan), fiqh (pemahaman), hikmah
(kebijaksanaan), dan syu’ur (perasaan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara
sistematis menurut metode-metode tertentu yang dapat dipergunakan untuk

2
Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka CiptaHadisusanto, DKK. 1995.
Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY press
3
Oktarizka, Oktarizka, et al. "Mengkaji Hakikat dan Filosofi Bahasa." Repository
Unja (2018).

3
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu. 4
Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam Al-Quran.
Kata ini digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan objek
pengetahuan, Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang sesuatu. Dalam istilah
inggris, ilmu diartikan sebagai science yang mempunyai arti “the study of the structure and
behaviour of the physical and natural world and society, aspecially through observation and
experiment” (studi struktur dan perilaku dari dunia fisik dan alam dan masyarakat,
terutama melalui pengamatan dan percobaan). 5
Ilmu dan pengetahuan itu berbeda. Jika ilmu adalah pengetahuan tentang
sesuatu bidang tertentu yang disusun secara sistematis menurut metode-metode
tertentu yang dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di
bidang pengetahuan itu, sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang

diketahui.6 Jadi sifatnya lebih luas dan mempunyai fondasi yang kuat dalam segala
aspeknya.
Lebih lanjut Koento Wibisono, mengemukakan bahwa hakekat ilmu
menyangkut masalah keyakinan ontologik, yaitu suatu keyakinan yang harus
dipilih oleh sang ilmuwan dalam menjawab pertanyaan tentang apakah “ada”
(being, sein, het zijn) itu. Inilah awal mula sehingga seseorang akan memilih
pandangan yang idealistis-spiritualistis, materialistis, agnostisistis dan lain sebagainya,
yang implikasinya akan sangat menentukan dalam pemilihan epistemologi, yaitu
cara-cara, paradigma yang akan diambil dalam upaya menuju sasaran yang hendak
dijangkaunya, serta pemilihan aksiologi yaitu nilai-nilai, ukuran-ukuran mana yang
7
akan dipergunakan dalam seseorang mengembangkan ilmu. Jika dirangkaikan,
maka pengertian hakekat ilmu adalah dasar dari segala pengetahun. Artinya
4
Abidillah, Achmad Fadlil, et al. Ekonomi Islam: Perspektif Filsafat & Ilmu
Pengetahuan. Zifatama Jawara, 2021.
5
Idris, Abdullah. "ISYARAT-ISYARAT INTEGRASI ILMU DALAM AL-
QUR'AN." ARRIYADHAH, Vol. 18. No. 1, thn. 2021.
6
Tamrin, Abu. "Relasi Ilmu, Filsafat Dan Agama Dalam Dimensi Filsafat
Ilmu." SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I Vol. 6. No. 1. Thn. 2019. Hal. 71-96.
7
Sugianta, I. Kadek Arya. "Pengaruh Teknologi Zaman Modern Atas Pembentukan
Konkret Kehidupan Manusia Dalam Perspektif Filsafat Ilmu." Genta Hredaya: Media Informasi
Ilmiah Jurusan Brahma Widya STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Vol. 5. No. 2. Thn. 2022, hal.
105-113.

4
hakekat ilmu adalah jawaban atas pertanyaan tentang apakah ilmu tersebut, materi
kajian ilmu, bagaimanakah mencari ilmu, dan apa nilai guna ilmu. Beberapa kajian
pertanyaan tersebut merupakan dasar filosofis tentang ilmu yang nantikan akan
didiskusikan secara ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Dalam konsep filsafat,
ilmu mempunyai diskursus tersendiri yang membedakan ilmu dengan yang
lainnya, baik dari segi ontologinya, epistomologinya, dan aksiologinya

3. Pengetahuan Ilmiah

Istilah ilmiah berasal dari kata dasar ilmu. Sifat ilmu adalah ilmiah. Ilmu
dikaji berangkat dari ragu-ragu menuju ke percaya. Pengetahuan ilmiah atau ilmu
merupakan “a higher level of knowledge”, sehinga lahirlah filsafat ilmu sebagai
penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat
menempatkan objek sasarannya, yaitu Ilmu (Pengetahuan). Bidang garapan filsafat
ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi tiang
penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu: ontologi, epistemologi dan aksiologi. Interaksi
antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat
berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan
baik tanpa kritik dari filsafat. Oleh karena itu, hakikat ilmu pengetahuan dalam
kajian filsafat ini penting untuk dipelajari dan dianalisis, agar diketahui secara pondasi
yang utuh hakekat kebenaran ilmu tersebut. 8

pengetahuan ilmiah merupakan sebuah proses siklus yang selalu berputar dan
memiliki sinergitas antar hubungannya.
Syarat untuk mengetahuai struktur pengetahuan ilmiah adalah perlu dipahami
beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan pengetahuan keilmuan. Konsep
dasar yang berkaitan tersebut akan dipaparkan dalam bentuk pemilahan yang
menjadi kesatuan sebagai berikut:
1) Teori merupakan suatu hubungan antar konsep yang terpadu dalam suatu
sistem yang bermakna, antar konsep bisa saling berhubungan, tetapi kalau
tidak menjadi satu rangkaian kesatuan makna, maka bukan disebut sebagai

8
Khafidz Fuad R. KONSEP DASAR ILMU, Falasifa, Vol. 7 Nomor 2September 2016
Hal. 45-58

5
teori. Teori merupakan pengatahuan ilmiah yang mencakup penjelasan
mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin ilmu.
2) Konsep merupakan hakekat suatu hal (benda, peristiwa, sarwa, istilah, dan
lain-lain) yang merupakan paduan kontruk yang membentuk suatu arti yang
utuh. Sehingga terlihat jelas sebuah bangunan keilmuannya, yang kadang
disebut sebagai bangunan konsep.
3) Konstruk adalah gambaran dari sosok/ bangun yang menjelaskan wujud dan/
atau kandungan makna keilmuan.
4) Teori juga terdiri atas hukum-hukum. Hukum adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan hubungan sebab akibat antar dua variabel. Hubungan demikian
biasa disebut sebagai hubungan kausalitas. Hubungan kausalitas ini
membuat kita bisa meramalkan akibat tertentu dari suatu sebab tertentu.
Makin tinggi tingkat keumuman sebuah konsep, maka makin teoritis
kandungan konsep itu.
5) Penjelasan ilmiah juga didasarkan pada prinsip-prinsip. Prinsip adalah
pernyataan yang berlaku secara umum bagi sekelompok gejala dan
mendasari berprosesnya gejala itu.

4. Sifat Dasar Berfikir Kefilsafatan

Apakah Filsafat itu? dan Bagaimana Deϐinisinya? Pertanyaan itulah yang pertama
kali muncul di kepala kita ketika akan mempelajari ilmu filsafat. Istilah “filsafat” dapat
ditinjau dari dua segi, yakni: a). Segi semantik: perkataan filsafat berasal dari bahasa arab
‘falsafah’, yang berasal dari bahasa yunani, ‘philosophia’, yang berarti ‘philos’= cinta,
suka (loving), dan ’sophia’ = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi ‘philosophia’ berarti
cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang
berfilsafat diharapkan menjadi bijaksana. b). Segi praktis: dilihat dari pengertian
praktisnya, filsafat berarti ‘alam pikiran’ atau ‘alam berpikir’. Berfilsafat artinya berpikir,
olah pikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir
secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan mengatakan bahwa “setiap
manusia adalah filsuf”. Semboyan ini benar juga, sebab semua manusia berpikir. Akan
tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir
adalah filsuf. Tegasnya, filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan

6
memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya.9

B. KESIMPULAN

a. Pengertian Ilmu

 Ilmu adalah pengetahuan yang disusun secara sistematis berdasarkan


metode atau aturan tertentu untuk menjelaskan gejala dalam bidang
pengetahuan.

 Ilmu juga dapat diartikan sebagai hasil pemikiran manusia dalam


menjawab pertanyaan dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam semesta.

b. Dimensi dan Hakikat Ilmu

 Hakekat ilmu adalah dasar dari segala pengetahuan, menjelaskan materi


kajian ilmu, cara mencari ilmu, dan nilai guna ilmu.

 Ilmu memiliki dimensi ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang


mempengaruhi pandangan dan metode yang diambil dalam pengembangan
ilmu.

c. Pengetahuan Ilmiah

 Pengetahuan ilmiah adalah tingkat pengetahuan yang lebih tinggi,


berfokus pada eksistensi ilmu sebagai objek filsafat.

 Pengetahuan ilmiah melibatkan siklus berkelanjutan yang melibatkan


interaksi antara teori, konsep, konstruk, hukum, dan prinsip.

d. Sifat Dasar Berfikir Kefilsafatan

 Filsafat berasal dari kata 'philosophia' yang berarti cinta kepada


kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran.

 Berfilsafat berarti berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh,


mencari kebenaran dengan akal yang mendalam.

9
Kristiawan, Muhammad. "Filsafat Pendidikan." Yogyakarta: Valia Pustaka (2016).

7
Secara keseluruhan, ilmu merupakan pengetahuan yang disusun secara
sistematis untuk menjelaskan fenomena tertentu, sementara filsafat
mempertanyakan hakikat dan kebenaran di balik pengetahuan tersebut. Keduanya
saling melengkapi dalam pencarian kebenaran dan pemahaman mendalam tentang
alam semesta.

C. DAFTAR PUSTAKA
Syah. Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka CiptaHadisusanto, DKK.
1995. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY press
Oktarizka, Oktarizka, et al. "Mengkaji Hakikat dan Filosofi Bahasa." Repository
Unja (2018).
Abidillah, Achmad Fadlil, et al. Ekonomi Islam: Perspektif Filsafat & Ilmu
Pengetahuan. Zifatama Jawara, 2021.
Idris, Abdullah. "ISYARAT-ISYARAT INTEGRASI ILMU DALAM AL-
QUR'AN." ARRIYADHAH, Vol. 18. No. 1, thn. 2021.
Tamrin, Abu. "Relasi Ilmu, Filsafat Dan Agama Dalam Dimensi Filsafat
Ilmu." SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I Vol. 6. No. 1. Thn.
2019. Hal. 71-96.
Sugianta, I. Kadek Arya. "Pengaruh Teknologi Zaman Modern Atas Pembentukan
Konkret Kehidupan Manusia Dalam Perspektif Filsafat Ilmu." Genta
Hredaya: Media Informasi Ilmiah Jurusan Brahma Widya STAHN Mpu
Kuturan Singaraja, Vol. 5. No. 2. Thn. 2022, hal. 105-113.
Khafidz Fuad R. KONSEP DASAR ILMU, Falasifa, Vol. 7 Nomor 2September
2016 Hal. 45-58
Kristiawan, Muhammad. "Filsafat Pendidikan." Yogyakarta: Valia
Pustaka (2016).

Anda mungkin juga menyukai