Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Ibnu Asaddudin, S. Ag., M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Akbar Catur Mahendra 224110401045
2. Desi Rahmawati 224110401053
3. Ruhianatussa’da 224110401078
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………….…………………………….2
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………….…………………………………3
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Apa pengertian filsafat ilmu
B. Apa saja objek-objek ilmu filsafat
C. Bagaimana latar belakang ilmu filsafat
D. Apa pengertian filsafat ilmu
E. Apa saja objek-objek filsafat ilmu
F. Apa tujuan filsafat ilmu
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
B. Objek Ilmu
1
Dewi Rokhmah, “ILMU DALAM TINJAUAN FILSAFAT: ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI, Vol 7 No 2 Jurnal
Studi Keislaman, (Desember:2021), hlm 176-184.
1. Objek Material
Objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu. Objek material juga adalah hal yang
diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu.
Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret ataupun hal yang
abstrak.
Objek material filsafat ilmu overlap dengan semua ilmu, yaitu membahas
fakta dan kebenaran semua disiplin ilmu, serta konfirmasi dan logika yang
digunakan semua disiplin ilmu.
Lebih dalam lagi bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada,
baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam
kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu :
Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki
tentang hal yang ada pada umumnya.
Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak
(theodicae) dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi
Metafisik) dan alam (kosmologi).
2. Objek Formal
Objek formal filsafat ilmu adalah sudut pandang dari mana sang subjek
menelaah objek materialnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat
ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap
problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu
pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa
fingsi ilmu itu bagi manusia.
Objek formal filsafat ilmu adalah telaah filsafat tentang fakta dan
kebenaran, serta telaah filsafati tentang konfirmasi dan logika.
Menurut Surajiyo (2007: 7), objek formal filsafat ilmu adalah sudut
pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu disorot.
Dalam praktiknya, obyek formal adalah pusat perhatian dalam penelaah
ilmuwan terhadap fenomena itu, yang merupakan perpaduan antara obyek
material dan obyek formal sehingga merupakan topik utama yang dibahas
dalam pengetahuan ilmiah sebagai objek yang sebenarnya dari cabang
ilmu yang bersangkutan.2
2
Alboin Parluhutan, “OBJEK FORMAL DAN MATERIAL FILSAFAT ILMU SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN”,
Vol 7 No 3, Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan, (Juli:2020), hlm 117-119.
3
Fatimah, Azmi Fitrisia,Konsep, Kedudukan, Ruang Lingkup, dan Manfaat Filsafat Ilmu, Jurnal Pendidikan dan
Konseling, Vol.4, No. 6, 2022
Setiap ilmu pengetahuan memliki objek tertentu yang mana menjadi Lapangan
penyelidikan atau lapangan studinya. Adanya objek menjadi kan setiap ilmu
pengetahuan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Objek Filsafat ilmu adalah
sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan.
Menurut Noeng Muhajir (2011:9) Objek studi filsafat ilmu dibagi menjadi dua :
1. Objek Material
Objek material adalah bahan yang digunakan sebagai gambaran penelitian atau
penciptaan pengetahuan. Objek material juga merupakan sesuatu yang dipelajari,
dilihat, atau ditekankan oleh suatu disiplin ilmu. Objek perseptif mencakup segala
sesuatu, baik yang konkrit maupun yang abstrak. Objek material filsafat ilmu
bertumpang tindih dengan semua ilmu, yaitu pembahasan fakta dan kebenaran semua
cabang ilmu, serta penegasan dan logika yang digunakan semua cabang ilmu.
Sedangkan menurut Arif Rohman, Rukiyat dan L. Andrian (2011:22), benda
materi adalah materi yang berupa benda, benda, keadaan atau materi yang dipelajari.
Objek material adalah suatu bahan yang memberikan gambaran mengenai hasil
penelitian atau terbentuknya ilmu itu sendiri. Objek perseptif mencakup segala
sesuatu, baik yang konkrit maupun yang abstrak. Selain itu, benda material adalah
benda material penelitian, pemikiran, atau penelitian ilmiah. Bentuknya bisa apa saja,
baik benda berwujud maupun tidak berwujud. Tidak hanya terbatas pada realitas
konkrit seperti manusia atau alam semesta, atau hanya pada realitas abstrak seperti
Tuhan atau sifat ketuhanan sesuatu.
Lebih dalam lagi bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik
yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan.
Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu :
a. Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal
yang ada pada Umumnya.
b. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicae)
dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi metafisik) dan alam
(kosmologi).
2. Objek Formal
Objek formal adalah sudut pandang dari mana subjek mengamati objek
material. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu, artinya filsafat ilmu
lebih memperhatikan masalah-masalah mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa
hakikat ilmu, bagaimana memperoleh kebenaran ilmiah, dan apa hakikat ilmu.
Sains rakyat Permasalahan ini dijawab dalam landasan-landasan pengembangan
ilmu pengetahuan, yaitu landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Objek
formal filsafat ilmu adalah sudut pandang atau sudut pandang penelitian atau
penciptaan pengetahuan yang berorientasi pada material, yang menjadi landasan
penekanan objek material tersebut.
Objek formal filsafat ilmu adalah telaah filsafat tentang fakta dan kebenaran,
serta telaah filsafati tentang konfirmasi dan logika. Fakta dan kebenaran menjadi
objek formil substantif, sedangkan konfirmasi dan logika menjadi objek formil
instrumentatif dalam studi filsafat ilmu. Di lain sisi, objek formal adalah sosok
objek material yang dilihat dan didekati dengan sudut pandang dan perspektif
tertentu atau dalam istilah lain kemampuan berpikir manusia dalam memperoleh
pengetahuan yang benar.
Sementara objek formal adalah cara pandang tertentu, atau sudut pandang
tertentu yang dimiliki serta yang menentukan satu macam ilmu.Menurut Surajiyo
(2007: 7), objek formal filsafat ilmu adalah suatu cara p pengetahuan andang yang
diarahkan pada penelitian atau materi pembentuk pengetahuan atau sudut dari
mana objek materi itu ditekankan. Dalam praktiknya, peneliti fenomena ini
memusatkan perhatian pada objek formal, yang merupakan gabungan antara objek
material dan objek formal sehingga menjadi subjek utama ilmu daripada objek
disiplin ilmu yang sebenarnya.4
Menurut (Bakhtiar, 2017) Beberapa Uraian tentang Tujuan filsafat ilmu adalah sebagai
berikut.
4
Alboin Parluhutan, Objek Formal & Material Filsafat Ilmu serta Implikasinya dalam Pendidikan, Jurnal Pionir 6
(2), 2020
1) Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat
memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
2) Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di
berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara historis.
3) Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di
perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non
ilmiah.
4) Mendorong pada calon ilmuan dan ilmuan untuk konsisten dalam mendalami
ilmu dan mengembangkannya.Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan
tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.5
Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan
agama tidak ada pertentangan. Adapun pendapat lain tentang Tujuan Filsafat
Ilmumenurut (Muntasyir,et al, 2015) sebagai cabang khusus filsafat yang membicarakan
tentang sejarah perkembangan ilmu, metode -metode ilmiah, sikap etis yang harus
dikembangkan para ilmuan secara umum mengandung tujuan-tujuan sebagai berikut.
1) Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmia. Maksudnya, seseorang ilmuan harus
memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat
menghindarkan diri dari sikap solipistik, menganggap bahwa hanya pendapatnya
yang paling benar.
2) Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan
metode keilmuan. Sebab kecenderungan yang terjadi di kalangan para
ilmuan modern adalah menerapkan suatu metode ilmiah tanpa
memperhaikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang
diperlukan di sini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau cocok
dengan struktur ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya. Metode hanya sarana
berpikir, bukan merupakan hakikat ilmu pengetahuan.
3) Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.
Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan
dipergunakan secara umum. Semakin luas penerjemahan dan penggunaan
metode ilmiah, maka semakin valid metode tersebut, pembahasan mengenai hal
ini dibicarakan dalam metodologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara-
cara untuk memperoleh kebenaran.
BAB III
5
Amsal Bakhtiar, 2017,filsafat ilmu, Jakarta : Raja Grafindo.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA