Filsafat Umum
Compiled By:
Group 1
1. Abdul Malik Harahap (0304182115)
2. Ainun Khairiyah (0304182081)
3. Dinda Rahmanisya (0304182113)
4. Madinah Al Munawarah (0304182070)
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul “Ciri dan Objek Kajian
Filsafat” sebagai tugas dari mata kuliah Filsafat Umum. Penulis berterima kasih kepada seluruh
pihak yang banyak membantu dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini dari awal
hingga akhir. Dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada dosen mata
kuliah Filsafat Umum, Bapak Drs. Hendri Fauza, M.Pd yang telah memberi arahan yang cukup
jelas kepada penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini kiranya masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri tentunya.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya, manusia dikenal sebagai makhluk berfikir, sehingga ingin mengetahui
segala sesuatu yang belum diketahui. Hal inilah yang menjadikan manusia istimewa
dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah
yang menyebabkannya mampu mengembangkan pengetahuan, mengetahui mana yang benar dan
mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan yang jelek. Secara terus
menerus manusia diberikan berbagai pilihan, dalam melakukan pilihan ini manusia berpegang
pada pengetahuan.
Berpikir, meneliti, dan menganalisa adalah proses awal dalam memperoleh ilmu
pengetahuan. Dengan berpikir seseorang sebenarnya tengah menempuh satu langkah untuk
mendapatkan pengetahuan jika disertai dengan meneliti dan menganalisa secara kritis terhadap
suatu objek. Dan di dalam ilmu filsafat terdapat ciri-ciri maupun objek yang penting untuk kita
ketahui. Dan didalam makalah ini kita akan membahas secara menyeluruh mengenai ciri dan
objek kajian filsafat itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja ciri yang ada pada ilmu filsafat?
2. Apa saja objek yang terkandung pada filsafat?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa saja ciri yang ada pada ilmu filsafat.
2. Untuk mengetahui apa saja objek yang ada pada ilmu filsafat.
BAB I
PEMBAHASAN
Hal-hal yang filosofis bermula dari pertanyaan-pertanyaan kecil yang terjadi di sekitar
kita, baik itu argumentasi maupun mempertanyakan keabsahan suatu hal. Sebagai sebuah subjek,
filosofi tentu berkaitan dengan subjek-subjek lainnya. Ini dikarenakan filsafat sebagai disiplin
ilmu yang mendasari segala subjek. Hal yang terpenting adalah untuk tetap mencari kebenaran
berdasarkan pengalaman dan pengamatan.
Pertanyaan-pertanyaan yang filosofis merupakan sesuatu yang memperhatikan cara yang
paling benar dalam memikirkan suatu hal. Penting atau tidaknya suatu pertanyaan tergantung
pada seberapa pentingnya topic yang akan dipertanyakan tersebut. Hal ini kerap kali terjadi di
kehidupan kita. Sering kali kita membuang waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak begitu
berarti. Apakah ini juga dikatakan sebagai proses berfilsafat? Apakah berpikir juga dikatakan
berfilsafat? Hal ini akan lebih jelas jika kita mengetahui ciri dan objek dari filsafat itu sendiri.
Sebelum kita masuk ke pembahasan utama, ada baiknya kita juga mengetahui defenisi dari
filsafat terlebih dahulu.
A. Definisi Filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang paling luas cakupannya dan juga menjadi dasar
dari ilmu-ilmu yang lain. Filsafat adalah ilmu yang bersifat universal, radikal dan juga kritis.
Dengan sifat-sifat inilah filsafat menjadi sebuah cabang keilmuan, mempertanyakan cabang
keilmuan yang lain dan juga mendasari sebuah ilmu pengetahuan.
Secara etimologi, kata filasafat dalam bahasa Indonesia berasal dari falsafah (Arab),
philosophy (Inggris), philosophia (Latin) dan philosophie (Jerman, Belanda dan Perancis).
Namun seluruh kata ini bersumber dari bahasa Yunani yaitu philosophia dimana philein berarti
mencintai dan sophia berarti kebijaksanaan.
Dengan demikian, philosophia yang menjadi kata dasar dari philosophy atau filsafat
dapat diartikan sebagai mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana. Dalam sejarah, Pytagoras
(572-497 SM) adalah orang pertama yang memakai istilah philosophia.
Pengertian dari filsafat secara terminology sudah banyak dirumuskan oleh para ahli.
Pengertian ini dimungkinkan memiliki satu pengetian yang mengacu pada apa yang mereka tahu
mengenai filsafat tersebut. Contoh-contoh definisi filsafat dari para filsuf:
Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakekat—Plato (427-347 SM)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi logika, fisika,
metafisika dan pengetahuan praktis—Aristoteles (384-322 SM)
Filsafat adalah pemikiran-pemikiran yang bebas, diilhami oleh rasio, mengenai segala
sesuatu yang timbul dari pengalaman—R. Beerling (Er zijn eigenlijksheidvragen dalam
Filosofic als science-fiction, 1968: 44)
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang sifat bagaimana sifat sesungguhnya dari
kebenaran—Al Farabi.
Dalam kamus bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta merumuskan filsafat
sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-
asas hukum dan sebagai- nya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun
mengenai kebenaran dan arti ‘adanya’ sesuatu.
Filsafat secara sederhana dikatakan sebagai pendapat, pemikiran dan sudut pandang.
Filsafat juga merupakan pemikiran kritis terhadap segala hal yang terjadi di muka bumi.
Filsafat juga dikenal sebagai mother of science atau ibu dari segala ilmu pengetahuan karena
dalam memulai sebuah ilmu pengetahuan, filsafat selalu dibutuhkan untuk mengetahui dasar
dari ilmu tersebut.
Filsafat adalah ilmu yang mengkaji hal-hal secara mendasar, mengkritik ilmu
pengetahuan agar mencapai kaidah-kaidah pengetahuan yang mendalam, logis dan dapat
dipertanggung-jawabkan.
Manusia diharuskan berfilsafat karena adanya alasan-alasan sebagai berikut:
Filsafat mampu memberikan pemahaman yang menyeluruh (general) terhadap
suatu wujud (ontologi) sekaligus memberikan konsep kebenaran.
Filsafat dapat memberikan kepuasan bagi filsuf/seseorang karena kemampuannya
dalam menggambarkan problem kehidupan yang sedang dan akan dihadapi sesuai
dengan leluasan pemahamannya.
Filsafat dapat dijadikan sebagai bahan pijakan untuk mengubah dunia.
Cabang-cabang Filsafat
Filsafat sebagai sebuah ilmu yang memiiki banyak cakupan mengakibatkan banyakanya
pembagian dalam cabang keilmuan filsafat itu sendiri. Berbagai tipe pertanyaan filosofis
akhirnya membentuk cabang-cabang penyiasatan filsafat. Menurut Harry Hamersma, cabang-
cabang filsafat ada empat yaitu:
1. Filsafat tentang pengetahuan:
a. Epistemology
b. Logika
c. Kritik Ilmu
2. Filsafat tentang kenyataan menyeluruh:
a. Metafisika umum (ontology
b. Metafisika khusus
a) Teologi metafisika
b) Anthropologi
c) Kosmologi
3. Filsafat tentang tindakan:
a. Etika
b. Estetika
4. Sejarah filsafat
Selain itu, masih ada pembagian atau cabang filsafat khusus seperti filsafat seni, filsafat
kebudayaan, filsafat pendidikan, filsafat sejarah, filsafat bahasa, filsafat hukum, filsafat agama,
filsafat sosial dan juga filsafat politik.
Menurut The Liang Gie, filsafat dibagi menjadi:
1. Metafisika (filsafat tentang hal ada)
2. Epistemologi (teori pengetahuan)
3. Metodologi (teori tentang metode)
4. Logika (teori tentang penyimpulan)
5. Etika (filsafat tentang pertimbangan moral)
6. Estetika (filsafat tentang keindahan)
7. Sejarah filsafat
B. Ciri-ciri Filsafat
Filsafat sebagai sebuah cabang ilmu yang memerlukan sikap kritis yang selalu
mempertanyakan mengenai hakekat segala sesuatu tentu saja mempunyai beberapa ciri khusus.
Sebagai sebuah cabang keilmuan, filsafat memiliki pokok bahasan yang meliputi logika, estetika,
etika, metafisika dan juga epistemonologi. Pokok-pokok bahasan inilah yang membuat sebuah
kejadian atau peristiwa yang dianggap sepele mulai dipertanyakan secara mendalam mengapa
hal itu bisa terjadi.
Immanuel Kant (1724-1804) merumuskan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang
menjadi pokok pangkal dan puncak segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya empat
persoalan. Persoalan-persoalan ini adalah sebagai titik dasar dari sebuah ilmu pegetahuan dan
cabang dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Hal-hal tersebut mencakup:
Apa yang dapat kita ketahui? Metafisika;
Apa yang seharusnya dilakukan? Etika;
Sampai dimanakah harapan kita? Agama;
Apa hakikat manusia? Anthropologi.