Anda di halaman 1dari 10

“Ciri dan Objek Kajian Filsafat”

Filsafat Umum

Lecturer: Drs. Hendri Fauza, M.Pd

Compiled By:
Group 1
1. Abdul Malik Harahap (0304182115)
2. Ainun Khairiyah (0304182081)
3. Dinda Rahmanisya (0304182113)
4. Madinah Al Munawarah (0304182070)

TARBIYAH AND TEACHERS TRAINING FACULTY


STATE ISLAMIC UNIVERSITY
NORTH SUMATERA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul “Ciri dan Objek Kajian
Filsafat” sebagai tugas dari mata kuliah Filsafat Umum. Penulis berterima kasih kepada seluruh
pihak yang banyak membantu dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini dari awal
hingga akhir. Dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada dosen mata
kuliah Filsafat Umum, Bapak Drs. Hendri Fauza, M.Pd yang telah memberi arahan yang cukup
jelas kepada penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini kiranya masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri tentunya.

Medan, November 2020

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada hakikatnya, manusia dikenal sebagai makhluk berfikir, sehingga ingin mengetahui
segala sesuatu yang belum diketahui. Hal inilah yang menjadikan manusia istimewa
dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah
yang menyebabkannya mampu mengembangkan pengetahuan, mengetahui mana yang benar dan
mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan yang jelek. Secara terus
menerus manusia diberikan berbagai pilihan, dalam melakukan pilihan ini manusia berpegang
pada pengetahuan.
Berpikir, meneliti, dan menganalisa adalah proses awal dalam memperoleh ilmu
pengetahuan. Dengan berpikir seseorang sebenarnya tengah menempuh satu langkah untuk
mendapatkan pengetahuan jika disertai dengan meneliti dan menganalisa secara kritis terhadap
suatu objek. Dan di dalam ilmu filsafat terdapat ciri-ciri maupun objek yang penting untuk kita
ketahui. Dan didalam makalah ini kita akan membahas secara menyeluruh mengenai ciri dan
objek kajian filsafat itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja ciri yang ada pada ilmu filsafat?
2. Apa saja objek yang terkandung pada filsafat?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa saja ciri yang ada pada ilmu filsafat.
2. Untuk mengetahui apa saja objek yang ada pada ilmu filsafat.
BAB I
PEMBAHASAN

Hal-hal yang filosofis bermula dari pertanyaan-pertanyaan kecil yang terjadi di sekitar
kita, baik itu argumentasi maupun mempertanyakan keabsahan suatu hal. Sebagai sebuah subjek,
filosofi tentu berkaitan dengan subjek-subjek lainnya. Ini dikarenakan filsafat sebagai disiplin
ilmu yang mendasari segala subjek. Hal yang terpenting adalah untuk tetap mencari kebenaran
berdasarkan pengalaman dan pengamatan.
Pertanyaan-pertanyaan yang filosofis merupakan sesuatu yang memperhatikan cara yang
paling benar dalam memikirkan suatu hal. Penting atau tidaknya suatu pertanyaan tergantung
pada seberapa pentingnya topic yang akan dipertanyakan tersebut. Hal ini kerap kali terjadi di
kehidupan kita. Sering kali kita membuang waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak begitu
berarti. Apakah ini juga dikatakan sebagai proses berfilsafat? Apakah berpikir juga dikatakan
berfilsafat? Hal ini akan lebih jelas jika kita mengetahui ciri dan objek dari filsafat itu sendiri.
Sebelum kita masuk ke pembahasan utama, ada baiknya kita juga mengetahui defenisi dari
filsafat terlebih dahulu.

A. Definisi Filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang paling luas cakupannya dan juga menjadi dasar
dari ilmu-ilmu yang lain. Filsafat adalah ilmu yang bersifat universal, radikal dan juga kritis.
Dengan sifat-sifat inilah filsafat menjadi sebuah cabang keilmuan, mempertanyakan cabang
keilmuan yang lain dan juga mendasari sebuah ilmu pengetahuan.
Secara etimologi, kata filasafat dalam bahasa Indonesia berasal dari falsafah (Arab),
philosophy (Inggris), philosophia (Latin) dan philosophie (Jerman, Belanda dan Perancis).
Namun seluruh kata ini bersumber dari bahasa Yunani yaitu philosophia dimana philein berarti
mencintai dan sophia berarti kebijaksanaan.
Dengan demikian, philosophia yang menjadi kata dasar dari philosophy atau filsafat
dapat diartikan sebagai mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana. Dalam sejarah, Pytagoras
(572-497 SM) adalah orang pertama yang memakai istilah philosophia.
Pengertian dari filsafat secara terminology sudah banyak dirumuskan oleh para ahli.
Pengertian ini dimungkinkan memiliki satu pengetian yang mengacu pada apa yang mereka tahu
mengenai filsafat tersebut. Contoh-contoh definisi filsafat dari para filsuf:
 Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakekat—Plato (427-347 SM)
 Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi logika, fisika,
metafisika dan pengetahuan praktis—Aristoteles (384-322 SM)
 Filsafat adalah pemikiran-pemikiran yang bebas, diilhami oleh rasio, mengenai segala
sesuatu yang timbul dari pengalaman—R. Beerling (Er zijn eigenlijksheidvragen dalam
Filosofic als science-fiction, 1968: 44)
 Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang sifat bagaimana sifat sesungguhnya dari
kebenaran—Al Farabi.
 Dalam kamus bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta merumuskan filsafat
sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-
asas hukum dan sebagai- nya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun
mengenai kebenaran dan arti ‘adanya’ sesuatu.

Filsafat secara sederhana dikatakan sebagai pendapat, pemikiran dan sudut pandang.
Filsafat juga merupakan pemikiran kritis terhadap segala hal yang terjadi di muka bumi.
Filsafat juga dikenal sebagai mother of science atau ibu dari segala ilmu pengetahuan karena
dalam memulai sebuah ilmu pengetahuan, filsafat selalu dibutuhkan untuk mengetahui dasar
dari ilmu tersebut.
Filsafat adalah ilmu yang mengkaji hal-hal secara mendasar, mengkritik ilmu
pengetahuan agar mencapai kaidah-kaidah pengetahuan yang mendalam, logis dan dapat
dipertanggung-jawabkan.
Manusia diharuskan berfilsafat karena adanya alasan-alasan sebagai berikut:
 Filsafat mampu memberikan pemahaman yang menyeluruh (general) terhadap
suatu wujud (ontologi) sekaligus memberikan konsep kebenaran.
 Filsafat dapat memberikan kepuasan bagi filsuf/seseorang karena kemampuannya
dalam menggambarkan problem kehidupan yang sedang dan akan dihadapi sesuai
dengan leluasan pemahamannya.
 Filsafat dapat dijadikan sebagai bahan pijakan untuk mengubah dunia.
Cabang-cabang Filsafat

Filsafat sebagai sebuah ilmu yang memiiki banyak cakupan mengakibatkan banyakanya
pembagian dalam cabang keilmuan filsafat itu sendiri. Berbagai tipe pertanyaan filosofis
akhirnya membentuk cabang-cabang penyiasatan filsafat. Menurut Harry Hamersma, cabang-
cabang filsafat ada empat yaitu:
1. Filsafat tentang pengetahuan:
a. Epistemology
b. Logika
c. Kritik Ilmu
2. Filsafat tentang kenyataan menyeluruh:
a. Metafisika umum (ontology
b. Metafisika khusus
a) Teologi metafisika
b) Anthropologi
c) Kosmologi
3. Filsafat tentang tindakan:
a. Etika
b. Estetika
4. Sejarah filsafat

Selain itu, masih ada pembagian atau cabang filsafat khusus seperti filsafat seni, filsafat
kebudayaan, filsafat pendidikan, filsafat sejarah, filsafat bahasa, filsafat hukum, filsafat agama,
filsafat sosial dan juga filsafat politik.
Menurut The Liang Gie, filsafat dibagi menjadi:
1. Metafisika (filsafat tentang hal ada)
2. Epistemologi (teori pengetahuan)
3. Metodologi (teori tentang metode)
4. Logika (teori tentang penyimpulan)
5. Etika (filsafat tentang pertimbangan moral)
6. Estetika (filsafat tentang keindahan)
7. Sejarah filsafat

B. Ciri-ciri Filsafat

Filsafat sebagai sebuah cabang ilmu yang memerlukan sikap kritis yang selalu
mempertanyakan mengenai hakekat segala sesuatu tentu saja mempunyai beberapa ciri khusus.
Sebagai sebuah cabang keilmuan, filsafat memiliki pokok bahasan yang meliputi logika, estetika,
etika, metafisika dan juga epistemonologi. Pokok-pokok bahasan inilah yang membuat sebuah
kejadian atau peristiwa yang dianggap sepele mulai dipertanyakan secara mendalam mengapa
hal itu bisa terjadi.
Immanuel Kant (1724-1804) merumuskan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang
menjadi pokok pangkal dan puncak segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya empat
persoalan. Persoalan-persoalan ini adalah sebagai titik dasar dari sebuah ilmu pegetahuan dan
cabang dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Hal-hal tersebut mencakup:
Apa yang dapat kita ketahui? Metafisika;
Apa yang seharusnya dilakukan? Etika;
Sampai dimanakah harapan kita? Agama;
Apa hakikat manusia? Anthropologi.

Dengan demikian pula, ciri-ciri filsafat adalah sebagai berikut:


Berikut ini adalah ciri-ciri sebuah upaya hingga upaya itu dapat dikatakan filsafat.
1. Universal (menyeluruh), yaitu pemikiran yang luas dan tidak aspek tertentu saja. Filsafat bisa
mencakup segala jenis keilmuan dan menjadi dasar dari cabang-cabang keilmuan. Filsafat
menjadi begitu meluas.
2. Radikal (mendasar), yaitu pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental dan
essensial. Hal ini adalah sebuah dasar dari segala hal yang menjadi ilmu pengetahuan. Dalam
sifat radikal ini filsafat menjadi sebuah dasar tentang mengapa ilmu pengetahuan itu muncul,
sebab dan juga akibat dari cabang ilmu tersebut.
3. Sistematis, yaitu mengikuti pola dan metode berpikir yang runtut dan logis meskipun
spekulatif. Ciri dan sifat filsafat ini menjadikan sebuah metode menjadi lebih tersistem dan
runtut.
4. Deskriptif, yaitu suatu uraian yang terperinci tentang sesuatu, menjelaskan mengapa sesuatu
berbuat begitu. Cabang ilmu pengetahuan harus bisa dijelaskan secara logis dan sistematis.
5. Kritis, yaitu bersifat sangat detail dalam mempertanyakan segala hal yang menjadi hasil dan
implementasi dari sebuah cabang ilmu dan segala sesuatu.
6. Analisis, yaitu mengulas dan mengkaji secara rinci dan menyeluruh sesuatu, termasuk konsep-
konsep dasar yang dengannya kita memikirkan dunia dan kehidupan manusia.
7. Evaluatif, yaitu dikatakan juga normatif, maksudnya upaya sungguh- sungguh untuk menilai
dan menyikapi segala persoalan yang dihadapi manusia. Penilaian itu bisa bersifat pemastian
kebenaran, kelayakan dan kebaikan.
8. Spekulatif, yaitu upaya akal budi manusia yang bersifat perekaan, penjelajahan dan
pengandaian dan tidak membatasi hanya pada rekaman indera dan pengamatan lahiriah.
Dalam buku filsafat umum karya Muzairi, M.Ag mengemukakan bahwa berpikir
kefilsafatan memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dari bidang yang lain.
Beberapa ciri kefilsafatan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Radikal, artinya berpikir sampai ke akar-akarnya, hingga sampai pada hakikat atau substansial
yang dipikirkan.
2. Universal artinya pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia.Kekhususan
berpikir filsafat menurut Jaspers terletak pada keumumannya.
3. Konseptual, artinya merupakan hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia,
misalnya: apakah kebebasan itu?
4. Koheren dan konsisten (runtut). Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis.
Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.
5. Sistematik artinya, berpendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling
berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu.
6. Komprehensif, artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan
usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
7. Bebas, artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran filsafati boleh dikatakan merupakan
hasil pemikiran yang bebas, yakni bebas dari prasangka- prasangka sosial, historis, kultural
bahkan religius.
8. Bertanggung jawab, artinya seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berpikir sekaligus
bertanggung jawab terhadap hasil pemikirannya, paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai