Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FILSAFAT ILMU

TENTANG
PENGERTIAN DAN OBJEK KAJIAN FILSAFAT ILMU

Disusun oleh:
KELOMPOK 1:
FIKRI HAIKAL RAHMAN (2213030167)
GILANG RAMADHAN (2213030177)

Dosen pembimbing:
DR. SUPARDI DWIMAPUTRA, M.Ag

PRODI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIA’H
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL
PADANG
1445H/2023M.
KATA PNGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang maha pengasih lagi maha penyayang, Berkat rahmatNya kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tentang” PENGERTIAN DAN OBJEK KAJIAN FILSAFAT ILMU”.
Kami berterimakasih kepada bapak dosen Dr, Supardi Dwimaputra, M.Ag. selaku
dosen mata kuliah Filsafat ilmu yang telah membimbing saya sehingga bisa menyelesaikan
makalah ini. Dengan selesainya Makalah yang kamibuat diharapkan dapat memberikan
masukan yang menambah pengetahuan pembaca. Semoga pembaca dapat memanfaatkan
makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Karena makalah ini jauh kata sempurna, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk memperbaiki penyusunan makalah berikutnya. Akhirnya kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan masalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar
BAB I
Pendahaluan
Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan masalah
Daftar isi
BAB II
Pembahasan
Pengertian Filsafat, Ilmu, dan Filsafat Ilmu
Objek kajian Filsafat, dan Filsafat Ilmu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Filsafat merupakan pijakan atau landasan berpikir manusia dalam dunia akademik
sebagai penalaran akal dalam mencari dan mendalami sebuah ilmu pengetahuan. Filsafat dan
ilmu pengetahuan secara terus menerus selalu mengalami transformasi guna untuk
menuntaskan problematik yang dihadapi seiringan perkembangan zaman. Sejak lahir dan
berkembangnya filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki peranan/pengaruh yang besar
terhadap dunia akademik. Secara historis keberadaan filsafat dan ilmu pengetahuan terus
mengalami dinamika setiap periodisasi guna adanya tuntutan zaman. Secara mendasar telah
mengalami perubahan dari pemikiran terdahulu, sehingga diadakannya eksplorasi mendalam
untuk menyelesaikan problematika-problematika yang ada. Filsafat merupakan suatu wadah
yang dapat menampung berbagai ilmu-ilmu yang telah diciptakan. Ilmu-ilmu yang sudah ada
ataupun sedang berkembang saat ini sebagian besar pemikirannya bermula dari ruang lingkup
filsafat. Filsafat dapat dikatakan sebagai awal pemikiran ilmu-ilmu yang sudah ada. Karena
didalam filsafat mencakup semua hal yang berhubungan dengan kehidupan didunia. Maka
dari itu, filsafat dan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan karena memiliki keterkaitan
satu sama lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Filsafat, Ilmu, dan Filsafat Ilmu?
2. Apa objek kajian filsafat, dan Filsafat ilmu?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa Filsfat, ilmu, dan Filsafat Ilmu.
2. Untuk mengetahui apa saja objek kajian Filsafat, dan Filsafat Ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat, ilmu dan Filsafat Ilmu
1. Pengertian Filsafat
Secara etimologis kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia dari kata
“philos” berarti cinta atau “philia” (persahabatan, tertarik kepada) dan “sophos” yang berarti
kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman. praktis, intelegensi). Dalam bahasa
Inggris adalah philosophy. Filsafat boleh dimaknakan ingin mengerti dengan mendalam atau
cinta dengan kebijaksanaan.
Secara harfiah, filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Hal ini menunjukkan bahwa
manusia tidak pernah secara sempurna memiliki pengertian menyeluruh tentang segala
sesuatu yang dimaksudkan kebijaksanaan, namun terus menerus harus mengejarnya. Filsafat
adalah pengetahuan yang dimiliki rasio yang menembus dasar-dasar terakhir dari segala
sesuatu. Filsafat menggumuli seluruh realitas, tetapi teristimewa eksistensi dan tujuan
manusia.
Kecintaan pada kebijaksanaan haruslah dipandang sebagai suatu bentuk proses,
artinya segala usaha pemikiran selalu terarah untuk mencari kebenaran. Orang yang bijaksana
selalu menyampaikan suatu kebenaran sehingga bijaksana mengandung dua makna yaitu baik
dan benar. Sesuatu dikatakan baik apabila sesuatu itu berdimensi etika, sedangkan benar
adalah sesuatu yang berdimensi rasional, jadi sesuatu yang bijaksana adalah sesuatu yang etis
dan logis. Dengan demikian berfilsafat berarti selalu berusaha untuk berfikir guna mencapai
kebaikan dan kebenaran, berfikir dalam filsafat bukan sembarang berfikir namun berpikir
secara radikal sampai ke akar-akarnya, oleh karena itu meskipun berfilsafat mengandung
kegiatan berfikir, tapi tidak setiap kegiatan berfikir berarti filsafat atau berfilsafat. Sutan
Takdir Alisjahbana menyatakan bahwa pekerjaan berfilsafat itu ialah berfikir, dan hanya
manusia yang telah tiba di tingkat berfikir, yang berfilsafat.
Guna lebih memahami mengenai makna filsafat, berikut ini akan dikemukakan
definisi filsafat yang dikemukakan oleh para filsuf:
Plato, salah seorang murid Socrates yang hidup antara 427 – 347 SM mengartikan
filsafat sebagai pengetahuan tentang segala yang ada, tidak ada batas antara filsafat dan ilmu.1
Aristoteles, Menurut Aristoteles (384-322 SM), pengertian filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi logika, fisika, metafisika dan pengetahuan
praktis. Selain itu, Aristoteles juga berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan)
yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika,
etika, ekonomi, politik, dan estetika.2
Cicero (106 – 43 SM). Filsafat adalah induk segala ilmu dunia. Filsafatlah yang
menggerakkan, yang melahirkan berbagai ilmu karena filsafat memacu para ahli mengadakan
penelitian.3
1
Setya Widyawati, Filsafat Ilmu SEbagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan, 2013
2
Budi Harianto, filsafat Ilmu,
3
Jujun S Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996
W.J.S Poerwadarminta, Pengertian filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan
dengan akal budi mengenai sebabsebab, asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala
yang ada dalam alam semesta ataupun mengetahui kebenaran dan arti "adanya" sesuatu.
Al Farabi (870 – 950 M) adalah seorang Filsuf Muslim yang mendefinisikan filsafat
sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud, bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.
Immanuel Kant (1724 – 1804). Mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pokok dan
pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan yaitu : a.
Metafisika (apa yang dapat kita ketahui). b. Etika (apa yang boleh kita kerjakan). c. Agama
(sampai dimanakah pengharapan kita) d. Antropologi (apakah yang dinamakan manusia).
H.C Webb dalam bukunya History of Philosophy menyatakan bahwa filsafat
mengandung pengertian penyelidikan. Tidak hanya penyelidikan hal-hal yang khusus dan
tertentu saja, bahkan lebih-lebih mengenai sifat – hakekat baik dari dunia kita, maupun dari
cara hidup yang seharusnya kita selenggarakan di dunia ini.
Franz Magnis Suseno, Filsafat dapat dipandang sebagai usaha manusia untuk
menangani pertanyaan-pertanyaan fundamental mengenai berbagai masalah yang dihadapi
manusia secara bertanggung jawab. Filsafat berfungsi untuk menjawab pertanyaanpertanyaan
itu dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan manusia. Usaha itu
mempunyai dua arah, yaitu harus mengkritik jawaban-jawaban yang tidak memadai, dan
harus ikut mencari jawaban yang benar.4
2. Pengertian Ilmu
kata ilmu dalam bahasa Arab: ‫ علم يعلم علما‬yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami
suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan
sebagainya.
Pengertian Ilmu Van Peursen mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian
dari filsafat, sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut.
Dahulu seorang filsuf memiliki pengetahuan yang luas sehingga beberapa ilmu dipahaminya
karena pada waktu itu jumlah atau volume pengetahuan belum sebanyak zaman kini. Sebagai
contoh, Plato adalah filsuf yang mampu di bidang politik kenegaraan, kosmologi, filsafat
manusia, filsafat keindahan, dan juga seorang pendidik. Aristoteles adalah filsuf yang ahli di
dalam masalah epistemologi, etika, dan ketuhanan. Plotinos bahkan ahli disemua cabang
filsafat kecuali filsafat politik.
Untuk memahami ilmu, ada banyak definisi yang menuntun dan mengarahkan kepada
pengertian yang jelas. Secara etimologis “ilmu” merupakan kata serapan yang berasal dari
bahasa Arab „alima yang berarti tahu atau mengetahui, sementara itu secara istilah ilmu
diartikan sebagai Idroku syai bi haqiqotih (mengetahui sesuatu secara hakiki). Dalam bahasa
Inggeris Ilmu dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan knowledge.
Dalam bahasa Indonesia kata science berasal dari bahasa Latin dari kata Scio, Scire yang
berarti (mengetahui) umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu
Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama. Sinonim yang
paling akurat dalam bahasa Yunani adalah episteme.
4
Franz Magnis Suseno, Filsafat sebagai Ilmu Kritis, 1993, hal 18.
Untuk lebih memahami pengertian Ilmu (science) di bawah ini akan dikemukakan
beberapa pengertian :
a) Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu.
b) Aristoteles memandang ilmu sebagai pengetahuan demonstratif tentang
sebabsebab hal. (Bagus, 1996).
c) Ilmu merupakan alat untuk mewujudkan tujuan politis secara efektif dan
alamiah. (Suriasumantri, 1986).
d) Sedangkan jika dilihat dari segi maknanya The Liang Gie mengemukakan tiga
sudut pandang berkaitan dengan pemaknaan ilmu/ilmu pengetahuan yaitu:
 Ilmu sebagai pengetahuan, artinya ilmu adalah sesuatu kumpulan yang
sistematis, atau sebagai kelompok pengetahuan teratur mengenai
pokok soal atau subject matter. Dengan kata lain bahwa pengetahuan
menunjuk pada sesuatu yang merupakan isi substantif yang
terkandung dalam ilmu.
 Ilmu sebagai aktivitas, artinya suatu aktivitas mempelajari sesuatu
secara aktif, menggali, mencari, mengejar atau menyelidiki sampai
pengetahuan itu diperoleh. Jadi ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat
berwujud penelaahan (study), penyelidikan (inquiry), usaha
menemukan (attempt to find), atau pencarian (search).
 Ilmu sebagi metode, artinya ilmu pada dasarnya adalah suatu metode
untuk menangani masalah-masalah, atau suatu kegiatan penelaahan
atau proses penelitian yang mana ilmu itu mengandung prosedur yakni
serangkaian cara dan langkah tertentu yang mewujudkan pola tetap.
Rangkaian cara dan langkah ini dalam dunia keilmuan dikenal sebagai
metode.
Dari pengertian di atas nampak bahwa Ilmu memang mengandung arti pengetahuan,
tapi bukan sembarang pengetahuan melainkan pengetahuan dengan ciri-ciri khusus yaitu
yang tersusun secara sistematis, dan untuk mencapai hal itu diperlukan upaya mencari
penjelasan atau keterangan. Lebih jauh dengan memperhatikan pengertian-pengertian Ilmu
sebagaimana diungkapkan di atas, dapatlah ditarik beberapa kesimpulan berkaitan dengan
pengertian ilmu yaitu :
 Ilmu adalah sejenis pengetahuan
 Tersusun atau disusun secara sistematis
 Sistimatisasi dilakukan dengan menggunakan metode tertentu
 Pemerolehannya dilakukan dengan cara studi, observasi, eksperimen.

3. Pengertian Filsafat Ilmu


Filsafat ilmu merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai macam hal yang
berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Sebagai filsafat, filsafat ilmu berusaha membahas ilmu
pengetahuan sebagai obyeknya secara rasional (kritis, logis, dan sistematis), menyeluruh dan
mendasar. Filsafat Ilmu berusaha memperoleh pemahaman tentang ilmu pengetahuan secara
jelas, benar dan lengkap, serta mendasar untuk dapat menemukan kerangka pokok serta
unsurunsur hakiki yang kiranya menjadi ciri khas dari ilmu pengetahuan yang sebenarnya,
sehinga kita dapat menentukan identitas ilmu pengetahuan dengan benar, dapat menentukan
mana yang termasuk ilmu pengetahuan, dan mana yang tidak termasuk dalam lingkup ilmu
pengetahuan.
Menurut Johannis Siahaya dalam bukunya yang berjudul filsafat Ilmu Salah satu
cabang dari filsafat yang berkaitan dengan masalah ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu masih
dapat dibagi lagi menjadi sejumlah filsafat ilmu yang lebih khusus, seperti filsafat
matematika, filsafat ilmu fisika, filsafat biologi, filsafat ilmu sosial termasuk juga ilmu
filsafat hukum.5
Filsafat ilmu ialah kumpulan proses berfikir bersifat reflektif mengenai persoalan
yang berlandaskan pada ilmu dikaitkan dengan berbagai sudat pandang dikehidupan manusia.
Mempelajari filsafat ilmu bisa dijadikan sebuah telaah yang kritis dengan metode yang
memadukan dengan ilmu tertentu dengan lambang dan struktur dari proses penalaran yang
dipakai.6
Ilmu filsafat juga biasa dikatakan tentang adanya tinjauan kritis dalam berpendapat
secara ilmiah yang bisa dibandingkan dengan pendapat-pendapat yang lampau dan dapat
dibuktikan dengan ukuran kerangka dan bisa dikembangkan dengan pendapat, namun filsafat
ilmu bukan sbuah bagian ilmu bebas praktek ilmiah yang nyata.7
Pengertian filsafat ilmu dapat ditarik dengan pengertian luas dan juga dengan
pengertian sempit, arti luasnya adalah menerima semua permasalahan yang berkaitan dengan
hubungan luar dari satu kegiatan ilmiah. Sementara arti sempitnya adalah menerima
permasalahan yang muncul dalam ilmu seperti bagaimana pengetahuan ilmiah dan juga
bagaiamana cara untuk mengusahakan mencapai ilmiah.8

B. Objek kajian filsafat, Objek kajian filsafat ilmu

1. Objek Kajian Filsafat


Filsafat adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penentuan untuk
pembentukan pengetahuan yang di bedakan menjadi dua yaitu: objek material dan objek
formal.
a) Objek material
filsafat Objek material yaitu suatu yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu atau objek material yaitu hal yang diselidiki di pandang atau di sorot oleh
suatu disiplin ilmu.
b) Objek formal filsafat

5
Johannis Siahaya, Filsafat Ilmu, Charista Press Yogyakarta,2013
6
Budi Harianto, filsafat Ilmu,2023
7
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu,( Yogyakarta: Leberti, 1991)., hal. 57
8
Budi Harianto, filsafat Ilmu,2023
Objek formal filsafat yaitu sudut pandangan yang menyeluruh secara umum sehingga
dapat mencapai hakikat dari objek materialnya. Jadi yang membedakan filsafat dengan ilmu-
ilmu lain terletak dalam objek material dan objek formalnya.
Jika dalam ilmu-ilmu lain, objek materialnya mambatasi dari apapun pada objek
formalnya membahas objek materialnya itu sampai ke hakikatnya untuk esensi dari yang di
hadapinya.
2. Objek kajian Filsafat Ilmu
Pikiran yang ternarasikan dalam kalimat-kalimat di atas, secara naratif, misalnya,
dapat dibaca dari pikiran Louis O. Kattsoff yang menyebut objek kajian filsafat ilmu hampir
meliputi segala pengetahuan yang mampu dan ingin diketahui manusia secara tuntas. Artinya,
filsafat ilmu tidak hanya mengkaji objek- objek yang dikaji ilmu, tetapi, juga akan mengkaji
sesuatu sebagaimana ruang lingkup kajian filsafat mendalaminya.
Pikiran di atas semakna dengan pikiran A.C. Ewing, yang dalam kalimat lain yang
menyatakan bahwa filsafat ilmu selalu semakna dengan proses penggambaran dinamika
ilmiah yang menyentuh keseluruhan kebenaran mulai dari aspek materi, akal budi, hubungan
materi dan akal budi, ruang dan waktu, sebab dan akibat, serta kemerdekaan berpikir dan
kebebasan bertindak manusia. Di sudut tertentu, kajian ini menyentuh sesuatu yang relatif
radikal, sebut misalnya, salah satu kajian dimaksud ketika menyentuh soal ketuhanan
sebagaimana juga telah penulis uraikan di atas.
Dengan demikian, wilayah kajian filsafat ilmu tentu bukan hanya menyangkut soal
sains dan berbagai metode yang digunakan dalam memperoleh ilmu. Suatu kerangka berpikir
yang hanya berpijak pada paradigma berpikir empirisme dengan sejumlah logika induksi dan
sarana serta alat berpikir statistik kuantitatifnya, atau rasionalisme dengan metode deduktif-
kualitatif dengan sarana dan alat berpikir matematikanya, tetapi juga dimensi-dimensi
metafisika yang dalam konteks tertentu lebih luas daripada hanya sekadar dituntut ilmu.
Filsafat ilmu ini mengkaji perkembangan ilmu, karakter keilmuan dari zaman ke
zaman, dan bagaimana masing-masing karakter dimaksud berpengaruh dan memengaruhi
budaya dan peradaban yang mengitarinya. Sumbangan apa yang pernah diberikan masing-
masing ilmuwan dari setiap fase peradaban dan bagaimana setiap fase peradaban dimaksud
membentuk zaman.
Jadi, menurut penulis, filsafat ilmu itu koheren. Lengkap dan menyentuh hampir
setiap dimensi yang terdapat dalam kajian keilmuan, bidang apapun Anda mengkaji tentang
ilmu dimaksud. Ilmu apapun yang dikaji seseorang, termasuk jika seseorang sedang mengkaji
agama dan apapun yang berkaitan dengan kata agama, akan memperoleh ruang dinamisnya
dalam kajian ini. Inilah yang menarik dari kajian dalam buku ini.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud, bagaimana hakikatnya yang
sebenarnya. Sedangkan Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-
gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu. Jadi Filsafat ilmu merupakan filsafat khusus yang
membahas berbagai macam hal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan.
Dan Objek kajian Filsafat terbagi dua, diantarnya adalah:
a. Objek material
filsafat Objek material yaitu suatu yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu atau objek material yaitu hal yang diselidiki di pandang atau di sorot oleh
suatu disiplin ilmu.
b. Objek formal filsafat
Objek formal filsafat yaitu sudut pandangan yang menyeluruh secara umum sehingga
dapat mencapai hakikat dari objek materialnya. Jadi yang membedakan filsafat dengan ilmu-
ilmu lain terletak dalam objek material dan objek formalnya.
Sedangkan objek kajian filsafat ilmu amper meliputi segala pengetahuan yang mampu
dan ingin diketahui manusia secara tuntas. Artinya, filsafat ilmu tidak hanya mengkaji objek-
objek yang dikaji ilmu, tetapi, juga akan mengkaji sesuatu sebagaimana ruang lingkup kajian
filsafat mendalaminya.
DAFTAR PUSTAKA

Setya Widyawati, Filsafat Ilmu SEbagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan,


2013
Budi Harianto, filsafat Ilmu,
Jujun S Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1996
Franz Magnis Suseno, Filsafat sebagai Ilmu Kritis, 1993,
Johannis Siahaya, Filsafat Ilmu, Charista Press Yogyakarta,2013
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu,( Yogyakarta: Leberti, 1991).
Sumarna Cecep, Filsafat Ilmu ,Bandung, 2020

Anda mungkin juga menyukai