Anda di halaman 1dari 4

Nama : wisnu yoga pratama

NIM : 126306211045

Fakultas : FUAD

MODERASI BERAGAMA

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang mempunyai penduduk muslim paling


banyak di dunia serta menjadi sorotan penting. Indonesia ialah negara yang
memiliki penduduk muslim terbanyak di dunia serta menjadi sasaran utama dalam
hal moderasi Islam. Moderasi merupakan prinsip dasar Islam. Dari bermacam
jenis keragaman yang dipunyai negeri Indonesia, keragaman agama merupakan
yang sangat kokoh dalam membentuk radikalisme di Indonesia. Timbulnya
kelompok ekstrim yang semakin melebarkan sayapnya diakibatkan oleh berbagai
aspek seperti kepekaan kehidupan beragama, masuknya kelompok ekstrim dari
luar negeri apalagi permasalahan politik serta pemerintahan.. Maka,di tengah
permasalahan radikalisme ini, timbul istilah yang disebut" Moderasi Beragama".

Pengertian moderasi beragama mesti dipahami secara kontekstual bukan


secara tekstual maksudnya moderasi dalam agama di Indonesia bukanlah
Indonesia yang moderat, namun pemahaman dalam agama harus moderat sebab
Indonesia mempunyai banyak kultur, budaya. serta adat istiadat. Moderasi islam
ini bisa menangani berbagai permasalahan agama. Tidak kalah pen tingnya adaalh
Muslim moderat bisa merespon dengan lantang, diiringi dengan aksi damai
dengan kelompok berbasis radikal serta ekstremis yang menerapkan segala suatu
dengan paksaan serta kekerasan.

ISI

Salah satuu sumber konflik yng dapat menggoyahkan NKRI yaitu konflik
yang bersumber dari keagamaan. Motif ke agamaan hendak men ggoyahkan
NKRI sebab dibarengi dengan arti perang suci. dlam realiitas empiris konflik
tersebut ditarik ke dalam tataran klaim kebenaran serta perang suci atas nama
tuhan yang hendak menimbulkan konflik horizontal berdarah. Pemahaman serta
penerapan amaliyah keagamaan Islam Wasathiyah mempunyai karakteristik,
sebagai berikut:1

1. Tawassuth (moderat)

1
Jil. II; entri w-s-th
Tawassuth adalah prilaku netral yang mendasar pada prinsip hidup
menjunjung tinggi nilai keadilan di tengah kehidupan bersama, tidak ekstrim kiri
maupun ekstrim kanan. Sikap ini dikenal pula dengan istilah moderat( al-
wasathiyyah).

2. Tawazun (berkeseimbangan)

Tawazun adalah sesuatu prilaku yang sanggup menyeimbangkan diri


seorang pada saat memilah sesuatu sesuai kebutuhan, tanpa condong ataupun
berat sebelah terhadap sesuatu hal tersebut. Di dalam konteks moderasi beragama,
perilaku ini begitu penting dalam kehidupan antar umat beragama, jadi kita bisa
seimbang dalam kehidupan dunia, tetapi kita jua bisa seimbang dalam kehidupan
akhirat nya

3. I’ tidal( lurus dan tegas)

Itidal begitu dibutuhkan dalam kehidupan. sebab tanpa itu nantinya semua
hendak mengarah pada pemahaman Islam yang terlalu liberal ataupun radikal.
peran pendidik dalam memoderasi pembelajaran Islam sangat dibutuhkan untuk
pemahaman yang lurus, jujur serta tegas dalam beragama2

4. Tasamuh( toleran)

Tasamuh berasal dari bahasa Arab yang artinya toleransi. Menurut bahasa
Tasamuh artinya merupakan tenggang rasa, sebaliknya menurut istilah saling
menghormati serta menghargai antara manusia yang satu dengan manusia yang
lainnya

5. Musawah( egaliter dan non diskriminasi)

Musawah adalah perilaku tidak berperilaku diskriminatif pada orang lain


yang di sebaban karena perbedaan kepercayaan atau agama, tradisi dan asal usul
seseorang. Secara bahasa, musawah berarti kesejajaran atau kesetaraan. tidak ada
individu yang merasa dirinya lebih tinggi dari yang lain, sehingga bisa
memaksakan kehendaknya.

6. Aulawiyah (mendahulukan yang prioritas)

Aulawiyah merupakan keahlian menelaah berbagai hal yang lebih harus


diprioritaskan untuk di implementasikan dibanding dengan yang kepentingannya
lebih rendah. Bila dalam kehidupan sehari- hari kita mendapatkan benturan dalam
beramal contohnya, untuk memastikan prioritas dalam beramal, kita tidak boleh
cuma mengandalkan logika, hawa nafsu, analisis fakta maupun mengandalkan
manfaat serta mudharat sesuatu masalah tersebut. Apabila terjadi benturan dalam
beramal, gimana membuat skala prioritasnya? Apabila mubah bertemu sunnah,
maka yang sunnah mesti didahulukan, apabila sunnah bertemu wajib, maka yang
2
Nurul H.Maarif, Islam Mengasihi Bukan Membenci (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2017), 143
wajib mesti didahulukan, namun apabila wajib bertemu wajib kita amati bentuk
fardhu‘ ain serta kifayah yang diutamakan, begitu pula seterusnya.

7. Tahaddhur (berkeadaban)

Tahadhdhur adalah sikap yang menjunjung tinggi akhlakul karimah,


kepribadian, identitas, serta integritas selaku khairu ummah dalam kehidupan
kemanusiaan dan peradaban. Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia tidak
dapat hidup sendiri di dunia tanpa adanya orang lain disekitar. Bersikap baik dan
tolong menolong harus dicoba demi terciptanya hidup rukun dan damai antar
sesama manusia ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat.

8. Tathawwur wa Ibtikar (dinamis, kreatif, dan inovatif)

Tathawwur wa Ibtikar adalah sikap yang senantiasa terbuka untuk


menerapkan perubahan perubahan sesuai dengan perkembangan jaman dan
menciptakan hal baru guna kemaslahatan serta kemajuan umat manusia.
Pengertian dari Tathawwur wa Ibtikar( dinamis dan inovatif) yakni: senantiasa
terbuka guna menerapkan perubahan- perubahan cocok dengan pertumbuhan era
dan menghasilkan perihal baru buat kemaslahatan serta kemajuan umat manusia.

KESIMPULAN

Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam hidup beragama


secara moderat, memahami serta mengamalkan ajaran agama dengan tidak
ekstrem, baik ekstrem kanan ataupun ekstrem kiri. Ekstremisme, ujaran
kebencian,radikalisme, hingga retaknya ikatan antar umat beragama, ialah
problem yang dialami oleh bangsa Indonesia dikala ini. Moderasi beragama
mengarahkan bagaimana cara pandang kita dalam kehidupan beragama yang baik
dan benar, tidak ekstrem apalagi radikal. Moderasi beragama memberitahu kita
sebagai seseorang muslim untuk bertoleransi antar sesama umat beragama, tidak
diskriminasi antar ras, suku, agama, serta mengarahkan bagaimana cara kita
berpikir dinamis dan inovatif. Dalam meng hadapi kemajemuukan serta
keberagaman masyarakat, senjata yang sangat jitu untuk mengendalikan agar
tidak terjalin bentrokan dan radikalisme, yaitu melalui pembelajaran Islam yang
moderat dan inklusif.

DAFTAR RUJUKAN

(Yulianto, 2020)Yulianto, R. (2020). Implementasi Budaya Madrasah dalam


Membangun Sikap Moderasi Beragama. Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran, 1(1), 111–123.
Rahayu, luh riniti, & Lesmana, putu surya wedra. (2019). Moderasi Beragama di
Indonesia. Intizar, 25(2), 95–100.
(Karim, 2019)Karim, H. A. (2019). Implementasi Moderasi Pendidikan Islam
Rahmatallil ’Alamin dengan Nilai-Nilai Islam. Ri’ayah: Jurnal Sosial Dan
Keagamaan, 4(01), 1. https://doi.org/10.32332/riayah.v4i01.1486
(Akhmadi, 2019)Akhmadi, A. (2019). Moderasi Beragama Dalam Keragaman
Indonesia Religious Moderation in Indonesia ’ S Diversity. Jurnal Diklat
Keagamaan, 13(2), 45–55.

Anda mungkin juga menyukai