Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANUSIA DAN KEBUTUHAN DOKTRIN AGAMA

Makalah ini disusun guna memenuhi mata kuliah Metologi Studi Islam
Dosen pengampu : Ali Romdhoni , M.A.
Di susun oleh :
1. Durrotul Laikhah (20106051022)
2. Ikfina Nur Baiti (20106051032)
3. Yuli Kumalasari (20106051025)

PENDIDIKAN GURU IBTIDAIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
TAHUN 2020
Kata Pengantar

Bismillahhirahmannirahim
Assalamualaikum warohmatullahhi wabarakatuh,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya
sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah Metologi Studi Islam ini tanpa ada
halangan apapun. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada kelompok 3 yang telah bekerja
keras dan kompak dalam pembuatan makalah ini.
Dan atas terselesaikanya penyusunan makalah ini, tak lupa pemakalah ucapkan terima kasih
yang sebesar besarnya kepada :
1. Bapak Ali Romdhoni,M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah Metologi Studi Islam
yang telah membimbing dan mendidik kelompok kami sehingga kami mahasiswa
yang berilmu.
2. Semua pihak yang telah membantu kelompok kami demi terselesainya makalah ini.
3. Teman-teman dari kelompok 3 yang telah berusaha keras demi terselesainya makalah
ini dengan baik.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi penambah wawasan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kelompok 3 sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai, Amin.
Wassalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh.

Semarang, 03 Oktober 2020

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………………………………………… i


Daftar isi ……………………………………………………………………… ii
BAB I :PENDAHULUAN
A. Latar belakang ……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
C. Tujuan ……………………………………………………………… 1
BAB II :PEMBAHASAN
A. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama ……………………………… 2
B. Fungsi Agama Dalam Kehidupan ……………………………………… 5
C. Rasa Ingin Tahu Manusia ……………………………………………… 8
D. Doktrin Kepercayaan Agama ……………………………………… 10
BAB III:PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 14
B. Kritik dan Saran …………………………………………………….... 14
C. Daftar Pustaka ……………………………………………………… 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan ciptaan Allah Swt yang diciptakan dari tanah untuk menjadi
makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Dalam kehidupan
manusia butuh tuntutan dari agama agar dapat hidup lebih baik.
Di samping itu manusia juga mempunyai kecenderungan untuk mencari sesuatu yang
mampu menjawab segala pertanyaan yang ada dalam benaknya.
Segala keingintahuan itu akan menjadikan manusia gelisah dan kemudian mencari
pelampiasan Menurut sebagian para ahli, rasa ingin tahu dan rasa takut itu menjadi
pendorong utama tumbuh suburnya rasa keagamaan dalam diri manusia. la merasa berhak
untuk mengetahui dari mana ia berasal, untuk apa dia berada di dunia. Dan jawaban dari
pertanyaan tersebut adalah agama. Karenanya, sangatlah logis jika agama selalu
mewarnai sejarah manusia dari zaman dulu hingga zaman sekarang bahkan sampai akhir
nanti. Lantas benarkah hanya rasa takut dan ingin tahu tersebut yang menjadikan manusia
membutuhkan agama dalam kehidupan mereka? Dalam makalah yang sederhana ini akan
diulas bagaimana agama bisa menjadi kebutuhan bagi manusia.

B. Rumusan Masalah
A. Apa kebutuhan manusia terhadap Agama?
B. Apa fungsi Agama dalam kehidupan?
C. Bagaimana Rasa ingin tahu manusia itu bisa muncul?
D. Apa itu Doktrin kepercayaan Agama?

C. Tujuan
A. Untuk mengetahui kebutuhan manusia terhadap agama
B. Untuk mengetahui fungsi agama dalam kehidupan
C. Untuk menimbulkan rasa ingin tahu
D. Untuk mengetahui doktrin kepercayaan agama
1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Kebutuhan Manusia Terhadap Agama


1. Pengertian agama
Secara sederhana pengertian agama dapat dilihat dari sudut kebahasaan
(etimologis)dan sudut pandang istilah (terminologis). Agama dari sudut
kebahasaan akan terasa lebih mudah daripada mengartikan agama dari sudut
istilah karena pengertian agama dari sudut istilah ini sudah mengandung muatan
subjektifitas dari orang yang mengartikannya. Atas dasar ini maka tidak
mengherankan jika muncul beberapa ahli yang tidak tertarik mendefinisikan
agama. James H. Leuba, berusaha mengumpulkan secara definisi yang pernah
dibuat orang tentang agama.
Pengertian agama dari segi bahasa dapat kita ikuti antara lain uraian yang di
berikan oleh Harun Nasution. Menurutnya, dalam masyarakat indonesia selain
dari kata agama, dikenal pula kata ‘din’ dari segi bahasa arab dan kata religi
dalam bahasa eropa. Ia mengatakan bahwa agama dari bahasa sansekerta tersusun
dari dua kata, yaitu : a= dan gam=pergi, jadi agama artinya tidak pergi,tetap
ditempat, diwarisi secara turun temurun. Hal menunjukkan pada salah satu sifat
agama yaitu di warisi secara turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya.
Kemudian ada yang mengatakan artinya adalah teks dan kitab suci, tuntunan yang
berarti tuntunan bagi kehidupan manusia.
Selanjutnya din dalam bahasa semit berarti undang-undang tentang hukum.
Dalam bahasa arab kata ini mengandung arti menguasai, mennundukkan, patuh,
utang, balasan, dan kebiasaan. Sedangkan kata religi berasal dari kata relegere
yang mengandung arti mengumpulkan dan membaca. Pengertian demikian itu
juga sejalan dengan isi agama yang mengandung kumpulan cara-cara mengabdi
kepada Tuhan yang terkumpul dalam kitab suci yang harus di baca, tetapi ada juga
yang mengatakan arti dari relegere adalah mengikat.
Dan dari bebrapa definisi berikut, akhirnya harun nasution menyimpulkan
bahwa intisari yang terkandung dalam istilah di atas adalah ikatan. Agama
memang mengandunng arti ikatan yang harus di pegang dan di patuhi manusia.
Ikatan itu brasal dari sesuatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia. Satu
kekuatan ghaib yang tidak dapat di tangkap oleh panca indra.1
Adapun pengertian agama dari segi istilah dapat di kemukakan sebagai
berikut. Elizabeth nottingham dalam bukunya agama dan masyarakat berpendapat
bahwa agama adalah gejala yang begitu sering terdapat dimana-mana sehingga
sedikit membantu usaha kita untuk membuat abstraksi ilmiah. Agama berkaitan

1
Abuddin Nata,metodologi studi islam,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2014) hlm 7-9

2
dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaan
alam semesta. Agama telah menimbulkan khayalnya yang paling luas dan juga di
gunakan untuk membenarkan kekejaman orang yang luar biasa terhadap orang
lain. Agama dapat membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna dan
juga perasaan takut dan ngeri. Dari beberapa definisi di atas kita dapat menjumpai
empat unsur yang menjadi karakteristik agama yaitu pertama, unsur kepercayaan
terhadap kekuatan ghaib. Dalam agama primitif kekuatan ghaib tersebut dapat
berupa benda-benda yang memiliki kekuatan misterius, dewa-dewa dan tuhan
atau allah dalam istilah yang lebih khusus dalam agama islam. Kepercayaan
kepada tuhan adalah dasar yang utama dalam paham keagamaan. Kedua, unsur
kepercayaan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia ini dan d
akhirat nanti tergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan ghaib
yang di maksud. Ketiga, unsur respon yang bersifat emosional dari manusia.
Respon tersebut dapat mengambil rasa takut, seperti yang terdapat pada agama
primitif, atau perasaan cinta seperti yang terdapat pada agama-agama monoteisme.
Keempat, unsur paham adanya yang kudus(sucred) dan suci, dalam bentuk
kekuatan ghaib, dalam bentuk kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran agama
yang bersangkutan, tempat-tempat tertentu, peralatan untuk menyelenggarakan
upacara, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa agama
adalah ajaran yang berasal dari tuhan atau hasil renungan manusia yang
terkandung dalam kitab suci yang turun-temurun diwariskan oleh suatu generasi
kegenerasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi
manusia agar mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat.2
2. Latar belakang kebutuhan manusia terhadap agama
a. Latar belakang fitrah manusia
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat
pertama kali ditegaskan dalam ajaran islam, yakni bahwa agama adalah
kebutuhan fitri manusia, sebelumnya manusia belum mengenal kenyataan ini.
Baru dimasa akhir-akhir ini, muncl beberapa orang yang menyerukan dan
mempopolerkannya. Fitrah keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah
yang melatar belakangi perlunya manusia pada agama. oleh karenanya, ketika
datang wahyu tuhan yang menyeru manusia agar beragama, maka seruan
tersebut memang amat sejalan dengan fitrahnya itu.
‫فاقم وجهاك للدين حنيفا فطرةهللا التي فطالناس عليها‬
"Hadapkan lah wajahmu dengan lurus pada Allah tetaplah atas fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah itu."(QS. Ar-rum: 30)

2
Abuddin Nata,metodologi studi islam,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2014) hlm 14-16

3
Adanya potensi fitrah beragama yang terdapat pada manusia tersebut
dapat pula di analisis dari istilah insan yang digunakan Al-Qur'an untuk
menunjukkan manusia mengacu kepada informasi yang diberikan Al-Qur'an,
pendapat Musa Asy'ari sampai pada suatu kesimpulan, bahwa manusia insan
adalah manusia yang menerima pelajaran dari tuhan tentang apa yang tidak
diketahuinya. manusia insan secara kodrati sebagai ciptaan tuhan yang
sempurna bentuknya dibandingkan dengan ciptaan tuhan lainnya sudah
lengkap dengan kemampuan mengenal dan memahami kebenaran dan
kebaikan yang terpancar dari ciptaaan nya.
b. Kelemahan dan kekurangan manusia
Faktor lainnya yang melatar belakangi manusia memerlukan agama
adalah karena disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga
memiliki kekurangan. hal ini antara lain diungkapkan oleh kata Al-nafs
menurut Quraisy shihab, bahwa dalam pandangan Al-Qur'an nafs diciptakan
Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta mendorong
manusia berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia
inilah yang didalam Al-Qur'an dianjurkan untuk diberi perhatian lebuh besar
misalnya membaca surat Asy-syams ayat 7-8,
‫والنفس وما سوا ها فالهمها فجورها وتقوها‬
"Demi Nafs serta penyempurnaan ciptaan mengilhamkan kepadanya
kefasikan dan ketakwaan." (QS. As-Syams 7-8)
Menurut Quraisy shihab bahwa kata mengilhamkan berarti potensi agar
manusia melalui nafs menangkap makna baik dan buruk serta dapat
mendorongnya untuk melakukan kebaikan dan keburukan.
b. Tantangan manusia
Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah
karema manusia dalam kehidupan nya senantiasa menghadapi berbagi
tantangan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, tantangan dari
dalam dapat berupa dorongan bahwa nafsu dan bisikan setan sedangkan
tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan
manusia yamg secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari
tuhan. mereka dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga dan pikiran yang
dimanivestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang didalamnya
mengandung misi menjauhkan manusia dari tuhan. Misalnya:3
‫ان الذي ين كفروا ينفقون اموالهم ليصودا عن سبيل هللا‬

3
Abuddin Nata,metodologi studi islam,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2014) hlm 23-25

4
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk
menghalangi(orang) dari jalan Allah. (QS. Al-Anfal: 36)
Orang-orang kafir itu sengaja mengeluarkan biaya yang banyak untuk mereka
gunakan agar orang mengikuti keinginannya. berbagai bentuk budaya,
hiburan obat-obat terlarang dan lain sebagainya dibuat dengan sengaja. untuk
itu, upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar
mereka agar taat menjalankan agama. godaan dan tantangan hidup demikian
itu, saat ini semakain meningkat sehingga upaya merangkul masyarakat
menjadi penting.

B.Fungsi Agama Dalam Kehidupan


Agama sebagai nilai sumber nilai merupakan petunjuk, pedoman, dan
pendorong bagi manusia untuk memcahkan berbagai masalah hidupnya seperti dalam
ilmu agama, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan militer. sehingga terbentuk pola
moti vasi. tujuan hidup dan perilaku manusia yang menuju kepada keridhaan Allah
(akhlak).
1. Agama Dalam Kehidupan lndividu
a. Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan. Dalam
ajaran agama terdapat nilai-nilai bagi kehidupan manusia. Nilai-nilai
inilah yang dijadikan sebagai acuan sekaligus sebagai petunjuk b.,/agi
manusia. Sebagai petunjuk agama menjadi kerangka acuan dalam
berpikir, bersikap dan berperilaku agar sejalan dengan keynkinan yang
dianutnya.
b. Agama sebagai sarana untuk mengatasi frustasi Manusia,
mempunyai kebutuhan dalam kehidupan ini. mulai dari kebutuhan fisik
seperti: makanan, pakaian, istirahat, seksual sampai kebutuhan
psikis.seperti: keamanan, ketentraman, persahabatan, penghargaan dan
kasih sayang. Maka ia akan terdorong untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginannya itu. menurut Sarwilo Wimwan Sarwono, apabila
kebutuhannya itu tidak terpenuhi, terjadi ketidakseimbangan. yakni
antara kenutuhan dan pemenuhan. Maka akan menumbuhkan
kekecewaan yang tidak menyenangkan. kondisi atau keadaan inilah
yang disebut prustasi.
c. Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan, ketakutan yang
dimaksud berkaitan dengan agama sebagai sarana untuk mengatasinya
adalah ketakutan yang tidak ada obyeknya. Ketakutan tanpa obyek itu
membingungkan manusia daripada ketakutan yang mempunyai obyek.
Minsalnya dalam bentuk gejala malu. rasa bersalah. kecelakaan. rasa
bingung dan takut mati. 4

d. Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan, Agama


mampu memberi jawaban atas kesukaran intelektual kongnitif. sejauh
kesukaran itu diresapi oleh keinginan eksistensial dan psikologis. yaitu
oleh keiginan dan kebutuhan manusia akan orientasi dalam kehidupan.
agar dapat menempatkan diri secara berani dan bermakna di tengah-
tengah alam semesta ini. Tanpa agama manusia tidak mampu
menjawab pertanyaan yang sangat mendasar dalam kehidupannya.
yaitu dari mana manusia datang, apa tujuan manusia hidup, dan
mengapa manusia ada, dan kemana manusia kembali setelah mati.

2. Agama dalam kehidupan masyarakat

Masalah Agama tidak akan mungkin dipisahkan dari kehidupan


masyarakat. karena agama itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan
masyarakat. Dalam prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:

a. Berfungsi Edukatif , Para penganut agama berpendapat bahwa ajaran


agama yang mereka anut memberikan ajaran-ajaran yang harus di
patuhi. Ajaran agama secara yurudis berfungsi secara menyuruh dan
melarang. Kedua unsur suruhan dan larangan ini mempunyai latar
belakang mengarahkan bimbingan agar pribadi penganutnya menjadi
baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agama masing-
masing.

b. Berfungsi Penyelamat, Dimanapun manusia berada mereka selalu


mengiginkan dirinya selamat. keselamatan yang meliputi bidang yang
Iuas adalah keselamatan yang diajarkan oleh agama. keselamatan yang
diberikan oleh agama kepada penganutya adalah keselamatan yang
meliputi dua alam yaitu, Dunia dan akhirat.

4
5

6
c. Berfungsi sebagai pendamaian, Melalui agama seseorang yang
bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian melalui tuntunan
agama. Rasa berdosa dan rasa bersalah akan segera menjadi hilang dari
batinya apa bila seseorang pelanggar telah menebus dosanya melalui
taubat, pensucian, dan penebusan dosa.

e. Berfungsi sebagai Sosial control, Para penganut agama sesuai


dengan ajaran agama yang dipeluknya terikat batin kepada tuntunan
ajaran tersebut. baik secara pribadi maupun secara kelompok.

f. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidarilas, Para penganut agama


yang sama secara psikologis akan merasa memiliki kesamaan dalam
satu kesatuan, iman dan kepercayaan.

Dari segi pragmatisme. seseorang menganut suatu agama adalah


disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi umuk
menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial. fungsi agama
mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang diuraikan di bawah ini:

a. Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia


Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia
senantiasa memberi penerangan kepada dunia (secara keseluruhan). dan
juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan dalam masalah ini
sebenarnya sulit dicapai melalui indra manusia. melainkan sedikit
penerangan daripada falsafah, Contohnya. agama Islam menerangkan
kepada umatnya bahwa dunia adalah ciptaan Allah dan setiap manusia
harus menaati Allah.
b. Menjawab berbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Sebagian pertanyaan yang senantiasa ditanya oleh manusia merupakan
pertanyaan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya
pertanyaan kehidupan setelah mati, tujuan hidup, soal nasib dan
sebagainya. Bagi kebanyakan manusia. pertanyaan-pertanyaan ini sangat
menarik dan perlu ada jawbannya. Maka, agama inilah fungsinya untuk
menjawab persoalan-persoalan ini.
c. memainkan fungsi peranan sosial.
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukan kelompok manusia. lni
adalah karma sistem agama menimbulkan keseragaman bukan saja
kepercayaan yang sama. melainkan tingkah laku, pandangan dunia dan
7

nilai yang sama.

d. Memberi rasa kekitaan kepada sekelompok manusia. Kebanyakan agama


di dunia ini menyarankan kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri
sebenamya telah menggariskan kode etika yang wajib dilakukan oleh
penganutnya.

C.Rasa Ingin Tahu Manusia

Ilmu pengetahuan alam bermula dari rasa ingin tahu. yang merupakan suatu ciri
khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di alam
sekitarnya, bulan, bintang. dan matahari, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri
(Antropesentris). Rasa ingin tahu tidak dimiliki oleh makhluk lain, seperti batu, tanah,
sungai, dan angin. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain,
namun gerakannya itu bukanlah atas kehendaknya sendiri, tetapi akibat dari pengaruh
ilmiah yang bersifat kekal.
Bagaimana halnya dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuhan-
tumbuhan dan binatang? Sebatang pohon misalnya, menunjukkan tanda-tanda
pertumbuhan atau gerakan, namun gerakan itu terbatas pada upayanya untuk
mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya, daun-daun yang
cenderung mencari sinar matahari atau akar yang cenderung mencari air yang kaya
mineral untuk pertumbuhan hidupnya. kecenderungan semacam ini terus berlangsung
sepanjang zaman.
Bagaimana halnya dengan binatang yang juga menunjukkan adanya kehendak
untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain? Kita ambil contoh misalnya ubur-
ubur. Binatang ini berpindah tidak atas kehendak sendiri. Namun, bagaimana halnya
dengan binatang tingkat lebih tinggi yang nyata-nyata mempunyai kemampuan untuk
mengadakan eksplorasi terhadap alam sekitarnya? Misalnya, ikan, burung, harimau,
ataupun binatang yang sangat dekat dengan manusia, yaitu monyet. tentunya burung-
burung bergerak dari satu tempat ke tempat lain didorong oleh suatu keinginan. antara
lain, rasa ingin tahu, Ingin tahu apakah di sana ada cukup makanan untuknya sendiri
atau bersama yang lain. Ingin tahu apakah suatu tempat cukup aman Untuk membuat
sarang? setelah mengadakan eksplorasi, tentu mereka jadi tahu. ltulah pengetahuam
dari burung tadi. Burung Juga memiliki pengetahuan untuk membuat sarang di atas
pohon. Burung manyar atau burung tempua pandai menganyam sarangnya yang
begitu indah bergelantungan pada daun kelapa. Namun, pengetahuannya itu temyata
tidak berubah dari zaman ke zaman.
Bagaimana halnya dengan monyet yang begitu pandai? Apabila kita
perhatikan baik-baik, kehendak mereka untuk mengeksplorasi alam sekitar itu
didorong oleh rasa ingin tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang oleh Asimov
(1972) disebut sebagai idle curiousity, atau di buku lain disebut insting.
8

lnsting itu bekerja pada satu hal saja, yaitu mempertahankan kelestarian
hidupnya.Untuk itu, mereka perlu makan, melindungi diri, dan berkembang biak.
Bagaimana halnya dengan manusia? Manusia juga memiliki insting seperti yang
dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu
adanya kemampuan berpikir Dengan kata lain, curiousity-nya tidak idle, tidak tetap
sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang. atau kemampuan
berpikir. Setelah tahu tentang apa-nya mereka juga ingin tahu bagaimana dan mengapa
begitu.
Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk
dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru sehingga menjadi suatu akumulasi
pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia purba zaman dahulu
yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Karena kemampuan berpikirnya tidak
semata-mata didorong untuk mempertahankan kelestarian hidupnya. tetapi juga untuk
membuat hidupnya lebih menyenangkan, mereka mampu membuat rumah di atas
tiang-tiang kayu yang kokoh. Bahkan, sekarang manusia mampu membuat istana
maupun gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan burung tempua dengan
sarangnya yang indah tak mengalami perubahan sepanjang masa. Demikian juga
harimau yang hidup dalam gua atau monyet yang juga tidak mengalami perubahan
sepanjang zaman.
Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas
itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak
saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari, seperti
bercocok tanam atau membuat panah atau lembing untuk berburu, tetapi juga
berkembang sampai pada hal-hal yang menyangkut keindahan.5

D.Doktrin Kepercayaan Agama


Islam menurut istilah adalah agama Allah yamg diwasiatkan dengan ajaran-ajarannya
sebagaimana terdapat dalam pokok-pokok dan syariatnya kepada Nabi Muhammad
SAW. dan mewajibkan kepadanya untuk menyampaikannya kepada seluruh umah
manusia serta mengajak mereka untuk memeluknya. dengan demikian islam adalah
agama yang membawa misi keselamatan, kesejahteraan, dan kemakmuran dunia
akhirat, lahir dan batin bagi seluruh umat manusia dengan cara melaksanakan segala
perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.Disatu sisi, islam mengajarkan
kepada kita arti penting kepasrahan dan ketundukan kepada yang maha berkehendak,
kepasrahan yang tiada daya dan kekuatan selain kekuatannya. sementara kata Doktrin

5
Nur hidayati dan marwadi, Iad/Isd/Ibd

9
yang kita kenal saat ini adalah kata yang pada dasarnya merupakan kata yang diadopsi
dari bahasa inggris Doctrine yang berarti ajaran. Oleh karena itu doktrin dikenal
dengan ajaran-ajaran yang bersifat absolut yang tidak boleh diganggu-gugat. dalam
kamus besar Bahasa Indonesia kata doktrin adalah ajaran atau asas suatu aloran
politik, keagamaan, pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan, keagamaan,
ketatanegaraan secara bersistem khususnya dalam penyusunan kebijakan negara.
1) Unsur Pokok Ajaran Islam
Islam merupakan agama yang sangat multidimensi, universal yang dapat dikaji
dari berbagai aspek baik dari tinjauan budaya sosial maupun dari aspek deoktrin
keimanan. Agama Islam apabila ditelaah dari aspek doktrin, maka akan muncul
ajaran yang ada dalam agama Islam itu senditi yang bisa saja tidak dapat diganggu
gugat. dengan merujuk pada Al-Qur'an dan hadits serta pendapat para ajaran islam
pendapat para ulama bahwa unsur pokok ajaran islam meliputi, Iman, ibadah dan
akhlaq. hal yang sangat penting untuk disadari bersama, bahwa sebelum
pemberangkatan menuju pemahaman terhadap apa islam sebenarnya itu, menurut
Ramli bin Awang, perlu disepakati bersama bahwa pemahaman melalui
metodedan pendekatan apa pun terhadap pemahaman tentang islam harus kembali
pada ajaran pokok yakni Al-Qur'an dan Hadits. bertitik tolak dari kedua sumber
tersebut, bolehlah kiranya seorang menciptakan pandangan, kelompok dan bahkan
madzab baru. akan tetapi madzab baru tersebut tidak boleh lebih tinggi dari islam
itu sendiri.
Ajaran tentang Iman, Secara etimologis kata iman berasal dari bahasa arab
merupakan bentuk masdar dari amana, yu'minu, imanan yang berarti kepercayaan
dan believe(keyakinan). iman juga berarti kepercayaan yang berkenaan terhadap
keagamaan, yakni percaya kepada Allah, keteguhan hati dan batin. Lebih jauh lagi
menurut pemikiran teologi Syaikh Abdul Rauf Singkil, bahwa awal agama adalah
Ma'rifatulla, yakni pengetahuan pertama kali yang harus dipelajari oleh setiap
muslim adalah bagaimana mereka mengenal tentang Allah. pengetahuan seperti
itu akan mengimplikasikan kesadaran keimanan yang kuat kepada Allah dengan
demikian seorang muslim dalam kehiduannya akan dilandasi dengan
mentauhidkan dan seraya mentanzihkan segala yang tidak layak bagi Allah.
a. Iman kepada Allah
Kalimat la ilaha illa Allah atau biasa disebut dengan kalimat thayyibah adalah
suatu pernyataan pengakuan tentang keberadaan Allah Yang Maha Esa: Tiada
tuhan selain dia. ia merupakan bagian dari lafadz syahadatain yang harus
diucapkan oleh seseorang yang akan masuk dan.memeluk agama islam.
bentuk pernyataan pengakuan terhadap Allah berimplikasi pada pengakuan-
pengakuan lainnya yang berhubungan dengan-Nya, seperti dzat Allah, sifat-
sifat Allah, kehendak Allah, hari kiamat, serta surga dan neraka. ia
merupakam refleksi dari tauhid Allah yang menjadi inti ajaran Islam.
pengakuan terhadap keberadaan Allah berarti menolak keberadaan tuhan-
tuhan lainnya yang dianut oleh para pengikut agama selain islam.
2) Kemustahilan menemukan zat Allah
Allah adalah Maha Esa, baik dalam zat, sifat maupun perbuatan. Esa dalam zat
artinya Allah itu tidak tersusun dari beberapa bagian yang terpotong-potong dan
dia pun tidak mempunyai sekutu. Esa dalam sifat berarti bahwa tak seorang pun
yang memiliki sifat-sifat seperti yang dimiliki oleh Allah.dan Esa dalam perbuatan
ialah bahwa tidak ada seorang pun yang mampu mengerjakan sesuatu yang
menyerupai perbuatan Allah.
10

Allah dengan sifat rahman dan rahim-Nya, telah membekali manusia dengan akal dan pikiran
untuk digunakan dalam menjalani kehidupannya. akal pikiran merupakan ciri keistimewaan
manusia, sekaligus faktor pembeda antara manusia dan makhluk lainnya. akal sekalipun
digunakan dengan sungguh-sungguh. namun
keberadaannya sangat terbatas artinya ada sejumlah perkara yang tidak bisa diselesaikan oleh
akal, salah satu persoalan tersebut ialah zat Allah. Allah berfirman: " Allah tidak dapat
dicapai oleh penglihatan mata, sedang ia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dia-lah
Yang Mahahalus lagi Maha Mengetahui" (QS. Al-An'am[6]: 103)
3) Argumen keberadaan Allah
Ada tiga teori yang menerangkan asal kejadian alam semesta yang mendukung
keberadaan Tuhan. partama, paham yang mengatakan bahwa alam semesta ini ada
dari yang tidak ada. kedua, paham yang mengatakan bahwa alam semesta ini
berasal dari sel(jauhar) yang merupakan inti. Ketiga, paham yang mengatakan
bahwa alam semesta itu ada yang menciptakan. (Sayid Syabiq, 1974:61)
Alam semsta ini adalah teleogois, artinya diatur menurut tujuan-tujuan tertentu.
wlam dalam pandangan teleologis tersusun dari bagian-bagian yang satu sama lain
erat sekali hubungannya. tujuan itu ialah kebaikan alam secara totalitas. penggerak
alam sehingga berevolusi adalah zat yang maha sempurna, zat yang lebih tinggi
dari alam itu sendirim zat inilah yang disebut Tuhan, menurut Juhaya S. Praja.
Dalam Al-Qur'an terdapat beberapa ayat yang menjelaskan bahwa Tuhan itu
benar-benar ada.
Dalam Al-Qur’an ada beberapa ayat yang menjelaskan bahwa tuhan itu benar-
benar ada. Sebagai contoh, berikut ini dikemukakan ayat yang mendukung
pernyataan tersebut:

‫هللا خلق كل شيئ وهو علي كل شيء وكيل‬

"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.


Kepunyaan-Nya-lah (pendaharaan) langit dan bumim Dan orang-orang yang
kafir terhadap ayat-ayat Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS. Al-
Zumar [39]: 62-63)
Iman kepada Allah adalah doktrin utama dalam islam yang tidak dapat
ditawar-tawar lagi. ialah adalah dimensi ta'budi yang terkait dengan petunjuk dan
pertolongan Allah atas hamba-Nya. tanpa hidayah dari Allah, akan sulit bagi
suliapapun untuk dapat mempercayai-Nya.
Dua unsur iman, keyakinan dam pernyataan lisan, disempurnakan dengan
unsur ketiga, yaitu perbuatan ('amal). dengan demikian orang yang mengaku
beriman kepada Allah tidak cukup dengan adanya keyakinan akan adanya Allah
yang selanjutnya diucapkan dengan lisan, tetapi harus sampai pada bentuk-bentuk
pengalaman segala ajaran-Nya.
Dalam doktrin keimanan ini, kita menemukan beberapa doktrin lain yang
dinyatakan di Al-Qur'an yaitu Allah itu Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan
segala makhluk mengabdi dan meminta pertolongan.olrh karena itu doktrin islam

11
menyatakan bahwa Allah adalah Pencipta, Pemelihra, Penguasa, dan pemberi
rezeki kepada hamba-Nya. konsekuensi logis dari iman kepada Allah adalah
keharusan mengimani ajaran Allah dan segala yang datang dan bersumber dari
Allah.
4) Iman kepada Malaikat, Kitab, dan Rosul Allah.
a) Iman kepada malaikat
Malaikat atau terkadang disebut Al-mala'al-a'la (kelompok tertinggi) adalah
makhluk Tuhan yang diciptakan dari al-nur (cahaya), penciptaan malaikat
lebih dulu dari penciptaan manusia. Allah berkehendak menciptakan manusia
sebagai khalifah dibumi, Dia memberitahukan rencana-Nya itu kepada
malaikat. malaikat termasuk makhluk ruhani ya g bersifat ghaib. mereka
bukan kelompok makhluk jasmaniah yang dapat dirana, dilihat, dicium dan
dirasakan, mereka disucikan dari syahwat kebinatangan yang yerhindar dari
keinginan hawa nafsu yang bersifat materil. mereka selalu tunduk kepada
Allah dan tidak pernah ingkar kepada-Nya. dengan demikian. mereka
menghabiskan waktu siang dan malamnya untuk beribadah kepada Allah
semata. tidak seorangpun yang mengetahui hakikat malaikat kecuali Allah dan
orang-oramg yang telah ditentukannya. Jumlah malaikat itu banyak sekali dan
tidak diketahui secara pasti. hal ini seperti yang terjadi pada perang badar
Allah menurunkan beribu-ribu malaikat yang membantu kaum muslimin untuk
melawan musuh islam, yaitu bangsa Quraisy. akan tetapi, dari jumlah yang
banyak itu yang wajib diimani hanya sepuluh malaikat.
b) Iman kepada Kitab-kitab Allah
Ayat-ayat Allah Swt yang merupakan ajaran-ajaran dan tuntunan itu dapat
dibedakan menjadi dua: ayat-ayat yang tertulis didalam kitab-Nya dan kedua,
ayat-ayat yang tidak tertulis, yaitu alam semesta. ayat-ayat yang tertulis
terformulasikan dalam empat kitab: Al-Qur'an, Injil, Taurat, dan Zabur yang
masing-masing diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, Nabi Isa a.s, Nah
Musa a.s, dan Nabi Daud a.s. keempat kitab itu disebut kitab-kitab langit,
karena kitab-kitab itu diyakini umat islam sebagai firman Allah yang
diwahyukan kepada para nabi dan rosul, Kitab-kitab selain Al-Qur'an sudah
terkontaminasi oleh manusia sebagaimana diberitakan dalam beberapa ayat
Al-Qur'an. Islam mengajarkan bahwa mempercayai dan mengimani semua
kitab-kitab Allah itu adalah wajib. ia merupakan konsekuensi logis dari
pembenaran terhadap adanya Allah. oleh karena itu tidak sepantasnya seorang
mukmin mengingkari kitab-kitab tersebut.
c) Iman kepada Rosul-Rosul Allah
Doktrin Islam mengajarkan agar setiap orang Islam beriman kepada
semua rasul yang diutus oleh Allah Swt tanpa membedakan antara satu rasul
dengan rasul lainnya.” Secara bahasa, rasul adalah orang yang diutus. Artinya,
ia diutus untuk menyampaikan berita rahasia, tanda-tanda yang akan datang,
dan misi atau risalah. Secara terminologi, rasul berarti orang yang diutus oleh
Allah Swt untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya.
Dalam mengartikan rasul dan nabi, para ulama terbagi dua kelompok:

12

Kelompok pertama mempersamakan arti keduanya; dan kelompok kedua


membedakannya. Menurut kelompok yang disebutkan terdahulu, baik rasul
maupun nabi sama-sama menerima wahyu yang harus disampaikan kepada
umatnya. Adapun menurut kelompok yang disebutkan terakhir, hanya rasul
yang mempunyai kewajiban untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya,
sementara nabi tidak dibebani kewajiban itu. Rasul adalah manusia biasa yang
dipilih oleh Allah Swt dari keturunan yang mulia yang diberi berbagai
keistimewaan, baik akal pikiran maupun kesucian ruhani.
Keistimewaan para rasul merupakan bekal agar mereka cukup kuat
mengemban berbagai kewajiban yang dikandung dalam risalah. Jumlah nabi
dan rasul tidak diketahui secara pasti, karena ada sebagian dari mereka yang
diceritakan dan disebutkan namanamanya secara langsung oleh Allah Swt,
tetapi ada juga yang tidak diceritakan. Namun, ada sebagian ulama yang
mengatakan bahwa jumlah nabi itu adalah 124.000 orang dan rasul sebanyak
313 orang. Adapun jumlah nabi dan rasul yang pada umumnya diketahui
berjumlah 25 orang.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Agama adalah ajaran yang berasal dari tuhan atau hasil renungan manusia
yang terkandung dalam kitab suci yang turun-temurun diwariskan oleh suatu generasi
kegenerasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia
agar mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat. Sebagai doktrin, ajaran-ajaran Islam
perlu dipahami melalui pendekatan tekstual-normatif, sehingga akan menghasilkan
pemahaman yang normatif-religius, sehingga ia akan mampu membawa manusia pada
keselamatan, kesejahteraan dan kemakmuran, baik didunia, dan khususnya
kebahagiaan di akhirat. Ajaran agama Islam yang normatif itu juga akan mampu
menghantarkan kebahagiaan lahir, dan terutama kebahagiaan selama seseorang
berpegang teguh pada pokok-pok ajaran Islam yakni: Ima, ibadah dan Ihsan.
Keyakinan dan dorongan batin yang kuat itu akan menghasilkan final pernyataan,
bahwa Islam right or wrong is my religion, jadi mereka memiliki pernyataan having
religion.

B. KRITIK DAN SARAN


Demikian lah makalah yang dapat kami buat, semoga makalah ini dapat
bermanfaat kepada pembacadan pendengar ,mohon maaf apabila salah ketikan atau
cara penyampaian dan bahasa nya kurang berkenan .karena kita sama – sam dalam
tahap pembelajaran ,kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
14

DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. 2014. Metodologi Studi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.


Abd. Hakim, Atang dan Jaih Mubarok. 2014. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT:Remaja
Rosdakakarya.
Hidayati, Nur dan Mawardi. 2004. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya
Dasar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syukur, Suparman. 2015. Studi Islam Transformatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
15

Anda mungkin juga menyukai