Anda di halaman 1dari 23

KRITERIA BAIK

DAN BURUK
DALAM AKHLAK
DOSEN PENGAMPU
Bambang Supradi, M.Pd.I
KELOMPOK XII
Amelia Ramadhani Fitri
Syukma Permata Cahyani Ramadhani
PKA/1C
Kriteria Baik dan Buruk dalam Akhlak

01 Pengertian Baik
dan Buruk 02 Indikator Baik
dan Buruk

Aliran-Aliran
03 Filsafat dalam
Akhlak
Pengertian
Baik dan
Buruk
01
“kebaikan adalah menjauhkan
diri dari larangan, mencari
sesuatu yang halal,dan
memberikan kelonggaran kepada
keluarga”
– Ali bin Abi Thalib
“ kebaikan adalah yang dihasilkan
manusia melalui kehendaknya
yang tinggi,sedangkan
keburukan adalah sesuatu yang
diperlambat demi mencapai
kebaikan”

- Ibnu Maskawih
“ kebaikan adalah apa yang
lebih kekal faedahnya,
sekalipun menimbulkan
rasa sakit dalam
melakukannya”
- Muhammad Abduh
“ Baik lawan buruk, adalah
menggapai kesempurnaan
sesuatu. Adapun buruk lawan
baik, adalah kata yang
menunjukkan sesuatu yang
tercela dan dosa”

- Louis Ma’luf
“ intisari ajaran-ajaran Islam berkisar pada
persoalan baik dan buruk, yaitu perbuatan mana
yang bersifat baik dan membawanya pada
kebahagian, dan perbuatan mana yang bersifat
buruk dan membawa kepada kemudharatan dan
kesengsaraan. Mengerjakan perbuatn baik dana
menauhi hal buruk, adalah demi kebahagiaan
manusia.

- Harun Nasution
Secara Umum:
Baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bernartabat,
menyenangkan, dan disukai manusia.
Buruk adalah sesuatu yang berhubungan dengan yang rendah, hina ,
menyusahkan, dan dibenci manusia
Indikator
02 Baik dan
Buruk
Indikator Baik & Indikator Perbuatan Buruk
• Didorong oleh hawa nafsu dari setan

Buruk Menurut • Dimotivasi oleh ajaran thaghut, yang


mendatangkan kerugian bagi diri sendiri
dan orang
Agama • Membahayakan kehidupan dunia dan
merugikan di akhirat
• Menyimpang dari tujuan syariat Islam
Indikator Perbuatan Baik
• Menjadikan permusuhan dan kebencian
• Perbuatan yang diperintahkan Allah & • Menimbulkan bencana bagi kemanusian
Rasulullah dalam Al-Quran & Sunnah • Menjadikan kebudayaan manusia menjadi
• Mendatangkan kemaslahatan dunia penuh dengan keserakahan dan nafsu
dan akhirat setan
• Meningkatkan martabat kehidupan • Menimbulkan konflik, peperangan dan
manusia di mata Allah & sesama dendam, yang tak berkesudahan
manusia
• Menjadi bagian dari tujian syariat
Islam
Indikator Akhlak Terpuji dalam Filsafat
Tertuju
Digolongkan dalam Pada
Kebenaran Agama

Aliran Filsafat Etika

Aliran Filsafat Intelektual


Dominan
Aliran Filsafat Etika
1. Socrates (470 SM- 399 SM), menentang sofistik
dengan mengatakan bahwa benardan baiknya adalah
nilai objektif yang harus dijunjung tinggi semua Aliran Filsafat Intelektual Dominan
orang
Augustinus (354-430M)
2. Plato, kebenaran yang ditangkap oleh panca indera • Iluminasi atau penerangan. Rsio insani hanya
dan dibenarkan oleh rasio tidak lebih dari sebuah
dapat abadi jika mendapat penerangan dari
bayang-bayang yang yidak hanya memiliki jarak
rasio Tuhan. Tuhan adalah guru yang tinggi
dengan kebenaran tetapi bukan kebenaran itu sendiri
dalam batin dan menerangi roh manusia
3. Aristoteles, kebenaran yang paling hakiki berada • Dunia jasmani terus-menerus berkembang,
diluar segala sesuatu yang empirik dan fisik
tetapi bergantung padaTuhan. Dalam benih itu
segala hal telah ada sebagai mana setelah
telur, lahirlah ayam. Dan suatu maslah tidak
akan mencapai jalan buntu apanila
berdasarkan Alkitab
Indikator Akhlak Baik & Buruk dalam Ilmu
Didasarkan
pada Rasio
Mengacu pada
sistematika berpikir
yang tertib
Bersifat positif dan
objektif dengan
pendekatan empiris
Menekankan peran
pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan
Indikator Akhlak Baik & Orientasi individu yang dimaksud, terdiri atas:
1. Orientasi motivasional :
Buruk Perspektif Budaya • Dimensi Kognitif, menunjuk pengetahuan orang yang
bertindak mengenai situasinya, khususnya jika
Kebudayaan sebagai sistem hidup, adalah dihubungkan dengan dengan kebutuhan dan tujuan-
cara manusia mempertahankan tujuan pribadi.
kehidupannya. Oleh sebab itu, baik dan • Dimensi Katektik, menunjuk pada reaksi apresiatif atau
buruknya akhlak dalam perspektif emosional dari orang yang bertindak , terhadap situasi
kebudayaan, adalah dengan melihat cara atau berbagai aspek di dalamnya.
kerja dan cara berpikir manusia, untuk • Dimensi Evaluatif, menunjuk pada dasar plihan
mengembangkan kehidupannya dari generasi seseorang antara orientasi kognitif secara alternatif.
ke generasi. 2. Orientasi nilai dengan dimensi kognitif, apresiatif, dan
Prinsip-prinsip dasar dalam berbudaya dimensi moral. Ketiga dimensi yang terdapat dalam
bersifat universal, tanpa memandang konteks orientasi nilai, tampaknya sama dengan ketiga dimensi
sosial budaya tertentu. Manusia akan terus dalam orientasi motivasional. Akan tetapi,terdapat
menciptakan kebudayaan nya secara sadar perbedaan yang prinsipiil, terlihat pada komponen-
maupun tidak sadar. Dalam kebudayaan komponen dalam orientasi nilai, yang menunjuk pada
manusia, hal yang mendasar dari perilaku standar normatif umum. Bukan pada keputusan-keputusan
individu memiliki subjektivitas dan orientasi dengan orientasi nilai, yang menunjuk pada standar-standar
yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat yang digunakan dalam menerima atau menolak berbagai
diintegrasikan oleh adanya norma-norma ter: interpretasi kognitif yang situasional.
tentu. Norma yang ada, dapat membawa
orientasi Individu
Aliran-Aliran
03 Filsafat dalam
Akhlak
Tradisionalisme
Dalam aliran tradisionalisme, standar yang menjadi tolok ukur norma baik dan buruk, ialah tradisi atau
adat kebiasaan. Artinya, sesuatu dianggap baik jika sesuai dengan adat kebiasaan, dan sebaliknya,
sesuatu dianggap buruk jika menyalahi adat kebiasaan. Adapun yang menjadi sumber dari suatu adat
kebiasaan (tradisi) adalah Perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh nenek moyangnya, karena
terdorong oleh instingnya. Dan perbuatan atau peristiwa yang terjadi secara kebetulan, meskipun tidak
rasional.

Egoistic Hedonism
Aliran Hedonisme Aliran ini menyatakan bahwa ukuran kebaikan,
Aliran hedonisme berpendapat bahwa tujuan adalah kelezatan pribadi orang yang berbuat.
terakhir kehidupan manusia adalah Oleh karena itu, aliran ini mengharuskan kepada
kesenangan. Semua perbuatan manusia, para pengikut. nya, agar mengarahkan segala
semata hanya untuk mendapatkan perbuatannya untuk menghasilkan kelezatan
kesenangan tersebut. Adapun kesenangan yang sebesar-besarnya.
yang dimaksud, adalah kebahagiaan,
Universalistic Hedonism
kelezatan, dan bebas dari penderitaan.
Aliran universalistic hedonism mendasarkan
Dalam aliran ini, yang menjadi tolok ukur baik
ukuran baik dan buruk pada kebahagiaan umum.
dan buruknya sesuatu adalah kebahagiaan.
baik atau buruknya sesuatu, didasarkan atas ada
Oleh karena itu, suatu perbuatan dianggap
atau tidaknya kesenangan bagi umat manusia.
baik apabila dapat mendatangkan
Apabila suatu hal memberikan lebih banyak
kebahagiaan. Sebaliknya, perbuatan dinilai
kelezatan dan kemanfaatan, hal itu dianggap
buruk apabila mendatangkan penderitaan.
baik. Sebaliknya, apabila suatu hal membawa
Aliran ini terbagi atas:
penderitaan, hal tersebut dianggap buruk.
Utilitarianisme
Utilitarianisme adalah aliran yang mendasarkan kebaikan atau keburukan pada asas manfaat.
Artinya, suatu perbuatan dinilai baik atau buruk, diukur dari jumlah manfaat yang dihasilkannya.
Menurut aliran utilitarianisme, kemanfaatan, kelezatan, atau kebahagiaan, adalah satu-satunya
kebaikan tertinggi (sumum bonum), yaitu menjadi senang dengan sendirinya, karena tabiatnya,
bukan karena akibat-akibatnya. Sebaliknya, kesusahan atau penderitaan adalah keburukan.
Idealisme
Aliran idealisme berpendapat bahwa tujuan hidup adalah mencapai kesenangan, Akan tetapi,
kesenangan hidup di sini bukanlah memuaskan hawa nafsu duniawi, Kesenangan hidup
diperoleh dengan pengetahuan yang tepat tentang nilai kebendaan yang dituju. Di bawah
cahaya idea kebaikan, orang harus mencapai keadilan dan kebahagiaan hidup bagi
masyarakat. Manusia yang berakal budi, akan berakhlak baik untuk kepentingan dirinya dan
orang lain
Naturalisme
Aliran naturalisme berpendapat bahwa norma atau ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia,
adalah sesuai atau tidaknya dengan natur (fitrah) manusia itu sendiri. Jadi, apabila perbuatan itu
sesuai dengan fitrah manusia, perbuatan tersebut adalah baik. Sebaliknya, apabila perbuatan itu
bertentangan dengan fitrah manusia, perbuatan tersebut dianggap buruk. Dalam hal ini, suatu
perbuatan harus sesuai dengan fitrah lahir maupun batin.
Aliran naturalisme berpendirian bahwa kebahagiaan yang menjadi tujuan setiap manusia, dapat
dicapai dengan cara menuruti panggilan natur (fitrah) dari kejadian manusia sendiri. Perbuatan yang
sesuai dengan naturnya, akan membawa kebahagiaan yang sempurna, yang merupakan tujuan
kehidupan dunia.
Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat,
yang berpandangan bahwa kriteria
kebenaran dilihat dari kegunaannya bagi
kehidupan nyataBagi aliran pragmatisme,
filsafat lebih mempunyai nilai manfaat bagi Intuisionisme
hidup manusia, apabila dapat menemukan Aliran intuisionisme berpandangan bahwa
apa yang berguna secara praktis. setiap manusia memiliki kekuatan naluri
Secara umum, pragmatisme adalah batiniyah, yang dapat membedakan sesuatu
pemikiran yang dipengaruhi oleh sebagai baik atau buruk, hanya dengan
kepentingan situasi dan kondisi yang ada. selintas pandang. Dalam hal ini, sumber
Dengan demikian, pemikiran pragmatisme pengetahuan tentang perbuatan yang baik
akan berubah setiap saat. Adapun yang atau buruk adalah kekuatan naluri, yaitu
tidak berubah, adalah mempertahankan kekuatan batin atau bisikan hati nurani yang
kepentingan itu sendiri. Dengan demikian, ada pada setiap manusia
pragmatisme adalah pemikiran yang tidak Sebagai pendukung aliran ini, Plato (430-
teratur, sebab kepentingan individu itu 347 SM) mengatakan, adalah kesalahan
sendiri tidak teratur M. Sholihin, besar, apabila kebahagiaan dijadikan
Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik sebagai tujuan hidup. Sebab hal itu dapat
Hingga Modern. menyesatkan hati nurani. Kenyataan
menunjukkan, bahwa tidak setiap perbuatan
manusia itu untuk mencari kebahagiaan
Vitalisme
Aliran vitalisme berpandangan bahwa ukuran
baik dan buruknya perbuatan manusia,
ditentukan oleh ada atau tidaknya daya hidup
untuk bertindak. Orang yang kuat bertahan
hidup, adalah orang yang paling baik. Dengan Eksistensialisme
demikian, seorang penguasa yang dengan Aliran eksistensialisme tidak bisa dipisahkan dari
kekuatannya mengatur dan menundukkan pemikiran Hegel. Dalam filsafat Hegel, konstruksi
masyarakat demi kepentingan hidupnya, menjadi (becoming) dipahami sebagai lintasan dari
adalah orang yang memegang kebaikan sesuatu yang tidak eksis (to exixtence/being), dalam
hidupnya. Aliran ini menganjurkan kepada proses dialektikanya menuju pada penggabungan
manusia agar menggunakan vitalitasnya suatu esensi yang absolut antara existence dan
secara maksimal, yang dapat mengendalikan nonexistence. Para eksistensialis berpandangan
segala perbuatan, sehingga akan bahwa eksistensi di atas dunia selalu terkait pada
mencerminkan kekuatan dalam hidupnya. keputusan-keputusan individu. Artinya, andaikan
Kekuatan dan kekuasaan yang dapat individu tidak mengambil suatu keputusan, pasti tidak
menaklukkan yang lemah menjadi tolok ukur ada yang terjadi. Individu sangat menentukan
kebaikan. Jadi, manusia yang berkuasa, itulah terhadap suatu yang baik, terutama bagi kepentingan
manusia yang baik dirinya
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai