Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi adalah bentuk perbuatan yang dilakukan seseorang yang
dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau pelanggaran memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau badan, yang dilakukan dengan
menyalahgunakan jabatan atau kedudukan yang didudukinya. Umumnya,
korupsi dilakukan secara rahasia dan bias dilakukan oleh lebih dari satu
orang. Salah satu faktor penyebabnya ialah lemahnya pendidikan agama yang
dimiliki seseorang (pejabat).Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan anti
korupsi sebagai tindakan preventif (upaya pencegahan) terhadap korupsi.
Tujuan dari pendidikan anti-korupsi adalah untuk membangun nilai-
nilai dan mengembangkan kapasitas yang diperlukan untuk membentuk posisi
sipil anak didik dalam melawan korupsi.Pendidikan anti korupsi bisa
dilaksanakan (diterapkan) baik secara formal maupun informal.Ditingkat
formal, unsur-unsur pendidikan anti korupsi dapat dimasukkan kedalam
kurikulum diinsersikan/diintegrasikan ke dalam matapelajaran.
Banyak sekali kekurangan dalam makalah ini, oleh karenanya
penyusun makalah sangat mengharapkan kepada seluruh pembaca dalam
memberikan kritikan dan saran yang membangun guna menyempurnakan
makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu apa itu metode pembelajaran pendidikan
Antikorupsi?

C. Tujuan
Mengetahui pengertian korupsi metode pembelajaran pendidikan Antikorupsi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Pembelajaran Pendidikan Antikorupsi


Metode pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan fungsinya adalah menentukan berhasil
tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang integral
dalam suatu system pengajaran. Oleh karena itu, metode harus sesuai dan
selaras dengan karakteristik peserta didik, materi, dan kondisi lingkungan
(setting) dimana pengajaran berlangsung.
Menurut David Wijaya ada enam metode yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran pendidikan antikorupsi yakni:
1. Metode Inquiry
Metode inquiry menekankan pada pencarian secara bebas dan
penghayatan nilai-nilai hidup dengan melibatkan siswa secara langsung
untuk menemukan nilai-nilai tersebut dalam pendampingan serta
pengarahan guru. Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan
tanggapan, pendapat, serta penilaian terhadap nilai-nilai yang
ditemukannya. Guru tidak berperan sebagai satu-satunya pemberi
informasi dalam menemukan nilai-nilai antikorupsi yang dihayatinya.
Namun, guru sebagai penjaga garis atau koridor dalam penemuan nilai-
nilai hidup tersebut.
Dalam praktiknya, siswa diajak untuk membahas kasus korupsi yang
sedang marak diindonesia. Secara bertahap, siswa diajak untuk melihat
serta menilai apa saja yang terjadi dalam masyarakat dan akhirnya pada
aapa yang telah mereka lakukan. Siswa diajak untuk melihat permasalahan
serta berani mengambil sikap dan pilihan dalam hidupnya.
2. Metode pencarian bersama (kolaboratif)
Metode kolaboratif menekankan pada pencarian bersama yang
melibatkan siswa dan guru. Metode ini berorientasi pada diskusi mengenai
permasalahan aktual dalam masyarakat, di mana proses diskusi ini

2
diharapkan menumbuhkan sikap berpikir logis, analitis, sistematis, serta
argumentatif untuk dapat mengambil nila-nilai hidup dari permasalahan
yang diolah bersama.
3. Metode siswa aktif atau aktivitas bersama
Metode aktivitas bersama menekankan pada proses yang melibatkan
siswa sejak awal pembelajaran. Guru memberi pokok bahasan dan siswa
di dalam kelompok mencari serta mengembangkan proses selanjutnya.
Siswa melakukan pengamatan, pembahasan analisis, sampai proses
penyimpulan atas kegiatan mereka. Metode ini mendorong siswa untuk
mempunyai kreativitas, ketelitian, kecintaan terhadap ilmu pengetahuan,
kerja sama, kejujuran, dan daya juang.
4. Metode keteladanan (pemodelan)
Metode pemodelan menekankan pada proses penanaman nilai-nilai
antikorupsi kepada siswa melalui keteladanan. Pembelajaran awal
dilakukan dengan mencontoh, tetapi siswa perlu diberikan pemahaman
mengapa hal tersebut dilakukan. Guru perlu menjelaskan mengapa siswa
tidak boleh korupsi, menjelaskan bahaya dati tindakan korupsi, mengapa
siswa harus jujur atau tidak menyontek pada waktu ulangan. Hal ini
diperlukan agar sikap tertentu yang muncul benar-benar didasari oleh
keyakinan kebenaran sebagai suatu sistem nilai.
5. Metode Live In
Metode live in dimaksudkan agar siswa mempunyai pengalaman
hidup bersama orang lain secara langsung dengan situasi sangat berbeda
dari kehidupan sehari-hari. Melalui pengalaman langsung, siswa bisa
mengenal lingkungan hidup yang berbeda dalam cara berpikir, tantangan,
permasalahan, termasuk nilai-nilai hidup. Kegiatan ini bisa dilaksanakan
secara berkala melalui kegiatan lomba dan sayembara antikorupsi. Melalui
metode ini siswa diajak untuk mensyukuri hidupnya yang jauh lebih baik
dari orang lain, tumbuh sikap toleran dan sosial yang lebih tinggi pada
kehidupan bersama.

3
6. Metode penjernihan nilai (klarifikasi nilai)
Metode klarifikasi nilai menekankan pada pengajaran agar
membantu siswa dalam mencari dan menentukan nilai yang dianggap baik
dalam menghadapi persoalan melalui proses menganalisis nilai-nilai yang
sudah ada dan tertanam di dalam diri siswa.
Pada dasarnya, pembelajaran antikorupsi menggunakan metode
yang melibatkan seluruh aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta
kecerdasan sosial. Pemahaman konsep, pengenalan konteks, reaksi dan
aksi, menjadi bagian penting dari seluruh metode pendidikan nilai-nilai
antikorupsi.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan antikorupsi harus dikenalkan pada anak sejak awal anak
mulai dikenalkan nilai-nilai anti korupsi.Tujuan dari pendidikan anti-korupsi
adalah untuk membangun nilai-nilai dan mengembangkan kapasitas yang
diperlukan untuk membentuk posisi sipil murid dalam melawan korupsi.
Sektor pendidikan formal di Indonesia, dapat berperan dalam
memenuhi kebutuhan pencegahan korupsi. Langkah preventif Pencegahan
tersebut secara tidak langsung dapat dilakukan melalui dua pendekatan
(approach), yaitu:
1. Menjadikan peserta didik menjadi target
2. Menggunakan pemberdayaan peserta didik untuk menekan lingkungan
agar tidak permissive to corruption.

B. Saran
Sebenarnya korupsi dapat diberantas melalui pencegahan. Pencegahan
dimaksud adalah melalui pendidikan anti korupsi yang diberikan kepada anak
usia dini atau anak pra usia sekolah dengan cara memberikan model-model
pembelajaran tentang pendidian karakter yang dapat membentuk moral dan
mengarah kepada perilaku anak yang anti korupsi. Dengan memberikan
model pembelajaran pada anak usia dini dapat mencegah korupsi di kemudian
hari. Membangun karakter generasi bangsa anti korupsi sedini mungkin
merupakan tanggung jawab bersama. Pemerintah, pendidik dan orang tua,
sehingga pendidikan anti korupsi dapat terwujud dengan baik.

5
DAFTAR PUSTAKA

Andi Hamsah, 2005, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional


Dan Internasional.
Leden Marpaung, 2011, Tindak Pidana Korupsi, Pemberantasan danPencegahan,

Anda mungkin juga menyukai