Anda di halaman 1dari 49

POTENSI KEPRIBADIAN

Makalah Ini ditujukan untuk memenuhi salah satu


tugas Mata Kuliah Tafsir Tarbawi

Dosen pengampu :

Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag.

Oleh :
1. Mushbir Shiddiq
2. Asep Latipurrahman
3. ……….

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


UNIVERSITAS AGAMA ISLAM K.H. RUHIAT CIPASUNG
(UNIK) TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Taufik, dan
Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca. Harapan saya
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………... i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

A. Latar Belakang …………………………………………………..

B. Rumusan Masalah ………………………………………………

B. Tujuan …………………………………………………………….

BAB II. PEMBAHASAN …………………………………………………

A. Pengertian Potensi Kepribadian ………………………………….

1. Akal dan Nafs ………………………………………………


2. Qalb dan Ruh ………………………………………………

BAB III PENUTUP …………………………………………………………

A. Kesimpulan ………………………………………………………..

Daftar Pustaka ………………………………………………………………..

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sempurna dalam dibandingkan dengan semua
makhluk yang ada. Yang membedakannya adalah pikiran. Dengan akal manusia
yang mampu mengendalikan segala sesuatu di dunia, tidak semua hal dapat
dicapai tanpa mengembangkan kemungkinan-kemungkinan yang dimilikinya.
Potensi adalah kemampuan tersembunyi yang perlu digali, sehingga pengguna
ingin mengetahui potensi yang dimiliki orang. Setelah pengetahuan, diharapkan
potensi tersebut dapat dikembangkan sedemikian rupa hingga mencapai tingkat
manusia yang sempurna.
Dalam konsep Islam, manusia yang hidup diberkahi dengan dua potensi
pertama, yaitu potensi tubuh (body). Kedua, potensi pikiran. Konsep pendidikan
Islam merupakan upaya sadar untuk mengembangkan potensi-potensi manusia
tersebut untuk menciptakan manusia yang berkualitas, baik fisik maupun mental
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian potensi kepribadian ?
2. Bagaimana tafsir dari ayat-ayat yang menjelaskan tentang potensi
kepribadian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian potensi kepribadian
2. Untuk mengetahui bagaimana tafsir dari ayat-ayat yang menjelaskan
tentang potensi kepribadian
D. Penelitian Terdahulu

E. Sistematiaka Pembahasan
BAB II
LANDASAN TEORI

Teori kepribadian adalah konsep yang mencakup karakteristik yang membedakan


seseorang dari individu lainnya. Teori ini mencoba untuk mejelaskan mengapa orang
memiliki pola perilaku yang berbeda-beda dan bagaimana karakteristik ini mempengaruhi
keputusan, interaksi sosial, dan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan
lingkungannya.1
Beberapa teori kepribadian yang terkenal adalah :
1. Teori Psikoanalisis oleh Sigmund Freud.
Teori ini berfokus pada pengaruh tak sadar terhadap perilaku manusia.
Menurut teori ini, kepribadian terdiri dari tiga bagian yaitu id, ego, superego.
a. Id adalah bagian dari kepribadian yang didominasi oleh dorongan-dorongan
primitif dan naluri. Id tidak mengenal batasan moral atau sosial dan hanya
bertujuan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan yang paling mendasar.
b. Ego adalah bagian dari kepribadian yang berfungsi sebagai mediator antara id
dan realitas. Ego bertanggung jawab untuk mempertahankan keseimbangan
antara kebutuhan dasar id dan kenyataan di lingkungan sekitas.
c. Superego adalah bagian dari kepribadian yang bertanggung jawab untuk
menginternalisasikan aturan-aturan moral dan nilai-nilai sosial. Superego
merupakan representasi internal dari norma-norma sosial yang dipelajari dari
orang tuan dan lingkungan sekitar.
Berikut adalah contoh realitas dari id, ego, dan superego:
a. Id : Ketika seseorang merasa lapar id mendorongnya untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya dengan cara makan apapun yang tersedia tanpa
memperhatikan faktor-faktor lain seperti kesehatan atau kesopanan.
b. Ego : Ketika seseorang merasa lapar, ego akan mencari cara untuk memuaskan
kebutuhan tersebut, namun dalam batas yang masuk akal dan
mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti waktu dan tempat untuk makan.
c. Superego : Ketika seseorang merasa lapar, superego akan mempertimbangkan
nilai-nilai sosial dan moral yang telah dipelajari dari lingkungan sekitar.
Misalnya, seseorang mungkin tidak akan memilih untuk makan di tempat
umum yang tidak pantas atau tidak sehat, meskipun dia merasa lapar.
Menurut teori psikoanalisis, kepribadian seseorang dipengaruhi oleh
pengalaman masa lalu, terutama pada masa awal kehidupan, dan dorongan-
1
Kimball Young, ‘Theories of Personality’, in Personality and Problems of Adjustment (Routledge, 2018),
pp. 276–300 <https://doi.org/10.4324/9781315008219-12>.
dorongan tak sadar yang ada dalam diri seseorang. Oleh karena itu, terapi
psikoanalisis biasanya bertujuan untuk membantu seseorang memahami dan
memproses pengalaman masa lalu yang mungkin mempengaruhi kepribadian saat
ini.2

2. Teori Kognitif oleh Albert Bandura.


Teori in berfokus pada pengaruh kognitif terhadap perilaku manusia.
Menurut teori ini, lingkungan, perilaku, dan faktor pribadi saling mempengaruhi
dalam membentuk kepribadian seseorang. Teori ini merupakan teori kepribadian
yang menekankan pada peran pemrosesan informasi dalam membentuk perilaku
dan kepribadian seseorang. Menurut teori ini, kepribadian seseorang terbentuk
melalui interaksi antara faktor-faktor biologis, sosial dan pengalaman pribadi.3
Ada beberapa pendekatan dalam teori kognitif, seperti :
a. Teori konsistensi diri : Menurut teori ini, seseorang memiliki kecenderungan
untuk mempertahankan konsistensi antara pikiran, perasaan, dan perilaku.
Dalam hal ini, kepribadian seseorang terbentuk melalui upaya untuk
mempertahakankan konsistensi diri yang berkelanjutan.
b. Teori skema : teori ini menyatakan bahwa pikiran seseorang terorganisasi
dalam skema atau kerangka konseptual yang memandu cara seseorang
memahami dan merespin lingkungan. Skema dapat berubah dan berkembang
seiring waktu melalui pengalaman, namun juga dapat membatasi cara
seseorang memandang dunia dan bereaksi terhadap situasi tertentu.
c. Teori atribusi : menurut teori ini, seseorang cenderung mencari penjelasan
atau atribusi atas perilaku orang lain atau dirinya sendiri. Atribusi yang
dilakukan dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap diri sendiri dan
lingkungan sekitarnya, serta mempengaruhi tindakan dan perilaku di masa
depan.

3. Teori Big Five oleh Costa dan McCrae.


Teori ini berfokus pada lima faktor utama dalam kepribadian seseorang
yang sering disebut “OCEAN”, yaitu Openness (keterbukaan), Conscientiousness
(kesadaran), Extraversion (Ekstrovert), Agreeableness (Keserasian), Neuroticism
(Neurotisme). 4
2
J M Digman, ‘Personality Structure: Emergence of the Five-Factor Model’, Annual Review of Psychology,
41 (1990), 417–40.
3
Boston University, ‘The Social Cognitive Theory’, Boston University School of Public Health, 2013
<http://sph.bu.edu/otlt/MPH-Modules/SB/SB721-Models/SB721-Models5.html>.
4
Robert R. McCrae and Paul T. Costa, ‘Validation of the Five-Factor Model of Personality Across
a. Openness (keterbukaan) : merujuk pada sejauh mana seseorang terbuka
terhadap pengalaman baru, gagasan, dan emosi. Orang yang tinggi pada
dimensi ini cenderung kreatif, fleksibel, dan berimajinasi tinggi.
b. Conscientiousness (kesadaran) : merujuk pada sejauh mana seseorang dapat
mengontrol dirinya sendiri, memiliki disiplin diri, dan bertanggung jawab
dalam menjalankan tugas. Orang yang tinggi dalam dimensi ini cenderung
terorganisir, dapat diandalkan, dan tekun dalam bekerja.
c. Extraversion (Ekstrovert) : merujuk pada sejauh mana seseorang cenderung
berinteraksi dengan oran lain, menikmati perhatian, dan memiliki energi
sosial. Orang yang tinggi dalam dimensi ini cenderung sosial, antusias, dan
suka bersosialisasi.
d. Agreeableness (Keserasian) : merujuk pada sejauh mana seseorang cenderung
berempati terhadap orang lain, memiliki kemampuan untuk berkooperasi, dan
mempertimbangkan kepentingan orang lain. Orang yang tinggi dalam dimensi
ini cenderung ramah, penyayang, dan bersahabat.
e. Neuroticism (Neurotisme) : merujuk pada sejauh mana seseorang cenderung
merasakan emosi negatif, seperti kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan.
Orang yang tinggi dalam dimensi ini cenderung mudah merasa stres, mudah
khawatir, dan sulit untuk menangani situasi yang menantang.
Teori Big Five menunjukan bahwa kepribadian seseorang terbentuk dari
kombinasi dari lima faktor tersebut. Setiap orang memiliki tingkat yang berbeda-
beda pada masing-masing faktor dan komninasi ini membentuk kepribadian yang
unik.5
Potensi kepribadian sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang
untuk mengembangkan dan mengekspresikan kepribadian mereka secara optimal.
Potensi kepribadian melibatkan faktor-faktor seperti kemampuan untuk
memahami diri sendiri, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, kemampuan
untuk mengatasi stres dan tantangan, serta kemampuan untuk mengekpresikan diri
secara efektif.
Dalam hal ini, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi potensi kepribadian
meliputi faktor genetik, pengalaman masa lalu, serta faktor lingkungan saat ini.
Bagaimanapun, potensi kepribadian dapat ditingkatkan melalui pengembangan
pribadi dan pemberlajaran sepanjang hidup.6

Instruments and Observers’, Journal of Personality and Social Psychology, 52.1 (1987), 81–90
<https://doi.org/10.1037/0022-3514.52.1.81>.
5
Digman.
6
Brent W. Roberts and Hee J. Yoon, ‘Personality Psychology Domains of Knowledge’, 2018.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat kepustakaan (library research), bersifat


kualitatif yaitu dengan menjadikan kepustakaan sebagai sumber utama, yang
objek utamanya buku- buku dan literatur-literatur lain yang berkaitan dengan
permasalahn dalam penelitian ini, baik yang telah maupun yang belum di
publikasikan, termasuk penelitian jenis ini adalah penelitian sejarah, penelitian
pemikiran tokoh, penelitian (bedah) buku dan berbagai contoh lain penelitian yang
berkaitan dengan kepustakaan.
Menurut Mardalis, penelitian kepustakaan salah satunya bertujuan untuk
mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material
yang terdapat di ruangan perpustakaan, seperti: buku-buku, majalah, dokumen,
catatan dan kisah-kisah sejarah dan lain-lainnya. Pada hakekatnya data yang di
peroleh dengan penelitian perpustakaan dapat dijadikan landasan dasar dan alat
utama bagi penelitiamlapangan. Masih menurut Mardalis, penelitian ini dikatakan
juga sebagai penelitian yang membahas data-data sekunder7. Sementara menurut I
Made Wirartha “penelitian kepustakaan dapat dilakukan di perpustakaan atau di
tempat lain selama ada sumber bacaan yang relevan.” 8 Penelitian tidak hanya
metode mengumpulkan datasaja, tetapi perlu aspek-aspek lain seperti rumusan
masalah, landasan teori/kajian pustaka, analisis data, dan pengambil kesimpulan
guna menemukan keutuhan dalam hasil penelitian.
Ditinjau dari ruang lingkupmya perbedaan penelitian lapangan dengan
penelitian kepustakaan adalah penelitian kepustakaan lebih sedikit dari penelitian
lapangan. Selain itu penelitian kepustakaan merupakan kajian literatur yaitu
menelusuri penelitian yang terdahulu untuk dilanjutkan atau di kritis sehingga
penelitian tidak dimuali dari nol.
Penelitian jenis ini salah satunya memuat beberapa gagasan atau teori yang
saling berkaitan secara kukuh serta didukung oleh data-data dari sumber pustaka.
7
Mardalis., ‘Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal’, 1995, 108.
8
I Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Skripsi Dan Tesis / Oleh I Made Wirartha ;
Editor, Dhewiberta Hardjono | OPAC Perpustakaan Nasional RI., ed. by Dhewiberta Hardjono, Andi
(ANDI, 2006) <https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=569119> [accessed 9 April 2023].
Sumber pustaka sebagai bahan kajian dapat berupa jurnal penelitian ilmiah,
disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian ilmiah, buku tesis yang dapat
dipertanggung jawabkan asal usulnya, makalah, diskusi ilmiah, tulisan-tulisan

resmi terbitan pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Beberapa data-data pustaka


tersebut dibahas secara mendalam dan teliti, dalam rangka sebagai pendukung
atau penentang gagasan atau teori awal untuk menghasilkan kesimpulan.
Selain sumber dari teks bentuk cetak yang berupa tulisan atau catatan-
catatan yang berupa huruf dan angka, penulusuran pustaka dapat juga melalui
piringan optik, melalui komputer atau data komputer. Dengan kata lain penelitian
kepustakaan bisa juga dalam bentuk digital, dan bisa juga bersumber dari filem
(hasil rekaman), gambar, dokumen, dan arsip-arsip sejarah. Kesimpulan
penelitian kepustakaan salah satunya dapat diperoleh dengan cara mengumpulkan
data/informasi dari berbagaisumber pustaka ke,udian di olah dan di sajikan
dengan cara baru untuk memperoleh kepentingan yang baru.
Penelitian pustaka hendaknya dilakukan dimulai dari informasi yang umum,
baru kemudian diperoleh dari informasi yang lebih spesifik. Penelitian
kepustakaan sebaiknya menggunakan sumber acuan pustaka yang menggunakan
sumber primer, berasal dari laporan penelitian ilmiah, seminar hasil penelitian dan
jurnal-jurnal penelitian. Sumber atau referensi primer adalah referensi yang di
dapat langsung dari sumber aslinya, bukan pendapat dari sumber primer yang
dikutip oleh orang lain dalam sebuah karya tulis tersebut, karena lebih dekat
dengan „sesuatu‟ yang akan diteliti tersebut, atau dengan kata lain mencari objek
penelitian kajian pustaka dari sumber pertamanya atau tangan pertamanya yang
belum mengalami pencampuran dari sumber kedua atau tangan kedua.
B. Subjek penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library
research), yaitu suatu jenis penelitian yang membatasi kegiatannya hanya pada
bahan-bahan koleksi perpustakaan dan studi dokumen saja tanpa memerlukan
penelitian lapangan (field research).9
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah tafsir-tafsir al
quran ulama klasik, al quran terjemah dari depag, tesis, dan serta tulisan-tulisan
9
TIm Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Tugas Akhir, Sktripsi, Tesis, Dan Disertasi) (Padang:
IAIN Imam Bonjol Padang, 2014).
yang telah di publikasian.

C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian merupakan subjek dari mana data dapat
diperoleh.10 Sumber data penelitian ini didapatkan dari pustaka maksudnya jenis
data yang diperoleh dari buku-buku atau karya ilmiah yang ada relevensinya
dengan permasalahan dari judul diatas, sumber data tersebut dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
1. Sumber Data Primer.
Data primer adalah data yang diperoleh dari merujuk pada al Qur‟an, Tafsir
al-Maraghi, Tafsir Ibnu Katsir/Tafsir al-Quran al-‘Azim, Tafsir Al-Kasysyaf,
Tafsir al-Manar, Al-Quran dan Tafsirnya dan buku-buku yang berkaitan dengan
potensi kepribadian.
2. Sumber Data Sekunder.
Adapun yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku
atau pun tulisan-tulisan orang lain yang memiliki keterkaitan dengan pembahasan
yangakan dikaji oleh penulis.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan dan analisa data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mencari dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber bacaan yang ada
di perpustakaan ataupun sumber lain yang membahas tentang potensi
kepribadian.
2. Mengklasifikasi data yang sudah di peroleh untuk selanjutnya
dikelompokkankepada data primer dan data sekunder.
3. Menelusuri ayat-ayat yang berkenaan dengan kata potensi kepribadian.
4. Menggabungkan berbagai sumber yang telah didapat, baik dengan cara
mengutip secara langsung ataupun tidak langsung dan lain sebagainnya.

10
Penyusun.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengertian Potensi Kepribadian


Secara umum pengertian potensi adalah kemampuan dasar manusia yang
sangat mungkin untuk dikembangkan, jadi potensi itu sendiri pada dasarnya
berarti kemampuan yang dapat dikembangkan lebih baik lagi. Sedangkan
kepribadian adalah cara umum seseorang merespon dan berinteraksi dengan orang
lain. Kepribadian paling sering digambarkan dalam hal karakteristik terukur
seseorang. Jadi, potensi kepribadian adalah kemampuan seseorang untuk bereaksi
dan berinteraksi dengan orang lain, yang masih dapat dikembangkan lebih baik
lagi.
Banyak ahli mendefinisikan kepribadian melalui ahli Barat dan ahli Islam
diantaranya:
a) Ibnu Qayyim al-Jauziyah mendefinisikan kepribadian sebagai hasil kerjasama
dan dinamika integrasi unsur-unsur kepribadian yang terdiri dari potensi
nafsiyah (tubuh dan naluri) dan potensi akal dalam penggunaannya.
b) Kepribadian, menurut Allport, adalah susunan dinamis dalam sistem
psikofisik (tubuh spiritual) individu (individu) yang menentukan perilaku dan
pemikirannya yang memiliki karakteristik tertentu.
c) Fadhil Djamaly menggambarkan kepribadian muslim sebagai muslim
terpelajar yang hidup dengan Allah dalam perilakunya, hidup dalam
lingkungan yang luas dan mampu memahami makna yang meliputi tuhan,
alam dan manusia.
Dari semua definisi teori kepribadian yang dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa menurut para ilmuwan Barat, kepribadian dipengaruhi dan
dibentuk oleh lingkungan tempat orang berinteraksi dan pengalaman hidupnya.
Singkatnya, para ilmuwan Barat percaya bahwa kepribadian seseorang dibentuk
oleh lingkungan tempat mereka tinggal dan pengalaman hidup mereka. Sementara
itu, para ulama Islam berpendapat bahwa kepribadian terdiri dari beberapa unsur,
antara lain: Akal, Nafs, Qalb dan Ruh.
B. Akal Dan Nafs
Kata akal berasal dari bahasa arab Al-‘aql. Akal berarti daya pikir yang
terdapat dalam jiwa manusia, daya yang digambarkan Al-Qur’an untuk

memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitar, bahkan dalam Al-


Qur’an kata ‘aql di ulang sebanyak 46 kali. 11 Selain itu dalam al-qur’an terkadang
kata akal diidentikkan dengan kata Lub jamaknya Albab. Sehingga kata Ulu Al
bab dapat diartikan dengan orang-orang yang berakal.
Nafs adalah hasrat atau keinginan. Nafsu adalah termasuk salah satu potensi
rohaniah yang terdapat dalam diri manusia yang cenderung kepada hal-hal yang
bersifat merusak, menyesatkan menyengsarakan dan menghinakan bagi orang
yang mengikutinya.12 Secara garis besar nafsu dalam Al Qur’an tergolong menjadi
3 yaitu:
1. Nafsu Ammarah yang selalu mendorong manusia kepada pelanggaran dan
kejahatan.
2. Nafsu Lawwamah yang mengingatkan, menggugah, mengoreksi, dan
menyalahkan perbuatan buruk
3. Nafsu Muthmainnah yang tentang dan tentram. Nafsu ini senantiasa
menyuruh pemiliknya untuk berbuat kebaikan dan taat kepada Allah Swt.
Ayat-ayat yang berkenaan dengan Akal dan Nafs, diantaranya :
1. Al-Anfal: 22

‫لصُّمٱۡلب ُُكم ِٱَّذل َيناَل َۡي ُِعلق َون‬


ُّ ‫۞ِإَّن َشرَّٱل ََّدوٓابِّ ِع َند ِٱٱهَّلل‬
Artinya: Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling
buruk dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak
mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti.
TAFSIR:

Mushthafa Al-Maraghi mengungkapkan dalam tafsirnya kata ٰ‫ب‬


‫ دل روا ا‬adalah ‫ لرض ب عىل ا ما لك‬yang maksud dalam ayat tersebut adalah manusia yang
‫ اَّلين َل يقولون‬bisu( dan ) ‫نة‬.‫اَّلين َل يصغون بأأسامعهم ليعرفوا احلق ويعتربوا ابملوعظة احلس‬tuli( tidak anggap di
itu semacam manusia , ‫ يف موضع االحتقار‬menunjukan itu ),‫ احلق‬gunakan di itu
potensi apabila Padahal buruk. dan baik yang mana mengerti maka manusia

aka mendapatkan petunjuk.13 Dalam hal ini ibnu katsir mengungkapkan ) ‫الربية‬
‫( َش فه –َؤ لء‬ bahwa manusia jenis ini merupakan makhluk yang paling buruk, dan
kedudukannya sama dengan Binatang.14

11
Erma Yulita, ‘AKAL DAN PENGETAHUAN DALAM AL-QUR’AN’, MITRA PGMI: Jurnal
Kependidikan MI, 1.1 (2015), 78–96 <https://doi.org/10.46963/MPGMI.V1I1.34>.
12
Abuddin Nata, Tafsir Ayat Pendidikan, 2009.
13
Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al Maraghi, Cet. Pertama, 1984.
14
Ibnu Katsir, Tafsir Al-Quran Al-Azim.
2. Al-Mulk: 10
ِ ‫َوقَالُوا لَوْ ُكنَّا نَ ْس َم ُع َأوْ نَ ْعقِ ُل َما ُكنَّا فِي َأصْ َحا‬
ِ ‫ب ال َّس ِع‬
١٠‫ير‬

Artinya: Dan mereka berkata, “Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan


atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni
neraka yang menyala-nyala.”
TAFSIR:
Apabila kami(penghuni neraka) memanfaatkan a’kal kami dan telinga
untuk mendengarkan apa yang diturunkan alloh tentang hak, maka kami tidak
tetapi( akan kafir, yang orang menjadi akan
‫واالغرتار ابلذالت اليت كنا مهنمكني هبا يف‬
‫ وح ل بنا عقابه للمي‬،‫ فبؤان بسخط ربنا وغضبه‬،‫)دنياان‬. dunia kelezatan dengan tertipu kami
‫ا‬
sehingga mendapatkan kemurkaan alloh, orang yang tidak memanfaatkan
ada( tidak trsebut orang seperti akalnya dan telinga )
15
،‫وقد نفوا عن أنفسهم السامع والعقل‬
‫ حني مل ينتفعوا هبام تزنيال مال عندمه‬،‫مهنام مزنةل العدم‬

15
Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al Maraghi, Cet. Pertama.
Ibnu katsir menyatakan dalam tafsirnya perihal ayat tersebut yaitu
sekiranya dahulu kami menggunakan akal kami dengan sebenarnya atau

mendengarkan kebenaran yang diturunkan oleh Allah( ْ ‫لر ْو َكن ت لر ع ُقول رن ن ر و‬


‫أ‬ ‫رت ِفع بها‬ ‫ر ر نا‬
‫) مع ْس نر ما أ ْن رز ّ م ْن ح ٰق‬, niscaya kami tidak akan terjerumus ke dalam kekafiran
‫ر‬
‫ر ل ال‬
‫ل‬ َُ
‫لا‬
kepada Allah dan tidak teperdaya oleh kekafiran(ِّ ‫كن م ْن ك ْفر لل‬ ‫كن‬ ‫لر رما‬.)
‫ّا عر رلى ما ّا عرلر ْي ِه ال ِ راب‬
Akan tetapi, ternyata dahulu kami tidak menggunakan pemahaman kami untuk
menyadari apa yang disampaikan oleh para rasul, dan tidak pula kami

menggunakan akal kami yang dapat memberi petunjuk kepada kami untuk
mengikuti para rasul.16

3. Al-Qiamah: 2
‫ابلن‬ ‫و ر َٓل–ْ ُا ْق‬
‫ّ ْف ِ س‬ ‫ِس ُم‬
‫الل‬
ّ

‫ّوا رم ِة‬
Artinya dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya
sendiri).
TAFSIR:
Allah SWT bersumpah dengan hari kiamat dan kengeriannya yang besar,
dan dengan nafsu yang menginginkan ketinggian, yaitu nafsu yang menyesali
kejahatan, mengapa ia melakukannya dan menyesali kebaikan, mengapa ia
tidak memperbanyaknya, karena nafsu itu tetap tidur meskipun ia bersungguh-
sungguh dalam ketaatan, bahwa kamu sungguh akan dibangkitkan dan dihisab
atas perbuatan yang kamu lakukan.17

‫ َول أ ْق ِس ُم‬.‫(َل أ ْق ِس ُم ب ري ْو ِم الْ ِقيا رم ِة‬


‫ابلن‬
‫ّ ْف ِ س‬
‫الل‬
ّ

‫ وابلنفس‬،‫بحانه بيوم القيامة وعظمي أهواَل‬.‫ّوا رم ِة) أقسم س‬


‫ان اجهتدت‬,‫ فهي مل تزل َلمئة و‬،‫تكرث منه‬.‫ وعىل اخلي مل مل تس‬،‫التواقة للمعاىل اليت تندم عىل الرش مل فعلته‬
.‫ لتبعنث ولتحاسنب عىل ما تفعلون‬- ‫يف الطاعة‬

16
Katsir.
17
Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al Maraghi, Cet. Pertama.
4. Al-Fajr: 27-30
ۙ ْ ‫ٰيٓاَيَّتُها النَّ ْف ْالم‬
٢٩ ْ‫ فَا ْد ُخلِ ْي فِ ْي ِع ٰب ِد ۙي‬٢٨ ۚ ً‫ضيَّة‬
ِ ْ‫ضيَةً َّمر‬
ِ ‫ك َرا‬ِ ِّ‫ ارْ ِج ِع ْٓي اِ ٰلى َرب‬٢٧ ُ‫ط َم ِٕىنَّة‬ ُ ُ‫َ س‬
)30-27 :89/‫ ( الفجر‬٣٠ ࣖࣖ ‫َوا ْد ُخلِ ْي َجنَّتِ ْي‬

Artinya: Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan


hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-
hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.
TAFSIR:
Lafadz ‫املطمئنة‬ yaitu ‫تقرار والثبات‬.‫االس‬ kepada halini dalam tabah, dan stabil

alloh. Ayat ini berseru Wahai jiwa yang telah yakin akan kebenaran sehingga
tidak ada keraguan padanya(‫اليت‬ ‫ استيقنت قد‬،‫)شك خياجلها فال احلق‬, dan telah berdiri
di batas hukum, sehingga nafsu tidak mengganggunya, dan keinginan tidak
mengganggunya. Kembalilah ke tempat terhormat di sisi Tuhanmu( ‫ارجع‬ ,‫حمل اىل‬
‫)ربك جبوار الكرامة‬, puas dengan apa yang telah Anda lakukan di dunia ini. Maka
masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku yang mulia( ‫فادخىل‬ ‫عبادى زمرة ىف‬
‫)املكرمني‬, Nikmatilah di dalamnya apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak
pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah dikandung oleh hati manusia.18

5. Al-Syams: 7-10
‫رونر ْف ٍس و رما س‬
َ
‫( قر ْد أ ْفلر رح م ْن ز‬8) ‫( فر َألْ ره رم رها فُجو رر رها وتر ْق روا رها‬7) ‫ّوا رها‬
َ
‫( وقر ْد خاب م ْن د‬9) ‫َّك رها‬
َ
‫ّسا رها‬
)10(
Artinya demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,
sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
TAFSIR:
Dari ayat diatas allah menganugerahkan kepada setiap manusia potensi
jiwa kepada jalan kefasikan atau kepada jalan ketakwaan(‫ويتبني‬ ‫)الضالل من الهدى لها‬,
serta memberikan gambaran akibat yang terjadi dari kedua jalan tersebut.
Yakni bagi siapa yang mensucikan jiwanya (memilih jalan keatakwaan) maka
syurga jaminannya, begitupun sebaliknya, jika manusia memilih jalan
kefasikan maka akan dapat siksa akhirat berupa neraka yang menyala.19
C. Qalb Dan Ruh
Qalb adalah salah satu aspek terdalam dalam jiwa manusia yang
senantiasa menilai benar salahnya perasaan, niat, angan-angan, pemikiran,
hasrat, sikap dan tindakan seseorang, terutama dirinya sendiri. Sekalipun qalb

18
Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al- Maragi : Juz 10.
19
Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maragi : Juz 10.
ini cenderung menunjukkan hal yang benar dan hal yang salah, tetapi tidak
jarang mengalami keragu-raguan dan sengketa batin sehingga seakan-akan sulit
menentukan yang benar dan yang salah. Tempat untuk memahami dan
mengendalikan diri itu ada dalam qalb. Qalbu-lah yang menunjukkan
watak dan jati diri yang
sebenarnya. Qalbu-lah yang membuat manusia mampu berprestasi,
bila qalbu bening dan jernih, maka keseluruhan diri manusia akan
menampakkan kebersihan, kebeningan, dan kejernihan.20

1. Al-Ma’idah:41,

ۛ ‫ار ُعوْ نَ فِى ْال ُك ْف ِر ِمنَ الَّ ِذ ْينَ قَالُ ْٓوا ٰا َمنَّا بِا َ ْف َوا ِه ِه ْم َولَ ْم تُْؤ ِم ْن قُلُوْ بُهُْ–م‬ِ ‫۞ ٰيٓاَيُّهَا ال َّرسُوْ ُ–ل اَل يَحْ ُز ْنكَ الَّ ِذ ْينَ يُ َس‬
‫ْال َكلم م ْن ب ْعد مواضع ۚه‬ ۢ ‫ْأ‬
ُ‫ب َس ٰ ّمعُوْ نَ لِقَوْ ٍم ٰاخَر ْي ۙ لَم ي تُ ۗ يُح ف‬ ِ ‫َو ِمنَ الَّ ِذ ْينَ هَا ُدوْ ا ۛ َس ٰ ّمعُوْ نَ لِ ْل َك ِذ‬
ٰۤ ُ ٖ ِ ِ َ َ ‫ِ نَ ْ َ وْ هّٰللاكَ َ رِّ وْ نَ ِ َ ِ َ ِ هّٰللا‬
َ‫ك لَهٗ ِمنَ ِ َش ْيـًٔا ۗ اول ِٕىك‬ َ ِ‫يَقُوْ لُوْ نَ اِ ْن اُوْ تِ ْيتُ ْم ٰه َذا فَ ُخ ُذوْ هُ َواِ ْن لَّ ْم تُْؤ تَوْ هُ فَاحْ َذرُوْ ا– َۗو َم ْن ي ُِّر ِد ُ فِ ْتنَتَهٗ فَلَ ْن تَ ْمل‬
ۤ
:5/‫ ( المائدة‬٤١ ‫َظ ْي ٌم‬ ِ ‫ي ۖ َّولَهُ ْم فِى ااْل ٰ ِخ َر ِة َع َذابٌ ع‬ ٌ ‫الَّ ِذ ْينَ لَ ْم ي ُِر ِد هّٰللا ُ اَ ْن يُّطَهِّ َر قُلُوْ بَهُ ْم ۗ لَهُ ْم فِى ال ُّد ْنيَا ِخ ْز‬
)41
Artinya wahai Rasul (Muhammad)! Janganlah engkau disedihkan karena
mereka berlomba-lomba dalam kekafirannya. Yaitu orang-orang (munafik)
yang mengatakan dengan mulut mereka, “Kami telah beriman,” padahal hati
mereka belum beriman; dan juga orang-orang Yahudi yang sangat suka
mendengar (berita-berita) bohong dan sangat suka mendengar (perkataan-
perkataan) orang lain yang belum pernah datang kepadamu. Mereka
mengubah kata-kata (Taurat) dari makna yang sebenarnya. Mereka
mengatakan, “Jika ini yang diberikan kepadamu (yang sudah diubah)
terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah.”
Barangsiapa dikehendaki Allah untuk dibiarkan sesat, sedikit pun engkau tidak
akan mampu menolak sesuatu pun dari Allah (untuk menolongnya). Mereka itu
adalah orang-orang yang sudah tidak dikehendaki Allah untuk menyucikan
hati mereka. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan di akhirat akan
mendapat azab yang besar.
TAFSIR:
Janganlah kamu sedih hai rasul, melihat kelakuan orang-orang kafir itu,
yang cepat-cepat memperlihatkan kekafiran dan menampakan permusuhannya
terhadap orang mu’min, ketika mereka melihat ada kesempatan yang baik.
Karena allah lah yang mencukupi kamu terhadap kejahatan mereka, dan
melindungimu dari ancaman mereka, dan menolongmu atas mereka dan atas

orang yang bergabung dan membantu mereka. Disinilah allah melarang


bersedih hati, padahal sedih itu alami. Manusia tidak punya pilihan dalam hal
ini. Hal itu maksudnya melarang melakukan hal-hal yang otomatis
menyebabkan terjadinya kesedihan. Yang bisa dilakukan manusia dengan

20
Mansyur Abyed, ‘Qolbu Dalam Perspektif Al-Quran’ <https://parahikma.ac.id/qalbu-dalam-perspektif-al-
quran/,> [accessed 8 April 2023].
kehendaknya, seperti mengingat-ingat manusia dan membesar-besarkannya,
yang dengan demikian kepedihan hati datang lagi, dan usaha untuk menghibur
diripun makin panjang lagi.13
2. Al-Haj:46,
‫و ك ْن‬ ‫ارف ر َْل ير ِس ىف ا ْ رَل ْر ِض رف رتك ْو رن ب يَ–ّ ْع ر ا ا رذا ٌن يَ–ّ ْس ربهاۚ فر ِا َل تر ْع رمى ا‬
‫ه‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫لرُه ْم قُلُ– ْو ِقلُ– ْو رن هآْب ْو رم ُع ْو رن‬ ‫ُ ي ْو ا‬
‫ل‬ ‫ل ْب– رصا ُر‬ ‫نا‬
‫تر ْع رمى الْ ُقلُ ْوب‬
َ‫ال‬
‫ِّ ْيت ىف ال‬
ُ
‫ّص ُد ْو ِر‬
Artinya maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati
(akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya
bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.
TAFSIR:
Apakah mereka tidak melakukan perjalanan di bumi maksudnya: dengan
tubuh mereka dan juga pikiran mereka, dan itu sudah cukup.

‫ وقوه‬، ‫ وموته ابلزهد‬، ‫ ونوره ابلفكر‬، ‫أيح قلبك ابملواعظ‬ : ‫ قال بعض احلكامء‬: ‫أيب ادلنيا‬ ‫وقال ابن‬
، ‫ وحذره صوةل ادلهر وحفش تقلب اٰليم‬، ‫ وبرصه جفائع ادلنيا‬، ‫ وقرره ابلفناء‬، ‫ وذهلل ابملوت‬، ‫ابليقني‬
‫ وانظر ما فعلوا‬، ‫ ورس يف ٰديرمه ْٓوأاثرمه‬، ‫أصاب من َكن قبهل‬ ‫ وذكره ما‬، ‫واعرض عليه أخبار امالضني‬
.‫ ومع انقلبوا‬، ‫ وأأين حلوا‬،
Ibnu Abi al-Dunya berkata: Beberapa orang bijak berkata: Bangkitkan
hatimu dengan peringatan, cerahkan dengan pikiran, mati dengan penolakan,
perkuat dengan kepastian, rendahkan dengan kematian, tegakkan dengan
kehancuran, lihat kelaparan dunia , peringatkan dia tentang datangnya waktu
dan kecabulan dari ketidakstabilan hari, hadirkan padanya berita masa lalu, dan
ingatkan dia tentang apa yang menimpa orang-orang sebelumnya. Dan
berjalanlah di rumah dan jejak mereka, dan lihat apa yang mereka lakukan ,
dan di mana mereka menetap, dan apa yang mereka kembalikan.

13
Ahmad mustofa Al marogi, “Tafsir Al Marogi”, juz 2, hal. 354.
Adapun buta hati yang dimaksud adalah segala sesuatu tidak menjadi
pelajaran.21
3. Al-Isra’:84

ࣖ ‫ُقل ٌّلك ل عر شأ ِكرتِ ¸ۗ–ه ا ْع ب ه ا ْه س ِب ْي ًال‬


‫يَ–ّ ْع رم هىل فر رب –رُّ– ُ ْْك ر َُل رم رو هدى‬
‫ْن‬
Artinya katakanlah (Muhammad), “Setiap orang berbuat sesuai dengan
pembawaannya masing-masing.” Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang
lebih benar jalannya.
TAFSIR:
Setelah Allah SWT, menyebutkan tipu daya orang-orang kafir dan
pengerahan mereka agar Rasul SAW terusir dari kampung halamannya, yang
kemudian beliau dihibur oleh Allah SWT dengan cara yang khusus, maka
beliau diperintah supaya mencurahkan perhatiannya kepada tuhan dengan
melakukan ibadah kepadanya, supaya dia memberi pertolongan atas orang-
orang kafir dan tidak perlu memperdulikan usaha mereka atau berpaling
kepada mereka.22

4. Al-Sajadah:7-9,

‫م‬
‫ِه ۡ ٍۚني‬

21
Katsir.
22
Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al Maragi : Juz 5.
‫ما‬
‫ْ ٍء‬
‫س هل ر ٍل ٰم ۡن‬
‫م ۡن‬
‫ل نر ۡس ر ٗهل‬
‫ج رع‬
‫ط ۡ ٍۚني ‪7‬‬

‫ّث‬
‫م ۡن‬
‫وبر رد را خلۡ رق ا‬

‫لنۡ– رسا ِن‬


‫خلرقر ٗه‬
‫ۡ َش ٍء‬
‫احسن‬

‫ّلك‬
‫ا َّ َِّل ۡى‬
‫ك ُ ر ۡ و رن ‪9‬‬
‫ما تر ۡش‬
‫قر ِل ۡي ًال‬
‫وا ۡ‬
‫ر‬
‫لۡفــ رد رة‬
‫ِٕ‬
‫وا ۡ‬
‫ر‬
‫لبۡ– رصا رر‬
‫و رج رعل لر ُ ُْك الس ۡم رع‬
‫¸ه ح‬
‫ر ۡو‬
‫ف ۡي ِه م ۡن‬
‫ونر رف رخ‬
‫س ٰه–وٮ ُه‬
8 ‫ّث‬
Artinya yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia
menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya
dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu, (tetapi)
sedikit sekali dari kamu yang bersyukur.
TAFSIR:

5. Al-Hijr:29.
‫فر ِا رذا س ونر ت ف م ر ْو ِ ْيح رفقر ٗ ِٰس ِد ْين‬
َ ‫ُ ع ْو ا‬ ‫َّو ْي– ُت رفخ ْي ِه ْن‬
‫ل‬ ‫ٗه‬
Artinya Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan
Aku telah meniupkan roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud.”
TAFSIR:
alloh menyempurnakan penciptaannya dengan meniupkan ruh ke nabi
adam. Adapun maksud dari ِْ ‫ ونر ت ف م يح‬adalah ‫أأحييته‬ (menghidupkan).23
‫ْو ر‬ ‫رفخ ْي ِه ْن‬

23
Al Zamahsyari, Al-Kasysyaf.
16
Al-Zamahsyari: Al-Kasysyaf
BAB V
PENUTUP /KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Manusia menurut islam dilahirkan dengan potensi dan bakat yang


dibawanya sejak lahir secara fitrah. Fitrah yang berarti manusia membawa sifat
dasar kebaikan, keimanan dan potensi dasar tauhid yang kemudian menjadi
perilakunya dikehidupan sehari-hariMeski dengan memilki telinga, mata dan
lisan, namun selama organ-organ yang berharga tersebut tidak dimanfaatkan
dalam mencari dan menerima hakikat, maka tidak akan ada gunanya.Manusia
yang bernilai adalah mereka yang pandai menggunakan akal mereka, sehingga
dapat menggali ajaran ilahi dengan benar dan inilah yang sebenarnya disebut
dengan kecerdasan.
Arah pergerakan hidup manusia secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu
takwa dan jujur. Manusia diciptakan dalam keadaan positif dan dia dapat bergerak
ke arah takwa, bila manusia berjalan lurus antara fitrah dan allah SWT, maka
dapat menjadi takwa, bila tidak lurus antara fitrah dan allah SWT, maka ia akan
berjalan dijalan yang sesat.
DAFTAR PUSTAKA

Abyed, Mansyur, ‘Qolbu Dalam Perspektif Al-Quran’ <https://parahikma.ac.id/qalbu-


dalam-perspektif-al-quran/,> [accessed 8 April 2023]
Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al- Maragi : Juz 10
———, Tafsir Al-Maragi : Juz 10
———, Tafsir Al Maraghi, Cet. Pertama, 1984
———, Tafsir Al Maragi : Juz 5
Boston University, ‘The Social Cognitive Theory’, Boston University School of Public
Health, 2013 <http://sph.bu.edu/otlt/MPH-Modules/SB/SB721-Models/SB721-
Models5.html>
Digman, J M, ‘Personality Structure: Emergence of the Five-Factor Model’, Annual
Review of Psychology, 41 (1990), 417–40
Erma Yulita, ‘AKAL DAN PENGETAHUAN DALAM AL-QUR’AN’, MITRA PGMI:
Jurnal Kependidikan MI, 1.1 (2015), 78–96
<https://doi.org/10.46963/MPGMI.V1I1.34>
Katsir, Ibnu, Tafsir Al-Quran Al-Azim
Mardalis., ‘Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal’, 1995, 108
McCrae, Robert R., and Paul T. Costa, ‘Validation of the Five-Factor Model of
Personality Across Instruments and Observers’, Journal of Personality and Social
Psychology, 52.1 (1987), 81–90 <https://doi.org/10.1037/0022-3514.52.1.81>
Nata, Abuddin, Tafsir Ayat Pendidikan, 2009
Penyusun, TIm, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Tugas Akhir, Sktripsi, Tesis, Dan
Disertasi) (Padang: IAIN Imam Bonjol Padang, 2014)
Roberts, Brent W., and Hee J. Yoon, ‘Personality Psychology Domains of Knowledge’,
2018
Wirartha, I Made, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Skripsi Dan Tesis / Oleh I Made
Wirartha ; Editor, Dhewiberta Hardjono | OPAC Perpustakaan Nasional RI., ed. by
Dhewiberta Hardjono, Andi (ANDI, 2006)
<https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=569119> [accessed 9 April 2023]
Young, Kimball, ‘Theories of Personality’, in Personality and Problems of Adjustment
(Routledge, 2018), pp. 276–300 <https://doi.org/10.4324/9781315008219-12>
Zamahsyari, Al, Al-Kasysyaf

Anda mungkin juga menyukai