Disusun Oleh :
KEPERAWATAN REGULER C
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kehadirat-Nya yang
telah dilimpahkan keapada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas Spiritual Nursing tentang “Adab Menjenguk Orang Sakit”
Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya kami mengalami berbagai masalah.
Namun berkat arahan dan dukungan dari beberapa pihak akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
perkuliahan, yaitu Ns. Aria Pranatha S.Kep.,M.Kep yang membimbing kami dalam proses
penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi
maupun penjelasan dari makalah ini, maka dari itu kami meminta maaf jika makalah kami
masih banyak kekurangannya apabila ada kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keutamaan Ketika Menjenguk Orang Sakit.............................................................3
2.2 Adab-Adab Menjenguk Orang Sakit........................................................................4
2.3 Doa Yang Diucapkan Disisi Orang Yang Sakit........................................................5
2.4 Hukum Menjenguk Orang Sakit...............................................................................7
2.5 Manfaat Menjenguk Orang Sakit..............................................................................8
2.6 Hikmah Menjenguk Orang Sakit..............................................................................8
2.7 Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Menghadapi Orang Yang Akan Meninggal...........9
2.8 Hal-Hal Yang Dikerjakan Setelah Seseorang Meningal Dunia................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................14
3.2 Saran.........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa keadaan sait ialah suatu cobaan yang ditimpakan
kepada kita atas dosa-dosa yang telah kita lakukan dalam kehidupan seharian. Dari hal yang
kami ketahui bahwa sakit adalah keadaan badan kita baik dalam fisik maupun jiwa, baik raga
maupun badan tidak dalam keadaan yang fit. Keadaan tersebut menyebabkan kita tidak dapat
melakukan yang semestinya.
Dengan kita mengetahui adanya orang yang sakit kita manusia, bisa dikatakan
makhluk sosial yang harus saling membantu, sedangkan dalam islam dianjurkan untuk
menjenguk. Dengan memiliki rasa kepedulian antar sesama juga dapat mempererat tali
persaudaraan antar sesama.
Menjenguk orang sakit merupakan tumpuan pendukung kita untuk hidup sosial.
Selain itu limpahan rahmat Allah Swt., yang sangat luas untuk kita. Namun sayangnya
banyak sekali orang yang tidak menghiraukan hal ini. Bahkan mereka mau menjenguk jika
yang sakit tersebut mengetahui kedatangannya.
Sebagain besar orang sudah mengetahui begitu utamanya menjenguk orang sakit
namun mereka tidak paham dengan adab-adab menjenguk orang sakit sehingganya banyak
orang sakit saat dijenguk merasa kurang nyaman dengan kedatangannya.
Untuk itu penulis membuat makalah ini selain memenuhi tugas dan nilai matakuliah
juga berharap agar dapat dimengerti oleh pembaca dan audiens saat makalah ini kami
persentasikan.
1
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui keutamaan ketika menjenguk orang sakit?
b. Untuk mengetahui adab-adab menjenguk orang sakit?
c. Untuk mengetahui doa yang diucapkan disisi orang yang sakit?
d. Untuk mengetahui hukum menjenguk orang sakit?
e. Untuk mengetahui manfaat menjenguk orang sakit?
f. Untuk mengetahui hikmah menjenguk orang sakit?
g. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan menghadapi orang yang akan
meninggal?
h. Untuk mengetahui hal-hal yang dikerjakan setelah seseorang meningal dunia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
lebih kepada pertaubatan diri dan beri motivasi agar ia tetap optimis dalam menghadapi
sakitnya, dengan lontaran doa dan berusaha untuk sembuh.
4
e) Menangis Ketika Sakit
‘Abdulllah bin Umar r.a meriwayatkan, ia berkata,”Sa’ad bin ‘Ubadah menderita
suatu penyakit, kemudian Nabi Saw menjenguknya bersama bersama ‘Abdurrahman bin
‘Auf, Sa’ad bin ‘Ubadah beliau mendapatinya sedang dikerumuni keluarganya. Beliau
bertanya, ‘Apakah ia telah wafat?’ Merekapun menjawab,”Tidak wahai Rasulullah.’ Maka
Nabi saw., pun menangis, merekapun ikut menangis. Nabi saw., ‘Tidakkah kalian mendengar
bahwa Allah tidak akan mengazab karena tetesan air mata dan tidak pula dengan kesedihan
hati, akan tetapi Allah akan mengazab karena ini, beliau mengisyaratkan kepada lisannya
atau Allah akan merahmati. Dan sesungguhnya mayyit akan diazab karena tangisan
(ratapan) keluarganya atas kematiannya. (HR. AL-Bukhari(no. 5667) Muslim (no. 2571))
Hadist ini menunjukkan bolehnya menangis disisi orang sakit, terlebih lagi disisi
mayit, akan tetapi tangisan itu tidak disertai jeritan histeris, karena Nabi Saw.,telah melarang
ratapan.
5
tersebu, karena doa-doa tersebut bersumber dari al-ma’shum (orang yang terpelihara dari
dosa dan kesalahan) yang telah diberi jawami’ul kalim (kalimat yang ringkas lagi penuh
hikmah), yang tidak berucap dari hawa nafsu, melainkan hanyalah berupa wahyu yang
diturunkan kepadanya.
Diantara do’a-do’a beliau adalah :
a. Mengucapkan :
َ اَل بَ ْؤ س طَهُوْ ٌر إِ ْن
...ش َءهللا
“(Sakitmu ini) tidak apa-apa, mudah-mudahan dapat mensucikan insyaAllah.”
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a , bahwa Nabi saw masuk ke rumah seorang Arab
Badui untuk menjenguknya. Ibnu ‘Abbas berkata, “Apabila Nabi Saw., mendatangi rumah
orang yang sakit untuk menjenguknya, beliau berkata, La ba’sa thahuur insya Allah,
(sakitmu ini tidak apa-apa, mudah-mudahan dapat mensucikanmu dari dosa, insya Allah.
Maka Nabi Saw., berkata kepadanya, La ba’sa thahuur insyaAllah.’ (Sakitmu ini tidak apa-
apa, mudah-mudahan mensucikanmu dari dosa, insyaAllah). Arab Badui itu berkata, ‘Engkau
mengatakan dapat mensucikan ? Sekali-kali tidak, bahkan dia adalah demam yang ditakuti
atau yang bergejolak atas orang yang tua renta, dan membuatnya diusung kekubur.’Maka
Nabi Saw., berkata,’Alangkah baiknya jika demikian.
Ucapan beliau,”(Sakitmu ini) tidak apa-apa,” maknanya bahwa sakitnya itu akan
menggugurkan dosa dan kesalahan, maka apabila ia memperoleh kesehatan berarti ia telah
mendapat faidah. Dan jika tidak, maka ia dapat pahala pengguguran dosa.
Dan ucapan beliau,”Mudah-mudahan dapat mensucikanmu dari dosa,” berkedudukan
sebagai khabar dari mubtada’ mahdzuf, yaitu sakit yang mensucikanmu dari dosa-dosamu,
yakni sebagai penyuci. Demikian yang dikatakan oleh Ibnu hajar
Diantara faidah dari hadits ini, hendaklah orang yang sakit menerima doa kebaikan
dari orang lain untuknya. Jangan sampai ia menggerutu dengan doa mereka untuk
mensucikannya dari dosa-dosanya sebagaimana orang arab Badui yang disebutkan dalam
hadist diatas.
b. Mengucapkan
ً فُالَنَا.... ْالَّلهُ َم اش
“Ya Allah sembuhkanlah ...Fulan.” Satu kali atau tiga kali.
Doa ini tercantum dalam hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad bin Waqqash ketika ia
sakit dan Rasulullah Saw., menjenguknya. Dalam hadits tersebut disebutkan, “Kemudian
Nabi meletakkan tangannya diatas keningnya lalu mengusapkan tangannya diatas wajah dan
perutku, kemudian beliau berdo’a, ‘Ya Allah, sembuhkanlah Sa’ad...”
6
Ibnu Jauzi berkata,”Doa beliau, ‘Ya Allah sembuhkanlah Sa’ad’ merupakan dalil
disunnahkannya mendoakan kesehatan (kesembuhan) untuk orang yang sakit”
c. Mengucapkan :
أَ ْسا َ ُل هللا ْال َع ِظي ِْم َربَّ الَ َع ِظ ِم َربِّ ْال َعرْ ش
“Aku memohon kepada Allah yang Mahaagung Penguasa ‘Arsy yang agung agar
berkenan menyembuhkanmu.” Diucapkan tujuh kali.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas r.a dari Nabi saw., beliau bersabda, “Barangsiapa
yang menjenguk orang sakit yang ajalnya belum tiba dan mengucapkan di sisinya sebanyak
tujuh kali,’As’alullahal ‘azhiim, Rabbal ‘Arsyil ‘azhim an yasyfiyaka,’ niscaya Allah akan
menyembuhkannya dari penyakit tersebut.”
d. Mengucapkan :
َ َأَوْ يَ ْم ِشي ل
ك أِلَى َجنَا َز ٍة
7
Imam Nawawi mengutip kesepakatan ulama bahwa menjenguk orang sakit hukumnya
bukan wajib, yakni fardu ‘ain, (melainkan fardu kifayah).
8
hingga sore hari. Jika dia menjenguknya di sore hari, maka 70.000 malaikat akan
bershalawat untuknya hingga pagi. Dan dia akan mendapatkan kebun yang penuh berisi
buah-buahan di surga kelak.” (HR. At-Tirmizi)
Adapun maksud shalawat disini ialah didoakan oleh para malaikat.
"Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh.
Apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas
dan demam." (HR. Muslim)
Ketika kita dalam sakit sebenarnya menjadi salah satu jalan untuk semakin
merenenungi kekuasaan Allah SWT. Menambah keimanan dan ketawakalan kepada-Nya.
Apabila sakit tersebut diterima dengan sabar dan tawakal akan menjadi salah satu
penyebab diampuni dosa-dosa. Sebagaimana dalam salah satu hadits diceritakan bahwa pada
suatu waktu Rasulullah SAW. menjenguk Salman Al-Farisi RA. yang tengah berbaring sakit
di rumahnya. Kemudian Rasulullah SAW. bersabda,
"Sesungguhnya ada tiga pahala yang menjadi kepunyaanmu di kala sakit. Engkau
sedang mendapat peringatan dari Allah SWT., doamu dikabulkan-Nya, dan penyakit yang
menimpamu akan menghapuskan dosa-dosa-mu."
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa saja menjenguk orang sakit atau mengunjungi
saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru, ‘Engkau adalah orang yang baik,
langkahmu adalah langkah yang baik, dan engkau telah mendapatkan suatu posisi di surga’
“(HR.Tirmidzi, dari Abu Hurairah r.a)
1.7 Hal-hal yang Perlu Dilakukan Menghadapi Orang yang Meninggal (Sakaratul
Maut)
Kematian adalah suatu hal yang pasti akan di alami oleh setiap mahluk yang
bernyawa termasuk manusaia.Tak akan ada manusia yang dapat menghindar dari yang
namanya kematian. mau berlari sejauh apapun ataupun bersembunyi di manapun.. atau
bahkan berlindung di balik benteng yang sangat kuat sekalipun... kematian akan tetap datang
menghampiri kita.
Apakah kematian itu..? kematian adalah keluarnya Ruh dari jasad atau badan.Menurut
riwayat proses keluarnya ruh dari jasad rasanya sangat sakit sekali seperi di tusuk 100
pedang. ada juga riwayat yang mengatakan rasanya seperti Domba yang di kuliti hidup -
hidup.
9
Begitu sakit dan menderitanya orang yang sedang mengalami sakaratul maut... .oleh
karena itu sebagai muslim kita di ajarkan beberapa hal yang di lakukan dalam menghadapi
kerabat,saudara,bapak atau ibu kita atau siapa saja yang sakaratul maut, di antaranya :
Suul khatimah :
Yaitu kematian yang buruk, yaitu kematian yang datang saat seseorang melakukan
keburukan, kejahatan atau dosa, contoh: sedang minum minuman keras, zina, merampok dll
10
3. Menutup matanya jika sudah meninggal dalam ke adaan mata terbuka.
Saudaraku.. Marilah kita senantiasa berdoa semoga kita di mudahkan dalam proses
sakaratul maut.. di hindarkan dari fitnah dunia,, dan dosa yang dapat menyeret kita jatuh ke
dalam murka dan siksa Allah SWT.. seperti doa yang sering di anjurkan oleh Rasulullah
" Allahumma hawwin alaina fi sakaratil maut,.. wanajata minannar.. "
َص ُر فَالَ تَقُ ْولُ ْوا إِالَّ َخ ْي ًرا فَإِنَّ ا ْل َماَل ئِ َكةَ يُ َؤ ِّمنُونَ َعلَى َما تَقُولُون َ ِوح إِ َذا قُب
َ َض تَبِ َعهُ ا ْلب َ الر
ُّ َّإِن
Sesungguhnya ruh apabila telah dicabut, akan diikuti oleh pandangan mata,
maka janganlah kalian berkata kecuali dengan perkataan yang baik, karena malaikat
akan mengamini dari apa yang kalian ucapkan.
[HR Muslim].
b. Disunnahkan untuk menutup seluruh tubuhnya, setelah dilepaskan dari
pakaiannya yang semula.
Hal ini supaya tidak terbuka auratnya. Dari Aisyah Radhiyallahu a'nha, beliau
berkata:
Kecuali bagi orang yang mati dalam keadaan ihram,maka tidak ditutup kepala dan
wajahnya.
11
س بَيْنَ ظَ ْه َرانَ ْي أَ ْهلِ ِه
َ َسلِ ٍم أَنْ ت ُْحب
ْ اَل َي ْنبَ ِغي لِ ِجيفَ ِة ُم
Tidak pantas bagi mayat seorang muslim untuk ditahan di antara keluarganya.
[HR Abu Dawud].
Karena hal ini akan mencegah mayat tersebut dari adanya perubahan di dalam
tubuhnya. Imam Ahmadrahimahullah berkata: "Kehormatan seorang muslim adalah
untuk disegerakan jenazahnya." Dan tidak mengapa untuk menunggu diantara
kerabatnya yang dekat apabila tidak dikhawatirkan akan terjadi perubahan dari tubuh
mayit.
Hal ini dikecualikan apabila seseorang mati mendadak, maka diharuskan menunggu
terlebih dahulu, karena ada kemungkinan dia hanya pingsan (mati suri). Terlebih pada
zaman dahulu, ketika ilmu kedokteran belum maju seperti sekarang. Pengecualian ini,
sebagaimana yang disebutkan oleh para ulama. [Lihat Asy Syarhul Mumti' (5/330), Al
Mughni (3/367)].
12
menghitung dan menyebut-nyebut kebaikannya, maka ini termasuk na'yu
(pemberitaan) yang dilarang.
Adapun orang yang tidak meninggalkan harta yang cukup untuk melunasi hutangnya,
sedangkan dia mati dalam keadaan bertekad untuk melunasi hutang tersebut, maka
Allah yang akan melunasinya.
ِ َسلَّ َم يُقَبِّ ُل ُع ْث َمانَ بْنَ َم ْظ ُعو ٍن َو ُه َو َميِّتٌ َحتَّى َرأَيْتُ ال ُّد ُمو َع ت
سي ُل َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو ُ َرأَيْتُ َر
َ ِ سو َل هَّللا
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menjenguk orang yang sakit adalah hal yang sangat urgen dalam kehidupan sosial
dimana sudah diterangkan Rasululullah dalam sabdanya bahwa selain hidup sosial juga
memiliki beberapa keutamaan yaitu rahmat akan meliputinya, bahkan digambarkan seperti
ada pada taman kurma surga. Dan apabila ia menjenguk di waktu pagi niscaya tujuh puluh
malaikat akan mendoakannya hingga sore. Dan apabila ia menjenguk diwaktu sore maka
tujuh puluh malaikat akan mendoakannya hingga pagi.
Adapun beberapa adab menjenguk orang sakit diantaranya saat menjenguk orang sakit
bukan hanya terhadap orang dewasa saja bahkan perlakukan seperti menjenguk orang
dewasa. Menjenguk orang sakit bukan hanya kepada orang yang sadar saja sehingga dapat
menyaksikan kehadiran kita, namun jenguklah pula orang yang pingsan. Adapun menjenguk
orang musyrik diperbolehkan bahkan Rasul melakukannya hingga orang tersebut masuk
Islam. Ringankan beban orang yang sakit saat kita berkunjung maka hadirlah diwaktu yang
tepat dan jangan duduk berlama-lama karena akan mengganggu waktu istirahatnya kecuali
jika kita diminta orang yang sakit untuk berlama-lama disisinya. Duduklah disamping kepala
orang yang sakit karena akan mengandung beberapa faidah yaitu menunjukkan sikap ramah
terhadap orang yang sakit, dan dengan kemungkinan orang yang menjenguk akan meletakkan
tangannya ke tubuh orang yang sakit dan mendoakannya. Bertanyalah tentang keadaannya
dan berkata-katalah yang baik dan beri semangat padanya sehingga akan memotivasi orang
yang sakit tersebut untuk sembuh.
Hukum menjenguk orang yang sakit yaitu : Imam Ath Thabari menekankan bahwa
menjenguk orang sakit merupakan kewajiban bagi orang yang diharapkan berkah (dari Allah
datang lewat diri) nya, disunnahkan bagi orang yang memelihara kondisinya, dan mubah bagi
mereka.
Manfaat menjenguk orang sakit diantaranya yaitu dapat menumbuhkan semangat,
motivasi, dan sugesti dari pasien; hal ini dapat menjadi kekuatan khusus dari dalam jiwanya
untuk melawan sakit yang dialaminya. Dalam dirinya ada energi hebat untuk sembuh,
mencari tahu apa yang diperlukan si sakit, mengambil pelajaran dari penderitaan yang
dialami si sakit., mendoakan, melakukan ruqyah (membaca ayat-ayat tertentu dari Al Quran)
yang syar’i., Menjenguk tanpa Mempertimbangkan Penyakit dan Usianya.
14
Adapun Hikmah menjenguk orang sakit diantaranya yaitu :
1. Di doakan oleh para Malaikat
2. Memberi pelajaran bagi kita bahwasanya begitu mahalnya sehat sehingganya kita
selalu menjaga kesehatan
3. Mengajari kita untuk ikhlas dan sabar
4. Tergolong langkah terbaik dan perbuatan baik
3.2 Saran
Setelah membaca tulisan ini, penulis berharap pembaca mampu memahami dan
menerapkan adab-adab saat menjenguk orang sakit.
15
DAFTAR PUSTAKA
16