Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ADAB MENJENGUK ORANG SAKIT

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Spiritual Nursing

Dosen Pengampu : Ns. Aria Pranatha S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh :

1. Eman Karman (CKR0180089)


2. Endah Fatihatul Aini (CKR0180090)
3. Ficka Khotimah (CKR0180091)
4. Hayusuf (CKR0180093)
5. Indriani (CKR0180094)

KEPERAWATAN REGULER C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN


Jl. Lingkar Kadugede No.2Kuningan Jawa Barat Indonesia (0232) 875 847 fax:(0232) 875 123

Website : Stikku.ac.id email : info@stikeskuningan.ac.id


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kehadirat-Nya yang
telah dilimpahkan keapada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas Spiritual Nursing tentang “Adab Menjenguk Orang Sakit”

Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya kami mengalami berbagai masalah.
Namun berkat arahan dan dukungan dari beberapa pihak akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
perkuliahan, yaitu Ns. Aria Pranatha S.Kep.,M.Kep yang membimbing kami dalam proses
penyusunan makalah ini.

Kami sebagai penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi
maupun penjelasan dari makalah ini, maka dari itu kami meminta maaf jika makalah kami
masih banyak kekurangannya apabila ada kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini kami mengucapkan terima kasih.

Kuningan, Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keutamaan Ketika Menjenguk Orang Sakit.............................................................3
2.2 Adab-Adab Menjenguk Orang Sakit........................................................................4
2.3 Doa Yang Diucapkan Disisi Orang Yang Sakit........................................................5
2.4 Hukum Menjenguk Orang Sakit...............................................................................7
2.5 Manfaat Menjenguk Orang Sakit..............................................................................8
2.6 Hikmah Menjenguk Orang Sakit..............................................................................8
2.7 Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Menghadapi Orang Yang Akan Meninggal...........9
2.8 Hal-Hal Yang Dikerjakan Setelah Seseorang Meningal Dunia................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................14
3.2 Saran.........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa keadaan sait ialah suatu cobaan yang ditimpakan
kepada kita atas dosa-dosa yang telah kita lakukan dalam kehidupan seharian. Dari hal yang
kami ketahui bahwa sakit adalah keadaan badan kita baik dalam fisik maupun jiwa, baik raga
maupun badan tidak dalam keadaan yang fit. Keadaan tersebut menyebabkan kita tidak dapat
melakukan yang semestinya.
Dengan kita mengetahui adanya orang yang sakit kita manusia, bisa dikatakan
makhluk sosial yang harus saling membantu, sedangkan dalam islam dianjurkan untuk
menjenguk. Dengan memiliki rasa kepedulian antar sesama juga dapat mempererat tali
persaudaraan antar sesama.
Menjenguk orang sakit merupakan tumpuan pendukung kita untuk hidup sosial.
Selain itu limpahan rahmat Allah Swt., yang sangat luas untuk kita. Namun sayangnya
banyak sekali orang yang tidak menghiraukan hal ini. Bahkan mereka mau menjenguk jika
yang sakit tersebut mengetahui kedatangannya.
Sebagain besar orang sudah mengetahui begitu utamanya menjenguk orang sakit
namun mereka tidak paham dengan adab-adab menjenguk orang sakit sehingganya banyak
orang sakit saat dijenguk merasa kurang nyaman dengan kedatangannya.
Untuk itu penulis membuat makalah ini selain memenuhi tugas dan nilai matakuliah
juga berharap agar dapat dimengerti oleh pembaca dan audiens saat makalah ini kami
persentasikan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana keutamaan ketika menjenguk orang sakit?
b. Apa saja adab-adab menjenguk orang sakit?
c. Apa saja doa yang diucapkan disisi orang yang sakit?
d. Bagaimana hukum menjenguk orang sakit?
e. Apa manfaat menjenguk orang sakit?
f. Apa hikmah menjenguk orang sakit?
g. Apa saja hal-hal yang perlu dilakukan menghadapi orang yang akan meninggal?
h. Apa saja hal-hal yang dikerjakan setelah seseorang meningal dunia?

1
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui keutamaan ketika menjenguk orang sakit?
b. Untuk mengetahui adab-adab menjenguk orang sakit?
c. Untuk mengetahui doa yang diucapkan disisi orang yang sakit?
d. Untuk mengetahui hukum menjenguk orang sakit?
e. Untuk mengetahui manfaat menjenguk orang sakit?
f. Untuk mengetahui hikmah menjenguk orang sakit?
g. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan menghadapi orang yang akan
meninggal?
h. Untuk mengetahui hal-hal yang dikerjakan setelah seseorang meningal dunia?

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Keutamaan Ketika Menjenguk Orang Sakit


Atsar-atsar yang menyebutkan keutamaanya sangatlah banyak, kami akan sebutkan
di antaranya hadist yang diriwayatkan dari Tsauban r.a, Rasulullassh saw. Ia berkata,
“Rasulullah saw. Bersabda :

“Barangsiapa yang menjenguk orang sakit maka ia senantiasa berada di taman


kurma surga hingga ia kembali” (HR. Muslim no. 2568, Ahmad no. 21886, dan at-Tirmidzi
no. 967)
Dan dari jabir bin ‘Abdillah r.a bahwa ia berkata, “Aku mendengar Nabi saw.
bersabda,’Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit niscaya ia berada dalam naungan
rahmat hingga apabila ia tetap duduk di dalamnya (HR. Bukhari dalam al-adabul Mufrad
(no. 522))
Dan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya
Allah swt., berfirman dihari kiamat, ‘Wahai anak Adam, Aku sakit dan kalian tidak
menjengukku.’Anak Adam berkata, ‘Ya Rabb, bagaimana kami menjenguk-Mu sedangkan
Engkau adalah Rabb semesta alam?’ Allah berfirman, ‘Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-
Ku fulan sakit dan engkau tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu kalau saja engkau
akan mendapati-Ku berada di sisinya?’(HR. Muslim no. 2569, Ahmad no. 8989).
Selanjurnya Rasulullah Saw juga pernah bersabda :
Dan Ali r.a, Ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda, ‘Barang siapa
yang mendatangi saudaranya yang muslim untuk menjenguknya, maka ia berjalan dikebun
surga hingga ia duduk, niscaya rahmat Allah akan meliputinya. Dan apabila ia menjenguk di
waktu pagi niscaya tujuh puluh malaikat akan mendoakannya hingga sore. Dan apabila ia
menjenguk diwaktu sore maka tujuh puluh malaikat akan mendoakannya hingga pagi. (HR.
Ahmad no.756, Abu Daud no.3098, Ibnu Majjah no. 1442)
Dalam mengunjungi orang sakit terkadang beberapa manfaat lain selain apa yang
telah disebutkan, diantaranya membersihkan hati orang yang sedang sakit, memeriksa
kebutuhan-kebutuhannya, mengambil nasihat (pelajaran) dari musibah yang menimpanya.
Demikian yang dikatakan oleh Ibnul Jauzi. Beri kekuatan padanya untuk selalu sabar dalam
menghadapi musibah yang menimpa, arahkan ia jangan sampai berkiprah tentang mati tapi

3
lebih kepada pertaubatan diri dan beri motivasi agar ia tetap optimis dalam menghadapi
sakitnya, dengan lontaran doa dan berusaha untuk sembuh.

1.2 Adab-Adab Menjenguk Orang Sakit


a) Kunjungan Wanita kepada Laki-laki yang Sakit
Mengunjungi laki-laki yang sakit dibolehkan bagi wanita diperbolehkan meski ia
bukan mahramnya, dengan syarat aman dan tidak terjadi fitnah adanya hijab dan tidak
memanfaatkan waktu berdua-duaan. Jika syarat-syarat tersebut dapat dijaga maka
diperbolehkan bagi wanita menjenguk laki-laki yang sakit begitupun sebaliknya.

b) Menjenguk Orang Musyrik yang Sakit


Menjenguk orang kafir diperbolehkan kepada muslim seperti yang tertera pada
riwayat Nabi Saw., dari Anas r.a berkata : Ada seorang pemuda Yahudi yang biasa melayani
Nabi saw., kemuadian ia sakit, maka datanglah Nabi saw., untuk menjenguknya lantas beliau
duduk didekat kepalanya seraya bersabda :”Islamlah”. Ia melihat ayahnya yang berada disitu
juga, kemudian ayahnya berkata : “Patuhilah/ikutilah Abdul Qasim”. Maka iapun masuk
Islam. Kemudian Nabi saw., keluar sambil mengucapkan :”Alhamdulillahil ladzi anqadzu
minannaar” (Segala Puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api neraka)”. (HR.
Bukhari)

c) Waktu Menjenguk Orang Sakit


Tidak ada nash-nash yang menjelaskan waktu tertentu untuk menjenguk orang yang
tertentu untuk menjenguk orang yang sakit dan menziarahinya. Maka selama perkaranya
seperti ini, dibolehkan menziarahi orang sakit kapanpun, baik malam atau siang selama tidak
ada hal yang memberatkan mereka. Karena diantara hikmah dari menjenguk adalah
meringankan penderitaan orang yang sakit tersebut dan menyenangkan hatinya, bukan
memberatkannya.

d) Meringankan Orang Sakit Dan Posisi Duduk Ketika Menjenguk


Orang yang menjenguk jangan terlalu lama duduk dan diam disisi orang yang sakit,
karena ia tersibukkan oleh rasa lapar dan sakitnya. Dan penjenguk orang sakit yang diam
dalam waktu lama akan memberatkan orang sakit tersebut, bahkan terkadang menambah
sakitnya. Oleh karena itu di antara perkara yang baik ketika menjenguk orang sakit adalah
meringankannya.

4
e) Menangis Ketika Sakit
‘Abdulllah bin Umar r.a meriwayatkan, ia berkata,”Sa’ad bin ‘Ubadah menderita
suatu penyakit, kemudian Nabi Saw menjenguknya bersama bersama ‘Abdurrahman bin
‘Auf, Sa’ad bin ‘Ubadah beliau mendapatinya sedang dikerumuni keluarganya. Beliau
bertanya, ‘Apakah ia telah wafat?’ Merekapun menjawab,”Tidak wahai Rasulullah.’ Maka
Nabi saw., pun menangis, merekapun ikut menangis. Nabi saw., ‘Tidakkah kalian mendengar
bahwa Allah tidak akan mengazab karena tetesan air mata dan tidak pula dengan kesedihan
hati, akan tetapi Allah akan mengazab karena ini, beliau mengisyaratkan kepada lisannya
atau Allah akan merahmati. Dan sesungguhnya mayyit akan diazab karena tangisan
(ratapan) keluarganya atas kematiannya. (HR. AL-Bukhari(no. 5667) Muslim (no. 2571))
Hadist ini menunjukkan bolehnya menangis disisi orang sakit, terlebih lagi disisi
mayit, akan tetapi tangisan itu tidak disertai jeritan histeris, karena Nabi Saw.,telah melarang
ratapan.

f) Meletakkan Tangan diatas Tubuh Orang yang Sakit


Orang yang menjenguk disunnahkannya diatas jasad orang yang sakit dan
mendoakannya sebagai bentuk meneladani Nabi kita. Terkadang meletakkan tangan ini
memiliki pengaruh dalam meringankan rasa sakit atau (bahkan) menghilangkannya secara
keseluruhan, akan tetapi hal tersebut tidak diharuskan karena tidak ada nash-nash khusus
dalam masalah ini.

1.3 Doa yang diucapkan disisi Orang yang Sakit


Saat menjenguk orang sakit ucapkanlah sesuatu perkataan yang baik-baik, karena
malaikat mengaminkan setiap apa yang kita ucapkan. Seperti yang dijelaskan dalam hadits
Ummu Salamah r.a, ia berkata,”Rasulullah saw. bersabda, ‘Apabila Abu Salamah telah
meninggal.’Nabi Saw bersabda ’Ucapkanlah :
‘Ya Allah, berikanlah ampunan untukku dan untuknya, dan berilah aku balasan dari
musibahku dengan balasan yang baik.’
Ummu Salamah berkata, “Aku berkata,’Maka Allah memberiku balasan dengan
suami yang lebih baik bagiku darinya, yaitu Muhammad Saw.
Orang yang menjenguk disunnahkan mendoakan orang yang sakit dengan rahmat,
ampunan, dibersihkan dari dosa-dosa, serta mendoakan keselamatan dan kesehatan. Nabi
telah mengajarkan beberapa doa hendaklah orang yang menjenguk berdoa dengan doa

5
tersebu, karena doa-doa tersebut bersumber dari al-ma’shum (orang yang terpelihara dari
dosa dan kesalahan) yang telah diberi jawami’ul kalim (kalimat yang ringkas lagi penuh
hikmah), yang tidak berucap dari hawa nafsu, melainkan hanyalah berupa wahyu yang
diturunkan kepadanya.
Diantara do’a-do’a beliau adalah :
a. Mengucapkan :
َ ‫اَل بَ ْؤ س طَهُوْ ٌر إِ ْن‬
...‫ش َءهللا‬
“(Sakitmu ini) tidak apa-apa, mudah-mudahan dapat mensucikan insyaAllah.”
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a , bahwa Nabi saw masuk ke rumah seorang Arab
Badui untuk menjenguknya. Ibnu ‘Abbas berkata, “Apabila Nabi Saw., mendatangi rumah
orang yang sakit untuk menjenguknya, beliau berkata, La ba’sa thahuur insya Allah,
(sakitmu ini tidak apa-apa, mudah-mudahan dapat mensucikanmu dari dosa, insya Allah.
Maka Nabi Saw., berkata kepadanya, La ba’sa thahuur insyaAllah.’ (Sakitmu ini tidak apa-
apa, mudah-mudahan mensucikanmu dari dosa, insyaAllah). Arab Badui itu berkata, ‘Engkau
mengatakan dapat mensucikan ? Sekali-kali tidak, bahkan dia adalah demam yang ditakuti
atau yang bergejolak atas orang yang tua renta, dan membuatnya diusung kekubur.’Maka
Nabi Saw., berkata,’Alangkah baiknya jika demikian.
Ucapan beliau,”(Sakitmu ini) tidak apa-apa,” maknanya bahwa sakitnya itu akan
menggugurkan dosa dan kesalahan, maka apabila ia memperoleh kesehatan berarti ia telah
mendapat faidah. Dan jika tidak, maka ia dapat pahala pengguguran dosa.
Dan ucapan beliau,”Mudah-mudahan dapat mensucikanmu dari dosa,” berkedudukan
sebagai khabar dari mubtada’ mahdzuf, yaitu sakit yang mensucikanmu dari dosa-dosamu,
yakni sebagai penyuci. Demikian yang dikatakan oleh Ibnu hajar
Diantara faidah dari hadits ini, hendaklah orang yang sakit menerima doa kebaikan
dari orang lain untuknya. Jangan sampai ia menggerutu dengan doa mereka untuk
mensucikannya dari dosa-dosanya sebagaimana orang arab Badui yang disebutkan dalam
hadist diatas.
b. Mengucapkan
ً ‫فُالَنَا‬.... ْ‫الَّلهُ َم اش‬
“Ya Allah sembuhkanlah ...Fulan.” Satu kali atau tiga kali.
Doa ini tercantum dalam hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad bin Waqqash ketika ia
sakit dan Rasulullah Saw., menjenguknya. Dalam hadits tersebut disebutkan, “Kemudian
Nabi meletakkan tangannya diatas keningnya lalu mengusapkan tangannya diatas wajah dan
perutku, kemudian beliau berdo’a, ‘Ya Allah, sembuhkanlah Sa’ad...”

6
Ibnu Jauzi berkata,”Doa beliau, ‘Ya Allah sembuhkanlah Sa’ad’ merupakan dalil
disunnahkannya mendoakan kesehatan (kesembuhan) untuk orang yang sakit”

c. Mengucapkan :
‫أَ ْسا َ ُل هللا ْال َع ِظي ِْم َربَّ الَ َع ِظ ِم َربِّ ْال َعرْ ش‬
“Aku memohon kepada Allah yang Mahaagung Penguasa ‘Arsy yang agung agar
berkenan menyembuhkanmu.” Diucapkan tujuh kali.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas r.a dari Nabi saw., beliau bersabda, “Barangsiapa
yang menjenguk orang sakit yang ajalnya belum tiba dan mengucapkan di sisinya sebanyak
tujuh kali,’As’alullahal ‘azhiim, Rabbal ‘Arsyil ‘azhim an yasyfiyaka,’ niscaya Allah akan
menyembuhkannya dari penyakit tersebut.”

d.   Mengucapkan :
َ َ‫أَوْ يَ ْم ِشي ل‬
‫ك أِلَى َجنَا َز ٍة‬

“Atau berjalan karena-Mu menuju jenazah (yang akan dikubur)”.


Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar r.a, ia berkata, “Nabi Saw., bersabda ‘Apabila
seseorang menjenguk orang sakit, hendaklah ia mengucapkan, ‘Allahhumma isyfi ‘abdaka
yanka’u laka adduwwan wa yamsyi laka ilash shalaah.”

1.4 Hukum Menjenguk Orang Sakit


Menjenguk orang sakit diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Al Bara bin Azib radhiyallahu anhu meriwayatkan, “Nabi menyuruh kita tujuh hal dan
melarang kita tujuh hal. Beliau menyuruh kita untuk mengantarkan jenazah, menjenguk
orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang teraniaya, melaksanakn sumpah,
menjawab salam, dan mendoakan orang yang bersin. Dan beliau melarang kita memakai
wadah (bejana) dari perak, cincin emas, kain sutera, dibaj (sutera halus), qasiy (sutera kasar),
dan istibraq (sutera tebal). (Bukhari no.1239; Muslim no.2066)
Hadits-hadits yang memerintahkan kita untuk menjenguk orang sakit, membuat Imam
Bukhari membuat “bab Wujubi ‘Iyadatil-Maridh” (Bab Kewajiban Menjenguk Orang Sakit)
di dalam kitab shahih nya.
Imam Ath Thabari menekankan bahwa menjenguk orang sakit merupakan kewajiban
bagi orang yang diharapkan berkah (dari Allah datang lewat diri) nya, disunnahkan bagi
orang yang memelihara kondisinya, dan mubah bagi mereka.

7
Imam Nawawi mengutip kesepakatan ulama bahwa menjenguk orang sakit hukumnya
bukan wajib, yakni fardu ‘ain, (melainkan fardu kifayah).

1.5 Manfaat Menjenguk Orang Sakit


Selain mendapat keutamaan sebagaimana hadits-hadits yang disebutkan diatas,
menjenguk orang sakit memiliki beberapa manfaat, diantaranya:
Menjenguk orang sakit berpotensi memberi perasaan dan kesan kepadanya bahwa ia
diperhatikan orang-orang disekitarnya, dicintai, dan diharapkan segera sembuh dari sakitnya.
Hal ini dapat menentramkan hati si sakit.
Menjenguk orang sakit dapat menumbuhkan semangat, motivasi, dan sugesti dari
pasien; hal ini dapat menjadi kekuatan khusus dari dalam jiwanya untuk melawan sakit yang
dialaminya. Dalam dirinya ada energi hebat untuk sembuh.
1)         mencari tahu apa yang diperlukan si sakit.
2)         mengambil pelajaran dari penderitaan yang dialami si sakit.
3)         mendoakan si sakit
4)         melakukan ruqyah (membaca ayat-ayat tertentu dari Al Quran) yang syar’i.
5)         Menjenguk tanpa Mempertimbangkan Penyakit dan Usianya
Anjuran menjenguk orang sakit sangatlah diutamakan. Hingga dalam keadaan
tertentu menjadi wajib tanpa melihat seberapa sakit yang dirasakan, apakah tergolong parah
atau ringan. Hal ini sudah mulai pudar di antara kita, bahkan seringkali sebagian dari kita
hanya merasa perlu menjenguk teman, saudara, atau kenalan yang sakit; jika sudah masuk
rumah sakit. Sekian lama terbaring di rumah, hanya sedikit yang menjenguknya. Terlebih jika
sakit itu tergolong penyakit yang ringan. Padahal, Nabi saw., menjenguk salah seorang
sahabatnya yang ‘hanya’ sakit mata. Sakit mata biasa, bukan sejenis kebutaan atau penyakit
mata berat lainnya!
Al Hafizh Ibnu Hajar berkata, ‘mengenai menjenguk orang yang sakit mata, bahkan
sudah ada hadits khusus yang membicarakannya, yaitu hadits Zaid bin Arqam, dia
menceritakan, ‘Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjenguk saya karena saya sakit
mata.

1.6 Hikmah menjenguk Orang Sakit


Hikmah dalam hal menjenguk kerabat yang sedang sakit salah satunya ialah
menggapai doa 70.000 malaikat, Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang muslim menjenguk
muslim yang lainnya pada pagi hari, kecuali 70.000 malaikat akan bershalawat untuknya

8
hingga sore hari. Jika dia menjenguknya di sore hari, maka 70.000 malaikat akan
bershalawat untuknya hingga pagi. Dan dia akan mendapatkan kebun yang penuh berisi
buah-buahan di surga kelak.” (HR. At-Tirmizi)
Adapun maksud shalawat disini ialah didoakan oleh para malaikat.
"Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh.
Apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas
dan demam." (HR. Muslim)
Ketika kita dalam sakit sebenarnya menjadi salah satu jalan untuk semakin
merenenungi kekuasaan Allah SWT. Menambah keimanan dan ketawakalan kepada-Nya.
Apabila sakit tersebut diterima dengan sabar dan tawakal akan menjadi salah satu
penyebab diampuni dosa-dosa. Sebagaimana dalam salah satu hadits diceritakan bahwa pada
suatu waktu Rasulullah SAW. menjenguk Salman Al-Farisi RA. yang tengah berbaring sakit
di rumahnya. Kemudian Rasulullah SAW. bersabda,
"Sesungguhnya ada tiga pahala yang menjadi kepunyaanmu di kala sakit. Engkau
sedang mendapat peringatan dari Allah SWT., doamu dikabulkan-Nya, dan penyakit yang
menimpamu akan menghapuskan dosa-dosa-mu."
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa saja menjenguk orang sakit atau mengunjungi
saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru, ‘Engkau adalah orang yang baik,
langkahmu adalah langkah yang baik, dan engkau telah mendapatkan suatu posisi di surga’
“(HR.Tirmidzi, dari Abu Hurairah r.a)

1.7 Hal-hal yang Perlu Dilakukan Menghadapi Orang yang Meninggal (Sakaratul
Maut)
Kematian adalah suatu hal yang pasti akan di alami oleh setiap mahluk yang
bernyawa termasuk manusaia.Tak akan ada manusia yang dapat menghindar dari yang
namanya kematian. mau berlari sejauh apapun ataupun bersembunyi di manapun.. atau
bahkan berlindung di balik benteng yang sangat kuat sekalipun... kematian akan tetap datang
menghampiri kita.
Apakah kematian itu..? kematian adalah keluarnya Ruh dari jasad atau badan.Menurut
riwayat proses keluarnya ruh dari jasad rasanya sangat sakit sekali seperi di tusuk 100
pedang. ada juga riwayat yang mengatakan rasanya seperti Domba yang di kuliti hidup -
hidup.

9
Begitu sakit dan menderitanya orang yang sedang mengalami sakaratul maut... .oleh
karena itu sebagai muslim kita di ajarkan beberapa hal yang di lakukan dalam menghadapi
kerabat,saudara,bapak atau ibu kita atau siapa saja yang sakaratul maut, di antaranya :

1. Membisik kan atau menalkin dengan kalimat tauhid ( la ilaha illallah )


Kenapa kita perlu membisikkan atau menuntun orang yang mengalami sakaratul maut
dengan kalimat tauhid? supaya yang bersangkutan dapat meniru mengucapkan dan
menjadikan kalimat tauhid sebagai kalimat terahirnya dan mendapat kematian yang khusnul
khotimah.,sesuai hadits nabi " Man akhiruhu Lailaha illallah Dakholal jannah "yang artinya "
barang siapa yang kalimat terahir yang dia ucapkan la ilaha illah maka masuk surga"
Seperti kita ketahui kematian itu ada 2 macam :
 Khusnul khotimah : 
Yaitu kematian yang bagus atau baik,yang di ridha i oleh Allah SWT dan insya Allah
akan di masukkan surganya Allah Subhanahu wataala.
Lalu apakah Tanda - tanda dari kematian khusnul khatimah itu..? yaitu kematian yang
datang saat seseorang melakukan kebaikan contoh : sedang sholat, sedang mengaji, sedang
berjuang di jalan Allah dll

 Suul khatimah : 
Yaitu kematian yang buruk, yaitu kematian yang datang saat seseorang melakukan
keburukan, kejahatan atau dosa, contoh: sedang minum minuman keras, zina, merampok dll

2. Membacakan Surat YASIN.


Kenapa perlu di bacakan surah yasin..?  saudaraku .. di atas sudah saya jelaskan
betapa sakit dan menderitanya orang yang sedang menghadapi kematian.ada yang proses nya
lama sekali seperti Ruh itu di tarik di masukkan lagi ( di tarik ulur)sampai berhari -hari
sampai2 kita yang melihatnya tidak tega ,dan ada yang prosesnya cepat.
Fungsi Surat yasin adalah supaya di berikan kemudahan dan meringankan Rasa sakit
yang di alami oleh orang yang sedang sakaratul maut.sebagaimana sabda Nabi Muhammad
SAW " irhamu mautakum bi tilawatil Qur'an " yang artinya" Kasihanilah Orang yang sedang
sakaratul maut dengan bacaan Al qur'an ".

10
3. Menutup matanya jika sudah meninggal dalam ke adaan mata terbuka.
Saudaraku.. Marilah kita senantiasa berdoa semoga kita di mudahkan dalam proses
sakaratul maut.. di hindarkan dari fitnah dunia,, dan dosa yang dapat menyeret kita jatuh ke
dalam murka dan siksa Allah SWT..  seperti doa yang sering di anjurkan oleh Rasulullah 
" Allahumma hawwin alaina fi sakaratil maut,.. wanajata minannar.. "

1.8 Hal-hal Yang Dikerjakan Setelah Seseorang Meninggal Dunia


a. Disunnahkan untuk menutup kedua matanya.
Karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menutup kedua mata Abu
Salamah Radhiyallahu 'anhu ketika dia meninggal dunia. Beliau Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:

َ‫ص ُر فَالَ تَقُ ْولُ ْوا إِالَّ َخ ْي ًرا فَإِنَّ ا ْل َماَل ئِ َكةَ يُ َؤ ِّمنُونَ َعلَى َما تَقُولُون‬ َ ِ‫وح إِ َذا قُب‬
َ َ‫ض تَبِ َعهُ ا ْلب‬ َ ‫الر‬
ُّ َّ‫إِن‬

Sesungguhnya ruh apabila telah dicabut, akan diikuti oleh pandangan mata,
maka janganlah kalian berkata kecuali dengan perkataan yang baik, karena malaikat
akan mengamini dari apa yang kalian ucapkan. 
[HR Muslim].
b. Disunnahkan untuk menutup seluruh tubuhnya, setelah dilepaskan dari
pakaiannya yang semula.
Hal ini supaya tidak terbuka auratnya. Dari Aisyah Radhiyallahu a'nha, beliau
berkata:

ُ ‫سلَّ َم ِحينَ تُ ُوفِّ َي‬


‫س ِّج َي بِبُ ْر ٍد ِحبَ َر ٍة‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫أَنَّ َر‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬
Dahulu ketika Rasulullah meninggal dunia ditutup tubuhnya dengan burdah habirah
(pakaian selimut yang bergaris).
[Muttafaqun 'alaih].

Kecuali bagi orang yang mati dalam keadaan ihram,maka tidak ditutup kepala dan
wajahnya.

c. Bersegera untuk mengurus jenazahnya.


Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

11
‫س بَيْنَ ظَ ْه َرانَ ْي أَ ْهلِ ِه‬
َ َ‫سلِ ٍم أَنْ ت ُْحب‬
ْ ‫اَل َي ْنبَ ِغي لِ ِجيفَ ِة ُم‬
Tidak pantas bagi mayat seorang muslim untuk ditahan di antara keluarganya.
[HR Abu Dawud].

Karena hal ini akan mencegah mayat tersebut dari adanya perubahan di dalam
tubuhnya. Imam Ahmadrahimahullah berkata: "Kehormatan seorang muslim adalah
untuk disegerakan jenazahnya." Dan tidak mengapa untuk menunggu diantara
kerabatnya yang dekat apabila tidak dikhawatirkan akan terjadi perubahan dari tubuh
mayit.

Hal ini dikecualikan apabila seseorang mati mendadak, maka diharuskan menunggu
terlebih dahulu, karena ada kemungkinan dia hanya pingsan (mati suri). Terlebih pada
zaman dahulu, ketika ilmu kedokteran belum maju seperti sekarang. Pengecualian ini,
sebagaimana yang disebutkan oleh para ulama. [Lihat Asy Syarhul Mumti' (5/330), Al
Mughni (3/367)].

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: "Jika ada orang yang bertanya,


bagaimana kita menjawab dari apa yang dikerjakan oleh para sahabat, mereka
mengubur Nabi pada hari Rabu, padahal Beliau meninggal pada hari Senin? Maka
jawabnya sebagai berikut: Hal ini disebabkan untuk menunjuk Khalifah setelah
Beliau. Karena Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai pemimpin
yang pertama telah meninggal dunia, maka kita tidak mengubur Beliau hingga ada
Khalifah sesudahnya. Hal ini yang mendorong mereka untuk menentukan Khalifah.
Dan ketika Abu Bakar dibai’at, mereka bersegera mengurus dan mengubur jenazah
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Oleh karena itu, jika seorang Khalifah
(Pemimpin) meninggal dunia dan belum ditunjuk orang yang menggantikannya, maka
tidak mengapa untuk diakhirkan pengurusan jenazahnya hingga ada Khalifah
sesudahnya.” [Asy Syarhul Mumti' 5/333].

d. Diperbolehkan untuk menyampaikan kepada orang lain tentang berita


kematiannya.
Dengan tujuan untuk bersegera mengurusnya, menghadiri janazahnya dan untuk
menyalatkan serta mendo’akannya. Akan tetapi, apabila diumumkan untuk

12
menghitung dan menyebut-nyebut kebaikannya, maka ini termasuk na'yu
(pemberitaan) yang dilarang.

e. Disunnahkan untuk segera menunaikan wasiatnya, karena untuk menyegerakan


pahala bagi mayit.
Wasiat lebih didahulukan daripada hutang, karena Allah mendahulukannya di dalam
Al Qur'an.

f. Diwajibkan untuk segera dilunasi hutang-hutangnya, baik hutang kepada Allah


berupa zakat, haji, nadzar, kaffarah dan lainnya. 
Atau hutang kepada makhluk, seperti mengembalikan amanah, pinjaman atau yang
lainnya. RasulullahShallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

َ ‫س ا ْل ُمؤْ ِم ِن ُم َعلَّقَةٌ بِ َد ْينِ ِه َحتَّى يُ ْق‬


ُ‫ضى َع ْنه‬ ُ ‫نَ ْف‬
Jiwa seorang mukmin terikat dengan hutangnya hingga dilunasi.
[HR Ahmad, At Tirmidzi, dan beliau menghasankannya].

Adapun orang yang tidak meninggalkan harta yang cukup untuk melunasi hutangnya,
sedangkan dia mati dalam keadaan bertekad untuk melunasi hutang tersebut, maka
Allah yang akan melunasinya.

g. Diperbolehkan untuk membuka dan mencium wajah mayit. 


Aisyah Radhiyallahu 'anha berkata:

ِ َ‫سلَّ َم يُقَبِّ ُل ُع ْث َمانَ بْنَ َم ْظ ُعو ٍن َو ُه َو َميِّتٌ َحتَّى َرأَيْتُ ال ُّد ُمو َع ت‬
‫سي ُل‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫َرأَيْتُ َر‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬

Aku melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mencium Utsman bin


Madh'un Radhiyallahu 'anhu , saat dia telah meninggal, hingga aku melihat Beliau
mengalirkan air mata. 
[HR Abu Dawud dan At Tirmidzi].

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menjenguk orang yang sakit adalah hal yang sangat urgen dalam kehidupan sosial
dimana sudah diterangkan Rasululullah dalam sabdanya bahwa selain hidup sosial juga
memiliki beberapa keutamaan yaitu rahmat akan meliputinya, bahkan digambarkan seperti
ada pada taman kurma surga. Dan apabila ia menjenguk di waktu pagi niscaya tujuh puluh
malaikat akan mendoakannya hingga sore. Dan apabila ia menjenguk diwaktu sore maka
tujuh puluh malaikat akan mendoakannya hingga pagi.
Adapun beberapa adab menjenguk orang sakit diantaranya saat menjenguk orang sakit
bukan hanya terhadap orang dewasa saja bahkan perlakukan seperti menjenguk orang
dewasa. Menjenguk orang sakit bukan hanya kepada orang yang sadar saja sehingga dapat
menyaksikan kehadiran kita, namun jenguklah pula orang yang pingsan. Adapun menjenguk
orang musyrik diperbolehkan bahkan Rasul melakukannya hingga orang tersebut masuk
Islam. Ringankan beban orang yang sakit saat kita berkunjung maka hadirlah diwaktu yang
tepat dan jangan duduk berlama-lama karena akan mengganggu waktu istirahatnya kecuali
jika kita diminta orang yang sakit untuk berlama-lama disisinya. Duduklah disamping kepala
orang yang sakit karena akan mengandung beberapa faidah yaitu menunjukkan sikap ramah
terhadap orang yang sakit, dan dengan kemungkinan orang yang menjenguk akan meletakkan
tangannya ke tubuh orang yang sakit dan mendoakannya. Bertanyalah tentang keadaannya
dan berkata-katalah yang baik dan beri semangat padanya sehingga akan memotivasi orang
yang sakit tersebut untuk sembuh.
Hukum menjenguk orang yang sakit yaitu : Imam Ath Thabari menekankan bahwa
menjenguk orang sakit merupakan kewajiban bagi orang yang diharapkan berkah (dari Allah
datang lewat diri) nya, disunnahkan bagi orang yang memelihara kondisinya, dan mubah bagi
mereka.
Manfaat menjenguk orang sakit diantaranya yaitu dapat menumbuhkan semangat,
motivasi, dan sugesti dari pasien; hal ini dapat menjadi kekuatan khusus dari dalam jiwanya
untuk melawan sakit yang dialaminya. Dalam dirinya ada energi hebat untuk sembuh,
mencari tahu apa yang diperlukan si sakit, mengambil pelajaran dari penderitaan yang
dialami si sakit., mendoakan, melakukan ruqyah (membaca ayat-ayat tertentu dari Al Quran)
yang syar’i., Menjenguk tanpa Mempertimbangkan Penyakit dan Usianya.

14
Adapun Hikmah menjenguk orang sakit diantaranya yaitu :
1. Di doakan oleh para Malaikat
2. Memberi pelajaran bagi kita bahwasanya begitu mahalnya sehat sehingganya kita
selalu menjaga kesehatan
3. Mengajari kita untuk ikhlas dan sabar
4. Tergolong langkah terbaik dan perbuatan baik

3.2 Saran

Setelah membaca tulisan ini, penulis berharap pembaca mampu memahami dan
menerapkan adab-adab saat menjenguk orang sakit.

15
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ustadz H. Abdullah Shonhaji dkk., Terjemah Sunan Ibnu Majah, (Semarang : CV


AsySyifa’, 1992), cet. 1
Fuad bin Abdil Aziz asy-Syalhub, Fiqh Adab (Bogor : Griya Ilmu, 2007), cet.1
J.E. Prawitasari, Psikologi Klinis, (Yogyakarta : Erlangga, 2011)
Riyadus Shalihin II, (Semarang : CV. Toha Putra Semarang, 1981)
http://permaiss1.feb.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2014/03/Adab_Menjenguk_yan_Sedang
Sakit.pdfata

16

Anda mungkin juga menyukai