Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERBANDINGAN ANTAR ALIRAN MENGENAI


PELAKU DOSA BESAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah : Ilmu Kalam
Dosen Pengampu : Bapak Kurniawan Syahputra, S.Pd.I, M.Ag

Disusun oleh :
Kelompok IX

Andrian Zantomi Lase (202250045)


Jumadi Banchin (202230529)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH ABDUR RAUF


ACEH SINGKIL (STAISAR)
TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr . Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah,taufik
dan inayahnya kepada kita semua. Syukur Alhamdulilah, sehinga kami dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana. Makalah kami yang berjudul
“Perbandingan antar aliran mengenai pelaku dosa besar” dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimanakah sebenarnya perbandingan mengenai hukum pelaku dosa
besar menurut pandangan umat islam dalam berbagai aliran.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW. Karena beliau adalah salah satu figur umat yang mampu
memberikan syafa’at di hari kiamat.
Selanjutnya kami mengucapakan banyak terima kasih kepada bapak
Kurniawan Syahputra, S.Pd.I, M.Ag selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu
Kalam.
Kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan didalamnya. Kami sangat meng harapkan kritik dan
saran yang membangun demi tercapainya makalah selanjutnya. Semoga makalah
ini bermanfaat untuk penulis dan khususnya untuk pembaca. Amin Ya
Robbal’Alamin.

Singkil, 20 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... I,


DAFTAR ISI ....................................................................................................... II,
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1,
A. Latar Belakang Pembahasan ..................................................................... 1,
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1,
C. Tujuan Masalah ......................................................................................... 1,

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2,


A. Aliran Khawarij.......................................................................................... 2,
1. Al – Muhakimah ................................................................................. 2,
2. Al – Najdat ............................................................................................... 2,
3. Al – Sufriah ........................................................................................ 2,
4. Al – Ibadah ......................................................................................... 3,
B. Aliran Murji’ah ......................................................................................... 3,
C. Aliran Mu’tazilah ...................................................................................... 3,
D. Aliran Asy’ariyah ....................................................................................... 4,
E. Aliran Maturidiyah ..................................................................................... 5,
F. Aliran Syi’ah Zaidiah ................................................................................ 5,

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 6,


A. Kesimpulan................................................................................................. 6,

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 7,

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembahasan


Ilmu kalam sebagaimana diketahui membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu
agama. Di dalam ilmu kalam itu terdapat sub bahasan tentang perbandingan antara
aliran serta ajaran-ajaranya. Dari perbandingan antar aliran ini, kita dapat
mengetahui,menela’ah dan membandingkan antar paham aliran satu dengan aliran
lain. Sehingga kita memahami maksud dari segala polemik yang ada.
Persoalan kalam yang pertama kali muncul adalah persoalan siapa yang kafir
dan siapa yang bukan kafir, dalam artian siapa yang telah keluar dari islam dan
siapa yang masih tetap islam. Persoalan ini kemudian menjadi perbincangan aliran-
aliran kalam dengan konotasi yang lebih umum, yakni status pelaku dosa besar
besar. Kerangka pola pikir yang di gunakan tiap-tiap aliran ternyata mewarnai
pandangan mereka tentang status pelaku dosa besar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang pembahasan diatas, Penulis menyimpulkan
beberapa Rumusan Masalah, yaitu :
1. Aliran - aliran apa saja yang membahas tentang pelaku dosa besar ?
2. Bagaimana isi perbandingan - perbandingan antar aliran ?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah :
1. Mengetahui Aliran apa saja yang membahas tentang pelaku dosa besar.
2. Mengetahui isi perbandingan - perbandingan antar aliran tersebut.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aliran Khawarij
Khawarij merupakan aliran dalam islam yang pertama kali muncul, mereka
selalu menyatakan “La hukma illalah” (tiada hukum yang benar kecuali disisi
Allah).
Aliran yang muncul akibat tidak setuju dengan tahkim yang di adakan pada
perang Siffin antara Saidina Ali Bin Abi Thalib dengan Saidina Muawiyah. Mereka
memfatwakan bahwa sekalian dosa adalah besar, tidak ada namanya dosa kecil atau
dosa besar. Sekalian pendurhakaan kepada Tuhan adalah besar tidak ada yang kecil
menurut aliran khawarij.1
Aliran khawarij menurut Al-Bagdadi terpecah menjadi 20 sekte. Diantaranya
adalah
1. Al-Muhakimah fatwanya adalah Orang yang melakukan dosa besar adalah
kafir, telah keluar dari islam dan kekal di dalam neraka. Orang-orang yang
menyetujui tahkim, berzina, membunuh tanpa sebab, dll. Adalah orang yang
berbuat salah dan menjadi kafir keluar dari islam.2
2. Al-Najdat pendapatnya yaitu orang yang berdosa besar adalah kafir dan
kekal di dalam neraka hanyalah orang islam yang tidak sefaham dengan
golonganya, adapun pengikutnya jika melakukan dosa besar betul akan
mendapat siksaan, tetapi bukan dalam neraka, dan kemudian masuk surga.
3. Al-Sufriah pemimpin golongan ini adalah Ziad Ibn Al-Asfar, mereka
berpendapat bahwa orang yangn melakukan dosa besar adalah musyrik, ada
diantara mereka yang membagi dosa besar dalam dua golongan. Yang
pertama yaitu dosa yang ada sangsinya di dunia seperti membunuh dan

1
Siradjudin Abbas,” I’tiqad Ahli Sunnah Wal Jamaah”, (Jakarta : Pustaka Tarbiyah Baru,
2010), hlm. 186
2
Abuddin Nata, Ilmu kalam, Filsafat dan Tasawuf ( Dirosah Islamiyah IV),(Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001), hlm.31

2
berzina, dosa yang tidak ada sangsinya di dunia, seperti meninggalkan
sholat dan puasa.
Orang yang berbuat dosa besar golongan pertama tidak di pandang kafir,
yang menjadi kafir hanyalah orang yang melakukan dosa besar golongan ke
dua.
4. Al-Ibadah pemimpinnya adalah ‘Abdullah Ibn Ibad merupakan golongan
paling moderat diantara golongan khawarij yang lain. Paham mereka
tentang dosa besar adalah Orang yang melakukan dosa
besar Muwahhid tetapi bukan mukmin dan kalaupun kafir hanya merupakan
kafir al-ni mah bukan kafir al-millah. Dengan kata lain mengerjakan dosa
besar tidak membuat seseorang keluar dari agama islam.3

B. Aliran Murji’ah
Kaum murji’ah yang “gullah” (yang radikal) sampai ada yang beri’tikad, bahwa
asal kita sudah mengakui dalam hati atas wujud-Nya Tuhan dan sudah percaya
dalam hati kepada Rasul-rasul-Nya maka kita sudah mukmin walaupun melahirkan
dengan lidah hal-hal yang mengkafirkan, seperti menghina Nabi, Al-Qur’an dll.
Persoalan dosa besar yang di timbulkan kaum khawarij mau tidak mau menjadi
bahan perhatian pula bagi mereka, kalau khawarij menjatuhkan hukum kafir kepada
orang yang melakukan dosa besar, jika murji’ah menjatuhkan hukum mukmin.4
Adapun dosa besar yang mereka lakukan itu di tunda penyelenggaraanya di hari
perhitungan kelak. Karena mereka mengatakan bahwa orang mu’min yang
mengakui dalam hati atas wujud-Nya Tuhan dan sudah percaya dalam hati kepada
Rosul-rosul-Nya ia mu’min walaupun melakukan dosa besar, Dosa bagi kaum
murji’ah tidak apa-apa asal sudah ada iman dalam hati.

C. Aliran Mu’tazilah
mu’tazilah (mengasingkan diri) mereka memfatwakan orang yang melakukan
dosa besar tidak akan di ampuni dosanya sebelum ia bertaubat, dan akan terus
menerus di dalam neraka tidak akan keluar lagi. Akan tetapi kalau orang mu’min

3
Harun Nasution, Theology Islam, (Jakarta: Yayasan Penerbit Iniversitas Indonesia,
1972).hlm.20
4
Ibid.,hlm.23

3
yang berbuat dosa besar/dosa kecil ia akan di hukum dalam neraka di suatu tempat,
lain dari tempat orang kafir. Nerakanya agak dingin mereka tinggal di antara dua
tempat, yakni antara surga dan neraka.5
Prinsip ini sangat penting yang karenya Washil Bin ‘Atha pendiri mu’tazilah
memisahkan diri dari gurunya Hasan Al-Basri, ia memutuskan bahwa orang yang
berbuat dosa besar selain syirik tidak mu’min tidak pula kafir, tetapi fasik. Jadi
kefasikan adalah suatu hal yang berdiri sendiri antara iman dan kafir, dan tingkatan
orang fasik dibawah orang mu’min di atas orang kafir. Jalan tengah ini di ambilnya
dari :
1. Fikiran - fikiran Aristoteles yang mengatakan bahwa keutamaan adalah
jalan tengah antara dua jalan yang berlebih-lebihan.
2. Plato yang mengatakan bahwa ada sesuatu tempat di antara baik dan buruk.

Golongan mu’tazilah memperdalam jalan tengah tersebut sehingga di jadikanya


suatu prinsip “Rationalitas-ethis Philosopis”.6

D. Aliran Asy’ariyah
Bagi Al-Asy’ari orang yang berdosa besar adalah tetap mukmin, karena masih
ada imannya, tetapi karena dosa besar yang telah di lakukannya ia menjadi fasiq,
jadi ia bukan teman juga bukan musuh.7
Orang mukmin yang melakukan dosa besar dan mati sebelum bertaubat, maka
orang itu tetap mu’min, dimandikan, dikuburkan, sebagai orang mu’min. Karena
pada hakikatnya ia mu’min yang durhaka kepada Tuhan.
Orang semacam itu di akhirat nanti menurut keyakinan Asy’ariyah akan
mendapat beberapa kemungkinan :
1. Boleh jadi dosanya di ampuni oleh Tuhan.
2. Boleh jadi ia mendapat syafaat dari nabi Muhammad SAW sehingga di
bebaskan dan tidak mendapat hukuman dan langsung masuk surga.
3. Ia di hukum di dalam neraka buat seketika, dan akhirnya di keluarkan dan
di masukan kedalam surga.

5
Ibid, hlm.200
6
Ahmad Hanafi, “Theology Islam (Ilmu Kalam)”,( Jakarta : Bulan Bintang, 1974), hlm.44
7
Harun Nasution, Theology Islam, (Jakarta: Yayasan Penerbit Iniversitas Indonesia,
1972).hlm.71

4
Pendapat ini berdasarkan pada ayat Qur’an :

‫ّللا َل َي ْغ ِفر اَ ْن يُّ ْش َركَ ِبه َو َي ْغ ِفر َما د ْونَ ٰذلِكَ ِل َم ْن يَّش َۤاء ۚ َو َم ْن يُّ ْش ِر ْك‬ َ ٰ ‫ا َِّن‬
َ ‫اّلل فَقَ ِد ا ْفت ٰ َٰٓرى ا ِْث ًما‬
‫ع ِظ ْي ًما‬ ِ ٰ ‫ِب‬
Artinya :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-
Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa
yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia
telah berbuat dosa yang besar.”(Q.s. An - nisa’:48).
Jadi orang mukmin yang melakukan dosa besar dan mati sebelum tobat, maka
orang itu tetap mukmin. Bila orang itu tidak mendapat ampunan dari Allah dan
tidak pula mendapat syafa’at Nabi Muhammad saw untuk mendapatkan ampunan
dari Allah swt maka orang itu dimasukkan ke neraka buat sementara, kemudian
dikeluarkan dari neraka untuk dimasukkan ke surga.

E. Aliran Maturidiyah
Al-Maturidi menolak ajaran Mu’tazilah mengenai masalah soal dosa besar
tetapi aliran ini sefaham dengan aliran Asy’ariyah yaitu : bahwa orang yang berdosa
besar masih tetap mu’min, dan soal dosa besarnya nnanti akan di tentukan Tuhan
kelak di akhirat.

F. Aliran Syi’ah Zaidiah


Penganut Syi’ah zaidiyah percaya bahwa orang yang melakukan dosa besar
akan kekal di dalam neraka, jika ia belum tobat dengan tobat yang sesungguhnya.
Dalam hal ini, Syi’ah zaidiyah memang dekat dengan Mu’tazilah. Ini bukan sesuatu
yang aneh mengingat Washil bin Atha’, mempunyai hubungan dengan Zaid Moojan
Momen bahkan mengatakan bahwa Zaid pernah belajar kepada Washil bin Atho’.

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan Pembahasan diatas, tentang perbandingan antar aliran mengenai
pelaku dosa besar, Penulis menyimpulkan beberapa point yaitu :
1. Khawarij memberi hukum kafir pada pelaku dosa besar, dan orang yang
melakukan dosa besar telah keluar dari islam.
2. Mu’tazilah yang berpendapat adanya tempat diantara surga dan neraka bagi
seorang mu’min yang melakukan dosa besar Manzilah Baina
Manzilataini. Iman itu tidak tasdiq ataupun ma’rifat melainkan ‘amal, dan
Allah tidak memiliki sifat.
3. Murji’ah berpendapat bahwa pelaku dosa besar tetap mu’min dan dosa besar
yang mereka lakukan itu di tunda penyelenggaraanya di hari perhitungan
kelak.
4. Asy’ariyah berfatwa bahwa seorang mu’min yang melakukan dosa besar
tetap mu’min, untuk hukuman di akhirat itu adalah kuasa Tuhan. Iman itu
Tasdiq, dan mengakui adanya sifat-sifat Tuhan.
5. Maturidiyah dalam hal dosa besar sepaham dengan aliran Asy’ariyah yang
melakukan dosa besar tetap mu’min, Iman itu Tasdiq dan mengakui adanya
sifat-sifat Tuhan.
6. Ahlus Sunah berpendapat iman adalah diikrarkan dengan lisan, diyakini
dalam hati dan di realisasikan dengan perbuatan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Nasution. Harun, Theology Islam, (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas


Indonesia, 1972).

Hanafi. Ahmad, Theology Islam (Ilmu Kalam), (Jakarta : Bulan Bintang, 1974).

Ritter. Hilmut, Maqalat al - islamiyah wa ikhtilaf al - musallin, (Constantinopel :


Natba’ah al - da’wah, 1930).

Nata. Abuddin, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf (Dirosah Islamiyah IV), (Jakarta
: Raja Grafindo Persada, 2001).

https://www.academia.edu/34761658/Perbandingan_Antara_Aliran_aliran_Pelaku
_Dosa_Besar, diakses pada tanggal 20 Februari 2023.

https://www.tokopedia.com/s/quran/an-nisa/ayat-48, diakses pada tanggal 20


Februari 2023

Anda mungkin juga menyukai