Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah “Ilmu Kalam” pada
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Kelompok 7
NURRAHMA
NIM. 19.14.31.052
RIDHAYANA
NIM. 19.14.31.044
RISMANDI
NIM. 19.14.31.046
YUSRI WANA
NIM. 19.14.31.051
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas keagungan dan
kemurahan-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Hembusan angin
yang tidak ternilai harganya semoga dapat mengantarkan salam kerinduan kita kepada baginda
Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Musmuliadi, S.Ag, M.A Sebagai dosen
pengampu mata kuliah “ Ilmu Kalam ” yang telah memberikan arahan materi yang sangat
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
guna perbaikan dan kelengkapan penyusunan makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................. i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam ilmu kalam itu terdapat sub bahasan tentang perandingan antara aliran serta
ajaran-ajarannya. Dari perbandingan antar aliran ini, kita dapat mengetahui dan
membandingkan antar paham aliran lain. Sehingga kita mampu memhami maksud dari
Persoalan kalam yang pertama kali muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan
siapa yang bukan kafir, dalam artian siapa yang telah keluar dari islam dan siapa yang
masih tetap islam. Persoalan ini menjadi perbincangan aliran-aliran kalam dengan konotasi
yang lebih umum, yakini status pelaku dosa besar. Setiap aliran memiliki pola pikir yang
berbeda dalam pandangan pelaku dosa besar dan muncul teologi islam mengenai masalah
iman dan kufur. Persoalan ini muncul pertama kali oleh kaum khawarij yang mencap kafir
sejumlah sahabat nabi Muhammad SAW antara lain Ali Bin Abi Thalib, Mu’awiyah Bin
Abi Sufyan, Abu Musah Al-Asy’aria, Amr bin Al Ash, Thalhah Bin Ubaidilah, Zubair Bin
Dampak dari ilmu kalam ini juga melahirkan banyak aliran serta perbedaan pemikiran
perihal perbuatan tuhan dan perbuatan manusia. Oleh karena itu makalah ini disusun untuk
mempelajari pemikiran ilmu kalam perihal pelaku dosa besar, iman dan kufur dari sudut
pandang aliran-aliran yang ada, dan juga membahas perihal perbuatan tuhan dan manusia
dalam sudut pandang aliran yang ada. mengenai perbedaan dan sudut pandang ini untuk
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemikiran tiap aliran mengenai pelaku dosa besar?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pemikiran tiap aliran mengenai pelaku dosa besar
2. Untuk mengetahui pemikiran tiap aliran mengenai iman dan kufur
1
BAB II
PEMBAHASAN
diantaranya:
1. Aliran Khawarij
ini memiliki pandangan ekstrim pula tentang setatus pelaku dosa besar. Mereka
memandang bahwa orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim, yakni Ali,
Mu’awiyah, Amr bin Al-Ash, Abu Musa Al-Asy’ari adalah kafir. Semua pelaku
dosa besar (murtabb al-kabiiah), menurut semua subsekte Khawarij, kecuali
a. Azariqah
menggunakan istilah yang lebih mengerikan dari kafir, yaitu Musyrik. Mereka
memandang musyrik bagi siapa saja yang tidak mau bergabung dengan barisan
mereka atau yang tak sepaham dengan mereka. Adapun pelaku dosa besar
millah (agama), dan berarti ia telah keluar dari islam mereka kekal di neraka
b. Najdah
kepada siapapun yang secara countinue mengerjakan dosa kecil. Seperti halnya
dengan dosa besar jika tidak dilakukan secara terus menerus maka pelakunya
2
3
c. An Najdat
kekal di dalam neraka hanyalah orang islam yang tidak sefaham dengan
d. Al-Muhakimat
Abu Musa Al-Asy’ari) dan semua orang yang menyetujui arbitrase adalah
bersalah dan menjadi kafir. Hukum kafir inipun mereka luaskan artinya
sehingga termasuk orang yang berbuat dosa besar, berbuat zina, membunuh
e. As-Sufriah
1) Dosa yang ada sanksinya di dunia seperti membunuh dan berzina. Pada
2) Dosa yang tak ada sanksinya di dunia, seperti meninggalkan sholat dan
2. Aliran Murji’ah
dapat dapat di kategorikan dalm dua kategori: ekstrim dan moderat. Murji’ah
ekstrim berpandangan bahwasanya pelaku dosa besar tidak akan disiksa di neraka.
Adapun Murji’ah Moderat ialah merekayang berpendapat bahwa pelaku dosa besar
bahwa tuhan akan mengampuni dosanya sehingga ia akan terbebas dari neraka.
memelihara keimanan pelaku dosa besar, Mu’tazilah tidak menentukan setatus dan
predikat yang pasti bagi pelaku dosa besar,apakah ia tetap mukmin atau
Manzilatain.1 Setiap pelaku dosa besar, Menurut Mu'tazilah, orang tersebut tidak
mungkin Mu'min dan tidak Kafir. Balasannya adalah neraka juga, tetapi lebih
ringan dari orang-orang kafir, dan akan abadi.2 Jika pelakunya meninggal dunia
Walaupun demikian siksaan yang diterimanya lebih ringan dari daripada siksaan
washil bin Atha’ dan Amr bin Ubaid memperjelas ebutan tengah itu dengan fasik
Qiblah) walaupun melakukan dosa besar, seperti berzina dan mencuri. Menurutnya
mereka masih tetap sebagai orang yang beriman dengan keimanan yang mana
mereka miliki. Sekalipun berbuat dosa besar. Akan tetapi jika dosa besar itu
dilakukannya dengan anggapan bahwa hal ini di bolehkan (halal) dan tidak
Adapun balasan di akhirat kelak bagi pelaku dosa besar, apabila ia meninggal
dan belum bertaubat, maka menurut Al-Asy’ari hal itu tergantung pada bijakan
tuhan yang maha berkehendak mutlaq. Dari papran singkat ini jelaslah bahwa
1
https://kukarpdipm.blogspot.com/2020/03/makalah-perbandingan-pemikiran-kalam.html?m=1
2
Elmansyah, Kuliah Ilmu Kalam:Formula Meluruskan Keyakinan Umat Diera Digital (Pontianak: IAIN
Pontianak press, 2017), h. 145
5
5. Aliran Maturidiyah
bahwa pelaku dosa masih tetap sebagai mukmin karena adanya keimanan dalam
dirinya. Adapun balasan yang diperolehnya kelak bergantung pada apa yang
dosa besar di ampuni ia akan memasukkan ke nearaka, tapi tidak kekal didalamnya.
bahwa orang berdosa besar yaitu tidak kafir dan tidak kekal di dalam neraka
besar (selain syirik) tidaklah menjadikan seseorang kafir atau murtad. Menurutnya,
iman itu cukup dengan tashiq dan iqrar, sedangkan amalan adalah penyempurnaan
iman.3
Penganut syi’ah zaidiyah percaya bahwa orang yang melakukan dosa besar
akan kekal didalam neraka , jika ia belum taubat dengan taubat yang
sesungguhnya. Dalam hal ini syi’ah zaidiyah memang dekat dengan Mu’tazilah.
Ini bukan sesuatu yang aneh mengingat Washil bin Atha’, mempunyai hubungan
dengan zaid.
diantaranya:
1. Aliran Khawarij
Khawarij menetapkan dosa itu hanya satu macamnya,yaitu dosa besar agar
dengan demikian orang islam yang tidak sejalan dengan pendiriannya dapat
3
Nunu Burhanuddin, Ilmu Kalam Dari Tauhid Menuju Keadilan (Prenada Media, 2017), h. 131
6
diperangi dan dapat dirampas harta bendanya dengan dalih mereka berdosa dan
yang setiap berdosa adalah kafir. Mengkafirkan Ali, Ustman, orang-orang yang
terlibat dalam perang jamal dan orang-orang yang rela terhadap tahkim dan
Khawarij.4 Iman menurut Khawarij bukanlah tashiq. Dan iman dalam arti
mengetahui pun belumlah cukup. Menurut Abd.Aljabbar, orang yang tau tuhan
bagi mereka bukanlah tashiq,bukan pula ma’rifah tetapi amal yang timbul sebagai
akibat dari mengetahui tuhan tegasnya iman bagi mereka adalah pelaksanaan
perintah-perintah tuhan.
2. Aliran Murji’ah
keimanan terletak didalam kalbu. Oleh karena itu,segala ucapan dan perbuatan
seseorang yang menyimpang dari kaidah agama tidak berarti menggeser atau
berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir. Meskipun disiksa
dineraka,ia tidak kekal didalamnya bergantung pada dosa yang dilakunnya. Ciri
khas mereka lainnya adalah dimasukkannya iqrar sebagai bagian penting dari
4
Elmansyah, Kuliah Ilmu Kalam: Formula Meluruskan Keyakinan Umat Diera Digital (Pontianak:
IAIN Pontianak press, 2017), h. 146
7
3. Aliran Mu’tazilah
satu unsur terpenting dalam konsep iman. Aspek penting lainya dalam konsep
Mu’tazilah tentang iman adalah apa yang mereka identifikasikan sebagai ma’rifah
(pengetahuan dan akal). Ma’rifah menjadi unsur penting dari iman karena pandangn
diperoleh dengan erantaan akal dan segala kewajiban dapat diketahui dengan
yang cukup fatal. Hal ini hanya karena mutakallim (teolog) saja yang benar-benar
dapat menjadi orang yang beriman, sedangkan masyarakat awam yang mencapai
(mukmin) . Iman adalah tashdiq di dalam hati, ikrar dengan lisan dan di buktikan
4. Aliran Asy’ariyah
adalah tashdiq bil al janan (membenarkan dengan kalbu). Sedangkan qawl dengan
lisan dan melakukan berbagai kewajiban utama (amal bil arkan) hanya merupkan
furu’ (cabang-cabang) iman. Oleh sebab itu, siapaun yang membenarkan KE-esaan
Allah dengan kalbunya dan juga membenarkan utusan-utusan-Nya beserta apa yang
mereka bawa dari-Nya. Iman secara ini merupakan sahih. Dan keimanan seseorang
tidak akan hilang kecuali ia mengingkari salah satu dari hal-hal tersebut. Jadi Asy-
Syahrastani menempatkan ketiga unsur iman yaitu tashdiq,qawl dan amal pada
posisinya masing-masing.
8
5. Aliran Maturidiyah
sebagai bayangan dari iman. Jika bayangan itu hilang,esensi yang di gambarkan
oleh bayangan itu tidak akan berkurang. Sebaliknya dengan kehadiran bayang-
bayang (ibadah) itu, iman justru menjadi bertambah. Iman dan tashdiq dalam hati
dan diikrarkan dengan lidah,dengan kata lain,seseorang bisa disebut beriman jika ia
kepercayaannya itu dengan lidah. Konsep ini juga tidak menghubungkan iman
dengan amal perbuatan manusia. 5
5
https://kukarpdipm.blogspot.com/2020/03/makalah-perbandingan-pemikiran-kalam.html?m=1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ciri yang menonjol dari aliran Khawarij adalah watak ektrimitas dalam memutuskan
persoalan-persoalan kalam. Tak heran kalau aliran ini memiliki pandangan ekstrim pula
tentang status pelaku dosa besar. Kaum asy’ariyah membawa penyelesaian yang
mempunyai sifat.
Kaum Mu’tazilah berpendapat semua persoalan di atas dapat diketahui oleh akal
manusia dengan perantara akal yang sehat dan cerdas seseorang dapat mencapai makrifat
dan dapat pula mengetahui yang baik dan buruk. Bahkan sebelum wahyu turun, orang
sudah wajib bersyukur kepada Tuhan. Menjauhi yang buruk dan mengerjakan yang baik.
Menurut aliran Asy’ariyah sendiri tidak dapat diingkari bahwa Tuhan mempunyai
dan sebagainya, juga menyatakan bahwa ia mempunyai pengetahuan, kemauan, dan daya.
Menurut subsekte Murji’ah yang ekstrim adalah mereka yang berpandangan bahwa
keimanan terletak di dalam kalbu. Oleh karena itu, segala ucapan dan perbuatan seseorang
yang menyimpang dari kaidah agama tidak berarti menggeser atau merusak keimanannya,
bahkan keimanannya masih sempurna dalam pandangan Tuhan. Kehendak mutlak Tuhan,
menurut maturidiyah samarkand, dibatasi oleh keadilan Tuhan, Tuhan adil mengandung
arti bahwa segala perbuatan-Nya adalah baik dan tidak mampu untuk berbuat
serta tidak mengabaikan kewajiban-kewajiban hanya terhadap manusia. pendapat ini lebih
B. Implikasi
Berdasarkan materi di atas tentang perbandingan pemikiran kalam yang
diharapkannya pembaca mampu mengetahui dan memahami penyebab pelaku dosa besar,
9
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Nunu. Ilmu Kalam Dari Tauhid Menuju Keadilan. Prenada Media, 2017.
Elmansyah. Kuliah Ilmu Kalam:Formula Meluruskan Keyakinan Umat Diera Digital .
Pontianak: IAIN Pontianak press, 2017.
https://kukarpdipm.blogspot.com/2020/03/makalah-perbandingan-pemikiran-
kalam.html?m=1
10