Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TOKOH, LATAR BELAKANG DAN PEMIKIRAN KALAM MURJI’AH


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam
Dosen Pengampu : Bapak Syukron Ma’mun M, Pd

Disusun Oleh:

Ernisa Aulia sari : 22862321008


Hopipah : 22862321022
Rizky. A : 22862081057
Ulya Mar’atus shalihah : 22862081089
Annisa Fadilah : 22862083002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN


KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NASIONAL (IAIN) LAA ROIBA
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan
kemudahan dalam menyelesaikan tugas ini. Sholawat beserta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah Saw., keluarganya, sahabat, tabi’in, itbatabi’in dan kepada kita
sebagai umatnya yang semoga mendapatkan syafa’at darinya, Aamiin.

Kami bersyukur, karena telah menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penyusunan
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam program
sarjana mengenai “Tokoh, Latar Belakang Dan Pemikiran Kalam Murji’ah”.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu. Bapak Syukron Ma’mun, M. Pd
yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini serta rekan-rekan yang
telah berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan selanjutnya menjadi
lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bemanfaat bagi
pembaca.

Tangerang, 11 November 2022

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ..................................................................................................................... i


Daftar Isi ..............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................. 1

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Kalam Murji’ah....................................................................................... 2


B. Tokoh-Tokoh Kalam Murji’ah ................................................................................ 2
C. Latar Belakang Munculnya Kalam Murji’ah ............................................................ 4
D. Paham Murji’ah ........................................................................................................ 5

Bab III Penutup

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 7

Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalam Murji’ah merupakan salah satu aliran yang dipelajari dalam Teologi Islam.
Munculnya aliran ini dilatarbelakangi oleh persoalan politik, yaitu soal khalifah (kekhalifahan).
Setelah terbunuhnya khalifah Usman ibn Affan, umat Islam terpecah kedalam dua kelompok
besar, yaitu kelompok Ali dan Mu’awiyah. Kelompok Ali lalu terpecah pula kedalam dua
golongan yaitu golongan yang setia membela Ali (disebut Syiah) dan golongan yang keluar
dari barisan Ali (disebut Khawarij).

Ketika berhasil mengungguli dua kelompok lainnya, yaitu Syiah dan Khawarij dalam
merebut kekuasaan, kelompok Mu’awiyah lalu membentuk dinasti Umaiyah. Syiah dan
Khawarij bersama-sama menentang kekuasaannya. Syiah menentang Mu’awiyah karena
menuduh Mu’awiyah merebut kekuasaan yang seharusnya milik Ali dan keturunannya.

Sementara itu Khawarij tidak mendukung Mu’awiyah karena ia dinilai menyimpang dari
ajaran Islam. Dalam pertikaian antara ketiga golongan tersebut, terjadi ditengah-tengah suasana
pertikaian ini, muncul sekelompok orang yang menyatakan diri tidak ingin terlibat dalam
pertentangan politik yang terjadi. Kelompok inilah yang kemudian berkembang menjadi
golongan “Murji’ah”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kalam Murji’ah?

2. Siapa Saja Tokoh-Tokoh Kalam Murjia’ah?

3. Apa Yang Melatarbelakangi Munculnya Kalam Murji’ah

4. Paham Apa Saja Yang Ada Dalam Kalam Murji’ah

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Kalam Murji’ah

2. Untuk Mengetahui Tokoh-Tokoh Kalam Murji’ah

3. Untuk Mengetahui Dan Memahami Latar Belakang Kalam Murji'ah.

4. Untuk Mengetahui Dan Memahami Pemikiran Kalam Murji'ah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalam Murji’ah

Kata murjiah berasal dari suku kata bahasa arab "Rajaa" yang arti "kembali", dan mashdar-
nya adalah "al-irja". Kata "al-irja" memiliki dua pengertian, yaitu "al-takhir" (mengakhirkan)
dan "itha al-raja" (memberikan harapan).1 Pengertian yang disebut pertama memiliki korelasi
dengan kondisi kalam Murji'ah di mana mereka adalah orang-orang yang mengakhirkan
tindakan atau amal dari niat dan akad. Demikian juga pengertian yang disebut belakangan (i'tha
al-raja) dipandang sesuai dengan paham mereka yang menganggap "kemaksiat an tidak merusak
keimanan seseorang, sebagaimana kepatuhan tidak memberi manfaat bagi orang kafir".2

Kalam Murji'ah adalah kalam dalam Islam yang muncul dari golongan yang tak sepaham
dengan Khawarij. Ini tercermin dari ajarannya yang bertolak belakang dengan Khawarij. 3
Sehingga pengertian murjiah adalah penangguhan vonis hukuman atas perbuatan seseorang
sampai di pengadilan Allah SWT kelak. Jadi, mereka tidak mengafir- kan seorang Muslim yang
berdosa besar, sebab yang berhak menjatuh kan hukuman terhadap seorang pelaku dosa
hanyalah Allah, sehingga seorang Muslim, sekalipun berdosa besar, dalam kelompok ini tetap
diakui sebagai Muslim dan punya harapan untuk bertobat. Begitu juga. Kalam Murji'ah
merupakan kalam yang tidak sepaham dengan Syi'ah,"4 sebab bagi kalangan yang disebut
pertama Murji'ah artinya "mengakhirkan Ali bin Abi Thalib dari tingkatan pertama ke tingkatan
keempat dilihat dari keutamaan para sahabat yang empat.

B. Tokoh-Tokoh Kalam Murji’ah

Pemimpin utama Madzhab murji’ah ialah Hasan ibn Bilal Al Muzni, Abu Salat As-
Sammam dan Dirar ibn Umar. Untuk mendukung perjuangan pendapat Murji’ah ini pada

1 Kata "al-trja berarti memberi harapan dan mengakhirkan, yakni "arjaituhi wa arjatuha Lihat, al-Imam Abd al-Qahir bin
Thahir bin Muhammad al-Bagdadi, Al Farqu baina al-Firaq, Beirut. Dar al Marifah, 2008. Cet. IV. him. 187
2 Abu al-Fath Muhammad Abdul Karim bin Abi Bakr Ahmad al Syahrasytani
(479-548 11), al-Milal wa al-Nihal, Beil 2 Dar al-Fikr, 2008, hlm. 112.
3 Al-Syahrastini, al-Milal... hlm. 112
4 Al-Syahrastini, al Milal him, 112

2
masa Umayyah telah muncul sebuah syair yang5 terkenal tetang i’tikad dan
keyakinan Murji’ah yang di gubah oleh Tsabiti Quthnah.

Dari segi politik, Murji’ah sangat menguntungkan pada khalifah, semasa


Bani Umaiyyah karena dengan dogma mereka dapat mencegah pemberontakan terhadap
pemerintah. Dalam proses perkembangan selanjutnya terjadi perpecahan dan perbedaan
pendapat, ada yang moderat ada pula yang ekstrim. Dalam Murji’ah tidak terdapat aliran atau
sekte dalam arti yang sebenarnya, yang ada hanya pendapat pribadai yang didukung oleh orang
lain.

Murji’ah yang moderat antara lain Hasan ibn Muhammad ibn Abi Thalib antara lain
berpendapat walau bagaimanapun besar dosanya, kemungkinan pengampunan Tuhan
masihada. Dan yang ekstrim antara lain Al-Jahmiyah, As-Sahalihiyah, Al-Yunusiy .Al-
Ubaidiyah dan Al-Hasaniyah. Pandangan tiap-tiap kelompok menjelaskan seperti berikut :

1. Jahmiyah, kelompok jahm bin shafwan dan para pengikutnya berpandangan bahwa
orang yang perca ya kepada Tuhan kemudian menyatakan kekufurannya secara lisan, tidaklah
menjadi kafir karena iman dan kufur bertempat didalam hati bukan pada bagian lain dalam
tubuh manusia.
2. Syalihiyah, kelompok Abu Hasan Ash-Shalihi, berpendapat bahwa iman adalah
pengetahuan Tuhan, sedangkan kufur adalah tidak tahu Tuhan. Sholat bukan merupak ibadah
kepada Allah yang dimaksud ibadah adalah iman kepada–Nya dalam arti mengetahui Tuhan.
Begitu pula dengan zakat, puasa dan haji bukanlah ibadah, melaikan sekedar menggambarkan
kepatuhan.
3. Yunusiyah dan Ubaniyah melontarkan pernyataan bahwa melakukan maksiat atau
perbuatan jahat tidaklah merugikan orang yang bersangkutan. Dalam hal ini, Muqatil bin
Sulaiman berpendapat bahwa berbuat jahat, banyak atau sedikit, tidak merusak iman seorang
sebagai musyrik (polytheist).
4. Hasaniyah menyebutkan bahwa jika seorang mengatakan bahwa “saya tahu Tuhan
melarang makan babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing
ini”. Maka orang tersebut tetap mukmin, bukan kafir, begitu pula orang mengatakan “saya tahu
Tuhan mewajibakn naik haji ke Ka’bah, tetapi saya tidak tahu apakah Ka’bah di India atau
tempat lain?

5 Yusran Asmuni, ilmu tauhid (cv pedoman ilmu jaya jakarta kramat jaya 3 j)

3
Asy Syahratsani membagi kelompok-kelompok pendapat Murji’ah itu kepada empat, yaitu :

1. Murji’ah Khawarij
2. Murji’ah Qodariyah
3. Murji’ah Jabariyah
4. Murji’ah Asli

Secara fisik Murji’ah lenyap bersama turunnya Bani Ummayah. Namun dalam sejarah
perkembangannya cukup banyak mengisi lembaran sejarah. Dalam politik mereka sebagai
moderator yang tidak mudah apriori dan dalam teologi termasuk orong yang berhati-hati dalam
menghukum orang sebagai kafir.6

C. Latar Belakang Munculnya Kalam Murji’ah

Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, yaitu di saat terjadinya per golakan di kalangan
umat Islam menjadi persoalan krusial yang mela- hirkan aliran Murji'ah. Dalam hal ini,
perjuangan politik untuk mere- but kekuasaan selalu dibingkai dengan ajaran agama. Agama
menjadi payung pelindung, baik bagi kelompok yang menang demi untuk mempertahankan
kekuasaannya, maupun kelompok yang kalah untuk menyerang lawan-lawan politiknya. Dari
sini dapat dikatakan mazhab aliran Kalam dalam Islam lahir dari konflik politik yang terjadi di
kalangan umat Islam sendiri, untuk kepentingan dan mendukung politik masing-masing
kelompok. Tidak jarang ulama dari kedua kelompok itu pun memproduksi Hadits-hadits palsu
dan menyampaikan fatwa- fatwa keberpihakan. Adanya keberpihakan kelompok pada
pertentang an tentang Ali bin Abi Thalib, remunculkan kelompok lainnya yang menentang dan
beroposisi terhadapnya. Begitu pula terdapat orang- orang yang netral, baik karena mereka
mengganggap perang saudara ini sebagai fitnah (bencana) lalu mereka berdiam diri, atau
mereka bimbang untuk menetapkan haq dan kebenaran pada kelompok yang ini atau itu.7
Golongan Murji'ah pertama kali muncul di Damaskus pada peng hujung abad pertama
Hijriah. Murji'ah pernah mengalami kejayaan yang cukup signifikan pada masa Daulah
Umayah, namun setelah runtuhnya Daulah tersebut, golongan Murji'ah ikut redup dan ber-
angsur-angsur ditelan zaman, hingga kini aliran tersebut sudah tidak terdengar lagi. Namun

6 Badri ,ketentuan akad dalam islam(jakarta pustaka 2011


7 Abul Als al Maududi, Khilafah dan Kerajaan, Bandung Kharisma, 2007,
hlm. 253

4
demikian, sebagian pahamnya masih ada dan diikuti oleh sebagian orang, sekalipun
bertentangan dengan Al-Qur'an dan Sunnah.

Aliran Murji'ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang ti dak mau terlibat dalam
upaya kafir megafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagaimana hal itu
dilakukan oleh aliran Kha- warij Kaum Murji'ah muncul setelah adanya pertentangan politik
da- lam Islam dengan gaya dan corak tersendiri. Mereka bersikap netral, tidak berkomentar
dalam praktik kafir/mengkafirkan bagi golongan yang bertentangan. Mereka menangguhkan
penilaian terhadap orang- orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu di hadapan Tuhan,
kare- na bagi mereka Tuhan-lah yang mengetahui keadaan iman seseorang. Demikian pula
orang Mukmin yang melakukan dosa besar itu diang gap Mukmin, sebab orang Mukmin yang
melakukan dosa besar itu di anggap tetap mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi
Mu- hammad sebagai Rasul-nya.8

D. Paham Murji’ah

Secara umum, paham-paham Murji'ah dapat dilihat dari beberapa pendapatnya, sebagai
berikut:

1. Rukun iman9 ada dua yaitu: iman kepada Allah dan iman kepada utusan Allah.

2. Orang yang berbuat dosa besar tetap Mukmin selama ia telah beriman, dan bila meninggal
dunia dalam keadaan berdosa, maka segala ketentuannya tergantung Allah di akhirat kelak.

3. Perbuatan kemaksiatan tidak berdampak apa pun terhadap seseorang bila telah beriman,10
Selama meyakini dua kalimat syaha- dat, seorang Muslim yang berdosa besar tak dihukum
kafir. Hu- kuman terhadap perbuatan manusia ditangguhkan, artinya hanya Allah yang berhak
menjatuhkannya di akhirat. Ini berarti dosa sebesar apa pun tidak dapat memengaruhi keimanan
seseorang dan keimanan tidak dapat pula memengaruhi dosa.

8 Bagi kalangan Murji'ah, orang Mukmin sekalipun melakukan dosa besar masih tetap mengucapkan dua kali
syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu orang tersebut masih tetap Mukmin, bukan kafir.
Alasan Murji'ah menganggapnya tetap Mukmin, sebab orang Islam yang berbuat dosa besar tetap mengakui
bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasulnya.
9 Pengakuan iman cukup hanya dalam hati. Menurut pengikut golongan ini sese- orang tak dituntut
membuktikan keimanan dalam perbuatan sehari-hari, karena iman berada dalam hati. Ini tentunya merupakan
sesuatu yang janggal dan sulit diterima oleh ajaran Islam yang benar, karena iman dan amal perbuatan dalam
Islam merupakan satu kesatuan.
10 Adagium yang sangat terkenal di kalangan Murji'ah adalah "La tadhurru maa al-iman ma'shiyyah, kama la
tanfa'u maa al-kufri thaah: kemaksiatan tidak merusak keimanan seseorang, sebagaimana kepatuhan tidak
memberi manfaat bagi orang kafir. Lihat, al-Syahrastani, al-Milal...., hlm. 112.

5
4. Perbuatan kebajikan tidak berarti apa pun apabila dilakukan di saat kafir. Ini berarti
perbuatan-perbuatan "baik" tidak dapat menghapuskan kekafirannya dan bila telah Muslim
tidak juga bermanfaat, karena melakukannya sebelum masuk Islam.11

5. Golongan Murji'ah tidak mau mengafirkan orang yang telah ma- suk Islam, sekalipun orang
tersebut zalim, berbuat maksiat dan lain-lain, sebab mereka mempunyai keyakinan bahwa
perbuatan dosa sebesar apa pun tidak memengaruhi keimanan seseorang se lama orang tersebut
masih Muslim, kecuali bila orang tersebut te lah keluar dari Islam (Murtad), maka telah
berhukum kafir.

6. Aliran Murji'ah juga menganggap bahwa orang yang lahirnya ter lihat atau menampakkan
kekufuran, namun bila batinnya tidak. maka orang tersebut tidak dapat dihukum kafir, sebab
penilaian kafir atau tidaknya seseorang itu tidak dilihat dari segi lahirnya. namun bergantung
pada batinnya. Sebab ketentuan ada pada I’tiqad seseorang dan bukan segi lahiriahnya.

11 Dalam perspektif Murji'ah, seseorang yang memiliki karya monumental, semi- sal Thomas Alfa Edison,
penemu bola lampu, maka kebaikannya tidak dianggap sebagai sebuah "kebaikan" jika Edison itu kafir. Demikian
juga, seorang raja Mukmin lim, maka kezalimannya dipandang tidak akan merusak keimanannya. Hal ini karena
iman adalah satu perkara dan dosa adalah perkara yang lain.

6
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kata murji'ah berasal dari suku kata bahasa arab “Rajaa” yang berarti “kembali”, dan

mashdarnya adalah “al-irja”. Kata “al-irja” saya suka dua pengertian, yaitu “al-ta'khir”

(mengakhirkan) dan “I'tha al-raja” (memberikan harapan). Kalam Murji'ah adalah dalam Islam

yang muncul dari golongan yang tak sepaham dengan Khawarij. Ini dari ajarannya yang

bertolak belakang dengan Khawarij. Dalam kalam Mur ji'ah orang mukmin yang melakukan

sabesar itu dianggap tetap mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad

sebagai Rasul-nya. Dengan kata lain bahwa orangmukmin sekalipun melakukan dosa besar

masih tetap berpikir dua kalimat syahadat yang menjadi dasar utama keimanan.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id/books?id=fMKiDwAAQBAJ&pg=PR12&dq=LATAR+BEL
AKANG+ALIRAN+MURJIAH&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwiLmLaI6Lf7AhU8TWwGH
XJhDncQ6AF6BAgDEAI#v=onepage&q=LATAR%20BELAKANG%20ALIRAN%20MU
RJIAH&f=false.
http://desianggara23.blogspot.com/2015/12/aliran-dan-tokoh-tokoh-murjiah.html.

Anda mungkin juga menyukai