Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Ilmu Kalam
Dosen pengampuh : H. Heri Purnama, M.Pd.I

Oleh :
1. Abdul Rohman (20211011081)
2. Farid Abdurrasyid (20211011057)
3. Novan Erlangga Agustin (20211011103)
4. Ridwan Nugraha (20211011056)

KELAS C
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU KEISLAMAN
UNIVERSITAS ISLAM AL – IHYA KUNINGAN (UNISA)
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya

tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada nabi kita yaitu Nabi Muhammad

SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhiran nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,

baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk

menyelesaikan pembuatan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu kalam

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun

mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini

nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak

kesalahan pada makalah ini mohon maaf yang sebesar-besarnya

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kuningan,14 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Maksud Dan Tujuan ...................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan lahirnya Khawarij dan Murjia’ah .................. .......... 3

2.2 Ajaran pokok dan perbandingan aliran khawarij dan murjiaah dalam
sejarah islam ....................................................................................... 5

BAB III: PENUTUPAN

3.1 kesimpulan .................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Khawarij adalah secara harfiyah berarti mereka yang keluar secara umum yang

mencakup sejumlah aliran dalam islam yang awalnya mengakui kekusasan Ali Bin Abi

Thalib, lalu menolaknya. Secara Terminologi Disebut khawarij di sebabkan karena keluarnya

mereka dari dinul islam dan pemimpin kaum muslimin awal mula keluarnya mereka dari

kepemimpinan – kepemimpinan kaum muslimin yaitu pada khalifah Ali Bin Abi Thalib

karena tidak sepemahaman terhadap keputusan Ali bin Abi Thalib yang menerima Arbitrase

(Tahkim) dan kemudian kedua utusan bermusyawarah dan berkumpul di suatu tempat yang

disebut khouro dan mereka juga disebut golongan Al - khoruriyyah.

Murjiaah adalah adalah golongan yang terdapat dalam islam yang muncul dari

golongan yang tak sepaham dengan khawarij. Ini tercermin dari ajarannya yang bertolak

belakang dengan khawarij. Pengertian murjiaah sendiri berasal dari kata Arja’a yaitu

menunda atau menangguhkan keputusan atas perbuatan seseorang sampai di pengadilan

Allah SWT. Dan munculnya murjiaah di sebabkan persoalan-persoalan politik terutama

masalah khilafah yaitu siapa yang paling berhak menggantikan posisi utsman bin affan

sebagai khalifah setelah beliau terbunuh dan persoalan ini tetalah menyebabkan timbulnya

perpecahan dan pertentagan dalam islam.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, penulis membuat rumusan masalah

sebagai berikut

1.1.1 Sejarah perkembangan lahirnya khawarij dan murjiaah

1.1.2 Ajaran pokok dan perbandingan aliran khawarij dan murjiaah dalam sejarah islam

1.3 Maksud Dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1.1.3 Dapat mengetahui Sejarah perkembangan lahirnya khawarij

1.1.4 Dapat mengetahui Ajaran pokok dan perbandingan aliran khawarij dan murjiaah

dalam sejarah islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Lahirnya Khawarij Dan Murjia’ah

2.1.1 Khawarij
Asal mulanya kaum Khawarij adalah orang yang mendukung Sayyidina Ali. Akan
tetapi, akhirnya mereka membencinya karena dua anggota lemah dalam menegakkan
kebenaran, mau menerima tahkim yang sangat mengecewakan, sebagaimana mereka juga
membenci Mu‟awiyah karena melawan Sayyidina Ali Khalifah yang sah.
Munculnya nama golongan Khawarij adalah setelah peristiwa tahkim, yaitu sebagai
upaya menyelesaikan peperangan antara Ali bin Abi Thalib disatu pihak dengan Mu‟awiyah
dipihak lain. Peperangan kedua pihak itu terjadi disebabkan Mu‟awiyah pada akhir 37 H,
menolak mengakui kekholifahan Ali bin Abi Thalib. Karena setelah Ali bin Abi Thalib
memindahkan ibu kotanya al Kufah. Setelah adanya penolakan tersebut Mu‟awiyah segera
menghimpun pasukannya untuk menghadapi kekuatan Ali sehingga pecahlah peperangan
Siffin pada tahun 37 H/ 658 M.

Dalam peperangan ini tentara Ali di bawah pimpinan Malik al-Asytar hamper
mencapai titik kemenangannya, yaitu tentara Ali dapat mendesak tentara Mu‟awiyah. Dan,
melihat pasukannya terdesak mundur „Amru bin Asy panglima tertinggi pasukan Mu‟awiyah
memerintahkan pasukannya mengangkat tinggi-tinggi al-Qur‟an dengan ujung tombak
sambil berkata al-Qur‟an yang akan menjadi hakim diantara kita. Marilah kita bertahkim
dengan kitabullah. Kemudian Ali mendapat desakan dari pimpinan-pimpinan pasukannya
agar mau menerima ajakan tersebut sehingga pun tidak bisa berbuat apa-apa selain
mengabulkan permintaannya untuk menerima.

Sebagai realisasi dari diterimanya perjanjian tersebut dalam Encyclopedie of Islam


yang isinya sebagai berikut: “suatu perjanjian telah direncanakan di Siffin pada Safar 37 H/
657 M. dan telah ditunjukkan dan dijelaskan dalam tahkim itu dua orang sebagai perantara
yaitu Abu Musa al-Asy‟ari dan Ali dan Amr Ibnu alAsy untuk Mu‟awiyah yang akan
mengumumkan keputusan mereka pada tempat yang mereka telah tentukan yaitu di tengah
antara Syiria dan Iraq”. Tetapi sebagaian di antara pasukan Sayyidina Ali ada yang tidak suka
menerima ajakan tahkim itu, karena mereka menganggap bahwa orang yang mau berdamai
ketika pertempuran adalah orang yang ragu akan pendiriannya dalam kebenaran peperangan
yang ditegakkannya. Hukum Allah sudah nyata kata mereka. Siapa yang melawan Khalifah

3
yang sah harus diperangi. “kita berperang guna menegakkan kebenaran demi keyakinan
kepada agama kita. Kenapa kita mau berhenti perang sebelum mereka kalah”, kata mereka.
Akhirnya kaum ini membenci Ali r.a. karena dianggap lemah dalam menegakkan kebenaran,
sebagaimana mereka membenci Mu‟awiyah karena melawan Khalifah yang sah. Kaum inilah
yang dinamakan Khawarij, kaum yang keluar dan memisahkan diri dari Ali.

2.1.2 Murji’ah

Kata murji’ah berasal dari kata Arab arja’a yang artinya bisa bermacam-macam yaitu:
 Menunda (menangguhkan),
 Memberi harapan 
 Mengesampingkan.
Murji’ah dalam arti menunda (menangguhkan) maksudnya adalah bahwa dalam
menghadapi sahabat-sahabat yang bertentangan, mereka tidak mengeluarkan pendapat siapa
yang bersalah, tetapi mereka menunda dan menangguhkan penyelesaian persoalan tersebut di
hari akhirat kelak di hadapan Allah Swt.
Murji’ah  dengan arti memberi harapan, maksudnya adalah bahwa orang-orang islam
yang berbuat dosa besar tidak menyebabkan mereka menjadi kafir. Mereka tetap mukmin dan
tetap mendapatkan rahmat Allah meskipun mereka harus masuk lebih dahulu dalam neraka
karena perbuatan dosanya. Namun murji’ah diberikan untuk golongan ini karena mereka
memberi pengharapan bagi orang yang berdosa besar untuk masuk surga.
Sedangkan murji’ah dalam pengertian mengesampingkan maksudnya adalah bahwa
golongan ini menganggap yang penting dan di utamakan adalah iman, sedangkan amal
perbuatan hanya merupakan soal kedua, yang menentukan mukmin atau kafirnya seseorang
adalah imannya bukan perbuatannya. Dengan demikian, iman lebih penting dibandinkan
perbuatan, sedangkan perbuatan dikesampingkan.
Aliran ini di sebut murji’ah karena menunda penyelesaian permasalahan antara Ali
ibn Abi Thalib dan Muawiyyah Ibn Abi Sufyan dan Khawarij ke hari perhitungan di akhirat
nanti. Aliran ini menyatakan bahwa orang yang berdosa tetap mukmin selama masih beriman
kepada Allah SWT dan Rasul Nya. Sedangkan orang yang melakukan dosa besar, orang
tersebut di akhirat baru ditentukan hukuman nya.
Aliran ini muncul dilatarbelakangi oleh persoalan politik, yaitu soal khilafah
(kekhalifahan). Setelah terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan, umat islam pada masa itu
terpecah kedalam tiga kelompok yaitu golongan Khawarij, Syiʻah dan Muawiyah. Dalam
merebut kekuasaan, kelompok muawiyyah membentuk Dinasti Umayyah. Syiʻah dan

4
Khawarij sama-sama menentang kekuasaannya. Syiʻah menentang Muawiyyah karena
menuduh Muawiyyah merebut kekuasaan yang seharusnya milik Ali dan keturunannya.
Sementara itu Khawarij tidak mendukung muawiyyah karena ia dinilai menyimpang dari
ajaran islam. Dalam pertikaian antara ketiga golongan tersebutlah terjadi saling
mengkafirkan, sampai akhirnya muncul sekelompok orang yang menyatakan diri tidak ingin
terlibat dalam pertentangan politik yang terjadi. Kelompok inilah yang kemudian
berkembang menjadi golongan Murji’ah.
Seperti arti dari murji’ah yang ketiga adalah mengesampingkan, jadi golongan
murji’ah berpendapat bahwa yang terpenting dalam kehidupan beragama adalah aspek iman
dan kemudian amal. Walaupun seseorang telah melakukan dosa besar, selama masih
meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusanNya, maka ia tetap
dianggap mukmin bukan kafir, adapun mengenai dosa yang dilakukannya terserah Allah akan
diampuni atau tidak, pendapat ini menjadi doktrin ajaran murjiah, dan pendapat ini
berlawanan dengan pendapat kaum khawarij yang menyatakan bahwa orang yang berdosa
besar adalah kafir.
Pendapat yang seperti ini dapat disimpulkan bahwa yang terpenting dan yang paling
diutamakan bagi golongan murji’ah adalah iman, sedangkan perbuatan merupakan soal
kedua. Jadi, yang menentukan seseorang itu mukmin atau kafir adalah kepercayaan atau
keimanannya saja, dan bukan perbuatan dan amalannya. Akibat dari pendapat yang demikian
yang menganggap bahwa perbuatan itu tidak penting membawa golongan murjiah ini
kedalam beberapa paham-paham yang ekstrim.
2.2 Ajaran pokok dan perbandingan aliran khawarij dan murjiaah dalam sejarah
islam

2.2.1 Ajaran Pokok Khawarij


Golongan khawarij mucul karena masalah politik, namun dalam perkembangan
berikutnya mereka banyak membicarakan masalah theologi, sehingga mereka tergolong ke
dalam suatu aliran dalam ilmu kalam. Sekalipun khawarij sudah terbagi menjadi beberapa
sekte dan mempunyai dokrin yang berbeda. Dalam berbagai referensi ajaran-ajaran pokok
aliran khawarij berkisar mengenai soal-soal khalifah (politik ketatanegaraan), dosa besar,
khafir dan amal perbuatan umat Islam.
a. Khalifah atau kepala pemerintahan umat Islam, tidak mesti orang yang berasal dari suku
Quraisy, dapat dipilih siapa saja dari umat Islam yang mampu dan sanggup berlaku adil, jika
tidak mampu wajib dijatuhkan. Selain itu khalifah tidak bersifat turun temurun. Seperti yang

5
ditulis Harun Nasution, kaum khawarij memang mempunyai pendapat yang berlainan dengan
pendapat yang dianut pada masa itu yaitu khalifah haruslah berasal dari kalangan Quraisy.
Pendapat ini kemudian menjadi teori ketatanegaraan yang dianut oleh ahli sunnah. Ahmad
Amin juga menemukakan hal yang sama, bahwa posisi khalifah itu bukan hanya hak khusus
suku Quraisy, semua umat Islam mempunyai peluang untuk itu.
b. Orang Islam yang membuat dosa besar, menjadi khafir. Dosa besar yang dimaksud kaum
khawarij yaitu orang yang ber-tahkim tidak dengan al-Qur’an, tak sepaham dengan mereka,
berzina, memakan hak anak yatim dan lain-lain
c. Untuk menentukan kafir atau tidaknya seorang Islam terletak pada amal perbuatannya.
Menurut kaum khawarij, sungguhpun seseorang telah mengucapkan dua kalimat syahadat,
tetapi kemudian melanggar ketentuan agama, maka orang seperti itu tetap dihukum kafir. Hal
itu sejalan dengan apa yang ditulis Ahmad Amin, bahwa tiada tuhan selain Allah dan
Muhammad itu adalah utusan-Nya kemudian orang yang itu tidak mengamalkan ketentuan-
ketentuan agama, maka orang tersebut bagi mereka telah menjadi khafir.
2.2.2 Ajaran Pokok Murjia’ah

Secara garis besar, ajaran-ajaran pokok Murji'ah adalah:


a. Pengakuan iman cukup hanya dalam hati. Jadi pengikut golongan ini tak dituntut
membuktikan keimanan dalam perbuatan sehari-hari. Ini merupakan sesuatu yang janggal
dan sulit diterima kalangan Murji'ah itu sendiri, karena iman dan amal perbuatan dalam Islam
merupakan satu kesatuan yang harus selaras dan berkesinambungan.
b. Selama meyakini 2 kalimah syahadat, seorang Muslim yang berdosa besar tak dihukum
kafir. Hukuman terhadap perbuatan manusia ditangguhkan, artinya hanya Allah yang berhak
menjatuhkannya di akhirat.

Perbandingan antara Khawarij dan Murjia’ah sudah bisa kita liat dari ajaran pokoknya
sudah terlihat jelas perbandingannya khawarij yang terkenal dengan sangat mudah mengkafir
seseorang yang di karenakan salah sedikit dalam perbuatannya sedangkan aliran murjia’ah
segelah perbuatan manusia itu di tangguhkan atau di serahkan hukumannya itu kepada Allah
SWT.

6
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Khawarij dan Murjia’ah memiliki perbedaan masing – masing dari segi kepercayaan,
Pengetahuan ilmu, ajaran – ajaranya dan yang lainnya juga karena itu perbeedaan tersebut
menjadikan bagian khazanah intelektual islam dan untuk menyikapi hal perbedaan tersebut
kita harus menerapkan dalam diri kita sikap toleransi terhadap sesama muslim tidak mencela
bahkan jangan sampai saling menjatuhkan sesama muslim.

7
DAFTAR PUSTAKA

 file:///C:/Users/ADMIN/Downloads/1597-3378-1-SM%20(1).pdf
 https://zilfaroni.dosen.iain-padangsidimpuan.ac.id/2016/02/khawarij-dan-murjiah.html
 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Murji%27ah
 http://khazanah-keislaman.blogspot.com/2015/09/makalah-sejarah-lahirnya-aliran-
murjiah.html

Anda mungkin juga menyukai