Oleh:
Anis Khoiru Rosyidah NIM: 202044510102
Siti Inayah Wulandari Nur NIM: 202044510114
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAM ISLAM AL-FALAH AS-SUNNIYYAH
KENCONG JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
i
Halaman
SAMPUL ...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .............................................................................................................. 3
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................. 4
1
2
2.1 Definisi dan Sejarah Munculnya Khawarij ........................................................ 4
2.2 Ajaran Pokok Khawarij ...................................................................................... 6
2.3 Sekte-Sekte Khawarij ......................................................................................... 7
2.4 Definisi dan Sejarah Munculmya Murji‟ah ....................................................... 10
2.5 Ajaran-Ajaran Pokok Murji‟ah ........................................................................... 13
2.6 Sekte-Sekte Murji‟ah .......................................................................................... 14
BAB III. PENUTUP ..................................................................................................... 18
3
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
golongan ini akhirnya terpecah ke dalam beberapa sekte yang kebanyakan
menyimpang dari akidah Islam yang sebenarnya.
Kondisi tersebut sangat berkaitan dengan lahirnya Murji'ah. Tegasnya, persoalan
khilafah yang terjadi setelah terbunuhnya ' Utsman bin ' Affan membawa perpecahan
di kalangan umat Islam. Umat Islam terpecah ke dalam tiga golongan, yaitu : (1)
golongan yang tetap setia kepada Ali yang kemudian dikenal dengan nama Syi‟ah,
(2) golongan yang keluar dari kelompok 'Ali yang dinamakan dengan khawarij, dan
(3) golongan Mu'awiyah yang akhirnya membentuk Dinasti Bani Umaiyah yang
membawa sistem kerajaan dalam Islam.
Di antara ketiga golongan tersebut, pertentangan antara golongan khawarij dan
syi‟ah akhirnya menimbulkan suatu aliran yang netral dan tidak memihak kepada
salah satu kelompok. Mereka ini kemudian dikenal dengan nama Murji‟ah. Aliran ni
dipelopori oleh Ghailan al-Dimasyqi.
Dalam perkembangannya, kedua aliran ini memiliki paham atau ajaran pokok
yang sangat berbeda satu sama lain. selain tu, karena beberapa faktor yang
mempengaruhi maka kedua aliran ini terpecah dalam beberapa sekte. Oleh karena itu,
dalam makalah ini akan dicoba untuk memaparkan tentang aliran pokok dan sekte-
sekte yang terdapat dalam aliran khawarij dan murji‟ah.
Khulafa Ar asyidin maupun pemimpin yang ada pada setiap zaman disebut
dengan khariji. Disamping itu, ada juga yang berpendapat bahwa pemberian nama
khawarij tersebut didasarkan pada surat An-Nisa‟ ayat 100.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan umum dan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu:
a. Agar kami mendapatkan nilai dari tugas dosen mata kuliah.
b. Mengetahui sejarah munculnya Khawarij dan Murji‟ah
c. Untuk mengetahui pengertian tentang Khawarij dan Murji‟ah
2
d. Mengetahui sekte-sekte Khawarij dan Murji‟ah
e. Mengetahui ajaran pokok Khawarij dan Murji‟ah.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
a. Guna menambah wawasan para mahasiswa mengenai materi yang dibahas dalam
makalah ini.
b. Meningkatkan keterampilan para mahasiswa dalam membuat makalah dengan
benar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Khawarij ialah mereka yang Dengan menyetujui arbitrasi ini, Ali melakukan dosa
besar karena mengingkari ayat-ayat Allah, dan oleh sebab itu, mengeluarkan
dirinya sendiri dari masyarakat sejati orang beriman. keluar daripada berada di
tengah-tengah orang-orang yang tidak beriman, melakukan hijrah di jalan Allah
dan Rasul-Nya, iaitu memutuskan semua wilayah sosial dengan orang-orang yang
tidak beriman.
2. Khawarij adalah mereka yang keluar atau membuat pemisahan dari kelompok Ali.
3. Khawarij ialah mereka yang telah pergi keluar untuk memerangi Ali di dalam
suasanapemberontakan terhadapnya.
4. Khawarij ialah mereka yang keluar dan berperan aktif di dalam berjihad, yang
berlawanan dengan mereka yang hanya duduk di dalam dua kelompok, dan
konsep khuruj ialah keluar dan qu’ud hanya duduk diam, adalah berbeda
(berlawanan) di dalam Al-Qur‟an.
Sesudah itu mereka memasuki sebuah kampung tidak jauh dari Kufah,iaitu
kampung Harura. Kemudiannya mereka digelar dengan Haruri sebagai sempena
nama kampung tersebut. Golongan Sunni mengembalikan gelaran mereka sebagai
Haruri karena pertemuan mereka yang pertama terjadi di sana. Namun sebutan atau
gelar itu kurang tepat (akurat); adalah benar bahwa setiap Haruri mestilah Khariji,
tetapi tidak setiap Khariji adalah Haruri. Golongan mereka juga dinamakan
Muhakkimah, satu gelaran sempena dari slogan mereka yang berbunyi, “La tahkima
illa minallah”.
Maka kedua-dua nama inilah kerapkali ditujukan kepada golongan Khawarij.
Mereka telah melantik Abdullah bin Wahab al-Rasibi menjadi ketua mereka. Nama
Khawarij juga adalah sempena dari tindakan mereka yang telah keluar خرجواdari
golongan Ali serta sahabat-sahabatnya. Tetapi sebagian mereka mengatakan, nama
Khawarij adalah sempena dari perjuangan mereka yang telah keluar untuk berjihad
karena agama Allah, atau juga sempena dari firman Allah yang artinya: “Sesiapa
5
keluar dari rumahnya berhijrah karena agama Allah serta Rasul-Nya, dan kemudian
mati, niscaya mendapat pahala dari Allah”. (Q.S. Al-Baqarah [2] : 207.
Gelaran atau sebutan yang ditujukan kepada golongan mereka dapat diterima
oleh Khawarij, namun mereka secara konsisten menolak untuk disebut atau
dinamakan sebagai al- Mariqa (orang yang ingkar), karena maksud dan tujuan
mereka keluar dari golongan muslim lain terutama Ali dan para sahabatnya, adalah
untuk mereformasi tidak hanya semata-mata pemberontakan saja.
6
demikian. ia menjadi kafir. Sedangkan kafir menurut mereka adalah
pengingkaran terhadap adanya Allah dan Rasul-Nya serta berbuat dosa besar.
Agaknya kedua perma- salahan inilah yang menjadi polemik
berkepanjangan di dalam tubuh golongan Khawarij. terlihat bahwa mereka
menganggap segala sesuatu yang tidak mereka sukai sebagai sebuah dosa besar
dan pelakunya dihukum kafir. Dalam perkembangan selanjutnya. Per- bedaan
paham di antara mereka dalam menyikapi kedua per- masalahan di atas akhirnya
men- jadikan mereka terpecah-pecah menjadi beberapa sub sekte yang masing-
masingnya mempunyaipendapat tersendiri.
10
Benih ide-ide munculnya Murji‟ah sebagaimana halnya dengan Khawarij pada
mulanya berkaitan soal politik (Harun Nasution : 1986:22) atau lebih tepatnya
berkaitan dengan masalah khilafah yang menimbulkan pertikaian dikalangan umat
muslim. Khususnya yang terjadi saat itu di Madinah setelah munculnya peristiwa
pemberontakan yang datang dari Mesir sehingga menyebabkan terbunuhnya Khalifah
Usman Ibn Affan pada tahun 35 H atau tepatnya tanggal 17 Juni 856 M (Mahmud
Nasir, 1988:192) seandainya tidak muncul persoalan khilafah tersebut, maka
kemunculan Khawarij dan Syi‟ah dikemudian hari tidak akan ada. Demikian pula
kalau tidak muncul persoalan khilafah maka tidak akan ada faham dan aliran
Murji‟ah. Terbunuhnya Khalifah Usman Ibnu Affan menimbulkan berbagai dampak
sosial, politik dan teologi yang hebat dikalangan umat Islam. Terlebih setelah
diketahui bahwa yang telah membunuh Usman bin affan adalah Muhammad ibn Abi
akar yang pernah menjadi anak angkat dan dikemudian hari menjadi Gubernur Mesir
Nasution:1986:5) peristiwa ini mengundang terjadinya berbagai masalah dan
pertikaian baik yang berkaitan dengan terjadinya perpecahan antar ummat Islam
waktu itu memancing timbulnya benih-benih perebutan kekuasaan, munculnya
perang saudara dan bahkan lebih jauh lagi membuat spektrum Islam mengalami
kemunduran.
Menurut Muhammad Abu Zahrah ( cairo:tt 132) pada saat berkecamuknya
pertikaian setelah wafatnya Usman Ibn Affan waktu itu telah muncul sekelompok
orang yang cenderung memiliki sikap tidak mau ikut melibatkan diri ke dalam
pertikaian. Diantaranya orang-orang tersebut adalah Abu Bakrah, Abdullah Ibnu
Umar, Saad Ibn Waqash, Imran Ibn Husain. Selanjutnya menurut Abu Zahrah sikap
tidak mau melibatkan diri dalam pertikaian muncul pula dari sekelompok orang yang
baru saja pulang dari medan perang memasuki Madinah setelah terjadinya peristiwa
pemberontakan dan terbunuhnya Usman. Perbincangan yang terjadi pada kelompok
itu digambarkan oleh Ibn Asakir sebagai berikut: “Kami kembali pulang ke rumah
masing-masing dan kami tinggalkan kalian dalam keadaaan damai, tidak berselisih
lagi. meskipun sebelumnya kalian pernah bertengkar. (sebagian mereka ada yang
berkata) “tapi sekarang Usman telah terbunuh di zalimi orang. Wajar apabila ada
sahabat-sahabatnya yang mau menuntut keadilan untuk membalas (sebagian lagi dari
mereka ada yang menimpali) : “ … meskipun begitu Ali dan para sahabatnya yang
lain adalah juga orang - orang berada dalam kebenaran. Dalam pandangan kita
masing-masing dari mereka adalah orang-orang yang benar dan terpercaya. Karna itu
11
mustahil bagi kita harus berikrar untuk mengutuk mereka. karena itu sebaiknya
persoalan ini kita serahkan saja kepada Allah.„ Suasana dialogis diatas menuntun
analisis Ahmad Amin menggambarkan telah adanya soal tidak mau melibatkan diri
dalam pertikaian dan perselisihan diantara sesama kaum muslimin. Sikap ini adalah
merupakan dasar dan benih bagi kemunculan faham Murji‟ah sekalipun sebagai
sebuah aliran teologi baru terbentuk setelah lahirnya Khawarij dan Syiah.
Berdasarkan kepada pendapat diatas maka munculnya sikap sekelompok orang
yang tidak mau terlibat dalam sebuah pertikaian dan menyerahkan keputusan dengan
menangguhkanya kepada Allah dianggap sebagai penyebab tidak langsung bagi
kemunculan Murji‟ah. Hal ini terjadi karena kemungkinan sikap-sikap yang mulai
muncul pada waktu itu mulai berkembang dan banyak mempengaruhi para fuqoha,
Muhaddisin, dan masyarakat dalam perkembangan selanjutnya. Kalau asumsinya
seperti itu ada penyebab langsung muncul Murji‟ah sebagai sebuah aliran teologi
untuk melihat persoalan ini kita harus kembali kepada suatu “ potret situasi‟ di
Madinah pasca terbunuhnya Khalifah Usman yang menimbulkan kekacauan politik
dimana Ali naik menjadi khalifah menggantikan Usman. Situasi kekacauan politik
ini ternyata berlanjut bahkan semakin memanas pada masa pemerintahan Ali Ibn Abi
Thalib. Goncangan politik mulai dari kelompok Thalhah dan Zubair di Mekkah yang
menduduki posisi khalifah dengan basis dukungan Aisyah. Guncangan politik ini
mengakibatkan terjadinya perang Jamal. tantangan berikutnya datang dari pihak
Muawiyah sebagai gubernur Damaskus waktu itu dengan keluarga dekat pihak
Usman yang menuntut Ali supaya menghukum pembunuh Usman, sebab
kelihatannnya Ali tidak bertindak tegas terhadap pemberontakan itu. Bahkan
Muawiyah balik menuduh Ali tersebut dalam pembunuhan Usman. Puncak
pertikaian Ali dan Muawiyah ini berakhir dengan tragedi perang Siffin. Dalam
pemberontakan senjata yang terjadi antara pihak Ali dengan Muawiyah yang
berakhir dengan arbitrase sekelompok orang yang semula berada di pihak Ali
kemudian berbalik menjadi lawan. Kelompok ini kemudian dikenal sebagai
Khawarij. Kekerasan mereka menentang Ali menyebabkan pengikut Ali yang setia
bertambah keras pula membelanya. Terlebih lagi setelah kemudian Ali mati terbunuh
pertentangan diantara mereka semakin bertambah keras. Sekalipun pada akhirnya
baik golongan Khawarij maupun pembela setia Ali akhirnya sama-sama menentang
kekuasaan Bani Umayyah, akan tetapi motivasi perlawanan mereka berbeda.
Khawarij menentang dinasti ini karena dianggap telah menyeleweng dari ajaran
12
Islam. Sementara pengikut Ali yang setia menganggap bahwa dinasti ini telah
merampas kekuasaan kekhalifahan dari Ali ibn Abi Thalib.
Dalam suasana yang berpuncak pada keadaan saling tuduh dan saling kafir
mengkafirkan satu sama lain itu muncul kelompok “ netral‟ yang tidak mau
menentukan sikap siapa yang salah diantara pihak-pihak yang bersengketa,kalaupun
yang telah menerima dan menjalankan arbitrase itu dipandang telah berbuat dosa
besar yang menyebabkan mereka dituduh kafir. Maka kelompok ini lebih baik
menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Tuhan dan memandang lebih baik
menunda ketentuannya di hari kemudian ( Harun Nasution, 1986:22) dari suasana
historis seperti inilah Murji‟ah lahir dengan kerangka dasar mereka tidak
mengkafirkan salah satu golongan mereka menganggap bahwa golongan Khawarij,
pendukung Ali demikian juga pihak Bani Umayyah semuanya tetap mukmin, mereka
masih bersyahadat dan mereka yang bertikai itu merupakan orang - orang yang
dipercayai dan tidak keluar dari jalan yang benar.
17
BAB III
PENUTUP
3
3.1 Kesimpulan
Aliran Khawarij dan Murji'ah merupakan dua dari beberapa aliran yang muncul
akibat kemelut politik. Keberadaannya diawali dari proses arbitrase antara Ali dan
Mu‟awiyah. Berbagai pendapat yang saling kontradikti mulai bermunculan akibat
arbitrase tersebut. Hal ini pada akhirnya mengakibatkan lahirnya berbagai aliran.
Fakta sejarah menjelaskan bahwa polemik yang terjadi antara kedua aliran besar ini
lebih memfokuskan pembahasannya tentang Iman, dosa besar, dan persoalan kafir.
Dalam hal pemikiran, kedua aliran tersebut berbeda paham. Khawarij
berpendapat bahwa iman tidak cukup dengan syahadat saja, tetapi harus disertai
dengan amal karena antara iman dan amal merupakan satu bagian yang tidak
terpisahkan. Seseorang yang mengaku beriman, tetapi tidak melakukan kewajiban-
kewajiban agama berarti imannya tidak benar. Dengan demikian, ia menjadi kafir.
Sedang- kan kafir menurut mereka adalah pengingkaran terhadap adanya Allah dan
Rasul-Nya serta berbuat dosa besar. Pelaku dosa besar, kekal berada dalam neraka.
Sebaliknya Murji 'ah menekan- kan bahwa iman hanyalah dalam bentuk
pengakuan dan tidak memerlukan amal. Sebab antara iman dan amal tidak salmg
mempengaruhi karena perbuatan bukanlah sebagai penentu keimanan Orang yang
berdosa besar tidak akan kekal dalam neraka
18
DAFTAR PUSTAKA
Esposito, John, L, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, Jilid 3, Mizan: Bandung,
2001. (Terj. The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, Oxford University
Press), hlm. 204
Imam Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam, (Jakarta: Logos,
1996), h. 69
Sirajudin Zar, Teologi Islam, aliran dan Ajarannya, ( Padang : IAIN IB Press, 2003), h.44
Syandri, 2017. Al Khawarij Dan Al Murjiah Sejarah dan Pokok Ajarannya. Nukhbatul
„Ulum : Jurnal Bidang Kajian Islam. Vol : 3, No : 1
19
20