Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Kalam Khawarij, Murji’ah, Jabariyah dan Qadariyah


Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Ilmu Kalam

Dosen pengampu : DR.Imam Kanafi,MA.g

disusun oleh:

1. Ahmad Riefaldi 3420021


2. Luqni Maulana 3420058
3. Anggi Purnamasari 3420067
4. Rahma Hidayah 3420077
5. Diki Ardiansah 3420093

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang selalu memberikan taufik
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Kalam tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada reformis Islam sejati Nabi Muhammad
SAW pembawa umat minazhulumati ilannur.
Sebagaimana dalam peribahasa bahwa “tak ada gading yang tak retak” , dalam
penyusunan makalah ini pun kami menyadari bahwa banyak sekali kekurangannya, maka dari itu
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penyusunan di masa yang akan datang sangat
kami harapkan.
Kami pun menghaturkan terima kasih kepada bapak Imam Kanafi,M. Ag sebagai Dosen
Pembimbing mata kuliah “ILMU KALAM” yang tak pernah lelah dan bosan memberikan
bimbingannya dan arahannya yang selalu membangunkan semangat kepada para mahasiswanya.
Dengan adanya pembuatan makalah ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam
menguasai materi pelajaran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa membawa
kemudahan kita dalam belajar untuk meraih prestasi yang kita inginkan.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb

Pekalongan, 22 Maret 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..…………… ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………………….…………………..1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………..………………….1
C. TUJUAN MAKALAH……………………………………………..………………….1

BAB II PEMBAHASAN

A. ALIRAN KHAWARIJ……………………………………………………………….2
B. ALIRAN MURJI’AH………………………………………………………………...3
C. ALIRAN JABBARIYAH…………………………………………………………….5
D. ALIRAN QADARIYAH………………………………...……………………………6

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN……………………………………………………………………......8
B. SARAN………………………………………………………………………………..8
C. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….....9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu, ilmu dan kalam. Prasa ini menunjukkan bahwa yang
dimaksud adalah ilmu tentang kalam. Ilmu kalam merupakan suatu cabang ilmu yang merupakan
bagian dari disiplin ilmu-ilmu berlatar islam. Dalam mata kuliah ilmu kalam kita akan
mempelajari tentang berbagai alirn-aliran dalam islam seperti Khawarij, Murjia’ah Qadariyah,
dan Jabariyah. Aliran kalam merupakan bentuk segregasi komitas dalam tubuh umat islam yang
terbentuk karena adanya perbedaan pandangan dalam berbagai persoalan teologi islam.

Perbedaan teologis dikalangan umat islam sejak awal memang dapat mengemuka dalam
bentuk praktis maupun teoritis. Secara teoritis, perbedaan itu demikian tampak melalui
perdebatan aliran-aliran kalam yang muncul tentang berbagai persoalan. Tetapi patut dicatat
bahwa perbedaan yang ada umumnya masih sebatas pada aspek filosofis diluar persoalan
keesaan Allah, keimanan pada para rasul, para malaikat, hari akhir dan berbagai ajaran nabi yang
tidak mungkin lagi ada peluang untuk memperdebatkannya. Misalnya tentang kekuasaan Allah
dan kehendak manusia, kedudukan wahyu dan akal, keadilan tuhan. Perdebatan itu kemudian
memunculkan berbagai macam aliran seperti Khawarij, Murjia’ah Qadariyah, dan Jabariyah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemikiran ilmu Kalam yang di miliki aliran khowariz?
2. Bagaimana pemikiran ilmu Kalam yang di miliki aliran murji'ah?
3. Bagaimana pemikiran ilmu Kalam yang di miliki aliran Jabariyah?
4. Bagaimana pemikiran ilmu Kalam yang di miliki aliran qodariah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui aliran Khawarij, Murjia’ah Qadariyah, dan Jabariyah.
2. Untuk mengetahui kemunculan aliran Khawarij, Murjia’ah Qadariyah, dan Jabariyah.
3. Untuk mengetahui pokok pemikiran aliran Khawarij, Murjia’ah Qadariyah, dan
Jabariyah
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Aliran Khawarij

Kata khawarij secara etimologis berasal dari bahasa arab kharaja yang berarti keluar,
muncul, timbul, atau memberontak. Berkenaan dengan pengertian etimologis ini, Syahrastani
menyebut orang yang memberontak imam yang sah disebut sebagai khowarij. Adapun yang di
maksud khawarij dalam terminology ilmu kalam adalah suatu sekte/kelompok/aliran pengikut
Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena tidak sepakat terhadap Ali yang
menerima arbitrase/tahkim dalam perang siffin pada tahun 37 H/648 M dengan kelompok bughat
(pemberontakan) Mu’awiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah.

Ajaran Khawarij bermula dari masalah pandangan mereka tentang kufur. Kufur (orang-
orang kafir), berarti tidak percaya. Lawannya adalah iman (orang yang dikatakan mukmin)
berarti percaya. Di masa Rasulullah kedua kata itu termanifestasi secara tajam sekali, yakni
orang yang telah percaya kepada Allah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dan
orang-orang yang tidak percaya kepada Allah tersebut. Dengan kata lain, mukmin adalah orang
yang telah memeluk agama Islam sedangkan kafir adalah orang yang belum memeluk agama
Islam.

Ajaran-ajaran pokok firqoh khawarij ialah khalifah, dosa, dan iman. Pandangan firqoh
khawarij terdapat khalifah Sayyidina Ali dan Muawiyah adalah “asal mula ajaran khawarij
adalah hal-hal yang berkaitan dengan khalifah. Mereka berpendapat sahnya khalifah Abu Bakar
dan Umar. Karena sahnya pemilihan keduanya, dan sahnya khalifah Usman pada beberapa tahun
awal pemerintahannya. Tatkala dia berubah dan menyimpang kebijakannya dan tidak mengikuti
jejak Abu Bakar dan Umar, dan berbuat hal-hal yang telah diperbuatnya, maka dia wajib dipecat.
Mereka mengakui sahnya khalifah Ali, tetapi selanjutnya mereka berpendapat bahwa dia
bersalah dalam masalah tahkim. Mereka menghukuminya kafir karena menerima tahkim. Mereka
juga mengutuk orang-orang yang terlibat perang jamal.”

2
Adapun menurut pendapat lain bahwa pokok-pokok ajaran khawarij dibagi menjadi dua
bidang, yaitu:

1. Dibidang teologi

a. Orang mukmin yang berbuat dosa besar (murtakib al-kaba’ir atau capital sinner) adalah kafir
dan telah keluar dari Islam dan wajib dibunuh.

b. Ibadah termasuk rukun iman, maka orang yang tarikush shalat dinyatakan kafir.

c. Anak-anak orang kafir yang mati waktu kecilnya juga masuk neraka.

2. Dibidang ketatanegaraan Kaum Khawarij lebih bersifat demokratis karena syarat untuk
menjadi pemimpin umat (imam atau khalifah) tidak harus dari ahlul bait Rosulullah dan
berbangsa Quraisy. Siapapun bisa, asal disepakati bersama. Hanya saja ada syarat kualitas
kepribadian, yakni harus seoraang yang wira‟i. zuhud, taqwa, tidak berbuat dosa dan kesalahan.
Boleh tidak mematuhi aturan-aturan kepala Negara bila ternyata ia seorang yang dhalim.

Akibat perbedaan pendapat di antara tokoh-tokohnya, Khawarij terpecah menjadi beberapa sekte,
antara lain:

 Sekte Muhakkimah
 Sekte Azariqoh
 Sekte Najdat
 Sekte al-Ajaridah

B. Aliran Murji’ah

Murji’ah merupakan aliran Theologi Islam yang netral atau menangguhkan dan memberi
pengharapan terhadap ummat yang melakukan dosa besar, munculnya aliran ini pada mulanya
ditimbulkan oleh persoalan politik kemudian akhirnya berkembang menjadi persoalan teologis.
Dengan demikian kaum Murji’ah pada mulanya golongan yang tidak mau turut campur dalam
pertentangan yang terjadi ketika itu dan mengambil sikap menyerahkan penentuan hukum kafir
atau tidak kafir.

3
Asal usul aliran murji’ah sebagai aliran teologi dalam islam, merupakan reaksi terhadap
paham-paham yang dilontarkan oleh aliran khawarij, suatu paham dalam teologi islam yang
dikembangkan oleh segolongan pengikut ali bin abi tolib yang tidak menyetujui gencatan senjata
dalam perang Shiffin melawan muawiyah. Aliran teologi murjiah pada mulanya ditimbulkan
pada kasus politik, tegasnya persoalan khilafah yang membawa perpecahan dikalangan umat
islam setelah usman bin affan mati terbunuh.

Pemimpin murjiah ini adalah Hasan bin Bilal Almuzni, Abu Salat As-saman, Tsauban
Dliror bin Umar. Penyair murjiah yang terkenal pada pemerintahan bani umayah ialah Tsabit bin
Quthanah, menyerang syair kepercayaan-kepercayaan kaum murjiah. Seandainya tidak muncul
persoalan khilafah tersebut maka kemunculan Khawarij dan Syi’ah dikemudian hari tidak akan
ada. Demikian pula kalau tidak muncul persoalan khilafah maka tidak akan ada faham dan aliran
Murji’ah. Terbunuhnya Khalifah Usman Ibnu Affan menimbulkan berbagai dampak sosial,
politik, dan teologi yang hebat dikalangan umat Islam. Terlebih setelah diketahui bahwa yang
telah membunuh Usman adalah Muhammad ibn Abi akar yang pernah menjadi anak angkat dan
dikemudian hari menjadi Gubernur Mesir.

Pokok pemikiran aliran Murji’ah Pada dasarnya bersumber dari gagasan doktrin irja atau ar-
Ja’a, yang kemudian diterapkan dalam banyak persoalan, baik persolan politik maupaun
persoalan teologis. Dalam bidang politik, doktrin Irja’a diimplementasikan dengan sikap politik
netral atau non blok dan diekpresikan dengan sikap diam. Maka dari itu kelompok Murji’ah
dikenal pula sebagai the queietisisi atau kelompok yang bungkam. Adapun dalam bidang
teologi, doktrin Irja’ dikembangkan kelompok Murji’ah ketika menanggapi persoalan-persoalan
teologis yang muncul saat itu pada perkembangan berikutnya persoalan-persoalan yang
ditanggapinya menjadi semakin kompleks sehingga mencakup iman, kufur dosa besar dan
ringan.

Dalam Perspektif Murji’ah orang Islam yang berbuat dosa besar tidaklah menjadi, kafir,
melainkan tetap mukmin persoalan dosa besarnya diserahkan kepada Tuhan dalam keputusannya
kelak di hari perhitungan. Dan Doktrin-doktrin aliran Murjiah secara umum dapat disimpulkan
bahwa Penangguhan hukum pada orang islam yang berdosa besar atau kecil sampai hari akhirat
dan hanya Allah yang berhak menghukuminya.

4
Mengatakan bahwa gagasan irja atau arja’a dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan
tujuan menjamin persatuan dan kesatuan umat Islam ketika terjadi pertikaian politik dan juga
bertujuan untuk menghindari persengketaan politik.

C. Aliran Jabariyah

Didalam al-Munjid dijelaskan bahwa nama jabariyah berasala dari kata “jabara” yang
mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Secara istilah, jabariyah
berarti menyadarkan perbuatan manusia kepada Allah SWT. Menurut Harun Nasution, Jabariyah
adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula
oleh qada dan qadar Allah. Maksudnya adalah bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan oleh
manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan
kehendaknya, disini manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena tidak memiliki
kemampuan.

Asal usul aliran jabariyah sebenarnya sudah ada dikalangan bangsa arab sebelum islam.
Sejarah menatat bahwa orang yang pertama kali menampilkan paham jabariyah dikalangan umat
islam adalah Al-Ja’d Ibn Drirham. Pandangan-pandangan Ja’ad bin Dirham ini kemudian disebar
luaskan oleh pengikutnya, seperti Jahm bin Shafwan dari Khurasan. Dalam sejarah teologi Islam,
Jahm tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran jahmiyyah dalam kalangan Murji’ah.
Adanya paham jabar telah mengemukakan ke permukaan pada masa bani umayyah yang tumbuh
berkembang di Syria. Disamping adanya bibit pengaruh paham jabar yang telah muncul dari
pemahaman terhadap ajaran islam itu sendiri, ada sebuah padangan mengatakan bahwa aliran
jabar muncul karena adanya pengaruh dari pemikiran asing, yaitu pengaruh agma yahudi
bermadhzab Qurra dan agama kristen bemadhzab Yacobit.
Tokoh-tokoh aliran jabariyah antara lain: Al- Ja’ad bin Dirham, Jahm bin Sofwan, Adh-
Dhirar, Husain bin Muhammad al-Najjar. Adapun sekte-sekte dalam aliran jabariyah antara lain:
1. Jabariyah Ekstrim
Segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari
kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya sendiri , misalnya
seorang pencuri
2. Jabariyah Moderat

5
Mengatakan bahwa tuhan memang meniptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat
maupun perbuatan baik tetapi manusia mempunyai bagian-bagian didalamnya.

D. Aliran Qadariyah
Qadariyah berasal dari bahasa arab yaitu “Qadara” yang artinya kemampuan dan
kekuatan. Adapun menurut pengertian terminologi Qadariyah yaitu suatu aliran yang
percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan. Aliran ini
berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, dia dapat
berbuat seuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri.
Menurut Harun Nasution menegaskan bahwa nama Qadariyah berasal dari pengertian
bahwa manusia mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan
berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar tuhan.
Asal usul aliran Qadariyah sekilas pemahaman qadariyah ini sangat ideal dan sesuai
dengan ajaran Islam. Disamping benar menurut logika, juga didasarkan pada ayat-ayat al-
Quran dan Hadits yang memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih dan
menentukan perbuatannya sendiri. Ahli teologi Islam menerangkan bahwa paham
Qadariyah pertama dikenalkan oleh Ma’bad Al-Juhani, seorang Tabi’i yang baik dan
temannya Ghailan Al-Dimasqi, keduanya memperoleh pahamnya dari orang Kristen yang
masuk Islam di Iraq. Tokoh-tokoh aliran Qadariyah antara lain Ma’bad al-Jauhani dan
Ghailan al-Dimasyqi.

1. Ajaran Ma’bad al-Juhani

Perbuatan manusia diciptakan atas kehendaknya sendiri oleh karena itu ia


bertanggung jawab atas segala perbuatannya, Tuhan sama sekali tak ikut berperan serta
dalam perbuatan manusia, bahkan Tuhan tidak tahu apa yang akan dilakukan manusia.

2. Ajaran Ghailan al-Dimasyqi

a. Manusia menentukan perbuatannya dengan kemauannya dan mampu berbuat baik dan
buruk tanpa campur tangan Tuhan. Iman ialah mengetahuai dan mengakui Allah dan
Rasul nya, sedangkan amal perbuatan tidak mempengaruhi iman.
b. Allah tidak memiliki sifat
c. Al-Quran itu makhluk

6
d. Iman adalah hak semua orang bukan dominasi Quraisy, asal cakap berpegang teguh pada
Al-Quran dan al-Sunnah.

Doktrin-doktrin Aliran Qadariyah :

 Manusia memiliki kebebasan untuk menentukan tindakannya sendiri


 Dalam memahami takdir aliran Qadariyah terlalu Liberal
 Aliran Qadariyah mengukur keadilan Allah dengan barometer keadilan manusia
 Paham ini tidak percaya jika ada takdir dari Allah.

7
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu, ilmu dan kalam. Prasa ini menunjukkan
bahwa yang dimaksud adalah ilmu tentang kalam. Ilmu kalam merupakan suatu
cabang ilmu yang merupakan bagian dari disiplin ilmu-ilmu berlatar islam sebelum
terlampau jauh membicarakan tentang ilmu ini. Dalam mata kuliah ilmu kalam kita
akan mempelajari tentang berbagai aliran-aliran dalam islam seperti Khawarij,
Murjia’ah Qadariyah, dan Jabariyah. Ajaran-ajaran dasar itu menyangkut wujud
Allah, Kerasulan Muhammad, dan Al-Quran, serta orang yang percaya dengan tiga
hal itu, yakni orang muslim dan mukmin, serta orang yang tidak percaya, yakni kafir
dan musyrik, soal surga dan neraka.

B. Saran
Kami menyadari dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Atas
segala kekurangan dan kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Apabila
ada saran akan terima sebagai masukan agar lebih baik lagi kedepannya. Dengan
hormat kami meminta saran dari Pak Imam Kanafi selaku dosen pengampu materi
Ilmu Kalam. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Terima kasih.

8
C. Daftar Pustaka

Susanti, Eri. Aliran-Aliran dalam Pemikiran Kalam. Jurnal Ad-Dirasah: Jurnal


Hasil Pembelajaran Ilmu-Ilmu Keislaman. Vol.1 No. 1, 23-42, 2018.

Yunan, Yusuf. Alam Pikiran Islam Pemikiran: dari Khawarij ke Buya Hamka
hingga Hasan Hanafi. (Jakarta: Kencan, 2004)

Rozak, Abdul. Ilmu Kalam. (Bandung: Pustaka Setia, 2001)


Nasir, Sahilun. Pemikiran Kalam (Teologi Islam): Sejarah, Ajaran, dan
Perkembangannya. (Jakarta: Rajawali Press, 2012)

Zuhri, Muhibbin Achmad. Aqidah Ilmu Kalam. (IAIN Sunan Ampel Press, 2013)
Kiswati, Tsuroya. Ilmu Kalam: Aliran Sekte, Tokoh Pemikiran dan Analisis
Perbandingan. (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2013)

Jamaludin, Anwar Shaleh Shabri. Ilmu Kalam: Khazanah Intelektual Pemikiran


dalam Islam. (Indragiri Hilir: PT Indragiri Dot Com, 2020)

Anda mungkin juga menyukai