MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam
Disusun Oleh :
JURUSAN TARBIYAH
KUTAI TIMUR
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada
baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang akan memberikan kita
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER……………..………………………………………... i
KATA PENGANTAR……………………………………..… ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah……………………………..………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan....................................................................10
B. Saran..............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………11
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persoalan Iman (Aqidah) merupakan aspek utama dalam ajaran Islam yang
didakwahkan oleh Nabi Muhammad SAW. Pentingnya masalah aqidah ini
dalam ajaran Islam tampak jelas pada misi pertama dakwah Nabi ketika
berada di Mekkah. Pada periode Mekkah ini, persoalan aqidah memperoleh
perhatian yang cukup kuat dibanding persoalan syari’at. Sehingga tema sentral
dari ayat-ayat Al-Quran yang turun selama periode ini adalah ayat-ayat yang
menyerukan kepada masalah keimanan.1 Munculnya berbagai kelompok
teologi dalam Islam tidak terlepas dari faktor historis yang menjadi landasan
kajian. Bermula ketika Nabi Muhammad SAW wafat, perpecahan di antara
kaum Muslim timbul ke permukaan. Perbedaan pendapat dikalangan sahabat
tentang siapa pengganti pemimpin setelah Rasulullah memicu pertikaian yang
tidak bisa dihindari. Semua terbungkus dalam isu-isu yang bernuansa politik,
dan kemudian berkembang pada persoalan keyakinan tentang Tuhan dengan
mengikutsertakan kelompok-kelompok mereka sebagai pemegang “predikat
kebenaran”.
1
Manna Khalil al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu AlQur’an,diterjemahkan dari “Mabahits fi Ulum al-
Qur’an. 2004. Jakarta: Litera AntarNusa, hal.86.
1
2
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Aliran Qadariyah
1. Pengertian Qadariyah
Kata Qadariyah berasal dari Bahasa Arab qadara yang berarti kemampuan
dan kekuatan. Nama Qadariyah juga berasal dari pengertian bahwa manusia
mempunyai qadrah atau kemampuan untuk melakukan seusatu sesuai dengan
kehendaknya sendiri, bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa
tunduk pada qadar atau ketentuan Allah2.
Dalam istilah Inggrisnya paham ini dikenal dengan nama Free Will dan
Free Act3. Aliran-aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta
bagi segala perbuatannya. Seseorang dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya
atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan
kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Harun Nasution
menegaskan bahwa aliran ini berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai
kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya dan bukan berasal dari pengertian
bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan4
2
Alkhendra, Pemikiran Kalam. 2000. Bandung: Alfabeta, hal.43
3
Harun Nasution,Teologi Islam.1986.Jakarta: UI-Press, hal.33
4
Rosihan Anwar, Ilmu Kalam.2006.Bandung: Pustaka Setia, Cet ke-2, hal,70.
5
5
AB Hadariansyah,pemikiran-pemikiran teologi dalam Sejarah Pemikiran
Islam.2008.Banjarmasin:Antasari Press, hal.68.
6
Ibid,.
7
Ahmad Amin, Fajr Islam.1965.Kairo:al-Nahdhah,hal.255
8
Ibid,.
9
Rosihan Anwar,Ilmu Kalam.2006.Bandung:Pustaka Setia,Cet ke-2,hal.70
6
10
Yusran Asmuni,Dirasah Islamiyah:Pengantar Studi Sejarah Kebudayaan Islam dan
Pemikiran,1996.Jakarta: Raja Grafindo Persada,hal.74
11
Harun Nasution,Teologi Islam.1986.Jakarta:UI-Press,hal.34
12
Muhammad ibn Abd al-Karim al-Syahrastani, al-Milal wa Al-Nihal.Beirut: Dar al-kutub
Ilmiah,hal.38.
7
3. Doktrin-Doktrin Qadariyah
(a) Meletakkan posisi manusia sebagai makhluk yang merdeka dalam tingkah
laku dan semua perbuatan baik dan buruknya.
(b) Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu Esa, dalam artian bahwa
Allah tidak memiliki sifat-sifat Azaly, seperti ilmu, kudrah, dan hayat.
(c) Takdir merupakan ketentuan Allah SWT terhadap hukum alam semesta
sejak zaman azali, yaitu hukum yang ada dalam Al-Quran disebut
sunnatullah.
B. Aliran Jabariyah
13
Harun Nasution,Teologi Islam,1986.Jakarta:UI-Press,hal.33.
14
John M.Echols,Kamus Inggris Indonesia,Cet.XXVIII.2006.Jakarta:Gramedia, hal.234 dan 443
9
a.) Jahm bin Shofwan (Abu Mahrus Jaham Bin Shafwan) ia berasal dari
Khurasan bertempat tinggal di Kuffah
Pendapat Jahm yang berkaitan dengan persoalan teologi adalah :
(1.) Surga dan Neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal selain Tuhan
(2.)Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati. Dalam hal ini
pendapatnya sama dengan aliran kaum Murji’ah
(3.)Kalam Tuhan adalah Makhluk. Allah Maha Suci dari segala sifat dan
keserupaan dengan manusia seperti berbicara, mendengar,dan melihat
b.) Ja’ad bin Dirham. Ia dibesarkan dalam lingkungan orang Kristen yang
senang membicarakan tentang teologi. Ia adalah seorang maulana dari
Bani Hakam dan tinggal di Damaskus. Ia dibunuh pancung oleh gubernur
Kuffah yaitu Khalid bin Abdullah El-Qasri. Doktrin pokok Ja’ad secara
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aliran Qadariyah merupakan suatu aliran yang mempercayai
bahwasanya segala tindakan manusia tidak di intervensi oleh Tuhan,
manusia adalah pencipta segala perbuatannya, dapat
berbuat/meninggalkannya sesuatu atas kehendaknya. Doktrin-doktrin
aliran Qadariyah diantaranya adalah bahwa manusia berkuasa atas
perbuatannya. Manusia melakukan baik ataupun buruk atas kehendak dan
daya nya sendiri.
Aliran Jabariyah merupakan aliran yang menolak adanya perbuatan
dari manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah SWT.
Dengan kata lain manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa
(majbur). Terbagi menjadi dua yakni jabariyah ekstrim dan moderat.
Jabariyah ekstrim adalah pendapatnya bahwa perbuatan manusia bukan
merupakan perbuatan yang timbul dari manusia sendiri tetapi perbuatan
yang dipaksakan atas dirinya. Sedangkan disebut jabariyah moderat adalah
karena pendapatnya bahwa Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik
itu positif atau negatif tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya.
Kedua aliran diatas sangatlah bertolak belakang dalam setiap
pendapat dan doktrin-doktrinnya, dan masing-masing memiliki landasan-
landasan dari Al-Quran yang sangat mereka yakini kebenarannya.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat penulis susun. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama dalam memahami paham-
paham aliran Qadariyah dan Jabariyah. Namun penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, baik segi Bahasa, sistematika
penulisan, dan lain-lain. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
12