Anda di halaman 1dari 16

ALIRAN ILMU KALAM QADARIYAH DAN JABARIYAH

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam

Dosen pengampu: M. Imam Syafi’I, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Salsabila Annisa Fitri (NIM 19.1.13.009)

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SANGATTA

KUTAI TIMUR

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada
baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang akan memberikan kita
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Ilmu Kalam dengan judul “Aliran Ilmu Kalam Qadariyah dan Jabariyah”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada Bapak M. Imam Syafi’i, M.Pd.I yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.Terima kasih.

Penulis

Salsabila Annisa Fitri

ii
DAFTAR ISI

COVER……………..………………………………………... i

KATA PENGANTAR……………………………………..… ii

DAFTAR ISI………………………………………...………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………....1

B. Rumusan Masalah……………………………..………..2

BAB II PEMBAHASAN

A. Asal- Usul Kemunculan Qadariyah…………………….5

B. Doktrin-Doktrin Aliran Qadariyah……………….……..6

C. Asal- Usul Kemunculan Jabariyah……………….……..7

D. Doktrin-Doktrin Aliran Jabariyah………………………8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................10

B. Saran..............................................................................10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………11

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persoalan Iman (Aqidah) merupakan aspek utama dalam ajaran Islam yang
didakwahkan oleh Nabi Muhammad SAW. Pentingnya masalah aqidah ini
dalam ajaran Islam tampak jelas pada misi pertama dakwah Nabi ketika
berada di Mekkah. Pada periode Mekkah ini, persoalan aqidah memperoleh
perhatian yang cukup kuat dibanding persoalan syari’at. Sehingga tema sentral
dari ayat-ayat Al-Quran yang turun selama periode ini adalah ayat-ayat yang
menyerukan kepada masalah keimanan.1 Munculnya berbagai kelompok
teologi dalam Islam tidak terlepas dari faktor historis yang menjadi landasan
kajian. Bermula ketika Nabi Muhammad SAW wafat, perpecahan di antara
kaum Muslim timbul ke permukaan. Perbedaan pendapat dikalangan sahabat
tentang siapa pengganti pemimpin setelah Rasulullah memicu pertikaian yang
tidak bisa dihindari. Semua terbungkus dalam isu-isu yang bernuansa politik,
dan kemudian berkembang pada persoalan keyakinan tentang Tuhan dengan
mengikutsertakan kelompok-kelompok mereka sebagai pemegang “predikat
kebenaran”.

1
Manna Khalil al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu AlQur’an,diterjemahkan dari “Mabahits fi Ulum al-
Qur’an. 2004. Jakarta: Litera AntarNusa, hal.86.

1
2

Ada beberapa kelompok besar yang pemahamannya sangat ekstrim


(berlebihan) dan saling bertolak belakang. Kelompok ini muncul di akhir era
para sahabat. Diantara kelompok tersebut adalah Qadariyah dan Jabariyah.
Pemikiran Qadariyah ini bercorak liberal, sedangkan Jabariyah mempunyai
corak pemikiran tradisional.Munculnya corak pemikiran yang beragam dalam
Islam disebabkan karena semakin luasnya wilayah Islam ke Timur dan ke
Barat. Umat Islam mulai bersentuhan dengan keyakinan dan pemikiran dari
ajaran-ajaran lain. Terutama filsafat Yunani. Seperti diketahui wilayah-
wilayah yang bergabung dengan Islam,terutama di bagian Barat adalah
wilayah-wilayah yang pernah diduduki oleh bangsa Romawi (Yunani).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Aliran Qadariyah dan Jabariyah ?

2. Bagaimana Aliran Qadariyah dan Jabariyah muncul ?

3. Bagaimana Pokok pemikiran Aliran Qadariyah dan Jabariyah ?


3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aliran Qadariyah

1. Pengertian Qadariyah

Kata Qadariyah berasal dari Bahasa Arab qadara yang berarti kemampuan
dan kekuatan. Nama Qadariyah juga berasal dari pengertian bahwa manusia
mempunyai qadrah atau kemampuan untuk melakukan seusatu sesuai dengan
kehendaknya sendiri, bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa
tunduk pada qadar atau ketentuan Allah2.

Dalam istilah Inggrisnya paham ini dikenal dengan nama Free Will dan
Free Act3. Aliran-aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta
bagi segala perbuatannya. Seseorang dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya
atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan
kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Harun Nasution
menegaskan bahwa aliran ini berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai
kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya dan bukan berasal dari pengertian
bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan4

2
Alkhendra, Pemikiran Kalam. 2000. Bandung: Alfabeta, hal.43

3
Harun Nasution,Teologi Islam.1986.Jakarta: UI-Press, hal.33

4
Rosihan Anwar, Ilmu Kalam.2006.Bandung: Pustaka Setia, Cet ke-2, hal,70.
5

Menurut Ahmad Amin sebagaimana dikutip oleh Hadariansyah, orang-


orang yang berpaham Qadariyah adalah mereka yang mengatakan bahwa manusia
memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki kemampuan dalam melakukan
perbuatan, mencakup semua perbuatan, yakni baik dan buruk 5 Sejarah lahirnya
aliran Qadariyah tidak dapat diketahui secara pasti dan masih merupakan sebuah
perdebatan. Akan tetapi menurut Ahmad Amin, ada sebagian pakar teologi yang
mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad al-Jauhani
dan Ghailan ad-Dimasyqi sekitar tahun 70 H/689 M6 menurut Ibnu Nabatah dalam
bukunya syarh al-‘uyun, Ma’bad al-Juhani dan Ghailan mengambil paham ini dari
seorang kristen yang masuk Islam di Iraq7 dan menurut al-Zahabi, Ma’bad adalah
seorang tabi’I yang baik. Tetapi ia memasuki kawasan politik dan memihak ‘Abd
al-Rahman Ibn Asy’as dalam menentang kekuasaan Bani Umayyah. Ma’bad mati
terbunuh tahun 80 H.8 ia mati dibunuh oleh al-Hajjaj, seorang gubernur dari Bani
Umayyah yang terkenal kejam dan berdarah dingin. Sementara W. Montgomery
Watt menemukan dokumen lain yang menyatakan bahwa paham Qadariyah
terdapat dalam kitab Ar-Risalah dan ditulis untuk Khalifah Abdul Malik oleh
Hasan Al-Basri sekitar tahun 700M.9

Ditinjau dari segi politik kehadiran mazhab Qadariyah sebagai isyarat


menentang politik Bani Umayyah, karena itu kehadiran Qadariyah dalam wilayah
kekuasaannya selalu mendapat tekanan, bahkan pada zaman Abdul Malik bin
Marwan pengaruh Qadariyah dapat dikatakan lenyap tapi hanya untuk sementara
saja, sebab dalam perkembangan selanjutnya ajaran Qadariyah itu tertampung

5
AB Hadariansyah,pemikiran-pemikiran teologi dalam Sejarah Pemikiran
Islam.2008.Banjarmasin:Antasari Press, hal.68.

6
Ibid,.

7
Ahmad Amin, Fajr Islam.1965.Kairo:al-Nahdhah,hal.255

8
Ibid,.

9
Rosihan Anwar,Ilmu Kalam.2006.Bandung:Pustaka Setia,Cet ke-2,hal.70
6

dalam Mu’tazilah.10 Setelah kematian Ma’bad, Ghailan terus menyebarkan paham


Qadariyah di Damaskus, tetapi ini tidak berjalan lancar karena mendapat
tantangan dari Khalifah ‘Umar ibn ‘Abd al-Aziz. Baru setelah kematian Umar ia
melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti pada masa itu. Tapi akhirnya ia
mati dihukum oleh Hisyam ‘Abd al-Malik. Sebelum dilaksanakan hukuman
tersebut diadakanlah debat antara Ghailan dan Awza’I yang langsung dihadiri
oleh Hisyam mengenai paham yang dibawa Ghailan11

Qadariyah adalah sebuah firqah yang mengingkari ilmu Allah terhadap


perbuatan hambaNya dan mereka berkeyakinan bahwa Allah belum membuat
ketentuan terhadap makhlukNya. Mereka berpendapat bahwa tidak ada takdir,
mereka mengingkari iman dengan qadha dan qadar. Mereka juga mengatakan
bahwa Allah telah menentukan dan tidak mengetahui sebuah perkara sebelum
terjadi, bahkan Allah baru mengetahui sebuah perkara setelah terjadi.

2. Asal-usul kemunculan Qadariyah

a.) Pendapat Ahmad Amin


Pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad Al-Jauhani dan Ghailan ad-
Dimasyqi. Ma’bad adalah seorang tabi’I yang dapat dipercaya dan pernah
berguru dengan Hasan Al-Basri, sedangkan Ghailan adalah seorang orator
berasal dari Damaskus dan ayahnya menjadi maula Usman bin Affan12

b.) Pendapat Ibnu Nabatah

10
Yusran Asmuni,Dirasah Islamiyah:Pengantar Studi Sejarah Kebudayaan Islam dan
Pemikiran,1996.Jakarta: Raja Grafindo Persada,hal.74

11
Harun Nasution,Teologi Islam.1986.Jakarta:UI-Press,hal.34

12
Muhammad ibn Abd al-Karim al-Syahrastani, al-Milal wa Al-Nihal.Beirut: Dar al-kutub
Ilmiah,hal.38.
7

Dalam kitab Syarh Al-Uyum seperti dikutip Ahmad Amin


memberi informasi bahwa pertama kali memunculkan paham Qadariyah
adalah orang Irak yang semula beragama Kristen kemudian masuk islam
dan balik agama Kristen. Dari orang ini Ma’bad dan Ghailan mengambil
paham ini. Orang Irak yang dimaksud adalah Susan.
c.) Pendapat W.Montgomery Watt
Menemukan dokumen lain melalui tulisan Hellmut Ritter dalam
Bahasa Jerman yang dipublikasikan melalui majalah Der Islam pada tahun
1933. Menjelaskan bahwa paham Qadariyah manusia dapat memilih
secara bebas antara berbuat baik atau buruk.

3. Doktrin-Doktrin Qadariyah

Hampir semua paham Qadariyah bertentangan dengan apa yang


dipahami ahlu al-sunnah wa al-jamaah. Adapun paham yang dikembangkan
kaum Qadariyah diantaranya adalah:

(a) Meletakkan posisi manusia sebagai makhluk yang merdeka dalam tingkah
laku dan semua perbuatan baik dan buruknya.
(b) Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu Esa, dalam artian bahwa
Allah tidak memiliki sifat-sifat Azaly, seperti ilmu, kudrah, dan hayat.
(c) Takdir merupakan ketentuan Allah SWT terhadap hukum alam semesta
sejak zaman azali, yaitu hukum yang ada dalam Al-Quran disebut
sunnatullah.

Sebenarnya dalam golongan Qadariyah sendiri ada perbedaan pendapat


dan pemahaman seputar masalah taqdir. Ada golongan qadariyah yang
berpendapat bahwa kebaikan berasal dari Allah Ta’ala sedangkan keburukan
berasal dari manusia itu sendiri. Pemahaman ini sama dengan menganggap
ada dua pencipta. Ada yang berpendapat bahwa semua kebaikan dan
keburukan penciptanya adalah pelakunya sendiri. Sebagian golongan
qadariyah lainnya menyebutkan bahwa Allah menciptakan makhluk, lalu
8

Allah menciptakan kemampuan pada makhluk tersebut untuk berbuat sesuai


kemauannya tanpa ada pengaturan lagi dari Allah. Artinya setelah Allah
mencipatakan alam semesta Allah menganggur, hanya menonton kejadian
yang terjadi di alam.

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman seperti


kelompok Qadariyah itu sesat dan menyesatkan. Karena itu kaum muslimin
hendaklah berhati-hati terhadap orang atau kelompok yang memiliki pendapat
seperti mereka.Allah yang Maha Suci, tidak mungkin kekuasaanNya ditembus
oleh sesuatu tanpa kehendakNya.

B. Aliran Jabariyah

1. Pengertian dan Asal-Usul Jabariyah

Nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa.


Dalam istilah Inggrisnya paham ini disebut fatalism atau
presedestination13. Dalam kamus Jhon M. Echols, pengertian fatalism
adalah kepercayaan bahwa nasib menguasai segalanya, sedangkan
presedestination adalah takdir14 di dalam kamus Munjid dijelaskan bahwa
nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa
dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Salah satu sifat dari Allah
adalah al-Jabbar yang berarti Allah Maha Memaksa. Sedangkan secara
istilah Jabariyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan
menyandarkan semua perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain adalah
manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa (Majbur).
Sehingga secara umum adalah bahwa perbuatan manusia telah ditentukan
oleh qada dan qadar. Dalam konteks pemikiran Kalam, istilah Jabariyah

13
Harun Nasution,Teologi Islam,1986.Jakarta:UI-Press,hal.33.

14
John M.Echols,Kamus Inggris Indonesia,Cet.XXVIII.2006.Jakarta:Gramedia, hal.234 dan 443
9

diartikan bahwa manusia makhluk yang terpaksa di hadapan Tuhan.


Adapun mengenai latar belakang lahirnya aliran Jabariyah tidak adanya
penjelasan yang sarih. Abu Zahra menuturkan bahwa paham ini muncul
sejak zaman sahabat dan masa Bani Umayyah. Paham Jabariyah ini dalam
sejarah teologi Islam ditonjolkan pertama kali oleh al-Ja’d Ibn Dirham.
Tetapi yang mengembangkannya kemudian adalah Jahm Ibn Safwan dari
Khurasan. Pendapat yang lain mengatakan bahwa paham ini diduga telah
muncul sejak sebelum agama Islam datang ke masyarakat Arab.

Menurut Asy-Syahratsani, Jabariyah dapat dikelompokkan menjadi


dua bagian yaitu ekstrim dan moderat. Doktrin jabariyah ekstrim adalah
pendapatnya bahwa segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan
yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan
atas dirinya. Misalnya jika seseorang mencuri, perbuatan mencuri tersebut
bukanlah terjadi atas kehendak sendiri tetapi timbul karena qadha dan
qadar Tuhan yang menghendaki demikian.

Diantara pemuka Jabariyah Ekstrim adalah :

a.) Jahm bin Shofwan (Abu Mahrus Jaham Bin Shafwan) ia berasal dari
Khurasan bertempat tinggal di Kuffah
Pendapat Jahm yang berkaitan dengan persoalan teologi adalah :
(1.) Surga dan Neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal selain Tuhan
(2.)Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati. Dalam hal ini
pendapatnya sama dengan aliran kaum Murji’ah
(3.)Kalam Tuhan adalah Makhluk. Allah Maha Suci dari segala sifat dan
keserupaan dengan manusia seperti berbicara, mendengar,dan melihat
b.) Ja’ad bin Dirham. Ia dibesarkan dalam lingkungan orang Kristen yang
senang membicarakan tentang teologi. Ia adalah seorang maulana dari
Bani Hakam dan tinggal di Damaskus. Ia dibunuh pancung oleh gubernur
Kuffah yaitu Khalid bin Abdullah El-Qasri. Doktrin pokok Ja’ad secara
10

umum sama dengan fikiran Jahm Al-Ghuraby yang menjelaskan sebagai


berikut :
(1.)Al-Quran itu adalah makhluk, oleh karena itu dia baru. Sesuatu yang
baru itu tidak dapat disifatkan kepada Allah
(2.)Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk,seperti
berbicara,mendengan, dan melihat.
(3.)Manusia terpaksa oleh Allah dalam segalanya

Berbeda dengan Jabariyah Ekstrim, Jabariyah Moderat mengatakan


bahwa Tuhan memang menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat
maupun yang baik. Tetapi manusia mempunyai bagian dalamnya. Yang
termasuk tokoh Jabariyah Moderat :

a.) An-Najjar (Husain bin Muhammad An-Najjar). Diantara pendapatnya


adalah :
(1.)Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia
mengambil bagian atau peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan
itu. Itulah yang disebut kasab dalam teori Al-Asy’ry
(2.)Tuhan tidak dapat dilihat diakhirat, akan tetapi ia menyatakan bahwa
Tuhan dapat saja memindahkan potensi hati (ma’rifat) pada mata
sehingga manusia dapat melihat Tuhan
b.) Adh-Dhirar (Dhirar Bin Amr) pendapatnya tentang perbuatan manusia
sama dengan Husain An-Najjar bahwa manusia tidak hanya merupakan
wayang yang digerakkan oleh dalangnya, manusia mempunyai bagian
dalam perwujudan perbuatannya dan tidak semata-mata dipaksa dalam
melakukan perbuatannya. Mengenai ru’yat Tuhan diakhirat. Dhirar
mengatakan bahwa Tuhan dapat dilihat diakhirat melalui indra keenam.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Aliran Qadariyah merupakan suatu aliran yang mempercayai
bahwasanya segala tindakan manusia tidak di intervensi oleh Tuhan,
manusia adalah pencipta segala perbuatannya, dapat
berbuat/meninggalkannya sesuatu atas kehendaknya. Doktrin-doktrin
aliran Qadariyah diantaranya adalah bahwa manusia berkuasa atas
perbuatannya. Manusia melakukan baik ataupun buruk atas kehendak dan
daya nya sendiri.
Aliran Jabariyah merupakan aliran yang menolak adanya perbuatan
dari manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah SWT.
Dengan kata lain manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa
(majbur). Terbagi menjadi dua yakni jabariyah ekstrim dan moderat.
Jabariyah ekstrim adalah pendapatnya bahwa perbuatan manusia bukan
merupakan perbuatan yang timbul dari manusia sendiri tetapi perbuatan
yang dipaksakan atas dirinya. Sedangkan disebut jabariyah moderat adalah
karena pendapatnya bahwa Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik
itu positif atau negatif tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya.
Kedua aliran diatas sangatlah bertolak belakang dalam setiap
pendapat dan doktrin-doktrinnya, dan masing-masing memiliki landasan-
landasan dari Al-Quran yang sangat mereka yakini kebenarannya.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat penulis susun. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama dalam memahami paham-
paham aliran Qadariyah dan Jabariyah. Namun penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, baik segi Bahasa, sistematika
penulisan, dan lain-lain. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Manna Khalil al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu AlQur’an,diterjemahkan dari


“Mabahits fi Ulum al-Qur’an. 2004. Jakarta: Litera AntarNusa.

Alkhendra, Pemikiran Kalam. 2000. Bandung: Alfabeta

Harun Nasution,Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan,


1986.Jakarta: UI-Press, Cet ke-5.

Rosihan Anwar, Ilmu Kalam.2006. Bandung: Pustaka Setia, Cet ke-2.

AB Hadariansyah, pemikiran-pemikiran teologi dalam Sejarah Pemikiran Islam.


2008.Banjarmasin: Antasari Press.

Ahmad Amin, Fajr Islam.1965.Kairo:al-Nahdhah

Yusran Asmuni,Dirasah Islamiyah:Pengantar Studi Sejarah Kebudayaan Islam


dan Pemikiran, 1996. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Muhammad ibn Abd al-Karim al-Syahrastani, al-Milal wa Al-Nihal.Beirut: Dar


al-kutub Ilmiah

John M.Echols,Kamus Inggris Indonesia, Cet. XXVIII. 2006. Jakarta: Gramedia

12

Anda mungkin juga menyukai