Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN SENI

RUPA UNTUK SEKOLAH DASAR

TUGAS INDIVIDU

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Metode Pengembangan Pembelajaran Seni SD

Pengampu: Dr. Kamsidjo Budi Utomo, M.Pd.

oleh

R. Gita Ardhy Nugraha (0103516101)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR (PGSD)


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................2
A. Latar Belakang..................................................................................................2
B. Rumusan Masalah.............................................................................................3
C. Tujuan Penulisan Makalah................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
A. Manajemen Pembelajaran Seni Rupa Untuk Siswa SD....................................5
1. Perencanaan......................................................................................................5
2. Pengorganisasian...............................................................................................6
3. Pelaksanaan.......................................................................................................6
4. Evaluasi.............................................................................................................7
B. Strategi Pembelajaran Seni Rupa Untuk Siswa SD..........................................7
1. Strategi Pembelajaran Team Teaching..............................................................8
2. Strategi Pembelajaran Heuristik.......................................................................8
3. Strategi Pembelajaran Terbuka.........................................................................8
4. Motorskills Strategies.......................................................................................9
BAB III..................................................................................................................10
A. Simpulan.........................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni rupa merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi hampir setiap
orang. Melalui seni rupa, seseorang dapat membentuk suatu karya sesuai dengan
imajinasi dan kreatifitas mereka masing-masing, terkhusus untuk siswa sekolah
dasar. Pembelajaran seni rupa di sekolah dasar diintegrasikan dalam mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) pada Kurikulum 2013. Pembelajaran
seni rupa untuk siswa sekolah dasar teruang dalam Permendikbud No. 24 Tahun
2016, khususnya pada kompetensi dasar (KD) 3.1, 3.4, 4.1, dan 4.4.
Pembelajaran seni khususnya seni rupa seharusnya dilakukan dengan
menggunakan manajemen pembelajaran yang baik. Melalui manajemen
pembelajaran yang baik, tujuan pembelajaran seni rupa yang sudah ditetapkan
dapat tercapai dengan baik. Namun, munculnya anggapan bahwa pembelajaran
seni rupa adalah pembelajaran yang kurang penting (Utomo, 2016), membuat
guru seakan-akan menggunakan pembelajaran seni rupa hanya sebagai pengisi
waktu luang dan pelepas penat serta sebagai alternatif untuk mengisi kelas kosong
(Syafii, 2005). Masih ditemukan pembelajaran seni rupa untuk siswa dilakukan
dengan strategi pembelajaran yang tertutup, yaitu strategi pembelajaran yang
dilakukan secara ketat oleh guru tanpa melibatkan siswa untuk menentukan
langkah pembelajaran (Lilisniati, dkk, 2015). Bahkan, pembelajaran seni rupa
dilakukan oleh guru dengan tidak merancang strategi pembelajaran tententu
karena menganggap pembelajaran seni rupa hanyalah formalitas untuk mengisi
rapor siswa (Syafii, 2005).
Sudah merupakan suatu kewajiban bagi guru untuk menerapkan manajemen
dan strategi pembelajaran seni rupa dengan baik untuk mengurasi munculnya
anggapan bahwa pembelajaran seni rupa adalah pembelajaran yang tidak penting.
Pembelajaran seni rupa untuk siswa sekolah dasar merupakan suatu alat untuk

2
mengembangkan bakat yang dimiliki oleh siswa (Syafii, 2005). Selain itu, melalui
pembelajaran seni rupa, apresiasi siswa terhadap seni rupa dapat meningkat
dengan signifikan (Lilisniati, dkk, 2015). Pembelajaran seni rupa juga dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang kreatif, apresiatif, mandiri, serta
bertanggung jawab jika didukung dengan manajemen pembelajaran yang berdaya
guna (Utomo, 2016). Strategi pembelajaran tertentu juga dapat diterapkan dalam
pembelajaran seni rupa untuk siswa sekolah dasar guna mengembangkan
kreatifitas siswa. Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dapat
meningkatkan hasil belajar keterampilan siswa dalam membuat suatu karya seni
rupa (Yusnida, dkk, 2013).
Melalui latar belakang yang telah diutarakan, penulis menyusun makalah
guna menjabarkan manajemen dan strategi pembelajaran yang baik agar
pembelajaran seni rupa untuk siswa sekolah dasar dapat tepat guna. Adapun
makalah ini berjudul “Manajemen dan Strategi Pembelajaran Seni Rupa untuk
Siswa Sekolah Dasar”. Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui
pentingnya manajemen dalam melakukan pembelajaran seni rupa serta
mengetahui strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran seni rupa untuk
siswa sekolah dasar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diutarakan, maka dapat rumusan
masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah manajemen pembelajaran seni rupa untuk siswa sekolah
dasar?
2. Bagaimanakah strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran seni rupa
untuk siswa sekolah dasar?

3
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah yang
diutarakan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui manajemen pembelajaran seni rupa untuk siswa sekolah dasar.
2. Mengetahui strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran seni rupa
untuk siswa sekolah dasar.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Pembelajaran Seni Rupa Untuk Siswa SD


Manajemen pembelajaran merupakan suatu usaha yang berkaitan dengan
pengaturan proses pembelajaran untuk mencapai proses pembelajaran yang efektif
dan efisien serta sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Bafadhal,
2004: 11). Manajemen pembelajaran adalah suatu kegiatan yang penting untuk
melakukan proses pembelajaran. Melaui menajemen pembelajaran, guru dapat
melaksanakan pembelajaran yang tepat guna bagi siswa. Dalam pembelajaran seni
rupa untuk siswa sekolah dasar, manajemen pembelajaran menjadi hal penting
untuk diperhatikan. Seperti yang telah dipaparkan dalam latar belakang,
pembelajaran seni rupa untuk siswa sekolah dasar dilaksanakan dengan tidak
menggunakan manajemen yang baik. Pembelajaran seni rupa seringkali dilakukan
tanpa adanya persiapan yang matang baik dari guru maupun siswa. Manajemen
pembelajaran pembelajaran seni rupa dapat dilakukan dalam beberapa tahapan
sederhana yaitu (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) pelaksanaan, dan (4)
evaluasi.

1. Perencanaan
Perencaaan (planning) merupakan langkah awal yang penting sebelum
melakukan pembelajaran seni rupa. Perencanaan sendiri merupakan suatu proses
persiapan kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai tujuan
tertentu (Usman, 2008: 60). Perencanaan oleh guru dapat dituangkan melalui
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang tertuang pada Permendikbud No. 24 Tahun 2016. Melalui
pembuatan RPP, guru dapat menentukan tujuan, materi, alat dan bahan, serta
tempat untuk melakukan pembelajaran seni rupa. Pembelajaran seni rupa untuk
siswa sekolah dasar seringkali dilakukan tanpa perencanaan, sehingga

5
pembelajaran seni rupa berjalan dengan tidak teratur (Syafii, 2005). Melalui
perencanaan, pembelajaran seni rupa dapat dilakukan dengan tepat guna.

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) merupakan salah satu aktivitas manajerial
yang menentukan keberlangsungan suatu kegiatan pembelajaran sesuai dengan
tujuan yang diharapkan (Utomo, 2016). Dalam pembelajaran, pengorganisasian
meliputi pembagian tugas diantara siswa dan pendidik. Sebagai contoh, guru
menginstruksikan kepada siswa untuk membawa sesuatu untuk digunakan dalam
pembelajaran. Pengorganisasian dalam pembelajaran seni rupa merupakan
langkah pembelajaran yang penting untuk dilakukan. Pengorganisasian dalam
pembelajaran seni rupa menuntut kerjasama diantara siswa dan guru dalam
membuat karya (Retnowati, dkk, 2010: 43). Contoh secara sederhana dalam
pembelajaran seni rupa untuk siswa sekolah dasar, guru dan siswa membagi tugas
untuk membawa alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Biasanya, guru akan menginstruksikan kepada siswa untuk membawa alat dan
bahan yang sederhana dan tidak berbahaya.

3. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran seni rupa sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan
tahap perencanaan yang dijabarkan dalam RPP. Namun, pada prakteknya, bisa
saja RPP tidak dapat dilaksanakan dengan runtut. Pelaksanaan pembelajaran
dalam RPP dilakukan sesuai dengan kondisi dan situasi pembelajaran saat itu.
Guru tidak bisa memaksakan kegiatan pembelajaran secara runtut sesuai dengan
RPP jika kondisi dan situasi pembelajaran tidak sesuai dengan harapan. Oleh
karena itu, guru perlu mempersiapkan kegiatan lain untuk mengatasi kondisi dan
situasi yang tidak terduga sebelumnya. Dalam pembelajaran seni rupa untuk siswa
sekolah dasar, guru berfungsi sebagai fasilitator yang membimbing dan membantu
siswa jika siswa mengalami kesulitan. Melalui bimbingan yang diberikan oleh
guru, siswa akan merasa dirinya diperhatikan dan dihargai sehingga siswa dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik (Sardiman, 2011).

6
4. Evaluasi
Evaluasi dalam pembelajaran seni rupa untuk siswa sekolah dasar dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik assessment of learning dan assessment for
learning. Assessment of learning merupakan penilaian dan evaluasi terhadap
siswa mengenai pencapaiannya dalam proses pembelajaran. Guru dapat mengukur
keberhasilan siswa dalam menghasilkan karya sesuai dengan indikator yang
tertuang dalam RPP. Assesment for learning digunakan oleh guru untuk
mengidentifikasi kesulitan yang ditemui oleh siswa dalam proses pembelajaran.
Hasil identifikasi kesulitan siswa menjadi pertimbangan guru untuk menentukan
strategi atau cara guna membantu siswa dalam menyelesaikan kesulitan belajarnya
(Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, 2016). Baik assessment of learning
maupun assessment for learning dapat diterapkan dalam pembelajaran seni rupa
untuk siswa sekolah dasar karena masing-masing teknik saling melengkapi guna
memperbaiki proses pembelajaran seni rupa.

B. Strategi Pembelajaran Seni Rupa Untuk Siswa SD


Strategi pembelajaran merupakan pemikiran dan pengupayaan secara
strategis dalam melakukan pemilihan, penyusunan, pemobilisasian, dan
pensinergian cara, sarana, prasanana, serta sumber daya guna mencapai tujuan
dalam pembelajaran (Abimanyu, dkk, 2009: 2.3). Strategi pembelajaran sendiri
merupakan sebuah keputusan untuk bertindak dalam menyelaraskan komponen-
komponen yang ada pada sistem pembelajaran. Strategi pembelajaran sendiri
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu strategi pembelajaran ditinjau dari (1)
pengaturan guru dan siswa, (2) pengolahan pesan, (3) struktur peristiwa belajar-
mengajar, dan (4) tujuan belajar (Abimanyu, dkk, 2009:3.3).
Dari empat klasifikasi dalam strategi pembelajaran, ada beberapa strategi
pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran seni rupa untuk siswa
sekolah dasar. Diambil dari segi pengaturan guru dan siswa, pembelajaran seni
rupa untuk siswa sekolah dasar dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran
team teaching. Diambil dari segi pengolahan pesan, pembelajaran seni rupa dapat
dilakukan dengan strategi heuristik. Dari segi struktur peristiwa belajar mengajar,

7
pembelajaran seni rupa dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran terbuka.
Dari segi tujuan belajar, pembelajaran seni rupa dapat dilakukan dengan
motorskills strategies.

1. Strategi Pembelajaran Team Teaching


Strategi pembelajaran team teaching atau pembelajaran secara tim dilakukan
dengan melibatkan dua orang atau lebih sebagai pengajar atau tutor. Strategi
pembelajaran dengan menggunakan team teaching adalah terobosan yang efektif
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kolaborasi yang dihasilkan
oleh pengajar (Wiradinata, 2013). Pada pembelajaran seni rupa untuk siswa
sekolah dasar, team teaching dapat membagi tugasnya untuk menjadi fasilitator
dan pemberi materi. Ketika pemberi materi menyampaikan materi seni rupa,
fasilitator dapat membimbing siswa dalam membuat karyanya. Peran fasilitator
hanya membantu ketika siswa merasa kesulitan, bukan membuatkan karya untuk
siswa.

2. Strategi Pembelajaran Heuristik


Strategi pembelajaran heuristik merupakan strategi pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Siswa dikehendaki untuk terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan intelektual, berpikir kritis, dan
kemampuan memecahkan masalah pada diri siswa (Abimanyu, dkk, 2009). Peran
guru dalam strategi pembelajaran ini adalah menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan agar siswa berani untuk bereksplorasi dalam menuangkan
imajinasinya ke dalam karya yang dibuatnya. Pada pembelajaran seni rupa untuk
siswa sekolah dasar, strategi pembelajaran heuristik seringkali
diimpelementasikan pada metode ekspresi bebas. Metode ekspresi bebas
memberikan keluasaan kepada siswa untuk mengungkapkan perasaan dan
imajinasinya ke dalam penciptaan karya seni (Prawira, 2004: 16).

3. Strategi Pembelajaran Terbuka


Strategi pembelajaran terbuka merupakan strategi pembelajaran yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan konstribusi dalam

8
merancang atau menentukan komponen-komponen dalam proses pembelajaran
(Abimanyu, dkk, 2009). Dalam pembelajaran seni rupa, strategi pembelajaran ini
memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan sendiri langkah-langkah
berserta bahan-bahan yang diperlukan guna membuat suatu karya. Peranan guru
dalam strategi pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator sekaligus sebagai
pemberi batasan kepada siswa. Sebagai pemberi batasan, guru berhak untuk
menentukan tema dan jenis karya yang akan dibuat oleh siswa. Strategi
pembelajaran terbuka biasanya diimplementasikan dalam metode eskpresi bebas
dan metode kerja kelompok.

4. Motorskills Strategies
Motorskills strategies atau strategi pembelajaran keterampilan motorik
merupakan strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk melakukan gerakan-
gerakan terkoordinasi guna menghasilkan produk pembelajaran tertentu
(Abimanyu, dkk, 2009). Strategi pembelajaran keterampilan motorik cocok untuk
diterapkan dalam pembelajaran seni rupa untuk siswa karena dalam pembelajaran
seni rupa, keterampilan koordinasi motorik siswa diperlukan untuk menghasilkan
sebuah karya yang sesuai dengan kemampuan siswa (Widyastuti, 2012).

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dalam melakukan pembelajaran seni rupa untuk siswa sekolah disarm guru
sebaiknya membuat sebuah sistem manajemen pembelajaran agar pembelajaran
dapat berlangsung dengan tepat guna dan mencapai tujuan pembelajaran. Secara
sederhana, manajemen pembelajaran seni rupa dapat dilakukan melalui empat
tahapan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.
Pembelajaran seni rupa untuk siswa sekolah dasar memerlukan strategi
pembelajaran agar pembelajaran seni rupa dapat berjalan dengan menyenangkan.
Beberapa strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran seni rupa antara lain: strategi pembelajaran team
teaching, strategi pembelajaran heuristik, strategi pembelajaran terbuka, dan
strategi pembelajaran keterampilan motorik (motorskills strategies).

B. Saran
Bagi pemakalah selanjutnya, dapat dijelaskan mengenai implementasi manajemen
pembelajaran seni rupa untuk siswa sekolah dasar agar dapat mengetahui
kelemahan dan kekuatan guru dalam melakukan manajemen pembelajaran. Selain
itu, pemakalah selanjutnya dapat memaparkan kelemahan dan kekuatan strategi-
strategi pembelajaran pada seni rupa untuk siswa sekolah dasar agar guru dapat
memilih strategi pembelajaran yang sesuai.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, S dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi.
Bafadhal, Ibrahim. 2004. Peningkatan Profesional Guru SD. Jakarta: Bumi
Aksara.
Lilisniati, A., Zairul A., & Otang K. 2015. Penerapan Model Pembelajaran
Langsung Untuk Meningkatkan Apresiasi Seni Rupa Siswa Kelas III SD
Negeri 145 Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan
dan Ilmu Pendidikan. 2(2), 1-12.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran
Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Prawira, Nanang Ganda. 2004. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Seni Rupa.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Retnowati, Tri H & Bambang P. 2010. Pembelajaran Seni Rupa. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.
Syafii. 2005. Profil Pendidikan Seni Rupa Sekolah Dasar: Kajian Tanggapan Guru
Sd Di Jawa Tengah. IMAJINASI. 1(1), 100-111.
Usman, Husaini. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Utomo, Kamsidjo B. 2016. Model Manajemen Pendidikan Seni Yang Efektif.
Prosiding. Seminar Nasional Pendidikan 2016 Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Widiyastuti, E. 2012. Peningkatan Kemampuan Menggambar Bebas Siswa B1
melalui Strategi Pembelajaran Pemberian Motivasi. Harmonia: Journal of
Arts Research and Education. 12(2), 132-142.
Wiradinata, Djohan R. 2013. Meningkatkan Kualitas Perkuliahan Melalui Team
Teaching. Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi. 1(2), 68-81.
Yusnida, Syafril R., & Suib Awrus. 2013. Penerapan Strategi Pembelajaran
Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ketrampilan Anyaman
Bambu. Serupa The Journal of Art Education. 2(1).

11

Anda mungkin juga menyukai