Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“METODE, PENDEKATAN, DAN MEDIA PEMBELAJARAN”

MATA KULIAH
PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN MATEMATIKA

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:


ZULFITRI AIMA, M.Pd

Disusun oleh kelompok VIII

1. Rubiah (21050003)
2. Putri Julyana (21050015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
TAHUN AKADEMIK
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pengembangan Program Pengajaran
Matematika “Metode, Pendekatan, dan Media Pembelajaran ” shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang membawa manusia kejalan
kebenaran.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan baik dari isi makalah maupun tata cara penulisannya. Oleh karena
itu penulis mohon segala saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Padang, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 1
D. Manfaat .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran........................................................ 2


B. Contoh Pelaksanaan Metode Pembelajaran dan Media Pembelajaran .................. 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan telah menjadi salah satu kebutuhan dasar seluruh umat manusia, untuk itu
setiap manusia mesti menempuh pendidikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Tirtarahardja dan Sulo (2010: 34) dalam Nenchi (2017: 1) menjelaskan pendidikan diartikan
sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah ke;ada terbentuknya kepribadia
siswa. Idi ( : 268) dalam Nafisah (2017: 2) Tujuan pendidikan nasional tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam penyajian
pendidikan terdapat banyak cara (metodologi) pembejaran menurut Kosasih (2014 : 83)
dalam Nenchi (2017 : 2) ada tiga jenis model pembelajaran yang disarankan dalam
kurikulum 2013 yaitu modeldiscovery learning, problem based learnning,danproject based
learning. Ketiga model sesuai dengan pembelajaran pendekatan saintifik yaitu mengamati,
menanya, mencoba mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Modelproject based
learningadalah salah satu metodologi dalam pembelajaran agar dapat meningkatkan
pengetahuan dengan basis pada pemberian tugas dari pengajar berupa projek-projek kepada
siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode dan pendekatan dalam pembelajaran?
2. Bagaimana contoh pelaksanaan metode pembelajaran dan media pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui metode dan pendekatan dalam pembelajaran
2. Untuk menetahui contoh pelaksanaan metode pembelajaran dan media pembelajaran
D. Manfaat
1. Mendeskripsikan metode dan pendekatan dalam pembelajaran
2. Mendeskripsikan contoh pelaksanaan metode pembelajaran dan media pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode dan Pedekatan dalam Pembelajaran


1. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning atau PBL atau pembelajaran berbasis masalah adalah
metode pembelajaran yang melibatkan siswa dan guru untuk memecahkan masalah
secara bersama-sama. Siswa mempelajari materi tersebut dan harus terampil mengatasi
masalah yang terlibat di berbagai situasi seperti di kehidupan nyata, sedangkan guru
perannya adalah menyodorkan berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan
mendukung pembelajaran siswa.
Dalam pemilihan model pembelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu tujuan pembelajaran, karakteristik materi, dan karakteristik siswa. Salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatka kemampuan pemecahan
masalah dan kemandirian belajar adalah model PBL. Hal ini dikarenakan model PBL
merupakan suatu model pembelajaran, yang mana siswa mengerjakan permasalahan
yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan
kemandirian dan percaya diri (Suprihatiningrum, 2016).
Menurut Sheryl (dalam Rustam dkk, 2017), Pembelajaran berbasis masalah sebagai
metode pembelajaran, dibangun dengan ide konstruktivisme dan pendekatan
pembelajaran berpusat pada siswa. Bila menggunakan pembelajaran berbasis
masalah, guru membantu siswa fokus pada pemecahan masalah dalam konteks dunia
nyata yang akan mendorong siswa untuk memikirkan situasi masalah ketika siswa
mencoba untuk memecahkan masalah. Model pembelajaran ini dilakukan melalui
kerjasama siswa dalam kelompok-kelompok kecil, menggunakan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru bertindak sebagai fasilitator dan
menggunakan situasi kehidupan nyata sebagai fokus pembelajaran. Siswa akan bekerja
dalam kelompok untuk memecahkan masalah nyata dan kompleks yang akan
mengembangkan pemecahan masalah keterampilan, penalaran, komunikasi, dan
keterampilan evaluasi diri melalui pembelajaran berbasis masalah.

2
a. Langkah-langkah Pelaksanaan
Polya (dalam Edy, 2014) Proses pembelajaran matematika di kelas telah
mengikuti pembelajaran berbasis masalah. Langkah-langkah pembelajaran berbasis
masalah didasarkan pada empat langkah pemecahan masalah oleh Polya (1971),
yaitu: (1) memahami masalah, (2) merencanakan solusi, (3) memecahkan masalah
berdasarkan perencanaan pada langkah kedua , (4) melihat kembali hasilnya.
Untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam pemecahan masalah ini, guru
harus merancang proses pembelajaran dengan memberikan pengalaman pemecahan
masalah yang membutuhkan strategi yang berbeda untuk masalah yang diberikan.
b. Kelebihan dan Kekurangan
1) Kelebihan
a) Membuat siswa lebih aktif
b) Potensi siswa lebih berkembangan.
c) Siswa dapat mengaplikasikan materi yang dia dapat dengan permasalahan
dikehidupan nyata
d) Siswa memahami dan mendapat manfaat dari apa yang dipelajari
2) Kekurangan
a) Tidak semua sekolah dapat melaksanakan sistem pembelajaran berbasis
masalah karena menyebabkan kelas menjadi tidak kondusif.
b) Pelaksanaan PBL butuh waktu yang lama sehingga dianggap kurang
efisien.
c) Siswa tidak mendapat pengetahuan dasar secara utuh.
2. Pembelajaran Project Based Learning (PJBL)
Ngalimun (2012: 185) menjelaskan dalam Nafisah (2017: 17) project based learning
adalah model pembelajaran yang berfokus pada konsep-konsep dan prinsip utama dari
suatu disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas
bermakna lainnya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruk belajar
mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai, dan realistik.
Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu
proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh peserta didik dapat
berupa proyek perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu

3
tertentu secara kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya kemudian akan
ditampilkan atau dipresentasikan (Fathurrohman, 2015: 227).
a. Langkah-langkah Pelaksanaan
1) Mempersiapkan pertanyaan penting terkait suatu topik materi yang akan
dipelajari
2) Menyusun rencana proyek
3) Membuat jadwal
4) Memonitor pelaksanaan pembelajaran berbasi proyek (project based learning)
5) Menguji dan memberikan penilaian atas proyek yang dibuat
6) Evaluasi pembelajaran berbasis proyek.
b. Kelebihan dan Kelemahan
1) Kelebihan
a) Memotivasi peserta didik dengan melibatkannya di dalam pembelajaran.
b) Menyediakan kesempatan pembelajaran berbagai disiplin ilmu Membantu
keterkaitan hidup di luar sekolah
c) Menyediakan peluang unik karena pendidik membangun hubungan
dengan peserta didik sebagai fasilitator
d) Menyediakan kesempatan untuk membangun hubungan dengan komunitas
yang besar
e) Membuat peserta didik lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
problem yang ada
2) Kelemahan
a) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah Membutuhkan
biaya yang cukup banyak
b) Banyak pendidikan yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di
mana pendidik memegang peran utama di kelas
c) Banyaknya peralatan yang harus dibeli
d) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

4
3. Pembelajaran Koooperatif Tipe Jigsaw
Sudrajat (2010, hal.5) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah
suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Zaini (2008,
hal.56) menjelaskan bahwa model pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik
untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian
dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini
adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan
kepada orang lain.
a. Langkah – langkah Pelaksanaan
Menurut Rusman (2012: 218) langkah-langkah dalam model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yakni:
1) Siswa dikelompokkan dengan anggota kurang lebih 4-5 orang.
2) Tiap orang dalam tim diberikan materi atau tugas yang berbeda.
3) Anggota dalam tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk
kelompok baru (kelompok ahli).
4) Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan kepada anggota kelompok tentang sub bab yang mereka kuasai.
5) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
6) Pembahasan.
7) Penutup
b. Kelebihan dan Kelemahan
1) Kelebihan
a) Meningkatkan hasil belajar
b) Meningkatkan daya ingat
c) Dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi
d) Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu)
e) Meningkatkan hubungan antara manusia yang heterogen
f) Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah

5
2) Kelemahan
a) Perbedaan persepsi siswa dalam memahami suatu konsep
b) Siswa cenderung sulit meyakinkan siswa lain bila percaya diri yang
dimiliki siswa tersebut kurang
c) Guru cenderung membutuhkan waktu yang lama untuk merekap hasil
belajar siswa berupa nilai dan kepribadian siswa
d) Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menguasai model
pembelajaran ini
e) Model pembelajaran ini cenderung lebih sulit dilakukan apabila jumlah
siswa lebih banyak.
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (think pairs share)
Tipe Think Pair Share adalah salah satu cara untuk menciptakan kerja sama siswa
dalam kelompoknya, sertamemberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab,
dan saling membantu satu sama lain (Ibrahim, dkk, 2005: 26). Berdasarkan uraian di atas,
maka pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share diharapkan sebagai salah satu
alternatif untukmelatih sekaligus meningkatkan kerja sama siswa dalam proses belajar
mengajar. Siswa diharapkan belajar tidak hanya semata-mata karena mencari nilai yang
bagus dan mementingkan diri sendiri, melainkan agar mereka tidak kesulitan dalam
bergaul dan terbiasa sampai dewasa untuk bekerja sama dengan orang lain atau
masyarakat.
a. Langkah-langkah Pelaksanaan
Nurhadi (2005 :120), Lyman dan kawan-kawan menyatakan langkah-langkah
dalam pelaksanaan metode pembelajaran tipe TPS yaitu:
1) Thinking (berpikir)
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berkaitan dengan pelajaran dan
siswa diberiwaktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu
tersebut.
2) Pairing (berpasangan)
Selanjutnya guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan yang telah
dipikirkan.Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika
pertanyaan telahdiajukan atau penyampaian ide bersama jika isu khusus telah

6
diidentifikasi. Biasanya gurumengijinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan.
3) sharing (berbagi)
Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk
berbagi atau bekerja sama dengan secara kelas secara keseluruhan mengenai yang
telah mereka bicarakan, langkah ini akan efektif jika guru berkeliling kelas dari
pasangan yang satu ke pasangan yang lain, sehingga seperempat atau separuh dari
pasangan-pasangan tersebutmemperoleh kesempatan untuk melapor.
b. Kelebihan dan Kelemahan
1) Kelebihan
a. Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung
memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta
memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.
b. Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan
pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam
memecahkan masalah
c. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya
dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang
2) Kelemahan
a. Untuk siswa yang memiki kemampuan akademik yang tinggi, mereka
akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki
kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat menggangu iklim
kerja sama dalam kelompok.
b. Ciri utama pembelajaran kooperatif adalah siswa saling membelajarkan.
Oleh karena itu jika tanpa pertemuan yang efektif, dibandingkan dengan
pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian, apa
yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
c. Penilaian yang diberikan didasarkan kepada hasil kerja kelompok, namun
guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang
diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

7
5. Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD)
Menurut R. Slavin dan temantemannya di universitas John Hopkin (Slavin, 2010)
model pembelajaran STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk pemulaan bagi para guru
yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Jadi model pembelajaran kooperatif tipe
STAD merupakan metode pembelajaran yang baik untuk pemulaan bagi para guru dan
merupakan salah satu metode yang paling sederhana. Model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan oleh R. Slavin merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk pemulaan bagi para
guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2005).
a. Langkah-langkah Pelaksanaan
Slavin ( 2006:5-7 ) mengemukakan bahwa secara garis besar tahap-tahap
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:
1) Tahap Penyajian Materi
2) Tahap kerja Kelompok
3) Tahap Tes Individual
4) Tahap Perhitungan Skor Perkembangan Individu
5) Tahap Penghargaan Kelompok
b. Kelebihan dan Kelemahan
1) Kelebihan
a) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi
norma-norma kelompok,
b) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama,
c) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
2) Kelemahan
a) Sejumlah siswa mungkin banyak yang bingung karena belum terbiasa
dengan perlakuan seperti ini.
b) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit
mencapai target kurikulum.

8
c) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada
umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
B. Contoh Pelaksanaan Metode Pembelajaran dan Media Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Guru mengucapkan salam.
b. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
c. Guru memeriksa kesiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan
menanyakan kelengkapan belajar (bahan ajar/LKPD) termasuk jika ada buku yang
tidak ada kaitannya dengan pembelajaran untuk disimpan terlebih dulu.
d. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dengan menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. (TPACK-Pedagogy)
e. Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan materi sebelumnya yaitu
kesebangunan segiempat
2. Kegiatan inti
a. Menentukan pertanyaan atau masalah utama
b. Merencanakan proyek
c. Membuat jadwal penyelesaian proyek
d. Memonitor kemajuan penyelesaian proyek
3. Kegiatan akhir
a. Guru melakukan refleksi dengan menanyakan tentang kegiatan yang dilakukan
dan apa saja yang telah didiskusikan.
b. Guru menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya, yaitu mempresentasikan laporan hasil diskusi yang telah diselesaikan.
c. Guru mengakhiri pertemuan pembelajarn dengan salam dan doa
 Metode pembelajaran
Pendekatan : pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka
adalah pendekatan pembelajaran berbasis proyek.
Metode :
a. Diskusi
b. Eksperimen

9
c. Pemecahan masalah
d. Proyek
Model :
Project Based Learning (PBL)
a. Diskusi kelompok
b. Observasi
c. Presentasi hasil diskusi
d. Tanya jawab
 CONTOH

Unsur etnomatematika dalam permainan kelereng

No Objek Unsur Etnomatematika


1 Kelereng Bentuknya seperti bola, sehingga bisa
dijadikan sebagai media pembelajaran
bangun ruang.
2 Arena permainan Pada arena permainan menggunakan gambar
lingkaran sebagai tempat pengumpul
kelereng pasangan dan juga untuk
menyatukan kelereng pasangan dengan
membentuk segitiga dengan jari dapat
digunakan sebagai contoh dari geometri
Selain itu untuk menghitung jarak kelereng
ke lingkaran menggunakan jengkal tangan
dapat digunakan sebagai materi menghitung
jarak.
3 Arena permainan Kegiatan ini dapat melatih anak untuk
mengatur emosi agar fokus pada sasaran dan
tidak gegabah dalam mengambil keputusan
serta melatih keterampilan motorik halus
anak Pendidikan karakter. Permainan ini
salah satu untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan, bersosial dan bekerja sama
dengan tim.
Dari tabel diatas dapat dijabarkan begitu banyak bentuk-bentuk hasil budaya
masyarakat melalui permainan tradisional kelereng yang memuat konsep matematika
yang disebut sebagai pembelajaran matematika berbasis budaya atau disebut juga
etnomatematika. Seorang pendidik harus bisa mengemas pembelajaran matematika, salah
satunya dengan permainan kelereng sehingga siswa tertarik dalam mempelajari
matematika dan memiliki manfaat dalam bidang matematika. Dengan penerapan projek

10
penguatan profil pelajar pancasila yang dikenal dengan istilah P5 peserta didik bukan
hanya memahami materi dari satu arah namun mereka bisa memahami dan mengambil
pengetahuan dari berbagai referensi yang ada dilingkungan sekitar. Sehingga budaya,
tradisi, dan ciri khas daerah bisa dilestarikan dari generasi kegenerasi. Menyediakan
kesempatan bagi peserta permainan tradisional untuk mempraktikkan nilai-nilai Pancasila
dalam kegiatan sehari-hari, seperti kerjasama, toleransi, dan gotong royong.
Memperkenalkan nilai-nilai Pancasila melalui permainan tradisional sebagai salah satu
upaya memperkuat karakter dan moralitas bangsa. Dengan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam permainan tradisional, diharapkan masyarakat Indonesia dapat
mengembangkan karakter yang kuat dan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai
landasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan membentuk kelompok-
kelompokyang didasari dengan kerja sama dan setiap anggota kelompok harus bertanggung
jawab atas pembelajarannya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
b. Menyajikan informasi
c. Menorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
e. Evaluasi
f. Memberikan penghargaan
B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
disebabkan keterbatasan pengetahuan kami dan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami berikutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Muslich Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual. Jakarta:
Bumi Aksara.
Pratiwi, Jhenny Windya, dan Pujiastuti Heni. 2020. Eksplorasi Etnomatematika Pada Permainan
Tradisional Kelereng. Jurnal Pendidikan Matematika Reflesia. 5 (2): 1-12.
Rosmawati, dkk. 2017. Pengaruh Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa. Jakarta: Press.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

13

Anda mungkin juga menyukai