Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


MELALUI PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Dan Model-Model


Pembelajaran SD

Dosen Pengampu:
Bapak Sunaryo, S.H, M.Pd, PhD

Disusun Oleh :
Putri Nur Aini ( 218620600107)

PROGRAM STUDI S-1PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “Penerapan model pembelajaran problem based
learning melalui pengolahan limbah kertas”. Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu Bapak
Sunaryo, S.H, M.Pd, PhD yang telah memberikan Tugas Mata kuliah Strategi dan
Model-model Pembelajaran SD ini kepada penulis.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari masih banyak
kesalahan baik dalam segi penulisan maupun materi. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri maupun pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Genteng, Januari 2023

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan ……………................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................................
A. Model Pembelajaran...............................................................................................
B. Model pembelajaran Problem Based Learning......................................................
C. Tujuan model pembelajaran Problem Based Learning...........................................
D. Karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning ................................
E. Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning..........................
F. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Problem Based Learning..........
G. Pengolahan Limbah Sampah Kertas.....................................................................
BAB III
PENUTUP......................................................................................................................13
A. Kesimpulan............................................................................................................13
B. Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan upaya untuk menciptakan suatu kondisi bagi
terciptanya suatu kegiatan belajar yang memungkinkan peserta didik
memperoleh pengalaman belajar yang mencukupi. Proses kegiatan pembelajaran
dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan
ketetapan pendidik dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran. Pada
saat kegiatan pembelajaran guru seharusnya menggunakan model pembelajaran
yang sesuai agar pelajaran yang disampaikan diterima dengan baik oleh peserta
didik.
Dalam mencapai tujuan tersebut maka diperlukan sebuah model
pembelajaran yang tepat dan efektif. Pada model pembelajaran berbasis masalah
berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya. Dalam model pembelajaran
ini, peranan guru adalah menyodorkan berbagai masalah, memberikan
pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog.
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menetapkan
topik masalah yang akan dibahas, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan
topik masalah apa yang harus dibahas. Hal yang paling utama adalah guru
menyediakan perancah atau kerangka pendukung yang dapat meningkatkan
kemampuan penyelidikan dan intelegensi peserta didik dalam berpikir. Proses
pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah
secara sistematis dan logis.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah :
1. Apa pengertian dari Pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)?
3. Apa saja tujuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
4. Bagaimana karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)?
5. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) ?
6. Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)?
7. Bagaimana pengolahan limbah sampah kertas ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran.
2. Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran problem based
learning.
3. Untuk mengetahui apa saja tujuan model pembelajaran problem based
learning.
4. Untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran problem based learning.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran problem based
learning.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran problem
based learning.
7. Untuk mengetahui bagaimana mengelola limbah sampah kertas.

BAB II

2
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran
Arends (19997) mengatakan “The term teaching model refers to a
particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment,
and management system”. Istilah model pengajaran mengarah pada suatu
pendekatan tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungan, dan sistem
pengelolaannya, sehingga model pembelajaran mempunyai makna yang lebih
luas daripada pendekatan, strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial
dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya
buku buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain ( Joyce, 1992).
Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran
mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik
sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

B. Pengertian Model PBL ( Problem Based Learning )


Menurut Efendi (2008 : 124- 125), problem based learning adalah
lingkungan belajar yang didalamnya menggunakan masalah untuk belajar, yaitu
sebelum pembelajar mempelajari suatu hal, meraka diharuskan
mengidentifikasikan suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun
telaah kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga para pelajar
menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan
masalah tersebut. PBL dapat juga di definisikan sebagai sebuah metode
pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat
digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu

3
(knowledge) baru. Dengan demikian, masalah yang ada digunakan sebagai
sarana agar anak didik dapat belajar sesuatu yang dapat menyokong keilmuan.
Menurut Nata ( 2009 : 243), problem base learning yang selanjutnya
disebut PBL, adalah salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik dengan cara menghadapkan para peserta didik tersebut dengan berbagi
masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Dengan model  pembelajaran ini,
peserta didik dari awal sudah dihadapkan berbagai masalah kehidupan yang
mungkin akan ditemuinya kelak pada saat mereka sudah lulus dari bangku
sekolah.
Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses
pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut
peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir
dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (Harmadi, 2017 :
117).
C. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Tujuan dari penerapan metode problem based learning adalah untuk
mendorong siswa untuk melakukan pembelajaran atau untuk belajar secara
mandiri yang berlangsung seumur hidup. Selain itu, problem based
learning menekankan pada kolaborasi dan kerja tim yang dapat mempengaruhi
kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Sebagai bentuk pembelajaran aktif, problem
based learning (PBL) mampu mendorong pengetahuan dan mengintegrasikan
pembelajaran di institusi pendidikan dengan dinamika kehidupan nyata. Dengan
begitu, peserta didik dapat belajar bagaimana mengembangkan pengetahuan
yang fleksibel dan meningkatkan pengetahuannya sendiri, keterampilan
pemecahan masalah, memperoleh motivasi secara intrinsik, bertukar ide, dan
berkolaborasi. 

4
Siswa kelas dapat mengidentifikasi apa yang telah mereka ketahui, apa
yang perlu diketahui, serta cara dan sumber informasi yang dibutuhkan untuk
berhasil mencapai solusi masalah. Sementara instruktur dalam problem based
learning dapat memfasilitasi pembelajaran dengan mendukung, membimbing,
dan memantau kemajuan peserta didik. Model problem based learning dapat
membangun kepercayaan diri peserta didik. Bukan hanya itu, peserta didik juga
didorong berpartisipasi aktif dan memperluas pemahaman mereka. Metode ini
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai keterampilan
pemecahan masalah, pemikiran, kerja tim, komunikasi, manajemen waktu, dan
penelitian.

D. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) dalam
Aris Shoimin (2014:130) menjelaskan karakteristik dari PBM, yaitu:
a. Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitik beratkan kepada siswa
sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori
konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan
pengetahuannya sendiri.
b. Autenthic problems from the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang autentik
sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta
dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
c. New information is acquired through self-directed learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja belum mengetahui dan
memahami semua pengetahuan prasayaratnya sehingga siswa berusaha untuk
mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.
d. Learning occurs in small group
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha
mengembangkan pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam

5
kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas
dan penerapan tujuan yang jelas.
e. Teachers act as facilitators
Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Meskipun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa
dan mendorong mereke agar mencapai target yang hendak dicapai.

Sedangkan ciri dari model problem Based learning secara umum dapat
dikenali dengan adanya enam ciri yang dimilikinya, adapun keenam ciri tersebut
adalah:
a) Kegiatan belajar mengajar dengan model Problem Based Learning dimulai
dengan pemberian sebuah masalah.
b) Masalah yang disajikan berkaitan dengan kehidupan nyata para siswa
c) Mengorganisasikan pembahasan seputar disiplin ilmu.
d) Siswa diberikan tanggungjawab yang maksimal dalam membentuk maupun
menjalankan proses belajar secara langsung.
e) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil.
f) Siswa dituntut untuk mendemonstrasikan produk atau kinerja yang telah
mereka pelajari.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa pembelajaran dengan


model Problem Based Learning dimulai oleh adanya masalah yang dalam hal ini
dapat dimunculkan oleh siswa ataupun guru, kemudian siswa memperdalam
pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan dan apa yang perlu
mereka ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih
masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong
untuk berperan aktif dalam belajar.

6
E. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Aris Shoimin (2014:131) mengemukakan bahwa langkah-langkah dalam
model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut:
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang
dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
yang dipilih.
b. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal,
dll).
c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah.
d. Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagai tugas dengan
temannya.
e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Sedangkan langkah-langkah dalam model pembelajaran Problem Based


learning adalah:
a) Orientasi siswa kepada masalah
Kegiatan yang pertama dilakukan dalam model ini adalah dijelaskannya
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru, selanjutnya
disampaikannya terkait logistik yang dibutuhkan, diajukannya suatu masalah
yang harus dipecahkan siswa, memotivasi para siswa agar dapat terlibat
secara langsung untuk melakukan aktivitas pemecahan masalah yang
menjadi pilihannya.

7
b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru dapat melakukan perannya untuk membantu siswa dalam
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang terkait dengan
masalah yang disajikan.
c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru melakukan usaha untuk mendorong siswa dalam mengumpulkan
informasi yang relevan, mendorong siswa untuk melakukan eksperimen, dan
untuk mendapat pencerahan dalam pemecahan masalah.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu para siswa-siswinya dalam melakukan perencanaan dan
penyiapan karya yang sesuai misalnya laporan, video atau model, serta guru
membantu para siswa untuk berbagi tugas antar anggota dalam
kelompoknya.
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu para siswa dalam melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dalam setiap proses yang mereka gunakan.

Dari beberapa pendapat di atas mengenai langkah-langkah dalam model


pembelajaran Problem Based Learning dapat diambil kesimpulan bahwa
langkah-langkah dalam model PBL ini dimulai dengan menyiapkan logistic
yang dibutuhkan lalu penyajian topik atau masalah, dilanjutkan dengan siswa
melakukan diskusi dalam kelompok kecil, mencari solusi dari permasalahan dari
berbagai sumber secara mandiri atau kelompok, menyampaikan solusi dari
permasalahan dalam kelompok berupa hasil karya dalam bentuk laporan, dan
kemudian melakukan evaluasi terhadap proses apa saja yang mereka gunakan.

8
F. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Sedangkan menurut Suyanti (2010) kelebihan dalam penerapan model
Problem Based Learning diantaranya adalah:
a) PBL dirancang utamanya untuk membantu pebelajar dalam membangun
kemampuan berfikir kritis, pemecahan masalah, dan intelektual mereka, dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan dengan
pengetahuan baru.
b) Membuat mereka menjadi pebelajar yang mandiri dan bebas.
c) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami
isi pelajaran, dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d) Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
e) Membantu siswa mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, juga dapat mendorong
untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses
belajarnya.
f) Melalui PBL bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran
pada dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti
siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku.
g) Dapat mengembangkan minat siswa untuk terus-menerus belajar sekalipun
belajar pada pendidikan formal berakhir.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dengan
menggunakannya model pembelajaran Problem Based Learning yaitu:
a. Melatih siswa memiliki kemampuan berfikir kritis, kemampuan
memecahkan masalah, dan membangun pengetahuannya sendiri.
b. Terjadinya peningkatan dalam aktivitas ilmiah siswa.
c. Mendorong siswa melakukan evaluasi atau menilai kemajuan belajarnya
sendiri.
d. Siswa terbiasa belajar melalui berbagai sumber-sumber pengetahuan yang
relevan.

9
e. Siswa lebih mudah memahami suatu konsep jika saling mendiskusikan
masalah yang dihadapi dengan temannya.

Sedangkan menurut Suyanti (2010) kelemahan dalam penerapan model


Problem Based Learning diantaranya adalah:
1. Manakala siswa tidak memilki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencoba.
2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui Problem Based learning
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari.

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat di atas adalah


model Problem Based Learning ini memerlukan waktu yang tidak sedikit,
Pembelajaran dengan model ini membutuhkan minat dari siswa untuk
memecahkan masalah, jika siswa tidak memiliki minat tersebut maka siswa
cenderung bersikap enggan untuk mencoba, dan model pembelajaran ini cocok
untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan pemecahan masalah.

G. Pengolahan Limbah Sampah Kertas


Permasalahan lingkungan merupakan isu yang tidak bisa di hindarkan.
Saat ini sampah merupakan masalah lingkungan yang sangat serius yang di
hadapi masyarakat Indonesia pada umumnya. Bisa dikatakan sampah setiap hari
dihasilkan oleh ibu-ibu rumah tangga, Baik itu sampah organik maupun
anorganik. Namun yang memprihatinkan, sampah-sampah yang dihasilkan
tersebut malah dibuang sembarangan di berbagai tempat, dan efeknya akan

10
merusak lingkungan yang ada di sekitarnya. Jumlah produksi sampah setiap
tahun akan bertambah seiring dengan bertambah jumlah penduduk.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber
hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep
sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-
jenisnya (Anonim:2012). Setiap tahun jumlah sampah di Indonesia pada
umumnya selalu bertambah, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk
serta penggunaan bahan- bahan yang menghasilkan banyak sampah secara
berlebihan.

Jenis-jenis sampah berdasarkan sifatnya :

1. Sampah organik.
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan,sayuran,daun-daun kering, dan sebagainya.
2. Sampah anorganik
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk,
seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan
gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
Dalam mengatasi menumpuknya limbah sampah anorganik disini kita
bisa memanfaatkannya menjadi barang barang yang bermanfaat, Limbah kertas
sampah kertas kelihatannya memang mudah hancur dan tidak berbahaya seperti
sampah plastik. Namun walau bagaimanapun yang namanya sampah pasti
menimbulkan masalah jika berserakan begitu saja. Sampah dari kertas dapat
didaur ulang baik secara langsung ataupun tak langsung. Secara langsung artinya
kertas tersebut langsung dibuat kerajinan atau barang yang berguna lainnya.

11
Sedangkan secara tak langsung artinya kertas tersebut dapat dilebur terlebih
dahulu menjadi kertas bubur, kemudian dibuat berbagai kerajinan. Hasil daur
ulang kertas banyak sekali ragamnya seperti kotak hiasan, sampul buku, bingkai
photo, tempat pinsil, dan lain sebagainya. Berikut ini gambar hasil pengelolahan
limbah sampah kertas:

Gambar foto diatas merupakan figura yang berbentuk persegi panjang


yang bisa dicari panjang, lebar, luas dan kelilingnya ketika dikaitkan dengan
mata pelajaran matematika SD. Contohnya figura diatas memiliki panjang 20
meter, dan lebar 15 meter jadi keliling dan luasnya adalah : keliling = 2(p+l) jadi
2x(20+15) Hasilnya adalah 70 meter. Dan luasnya adalah 20x15 = 300 meter.
Nah model pembelajaran ini sangat cocok untuk meningkatkan minat belajar
siswa.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan pada tujuan dan
proses berbuat melalui berbagai pengalaman belajar yang dirancang dan
dipersiapkan oleh guru. Belajar juga proses melihat, mengamati, melalui,
mengalami dan memahami sesuatu yang ada di sekitar siswa. Kegiatan
pembelajaran dilakukan oleh dua pihak pelaku, yaitu guru dan siswa. Guru
berperan dalam merancang, merekayasa, dan mempersiapakan skenario dan
pengalaman belajar bagi siswa, serta memfasilitasi pelaksanaan proses
pembelajaran tersebut, sementara siswa terlibat secara aktif dalam aktivitas yang
sudah dipersiapkan tersebut. Model pembelajaran dengan cakupan pendekatan,
metode dan strategi sebagaimana telah dijelaskan, diharapkan dapat menambah
wawasan dan cakrawala calon guru dan para guru dalam pelaksanaan tugas dan
profesinya.

B. Saran

Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya Bahwa isi


dari makalah ini belumlah sempurna dan masih kurang baik mengenai materi
maupun cara penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun.

13
DAFTAR PUSTAKA

Salamah, Husniyatus :2010" Teori dan Praktek Dalam pembelajaran pendidikan agama
Islam": Model Dan Strategi Pembelajaran aktif : Penerbit Putra Media
Nusantara dan IAIN Prees Sunan Ampel.

Saputra, Hardika. "Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)." Jurnal


Pendidikan Inovatif 5 (2021): 1-7.

Yuafian, Reza, and Suhandi Astuti. "Peningkatan hasil belajar siswa menggunakan
model pembelajaran problem based learning (PBL)." JRPD (Jurnal Riset
Pendidikan Dasar) 3.1 (2020): 17-24.

14

Anda mungkin juga menyukai