Anda di halaman 1dari 14

Makalah Kelompok Dosen Pengampu

Pembelajaran Pend. Ekonomi Ristiliana, S.Pd.M.Pd.E

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

Oleh:
(KELOMPOK 3)
DINA WIRANDA JOHNSON (12110623259)
LALA RAUDATUL SALAMAH (12110621282)
ZHATIL HANANI OCTAVIA SWID (12110621705)

LOKAL 4C MANAJEMEN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1444 H/ 2023 M
KATA PENGANTAR

Segenap junjung bagi Allah SWT atas segala anugrah serta berkah
sehingga penyusun bisa mengerjakan makalah “Model-Model Pembelajaran”
sesuai tenggat. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Pembelajaran Pendidikan
Ekonomi. Selanjutya, makalah ini bertujuan memperluas wawasan mengenai
Ilmu-Ilmu Model-Model Pembelajaran untuk semua pembaca serta penyusun.
Penulis mengungkapkan terima kasih untuk Ibu Ristiliana S.Pd.M.Pd.E
sebagai dosen Mata Kuliah Pembelajaran Pendidikan Ekonomi dan sebutan terima
kasih pun diberikan untuk seluruh pihak yang telah membantu mengerjakan
makalah ini.
Pada penmbuatan makalah ini penyusun menyadari banyak kesalahan pada
penyusunan juga penyampaiannya. Oleh karna itu penulis mengharapkan
komentar juga masukan yang membina, supaya menjadi baik kedepannya.
Sekian, kiranya makalah ini dapat menambah wawasan dan berguna buat
kita sekalian. Terimakasih

Pekanbaru, April 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Hakikat Model Pembelajaran....................................................................... 3

B. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran.................................. 4

C. Ciri-Ciri Model Pembelajaran...................................................................... 5

D. Kelompok dan Jenis-Jenis Model Pembelajaran.......................................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

B. Saran........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembe-lajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan tehnik
pem- belajaran.1
Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk pemilihan
model ini sangat dipengaruhi dari sifat dan materi yang akan diajarakan,
juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran
tersebut serta tingkat kemampuan peseta didik. Di samping itu pula,
setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahapan-tahapan (sintaks)
oleh peserta didik dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu
dengan sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-
perbedaan ini berlangsung di antara pembukaan dan penutup yang harus
dipahami oleh guru supaya model-model pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas
dari pada strategi, metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai
empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau
prosedur. Ciri tersebut antara lain: 1) rasional teoretik logis yang
disusun oleh para pencipta atau pengembangnya: 2) landasan pemikiran
tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai); 3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar
model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; 4) lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

1
Helmiati, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), hlm. 19

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan penyusun di atas
maka penyusun akan mengambil sebuah rumusan masalah mengenai yang
akan dibahas di dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa Hakikat Model Pembelajaran?
2. Apa Saja Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran?
3. Apa Ciri-Ciri Model Pembelajaran?
4. Apa Saja Kelompok dan Jenis-Jenis Model Pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka
penulisan ini mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui Apa Hakikat Model Pembelajaran
2. Mengetahui Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran
3. Mengetahui Ciri-Ciri Model Pembelajaran
4. Mengetahui Kelompok dan Jenis-Jenis Model Pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Model Pembelajaran


Mills, berpedapat bahwa “ model adalah bentuk representasi
akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau
sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu,”. Model
merupakan interprestasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang
diperoleh dari beberapa sistem. Model pembelajaran dapat diartikan
pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi,
dan memberi petunjuk kepada guru dikelas.2
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial.
Menurut Arend, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang
akan digunakan, termasuk didalam tujuan-tujuan pembelajarann,
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Joyce dan Weil
berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,
dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model
pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh
memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai
tujuan pendidikannya.
Adapun soekamto mengemukakan maksud dari model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

2
Kokom Komulasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung:
PT. Refika Aditama, 2010), hal. 57

3
yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
para perancang pembelajaran dan pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar. Istilah model pembelajaran meliputi
pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh.
Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan
rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, gru
memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang
dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru
menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya
penyelidikan oleh siswa.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan
Marsha Weil mengetengahkan 4 kelompok model pembelajaran, yaitu:
(1) model interaksi sosial, (2) model pengolahn informasi, (3) model
personal- humanistik, dn (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati
demikian, sering kali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut
diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Model fungsi pembelajaran adalah guru dapat membantu
peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir,
dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar

B. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran


Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu:
1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan-
pertanyaan yang dapat diajukan adalah: a) Apakah tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan kompetensi
akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi vokasional atau yang

4
dulu diistilahkan dengan domain kognitif, afektif atau psikomotor? b)
Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
Dan c) Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan
akademik?
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi
pembelajaran: a) Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep,
hukum atau teori tertentu? b) Apakah untuk mempelajari materi
pembelajaran itu memerlukan prasyarat atau tidak? c) Apakah
tersedia bahan atau sumber-sumber yang relevan untuk mempelajari
materi itu?
3. Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa: a) Apakah model
pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan peserta didik? b)
Apakah model pembelajaran sesuai dengan minat. bakat, dan
kondisi peserta didik? c) Apakah model pembelajaran itu sesuai
dengan gaya belajar peserta didik?
4. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis: a) Apakah untuk
mencapai tujuan cukup dengan satu model saja? b) Apakah model
pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu-satunya model yang
dapat digunakan? c) Apakah model pembelajaran itu memiliki nilai
efektivitas atau efisiensi?

C. Ciri-Ciri Model Pembelajaran


Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model
berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir
induktif
2. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar
mengajar di kelas, misalnya model synectic dirancang untuk
memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.
3. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-
langkah pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip- prinsip reaksi, (3)

5
sistem sosial, dan (4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut
merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu
model pembelajaran.
4. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
Dampak tersebut meliputi: (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil
belajar yang dapat diukur, (2) dampak pengiring, yaitu hasil belajr
jangka panjang.
5. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan
pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.3

D. Kelompok dan Jenis-Jenis Model Pembelajaran


1. Discovery learning
Belajar melalui penelusuran, penelitian, penemuan, dan
pembuktian. Contoh dalam pembelajaran guru menugaskan peserta
didik untuk menelusuri faktor penyebab terjadinya banjir di daerah
setempat. Peserta didik bekerja secara berkelompok menelurusi
informasi dengan mewawancarai penduduk disertai pelacakan
informasi di internet (bimbingan disesuaikan tingkatan usia) dan
kemudian diminta untuk membuat kesimpulan dilanjutkan
presentasi.
2. Pembelajaran berbasis proyek
Proyek memiliki target tertentu dalam bentuk produk dan peserta
didik merencanakan cara untuk mencapai target dengan dipandu
oleh pertanyaan menantang. Contohnya pada peserta didik SMK
Kewirausahaan diberikan pertanyaan produk kreatif berbahan lokal
seperti apakah yang memiliki nilai tambah secara ekonomis? Peserta
didik bisa mengikuti tahapan pembelajaran seperti eksplorasi ide,
mengembangkan gagasan, merealisasikan gagasan menjadi prototipe
produk, melakukan uji coba produk, dan memasarkan produk. Pada

3
Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran (Sidoarjo:
Nizamia Learning Center, 2016), hlm. 25

6
prosesnya peserta didik bisa memanfaatkan teknologi untuk mencari
informasi bagi upaya pengembangan gagasan, membuat sketsa
produk menggunakan software tertentu, menguji produk melalui
respon pasar dengan google survey dan sebagainya.
3. Pembelajaran berbasis masalah
Belajar berdasarkan masalah dengan solusi “open ended”,
melalui penelusuran dan penyelidikan sehingga dapat ditemukan
banyak solusi masalah. Contohnya mengatasi masalah pencemaran
udara akibat asap kendaraan bermotor. Peserta didik bisa
mengeksplorasi lingkungan memanfaatkan sumber-sumber fisik
diperkaya sumber-sumber digital, menggali pengalaman orang lain
atau contoh nyata penyelesaian masalah dari beragam sudut pandang.
Peserta didik terlatih untuk menghasilkan gagasan baru, kreatif,
berpikir tingkat tinggi, kritis, berlatih komunikasi, berbagi, lebih
terbuka bersosialisasi dalam konteks pemecahanmasalah.
4. Belajar berdasarkan pengalaman sendiri (Self Directed
Learning/SDL)
SDL merupakan proses di mana insiatif belajar dengan/atau
tanpa bantuan pihak lain dilakukan oleh peserta didik sendiri mulai
dari mendiagnosis kebutuhan belajar sendiri, merumuskan tujuan,
mengidentifikasi sumber, memilih dan menjalankan strategi belajar,
dan mengevaluasi belajarnya sendiri. Contoh guru bisa membantu
peserta didik mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik atau
mulai dari kemampuan apa yang ingin dikuasai. Misalnya ingin
menguasai cara melukis menggunakan software corel draw maka
guru bisa membantupeserta didik merumuskan tujuan-tujuan penting
yang dapat membantu mencapai tujuannya. Peserta didik belajar
mandiri mengeskplorasi tutorialnya melalui youtube, menerapkan,
dan mengevaluasi kemampuannya.

7
5. Pembelajaran kontekstual (melakukan)
Guru mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia
nyata peserta didik sehingga memungkinkan peserta didik
menangkap makna dari yang pelajari, mengkaitkan pengetahuan
baru dengan pegetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki.
Contoh dalam pembelajaran bentuk-bentuk tulang daun guru
menugaskan kepada peserta didik secara berkelompok
mengeksplorasi melalui internet. Guru menginginkan peserta didik
dapat memperoleh pengalaman bermakna yang mendalam dan dapat
mengkaitkan apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Pada
PAUD dan sekolah dasar kelas rendah bisa saja peserta didik belum
bisa membedakan secara nyata perbedaan kelenturan dan kekuatan
tulang daun dari setiap bentuk yang berbeda, sehingga diperlukan
pengalaman langsung.
6. Bermain peran dan simulasi
Peserta didik bisa diajak untuk bermain peran dan menirukan
adegan, gerak/model/pola/prosedur tertentu. Misalnya seorang guru
menggunakan tayangan video dari youtube, peserta didik diminta
mencermati alur cerita dan peran dari tokoh-tokoh yang ada
kemudian berlatih sesuai tokoh yang diperankan. Pada tataran lebih
kompleks membuat cerita sendiri kemudian memperagakannya
dengan bermain peran.
7. Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif; merupakan bentuk pembelajaran
berdasarkan faham kontruktivistik. Peserta didik berkelompok kecil
dengan tugas yang sama saling bekerjasama dan membantu untuk
mencapai tujuan bersama. Ada beberapa teknik cooperative learning
yang akan dijelaskan disini, empat teknik yang pertama di antaranya
dikembangkan oleh Robert Slavin (1991) yaitu STAD, TGT, TAI,
dan CIRC.

8
8. Pembelajaran kolaboratif
Merupakan belajar dalam tim dengan tugas yang berbeda untuk
mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kolaboratif lebih cocok
untuk peserta didik yang sudah menjelang dewasa. Kolaborasi bisa
dilakukan dengan bantuan teknologi misalnya melalui dialog
elektronik, teknologi untuk menengahi dan memonitor interaksi,
dimana masing-masing pihak memegang kendali dirinya dalam
berkomunikasi untuk mencapai tujuan bersama. Fasilitasi bisa
diberikan oleh guru, ketua kelompok pelatih online maupun mentor.
9. Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil diorientasikan untuk berbagai
pengetahuan dan pengalaman serta untuk melatih komunikasi
lompok kecil tujuannya agar peserta didik memiliki ketrampilan
memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan
yangihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Diskusi kelompok kecil
bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa karena lebih banyak
siswa yang dilibatkan. Jumlah kelompok diskusi antara empat
sampai lima orang. Metode diskusi digunakan untuk melatih
kecakapan berpikir, kecakapan berkomunikasi, kemampuan
kepemimpinan, debat, dan kompromi.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong
tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan
kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga
memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Tiap-tiap
model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan
belajar yang sedikit berbeda. Pembelajaran inovatif adalah suatu proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan
pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional).
Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan harus
dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena
pembelajaran akan lebih. hidup dan bermakna. Kemauan guru untuk
mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan,
pendekatan, metode dan strategi pembelajaran merupakan salah satu
penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru.

B. Saran
Kita perlu lebih memahami lagi tentang bagaimana Model-
Model Pembelajaran karna makalah ini saja belum tentu cukup. Oleh
karna itu, diharapkan kepada pembaca agar lebih teliti supaya tidak
terjadinya kekeliruan atau kesalahpahaman.

10
DAFTAR PUSTAKA

Helmiati. (2012). Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.


Komulasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni. (2016). Inovasi Model Pembelajaran.
Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

11

Anda mungkin juga menyukai