“MODEL PEMBELAJARAN”
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan karunia sehingga
tersusunlah makalah dengan tema “Model Pembelajaran” yang mana makalah ini dapat tersusun
dengan baik. Tidak lupa Bershalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW, sehingga kita
mendapatkan nikmatnya kelak di akhirat.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok, dengan mata kuliah “Desain dan
Model Pembelajarn Inovatif”. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menjelaskan konsep
dari model pembelajaran, pengembangan, serta jenis-jenis model pembelajaran.
Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Septriyan Anugrah
S.Kom.,M.Pd.T selaku dosen pengampu pada mata kuliah Desain dan Model Pembelajaran
Inovatif. Penulis juga menyadari kekurangan dalam penulisan makalah ini, sehingga penulis
mengaharapkan kitikan dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha
memengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan
kehendaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral
keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan
pengalaman belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang pada prinsipnya
menggambarkan aktivitas guru, sedangkan pembelajaran menggambarkan aktivitas
peserta didik Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha
memengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan
kehendaknya sendiri.
Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan,
aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.
Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang pada prinsipnya menggambarkan aktivitas
guru, sedangkan pembelajaran menggambarkan aktivitas peserta didik.
Dalam pembelajaran perlu adanya model dalam pembelajaran, agar pendidik
maupun peseta didik dapat belajar dengan berbaai model pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap model yang akan digunakan dalam pembelajaran menentukan
perangkat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut. Selain itu, model pembelajaran
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa konsep model pembelajaran
2. Apa konsep model pengembangan
3. Apakah perbedaan model pembelajaran dan model pengembangan
4. Apa saja jenis-jenis model pembelajaran
C. Tujuan
Tujuan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep model pembelajaran
2. Untuk mengetahui model pengembangan
3. Untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran dan model pengembangan
4. Untuk mengetahui jenis-jenis model pembelajaran
D. Manfaat
Makalah ini bermanfaat agar pembaca dapat menambah wawasan dalam memahami
materi tentang konsep model pembelajaran, model pengembangan, perbedaan model
pembelajaran dan model pengembangan serta jenis-jenis dalam model pembelajaran..
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas, melebihi makna
yang terkandung dalam strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mencakup
pengertian yang luas dan menyeluruh. Misalnya, problem-based model of instruction
berupa kegiatan kelompok-kelompok siswa dalam bekerjasama memecahkan suatu
masalah yang telah disepakati. Dalam model ini, siswa seringkali menggunakan berbagai
macam keterampilan dan prosedur pemecahan masalah melalui kegiatan berpikir kritis.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Syaodih mengutarakan,
“model pembelajaran adalah suatu sistem yang menggambarkan proses rincian dan
penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri siswa”.
Menurut Abdullah Sani “model pembelajaran merupakan suatu kerangka
konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan
digunakan dalam mengorganisasi proses belajar mengajar”. Model pembelajaran
merupakan suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
1. Model Kemp
Menurut Kemp (1994), pengem- bangan perangkat merupakan suatu
lingkaran kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung
dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik
manapun di dalam siklus tersebut. Pengembangan perangkat model Kemp
memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari
komponen manapun. Namun karena kurikulum yang berlaku secara nasional di
Indonesia dan beriorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan
itu dimulai dari tujuan.
2. Model Dick-Carey
Perancangan pengajaran menurut pendekatan model Dick & Cerey
dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey (dalam Trianto, 2007:61). Model
pengembangan ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp, tetapi
ditambah dengan komponen melaksanakan analisis pembelajaran. Terdapat
beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan
perencanaan tersebut.
a. Identifikasi Tujuan (Identity Instructional Goals)
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa
dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program
pengajaran. Definisi tujuan pengajaran mungkin mengacu pada kurikulum
tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar tujuan sebagai hasil need
assesment, atau dari pengalaman praktek dengan kesulitan belajar siswa di
dalam kelas.
b. Melakukan Analisis Instruksional (Conducting a Goal Analysis)
Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe
belajar yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang dianalisis untuk mengidentifikasi
keterampilan yang lebih khusus lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan
menghasilkan carta atau diagram tentang keterampilan-keterampilan/konsep
dan menunjukkan keterkaitan antara keterampilan konsep tersebut.
c. Mengidentifikasi Tingkah Laku Awal/Karakteristik Siswa (Identity Entry
Behaviours, Characteristic)
Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu
dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga harus
dipertimbangkan keterampilan apa yang telah dimiliki siswa saat mulai
mengikuti pengajaran. Yang penting juga untuk diidentifikasi adalah
karakteristik khusus siswa yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan
aktivitas-aktivitas pengajaran.
d. Merumuskan Tujuan Kinerja (Write Performance Objectives)
Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal
siswa, selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus
dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.
e. Pengembangan Tes Acuan Patokan (Developing Criterian-Referenced Test
Items)
Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada tujuan yang telah
dirumuskan, pengembangan butir asesmen untuk mengukur kemampuan siswa
seperti yang diperkirakan dalam tujuan.
f. Pengembangan Strategi Pengajaran (Develop Instructional Strategy)
Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya mengidentifikasi
strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi akan
meliputi aktivitas preinstruksional, penyampaian informasi, praktek dan
balikan, testing yang dilakukan lewat aktivitas.
g. Pengembangan atau Memilih Pengajaran (Develop and Select Instructional
Materials)
Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran
yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.
h. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif (Design and Conduct
Formative Evaluation)
Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk
mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran.
i. Menulis Perangkat (Design and Con- duct Summative Evaluation)
Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang
dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di
kelas/diimplementasikan di kelas.
j. Revisi Pengajaran (Instructional Re- vitions)
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari
evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan
dianalisis serta diinter- pretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami
oleh siswa dalam men- capai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan
tentang hasil implementasi dari pakar/validator.
3. Model Four-D
Model pengembangan 4-D (Four- D) merupakan model pengembangan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S.
Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4-D terdiri atas 4 tahap
utama yaitu: (1) define (pembatasan), (2) design (perancangan), (3) develop
(pengembangan), dan disseminate (pe- nyebaran); atau diadaptasi menjadi Model
4-P, yaitu pendefinisian, peran- cangan, pengembangan, dan penyebaran.
a. Tahap Pendefinisian (Define)
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang
dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a)
analisis ujung depan, (b) analisis siswa, (c) analisis tugas, (d) analisis konsep,
dan (e) perumusan tujuan pembelajaran.
b. Tahap Perencanaan (Design)
Tujuan tahap ini adalah menyiap- kan prototipe perangkat pembelajaran.
Tahap ini terdiri dari 3 langkah, yaitu: (a) Penyusunan tes acuan patokan;
merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap
design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran khusus
(kompetensi dasar dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat
mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan
belajar mengajar. (b) Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampai-
kan materi pelajaran. (c) Pemilihan format; di dalam pemilihan format ini
misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang
sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.
c. Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang
sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a)
validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu
kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas
dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai
dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa
yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.
d. Tahap Penyebaran (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahap peng- gunaan perangkat yang telah dikembangkan
pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru
yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan
perangkat di dalam KBM.
4. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Secara garis besar, model pengembangan PPSI mengikuti pola dan siklus
pengembangan yang mencakup: (1) perumusan tujuan, (2) pengembangan alat
evaluasi, (3) kegiatan belajar, (4) pengembangan program kegiatan, (5)
pelaksanaan pengembangan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjabaran di atas dapat di simpulkan bahwa model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Selain iti pengembangan adalah sebuah medote penelitian dan pengembangan (reaserch
and development) untuk memvalidasi sebuah produk media pembelajaran, pendidikan
alat olahraga dan lain-lain penelitian pengembangan bersifat analisis kebutuhan dan
untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas,
maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Perbedaan model pembelajaran dan model pengembangan ialah adanya model
kemp, model dick-carey, model four-D dan model PPSI. Selain itu terdapat jeni-jenis
model pembelajaran yaitu, model pembelajaran discovery/inquiry, model pembelajaran
berbasis masalah, model pembelajaran berbasis proyek, model pembelajaran berbasis
kontekstual, dan model pembelajaran kooperatif.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini semoga para pembaca dapat menambah ilmu tentang
model penbelajaran dan pengembangan. Makalah ini masi jauh dari kata sempurna, maka
dari itu penulis meminta kritika dan saran yang mendukung dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi. 2017. Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar
Siswa- Hal 42. Yogyakarta : Deepublish
Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika
Aditama.
Iru, La dan Arihi, La Ode Safiun. 2012. Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-Model
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.
Kosassy, Siti Osa. 2019. Mengulas Model-Model Pengembangan Pembelajaran Dan Perangkat
Pembelajaran. Jurnal PPKn dan Hukum. Vol. 14, No.1.
Malawi, I & Kadarwati, A. 2017. Pembelajaran Tematik (Konsep Dan Aplikasi). Magetan : CV.
AE Grafika.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Syaodih, Nana. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung : Yayasan Kesuma
Karya.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher