Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“MODEL PEMBELAJARAN”

DOSEN PENGAMPU:

SEPTRIYAN ANUGRAH S.Kom.,M.Pd.T

DISUSUN OLEH:

ANGGIE LOLITA 21004044

FIDIA MARDIANTI 21004066

LAURA OKTA VIONY 21004017

VINI LOVITA 21004101

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan karunia sehingga
tersusunlah makalah dengan tema “Model Pembelajaran” yang mana makalah ini dapat tersusun
dengan baik. Tidak lupa Bershalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW, sehingga kita
mendapatkan nikmatnya kelak di akhirat.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok, dengan mata kuliah “Desain dan
Model Pembelajarn Inovatif”. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menjelaskan konsep
dari model pembelajaran, pengembangan, serta jenis-jenis model pembelajaran.

Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Septriyan Anugrah
S.Kom.,M.Pd.T selaku dosen pengampu pada mata kuliah Desain dan Model Pembelajaran
Inovatif. Penulis juga menyadari kekurangan dalam penulisan makalah ini, sehingga penulis
mengaharapkan kitikan dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Padang, 16 Febuari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................

A. Latar Belakang ...........................................................................................................


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................................
D. Manfaat ......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................

A. Konsep Model Pembelajaran ...................................................................................


B. Konsep Model Pengembangan..................................................................................
C. Perbedaan Model Pembelajaran dan Model Pengembangan ...............................
D. Jenis-Jenis Model Pembelajaran ..............................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha
memengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan
kehendaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral
keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan
pengalaman belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang pada prinsipnya
menggambarkan aktivitas guru, sedangkan pembelajaran menggambarkan aktivitas
peserta didik Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha
memengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan
kehendaknya sendiri.
Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan,
aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.
Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang pada prinsipnya menggambarkan aktivitas
guru, sedangkan pembelajaran menggambarkan aktivitas peserta didik.
Dalam pembelajaran perlu adanya model dalam pembelajaran, agar pendidik
maupun peseta didik dapat belajar dengan berbaai model pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap model yang akan digunakan dalam pembelajaran menentukan
perangkat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut. Selain itu, model pembelajaran
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa konsep model pembelajaran
2. Apa konsep model pengembangan
3. Apakah perbedaan model pembelajaran dan model pengembangan
4. Apa saja jenis-jenis model pembelajaran

C. Tujuan
Tujuan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep model pembelajaran
2. Untuk mengetahui model pengembangan
3. Untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran dan model pengembangan
4. Untuk mengetahui jenis-jenis model pembelajaran

D. Manfaat
Makalah ini bermanfaat agar pembaca dapat menambah wawasan dalam memahami
materi tentang konsep model pembelajaran, model pengembangan, perbedaan model
pembelajaran dan model pengembangan serta jenis-jenis dalam model pembelajaran..
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Model Pembelajaran

Istilah model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas, melebihi makna
yang terkandung dalam strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mencakup
pengertian yang luas dan menyeluruh. Misalnya, problem-based model of instruction
berupa kegiatan kelompok-kelompok siswa dalam bekerjasama memecahkan suatu
masalah yang telah disepakati. Dalam model ini, siswa seringkali menggunakan berbagai
macam keterampilan dan prosedur pemecahan masalah melalui kegiatan berpikir kritis.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Syaodih mengutarakan,
“model pembelajaran adalah suatu sistem yang menggambarkan proses rincian dan
penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri siswa”.
Menurut Abdullah Sani “model pembelajaran merupakan suatu kerangka
konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan
digunakan dalam mengorganisasi proses belajar mengajar”. Model pembelajaran
merupakan suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Sanjaya mengungkapkan berbagai pengertian mengenai hal-hal dibawah ini :


1. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
2. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien
3. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran
4. Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, model pembelajaran pada dasarnya


merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

B. Konsep Model Pengembangan


Konsep model pengembangan dikemukakan oleh Nusa Putra (2011:72),
Pengembangan merupakan penggunaan ilmu atau pengatuan teknis dalam rangka
memproduksi bahan baru atau peralatan, produk dan jasa yang ditingkatkan secara
substansial untuk proses atau sistem baru, sebelum dimulainya produksi komersial atau
aplikasi komersial, atau untuk meningkatkan secara substansial apa yang sudah
diproduksi atau digunakan.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat di pahami bahwa pengembangan adalah
sebuah medote penelitian dan pengembangan (reaserch and development) untuk
memvalidasi sebuah produk media pembelajaran, pendidikan alat olahraga dan lain-lain
penelitian pengembangan bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan
produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian
untuk menguji keefektifan produk tersebut.

C. Peredaan Model Pembelajaran Dengan Model Pengembangan


Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pola yang dapat kita
gunakan untuk mendesain pola- pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau
mengatur tutorial, dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, pro- gram-program media komputer, dan
kurikulum (sebagai kursus untuk belajar). Setiap model mengarahkan kita untuk
mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan.
Menurut Sudjana (2001:92), untuk melaksanakan pengembangan perangkat
pengajaran diperlukan model-model pengembangan yang sesuai dengan sistem
pendidikan. Sehubungan dengan itu ada beberapa model pengem- bangan pengajaran.
Dalam pengembangan perangkat pembelajaran dikenal tiga model pengembangan
perangkat yaitu: Model Kemp, Model Dick-Carey, Model Four-D, Model PPSI (Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional).

Berikut penjelasan masing-masing model pengembangan perangkat pembelajaran


tersebut:

1. Model Kemp
Menurut Kemp (1994), pengem- bangan perangkat merupakan suatu
lingkaran kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung
dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik
manapun di dalam siklus tersebut. Pengembangan perangkat model Kemp
memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari
komponen manapun. Namun karena kurikulum yang berlaku secara nasional di
Indonesia dan beriorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan
itu dimulai dari tujuan.

Unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp meliputi:

a. Identifikasi Masalah Pembelajaran


Tujuan dari tahap ini adalah mengindentifikasi adanya kesenjangan antara
tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan,
baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi
yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran. Bahkan kajian pokok
bahasan atau materi yang akan dikembangkan, selanjutnya disusun alternatif
atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti yang
diharapkan dalam kurikulum.
b. Analisis Siswa
Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik
individu maupun kelompok.
c. Analisis Tugas
Analisis tugas merupakan kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran. Analisis tugas sejalan dengan analisis tujuan dalam komponen
pembelajaran sistem yang menjelaskan bahwa analisis tujuan dilakukan untuk
mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai tujuan.
Jadi, analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis
prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan penguasaan
tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam
bentuk rencana program pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa
(LKS).
d. Merumuskan Indikator
Analisis ini berfungsi sebagai (a) alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran,
(b) kerangka kerja dalam merencanakan dan mengevaluasi hasil belajar siswa,
dan (c) panduan siswa dalam belajar
e. Penyusunan Instrumen Evaluasi
Bertujuan untuk menilai hasil belajar, dan kriteria penilaian yang digunakan
adalah penilaian acuan pato- kan, hal ini dimaksudkan untuk mengukur
ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang telah dirumuskan.
f. Strategi Pembelajaran
Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai
dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan, metode,
pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalamanyang
berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
g. Pemilihan Media atau Sumber Belajar
Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada penggunaan sumber
pembelajaran atau media yang dipilih. Jika sumber-sumber pembelajaran
dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan
pembelajaran.
h. Pelayanan Pendukung
Merinci pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan
melaksanakan semua kegiatan serta untuk memperoleh atau membuat bahan.
i. Evaluasi Formatif
Menyiapkan evaluasi hasil belajar dan hasil program, di mana evaluasi
formatif ini merupakan bagian penting dari proses perancangan pembelajaran
dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim
pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai
sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba.
Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan
pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapatdihindari sebelum program
terpakai secara luas.
j. Evaluasi Sumatif
Ini dilakukan secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuantujuan
utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar
didapatkan baik dari hasil posttes dan uji akhir pembelajaran. Penilaian
sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
k. Revisi Perangkat Pembelajaran
Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran. Setiap langkah rancangan
pembelajaran selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

2. Model Dick-Carey
Perancangan pengajaran menurut pendekatan model Dick & Cerey
dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey (dalam Trianto, 2007:61). Model
pengembangan ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp, tetapi
ditambah dengan komponen melaksanakan analisis pembelajaran. Terdapat
beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan
perencanaan tersebut.
a. Identifikasi Tujuan (Identity Instructional Goals)
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa
dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program
pengajaran. Definisi tujuan pengajaran mungkin mengacu pada kurikulum
tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar tujuan sebagai hasil need
assesment, atau dari pengalaman praktek dengan kesulitan belajar siswa di
dalam kelas.
b. Melakukan Analisis Instruksional (Conducting a Goal Analysis)
Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe
belajar yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang dianalisis untuk mengidentifikasi
keterampilan yang lebih khusus lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan
menghasilkan carta atau diagram tentang keterampilan-keterampilan/konsep
dan menunjukkan keterkaitan antara keterampilan konsep tersebut.
c. Mengidentifikasi Tingkah Laku Awal/Karakteristik Siswa (Identity Entry
Behaviours, Characteristic)
Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu
dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga harus
dipertimbangkan keterampilan apa yang telah dimiliki siswa saat mulai
mengikuti pengajaran. Yang penting juga untuk diidentifikasi adalah
karakteristik khusus siswa yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan
aktivitas-aktivitas pengajaran.
d. Merumuskan Tujuan Kinerja (Write Performance Objectives)
Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal
siswa, selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus
dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.
e. Pengembangan Tes Acuan Patokan (Developing Criterian-Referenced Test
Items)
Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada tujuan yang telah
dirumuskan, pengembangan butir asesmen untuk mengukur kemampuan siswa
seperti yang diperkirakan dalam tujuan.
f. Pengembangan Strategi Pengajaran (Develop Instructional Strategy)
Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya mengidentifikasi
strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi akan
meliputi aktivitas preinstruksional, penyampaian informasi, praktek dan
balikan, testing yang dilakukan lewat aktivitas.
g. Pengembangan atau Memilih Pengajaran (Develop and Select Instructional
Materials)
Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran
yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.
h. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif (Design and Conduct
Formative Evaluation)
Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk
mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran.
i. Menulis Perangkat (Design and Con- duct Summative Evaluation)
Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang
dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di
kelas/diimplementasikan di kelas.
j. Revisi Pengajaran (Instructional Re- vitions)
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari
evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan
dianalisis serta diinter- pretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami
oleh siswa dalam men- capai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan
tentang hasil implementasi dari pakar/validator.

3. Model Four-D
Model pengembangan 4-D (Four- D) merupakan model pengembangan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S.
Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4-D terdiri atas 4 tahap
utama yaitu: (1) define (pembatasan), (2) design (perancangan), (3) develop
(pengembangan), dan disseminate (pe- nyebaran); atau diadaptasi menjadi Model
4-P, yaitu pendefinisian, peran- cangan, pengembangan, dan penyebaran.
a. Tahap Pendefinisian (Define)
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang
dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a)
analisis ujung depan, (b) analisis siswa, (c) analisis tugas, (d) analisis konsep,
dan (e) perumusan tujuan pembelajaran.
b. Tahap Perencanaan (Design)
Tujuan tahap ini adalah menyiap- kan prototipe perangkat pembelajaran.
Tahap ini terdiri dari 3 langkah, yaitu: (a) Penyusunan tes acuan patokan;
merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap
design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran khusus
(kompetensi dasar dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat
mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan
belajar mengajar. (b) Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampai-
kan materi pelajaran. (c) Pemilihan format; di dalam pemilihan format ini
misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang
sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.
c. Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang
sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a)
validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu
kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas
dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai
dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa
yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.
d. Tahap Penyebaran (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahap peng- gunaan perangkat yang telah dikembangkan
pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru
yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan
perangkat di dalam KBM.
4. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Secara garis besar, model pengembangan PPSI mengikuti pola dan siklus
pengembangan yang mencakup: (1) perumusan tujuan, (2) pengembangan alat
evaluasi, (3) kegiatan belajar, (4) pengembangan program kegiatan, (5)
pelaksanaan pengembangan.

D. Jenis-Jenis Model Pembelajaran


1. Model Pembelajaran Discovery/Inquiry
Model pembelajaran Discovery/Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga dapat
menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya
perubahan tingkah laku (Hanafiah dan Suhana, 2009: 77).
Ada 3 macam model pembelajaran ini, yaitu discovery/inquiry terpimpin,
discovery/ inquiry bebas, dan discovery/inquiry yang dimodifikasi. Model ini
berfungsi sebagai (a) membangun komitmen di kalangan peserta didik untuk
belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas
terhadap mencari dan menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran, (b)
membangun sikap, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran, dan (c) membangun sikap percaya diri dan terbuka
terhadap hasil temuannya (Hanafiah dan Suhana, 2009: 78).

Langkah-langkah dalam model discovery/inquiry, yaitu:

a. Mengidentifikasi kebutuhan siswa


b. Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari
c. Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari
d. Menentukan peran yang akan dilakukan setiap peserta didik
e. Mencek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan diselidiki dan
ditemukan
f. Mempersiapkan setting kelas
g. Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan
h. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan
dan penemuan
i. Menganalisis sendiri atas data penemuan
j. Merangsang terjadinya dialog interaktif antarpeserta didik
k. Memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam melakukan
penemuan
l. Memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip-prinsip dan
generalisasi atas hasil temuannya.

Impak model discovery/inquiry, yaitu:

a. Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan


keterampilan dalam proses kognitif
b. Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat
dimengerti dan mengendap dalam pikiran
c. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar
lebih giat lagi
d. Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan
dan minat masing-masing
e. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses
menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan
peran guru yang sangat terbatas (Hanafiah dan Suhana, 2009: 79).

2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran
yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan
autentik, yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari
permasalahan nyata (Trianto, 2007: 67).
Menurut Dewey, model pembelajaran berdasarkan masalah ini adalah
interaksi antara simulus respon, hubungan antardua arah belajar dan lingkungan.
Dalam model ini, siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud
untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiry dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya
diri (Trianto, 2007: 67-68).
Rusman (2009: 232) mengemukakan ciri-ciri model pembelajaran berbasis
masalah, yaitu (a) permasalahan merupakan langkah awal dalam belajar, (b)
permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang nyata yang membutuhkan
perspektif ganda, (c) permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki dan
membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar baru, (d) belajar pengarahan diri
menjadi utama, (e) pemanfaaatan sumber pengetahuan yang beragam, (f) belajar
adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif, (g) pengembangan keterampilan
inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi
pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan, (h) keterbukaan
proses dalam Proses Belajar-Mengajar meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah
proses belajar, dan (i) Proses Belajar-Mengajar melibatkan evaluasi dan review
pengalaman siswa dan proses belajar.

3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek


Sani (2013: 226-227) menjelaskan bahwa model pembelajaran berbasis
proyek merupakan model pembelajaran yang dilakukan untuk memperdalam
pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan cara membuat karya atau
proyek terkait dengan materi ajar dan kompetensi. Proyek yang dibuat berkaitan
dengan kebutuhan masyarakat, seperti pompa air sederhana, pupuk organik,
barang kerajinan dari limbah plastik atau limbah kertas/karton, dan lain-lain.
Proyek yang dibuat bisa sederhana atau prototipenya saja. Model pembelajaran
berbasis proyek ini mencakup kegiatan menyelesaikan masalah, pengambilan
keputusan, investigasi, dan keterampilan membuat karya. Peserta didik belajar
berkelompok dan setiap kelompok bisa membuat proyek yang berlainan. Guru
hanya sebagai fasilitator dalam membantu merencanakan, menganalisis proyek,
namun tidak sampai memberikan arahan dalam menyelesaikan proyek.
Sintaks dalam model pembelajaran berbasis proyek sebagai berikut. Tahap
pertama, guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi, dan
kompetensi yang akan dicapai. Tahap kedua, peserta didik mengidentifikasi
permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik yang dikaji. Pertanyaan
juga dapat diajukan oleh guru. Tahap ketiga, kelompok membuat rencana proyek
terkait dengan penyelesaian permasalahan yang diidentifikasi. Tahap keempat,
kelompok membuat proyek atau karya dengan memahami konsep atau prinsip
yang terkait dengan materi pelajaran. Tahap kelima, guru atau sekolah
memfasilitasi pameran atas pekerjaan/karya yang dihasilkan oleh peserta didik.

4. Model Pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar dengan cara mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan dunia nyata dan mendorong siswa membuat
hubungan antarpengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan
sebagai anggota masyarakat (Nurhadi dalam Rusman, 2010: 190 dan Trianto,
2007: 101). Rumusan lain, model pembelajaran kontekstual merupakan proses
pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam
memahami bahan ajar secara bermakna berkaitan dengan konteks kehidupan
nyata, sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
dapat diaplikasikan dari konteks permasalahan ke satu permasalahan lain
(Hanafiah dan Suhana, 2009: 67).Pembelajaran kontekstual merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari
pengetahuan. Model pembelajaran ini menjadikan pengalaman lebih relevan dan
berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan karena model ini mengaitkan
materi pelajaran yang dipelajari dengan konteks kehidupan nyata dan
dihubungkan dengan gaya belajar siswa (Trianto, 2007: 104)

Karakteristik model pembelajaran kontekstual adalah (Hanafiah dan Suhana,


2009: 69):
a. Kerjasama antarpeserta didik dan guru (cooperative)
b. Saling membantu antarpeserta didik dan guru (assist)
c. Belajar bergairah (enjoyfull learning)
d. Pembelajaran terintegrasi secara kontekstual
e. Menggunakan multimedia dan sumber belajar
f. Cara belajar siswa aktif
g. Sharing bersama teman
h. Siswa kritis dan guru kreatif
i. Dinding kelas dan lorong kelas penuh dengan karya siswa
j. Laporan siswa bukan hanya buku rapor, tetapi juga hasil karya siswa, laporan
hasil praktikum, karangan siswa, dan sebagainya.

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam model pembelajaran


kontekstual menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 72-73), yaitu:

a. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental peserta


didik.
b. Membentuk kelompok belajar yang saling bergantung.
c. Mempertimbangkan keberagaman peserta didik.
d. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri dengan tiga
karakteristik umum: kesadaran berpikir, penggunaan strategi, dan motivasi
berkelanjutan.
e. Memperhatikan multi-intelegensi.
f. Menggunakan teknik bertanya dalam rangka meningkatkan peserta didik
dalam pemecahan masalah dan keterampilan baru.
g. Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna
jika diberi kesempatan untuk belajar menemukan, dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan baru.
h. Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) supaya peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan melalui penemuan sendiri.
i. Mengembangkan rasa ingin tahu di kalangan peserta didik melalui pengajuan
pertanyaan.
j. Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun
kerja sama di antara peserta didik.
k. Memodelkan sesuatu agar peserta didik dapat beridentifikasi dan berimitasi
dalam rangka memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
l. Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentang apa yang sudah
dipelajari.
m. Menerapkan penilaian autentik.

5. Model Pembelajaran kooperatif


Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri atas empat sampai enam orang yang bersifat heterogen.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi
siswa dalam kelompok untuk saling berinteraksi, sehingga dalam model ini siswa
memiliki dua tanggung jawab, belajar untuk dirinya sendiri dan membantu
sesama anggota kelompok untuk belajar.
Dari hasil penelitian Slavin dinyatakan bahwa (1) penggunaan pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat
meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap tolerans dan menghargai
pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan
siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan
pengetahuan dan pengalaman. Terdapat empat hal penting dalam adanya aturan
main dalam kelompok, (3) adanya upaya belajar dalam kelompok, dan (4) adanya
kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok.
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif, yaitu (1) menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa, (2) menyajikan informasi, (3) mengelompokkan
siswa, (4) membimbing kelompok bekerja dan belajar, (5) evaluasi, dan (6)
memberikan penghargaan (Rusman, 2010: 202-211). Terdapat beberapa tipe
dalam pembelajaran kooperatif, seperti Student Teams Achievement Division
(STAD), Jigsaw, Group Investigation, Make a Match, Teams Games
Tournaments (TGT), Think Pair Share (TPS), dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjabaran di atas dapat di simpulkan bahwa model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Selain iti pengembangan adalah sebuah medote penelitian dan pengembangan (reaserch
and development) untuk memvalidasi sebuah produk media pembelajaran, pendidikan
alat olahraga dan lain-lain penelitian pengembangan bersifat analisis kebutuhan dan
untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas,
maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Perbedaan model pembelajaran dan model pengembangan ialah adanya model
kemp, model dick-carey, model four-D dan model PPSI. Selain itu terdapat jeni-jenis
model pembelajaran yaitu, model pembelajaran discovery/inquiry, model pembelajaran
berbasis masalah, model pembelajaran berbasis proyek, model pembelajaran berbasis
kontekstual, dan model pembelajaran kooperatif.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini semoga para pembaca dapat menambah ilmu tentang
model penbelajaran dan pengembangan. Makalah ini masi jauh dari kata sempurna, maka
dari itu penulis meminta kritika dan saran yang mendukung dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi. 2017. Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar
Siswa- Hal 42. Yogyakarta : Deepublish
Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika
Aditama.

Iru, La dan Arihi, La Ode Safiun. 2012. Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-Model
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.

Kosassy, Siti Osa. 2019. Mengulas Model-Model Pengembangan Pembelajaran Dan Perangkat
Pembelajaran. Jurnal PPKn dan Hukum. Vol. 14, No.1.

Malawi, I & Kadarwati, A. 2017. Pembelajaran Tematik (Konsep Dan Aplikasi). Magetan : CV.
AE Grafika.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Sani, Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.


Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.


Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Syaodih, Nana. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung : Yayasan Kesuma
Karya.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher

Anda mungkin juga menyukai