Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


“Implementasi Model, Prinsip, Sistem Sosial, dan Dampak Model
Pembelajaran”

Disusun Oleh Kelompok 2:

Erni Sismaryati (221186206087)

Eko Putra Kurniawan (221186206078)

M. Ikhsan Farhandika (221186206099)

Dosen Pengampu:

Dr. Apdoludin, S.Pd.I., M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala.
Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul
“Implementasi Model, Prinsip, Sistem Sosial, dan Dampak Model Pembelajaran”
dapat kami selesaikan dengan baik. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah SWT karunia kepada kami sehingga makalah ini dapat kami
susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui
media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dr. Apdoludin,
S.Pd.I., M.Pd.I sebagai dosen pengampu mata kuliah Model dan Metode
Pembelajaran yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan makalah ini.

Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca
agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Muara Bungo, 22 Oktober 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Konsep Implementasi Model, Prinsip Reaksi, Sistem Sosial, dan Dampak


Model Pembelajaran ............................................................................... 3
B. Konsepsi Pembelajaran ........................................................................... 9
C. Ciri-ciri Pembelajaran Menggunakan Model dan Metode ..................... 10
D. Komponen Model Pembelajaran ............................................................ 11
E. Kemampuan Guru dalam Pembelajaran ................................................. 14

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 19

A. Kesimpulan ............................................................................................. 19
B. Saran ....................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dunia pendidikan, terjadi proses belajar dan pembelajaran. Belajar dan
pembelajaran merupakan aktivitas yang melibatkan guru dan peserta didik yang
terjadi pada lingkungan belajar dan membutuhkan komponen-komponen
pembelajaran. Menurut Fanani (2010:68), dalam proses pembelajaran ada
komponen pembelajaran, guru mengajar dan siswa belajar. Komponen tersebut
berupa pesan, yakni materi pembelajaran. Menurut Siagian (2015:123),
keberhasilan dalam proses belajar mengajar bisa dilihat dari hasil belajar yang
diperoleh peserta didik.
Salah satu komponen pada proses belajar dan pembelajaran yaitu model
pembelajaran. Menurut Titu (2015:176), model pembelajaran adalah salah satu
faktor penentu bagi keberhasilan proses pembelajaran. Model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang
menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi, dampak pembelajaran dan
sistem pendukung. Menurut Fuad, Mahanal dan Zubaidah (2017), terdapat 5
unsur dalam model pembelajaran yaitu sintaks, prinsip aksi reaksi, sistem sosial,
dampak instruksional dan sistem pendukung. Menurut Titu (2015:176), dengan
menguasai beberapa model pembelajaran, maka seorang guru akan merasakan
adanya kemudahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, sehingga
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran dapat
tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan.
Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran diperlukan model pembelajaran
yang menjadikan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
efektif sehingga dapat meningkatkan sikap sosial yang dimiliki oleh peserta
didik.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan beberapa
masalah penting dalam makalah tentang Implementasi Model, Prinsip, Sistem
Sosial, dan Dampak Model Pembelajaran sebagai berikut:
1. Apa konsep implementasi model, prinsip reaksi, sistem sosial, dan dampak
model pembelajaran?
2. Apa konsepsi dari pembelajaran?
3. Apa saja ciri-ciri pembelajaran menggunakan model dan metode?
4. Apa saja komponen model pembelajaran?
5. Bagaimana kemampuan guru dalam pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Implementasi Model,
Prinsip, Sistem Sosial, dan Dampak Model Pembelajaran ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui konsep implementasi model, prinsip reaksi, sistem sosial,
dan dampak model pembelajaran
2. Untuk mengetahui konsepsi pembelajaran
3. Untuk mengetahui ciri-ciri pembelajaran menggunakan model dan metode
4. Untuk mengetahui komponen model pembelajaran
5. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Implementasi Model, Prinsip Reaksi, Sistem Sosial, dan Dampak


Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran


Menurut Joyce & Weil dalam (Rusman, 2011: 133) model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Sedangkan menurut Menurut Agus Suprijono (2009: 46) “model
pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas ataupun tutorial”.
Menurut Soekamto (Trianto, 2011: 22) “model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfugsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Sejalan
dengan Sanjaya (2006: 103) menyatakan bahwa “model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman para perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar”.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan
kelas. Tujuan penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana
pembelajaran yang dilaksanakan dapat membantu peserta didik
mengembangkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai

3
4

dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih,


bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta komitmen.
Menyimpulkan dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat diartikan
bahwa model pembelajaran adalah langkah atau prosedur sistematis yang
merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang mencangkup strategi,
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran dan dijadikan pedoman
seorang pengajar agar bisa memberikan pengalaman belajar siswa dan dapat
mencapai tujuan awal pembelajaran.

2. Konsep Implementasi Model


Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep kebijakan atau
inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak yang baik
berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai sikap.1 Secara
sederhana implementasi diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.
Implementasi merupakan sebuah aktivitas yang saling menyesuaikan juga di
kemukakan oleh Mclaughlin. Pengertian yang lain dikemukakan oleh
Schubert bahwa implementasi yaitu rekayasa. Pengertian-pengertian ini
memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya
aksi, tindakan atau mekanisme suara sistem. Ungkapan mekanisme
mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan
acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan (Syafrudin, 2003).
Sedangkan istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian
belajar dan mengajar. Belajar, mengajar, dan pembelajaran terjadi bersama-
sama belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan
pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar semua hal yang guru lakukan
di dalam kelas yang pada dasarnya mengatakan apa yang dilakukan guru agar
proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa
nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar (Suardi, 2018).
Belajar pada hakikatnya merupakan perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang setelah selesainya melakukan aktivitas belajar (Lestari, 2018).
5

Secara umum, belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku,


akibat interaksi individu dengan lingkungan. Belajar menurut James O.
Wittaker, diartikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui pengalaman atau latihan. Sedangkan menurut teori
behavioristik, belajar merupakan bentuk perubahan kemampuan peserta didik
untuk bertingkah laku secara baru sebagai akibat dari hasil interaksi stimulus
dan respons lingkungan yang didapatnya (Anwar, 2017).
Dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran merupakan suatu
cara pemrosesan informasi melalui suatu tindakan yang terjadi antara guru
dan siswa baik secara langsung maupun tidak langsung salah satunya dengan
menggunakan media pembelajaran berupa aplikasi yang terhubung melalui
jaringan internet.

3. Prinsip Reaksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, ada pola kegiatan yang
menggambarkan cara guru dalam melihat dan memperlakukan para siswanya,
termasuk cara guru memberikan respon terhadap siswanya. Pola kegiatan
guru dalam memperlakukan atau memberikan respon pada pada siswanya
tersebut disebut prinsip reaksi (Indrawati, 2011).
Prinsip reaksi adalah pola kegiatan dalam proses pembelajaran yang
menggambarkan cara guru dalam melihat dan memperlakukan para siswanya,
termasuk cara guru dalam memberikan respon terhadap siswanya. Prinsip
reaksi merupakan bagian dari model pembelajaran, prinsip reaksi ini memberi
petunjuk bagaimana seharusnya guru menggunakan aturan permainan yang
berlaku pada setiap model pembelajaran.
Seorang guru dalam menerapkan atau menggunakan model pembelajaran
tertentu, harus mempunyai kemampuan tentang cara memberikan respon
pada siswa sesuai dengan pola atau prinsip reaksi yang berlaku dalam model
pembelajaran yang diterapkan. Misalnya dalam model pembelajaran
pencapaian konsep, prinsip reaksi yang perlu dilakukan adalah: Guru perlu
memberi dukungan dari diskusi-diskusi yang berlangsung, memberi bantuan
6

dalam mempertimbangkan hipotesis (pernyataan sementara) yang satu dari


yang lainnya, memusatkan perhatian para siswa terhadap contoh-contoh yang
spesifik, dan memberikan bantuan dalam mendiskusikan dan menilai strategi
berpikir yang mereka gunakan. Prinsip reaksi pada pembelajaran konsep
tersebut menjelaskan peran guru untuk memberikan dukungan dan bantuan
kepada siswa yang sedang berdiskusi serta menilai strategi berpikir yang
siswa gunakan (Indrawati, 2011).

4. Sistem Sosial
Sistem sosial adalah suatu sistem yang terdiri atas elemen-elemen sosial.
Elemen-elemen sosial itu terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan
individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam sistem
sosial terdapat individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi
sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Situasi atau suasana dan norma
yang berlaku dalam suatu model pembelajaran disebut sistem sosial
(Indrawati, 2011).
Sistem Sosial menggambarkan interaksi antara siswa dan guru karena
setiap model dipandang seolah-olah merupakan masyarakat mini. Karena
setiap model pengajaran berbeda, setiap model akan memiliki sistem sosial
dan aturan keterlibatannya sendiri. Bagian ini menyangkut peran interaktif
dan hubungan antara guru dan siswa, norma yang diharapkan, dan perilaku
siswa mana yang harus dihargai.
Untuk itu, ketika menerapkan model pembelajaran tertentu kita harus
mempertimbangkan kemungkinan sistem sosial model yang ditetapkan cocok
dengan situasi atau suasana di kelas atau lingkungan belajar yang kita miliki
(Indrawati, 2011).
Bergantung pada orientasi filosofis model, pada beberapa model peran
guru dominan, sementara pada peran lain perannya pasif. Pada beberapa
model peran berpusat pada guru, dan pada konsentrasi yang lain ada pada
siswa. Masih ada model lain yang memerlukan peran bersama dimana guru
7

dan siswa berbagi peran secara setara. Di segmen ini, baik strategi motivasi
maupun taktik untuk melibatkan siswa dapat didiskusikan juga.
Suatu sistem sosial tidak hanya berupa kumpulan individu. Sistem sosial
juga berupa hubungan-hubungan sosial dan sosialisasi yang membentuk
nilai-nilai dan adat-istiadat sehingga terjalin kesatuan hidup bersama yang
teratur dan berkesinambungan.

5. Dampak Model Pembelajaran


Dampak atau efek dari model pembelajaran adalah hasil yang diperoleh
setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model
model pembelajaran (Hendracita, 2021).
Masing masing model pembelajaran memiliki tujuan tertentu, dampak
yang diperoleh dari masing-masing model pembelajaran merupakan
ketercapaian tujuan dari model pembelajaran itu sendiri.
a. Model pembelajaran langsung (Instruksional)
Definisi pembelajaran langsung adalah jenis model pembelajaran
dimana materi pembelajaran disusun oleh guru untuk disampaikan secara
langsung kepada siswa.
Dampak positif model pembelajaran langsung:
1) Guru memiliki wewenang penuh terhadap isi materi yang sudah
disiapkannya sehingga lebih mudah dalam mempertahankan fokus
siswa.
2) Model ini dapat diterapkan untuk kelas besar dan kecil.
3) Dapat mendorong siswa lebih terbuka untuk mengungkapkan kesulitan
secara langsung kepada guru.
4) Efektif untuk pembelajaran tentang materi yang terstruktur dengan
waktu terbatas.
5) Efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang
eksplisit kepada siswa yang nilai sekolahnya masih rendah.
Dampak negatif model pembelajaran langsung diantaranya:
8

1) Keterampilan siswa sangat bisa berbeda-beda. Model ini bergantung


pada kemampuan siswa mengasimilasi materi melalui kegiatan
mendengarkan, mengamati, dan mencatat.
2) Sulit dalam mengatasi perbedaan kemampuan, ketertarikan, dan gaya
belajar siswa.
3) Siswa dituntut untuk terlibat secara aktif, sehingga sulit bagi siswa yang
lebih tertarik untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
interpersonal.
4) Guru memiliki peran paling esensial dalam proses pembelajaran.
b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pengiring)
Dampak pengiring adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh
suatu proses belajar mengajar, sebagai akibat terciptanya suasana belajar
yang dialami langsung oleh siswa tanpa pengarahan langsung dari guru
(Joyce, 2000).
Model ini mendorong siswa untuk menyelesaikan masalah
menggunakan kemampuan nalar dan melatih kemampuan belajar secara
independen.
Dampak positif dari model pembelajaran berbasis masalah ini meliputi:
1) Mendorong siswa menyelesaikan masalah yang realistik dan memiliki
dampak pada kehidupan nyata.
2) Memupuk sifat inkuiri siswa.
3) Mendorong kemampuan siswa dalam penyelesaian masalah
Dampak negatif model pembelajaran berbasis masalah terdiri dari:
1) Persiapan pembelajaran cenderung kompleks karena belum tentu siswa
dan guru bisa memenuhi alat atau instrumen yang diperlukan dalam
proses belajar.
2) Hasil pembelajaran bisa menjadi tidak maksimal apabila kesulitan
dalam mencari masalah yang relevan untuk siswa.
3) Membutuhkan waktu lebih lama dari periode pembelajaran yang sudah
ditetapkan.
9

B. Konsepsi Pembelajaran
Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction. Menurut
Gagne, Briggs, dan Vager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan
yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, pembelajaran menekankan pada proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran dapat
diartikan juga sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa
(Dimyati dan Mudjiono, 1999). Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah
usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar
terjadi proses belajar dalam diri siswa (Arief. S. Sadiman, dkk., 1990).
Iskandar, dkk. (1995) mengartikan pembelajaran sebagai upaya untuk
membelajarkan siswa. Pembelajaran menurut Winkel (1991) merupakan
seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta
didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan
terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam
peserta didik. Degeng (1993) mengartikan pembelajaran sebagai upaya untuk
membelajarkan pebelajar. Menurut Gagne dan kawan-kawan dalam Benny
(2011), pembelajaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian sumber belajar
dan prosedur yang digunakan untuk memfasilitasi berlangsungnya proses
belajar.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar
pada diri peserta didik. Secara implisit di dalam pembelajaran, ada kegiatan
memilih, menetapkan dan mengembangkan metode atau model untuk mencapai
hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-
cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara
mengorganisasikan isi pembelajaran, menyampaikan isi pembelajaran, dan
mengelola pembelajaran.
10

C. Ciri-ciri Pembelajaran Menggunakan Model dan Metode


Pembelajaran yang menggunakan metode dan model memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Struktur Pembelajaran
Metode dan model pembelajaran memberikan struktur yang terorganisir
untuk siswa. Mereka memandu proses belajar dengan langkah-langkah atau
kerangka kerja tertentu.
2. Sumber Belajar
Metode dan model ini biasanya melibatkan penggunaan berbagai sumber
belajar, seperti buku teks, materi online, video, atau materi referensi lainnya.
3. Aktivitas Siswa
Pembelajaran melibatkan beragam aktivitas yang memungkinkan siswa
terlibat secara aktif dalam proses belajar, seperti diskusi kelompok, tugas,
proyek, atau latihan.
4. Evaluasi dan Umpan Balik
Terdapat sistem evaluasi dan umpan balik yang digunakan untuk mengukur
kemajuan siswa dan memberikan informasi kepada mereka tentang
pencapaian mereka.
5. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran dengan metode dan model memiliki tujuan yang jelas yang
ingin dicapai oleh siswa.
Ciri-ciri ini dapat berbeda tergantung pada metode dan model pembelajaran
yang digunakan, tetapi pada umumnya guru menciptakan lingkungan
pembelajaran yang lebih terstruktur dan terarah.
Pembelajaran memiliki ciri-ciri serta karakteristik tersendiri yang
membuatnya berbeda dengan sistem lainnya. ciri-cirinya sebagai berikut:
a. Pembelajaran mampu menumbuhkan motivasi dan perhatian siswa dalam
belajar.
b. Pembelajaran dilakukan dengan sadar dan sudah direncanakan secara
sistematis dan teratur.
11

c. Pembelajaran bisa menggunakan alat bantu belajar guna menarik perhatian


dan meningkatkan suasana belajar yang lebih menyenangkan.
d. Pembelajaran menyediakan bahan belajar yang lebih menarik dan menantang
bagi para siswa.
e. Pembelajaran membuat siswa dapat menerima materi secara maksimal, baik
fisik maupun psikologis.

D. Komponen Model Pembelajaran


Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik yang menjadi ciri khas
dari sebuah model. Menurut Joyce and Weill (2000) model pembelajaran
memiliki karakteristik atau komponen sebagai berikut:
1. Syntak/Sintaks
Sintaks merupakan langkah langkah pembelajaran yang menunjukkan
bagaimana sebuah model itu dilaksanakan. Sintaks sifat nya khas untuk setiap
model pembelajaran, artinya sintaks antara satu model dengan model yang
lainnya memiliki perbedaan. Ciri dari sebuah model pembelajaran itu dapat
dilihat dari sintaks atau langkah pembelajarannya. Sintaks sebuah model
pembelajaran menunjukkan urutan dan tahapan tahapan pembelajaran
langkah demi Langkah. Menurut Indrawati (2011) urutan langkah dalam
sintaks sebuah model tidak dapat dibolak balik dan diubah. Dengan demikian
bahwa urutan langkah pembelajaran dalam sintaks sebuah model sifat nya
tetap sesuai teori yang melandasi model tersebut.
2. Sistem sosial
Sistem sosial merupakan aturan / norma yang mengatur interaksi antara
siswa dengan guru, interaksi antara siswa dengan siswa. Bentuk interaksi
dalam kegiatan pembelajaran perlu diatus karena setiap kegiatan
pembelajaran tidak akan pernah lepas dari interaksi antar manusia yang ada
di dalam kelas itu. Secara garis besar sistem sosial sebuah model dapat
dibedakan menjadi tiga kategori yaitu:
12

a. Interaksi Berpusat pada guru: dalam hal ini guru lebih dominan sebagai
pusat pembelajaran.
b. Interaksi Berpusat pada siswa: dalam interaksi ini siswa lebih banyak
berperan dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan guru hanya berperan
sebagai fasilitator.
c. Interaksi seimbang antara guru dengan siswa: terjadi keseimbangan
interaksi, guru dan siswa masing masing tidak mendominasi.
3. Prinsip Reaksi
Merupakan perilaku guru dalam memperlakukan siswa pada kegiatan
pembelajaran. Indrawati (2011) mengemukakan bahwa prinsip reaksi
merupakan pola kegiatan guru dalam memberikan respon terhadap perilaku
siswa dalam pembelajaran. Setiap model pembelajaran memberikan aturan
bagaimana cara memberikan respon terhadap perilaku perilaku siswa.
Dengan kata lain setiap model pembelajaran memiliki penekanan atau
fokus pada kegiatan kegiatan tertentu yang memerlukan respon yang lebih
dari guru atau hal apa saja yang berkaitan dengan perilaku siswa dalam
pembelajaran yang harus diberikan dorongan dan bimbingan agar dapat
berjalan secara maksimal. Misalnya dalam Model Pencapaian Konsep,
berikan dukungan dengan menitikberatkan pada sifat hipotesis dari diskusi-
diskusi yang berlangsung, berikan bantuan kepada para pebelajar dalam
mempertimbangkan hipotesis yang satu dari yang lainnya, pusatkan perhatian
para pebelajar terhadap contoh-contoh yang spesifik, dan berikan bantuan
kepada para pebelajar dalam mendiskusikan dan menilai strategi berpikir
yang mereka gunakan.
4. Sistem Pendukung
Sistem pendukung merupakan segala sumber daya yang diperlukan
untuk mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model yang dipilih. Dalam hal ini sistem pendukung tidak
hanya mencakup material material fisik yang dibutuhkan tetapi termasuk juga
non fisik. Sistem pendukung non fisik berupa kemampuan yang dimiliki oleh
guru untuk menunjang kegiatan pembelajaran, misalnya kemampuan
13

melakuka penyelidikan (eksperimen), kemampuan menggunakan metode


ilmiah atau kemampuan menggunakan alat. Sedangkan material fisik berupa
media pembelajaran, lembar kerja siswa, buku, jurnal dan lain sebagainya.
Melalui sistem pendukung ini kegiatan pembelajaran akan dapat
dilaksanakan dengan benar sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan.
5. Dampak (Efek) Model
Dampak atau efek dari model pembelajaran adalah hasil yang diperoleh
setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model
model pembelajaran. Masing masing model pembelajaran memiliki tujuan
tertentu, dampak yang diperoleh dari masing masing model pembelajara
merupakan ketercapaian tujuan dari model pembelajaran itu sendiri. Dalam
hal ini dampak dibedakan menjadi dua macam yaitu; (1) Dampak/Efek
Instruksional, merupakan dampak/efek yang diakibatkan dari tercapainya
tujuan utama dari model model pembelajaran. (2) Dampak/Efek Ikutan
(Nurturan Effect), merupakan dampak yang timbul dari tercapainya tujuan
tujuan yang tidak direncanakan sebelumnya. Dampak ikutan ini muncul
akibat kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu setiap model
pembelajaran memiliki tujuan utama yang direncanakan dan tujuan tujuan
yang tidak direncanakan sebelumnya. Tujuan utama yang direncanakan akan
menghasilkan dampak instruksional sedangkan tujuan yang tidak
direncanakan tetapi diperoleh setelah pembelajaran berlangsung merupakan
nurturant effect.

Mengacu pada komponen model pembelajaran, maka yang menjadi


pembeda pengertian model pembelajaran dengan metode, teknik, strategi dalam
pembelajaran bahwa model pembelajaran mencerminkan penerapan metode,
teknik, pendekatan secara sekaligus. Sehingga, model pembelajaran merupakan
kerangka konseptual yang berisi tentang prosedur pelaksanaan yang
sistematisdalam proses pembelajaran guna mencapai hasil belajar yang optimal.
14

E. Kemampuan Guru dalam Pembelajaran


Kemampuan guru adalah potensi atau kesanggupan yang dikuasai guru
untuk melakukan suatu aktifitas atau kegiatan. Menurut Suprayati (dalam
Kunandar, 2007) keterampilan mengajar adalah sejumlah kompetensi guru yang
menampilkan kinerjanya secara profesional. Kemampuan ini menunjukkan
bagaimana guru memperlihatkan perilakunya selama interaksi dalam
pembelajaran, meliputi:
1. Keterampilan membuka pelajaran, yaitu kegiatan guru untuk menciptakan
suasana yang menjadikan siswa siap mental sekaligus menimbulkan
perhatian siswa yang terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
2. Keterampilan menutup pelajaran, yaitu kegiatan guru untuk mengakhiri
proses pembelajaran.
3. Keterampilan menjelaskan, yaitu usaha penyajian materi pelajaran yang
diorganisasikan ssecara sistematis.
4. Keterampilan mengelola kelas, yaitu kegiatan guru untuk menciptakan siklus
belajar yang kondusif.
5. Keterampilan bertanya, adalah usaha guru untuk mengoptimalkan
kemampuan menjelaskan melalui pemberian pertanyaan kepada siswa.
6. Keterampilan memberi penguatan, yaitu suatu respons positif yang diberikan
guru kepada siswa yang melakukan perbuatan baik atau kurang baik.
7. Keterampilan memberi variasi, yaitu usaha guru untuk menghilangkan
kebosanan siswa dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya guru
mengajar dan komunikasi nonverbal (suara, ekspresi, kontak mata dan
semangat).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8,


kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang akan didapatkan jika
mengikuti pendidikan profesi. Kompetensi atau kemampuan guru tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
15

1. Kompetensi Pedagogik
Secara etimologis, kata pedagogi berasal dari kata bahasa Yunani, paedos
dan agogos (paedos = anak dan agoge = mengantar dan membimbing). Dalam
Standar Nasional Guruan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan
bahwa kompetensi kompetensi pedagogic adalah kemampuan mengelola
pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dalam
RPP tentang Guru dikemukakan bahwa: Kompetensi pedagogic merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran siswa meliputi hal-hal
(Mulyasa, 2007):
a. Pemahaman wawasan atau landasan keguruan
b. Pemahaman terhadap siswa
c. Pengembangan kurikulum/ silabus
d. Perancangan pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
f. Pemanfataan teknologi pembelajaran
g. Evaluasi hasil belajar (EHB)
h. Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.

Sehingga dapat disimpulakan dalam kompetensi pedagogik ini guru


harus mempunyai kompetensi Pedagogic yaitu seni dalam mengajarkan dan
mendidik siswa atau siswa dalam proses pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian
Menjadi seorang guru harus memiliki kompetensi kepribadian, yang
berkaitan dengan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa; menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia; serta
berbagai kompetensi kepribadian lainnya yang melekat pada diri tenaga guru.
Berikut kompetensi kepribadian yang harus dimiliki olah guru (Gunawan,
2012):
16

a. Pribadi yang Disiplin


b. Pribadi yang Jujur dan Adil
c. Pribadi Berakhlak Mulia
d. Pribadi Teladan
e. Pribadi yang Mantap
f. Pribadi yang Stabil
g. Pribadi Dewasa
h. Pribadi yang Arif dan Penyabar
i. Pribadi Berwibawa
j. Pribadi yang memiliki rasa Percaya Diri

Dalam kompetensi kepribadian ini seorang guru harus memiliki


kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, serta dapat menjadi teladhan
bagi siswanya. Seperti yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara, “Ing Ngarsa
Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” yang artinya
di depan seorang guru memberikan teladan, di tengah menciptakan ide, dari
belakang seorang guru memberikan motivasi.

3. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional sebagaimana yang diamanatkan oleh Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Guruan terkait
penguasaan terhadap struktur keilmuan dari mata pelajaran yang diasuh
secara luas dan mendalam, sehingga dapat membantu guru membimbing
siswa untuk menguasai pengetahuan atau keterampilan secara optimal. Secara
lebih spesifik menurut Permendiknas No. 16/ 2007, standar kompetensi ini
dijabarkan ke dalam lima kompetensi inti yakni (Payong, 2011):
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata pelajaran atau
bidang pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
17

d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan


tindakan reflektif.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri.

Sehingga seorang guru dalam kompetensi ini seharusnya dapat


menguasai materi yang akan diajarkan kepada siswa dengan baik dan dapat
mengemas materi tersebut dengan memperhatikan atau mengaitkan dalam
kehidupan sehari-hari, menggaitkan dengan pelajaran yang lain, dan juga
dapat menggunakan Ilmu Teknologi dalam pembelajarannya dengan baik
serta dalam pembelajarannya memuat nilai dan budaya nasional.
Selain itu, tugas dan tanggung jawab seorang guru juga diperlukan dalam
kompetensi professional ini tentunya. Seperti, dalam proses pembelajaran
guru bertanggung jawab memberi pengajaran dan bertanggung jawab dengan
apa yang ia ajarkan kepada ssiswanya. Selain itu, guru juga harus
melaksanakan tugasnya yaitu mengajar, bukan hanya memberikan tugas
kepada siswa dan ditinggal mengobrol dengan guru lai di kantor.

4. Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Guruan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi social adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan siswa, dan masyarakat sekitar. Dimana
kompetensi ini meliputi:
a. berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan/atau secara isyarat.
b. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c. bergaul secara efektif dengan siswa, sesama guru, tenaga keguruan, orang
tua/ wali siswa.
d. bergaul secara santun dengan masyarakat di sekitar tempat kerja dan di
lingkungan tempat tinggalnya.

Guru adalah makhluk social yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas
dari kehidupan social masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru
18

dituntut untuk memiliki kompetensi social yang memadai, terutama dalam


kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di
sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di
masyarakat (Mulyasa, 2007).
Sehingga guru dalam kompetensi sosial ini diharuskan untuk menguasai
berbagai macam komunikasi, seperti komunikasi lewat tulisan, lisan, dan
isyarat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran adalah langkah atau prosedur sistematis yang
merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang mencangkup strategi,
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran dan dijadikan pedoman seorang
pengajar agar bisa memberikan pengalaman belajar siswa dan dapat mencapai
tujuan awal pembelajaran.
Implementasi pembelajaran merupakan suatu cara pemrosesan informasi
melalui suatu tindakan yang terjadi antara guru dan siswa baik secara langsung
maupun tidak langsung salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran
berupa aplikasi yang terhubung melalui jaringan internet.
Prinsip reaksi adalah pola kegiatan dalam proses pembelajaran yang
menggambarkan cara guru dalam melihat dan memperlakukan para siswanya,
termasuk cara guru dalam memberikan respon terhadap siswanya.
Situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam suatu model
pembelajaran disebut sistem sosial. Sistem Sosial menggambarkan interaksi
antara siswa dan guru karena setiap model dipandang seolah-olah merupakan
masyarakat mini.
Dampak dari model pembelajaran:
1. Model pembelajaran langsung (Instruksional)
Dampak Positif, seperti Guru memiliki wewenang penuh terhadap isi materi
yang sudah disiapkannya sehingga lebih mudah dalam mempertahankan
fokus siswa. Dampak Negatif, seperti Sulit dalam mengatasi perbedaan
kemampuan, ketertarikan, dan gaya belajar siswa.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pengiring)
Dampak positif, seperti Mendorong kemampuan siswa dalam penyelesaian
masalah. Dampak Negatif, seperti Membutuhkan waktu lebih lama dari
periode pembelajaran yang sudah ditetapkan.

19
20

Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi
proses belajar pada diri peserta didik. Secara implisit di dalam pembelajaran, ada
kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode atau model untuk
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Pembelajaran yang menggunakan metode dan model memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: (1) Struktur Pembelajaran. (2) Sumber Belajar. (3) Aktivitas
Siswa. (4) Evaluasi dan Umpan Balik. (5) Tujuan Pembelajaran.
Komponen yang harus ada dalam model pembelajaran adalah sintaks,
sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dan dampak (efek) model.
Dalam pembelajaran, guru harus memiliki kemampuan atau keterampilan
yaitu Keterampilan membuka Pelajaran, Keterampilan menutup pelajaran,
Keterampilan menjelaskan, Keterampilan mengelola kelas, Keterampilan
bertanya, Keterampilan memberi penguatan, dan Keterampilan memberi variasi
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8,
kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang akan didapatkan jika
mengikuti pendidikan profesi.

B. Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para
pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang hal yang
mencakup materi Implementasi Model, Prinsip, Sistem Sosial, dan Dampak
Model Pembelajaran. Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain
sebagainya.
Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik yang dapat memberi
pengetahuan yang benar kepada pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Fanani. (2010). “Ice Breaking Dalam Proses Belajar Mengajar.” Jurnal
Buana Pendidikan 6, No. 11.
Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Anwar, Choirul. (2017). Teori-teori Pendidikan: Klasik hingga kontemporer.
Yogyakarta: IRCiSoD.
Arif S. Sadiman, dkk. (1990). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: CV. Rajawali.
Degeng. S. I. N. (1993). Terapan Teori Kognitif dalam Desain Pembelajaran.
Jakarta: Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama antar Universitas,
Dirjen Dikti Depdikbud.
Dimiati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Gagne, Robert M., Briggs, Leslie J., Wager, Walter W. (1992). Principles of
Instructional Design. Toronto: Harcourt Brace Jovenich Colege Publishers.
Gunawan, C. R. (2012). Pengembangan Kompetensi Kepribadian Guru: Menjadi
Guru yang Dicintai dan Diteladani oleh Siswa. Bandung: Penerbit Nuansa
Cendekia.
Hendracita, Nana. (2021). Model-model Pembelajaran SD. Bandung: Multikreasi
Press.
Indrawati. (2011). Model-model Pembelajaran. Jember: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Universitas Jember Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
Iskandar, et al. (1995). Belajar dan Pembelajaran, Buku I. Surabaya: University
Press IKIP Surabaya.
Joyce, B. & Weil, M. (2000). Models of Teaching. Sixth edition. Boston:
Allyn and Bacon.

21
22

Kunandar. (2007). Guru Profesional : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Moh. Suardi. (2018). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Mulyasa. (2007). Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Payong, M. R. (2011). Sertifikasi Profesi Guru. Jakarta Barat: PT Indeks.
Putri Lestari dan Adeng Hudaya. (2018). Penerapan model Quantum Teaching
Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Kelas VIII SMP PGRI 3 Jakarta: Research and Development. Journal Of
Education, Vol. 5 No. 1 .
Pribadi, Benny. (2011). Model ASSURE Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses.
Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Siagian, R. E. F., & Nurfitriyanti, M. (2015). Metode pembelajaran inquiry dan
pengaruhnya terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari kreativitas
belajar. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(1).
Sutikno, Sobry. (2019). Metode & Model-Model Pembelajaran. Lombok:
Holistica.
Syafrudin Nurdin & Basyiruddin Usman. (2003). Guru Profesional &
Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Press.
Titu, Maria Anita. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa pada Materi Konsep
Masalah Ekonomi. Prosiding Seminar Nasional.
Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu (Konsep Strategi dan
Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Jakarta: Bumi Aksara.
WS. Winkel. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia
23

Zubaidah, Siti, Fuad, N. M., Mahanal, S., & Suarsini, E. (2017). Improving creative
thinking skills of students through Differentiated Science Inquiry integrated
with mind map. Journal of Turkish Science Education, 14(4), 77–91

Anda mungkin juga menyukai