Pencapaian Konsep
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran
pada Semester Ganjil yang Dibimbing oleh Ibu Dr. Sutji Rochaminah, M.Si
Disusun oleh :
Rahmat Pratama (A 232 19 015)
Indah Suarni (A 232 19 009)
Nina (A 232 19 002)
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan seruan alam yang selalu
melimpahkan petunjuk, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalan ini dengan judul “Model Pembelajaran Pencapaian Konsep”.
Penulisan makalah ini bertujuan dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Teori
Belajar dan Pembelajaran dan menambah pengetahuan serta wawasan dalam bidang
pendidikan khususnya dalam bidang pendidikan matematika. Selama proses penulisan
makalah ini hingga selesai banyak sekali kesulitan-kesulitan yang penulis temui baik dalam
proses mencari sumber maupun dalam merangkai kata demi kata. Namun berkat usaha yang
gigih dan tidak pernah menyerah serta kerja sama yang baik dari kelompok, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari segi
penulisan, penyusunan kata demi kata maupun dalam penyusunan bahasa. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kepada semua pihak untuk memberi sumbangan pemikiran berupa
kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun yang akan penulis terima
dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 pengertian model pembelajaran pencapaian konsep ………………..….... 3
2.2 tujuan-tujuan penggunaan model pembelajaran pencapaian konsep ….... 5
2.3 merencanakan pelajaran model pencapaian konsep …..……………....... 6
2.4 sintaks dari model pembelajaran pencapaian konsep ……..……………. 8
2.5 penerapan model pembelajaran pencapaian konsep................................. 11
2.6 kelebihan dan kekurangan model pembelajaran pencapaian konsep........ 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka secara garis besar
masalah yang akan penulis angkat didalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apa pengertian model pembelajaran pencapaian konsep?
2. Apa tujuan-tujuan penggunaan model pembelajaran pencapaian konsep?
3. Bagaimana merencanakan pelajaran model pencapaian konsep?
4. Bagaimana sintaks dari model pembelajaran pencapaian konsep?
5. Bagaimana penerapan model pembelajaran pencapaian konsep?
6. Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran pencapaian konsep?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
hipotesis mereka dengan melihat contoh dan noncontoh, yang pada akhirnya
sampai pada konsep yang dimaksud.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu model pembelajaran yang
dirancang untuk membantu siswa memahami konsep dengan kemampuan sendiri
berdasarkan contoh-contoh yang memiliki penekanan-penekanan terhadap ciri
dari konsep itu.
Ada dua peran pokok guru dalam pembelajaran model pencapaian konsep
yang perlu diperhatikan, adalah :
1. Menciptakan suatu lingkungan sedemikian hingga siswa merasa bebas untuk
berpikir dan menduga tanpa rasa takut dari kritikan atau ejekan.
2. Menjelaskan dan mengilustrasikan bagaimana model pencapaian konsep itu
seharusnya berlangsung, membimbing siswa dalam proses itu, membantu siswa
menyatakan dan menganalisis hipotesis, dan mengartikulasi pemikiran-
pemikiran mereka.
Dalam membimbing aktifitas itu tiga cara penting yang dapat dilakukan oleh
guru:
Pertama guru mendorong siswa untuk menyatakan pemikiran mereka dalam
bentuk hipotesis, bukan dalam bentuk observasi.
Kedua guru menuntun jalan pikiran siswa ketika mereka menetapkan
apakah suatu hipotesis diterima atau tidak.
Ketiga guru meminta siswa untuk menjelaskan mengapa (Why) mereka
menerima atau menolak suatu hipotesis.
Jarolimek& Parker (1993;36) mengemukakan tiga cara yang dapat
mempengaruhi efektifitas model pencapaian konsep antara lain :
1. Merumuskan konsep dalam istilah yang akrab dengan siswa
2. Memilih materi pelajaran yang secara psikologis dekat dengan siswa
3. Konsep yang di ajarkan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa
4
Lebih jauh Joyce (2010:128) mengungkapkan dalam pencapaian
konsep dikenal istilah seperti contoh (exemplar) dan sifat (attribute) dengan
penjelasan sebagai berikut:
Contoh-contoh, merupakan bagian kecil dari koleksi data atau perangkat data.
Sifat-sifat, merupakan fitur-fitur atau karakteristik yang melekat pada contoh-
contoh.
Ada dua hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
pencapaian konsep yaitu;
1. Menentukan Tingkat Pencapaian Konsep
Tingkat pencapaian konsep (concept attainment) yang diharapkan dari siswa
sangat tergantung pada kompleksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan
kognitif siswa. Ada siswa yang belajar konsep pada tingkat konkret rendah atau
tingkat identitas, ada pula siswa yang mampu mencapai konsep pada tingkat
klasifikatori atau tingkat formal.
2. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk
membantu guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran pencapaian
konsep. Untuk melakukan analisis konsep guru hendaknya memperhatikan
beberapa hal antara lain:
(1) nama konsep,
(2) attribute-attribute kriteria dan attribute-attribute variabel dari konsep,
(3) definisi konsep,
(4) contoh-contoh dan noncontoh dari konsep, dan
(5) hubungan konsep dengan konsep-konsep lain.
5
hubungan antara konsep-konsep yang terkait erat dan digunakan dalam bentuk
review. Dengan kata lain, penggunaan model ini akan lebih efektif jika siswa
sudah memiliki pengalaman tentang konsep yang akan dipelajari itu. Bukan siswa
yang benar-benar baru mempelajari konsep tersebut.
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam menerapkan model
pencapaian konsep berkaitan dengan tujuan isi tersebut, yaitu :
Model pencapaian konsep didesain khusus untuk mengajarkan konsep secara
eksklusif. Jadi berfokus semata-mata pada pembelajaran konsep.
Siswa yang diajari suatu konsep dengan menggunakan model pencapaian
konsep harus memiliki latar belakang pengetahuan tentang konsep tersebut.
b) Tujuan pengembangan berpikir kritis siswa
Model pencapaian konsep lebih memfokuskan pada pengembangan berpikir
kritis siswa dalam bentuk menguji hipotesis. Dalam pembelajaran harus
ditekankan pada analisis siswa terhadap hipotesis yang ada dan mengapa hipotesis
itu diterima, dimodifikasi, atau ditolak. Siswa harus dilatih dalam menciptakan
jenis-jenis kesimpulan, seperti membuat contoh penyangkal atau non-contoh, dan
sebagainya.
Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus ditekankan pada dua aspek
tersebut, yaitu pengembangan konsep dan relasi-relasi antara konsep yang terkait
erat, serta latihan berpikir keritis terutama salam merumuskan dan menguji
hipotesis. Aspek penting dalam perencanaan pelajaran adalah guru harus
mengetahui persis apa yang diinginkan dari siswanya.
6
bukan baru sama sekali bagi siswa. Harus diingat bahwa model ini akan lebih
efektif bila siswa yang akan diaja itu memiliki beberapa pengalaman tentang
konsep yang akan diajarkan.
b) Pentingnya tujuan pembelajaran yang jelas
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tujuan penggunaan model
pencapaian konsep mencakup membantu siswa mengembangkan konsep dan
relasi-relasi antara konsep itu dan memberikan latihan kepada mereka tentang
proses berpikir keritis terutama dalam peumusan dan pengujian hipotesis.
c) Memilih contoh dan non-contoh
Faktor yang paling penting dalam memilih contoh adalah mengidentifikasi
contoh-contoh yang paling baik mengilustrasikan konsep tersebut.
Disamping itu, contoh yang dipih juga harus dapat memprluas pemikiran
siswa tentang konsep yang diajari iru sebagai contoh. Hal yang lain juga perlu
diperhatikan dalam memilih contoh adalah tidak memilih contoh yang
terisolasi dari konteks. Artinya contoh yang dipilih harus ada dalam
lingkungan dimana siswa beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari ataupun
yang ada dalam jangkauan pemikirannya. Selain memilih contoh positif, guru
juga menyiapkan contoh-contoh negatif atau non-contoh. Dalam memilih
contoh negatif, diupayakan merubah karakteristikesensial menjadi
karakteristik non esensial pada konsep yang akan diajarkan dan menyajikan
semua hal-hal yang bukan merupakan karakteristik esensial konsep itu.
d) Mengurutkan contoh
Setelah memilih contoh dan non-contoh, tugas akhir dalam merencanakan
pelajaran adalah bagaimana mengurutkan contoh dan non-contoh itu. Jika
pengembangan berpikir keritis menjadi tujuan penting bagi guru, contoh-
contoh itu harus diurutkan sedemikian sehingga para siswa mendapat
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir keritis mereka.
Menunjukkan secara cepat atau lengsung makna dari konsep yang diajarkan,
tidak memberi kesempatan kepada siswa dalam melakukan analisis dan
akibatnya tidak menghasilkan pemahaman yang sangat dalam terhadap konsep
yang dikaji. Dalam mengurutkan contoh, guru dapat melakukan dengan
7
menyajikan dua atau lebih contoh positifm kemudian diikuti dua atau lebih
contoh negatif (non-contoh).
8
3. Guru meminta siswa untuk mendefinisikan
Contoh Langkah-langkah kegiatan siswa, antara lain:
1. Siswa membandingkan contoh-contoh positif dan contoh-contoh negatif,
2. Siswa mengajukan hasil tafsirannya,
3. Siswa membangkitkan dan menguji hipothesis,
4. Siswa menyatakan suatu definisi menurut atribut essensinya
9
2. Guru menkonfirmasikan hipothesis, nama-nama konsep, dan menyatakan
kembali definisi menurut atribut essensinya,
3. Guru meminta contoh-contoh lain
Contoh Langkah-langkah kegiatan siswa, antara lain:
1. Siswa memberi contoh-contoh,
2. Siswa memberi nama konsep,
3. Siswa mencari contoh lainnya
10
2.5 Penerapan Model Pencapaian Konsep
Penerapan model pencapaian konsep akan menentukan bentuk aktivitas-
aktivitas dalam pembelajaran tertentu. Jika penekanannya adalah untuk
memperoleh konsep baru guru harus menekankan melalui pertanyaan atau
komentarnya tentang sifat-sifat disetiap contoh. Jika penekananya adalah proses
induktif, guru mungkin dapat menyediakan sedikit tanda atau isyarat dan
mengajak siswa untuk tekun dan berpartisipasi aktif. Jika penekanannya pada
analisis berfikir guru sebaiknya menerapkan latihan pencapaian konsep yang tidak
terlalu lama sehingga siswa akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk analisis
berfikir.
Model penemuan konsep bisa diterapkan pada siswa diseluruh tingkatan
umur dan tingkatan kelas. Ketika model ini diterapkan pada anak usia dini materi
untuk membuat contoh-contoh harus selalu tersedia dan perlu sedikit pengubahan
untuk mempermudah mereka menggunakan contoh-contoh itu. Benda-benda dan
bentuk-bentuk di sekitar kelas yang ditemukan di hampir seluruh kelas anak usia
dini dapat digunakan sebagai contoh-contoh.meskipun disadari bahwa membantu
siswa bekerja secara induktif merupakan salah satu tujuan penting, guru
seharusnya memiliki tujuan spesifik lebih banyak dalam menggunakan model ini.
Model penemuan konsep merupakan seperangkat evaluasi unggul saat guru
ingin mengetahui sejauh mana siswa mampu menguasi gagasan penting yang
mereka ajarkan. Model ini juga dapat berguna dalam membuka bidang konseptual
baru dengan cara melakukan rangkaian penelitian pada siswa secara individu atau
kelompok. Model penemuan konsep tidak hanya memperkenalkan perlunya suatu
penelitian untuk bidang materi pelajaran tetapi juga dapat meningkatkan kajian
induktif tanpa henti. Pelajaran- pelajaran penemuan konsep yang menyediakan
konsep-konsep penting dalam unit studi sosial seperti demokrasi, sosialisme hak
asasi dapat diselipkan secara periodik kedalamunit-unit yang berlainan.
11
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Kelebihan:
1. Siswa dapat lebih memahami konsep
2. Siswa bisa lebih mampu mengerjakan Karya – karya Ilmiah
3. Siswa juga dapat lebih berpikir logis dan mempunyai strategi
Kekurangan:
1. Siswa kurang memahami materi pembelajaran yang didalamnya ada metode
praktikum, karena model ini lebih menguatkan konsep siswa
2. Masih cenderung stunt center learning
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran model pencapaian konsep suatu strategi mengajar bersifat
induktif didesain untuk membantu siswa dari semua usia dalam mengekuti
pemahman mereka terhadap konsep yang dipelajari dan melatih menguji
hipotesis, Dalam penerapan pembelajaran model pencapaian konsep mengandung
dua tujuan utama yaitu : Tujuan isi dan tujuan pengemabangan berpikir kritis
siswa. Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan
pelajaran menggunakan model pencapaian konsep yaitu : Menetapkan materi,
prntingnya tujuan pembelajaran yang jelas, memilih contoh dan non contoh, dan
mengurutkan contoh. Dalam pembelajaran model pencapaian konsep terdapat 3
fase yang harus terpenuhi yaitu : fase 1 (Presentasi data dan identifikasi konsep),
fase 2 (Menguji pencapaian dari suatu konsep), fase 3 (Analisis Strategi –
Strategi Berpikir).
3.2 Saran-saran
Dengan adanya penyusunan makalah ini kami berharap semoga para
pembaca (khusunya siswa) akan semakin menyadari akan peran sertanya dalam
rangka peningkatan prestasi belajar siswa, dan juga perilaku siswa sebagai hasil
belajar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Eggen, Paul dan Kauchak donald P. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran:
Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Diterjemahkan Oleh:
Satrio Wahono. Jakarta: Indeks.
Joyce, Bruce; Weil, Marsha; & Showers, B. 1992. Models of Teaching. Fourth
Edition. Boston: Allyn & Bacon.
Joyce, B. R., & Weil, M. (2000). Models of Teaching and Learning; Where Do
They Come From and How Are They Used? In Models of Teaching (6th
ed., pp. 13-28). Boston: Allyn and Bacon.
http://fisikawansastra.blogspot.com/2015/04/model-pembelajaran-pencapaian-
konsep.html (diakses pada tanggal 31 Oktober 2019)
https://ainamulyana.blogspot.com/2017/09/model-pembelajaran-pencapaian-
konsep.html (diakses pada tanggal 31 Oktober 2019)
http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/06/model-pembelajaran-pencapaian-
konsep.html (diakses pada tanggal 30 Oktober 2019)
http://tiocalpucino.blogspot.com/2013/02/model-pencapaian-konsep-dalam.html
(diakses pada tanggal 31 Oktober 2019)
http://goresanpendidikansekolahdasar.blogspot.com/2018/02/model-pencapaian-
konsep.html (diakses pada tanggal 1 November 2019)
https://andiberliana95.blogspot.com/2018/12/makalah-model-pencapaian-
konsep.html (diakses pada tanggal 1 November 2019)
14