Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
MODEL PEMBELAJARAN PKN SD

Dosen Pengampu: Enung Nurhayati, Ph.D

Disusun Oleh:
Aleyda Fatimah Azzahra (23060176)
Fani Nabila (23060182)
Ria Irawati F (23060032)
Kelompok 12
Kelas A3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP SILIWANGI
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “Model Pembelajaran PKN SD”. Tak lupa shalawat beserta salam
kami panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar PKN SD yang telah
diberikan. Makalah ini berisi tentang pembahasan Model Pembelajaran PKN SD.

Makalah kami masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kritik serta saran yang sifatnya
membangun, kami harapkan guna menyempurnakan makalah ini. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu dosen, atas perhatian dan waktunya kami mengucapkan
terimakasih. Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Cimahi, 09 September 2023

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Desain Pembelajaran .................................................................... 3
2.2 Pengertian Model Pembelajaran .................................................................... 5
2.3 Pengertian Metode Pembelajaran ................................................................. 5
2.4 Pengertian Tehnik dan Taktik ........................................................................... 6
2.5 Penerapan Metode Tehnik dan Taktik Pembelajaran materi PKN SD
kelas rendah pada kurikulum 2013 .................................................................................... 6
2.6 Fungsi.......................................................................................................................... 7
2.7 Macam-Macam ...................................................................................................... 7
2.8 Ciri-Ciri........................................................................................................................ 13
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 15
3.2 Saran ........................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model pembelajaran adalah suatu rencana atau metode yang digunakan oleh guru untuk
membantu proses pembelajaran siswa. Model ini merujuk pada strategi, pendekatan, dan
teknik yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dengan efektif kepada siswa.
Tujuan dari model pembelajaran adalah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
pembelajaran dan pemahaman siswa secara optimal.
Tujuan utama dari penggunaan model pembelajaran yaitu untuk meningkatkan pemahaman
siswa, mendorong partisipasi aktif, mempromosikan keterlibatan siswa, dan
mengembangkan keterampilan yang relevan. Model pembelajaran yang baik dapat
membantu siswa memahami materi pelajaran dengan lebih baik dan mendorong mereka
untuk berpikir kritis, bekerja sama dalam kelompok, dan mengembangkan kreativitas.
Selain itu, model pembelajaran juga dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam
belajar, sehingga mereka lebih termotivasi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Melalui
penggunaan model pembelajaran yang tepat, proses pembelajaran dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa, memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan
pengalaman belajar yang bermakna dan efektif.
Menjadi seorang guru harus menguasai paling tidak pengelolahan kelas dengan
menggunakan model-model pembelajaran yang yang efektif dan tepat sesuai dengan
kemampuan dan karakter siswa, khususnya pada zaman milineal seperti sekarang. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka pembelajaran model-model dalam pengajaran dikelas perlu
ditingkatkan, dengan begitu akan berpengaruh pada pengetahuam juga pemahaman siswa
yang menjadi tanggung jawab seorang guru.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Model Pembelajaran?
2. Apa fungsi dari Model Pembelajaran?
3. Apa saja macam-macam Model Pembelajaran?
4. Apa saja ciri-ciri Model Pembelajaran?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Model Pembelajaran
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi Model Pembelajaran
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam Model Pembelajaran
4. Untuk mengetahui mengenai ciri dari Model Pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desain Pembelajaran


Desain pembelajaran adalah rencana untuk sistem pembelajaran tergantung pada
persyaratan dan target pembelajaran dan kerangka pengangkutannya sehingga berubah
menjadi acuan dalam pelaksanaannya untuk membuat pembelajaran yang menarik dan
efektif dengan membatasi kesulitan siswa dalam mendapatkan pembelajaran (Khoerunnisa
dkk, 2020).
Konfigurasi pembelajaran juga merupakan rencana yang efisien dan mendasar untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Suharni dkk, 2019). Desain pembelajaran yang hebat, yang
ditegakkan oleh kantor yang cukup, dikombinasikan dengan kreativitas instruktur akan
membuatnya lebih mudah bagi siswa untuk mencapai target pembelajaran.
Menurut Wahyulestari dkk (2014), desain pembelajaran bertujuan untuk:
1. Mendorong siswa agar terus belajar baik ketika ia dirumah ataupun ketika ia
disekolah.
2. Menumbuhkan semangat disiplin siswa dalah pembelajaran.
3. Memunculkan kreativitas siswa melalui tugas dari guru.
4. Membuat diri sendiri untuk jujur saat mengerjakan ujian ataupun praktek.
5. Pantang menyerah dalam mempertahankan nilai bagus di kelasnya
6. Sikap kewirausahaan menjadi muncul dan menekuni bidangnya masing-masing.
Macam-macam model desain pembelajaran :
1. Model ADDIE
Dalam model ini, lima tahap diusulkan oleh singkatannya.
a) Analisis: Menganalisis kebutuhan untuk mengenali masalah dan jawaban yang pas untuk
menentukan kapasitas siswa
b) Desain: Mengidentifikasi kapasitas eksplisit, teknik, bahan, pembelajaran
c) Kemajuan: Digunakan dalam program pembelajaran Produksi proyek dan materi
pelatihan yang harus dilakukan
d) Implementasi: Implementasi program pembelajaran dengan merencanakan atau
menerapkan rincian program pembelajaran
e) Evaluasi: Evaluasi proyek pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran (Pribadi, 2010).
3
2. Model Dick and Carey
Model ini memiliki 9 tahap dalam pembelajaran, yakni:
Level 1: Identifikasi tujuan pendidikan
Level 2 : Lakukan analisis pelajaran
Level 3 : Identifikasi perilaku penerimaan dan karakteristik pelajar
Level 4 : Tujuan kinerja Menulis
Level 5 : Buat Kriteria Referensi Butir Tes
Level 6 : Pengembangan Strategi Pendidikan
Level 7 : Pengembangan dan Pemilihan Materi Kelas
Level 8: Pengembangan dan Penerapan Penilaian Formatif
Level 9: Pengembangan dan Penerapan Penilaian Komprehensif (Dick and Carey, 2005).

3. Model ASSURE
Model ini dikembangkan oleh Smaldino dkk (2011) ini adalah singkatan dari
a) A: analilyze Learner
b) S: state Objectives
c) S: selct Methods, Media,and Materials
d) U: utilize Materials
e) R: requires Learner Participation
f) E: evaluate and Revise

4. Model Degeng
Model Degeng berisi delapan tahap dalam rencana pembelajaran berkaitan dengan model
elaborasi.
Artinya, a) pemeriksaan tujuan dan kualitas dalam bidang studi, b) investigasi
persyaratan atau aset pembelajaran, c) memecah atribut dalam pembelajaran, d) yang
mencirikan alasan dan isi pembelajaran, e) memutuskan teknik alat angkut beban
pembelajaran. f) Menetapkan prosedur dan mengawasi pembelajaran, g) Mengatur
pembelajaran teknik eksekutif, h) Pengembangan strategi estimasi hasil pembelajaran
(Degeng, 1997).
4
2.2 Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam
tutorial.
Menurut Trianto Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial.
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang menggambarkan proses
kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Selain itu model pembelajaran juga merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran.
Menurut Joyce & Weil (dalam Rusman, 2012: 133) berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,
dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan
suatu perencanaan yang dipilih oleh guru untuk merencanakan pembelajaran yang efisien
dan sesuai.

2.3 Pengertian Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1)
ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman
lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang
berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong
pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode
yang sama.
5
2.4 Pengertian Tehnik dan Taktik Pembelajaran
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau
teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-
sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik
yang digunakannya.
Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena
memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang
memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia
memang sangat menguasai bidang itu.
Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing
guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang
bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga Seni
(kiat).

2.5 Penerapan Metode Tehnik dan Taktik Pembelajaran materi PKN SD kelas rendah pada
kurikulum 2013
A. Penerapan metode pembelajaran materi PKN SD kelas rendah kurikulum tigabelas
Menerapkan materi pkn mengidentifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota
keluarga dan warga sekolah pada kelas rendah kelas 3, dengan metode ceremah dan
bercerita. Adapun langkah-langkah untuk metode bercerita yaitu:
1. Memilih cerita yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat siswa.
2. Kenalkan cerita kepada siswa dan buat suasana menarik untuk mendengarkan cerita.
3. Bacakan cerita dengan ekspresi yang sesuai dan gunakan pengaturan suara yang menarik.
4. Beri kesempatan kepada siswa untuk memberikan pertanyaan, berdiskusi dan
mengemukakan pendapat mereka setelah mendengarkan cerita.
5. Identifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan warga sekolah dalam cerita
dan diskusikan dengan siswa.
6. Beri kesempatan kepada siswa untuk menceritakan kembali cerita dengan gaya mereka
sendiri atau membuat cerita baru berdasarkan apa yang dipelajari.

B. Penerapan teknik dan taktik pada materi PKN SD kelas rendah kurikulum tigabelas
Teknik yang digunakan dalam materi mengidentifikasi kewajiban dan hak sebagai
anggota keluarga dan warga sekolah yaitu teknik simulasi dan teknik diskusi ketika
menerapkan metode ceramah dan bercerita, sedangkan taktik yang akan digunakan disaat
siswa mulai tidak menaruh perhatian pada pembelajaran yaitu dengan menyelipkan humor
agar siswa kembali bersemangat dan bermain game untuk memecah kesunyian.
6
2.6 Fungsi
1. Membantu dan membimbing guru untuk memilih teknik, strategi, dan metode
pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai.
2. Membantu guru dalam menentukan cara dan sarana untuk menciptakan lingkungan yang
sesuai untuk melaksanakan pembelajaran.
3. Memberikan bahan prosedur untuk mengembangkan materi dan sumber belajar yang
menarik dan efektif.

2.7 Macam-macam Model Pembelajaran


1. Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)
Pendidikan berada dalam kondisi yang tidak baik. Kondisi ini ditunjukan dengan
semakin lemahnya karakter dan semakin buruknya moral bangsa. Pelajar dikalangan
semakin maraknya ketidaksiplinan, kondisi, membudayanya kegiatan mencontek, dan
kekerasan yang terjadi baik yang dilakukan siswa terhadap siswa lain ataupun guru terhadap
siswa. Hal ini, salah satunya disebabkan oleh rendahnya kemampuan penalaran moral yang
dimiliki oleh setiap individu. Dalam menangani masalah tersebut, maka dilakukan penelitian
kuasi eksperimen untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Value Clarification
Technique (VCT) terhadap kemampuan penalaran moral siswa dalam pembelajaran PKn.
Model pembelajaran VCT ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap memilih, tahap menghargai
dan tahap bertindak. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisi hasil temuan di lapangan
yang dikumpulkan menggunakan instrumen soal penalaran moral. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model pembelajaran VCT memberikan pengaruh positif terhadap
kemampuan penalaran moral siswa.

2. Model Pembelajaran Picture and Picture


Penerapan model pembelajaran Picture and Picture. Jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Penelitian ini diterapkan
pada siswa kelas V yang berjumlah 30 orang dengan empat tahapan, yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
melalui model Picture and Picture. Diperoleh data pada siklus I keaktifan belajar siswa
masuk kategori sedang dan siklus II masuk kategori tinggi. Peningkatan keaktifan siswa juga
tergambar melalui minat dan motivasi belajar, perhatian dan fokus pada materi terbuka,
presensi kehadiran siswa, dan partisipasi dalam tanya jawab.
7
3. Model Pembelajaran Jigsaw
Model Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa
menjadi kelompok kecil yang heterogen. Kelompok heterogen adalah kelompok belajar yang
terdiri dari siswa campuran, baik jenis kelamin, ras, agama, dan kemampuan belajar yang
berbeda. Penerapan model Jigsaw dengan pendidikan kewarganegaraan telah membawa
pada pembaharuan model pembelajaran yang monoton, konvensional dan mengusung
makna kewarganegaraan para pendidik.

4. Model Pembelajaran Team Games Tournamen (TGT)


Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa melalui
model pembelajarn (Teams Games Tournament), dengan langkah-langkah: penyajian kelas,
tim, permainan, pertandingan dan penghargaan kelompok. Instrumen kolaborasi yang akan
ditingkatkan antara lain bisa beradaptasi dalam anggota, bekerja sama, menghargai setiap
ide, bertanggung jawab, ikut berpartisipasi dalam kelompok. Penelitian ini menggunakn
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dua siklus, melalui tahap observasi
dokumentasi dan tes instrument. Dari hasil penelitin ini dibuktikan adanya peningkatan
dengan data pada pra siklus nilai rata-rata keterampilan kolaboasi dari 61, 81 meningkat
pada siklus 1 nilai rata-rata menjadi 67, 27 dan lebih meningkat lagi pada siklus 2 nilai rata-
rata menjadi 83, 18. Dengan demikian hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan
menerapkan model pembelajaran (TGT) didalam proses pembelajaran dapat meningkatkan
keterampilan kolaboasi dan hasil belajar siswa.

5. Model Pembelajaran Project Citizen


Project citizen adalah suatu proses yang digunakan untuk menyampaikan materi
tertentu yang tersusun dari awal sampai akhir berdasarkan tujuan dan hasil pekerjaan
siswa dikumpulkan atau di dokumentasikan kemudian di simpan menjadi satu. Model ini
memungkinkan guru mengakses kemampuan siswa membuat dan menyusun portofolio,
menulis dan menghasilkan portofolio serta dalam menggunakan model ini siswa
dituntut untuk berpikir cerdas, kritis, kreatif, parsitipatif dan bertanggung jawab.
Model pembelajaran project citizen bertujuan agar siswa berkembang secara postif dan
demokratis dalam pembelajaran pkn dengan memaksimalkan penggunaan sumber belajar
dan aktifitas siswa tetap berpendoman bahwa aksi dan kerja kelompok siswa adalah untuk
membentuk diri siswa lebih berkarakter berdasarkan karakter masyarakat Indonesia yang
berbudi luhur dan hidup bergotong royongsecara idealnya.

8
6. Model Pembelajaran Snowball Throwing
Model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu model yang menggunakan
bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan
secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Tujuan dari model Pembelajaran ini
adalah untuk meningkatkan minat belajar siswa.

7. Model Pembelajaran Discovery Learning


Meningkatkan motivasi dan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan. Penggunaan
model pembelajaran discovery learning memberikan pengalaman nyata, berpikir tingkat
tinggi berpusat pada peserta didik, kritis dan kreatif, pengetahuan bermakna dalam
kehidupan, dekat dengan kehidupan nyata, adanya perubahan perilaku, pengetahuan.
Selain itu hasil belajar peserta didik dapat meningkat.

8. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Fan N Pick


Model kooperatif tipe Fan N Pick pada pembelajaran PKn menekankan siswa untuk
saling bertukar informasi, menkonstruk pengertahuan dan mengajarkan sesuatu kepada
orang lain, sehingga siswa diharapkan lebih banyak memahami materi. Selain itu, model
pembelajaran kooperatif tipe Fan N Pick dapat menumbuh kembangkan rasa percaya diri
pada masing-masing siswa karena dapat berinteraksi dalam internal kelompok dengan
optimal sehingga tidak menimbulkan diskriminasi dari segi akademis.

9. Model Pembelajaran Blended Learning


Pada masa pandemi blended learning dijadikan sebagai solusi dalam mengatasi
permasalahan yang muncul. Para ahli sepakat bahwa blended learning merupakan
perpaduan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran online. Dikatakan
pembelajaran online apabila lebih dari 80% tugas dan materi disampaikan secara online.
Dikatakan blended apabila konten tugas dan materi disampaikan secara online dengan
presentase 30% hingga 70%.

10. Model Pembelajaran Scramble


Scramble merupakan metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan
lembar jawaban yang disertai dengan alternative jawaban yang tersedia.
Penerapan model pembelajaran scramble ini dinilai lebih memudahkan siswa
untuk berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional yang selama ini diterapakan oleh guru.
9
Model pembelajaran scramble lebih menarik karena siswa lebih bertanggung jawab
terhadap tugasnya yang diberikan karena siswa akan aktif dalam menentukan jawaban
melalui diskusi kelompok.

11. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)


Metode think pair share (TPS) merupakan salah satu metode pembelajaran yang
perlu digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, karena metode think pair share (TPS) ini
dirancang untuk mengajak peserta didik mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan dari
suatu konsep melalui suatu kelompok. Salah satu masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran PKn adalah rendahnya hasil belajar belajar PKn peserta didik. Hal ini
disebabkan dalam proses belajar mengajar di sekolah guru lebih sering menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab kemudian kemampuan peserta didik untuk bertanya atau
meminta bantuan dari guru masih kurang. Tujuan kajian ini adalah mendeskripsikan konsep
dan implementasi TPS pada pembelajaran PKn di sekolah dasar. Model pembelajaran
kontekstual melalui pembelajaran kooperatif tipe (TPS) Think Pair Share dapat dijadikan
salah satu model pembelajaran yang sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan
respon siswa khususnya pada pembelajaran PKn. Langkah-langkah TPS meliputi, Berpikir
(Think), Berpasangan (Pair), dan Berbagi (Share).

12. Model Pembelajaran Problem Based Learning


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model Problem Based Learning memiliki
tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya, yaitu : (1) Orientasi siswa pada masalah, (2)
Mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) Membimbing penyelidikan, (4) Menyajikan hasil
karya, (5) Mengevaluasi. Melalui tahapan-tahapan tersebut siswa menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran sehingga memperoleh pengalaman yang nyata untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Dengan demikian pemanfaatan model Problem Based Learning pada proses
pembelajaran membantu siswa untuk melatih serta meningkatkan kemampuan berpikir
kritisnya.

13. Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM)
Pembelajaran yang baik adalah adanya situasi pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan atau yang biasa disebut PAIKEM. Pembelajaran berkaitan
dengan bagaimana agar siswa dapat belajar dengan mudah dan bagaimana menciptakan
motivasi siswa untuk mempelajari pelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam
pembelajaran, para praktisi pendidikan dituntut untuk mengembangkan berbagai metode
dan strategi untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga dapat tercapai pembelajaran
yang efektif, efisien dan menyenangkan.
10
Model pembelajaran PAIKEM dimaksudkan sebagai alat atau metode pembelajaran untuk
mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, efektif, dan efisien.

14. Model Pembelajaran Portofolio Based Learning


Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi aktif dan keterampilan
kewarganegaraan (civic skill) siswa dalam pembelajaran kewarganegaraan di sekolah dasar
dengan menggunakan model Portfolio Based Learning. Keterampilan kewarganegaraan
(civic skill) merupakan komponen yang sangat penting dimiliki peserta didik sebagai
perwujudan warga negara yang baik (good citizen). Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan (Action
Research). Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dan
dianalisis dengan cara merefleksikan observasi pada saat tindakan (action). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio dalam
pembelajaran PKn dapat meningkatkan partisipasi aktif dan keterampilan kewarganegaraan
(civic skill) siswa dalam proses pembelajaran.

15. Model Pembelajaran Kontekstual (contekstual teaching and learning)


Merupakan proses pembelajaran yang holistik, bertujuan membantu siswa untuk
memahami materi terbuka dan mengakaitkannya dengan konteks kehidupan siswa sehari
hari (kontek pribadi, sosial dan kultural) sehingga mereka berpengetahuan, berketrampilan
yang dinamis dan fleksibel untuk mengkontruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
Pembelajaran kontekstual ( Contextual theaching learning ) yaitu pembelajaran yang
membantu guru dalam mengkaitkan antara materi yang diajarkn dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dengan kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini melibatkan tujuh komponen
utama pembelajaran efektif yaitu ; konstruktivisme (konstruktivisme), bertanya
(quetioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning commonity), pemodelan
(modeling), refleksi (Reflection) dan penelitian sebenarnya (authentic assessment).

16. Model Pembelajaran Role Playing


Model role playing adalah cara penguasaan materi oleh peserta didik dengan
melibatkan peserta didik dalam suatu permainan yang memerankan peran tertentu
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik. Bertujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang kurang baik menjadi lebih efektif, juga
peserta didik yang kurang aktif menjadi antusias.

11
17. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
STAD adalah suatu metode genetik tentang pengaturan kelas dan bukan metode
pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran dan materi
mereka sendiri, lembaran tugas dan kuis disediakan sekolah untuk siswa tetapi kebanyakan
guru menambah atau mengganti materi-materi ini, dalam STAD siswa dibagi menjadi
kelompok 4 orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya.

18. Model Pembelajaran Take and Give


Take and give secara bahasa mempunyai arti yaitu mengambil dan memberi, maksud
dari Take and Give dalam metode pembelajaran ini adalah dimana siswa mengambil dan
memberi materi pelajaran pada siswa yang lainnya. Metode pembelajaran ini juga
mengajarkan siswa untuk lebih aktif dalam memberikan materi, mengajarkan siswa untuk
lebih menghargai satu dengan yang lainnya dan juga siswa lebih mampu untuk memahami
materi. Jadi metode pembelajaran Take and Give adalah metode pembelajaran yang
memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan guru
dan teman sebayanya (siswa lain) dan mampu menyampaikan isi materi pelajaran kepada
teman sebaya (siswa lain) dengan jelas. Kekurangan dan kelebihan metode Take and Give
Kelebihan dari metode pembelajaran Take and Give ini yaitu:
a. Siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan informasi karena
mendapatkan informasi dari guru dan siswa yang lain.
b. Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa akan informasi.
c. Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai kemampuan orang lain.

Sedangkan kekurangan dari metode pembelajaran Take and Give ini yaitu:
a. Bila informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah) maka informasi yang diterima
siswa lain pun akan kurang tepat.
b. Tidak efektif dan terlalu bertele-tele.
c. Ketidaksesuaian skill antara siswa yang memiliki kemampuan akademik yang baik dan
siswa yang kurang memiliki kemampuan akademik.

19. Model Pembelajaran Insert


Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model pengajaran dan strategi
pengajaran tentang cara mengajarkan nilai-nilai kebangsaan Indonesia pada siswa sekolah
dasar.
12
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan teori
dan praktik dalam proses belajar-mengajar khususnya dalam pendidikan
kewarganegaraan. Para guru sekolah dasar dapat menjadikan model pengajaran baru ini
sebagai salah satu alternatif dalam rangka menumbuhkan nilai-nilai kebangsaan Indonesia.
Penelitian dilakukan berdasarkan teknik penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini
diawali dengan menemukan permasalahan melalui observasi bagaimana model pengajaran
yang digunakan oleh guru di sekolah dasar.
Hasil penelitian ini adalah : I). Dalam proses belajar-mengajar pendidikan
kewarganegaraan, guru sekolah dasar belum melakukan atau mengembangkan nilai-nilai
kebangsaan Indonesia. 2). Pola pendidikan kewarganegaraan dalam proses belajar mengajar
masih ditekankan.

20. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray


Suyatno (dalam Darmayasa.I.W.G.S et al., 2013) “Model kooperatif tipe Two Stay
Two Stray adalah cara siswa dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok
lain, dalam model pembelajaran Two Stay Two Stray siswa akan diajak belajar dalam
suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan dengan mengubah suasana belajar”.
Suasana dalam kegiatan pembelajaran akan lebih menyenangkan dengan memahami materi
pembelajaran bersama dengan kelompok sehingga bertujuan untuk mengurangi rasa bosan
siswa dan memunculkan suasana belajar yang ceria dan aktif. tujuan dalam menerapkan
model kooperatif ini salah satunya untuk menjadikan siswa mandiri, dapat bekerja dalam
tim, dan dapat menyelesaikan masalah dengan cara nya sendiri berdiskusi dengan anggota
kelompoknya masing-masing.

2.8 Ciri-ciri Model Pembelajaran


Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Model dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara Demokratis.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berfikir deduktif
dirancang untuk mengembangkan proses berfikir induktif.
3. Dapat disajikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas, misalnya
model Syectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.
4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan:
a) Urutan langkah-langkah pembelajaran

13
b) Adanya prinsip-prinsip reaksi
c) Sistem sosial
Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis apabila guru akan melaksanakan
suatu model pembelajaran.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran, dampak tersebut meliputi:
a) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur
b) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang
6. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya).

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang dipilih oleh guru untuk
merencanakan pembelajaran yang efisien dan sesuai di kelas. Model tersebut merupakan
pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

3.2 Saran
Setelah memahami isi makalah ini, kita tentu tahu betapa pentingnya detail
perencanaan pembelajaran seperti halnya model pembelajaran dalam proses mengajar bagi
calon guru. Oleh karena itu penting menggunakan model pembelajaran dalam setiap mata
pembelajaran disekolah seperti halnya dalam pelajaran PKN.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, N., & Hamid, S. I. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Vct Terhadap Penalaran
Moral Siswa Dalam Pembelajaran Pkn Sd. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 2(1), 59-
74.
Dewantara, J. A., & Nurgiansah, T. H. (2021). Peningkatan Keaktifan Belajar Melalui
Penerapan Model Picture And Picture Dalam Pembelajaran PPKn di Sekolah
Dasar. Jurnal Publikasi Pendidikan, 11(3), 234-241.
Sulfemi, W. B. (2019). Penerapan model pembelajaran discovery learning meningkatkan
motivasi dan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan. Jurnal Rontal Keilmuan
Pancasila dan Kewarganegaraan, 5(1).
Hidayat, A. (2012). Konsep Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(Paikem). AN NUR: Jurnal Studi Islam, 4(1), 39-50.
Soleha, F., Akhwani, A., Nafiah, N., & Rahayu, D. W. (2021). Model Pembelajaran Contextual
Teaching And Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn di Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 5(5), 3117-3124.
Rukmini, A. (2020). Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Dalam Pembelajaran Pkn
SD. In Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series (Vol. 3,
No. 3, pp. 2176-2181).
Ardiawan, I. K. N., Kristina, P. D., & Swarjana, I. G. T. (2020). Model pembelajaran jigsaw
sebagai salah satu strategi pembelajaran pkn di sekolah dasar. Edukasi: Jurnal
Pendidikan Dasar, 1(1), 57-64.
Prayogo, S. (2022). Peningkatan Kedisiplinan dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran PKn
Kelas II Sekolah Dasar melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning. Jurnal
Basicedu, 6(5), 7934-7940.
Ratih, D. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan
Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Pkn Kelas Vb Sd Bantul Timur. BASIC
EDUCATION, 7(18), 1-752.
Kanigara, R. R., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. P. (2020). Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Fan N Pick pada Pembelajaran PKN Di Sekolah Dasar. Action Research Literate
(ARL), 4(1), 11-20.

16
Hsb, N. A., Zulfadli, Z., & Theresia, M. (2022). Meningkatkan Hasil Belajar Tema 7 Subtema 2
Peristiwa Kebangsaan Seputar Proklamasi Kemerdekaan melalui Penerapan Model
Pembelajaran Snowball Throwing pada Siswa Kelas V Sdn 0509 Janjilobi Lima
Kabupaten Padang Lawas. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar (JIPDAS), 2(3), 185-193.
Chairiyah, C., Nadziroh, N., & Pratomo, W. (2021). Implementasi Model Blended Learning
Dalam Pembelajaran Ppkn Di Sdn Bonorowo Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran
2020/2021. Jurnal Cerdas Proklamator, 9(1), 1-8.
Handin, H., & Nadziroh, N. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Scramble Terhadap Hasil
Belajar Tematik Muatan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Siswa Kelas Iii
Se-Gugus 3 Sanden Bantul. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 6(2).
Abdulah, A. (2021). PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MENGGUNAKAN MODEL ROLE
PLAYING PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN O4. Jurnal Tunas Pendidikan, 3(2), 64-
76.
Pangaribuan, R., & Sabri, T. (2013). Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
Meningkatkan Aktivitas Belajar PKN Kelas IV SDN 11 Sungai Raya. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 2(3).
Yolawati, N. N., Hartantri, S. D., & Budiatman, . I. . (2022). Analisis Model Pembelajaran
Project Citizen pada Mata Pelajaran PKn Materi Kewajiban Menjaga Lingkungan
Siswa Kelas IV SDN Neglasari 1 Kota Tangerang. Jurnal Pendidikan Dan Konseling
(JPDK), 4(5), 2241–2251.
Sudanta, I. W. (2023). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Bantuan Peta
Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn pada Siswa Kelas VI SD. Journal of
Education Action Research, 7(2).
Widiani, A. A. O. V. (2020). Pengaruh model pembelajaran TGT berbantuan permainan
tradisional terhadap sikap sosial dan hasil belajar PKn siswa. PENDASI: Jurnal
Pendidikan Dasar Indonesia, 4(1), 13-22.
Rukmini, A. (2020). Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Dalam Pembelajaran Pkn
SD. In Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series (Vol. 3,
No. 3, pp. 2176-2181).
Ananda, A., & Indrawadi, J. (2012). Strategi Pembelajaran Nilai-Nilai Kebangsaan Dengan
Model Insert pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di
Sekolah Dasar Kota Padang-Sumatera Barat.

17

Anda mungkin juga menyukai