Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

(MODEL-MODEL PEMBELAJARAN)

TUGAS

disusun dan diajukan sebagai syarat untuk memenuhi

sebagian tugas pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu:

Prima Mutia Sari, M. Pd

Kelompok 7

Difah Nurfauziah (2001025277)

Hana Fairuz Syifa (2001025029)

Nabila Caprilia (2001025094)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas
rahmat, karunia serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata
kuliah Belajar dan Pembelajaran dengan tepat waktu dan sebaik mungkin. Tidak lupa selawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya
uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW.

Penulisan makalah berjudul “Model-model Pembelajaran” dapat diselesaikan karena


bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah tentang Anak Berkebutuhan Khusus ini dapat
menjadi referensi bagi banyak pihak. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan
sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan.
Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini, dapat bermanfaat
bagi masyarakat umum dan mahasiswa PGSD tentunya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 20 April 2022

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan ............................................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 6
A. Perbedaan Pendekatan, Metode, Strategi dan Model Pembelajaran.............................. 6
1. Pendekatan Pembelajaran ............................................................................................. 6
2. Metode Pembelajaran .................................................................................................... 7
3. Strategi Pembelajaran ................................................................................................. 10
4. Model Pembelajaran .................................................................................................... 11
B. Jenis-jenis Model Pembelajaran ..................................................................................... 12
a) Model pembelajaran langsung .................................................................................... 12
b) Model Pembelajaran Kooperatif ................................................................................ 14
c) Model Pembelajaran Berbasis Masalah ..................................................................... 17
d) Model Discovery Learning ........................................................................................... 18
e) Inquiry Learning .......................................................................................................... 21
BAB III......................................................................................................................................... 24
PENUTUP .................................................................................................................................... 24
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 25
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran
dan pengelolaan kelas.

Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang dan para guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Untuk pemilihan model ini sangat dipengaruhi dari sifat dan materi
yang akan diajarkan, juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut
serta tingkat kemampuan peseta didik. Di samping itu pula, setiap model pembelajaran selalu
mempunyai tahapan-tahapan (sintaks) oleh peserta didik dengan bimbingan guru. Antara sintaks
yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini
berlangsung di antara pembukaan dan penutup yang harus dipahami oleh guru supaya model-
model pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berhasil.

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode
atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi,
metode atau prosedur. Ciri tersebut antara lain: 1) rasional teoretik logis yang disusun oleh para
pencipta atau pengembangnya; 2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik
belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai); 3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar
model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar
tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apa itu perbedaan, strategi, model dan metode pembelajaran?


2. Apa saja jenis-jenis model pembelajaran?
3. Apa itu model pembelajaran langsung?
4. Apa itu model pembelajaran kooperatif?
5. Apa itu model pembelajaran berbasis masalah?
6. Apa itu model Discovery Learning?
7. Apa itu model Inquiry Learning?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kami memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa itu perbedaan, strategi, model dan metode pembelajaran.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis model pembelajaran.
3. Untuk mengetahui apa itu model pembelajaran langsung.
4. Untuk mengetahui apa itu model pembelajaran kooperatif.
5. Untuk mengetahui apa itu model pembelajaran berbasis masalah.
6. Untuk mengetahui apa itu model Discovery Learning.
7. Untuk mengetahui apa itu model Inquiry Learning.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu perbedaan, strategi, model dan metode
pembelajaran.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja jenis-jenis model pembelajaran.
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu model pembelajaran langsung.
4. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu model pembelajaran kooperatif.
5. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu model pembelajaran berbasis masalah.
6. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu model Discovery Learning.
7. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu model Inquiry Learning.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perbedaan Pendekatan, Metode, Strategi dan Model Pembelajaran


1. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah ide atau prinsip cara memandang dalam menentukan
kegiatan pembelajaran. Pernyataan tersebut senada dengan Rusman (2018) yang berpendapat
bahwa pendekatan pembelajaran adalah tahap pertama pembentukan suatu ide dalam memandang
dan menentukan objek kajian. Pendekatan menurut Gulo (dalam Suprihatingrum, 2013, hlm. 146)
adalah sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam kegiatan belajar-
mengajar (pembelajaran). Sudut pandang tersebut menggambarkan cara berpikir dan sikap seorang
pendidik dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi pada kegiatan pembelajaran. Sementara
itu, Sanjaya (dalam Suprihatiningrum, 2013, hlm. 146) berpendapat bahwa pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran.

Dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah pandangan atau sudut pandang
berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam menerapkan
perlakuan (tindakan kelas) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar. Berdasarkan
pengertian-pengertian di atas dapat ditentukan beberapa unsur penting yang membedakan
pendekatan dari konsepsi pembelajaran yang lain, yakni:

1. Merupakan sebuah filosofi/landasan.


2. Merupakan sudut pandang.
3. Serangkaian gagasan untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Jalan yang ditempuh untuk menyampaikan pembelajaran.

Pendekatan merupakan sebuah filosofi atau landasan sudut pandang dalam melihat
bagaimana proses pembelajaran dilakukan sehingga tujuan yang diharapkan tercapai. Pendekatan
dalam pembelajaran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: teacher
centered (berpusat pada guru) dan student centered (berpusat pada siswa).
a) Pendekatan Teacher Centered

Pada pendekatan ini, pembelajaran berpusat pada Guru sebagai seorang ahli yang
memegang kontrol selama proses pembelajaran dalam aspek organisasi, materi, dan waktu. Guru
bertindak sebagai pakar yang mengutarakan pengalamannya sehingga dapat menstimulus
perkembangan siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan beberapa strategi seperti:
pembelajaran langsung (direct instruction), dan pembelajaran deduktif atau pembelajaran
ekspositori.

b) Pendekatan Student Centered

Sementara itu, pendekatan student centered mendorong siswa untuk mengerjakan sesuatu
sebagai pengalaman praktik dan membangun makna atas pengalaman yang diperolehnya. Pusat
pembelajaran diserahkan langsung ke peserta didik dengan supervisi dari Guru. Pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran seperti discovery
learning dan inquiry (penyingkapan atau penyelidikan).

2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran (menurut Slameto, 2003) adalah cara yang harus dilalui di dalam
mengajar. Metode juga dapat diartikan cara yang digunakan dalam rangka mengimplemtasikan
rencana kegiatan pembelajaran yang telah disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Berikut ini merupakan beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran:

a) Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode ini
banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta
tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah
terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta
mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal
dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak
disamping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan
mengarahkan diri.

b) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan
pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan
berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi
ketika menjawab pertanyaan.

c) Metode diskusi

Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dengan metode
diskusi keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa
terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang
lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran
bersama.

d) Metode belajar kooperatif

Dalam metode ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana setiap kelompok terdiri
dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh
aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. Model belajar kooperatif
yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif model jigsaw yakni tiap anggota kelompok
mempelajari materi yang berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada teman sekelompoknya.

e) Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses
kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat – alat bantu
pengajaran seperti benda – benda miniatur, gambar, perangkat alat – alat laboratorium dan lain –
lain.

f) Metode ekspositori atau pameran


Metode ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi
atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu
menyampaikan informasi yang diperlukan.

g) Metode karyawisata/widyamisata

Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa


mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar, dapat merangsang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa
dapat mencari dan mengolah informasi.

h) Metode penugasan

Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, merangsang untuk belajar lebih banyak,
membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah
sendiri informasi

i) Metode eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan.


Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya
menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan
hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.

j) Metode bermain peran

Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah –
olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam
metode ini siswa berkesempatan terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan
lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama.
3. Strategi Pembelajaran
Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina
Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.
Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan
yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih optimal, pendidik atau guru juga dapat
menerapkan berbagai macam strategi pembelajaran, seperti:

1. Strategi inkuiri atau SPI. Strategi inkuiri atau SPI atau strategi bertanya meliputi sejumlah
kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan pada proses berpikir analitis dan kritis dalam
mencari dan menjawab pertanyaan. Sedangkan tanya jawab sering diajukan antara siswa dan
guru untuk proses berpikir ini.
2. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE). Sistem pembelajaran ekspositori merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan pada proses pemberian pengetahuan atau materi yang
diberikan secara lisan oleh guru kepada siswa yang ingin membantu siswa menguasai materi
secara efektif.

3. Strategi berbasis masalah (SPBM). Pembelajaran SPBM merupakan strategi pembelajaran


yang memadukan beberapa kegiatan pembelajaran yang menonjolkan proses pemecahan
masalah ilmiah. SPBM didasarkan pada psikologi kognitif, yang dapat dibebaskan dari asumsi
bahwa belajar adalah proses mengubah perilaku melalui pengalaman.
4. Strategi kooperatif atau DSS. Metode pembelajaran jenis ini termasuk dalam rangkaian
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai
rumusan tujuan pembelajaran. Strategi sistem pembelajaran kooperatif menggunakan
kelompok kecil atau tim yang terdiri dari empat sampai enam orang yang memiliki latar
belakang akademis ras, kuat, atau gender.
5. Strategi Pembelajaran Peningkatan Keterampilan Berpikir (SPPKB). Jenis strategi ini
diterapkan dalam menonjolkan kemampuan berpikir siswa. Materi yang disajikan dapat berupa
membimbing siswa melalui proses menemukan konsep sendiri yang harus dikuasai dengan
terus menghadapi proses dialog dan menggunakan pengalaman siswa.

Agar strategi pembelajaran yang diterapkan oleh para guru dapat berjalan maksimal,
pentingnya pihak lembaga pendidikan meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah
seperti mengembangkan perpustakaan, renovasi kelas hingga memberikan pelatihan kepada
pendidik.

4. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis
dalam mengorganisasikan sistem belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran (Saefuddin & Berdiati, 2014, hlm. 48). Sedangkan Joyce &
Weil dalam Rusman (2018, hlm. 144) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang bahkan dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau lingkungan belajar lain.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas terlihat adanya kesamaan ciri khusus yang
menyelubungi semua pengertian model pembelajaran. Ciri khusus tersebut adalah adanya pola
atau rencana yang sistematis. Untuk memastikan keberadaan ciri tersebut maka berikut adalah ciri
atau karakteristik yang dimiliki model pembelajaran jika dibandingkan dengan ilmu pelaksanaan
dan perancangan pembelajaran lain:

 Model pembelajaran merupakan rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
 Berupa landasan pemikiran mengenai apa dan bagaimana peserta didik akan belajar (memiliki
tujuan belajar dan pembelajaran yang ingin dicapai).
 Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil; dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
B. Jenis-jenis Model Pembelajaran
Berikut ini merupakan beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam
berlangsungnya proses pembelajaran:

a) Model pembelajaran langsung


Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada
penguasaan konsep atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif. Model
pembelajaran langsung adalah suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi
selangkah.

Model pembelajaran langsung ini menuntut agar guru dapat mendemonstrasikan


(mendemonstrasikan) setiap materi pelajaran sehingga siswa dapat memahami materi secara
procedural. Di saat demonstrasi berlangsung siswa juga terlibat secara aktif, setelah itu guru juga
harus mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Guru dituntut agar dapat mengelola
kelas dengan baik karena proses pembelajaran sudah direncanakan dengan baik di mana
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan proseduralnya diajarkan sejalan.

Ciri-ciri Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian
hasil belajar.
2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
3. System pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

Macam-macam Model Pembelajaran Langsung

Adapun macam-macam pembelajaran langsung antara lain:

1. Ceramah, merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada
sejumlah pendengar.
2. Praktek dan latihan, merupakan suatu teknik untuk membantu siswa agar dapat menghitung
dengan cepat yaitu dengan banyak latihan` dan mengerjakan soal.
3. Ekspositori, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah, hanya
saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit.
4. Demonstrasi, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah dan
ekspositori, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit dan siswa lebih banyak
dilibatkan.
5. Questioner.

Kelebihan Model Pembelajaran Langsung

Adapun kelebihan model pembelajaran langsung, yaitu:

 Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi
yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus
dicapai oleh siswa.
 Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
 Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang
mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
 Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang
sangat terstruktur.
 Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-
keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.

Kekurangan Model Pembelajaran Langsung

Adapun kelebihan model pembelajaran langsung, yaitu:

 Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan


informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua
siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya
kepada siswa.
 Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau
ketertarikan siswa.
 Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa
untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
 Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini
bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri,
antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan
pembelajaran mereka akan terhambat.
 Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam
kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat
berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan
keingintahuan siswa.

b) Model Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok kecil yang anggotanya
heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan masalah, tugas, atau
mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Belajar kooperatif adalah pembelajaran
yang menggunakan kelompok kecil sehingga pembelajar bekerja bersama untuk memaksimalkan
kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain (Anitah W.: 2009:3.7).

Menurut teori motivasi, bentuk hadiah atau struktur pencapaian tujuan saat pembelajar
melakukan kegiatan merupakan motivasi dalam pembelajaran kooperatif. Struktur tujuan
kooperatif menciptakan suatu situasi bahwa tujuan pribadi dapat tercapai hanya apabila kelompok
itu berhasil. Sebelum pembelajaran kooperatif diterapkan, pembelajar perlu mengetahui
keterampilan-keterampilan kooperatif yang akan digunakan bekerja dalam tim. Model
pembelajaran ini sejalan dengan salah satu prinsip CTL, yaitu learning community.

Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
2. Kelompok dibentuk dan siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-
beda.
4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif

1. Model Student Team Achievement Division (STAD). Variasi pembelajaran kooperatif yang
paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam
Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Teknik dan banyak subjek lainnya, dan pada tingkat
sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
2. Model Jigsaw. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja
sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja
sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.
3. Investigasi Kelompok (Group Investigasi). Secara umum perencanaan pengorganisasian
kelas dengan menggunakan teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu
sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari
keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, kemudian membuat atau
menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan atau
memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi
temuan mereka.
4. Model Make a Match (Membuat Pasangan). Metode Make a Match (membuat pasangan),
merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini
dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keuntungan teknik ini adalah siswa
mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang
menyenangkan.
5. Model TGT (Teams Games Tournaments). TGT adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar beranggotakan 5
sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang
berbeda.
6. Model Struktural. Menurut pendapat Spencer dan Miguel Kagan (Shlomo Sharan, 2009)
bahwa terdapat enam komponen utama di dalam Pembelajaran Kooperatif tipe Pendekatan
Struktural. Keenam komponen itu sebagai berikut:
1. Struktur dan Konstruk yang Berkaitan
2. Prinsip-prinsip Dasar
3. Pembentukan Kelompok dan Pembentukan Kelas
4. Kelompok
5. Tata Kelola
6. Keterampilan sosial

Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif

Adapun kelebihan model pembelajaran kooperatif:

 Memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan,
pengalaman, yang di peroleh siswa belajar secara bekerja sama dalam merumuskan kea rah
satu pandangan kelompok.
 Siswa dimungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, melatih siswa untuk memiliki
keterampilan baik keterampilan berfikir (thinking skill) maupun keterampilan sosial (social
skill)
 Siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar karena di dorong dan di dukung rekan
sebaya.
 Siswa menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar
menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap
sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam
menghargai pokok pikiran orang lain.
 Siswa yang bersama-sama bekerja dalam kelompok akan menimbulkan persahabatan yang
akrab yang terbentuk di kalangan siswa.

Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif:

Kekurangan model pembelajaran cooperative learning bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari
dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam:

 Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih
banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.
 Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat,
dan biaya yang cukup memadai.
 Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan
yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
 Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain
menjadi pasif.

c) Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Menurut John Dewey belajar berbasis masalah adalah interaksi antara stimulus dengan
respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Pengalaman siswa yang
diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh
pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.

Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam


PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok
atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan

Ciri-ciri Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Mohammad Syarif Sumantri (2015: 44) dalam model pembelajaran masalah,
mempunyai ciri-ciri yang terdapat dalam model ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran.


2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran
berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran.
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah.

Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Adapun kelebihannya, yaitu:


 Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa.
 Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
 Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia
nyata.

 Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab


dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

 Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan


kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Adapun kekurangannya, yaitu:

 Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencobanya.

 Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari (Sanjaya, 2007).

d) Model Discovery Learning


Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk
menemukan sendiri pengetahuan yang ingin disampaikan dalam pembelajaran. Penjelasan
tersebut senada dengan pendapat Hanafiah (2012) yang menyatakan bahwa model
pembelajaran discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Ciri-Ciri Model Pembelajaran Discovery Learning

Hosnan (2014) menyatakan bahwa ciri utama pembelajaran menemukan atau discovery
leraning adalah sebagai berikut:

1. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan, dan


menggeneralisasi pengetahuan.
2. Pembelajarannya berpusat pada siswa.
3. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan yang sudah mapan.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran model Discovery Learning

Menurut Syah (2017) langkah atau tahapan dan prosedur pelaksanaan Discovery learning
adalah sebagai berikut:

1. Stimulation (stimulus),
Memulai kegiatan proses mengajar belajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pecahan
masalah
2. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah),
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-
agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih
dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah
3. Data collection (pengumpulan data),
Memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.
4. Data processing (pengolahan data),
Mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa melalui wawancara,
observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan,
5. Verification (pembuktian),
Melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
yang ditetapkan tadi, dihubungkan dengan hasil data processing.
6. Generalization (generalisasi),
Menarik sebuah simpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning

Menurut Hanafiah (2012) kelebihan model pembelajaran discovery learning adalah sebagai
berikut:

 Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan


dalam proses kognitif.
 Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan
mengendap dalam pikirannya;
 Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat
lagi;
 Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat
masing-masing;
 Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan
sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat
terbatas.

Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning

Kelemahan model discovery learning menurut Hanafiah (2012) adalah sebagai berikut:

 Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan
berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik. Terkadang terhitung
sangat sulit untuk mewujudkannya.
 Dalam keadaan di kelas gemuk atau yang memiliki jumlah siswa terlalu banyak, maka
metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan. Guru akan kesulitan untuk benar-
benar memperhatikan proses pembelajaran setiap murid.
 Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka
metode discovery learning ini akan mengecewakan.
 Ada kritik yang menyatakan bahwa proses dalam model discovery terlalu mementingkan
proses pemahaman saja, sementara perkembangan sikap dan keterampilan siswa
dikhawatirkan kurang menjadi sorotan.

e) Inquiry Learning
Model pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi
peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan atau pencarian, eksperimen
hingga penelitian secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan. Dalam
model ini, peserta didik diarahkan agar dapat mencari tahu sendiri materi yang disajikan dalam
pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan investigasi mandiri.

Ciri-Ciri Model Pembelajaran Inquiry Learning

Menurut Sanjaya 2007 (dalam Warmi 2016) ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dalam
model pembelajaran inquiry yaitu sebagai berikut:

1. Strategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri yang
artinya dalam pendekatan inkuiri guru ditempatkan bukan sebagai sumber belajar, melainkan
sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
3. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inquiry Learning

Menurut Clevery 2003 (dalam Wardoyo 2015) terdapat beberapa langkah dalam proses
pembelajaran menggunakan model inquiry learning, yaitu sebagai berikut:

1. Exploration tutorial. Siswa akan melakukan kegiatan eksplorasi untuk menemukan sesuatu
yang baru berdasarkan pemahaman awal yang dimiliki mereka.
2. Self-directed learning. Siswa belajar secara mandiri berdasarkan dari perkembangan
pemahaman setelah tahapan eksplorasi didapatkannya. Artinya bahwa setelah melakukan
tahapan eksplorasi maka siswa akan menemukan konsep baru yang harus dipelajari, dan
dipahami secara mandiri.
3. Review tutorial. Siswa mempresentasikan hasil temuan yang didapatkannya dari proses self-
directed learning.
4. Consolidation tutorial. Siswa bersama-sama dengan anggota kelompoknya melakukan
konsolidasi terhadap hal-hal yang mereka temukan. Konsolidasi dilakukan dengan diskusi
kelompok maupun presentasi.
5. Plenary tutorial. Siswa merefleksikan pembelajaran individu dan kelompok dengan fasilitator.
Dalam tahapan ini penguatan diberikan oleh fasilitator pendamping yang memberikan
pembimbingan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Kelebihan Model Pembelajaran Inquiry Learning

Keunggulan strategi pembelajaran inquiry menurut Roestiyah (2012) dikemukakan sebagai


berikut:

 Dapat membentuk dan mengembangkan (self-concept) pada diri siswa, sehingga siswa dapat
mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide pokok dengan lebih baik.
 Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
 Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur
dan terbuka.
 Mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
 Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.

Kekurangan Model Pembelajaran Inquiry Learning

Menurut Suherti dan Rohimah (2016) kekurangan model pembelajaran inquiry adalah sebagai
berikut:

 Kesulitan pengontrolan kegiatan dan keberhasilan peserta didik


 Model pembelajaran inkuiri sulit dilaksanakan karena terbentur dengan kebiasaan peserta
didik dalam belajar
 Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering
pendidik sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan
 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta menguasai materi
pelajaran, maka model pembelajaran ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap pendidik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang
siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas,
memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda.

Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan harus dimiliki atau dilakukan
oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. Kemauan guru
untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode dan
strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi
baru.

B. Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan maupun
bahasan yang kami sajikan. Oleh karena itu mohon diberikan sarannya agar kami bisa membuat
makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi
wawasan kita dalam memahami materi tentang model-model pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA

Hamiyah, N., Jauhar, M. (2014). Strategi Belajar-Mengajar di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher

Ngalimun (2016). Strategi model pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo.

Rusman. (2018). Model-model pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta:


Raja Grafindo Persada.

Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah).
Bandung: FPTK-IKIP Bandung.

S. Nasution.Prof. Dr. M.A, 2003, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan
Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, Jakarta.

Hanafiah, N. (2012). Konsep strategi pembelajaran. Bandung: Rafika Aditama.

Syah, M. (2017). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suherti, Euis & Rohimah, Siti Maryam. (2016). Bahan Ajar Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu.
Bandung: Universitas pasundan.

Wardoyo, S. M. (2015). Pembelajaran Konstruktivisme Teori dan Aplikasi Pembelajaran dalam


Pembentukan Karakter. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai