Anda di halaman 1dari 48

TUGAS

INDIVIDU

ARTIKEL

ANALISIS PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM PROSES


PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PERENCANAAN
PEMBELAJARAN PADA SMA 1 SEJAHTERA
Disusun Untuk memenuhi salah satu mata kuliah Adm&Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu :

H.Syuiban Muhammad, M.Si

Disusun Oleh :

Nama: Safinatunnajah 2001025163

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA


2022
Kisi kisi Pertanyaan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Pendidikan Di SMA Sejahtera 1 Depok

NO
RUMUSAN PERTANYAAN INDIKATOR PENANYA INFORMAN
MASALAH
PRA 1. Apakah Bapak Pengalaman, Kepala
1. OBSERVASI pendapat Sekolah
melakukan
perencanaan (Pak Budi)
supervise setiap
tahun ajaran? Jika
ya, seperti apa
wujud
perencanaannya? Pengalaman,
Pendapat Nabila
2. Apakah
perencanaan
disusun
berdasarkan
kebutuhan guru
atau kondisi
sekolah? Jika ya, Harapan,
Pendapat
kriteria seperti
apa yang
mencerminkan
Pendapat,
kebutuhan guru?
Pengalaman
3. Kompetensi guru
seperti apa yang
ingin dicapai
dalam
perencanaan Pendapat,
supervise yang Pengalaman
dibuat?
4. Adakah sumber
yang Bapak pakai
sebagai acuan
dalam melakukan Kendala,
perencanaan Pengalaman
supervise? Jika
ya, sumber
seperti apa.
5. Apakah sumber
yang dipakai
sebagai acuan
sudah sangat
membantu dalam
perencanaan
supervisi atau
masih ada
kekurangannya ?
6. Apakah ada
kendala yang
dihadapi dalam
membuat
perencanaan
supervisi ? Jika
ya, kendala
seperti apa ?
Pelaksanaa 1. Supervisi apa Pendapat, Kepala
2. pengalaman Sekolah
saja yang
sudah Bapak (Pak Budi)
jalankan di
sekolah?
Mengapa
dijalankan?Ber
ikan gambaran
dalam hal apa ?
dan bagaimana Pendapat, Yoza
pelaksanaanny pengalaman
a!
2. Apakah
pelaksanaan
supervisi itu
dilakukan
secara berkala?
Atau kapan
dilakukan
supervisi ? Jika
ya, apa
alasannya
dilakukan Proses,
Pengalaman
secara berkala
? Jika tidak,
mengapa ?
Pengalaman
3. Bagaimana
tahapan
pelaksanaan
supervisi yang
Bapak lakukan Kendala,
? Pengalaman,
4. Bagaimana Pendapat
respon guru
terhadap
supervisi yang
Bapak lakukan
?
5. Adakah
kendala yang
dihadapi dalam
pelaksanaan
supervisi ? jika
ya, kendala
seperti apa ?
(kendala
internal dan
eksternal)
6. faktor-faktor Faktor
apa saja yang Pendukung,
mendukung Pendapat Kepala
pelaksanaan Sekolah
supervisi dapat (Pak Budi)
secara
maksimal ?
Lutfiahtulzanah
7. Menurut
Bapak, faktor-
faktor apa saja Faktor
Penghambat,
yang
Pendapat
menghambat
dalam
pelaksanaan
supervisi ?
Rencana,
(faktor internal
Pendapat
dan eksternal
8. Adakah tindak
lanjut dari
supervisi yang
Bapak lakukan
? Jika ya,
tindak lanjut
seperti apa ?
Evaluasi 1. Adakah tindakan Pengalaman, Lutfiahtulzanah
3. evaluasi bertahap Pendapat
terhadap guru yang
Bapak lakukan dalam
supervisi ? Jika ya,
Seperti apa ? Jika tidak,
mengapa ?

2. Berdasarkan hasil
evaluasi, menurut
bapak sejauh mana Lutfiahtulzanah
pencapaian
perencanaan, Hasil,
pelaksanaan dan pengalaman
evaluasi dalam
supervisi yang bapak
lakukan untuk
peningkatan
kompetensi guru?

3. Adakah feedback
yang Bapak berikan Feedback, Safina
kepada guru terkait Pengalaman,
hasil supervisi ? Jika Pendapat
ya, berikan gambaran
tentang feedback ! Jika
tidak, mengapa ?
berikan alasannya !

4. Adakah kendala yang


Bapak hadapi dalam
melakukan evaluasi ? Kendala, Safina
Jika ya, bagaimana Pengalaman,
kendalanya atau dalam Pendapat
hal apa ? (kendala
internal & eksternal)

5.Berdasarkan hasil
evaluasi bapak, adakah Safina
hal yang masih dirasa Pendapat
kurang dan belum
maksimal dalam
pelaksanaan supervisi

6.Menurut evaluasi
Bapak, adakah hal atau Pendapat,
bantuan apa yang Tindak Lanjut Safina
dibutuhkan oleh Bapak
sekarang ini untuk
meningkatkan
pelaksanaan supervisi ?
Jika iya, apa ? jika
tidak, mengapa ?
INSTRUMEN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
Pra Observasi
1. Apakah Bapak melakukan perencanaan supervise setiap tahun ajaran? Jika ya,
seperti apa wujud perencanaannya?
2. Apakah perencanaan disusun berdasarkan kebutuhan guru atau kondisi sekolah?
Jika ya, kriteria seperti apa yang mencerminkan kebutuhan guru?
3. Kompetensi guru seperti apa yang ingin dicapai dalam perencanaan supervise
yang dibuat?
4. Adakah sumber yang Bapak pakai sebagai acuan dalam melakukan perencanaan
supervise? Jika ya, sumber seperti apa.
5. Apakah sumber yang dipakai sebagai acuan sudah sangat membantu dalam
perencanaan supervisi atau masih ada kekurangannya ?
6. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam membuat perencanaan supervisi ?
Jika ya, kendala seperti apa ?

Pelaksanaan
1. Supervisi apa saja yang sudah Bapak jalankan di sekolah? Mengapa dijalankan
a. ? Berikan gambaran dalam hal apa ? dan bagaimana pelaksanaannya !
2. Apakah pelaksanaan supervisi itu dilakukan secara berkala? Atau kapan
dilakukan supervisi ? Jika ya, apa alasannya dilakukan secara berkala ? Jika
tidak, mengapa ?
3. Bagaimana tahapan pelaksanaan supervisi yang Bapak lakukan ?
4. Bagaimana respon guru terhadap supervisi yang Bapak lakukan ? Bagaimana
respon tsb ?
5. Adakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi ? jika ya, kendala
seperti apa ? (kendala internal dan eksternal)
6. Menurut Bapak, faktor-faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan supervisi
dapat secara maksimal ?
7. Menurut Bapak, faktor-faktor apa saja yang menghambat dalam pelaksanaan
supervisi ? (faktor internal dan eksternal
8. Adakah tindak lanjut dari supervisi yang Bapak lakukan ? Jika ya, tindak lanjut
seperti apa ? Jika tidak, mengapa ?

Evaluasi
1. Adakah tindakan evaluasi bertahap terhadap guru yang Bapak lakukan dalam
supervisi ? Jika ya, Seperti apa ? Jika tidak, mengapa ?
2. Berdasarkan hasil evaluasi, menurut bapak sejauh mana pencapaian
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam supervisi yang bapak lakukan
untuk peningkatan kompetensi guru?
3. Adakah feedback yang Bapak berikan kepada guru terkait hasil supervisi ? Jika
ya, berikan gambaran tentang feedback ! Jika tidak, mengapa ? berikan
alasannya !
4. Adakah kendala yang Bapak hadapi dalam melakukan evaluasi ? Jika ya,
bagaimana kendalanya atau dalam hal apa ? (kendala internal & eksternal)
5. Berdasarkan hasil evaluasi bapak, adakah hal yang masih dirasa kurang dan
belum maksimal dalam pelaksanaan supervisi ? Jika ya, Apa ? Jika tidak,
mengapa ?
6. Menurut evaluasi Bapak, adakah hal atau bantuan apa yang dibutuhkan oleh
Bapak sekarang ini untuk meningkatkan pelaksanaan supervisi ? Jika iya, apa ?
jika tidak, mengapa ?
BIODATA NARASUMBER

Nama : Handoko Budi Setiawan, S.Pd


NUPTK : 8355752655200003
NRG : 112041591001
Status : GTY
Jabatan : Kepala Sekolah
Pendidikan : Strata 1
Mata Pelajaran : Sejarah
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Tempat,Tanggal Lahir : Malang, 23 Oktober 1974

BORANG WAWANCARA
PERTANYAAN JAWABAN
Apakah Bapak melakukan perencanaan Baik, biasanya kita selalu membuat dan
supervisi setiap tahun ajaran? Jika ya, melaksanakan satu semester sekali. Kenapa
seperti apa wujud perencanaannya? harus semester tahun sekali? Ya untuk
melihat kira kira ada perubahan gak sih
selama disupervisi itu jika disupervisi itu
harus ada target apa sih yang akan dicapai,
keinginan apa yang dilihat dari setiap guru.
Jika memungkinkan pelaksanaan supervisi
dilakukan satu semester satu kali tapi setiap
semester harus ada sebagai bentuk melihat
kira kira kendala apa yang dilapangan.

Apakah perencanaan disusun berdasarkan supervisi memang dilakukan dengan


kebutuhan guru atau kondisi sekolah? Jika kriteria, yang artinya setiap guru kita pantau
ya, kriteria seperti apa yang mencerminkan mulai dari mata pelajaran. Misal ada 80 atau
kebutuhan guru? 70 guru kita supervisi semua, hanya saja
kepala sekolah tidak bisa sekaligus
mesupervisi semua tapi dibantu oleh wakil,
humas atau kurikulum atau kesiswaan.
Yang pasti kepala sekolah selalu dibantu
oleh wakilnya
Kompetensi guru seperti apa yang ingin Kompetensi yang ingin dicapai dalam artian
dicapai dalam perencanaan supervise yang kondisi yang kita lihat adalah cara
dibuat? mengajarnya seperti apa dan dilihat juga
apakah sesuai dengan tahapan tahapan
proses pembelajaran seperti pendahuluan,
isi dan penutupnya.
Pendahulaun itu seperti salam, doa, absen.
Pada bagian inti sudah masuk ke dalam
pembelajaran seperti menghubungkan
materi sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari. Bagian penutup guru mengajak
siswa menyimpulkan materi yang telah
dibahas bersama atau guru yang
menyimpulkannya sendiri.

Adakah sumber yang Bapak pakai sebagai Acuan yang dipakai pasti ada yaitu undang
acuan dalam melakukan perencanaan undang Pendidikan. Memang semua itu ada
supervisi? Jika ya, sumber seperti apa. acuannya kira kira apasih yang ditargetkan,
apa yang diinginkan, apa yang mau dilihat.
Jika nanti sudah ada di dunia Pendidikan
yang paling susah itu menghadapi senioritas
yang masih ada. Tapi tidak apa apa karena
sebagai acuan cara mainnya ya seperti ini.
Terkadang kita meminta guru senior untuk
membantu supervisi juga. Sebenarnya guru
senior itu mampu untuk melakukan
supervisi karena apa? Karena senioritas itu
lebih banyak jam terbangnya sehingga
kendala apa yang dihadapi pasti tau. Sudah
jelas pasti ada aturan mainnya

Apakah ada kendala yang dihadapi dalam Perencanaan insyaallah sih gak ada ya.
membuat perencanaan supervisi? Jika ya, Artinya jika perencanaan itu apa yang kita
kendala seperti apa? rencanakan tetapi belum tentu bisa jalan
tergantung kondisi dilapangan termasuk
program. Apakah program harus berjalan
semua pak? Jawabannya enggak. Missal,
program kesiswaan atau mungkin program
di tingkat jurusan atau senat itu pasti ada
program tetapi ada beberapa program yang
tidak terlaksana.
Jika kendala di kita sih yaitu kendala
dilapangan seperti jika bapak ibu guru di
supervisi pasti ada aja alasannya atau
menghindar seperti izinlah apalah atau gak
ada jam dan sebenarnya supervisi itu tidak
harus di informasikan agar guru selalu siap
dengan perangkat pembelajaran, absensi,
daftar nilai, termasuk visi misi, soal soal
analisis. Jadi ketika nanti ada kepala sekolah
yang tiba tiba ikut kedalam pembelajaran
dikelas guru akan selalu siap dan RPP
sesuai dengan materinya apakah sesuai
dengan materinya, prosedurnya dan
silabusnya. Tetapi kami di sejahtera setiap
tahun ada IHT (In House Training) atau
mungkin pelatihan selama 3 hari termasuk
pembagian jam, pembagian tugas, walikelas
itu salah satunya yaitu bentuk RPP atau
silabus. Setidaknya silabus harus berubah
bukan materinya yang berubah.

Supervisi apa saja yang sudah Bapak Supervisi ada banyak sebenarnya seperti ke
jalankan di sekolah? Mengapa dijalankan? guru, tata usaha, perpustakaan. Supervisi itu
kita tidak perlu berbicara begini begitu, kita
datang melihat situasinya bagaimana
bertamu di perpustakaan seperti apa
mungkin mengobrol biasa atau wawancara
kendala di perpustakaan apa saja. Jika guru
sama diskusi biasa saja atau wawancara
bahkan keliling keliling sekolah saja.

Apakah pelaksanaan supervisi itu dilakukan Ya secara berkala, seperti yang sudah
disampaikan satu semester itu satu kali atau
secara berkala? Atau kapan dilakukan
dua kali. Kenapa harus berkala? Mungkin
supervisi? Jika ya, apa alasannya dilakukan ketika di supervisi yang pertama ada
beberapa kelemahan di salah satu guru atau
secara berkala? Jika tidak, mengapa?
mungkin terlewat nah nanti itu akan
dievaluasi di supervisi selanjutnya dan
dilihat apakah di supervisi ke dua ada
perubahan atau tidak dan biasanya ada
perubahan disitu
Bagaimana tahapan pelaksanaan supervisi Pertama biasanya kita diawal itu ada IHT
yang Bapak lakukan? (In House Training) menginfokan kepada
bapak ibu guru tolong disiapkan untuk
supervisi atau bisa disebut sosialisasi.
Ketika pengawas datang diminta format
kertas supervisi dan buktinya.

Bagaimana respon guru terhadap supervisi Ada yang sudah siap, biasa saja dan ada
juga yang belum siap untuk di supervisi
yang Bapak lakukan? Bagaimana respon
tsb?

Adakah kendala yang dihadapi dalam Faktor internalnya Secara pribadi kepala
pelaksanaan supervisi? jika ya, kendala sekolah itu kendalanya terkadang sudah
seperti apa? (kendala internal dan eksternal) dijadwalkan tiba tiba ada rapat dadakan
diluar yang tidak bisa diwakilkan dan
pastinya tertunda supervisinya. Faktor
eksternalnya dari para guru yang tidak ada
seperti sakit, izin atau ada acara. Bisa
disimpulkan kendala waktunya tidak tepat,
ketika kepala sekolah bisa tetapi guru tidak
bisa atau sebaliknya.
Menurut Bapak, faktor-faktor apa saja yang Sebenarnya faktor pendukung cenderung
mendukung pelaksanaan supervisi dapat dilihat dari eksteren dan interen. Interen
secara maksimal? dilihat dari kepala sekolahnya bagaimana
dan juga dari pengawas. Eksteren dilihat
dari bapak ibu guru yang merespon.

Menurut Bapak, faktor-faktor apa saja yang Yang saya lihat lebih banyak ke bapak ibu
menghambat dalam pelaksanaan supervisi? guru nya yang mungkin tidak siap, belum
(faktor internal dan eksternal) menyiapkan perangkatnya. Saya sih
memakluminya bagaimana pun guru itu
banyak pekerjaannya apalagi guru yang
sudah menjadi ibu rumah tangga yang harus
mengurus pekerjaan dan urusan dirumah
akan tetapi kita juga mengingatkan bapak
ibu guru agar segera dibuat perangkatnya.
Dikhawatirkan jika tiba-tiba ada pengawas
yang datang secara acak agar selalu siap.
Dan kendala lainnya dari kepala sekolah
adalah waktu yang terkadang tiba tiba tidak
bisa seperti ada tamu, rapat dadakan dan
sebagainya.

Adakah tindak lanjut dari supervisi yang Tindak lanjut adalah salah satu pembinaan
Bapak lakukan? Jika ya, tindak lanjut misalnya ada bapak ibu guru yang lupa
seperti apa? Jika tidak, mengapa? menyampaikan beberapa urutan
pembelajaran dan mengirim bapak ibu guru
untuk ikut pelatihan atau pembinaan untuk
menambah pemahaman lebih dalam lagi.

Adakah tindakan evaluasi bertahap terhadap Bertahap ada, tapi jika saya setelah tampil
guru yang Bapak lakukan dalam supervisi? dikelas saya ajak guru tersebut berbicara di
Jika ya, Seperti apa? Jika tidak, mengapa? ruangan saya dan mengingatkan karna di
dalam aturan mengajar itu seperti ini, ada ini
ada itu agar tidak menyinggung. Evaluasi
pasti ada entah itu kita memanggilnya
secara langsung atau pada saat perumpun
atau permapel.

Berdasarkan hasil evaluasi, menurut bapak Rata rata yang saya lihat sudah diatas 70-
sejauh mana pencapaian perencanaan, 80% Namanya supervisi itu untuk
pelaksanaan dan evaluasi dalam supervisi pembinaan dan mengevaluasi bapak ibu
yang bapak lakukan untuk peningkatan guru itu bagaimana sih proses
kompetensi guru? pembelajarannya seperti apa artinya cara
mengajarnya semakin bagus atau mungkin
melemah dan itu harus ada pendekatan.
Bagaimanapun guru itu seorang actor dan
aktris yang menjadi contoh untuk siswanya.

Adakah feedback yang Bapak berikan Feedback itu tidak selalu penghargaan yang
artinya memberi suatu sanjungan. Seperti
kepada guru terkait hasil supervisi? Jika ya,
jalan-jalan atau mungkin satu keluarga.
berikan gambaran tentang feedback! Jika Melakukan IHT di sukabumi menginap 3
hari 2 malam dan mereka pun senang. Itu
tidak, mengapa? berikan alasannya!
salah satu bentuk feedback yang diberikan.

Adakah kendala yang Bapak hadapi dalam Ada aja pastinya seperti yang sudah
melakukan evaluasi? Jika ya, bagaimana dijelaskan bahwa senioritas yang masih ada
kendalanya atau dalam hal apa? (kendala dan lumayan susah dan itu menjadi pr saya
internal & eksternal) untuk membina mengapa sih ko seperti ini.
Kendala itu pasti ada hanya saja tidak bisa
di ekspose semua orang tau kan tidak harus.

Berdasarkan hasil evaluasi bapak, adakah Jika dibilang belum maksimal pasti ada
yang belum maksimal ketika waktunya
hal yang masih dirasa kurang dan belum
tidak pas ketika kegiatan supervisi itu.
maksimal dalam pelaksanaan supervisi? Jika Factor waktu itu yang sangat menentukan
selain adanya kesiapan dari kepala
ya, Apa? Jika tidak, mengapa?
sekolahnya dan kesiapan dari bapak ibu
guru nya.
Yang paling berpengaruh adalah factor
ekstern dari gurunya yang terkadang kepala
sekolahnya sudah siap tetapi bapak ibu
gurunya tidak siap. Namun masih bisa di
handle dengan cara mengganti harinya.
Menurut evaluasi Bapak, adakah hal atau Yang namanya bantuan pasti karena
namanya manusia pasti tidak lepas dari
bantuan apa yang dibutuhkan oleh Bapak
bantuan. Tetapi secara pribadi saya harus
sekarang ini untuk meningkatkan banyak belajar juga tentang pembelajaran,
karna saya pribadi masih butuh akan ilmu
pelaksanaan supervisi? Jika iya, apa? jika
dan pengetahuan entah itu bersumber
tidak, mengapa? darimana saja. Misal, ketika saya
mensupervisi guru bahasa inggris dan saya
tidak bisa bahasa inggris saya tidak malu
bertanya kepada guru senior bahasa inggris.
Karena saya mempunyai prinsip “Ilmumu
adalah Ilmuku”.
Instrumen Supervisi 3 guru
Analisis Daya Beda dan Daya Sama 3 Guru Di SMA Sejahtera 1
Depok

Teori Komparasi Pembahasan Kesimpulan


Perbedaan
Daya Beda Daya Sama
Praktis Adanya perbedaan Dalam pembahasan Adanya suatu
pada bidang yang tersebut memiliki persamaan serta
digarap, yaitu adanya suatu kesamaan perbedaan secara
fungsi personalia, bahwa kepala mendasar, akan
dikatakan bahwa sekolah sebagai tetapi hakikat dari
fungsi kepala supervisor memiliki tujuan yang
sekolah perlu berbagai fungsi, dilakukan memiliki
mengatur sampai mulai dari adanya berbagai perspektif
dengan diri seorang proses mengatur dan untuk mencapai
guru yang memiliki mengawasi tujuan secara
tugas dan tanggung berjalannya suatu menyeluruh
jawab satuan pendidikan
Sistematis Adanya suatu Kepala Sekolah pada Adanya suatu proses
keadaan bahwa awalnya memiliki perencanaan dan
kepala sekolah berbagai tanggung pelaksanaan sebagai
sebagai supervisot jawab yang dimiliki, salah cara atau upaya
memiliki fungsi akan tetapi adanya dalam menjalankan
membingbing, tidak spesifikasi tugas supervise secara
hanya menjalankan secara mendalam, spesifik, hal tersebut
tugas memberikan pertama yaitu adanya memberikan
bimbingan saja mengarahkan tenaga berbagai pandangan
dalam menjalankan kerja yaitu guru adanya kepala
proses pelaksanaan maupun elemen sekolah sebagai
Pendidikan, akan lainnuya dalam supervisor dengan
tetapi adanya melakukan kegiatan menjalankan
bimbingan mulai dari Pendidikan melalui berbagai tugas serta
adanya pemberian aturan yang dimiliki kewajiban yang perlu
upgrading diri untuk dipenuhi, mulai dari
proses pelaksanaan adanya pelaksanaan,
kemampuan tenaga pengawasan serta
kerja perlu adanya bimbingan dalam
perhatian menjalankan suatu
usaha memberikan
pemahaman pada
bidang Pendidikan
Objektif Secara empiris peran Sedangkan pada Pada hakikatnya
kepala sekolah umumnya kepala kepala sekolah
dilakukan dengan sekolah sebagai sebagai supervisor
berbagai pendekatan, supervisor diartikan memiliki peran untuk
pertama yaitu sebagai perencana, meningkatkan
sebagai coordinator, pengarah, serta kemampuan yang
konsultanm pengawas dimiliki untuk
pemimpin dan memberikan mutu
evaluator pendidikan secara
baik, hal tersebut
tentu sudah tertuang
dalam supervis pada
badan satuan
Lembaga Pendidikan
Realistis Kepala sekolah Kesamaan yang Ada berbagai cara
sebagai supervisor terjadi pada dan upaya secara
dapat dilakukan umumnya dalam nyata yang dilakukan
melalui pendekatan melakukan suatu melihat dari berbagai
secara nyata, mulai fungsi kepala sudut pandang, akan
dari adanya sekolah sebagai tetapi hal tersebut
pelaksanaan supervisorn memiliki kesamaan
kurikulum, didlakukan melalui serta perbedaan, hal
pengadaan berbagai pendekatan secara tersebut lazim
pemenuhan nyata dalam proses dimiliki satu dengan
kebutuhan, seta perencanaan, yang lain akan tetapi
aedanya pelaksanaan yang tujuan yang
terjadi, serta atasnya
pengendalian proses dalam dilakukan memiliki
hubungan kerja mengendalikan suatu kesamaan
Antisipatif Adanya suatu Adanya suatu Adanya suatu
perubahan pola pemahaman bahwa kesamaan dampak
pemikiran yang supervise melalui dari upaya fungsi
terjadi, bahwa kepala sekolah kepala sekolah
dengan adanya peran sebagai supervisor sebagai supervisor,
kepala sekolah dapat membentuk hal tersebut
sebagai supervisor suatu keadaan dalam berdampak terhadap
tentu dapat meningkatkan mutu berbagai aspek, baik
memberikan kualitas diri guru dalam segi aspek diri
peningkatan pada sebagai pendidik seorang guru,
mutu Pendidikan maupun adanya
serta kualitas diri peningkatan dari
guru dalam aspek Pendidikan.
melakukan proses
penanaman
pemahaman kepada
siswa
Konstruktif Adanya sifat dalam Adanya keterkaitan Adanya berbagai
memperbaiki yang sama, mulai cara dalam artian
keadaan didapatkan dari membina, konstruktif, hal
dalam pemaknaan merencanakan serta tersebut tentu
kepala sekolah melakukan proses memiliki tujuan
sebagai supervisor perbaikan dalam dalam mempebaiki
dengan memberikan kualitas guru sebagai keadaan yang dirasa
kaitan terhadap pendidik dalam memiliki kekurangan
tujuan sepervisi yang meningkatkan mutu yang perlu adanya
dimiliki, hal tersebut Pendidikan perbaikan secara
sangat berdampak nyata
terhadap berbagai
aspek lainnya
BAB I

PENDAHULUAN

Kepemimpinan merupakan suatu proses dalam memberikan pengarahan sesuai dengan


tujuan dan rencana yang sudah dilakukan sebalumnya untuk memberikan suatu proses yang pasti
bagaimana usaha dapat dilakukan secara maksimal melihat bagaimana adanya peran seorang
pemimpin dalam menjalankan usahanya, hal tersebut tercemin dengan adanya istillah
kepemimpinan secara mendalam, hal tersebut sangatlah berpengaruh terhadap adanya suatu
permasaha yang terjadi, terutama dalam pengembangan sikap profesinalismen guru dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendidik, hal tersebut memberikan suatu penguatan atas adanya
pemaknaan kemimpinan, pimpinan merupakan istilah yang tercipta dari kata Leader yaitu adanya
pemimpin dalam bidang manajemen, akan tetapi pemaknaan kepemimpinan ini memiliki arti yang
luas dalam berbagai bidang pada suatu pekerjaan, hal tersebut karena adanya berbagai pengaruh
yang dilakukan, salah satunya dengan proses memberikan suatu pengaruh terhadap kelompok.
Karena pada dasarnya suatu pekerjaan memiliki tugas dan tujuan dalam organisasi yang memiliki
berbagai individu di dalamnya, hal tersebut perlu adanya perhatian secara khusus.

Peran kepala sekolah sebagai supervisor memiliki suatu tanggung jawab yang besar dan
perlu adanya berbagai peran aktif dalam melakukan suatu solusi atas permasalahan yang terjadi,
dengan adanya pemaknaan memiliki berbagai pemaknaan secara mendarasar, bahwa berbagai
program mampu dilakukan dengan berbagai penyusunan secara mendalam, karena adanya upaya
dalam mengelola proses pelaksanaan pendidikan pelu adanya sistematis untuk mencapai tujuan
yang diinginkan melalui berbagai cara, salah satu permasalahan yang terjadi yaitu adanya sikap
kurang profesionalisme yang terjadi pada kalangan guru yang memiliki peran sebagai pendidik,
hal tersebut perlu adanya perhatian secara khusus, karena melihat dari tujuan pendidikan yang
dimiliki, tentu berbagai permasalahan secara kompleks harus diatasi, sehingga sikap
profesionalisme yang terjadi perlu adanya perencanaan secara khusus, salah satunya melalui
perencanaan pembelajaran yang dimiliki pada satuan Lembaga pendidikan.

Dalam dunia pendidikan,perencanaan sering dikaitkan dengan pembelajaran.


Pembelajaran merupakan salah satu sub sistem pendidikan selain kurikulum. Proses pembelajaran
yang berlangsung selalu mengikuti perkembangan kurikulum. Pembelajaran berkaitan dengan
bagaimana mengajarkan yang terdapat dalam kurikukum. Dengan adanya pembelajaran,
perencanaan yang sudah dibuat oleh guru dapat terealisasi sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.

Rosdiani (2013:23) memberikan pemahaman bahwa pembelajaran merupakan bantuan


yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan,
kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik serta
membantu peserta didik agar dapat belajar lebih baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran merupakan serangkaian


kegiatan yang di dalamnya terdapat proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan yang diharapakan
dapat memberi pengaruh secara langsung kepada peserta didik agar dapat membantu peserta didik
menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Perencanaan pembelajaran menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena sangat
berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran. Sehingga, diperoleh pengertian bahwa
perencanaan pembelajaran merupakan sebagai suatu proses kerjasama, tidak hanya menitik
beratkan pada kegiatan guru atau kegiatan peserta didik saja, akan tetapi guru dan peserta didik
secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan serta proses
pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran
tertentu, yaitu perubahan tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang harus dilakukan sebagai
upaya pencapaian

Runusan Masalah

1. Bagaimanakah Hakikat Dari Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Satuan
Lembaga Pendidikan?
2. Bagaiamanakah Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru Pada Lingkugan Sekolah SMA 1 SEJAHTERA?
3. Bagaimanakah Perencanaan Pembelajaran Mampu Memberikan Suatu Dorongan
Terhadap Sikap Profesionalisme Guru Pada Lingkugan SMA 1 SEJAHTERA?
Manfaat dan Tujuan

1. Mengatahui hakikat serta peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam satuan Lembaga
Pendidikan
2. Mengetahui peran kepala sekolah sebagai supervisor untuk meningkatkan sikap
profesionalisme guru pada lingkugan sekolah SMA 1 SEJAHTERA
3. Mengetahi peran perencanaan pembelajaran dalam memberikan suatu dorongan secara
menyeluruh terhadap sikap profesionalisme guru SMA 1 SEJAHTERA
BAB II

PEMBAHASAN

ANALISIS PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR


DALAM PROSES PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU MELALUI
PERENCANAAN PEMBELAJARAN PADA SMA 1 SEJAHTERA

Kepala sekolah merupakan seorang individu secara personal memiliki tanggung jawab
dalam proses keseluruhan kegiatan yang terjadi pada satuan lembag pendidikan, hal tersebut
diberikan suatu adanya wewenang dalam menjalankan tugas dalam wewenang secara khusus untuk
memberikan suatu dorongan dalam mencapai tujuan secara menyeluruh, hal tersebut tentu
berdasarkan dengan adanya mandat dari konstitusi yang berjalan dengan dasar Pancasila dan UUD
1945 sebagai landasan menjalankannya, dengan adanya hal tersebut tentu memberikan suatu
pemaknaan bahwa kepala sekolah menjalankan suatu hubungan yang terjadi dengan berbagai
elemen pihak yang bersangkutan satu dengan yang lainnya, pertama yaitu dengan adanya kondisi
guru sebagai pendidik terhadap siswa yang memiliki berbagai ragam perbedaan dengan tingkat
permasalahan yang kompleks, oleh sebabnya peran kepala sekolah memiliki peran yang sangat
krusial apabila kembali dilihat dengan adanya permasalahan yang muncul dan terjadi, menurut
ahli, yaitu H.M Daryanto dikatakan bahwasannya sebagai kepala sekolah memiliki berbagai
tanggung jawab yang diemban, pertama yaitu adanya proses mengatur sistem pembelajaran yang
diberlakukan pada satuan Lembaga pendidikan, kedua yaitu adanya peran dalam mengelola
sumber daya manusia di dalamnya, baik dalam mengelola sumber daya pendidik, maupun adanya
siswa, selain itu perlu diketahui dalam proses pendidikan yang terlaksana dengan berbagai
keadaan, seorang kepala sekolah memiliki suatu tugas dan wewenang dalam mengatur peralatan
pembelajaran, hal tersebut tentu akan berkaitan erat dengan adanya sarana maupun prasarana
dalam memberikan suatu proses pembelajaran dengan kualitas yang baik, hal tersebut dapat diatur
dengan memiliki berbagai cara mengatur dengan melihat kondisi lingkugan sekolah yang sedang
dilakukan, selanjutnya yaitu adanya proses dalam mengatur dan memelihara perlengkapan sekolah
melalui berbagai cara yang dilakukan, Kepala sekolah sebagai suvervisor dilakukan dengan
melihat fungsi yang terjadi didalamnya untuk proses membingbing dengan cara membantu serta
mengarahkan tenaga pendidik, untuk melakukan suatu proses perencanaan, menghargai dan
melakukan suatu perencanaan yang dilakukan dengan tetap melaksanakan prosedur yang sudah
ditetapkan dalam proses pembelajaran, hal tersebut tentu memberikan suatu pengendalian untuk
meningkatkan mutu guru sebagai pendidik, terutama dalam sikap profesionalisme, sehingga tidak
adanya semata-mata untuk menggugurkan tugas sebagai pendidik dalam proses pendidikan yang
berlansung, akan tetapi terus akan berlanjut dengan melihat bagaimana kemampuan dalam
mengelola pembelajaran, selain itu adanya kegiatan supervise dengan meliputi kegiatan, mengati
proses pembelajaran yang terjadi pada kondisi siswa secara lansung dengan memberikan suatu
solusi apabila adanya permasalahan yang terjadi, kedua yaitu adanya penggunaan metode,
terutama dalam proses pembelajaran, karena pada dasarnya proses pembelajaran akan dilakukan
dengan kondisi siswa yang heterogen, hal tersebut yang memberikan suatu dorongan untuk adanya
upaya dalam memberikan suatu solusi atas permasalahanm dan yang terakhir perlu adanya
kompetensi guru yang mumpuni, hal tersebut terjadi karena adanya proses pembelajaran mampu
memberikan suatu hasil terhadap individu secara menyeluruh, dengan kata lain memberikan suatu
dampak dapat dilihat dari adanya proses guru memberikan pemahaman terhadap siswa.

Perencanaan adalah menyelesaikan dan menghubungkan pelajaran dengan kegiatan anak


didik di sekolah. Yang dimaksud dengan konsep perencanaan pembelajaran adalah pembelajaran
yang telah disusun bersama para ahli bidang ilmu masing-masing demi terlaksananya suatu
pembelajaran dan pembelajaran itu sendiri menurut Degang adalah upaya untuk membelajarkan
siswa dalam upaya menuntut ilmu dan di dalam metode ini guru dituntut untuk menegmbangkan
metode yang telah ditetapkan yaitu metode penilaian, penetapan, dan pengembangan. Maksud dan
tujuan dari metode perencanaan itu sama dengan metode pembelajaran sebelumnya yang mana
dalam metode ini mengajarkan siswa untuk beraksi dengan seluruh sumber pembelajaran yang
didapatkan. Pelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori dan percobaan demi
dapat merancang suatu metode yang benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan
pembelajaran. Jadi konsep perencanaan pembelajaran ada berupa garis besar antara apa yang akan
dikerjakan oleh guru dan juga peserta didik selama dalam proses pembelajaran.

Menurut (Wina Sanjaya : 2008) perencanaan berasal dari katarencana yaitu pengambilan
keputusan tentang apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu
perencanaan harus dimulaidari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan
serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harusdilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa karakteristik. Pertama, perencanaan


pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu perencanaan pembelajaran
disusun tidak asalasalan akan tetapi disusun dengan mempertimbangkan segala aspek yang
mungkin dapat berpengaruh, di samping disusun dengan mempertimbangkan segala sumber daya
yang tersedia yang dapat mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Kedua,
perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Ini berarti fokus utama dalam perencanaan pembelajaran adalah ketercapaian tujuan.
Ketiga, perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan
untuk mencapai tujuan. Oleh karena itulah, perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai
pedoman dalam merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Dari berbagai pendapat
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan suatu pendekatan
yang sistematis yang mencakup analisis kebutuhan pembelajaran, perumusan tujuan
pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan bahan ajar, serta
pengembangan alat evaluasinya dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Perencanaan pembelajaran yang hakikatnya merupakan perencanaan pembelajaran jangka


pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam
pembelajaran. Fungsi dari perencanaan pembelajaran di mana setiap mata pelajaran atau
kurikulum haruslah di susun dengan cara sistematik untuk dan menyeluruh yang sesuai dengan
sistem pendidikan nasional. Fungsi dari perencanaan pembelajaran itu sendiri yaitu:

a) Fungsi perencanaan yaitu di mana rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya


dapat mendorong guru untuk lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan
perencanaan yang matang.
b) Fungsi pelaksanaan yaitu penimbangan wacana pelaksanaan pembelajaran harus
disusun secara sistematik untuk dan menyeluruh dengan beberapa kemungkinan
penyesuaian dan situasi pembelajaran yang praktis.

Tujuan perencanaan pembelajaran adalah di mana pernyataan tentang hasil pembelajaran


apa yang akan diterapkan oleh guru kepada siswa. Tujuan perencanaan pembelajaran juga
memiliki standar kompetensi yang merupakan indikator pembelajaran yang tujuannya untuk
meningkatkan kemampuan, kecerdasan pengetahuan kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendiikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Tujuan perencanaan pembelajaran upaya membuat perencanaan pembelajaran


dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Melalui perbaikan pembelajaran ini
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh perancang
pembelajaran. Perbaikan mutu pembelajaran haruslah diawali dari perbaikan perencanaan
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan terhadap
kualitas pembelajaran Selanjutnya, dalam mendesain pembelajaran perlu memilah hasil
pembelajaran yang segera bisa diukur pencapaiannya (hasil langsung) dan hasil pembelajaran
yang terbentuk secara kumulatif yang merupakan urunan dari sejumlah peristiwa pembelajaran
(hasil pengiring). Inti utama dalam perancangan pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan,
dan pengembangan variable metode pembelajaran. Hal senada dikemukakan oleh Dick dan Carey
bahwa rumusan tujuan pembelajaran umum harus jelas, dapat diukur, dan berbentuk tingkah
laku. Menurut Mudhofir (1990) rumusan tujuan pembelajaran yang baik, yaitu:

a) formulasi dalam bentuk operasional


b) bentuk produk belajar
c) dalam tingkah laku sibelajar
d) jelas tingklah laku yang ingin dicapai
e) hanya mengandung satu tujuan belajar
f) tingkat keluasan yang sesuai
g) rumusan kondisi pembelajaran jelas dan cantumkan standar tingkah
lakuyang dapat diterima.

Komponen perencanaan pembelajaran yaitu suatu sistem pelaksanaan pembelajaran yang


merupakan introgasi dari beberapa komponen yang mermiliki fungsi tersendiri dengan maksud
dan tujuan agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan jalurnya. Dalam komponen
perencanaan pembelajaran akan ada saling interaksi yang terjadi siswa, guru, teman, alat yang
mana dalam komponen perencanaan pembelajaran akan terdapat bahan-bahan digunakan pada
siswa seperti tujuan, bahan materi, strategi dan evaluasi pembelajaran. Jadi itulah tujuan dari
komponen perencanaan pembelajaran yang mana juga berfungsi untuk keberhasilan proses
pembelajaran komponen-komponen tersebut juga merupakan suatu sistem yang tidak dapat
dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran.

1. Merumuskan tujuan khusus


Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru adalah
merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Sebab
tujuan umum (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dari pembelajaran
sudah dirumuskan oleh para pengembang kurikulum. Tugas guru adalah
menterjemahkan tujuan umum pembelajaran (SK dan KD) menjadi tujuan khusus
(indikator) pembelajaran yang lebih spesifik dan mudah terukur.
2. Memilih pengalaman belajar
Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses
berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk melakukan
kegiatan tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada kalanya proses
pembelajaran juga dilakukan dengan simulasi dan dramatisasi. Tujuan yang hendak
dicapai tidak hanya sekedar untuk mengingat, tapi juga menghayati suatu peran
tertentu yang berkaitan dengan perkembangan mental dan emosi siswa. Ada
kalanya siswa juga diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok yang
memberikan pengalaman pada siswa untuk mampu bersosialisasi dengan orang
lain.
3. Menentukan kegiatan belajar mengajar
Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya dapat
dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan
kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan
klasikal, yakni pembelajaran di mana setiap siswa belajar secara berkelompok baik
kelompok besar maupun kelompok kecil. Pembelajaran Pembelajaran individual
adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara mandiri melalui bahan ajar yang
dirancang demikian sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan dan
kemampuan masing-masing.
4. Menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran
Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan berperan
sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga profesional. Peran
guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Agar guru
dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal, maka guru harus
memiliki kemampuan untuk berbicara dang berkomunikasi dengan menggunakan
berbagai media. Selain itu, guru juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar
yang memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru dituntut
untuk dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dngan
penuh semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.
5. Ketersediaan fasilitas fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap
keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat
media, laboratorium, dan lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja sama
menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya
dan kesemuanya itu dapat digunakan melalui proses perencanaan yang matang
melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya dukungan finansial sesuai
dengan kebutuhan.
6. Perencanaan evaluasi dan pengembangan
Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan
pembelajaran, sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan pengelolaan
pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
7. Memilih bahan dan alat

Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai


berikut:
a) keberagaman kemampuan intelektual siswa
b) jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai
siswa
c) tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
d) berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
e) bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
f) fasilitas fisik yang tersedia
Metode Penelitian (Penjelasan Variabel/Judul)

Objek dan Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Sikap Profesionalisme
Guru(Y), Peran Kepala Sekolah(X1) dan Peran Perencanaan Pembelajaran (X2).Sikap
Profesionalisme Guru merupakan variabel terikat (dependent variable), Peran Kepala Sekolah dan
Perencanaan Pembelajaran sebagai variabel bebas (independent variable), Adapun subjek pada
penelitian ini adalah seluruh guru SMA 1 SEJAHTERA

Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2016, hlm. 3) metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam penelitian ini
menggunakan data primer. Menurut Sugiyono (2016, hlm. 308) data primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, data primer
diperoleh lansung dari hasil wawancara dengan kepala sekolah SMA 1 SEJAHTERA .

Populasi dan Sampel

a) Populasi
Menurut Sugiyono (2016, hlm. 118) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualtas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudia ditarik kesimpulannya. Berdasarkan definisi tersebut, maka
populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh guru pada lingkugan SMA 1
SEJAHTERA

b) Sampel Menurut Sugiyono (2016, hlm. 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga,
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa
yang dipleajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Maka dari itu diperlukan teknik sampling. Menurut Sugiyono (2016, hlm. 118) teknik
sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Adapun teknik pengambilan
sampel dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Probability Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam probability sampling ada empat jenis, yaitu:
a. Simple random sampling yang memilih sampel secara acak.
b. Proportionate stratified random sampling digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogeny dan berstrata secara proposional.
c. Disproportionate stratified random sampling digunakan bila populasi berstrata tetapi
kurang proposional.
d. Cluster random sampling digunakan bila objek yang akan diteliti sumber datanya sangat
luas.

2. Nonprobability Sampling Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel


yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur anggota untuk dipilih
menjadi sampel. Dalam teknik ini dibagi menjadi enam bagian, yaitu:
a. Sampling sistematis, digunakan berdasarkan urutan dari anggota populasi.
b. Sampling kuota, menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c. Sampling incidental, teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan.
d. Sampling purposive, yaitu penentuannya atas pertimbangan tertentu
e. Sampling jenuh, yaitu penentuannya semua anggota populasi adalah anggota sampel.
f. Snowball sampling, yaitu pemilihannya mulanya kecil, kemudian membesar.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menggunakan teknik probability sampling dengan
teknik simple random sampling. Dari penjelasan tersebut, maka penelitin ini menggunakan
kepala sekolah dari SMA 1 SEJAHTERA sebagai sample

Teknik dan Alat Pengumpulan Data


a) Data Arikunto (2010, hlm. 161) data merupakan hasil pencatatan peneliti, baik berupa
fakta atau angka. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yang didapt
langsung dari sumber data dan data sekunder atau yang didapat dari pihak ketiga. Adapun
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Angket, yaitu berupa penyebaran seperangkat pertanyaan kepada sampel penelitian atau
responden mengenai peran kepala sekolah, perencanaan pembelajaran dan Sikap
profesionalisme guru

b) Sumber Data Sumber data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah subjek dari
mana data diperoleh. Arikunto (2010, hlm. 172) mengklasifikasikan sumber data menjadi
tiga tingkatan, yaitu: 1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa
jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.
2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan alat, wujud benda, warna, dan diam (misalnya
ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna, dan lainlain) dan bergerak (misalnya
aktivitas, kinerja, kegiatan belajar-merngajar, dan lainlain).
3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gamber,
atau simbol-simbol lain. Berdasarkan klasifikasi di atas, maka data yang digunakan dalam
peneitian ini adalah data person berupa hasil angket yang diperoleh langsung dari kepala
Sekolah SMA 1 SEJAHTERA yang menjadi sampel dalam penelitian ini tentang peran
kepala sekolah, perencanaan pembelajaran dan Sikap profesionalisme guru. Dalam
penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Adapun teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kuesioner (angket) adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. (Arikunto, 2010, hlm. 194).
Kuesioner dalam penelitian ini berupa pernyataan-pernyataan dari varibael peran kepala
sekolah, perencanaan pembelajaran dan Sikap profesionalisme guru Bentuk kuesioner
yang digunakan berupa kuesioner tertutup dengan menggunakan , dimana responden hanya
menjawab pertanyaan yang diberikan dengan melakukan wawancara, hal tersebut
memberikan suatu jawaban yang tersedia atas pertanyaan. Dalam penelitian ini, wawancara
dilakukan dengan melihat hasil kuisioner berupa pertanyaan yang diberikan
Instrumen Hasil Penelitian

Pra Observasi

1. Apakah Bapak melakukan perencanaan supervise setiap tahun ajaran? Jika ya, seperti apa
wujud perencanaannya?
Jawaban : Biasanya selalu membuat dan pelaksanaannya 1 semester sekali untuk melihat
ada perubahan atau tidak selama supervise itu karena ada target dan keinginan yang ingin
dicapai oleh guru, dan setiap semester harus ada.
2. Apakah perencanaan disusun berdasarkan kebutuhan guru atau kondisi sekolah? Jika ya,
kriteria seperti apa yang mencerminkan kebutuhan guru?
Jawaban : setiap guru biasanya kita akan cek sesuai dengan mata pelajarannya 50 – 70
guru, dan dibantu oleh beberapa pihak mulai dari humas – kesiswaan, yang jelas kepala
sekolah dibantu oleh perwakilan
3. Kompetensi guru seperti apa yang ingin dicapai dalam perencanaan supervise yang dibuat?
Jawaban : cara mengajar dari guru tersebut, karena mungkin guru lupa secara teknis tapi
dilapangan diajarin, yang jelas kita melihat dari bagaimana tahapan – tahapan proses
pembelajaran (Pembuka, berdoa, salam, absen, inti, penutup) guru bisa memahami dan
menghubungkan pembelajaran dari pembuka hingga ke inti materi, dan penutup nya
apakah bareng – bareng atau hanya dari guru saja, tapia da baiknya di simpulkan Bersama,
karena siswa harus lebih aktif dan guru hanya menyempurnakan saja baik dari kurikulum
KTSP, K-13, intinya siswa yang lebih aktif dan bagaimana menggali informasi
4. Adakah sumber yang Bapak pakai sebagai acuan dalam melakukan perencanaan supervise?
Jika ya, sumber seperti apa.
Jawaban : Undang – undang ada aturan, karena ada juknas juknisnya apa yang ditargetkan,
apa yang dilihat dalam dunia Pendidikan yang susah itu menghadapi senior karena
senioritas masih ada namun mengikuti juknis yang ada, kadang kita meminta guru senior
untuk supervise juga misalnya ada halangan, dan tidak menutup kemungkinan guru senior
sebenarnya mampu karena memiliki jam terbang yang lebih banyak ada yang sudah 40
tahun, 25 tahun pasti sudah tau ada kendala apa saja yang dihadapi.
5. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam membuat perencanaan supervisi ? Jika ya,
kendala seperti apa ?
Jawaban : Kendala InsyaAllah ngga, rencana itu tergantung pada kondisi dilapangan,
apakah program itu harus terlaksana semua? Tidak coba misalnya program kesiswaan atau
tingkat senat pasti ada beberapa program yang tidak jalan dan program lain jalan karena
lebih cenderung melihat kondisi dilapangan. Misalnya jika bapak ibu guru supervise
biasanya banyak alasan dan menghindar. Supervise yang baik itu biasnaya tidak perlu di
informasikan guru harus siap mulai dari perangkat pembelajaran hingga soal analisis yang
tertulis, jadi Ketika kepala sekolah masuk baik 1 – 2 jam memeriksa apakah sesuai dengan
RPP, Silabus dan materi yang disampaikan harus sinkron antara materi hingga silabus
sehingga guru bisa mengembangkan bagaimana suasana dikelas, ditanya masalah kendala
pasti banyak, tapi biasanya ada pelatihan salah satunya RPP, silabus, setidak – tidaknya
silabus harus ada perubahan yang menyesuaikan jangan hanya copy paste saja.

Pelaksanaan

1. Supervisi apa saja yang sudah Bapak jalankan di sekolah? Mengapa dijalankan ? Berikan
gambaran dalam hal apa ? dan bagaimana pelaksanaannya !
Jawaban : banyak sepertinya, dahulu masuk ke tata laksana, tata usaha, perpustakaan, kita
supervise tidak perlu harus langsung ngomong, tapi kita bisa melihat pelaksanaannya
bagaimana, lihat suasana di perpustakaan, bagaimana anak – anak masuk perpustakaan
bagaiman buku dapat disebar, lalu pengecekan kelayakan buku, dan bagaimana jika ada
siswa yang terlambat. Lalu pengecekan surat keluar surat masuk, dan bagaian keuangan
harus dicek SPP siapa yang susah dan belum, termasuk operator apa ada masalah atau
tidak, lalu masuk kelapangan dapat dilihat dari lingkungan, banyak sebenernya tugas dari
supervise itu hanya saja pelaksanaannya bagaimana, kependidikan, tata usaha, keuangan,
operator, tata laksana, dan termasuk juga ada bukan hanya melihat dari porsi belajar, tapi
adanya pengawasan terhadap guru saat pelaksanaan pembelajaran misalnya, dan harus ada
pembiasaan diri, nah disitulah fungsi sekolah untuk pembiasaan diri
2. Apakah pelaksanaan supervisi itu dilakukan secara berkala? Atau kapan dilakukan
supervisi ? Jika ya, apa alasannya dilakukan secara berkala ? Jika tidak, mengapa ?
Jawaban :
Ya secara berkala, tadi diawal saya katakana pelaksanaan persemester bisa 1 – 2 kali,
kenapa harus berkala, mungkin Ketika disuruh yang pertama guru A dapat terlihat memiliki
kelemahan, kekurangan di hal ini lalu bagaimana dan aka nada evaluasi pada supervise
berikutnya seharusnya ada perubahan, namun biasanya harus ada pemberitahuan dulu ke
guru nya supaya mereka bisa siap – siap sebagai bentuk pembiasaan, namun masih dapat
dikatakan belum tertib, namun kita selalu memberikan informasi baik dari agenda kelas
dan agenda guru agar bisa dipantau, dalam agenda kelas misalnya siapa yang tidak masuk,
dan dalam satu hari agenda apa saja yang dilakukan dalam kelas, kenapa dilakukan berkala
akan mendapaykan temuan dan ada evaluasi dapat dilihat ada perubahan yang terjadi atau
tidak. Namun tetap harus ada pemberitahuan sebelumnya guna memberikan waktu
persiapan kepada guru – guru.
3. Bagaimana tahapan pelaksanaan supervisi yang Bapak lakukan ?
Jawaban :

Memberikan info kepada bapak/ibu atau mensosialisasikan bahwa supervise itu harus ada,
karena Ketika pengawas datang biasanya suka meminta laporan supervise yang sudah
dilakukan, biasanya jika Bersama pengawas hanya ada selembar kertas yang mengandung
indicator penilaian misalnya hal a ada di ceklis, dan perlu menunjukan bukti tapi jika tidak
ada ya diceklis tidak ada

4. Bagaimana respon guru terhadap supervisi yang Bapak lakukan ? Bagaimana respon tsb ?
Jawaban : Responnya ada yang sudah siap ada, namun disisi lain kadang suka bertanya
kenapa ada supervise, namun tidak perlu dihiraukan agar kelas dapat berjalan dengan baik.
Namun Ketika guru yang lain tau ada supervise biasanya suka ada diskusi antara lain
misalnya dari materi dan lain nya, apakah melihat sampel cukup atau waktunya yang
sedikit. Dan Ketika ada pengawas dan supervise ya sudah anggap saja tidak ada agar kelas
tidak mati dan kaku. Guru merupakan actor yang bisa membawa suasana kelas, jangan
sampai Ketika masuk kelas jangan dalam keadaan mood yang buruk tetap berusaha
membangun suasana yang baik guna meningkatkan mood belajar para siswa.
5. Adakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi ? jika ya, kendala seperti apa
? (kendala internal dan eksternal)
Jawaban : secara pribadi kepala sekolah biasanya bentrok dengan jadwal misalnya tiba –
tiba ada jadwal rapat diluar yang tidak bisa diwakilkan, pasti akan tertunda, atau dari guru
tidak ada dikelas. Biasanya dapat dikatakan waktunya kurang tepat misalnya Ketika kepala
sekolah ada gurunya tidak ada baik itu sakit ataupun ada kegiatan lainnya, atau mungkin
guru nya sudah siap tetapi ada yang sakit dan hal lain. Namun dapat dikondisikan dengan
keadaan dan dapat disesuaikan saja.
6. Menurut Bapak, faktor-faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan supervise dapat
secara maksimal ?
Jawaban : factor pendukung saya lebih cenderung melihat dari pihak ekstern dan intern
baik dari kepala sekolah dan gurunya bagaimana. Lalu dari pengawas misalnya apa saja
yang sudah terlaksana semua sudah masuk program sekolah, namun walaupun ada program
kerja yang tidak terlaksana tetapi tetap bisa disesuaikan misalnya saat pandemic tidak dapat
melaksanakan pembelajaran secara langsung maka diganti melalui zoom dan setiap guru
diberikan catatan yang terjadwal. biasanya ditanya berapa kali pelaksanaan nya , dan nanti
akan ada evaluasi yang muncul, biasanya guru sudah seharusnya belajar diluar buku karena
memiliki pengalaman yang sangat lama dan RPP sudah diluar buku.
7. Menurut Bapak, faktor-faktor apa saja yang menghambat dalam pelaksanaan supervisi ?
(faktor internal dan eksternal)
Jawaban : factor yang mendominasi ya dari bapak ibu gurunya, misalnya kurang siap dari
perangkat pembelajarannya, tapi kadang saya memaklum karena guru disamping semua itu
memiliki kesibukan saat dirumah, namun tetap harus mengingatkan kepada para guru
karena ditakutkan ada pengawas yang datang secara acak meminta guru – guru yang
bersangkutan, namun itu merupakan tugas pokok seorang guru yang harus dipenuhi.
8. Adakah tindak lanjut dari supervisi yang Bapak lakukan ? Jika ya, tindak lanjut seperti apa
? Jika tidak, mengapa ?
Jawaban : tindak lanjut misalnya dari pihak manajemen untuk mengikuti pelatihan, salah
satu menghadapi kendala, misalnya guru mata pelajaran dan akan menambah keilmuan dan
mengetahui kendala - kendala yang dihadapi sehingga ada pemecahan masalah yang terjadi
pada sekolah – sekolah
Evaluasi

1. Adakah tindakan evaluasi bertahap terhadap guru yang Bapak lakukan dalam supervisi ?
Jika ya, Seperti apa ? Jika tidak, mengapa ?
Jawaban :
Evaluasi setelah tampil dikelas, harus ada masukan untuk mengingatkan karena dalam
aturan mengajar memang harus sesuai rule dan tidak bingung dan harus mengikuti aturan
– aturan yang berlaku, dapat disampaikan langsung kepada gurunya secara langsung / tatap
muka, atau dikumpulkan perumpun mata pelajaran. Disini tidak ingin ada Batasan antara
guru dan kepala sekolah, namun tetap ada Batasan yang tidak dapat ditembus, namun itu
merupakan kode etik profesi secara tidak langsung ada yang tertulis dan tidak tertulis.
2. Berdasarkan hasil evaluasi, menurut bapak sejauh mana pencapaian perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi dalam supervisi yang bapak lakukan untuk peningkatan
kompetensi guru?
Jawaban :
Rata – rata diatas 70 – 80, Namanya supervise ini untuk pembinaan dan mengevaluasi
artinya pasti ada yang semakin baik dalam pengajaran ada yang melemah, makanya perlu
ada pendekatan seperti apa dan tanya mengapa mengalami penurunan maka perlu dapat
dibicarakan secara langsung kepada guru yang bersangkutan dan menanyakan apa
permasalahannya, sebiasa mungkin dalam proses belajar tidak membawa masalah dari luar
agar tidak berpengaruh pada proses pembelajaran.
3. Adakah feedback yang Bapak berikan kepada guru terkait hasil supervisi ? Jika ya, berikan
gambaran tentang feedback ! Jika tidak, mengapa ? berikan alasannya !
Jawaban :
Feedback tidak selalu penghargaan, biasanya seperti apresiasi dalam ucapan, IHT tidak
maksimal, pada tanggal 27 Juni menginap 3 hari 2 malam dan dalam acara tersebut
diberikan arahan materi, dan dapat berbaur secara keseluruhan dan feedbcaknya tidak perlu
berupa teguran juga
4. Adakah kendala yang Bapak hadapi dalam melakukan evaluasi ? Jika ya, bagaimana
kendalanya atau dalam hal apa ? (kendala internal & eksternal)
Jawaban : evaluasi pasti ada kendala seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya yang paling
menonjol adalah senioritas.
5. Berdasarkan hasil evaluasi bapak, adakah hal yang masih dirasa kurang dan belum
maksimal dalam pelaksanaan supervisi ? Jika ya, Apa ? Jika tidak, mengapa ?
Jawaban : pasti ada hal yang tidak maksimal, seperti tadi yang dikatakan dari pihak guru
ataupun kepala sekolah sendiri, namum masih bisa di handle dan penyesuaian jadwal.
6. Menurut evaluasi Bapak, adakah hal atau bantuan apa yang dibutuhkan oleh Bapak
sekarang ini untuk meningkatkan pelaksanaan supervisi ? Jika iya, apa ? jika tidak,
mengapa ?
Jawaban : secara pribadi saya masih perlu banyak membaca juga, biasanya saya juga akan
belajar juga dengan guru – guru lain, karena ilmu mu adalah ilmu ku, jadi dianggap lebih
efektif jika belajar dengan guru sekitar jadi saling belajar satu dengan lainnya,
dibandingkan melakukan kursus dengan pihak eksternal
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan dan Saran


Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap kepala sekolah SMA 1 Sejahtera
didapatkan berbagai kesimpulan secara mendalam. Bagaimana mengenai adanya kualitas
guru sebagai pendidik dalam memberikan suatu pemahaman dalam proses pembelajaran,
hal tersebut tentu diperkuat dengan adanya data dari hasil penelitian yaitu proses
wawancara dengan memberikan berbagai pertanyaan yang didasari permasalahan umum
menuju spesifik terhadap kondisi dan keadaan pada lingkugan SMA 1 Sejahtera, selain itu
diperkuat dengan adanya hasil data tahunan yang diperoleh, dengan adanya berbagai hasil
terjadi, akan tetapi kesimpulan yang mampu didapatkan bahwa masih adanya
ketidakmampuan pihak SMA 1 SEJAHTERA dalam memenuhi indikator kriteria
supervise yang sudah dirancang, sehingga perlu adanya perhatian khusus, terutama dalam
adanya kualitas guru sebagai pendidik terhadap siswa, hal tersebut harus diupayakan sebaik
mungkin dengan memperhatikan adanya proses lebih memperhatikan kualitas sumber daya
yang dimiliki, hal tersebut dapat diperbaiki dengan melakukan suatu pelatihan secara
intensif dalam memberikan pemahaman terhadap kualitas guru dalam proses mendidik
siswa, kedua yang perlu adanya perbaikan yaitu pada proses sarana dan prasarana yang
dapat dikatakan masih dari kata layak, bahkan adanya keadaan yang kekurangan, hal
tersebut sangat mempengaruhi bagaimana kualitas sumber daya guru mampu meningkat
dengan saling keterkaitan bahwa sebagai kepala sekolah dalam fungsi suvervisor memiliki
tujuan dalam mengatur berjalannya pendidikan dalam satuan pendidikan dalam kurun
periode tertentu.Sehingga dalam permasalahan yang terjadi pada lingkugan SMA 1
SEJAHTERA secara konkrit dapat digunakan dalam berbagai pendekatan secara
mendalam dengan memperhatikan aspek lain, kedua aspek yang sangat menentukan yaitu
adanya proses upgrading diri yang mampu dilakukan melalui banyaknya pelatihan secara
intensif melihat bagaimana kondisi pendidikan saat ini memiliki berbagai permasalahan
secara kompleks, dan yang kedua perlu adanya pembenahan sistem, mulai dari adanya
keuangan, selain itu juga adanya proses pemenuhan sarana dan prasarana dalam
memberikan suatu dorongan yang kuat dalam memfasilitasi berbagai kebutuhan secara
menyeluruh untuk memberikan suatu perubahan secara spesifik, baik dalam proses
peningkatan kualitas diri guru, maupun adanya perubahan dalam metode yang dilakukan
terhadap siswa melalui perencanaan pembelajaran yang berkualitas.
DOKUMENTASI:

1. LINK GOOGLE DRIVE VIDEO REKAMAN WAWANCARA


https://drive.google.com/file/d/1C7dR-
5AfJ5iHHSySZl7_3RmGqdeYWAVV/view?usp=drivesdk

2. LINK GOOGLE DRIVE AUDIO REKAMAN WAWANCARA


https://drive.google.com/file/d/1uUAkJUynT_8AWZBK2lB1QfxjVLPHJffY/vi
ew?usp=drivesdk

3. Dokumentasi foto Bersama Kepala Sekolah SMA 1 Sejahtera Depok


DAFTAR PUSTAKA

(Alhusna et al., 2021; ASTUTI, 2019; Dini, 2018; Sosial & Kinerja, 2009)Alhusna, T.,
Mas’shum, S., & Permana, H. (2021). Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam
Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 di SMP Negeri 1
Majalaya. PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Dan Pengembangan Pembelajaran),
4(2), 357–366. http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/ptk/article/view/4400

ASTUTI, A. (2019). Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(1), 435–449.
https://doi.org/10.35673/ajmpi.v5i1.79

Dini, I. N. M. (2018). Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam


Meningkatkan Kinerja Guru Di SMP Muhammadyah 1 Way Jepara Kabupaten Lampung
Timur. In Jurnal Managemen Pendidikan Islam (Vol. 1, Issue 1).
http://repository.radenintan.ac.id/4205/1/SKRIPSI IMAM.pdf

Sosial, K., & Kinerja, D. A. N. (2009). View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk
brought to you by CORE provided by Jurnal Universitas Flores PERAN KEPALA
SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
GURU MATA PELAJARAN IPA PADA SDN ROJA 1 ENDE. 2(1), 1–118.

Anda mungkin juga menyukai