OLEH:
KELOMPOK 10
DHARA CHILTYA SIMAMORA (4163111008)
DINI LIYA MEIRANI SIMATUPANG (4163111011)
FATHIYATA PALA (4163111020)
JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Dan atas dasar itu jugalah penulis dapat menyelesaikan
Makalah ini. Dimana tugas ini dapat diselesaikan sesuai dengan tuntutan proses pembelajaran
di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Penulis juga menyadari bahwa pada tugas ini masih banyak kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun
untuk penyempurnaan atau perbaikan tugas ini di masa yang akan datang. Karena tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.
Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Arrends (dalam Ade, 2017:147) , model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang disusun secara sistematis yang kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran. Ada begitu banyak model pembelajaran yang dapat dipilih
seorang guru untuk membantu tercapainya tujuan dari proses belajar mengajar, diantaranya
model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran berbasis masalah. Model
pembelajaran berbasis proyek dilakukan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh dengan cara membuat karya atau proyek yang terkait dengan materi ajar dan
kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa. Sedangkan model pembelajaran berbasis masalah
merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah
melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan
masalah. Kedua model pembelajaran ini sangat penting diketahui dan dipahami secara
mendalam oleh guru dan para calon guru, selain harus mengetahui banyak model dalam
mengajar agar mempermudah dalam menyampaikan ilmu pengetahuan, kedua model ini juga
sangat baik untuk meningkatkan kemandirian siswa, daya analisis, dan siswa lebih aktif
sehingga ilmu yang di dapat pun akan lebih tahan lama dan melekat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ciri-ciri model pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Model dibangun dan dikembangkan berdasarkan teori-teori belajar dan teori-teori
pendidikan.
2. Model yang dibangun memiliki misi dan tujuan khusus.
3. Model yang dirancang secara umum dapat menjadi pedoman bagi guru-guru untuk
memperbaiki kegiatan pembelajaran.
4. Jika model tertentu diterapkan setidaknya akan memberikan dua dampak yaitu :
dampak intruksional (berupa hasil belajar yang terukur) dan dampak pengiring
(berupa hasil belajar jangka panjang).
5. Suatu model terdiri dari 4 bagian, yaitu sintaks, sistem social, prinsip reaksi dan
sistem pendukung.
9
berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya
menyimpulkan
2. Aktivitas pembelajran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. SPBM
menempatkan masalah sebagai kata kunci dalam proses pembelajaran.
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir
secara ilmiah (berpikir deduktif dan berpikir induktif) dan proses berpikirnya
dilakukan secara empiris dan sistematis
Strategi pembelajran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan :
1. Guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi
pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh
2. Guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa
3. Guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan amsalah serta
membuat tantangan intelektual siswa
4. Guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggng jawab dalam
belajarnya
5. Guru ingin siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan
kenyataan dalam kehidupannya.
2.4.3 Hakikat masalah dalam SPBM
Antara strategi pembelajaran inkuiri (SKI) dan strategi pembelajaran
berbasis masalah (SPBM) memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada
letak masalah dan jenis tujuan yang ingin dicapai. Masalah dalam SPI adalah
masalah yang bersifat tertutup, artinya jawaban dari masalah itu sudah pasti dan
tujuan yang ingin dicapai oleh SPI adalah menumbuhkan keyakinan dalam diri
siswa tentang jawaban dari suatu masalah. Masalah dalam SPBM adalah masalah
yang bersifat terbuka, yang mengindikasikan jawaban dari permasalahan itu
belum pasti, setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan kemungkinan
jawaban dan tujuan yang ingin dicapai oleh SPBM adalah kemampuan siswa
untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis untuk menemukan alternartif
pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka
menumbuhkan sikap ilmiah. Hakikat masalah dalam SPBM adalah gap atau
kesenjangan antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan.
2.4.4 Tahapan-tahapan SPBM
Menurut John Dewey ada 6 langkah yang dapat dilakukan dalam penerapan
SPBM (problem solving), yaitu :
10
1. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan
dipecahkan
2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari
berbagai sudut pandang
3. Merumuskan hipotesis, Yaitu langkah siswa merumuskan berbagai
kemungkinan pemecahan masalah sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya
4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan
informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah
5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan
kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan
6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa
menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil
pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan
David Johnson dan Johnson mengemukakan ada 5 langkah SPBM melalui
kegiatan kelompok, yaitu :
1. Mendefenisikan masalah, dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan
penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang menarik untuk dipecahkan
2. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah,
serta menganalisis berbagai faktor baik faktor yang dapat menghambat maupun
faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah
3. Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang dirumuskan
melalui diskusi kelas
4. Menentukan dan menerapkan strategi pilihan
5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.
2.4.5 Pelaksanaan SPBM
Secara umum SPBM dapat dilakukan dengan langkah-langkah :
1. Menyadari Masalah
2. Merumuskan masalah
3. Meruuskan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Menentukan pilihan penyelesaian
11
2.4.6. Keunggulan SPBM
Sebagai suatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa keunggulan,
di antaranya :
1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran
2. Pemecahan maslah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa
3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
4. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata
5. Pemecahan masalah dapat membantu siswa dalam mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan
6. Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap
mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus
dimengerti oleh siswa
7. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa
8. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru
9. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata
10. Pemecahan masalah dapat meningkatkan minat siswa untuk secara terus-
menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir
2.4.7 Kelemahan SPBM
Di samping keunggulan, SPBM juga meiliki kelemahan, di antaranya:
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencoba
2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving memerlukan
cukup wktu untuk persiapan
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkanamsalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari
12
Arends (2004) menyatakan bahwa ada tiga hasil belajar yang diperoleh pelajar
yang diajar dengan PBL, yaitu :
1. Inkuiri dan keterampilan melakukan pemecahan masalah
2. Belajar model peraturan orang dewasa (adult role behaviors)
3. Keterampilan belajar mandiri (skills for independent learning
13
berhubungan dengan masalah yang
dihadapi
Fase 3 Mendorong siswa mengumpulkan
Membimbing penyelidikan individu informasi yang sesuai, melaksanakan
maupun kelompok eksperimen, dan mencari untuk penjelasan
dan pemecahan
Fase 4 Membantu siswa merencanakan dan
Mengembangkan dan menyajikan menyiapkan karya yang sesuai seperti
hasil karya laporan, video dan model , dan membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya
Fase 5 Membantu mahasiswa melakukan refleksi
Menganalisi dan mengevaluasi proses terhadap penyelidikan dan proses-proses
pemecahan masalah yang digunakan selama berlangsungnya
pemecahan masalah
(Ngalimun 2012 : 95)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi pemebelajaran inkuiri adalah proses pembelajaraan yang menekankan
pada proses berpikir siswa, dimana siswa diajak untuk mengembangkan sendiri ilmu
pengetahuannya. Dan Strategi Pembelajaran Berbasis masalah adalah pembelajaran
dimana siswa disuruh untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya secara
ilmiah. Kedua strategi pembelajaran ini sama-sama terpusat kepada siswa namun
perbedaannya terletak pada jenis masalah dan tujuan yang ingin dicapai. Masalah yang
diangkat dalam pembelajaran inkuiri yaitu permasalahan yang bersifat tertutup yaitu
jawaban dari permasalahan itu sudah diketahui secara pasti oleh guru sedangkan
masalah yang diangkat dalam Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah bersifat terbuka
yang jawaban tersebut belum pasti atau dapat dikembangkan oleh siswa maupun guru.
3.2 Saran
Sebaiknya para calon pendidik dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai
dan cocok terhadap materi yang akan disampaikannya. Apabila pembelajaran tersebut
bersifat saintific maka lebih baik menggunakan Strategi Pembelajan Inkuiri karena ilmu
saintific bersifat pasti (tertutup), tetapi jika materi pembelajran yang ingin disampaikan
termasuk ilmu social maka lebih baik digunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
karena permasalahan yang diangkat bersifat tidak pasti (terbuka).
15
DAFTAR PUSTAKA
Munawaroh, Rosyidatul., dkk. (2012). Penerapan Model Project Based Learning Dan
Kooperatif Untuk Membangun Empat Pilar Pembelajaran Siswa SMP. Unnes Physics
Autodeks Foundation. Education Journal. ISSN : 2257-6935. 1 (1). 33-37.
16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Standar Kompetensi
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong-royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang telah dipelajari di
perkuliahan dan sumber lain yang dalam sudut pandang / teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Memahami model pembelajaran 1.1.1 Menunjukkan rasa ingin tahu
berbasis projek dan model dengan aktif bertanya dalam melakukan
pembelajaran berbasis masalah. hal-hal yang berhubungan dengan
model pembelajaran berbasis projek
dan model pembelajaran berbasis
masalah.
17
2.1.2 Menjawab dengan benar postest
yang diberikan, berkaitan dengan model
pembelajaran berbasis projek dan
model pembelajaran berbasis masalah.
C. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu menjelaskan defenisi dari model pembelajaran berbasis projek
dan model pembelajaran berbasis masalah
Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik dari model pembelajaran berbasis
projek dan model pembelajaran berbasis masalah
Mahasiswa mampu membedakan model pembelajaran berbasis projek dengan
model pembelajaran berbasis masalah
Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap kegiatan model pembelajaran
berbasis projek dengan model pembelajaran berbasis masalah
D. Materi Pembelajaran
E. Pendekatan, Model, Metode Pembelajaran
Pendekatan : Active Learning
Model : Based Learning (Berbasis masalah)
Metode : Diskusi, Games, Ceramah, Tanya Jawab
F. Sumber Pembelajaran
Andriani, Ade. 2017. Strategi Belajar Matematika. Medan : Unimed Press.
G. Media dan Perangkat Pembelajaran
- Power Point
- Spidol
- Karton Manila
- Kertas HVS
- LKM
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Fase Kegiatan Awal (Pendahuluan)
Kegiatan Pemateri Waktu
Orientasi 1. Menyampaikan tujuan 30 menit
pembelajaran, dan
memotivasi mahasiswa untuk
18
terlibat aktif dalam aktifitas
pemecahan masalah tentang
model pembelajaran berbasis
projek dan model
pembelajaran berbasis
masalah.
2. Membagi kelompok
mahasiswa berdasarkan
kriteri yang ditetapkan (6
kelompok).
3. Memberi tugas kepada
masing-masing kelompok
untuk membahas materi
model pembelajaran berbasis
projek dan model
pembelajaran berbasis
masalah.
Kegiatan Inti
Mengorganisasikan 1. Memainkan permainan 90 menit
mahasiswa untuk (games) yang telah disediakan
belajar pemateri, diawali dengan
mrnyususn fuzzle kemudian
menyusun potongan kata
menjadi sesuai paragraf sesuai
dengan soal yang telah
dicabut.
2. Setelah games selesai,
dilakukan diskusi kelas
mengenai materi model
pembelajaran berbasis projek
dan model pembelajaran
berbasis masalah.
Membimbing 1. Memberikan kesempatan
penyelidikan kepada mahasiswa untuk
19
individu maupun mendeskripsikan hasil
kelompok penyelidikan yang telah
mereka dapatkan.
Penutup
Menganalisis dan 1. Menyimpulkan apa yang 30 menit
mengevaluasi telah dipelajari secara
proses pemecahan bersama-sama tentang
masalah model pembelajaran inkuiri
dan model pembelajaran
berbasis masalah.
2. Pemberian reward bagi
kelompok yang
memenangkan games, dan
pemberian punisment bagi
kelompok yang paling
lambat.
3. Melaksanakan postest
20