Anda di halaman 1dari 16

MODEL PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu
Drs. Nurul Umamah, M.Pd

MAKALAH

Kelas: C

Oleh
Andre Maulana
170210302093

PROGRAM PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah swt karena dengan rahmat dan karunianya
makalah yang berjudul “model pembelajaran” ini dapat terselasaikan untuk
memenuhi tugas mata kulian Belajar dan Pembelajaran.
penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
penulis yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jember, 24 Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Pengertian Model Belajar.........................................................................................3
2.2 Tokoh Dan Ragam (Teori) Tentang Model Pembelajaran.........................................3
2.3 Pandangan/Hakikat Mengenai Karakteristik Dan Unsur-Unsur Model Pembelajaran
.......................................................................................................................................9
BAB 3 PENUTUP...............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................12

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian tentang model pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa ahli di
Amerika sejak tahun 1950-an. Perintis penelitian model pembelajaran di Amerika
Serikat adalah Marc Belth. Penelitian tentang kegiatan pembelajaran berusaha
menemukan model pembelajaran. Model-model yang ditemukan dapat diubah di
uji kembali dan dikembangkan, selanjutnya dapat diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran berdasarkan pola pengajaran yang digunakan.
Mills,1989 (dalam suprijono, 2016) berpendapat bahwa model adalan
bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang
atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model tersebut.
Model digunakan untuk dapat membantu memperjelas prosedur, hubungan
serta keadaan keseluruhan dari apa yang didesain. Penggunaan model
pembelajaran di dalam dunia pendidikan yaitu Dengan adanya model
pembelajaran maka berbagai kegiatan yang dicakupnya dapat dikendalikan.
Model pembelajaran akan mempermudah para administrator untuk
mengidentifikasi komponen, elemen yang mengalamani hambatan, jika kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan tidak efektif dan tidak produktif. Mengidentifikasi
secara tepat cara-cara untuk mengadakan perubahan jika pendapat ketidaksesuaian
dari apa yang telah dirumuskan. Dengan menggunakan model, guru dapat
menyusun tugas-tugas siswa menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.
Model pembelajaran, dipandang paling punya peran strategis dalam upaya
mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Karena ia bergerak dengan
melihat kondisi kebutuhan siswa, sehingga guru diharapkan mampu
menyampaikan materi dengan tepat tanpa mengakibatkan siswa mengalami
kebosanan. Namun sebaliknya, siswa diharapkan dapat tertarik dan terus tertarik
mengikuti pelajaran, dengan keingintahuan yang berkelanjutan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 apa pengertian dari model pembelajaran
1.2.2 sebutkan tokoh dan teorinya tentang model pembelajaran
1.2.3 pandangan atau hakikat dari model pembelajaran
1.3 Tujuan
1.3.1 untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran
1.3.2 untuk mengetahui tokoh dan teorinya tentang model pembelajaran
1.3.3 untuk mengetahui pandangan/hakikat dari model pembelajaran
1.4 Manfaat
1.4.1 mampu memahami tentang model pembelajaran
1.4.2 mampu memahami kajian mengenai tokoh dan teorinya tentang model
pembelajaran
1.4.3 mampu memahami pandangan/ hakikat mengenai karakteristik dan unsur-
unsur model pembelajaran

2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Belajar


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) model adalah pola
(contoh, acuan, ragam dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat di gunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang) , merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain (joyce and Weil, 1980:1). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan
artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien
untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Mills,1989 (dalam suprijono, 2016) berpendapat bahwa model adalan
bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang
atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model tersebut.
Eggen (1995) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah strategi
perspektif pembelajaran yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Arends (1998) model pembelajaran mengacu pada pendekatan
yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan pembelajaran, tahap kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan lingkungan kelas.
2.2 Tokoh Dan Ragam (Teori) Tentang Model Pembelajaran
2.2.1 Menurut Bruce R Joyce and Weil
Model pembelajaran menurut Joyce & Weil (1980:3) adalah “a pattern or a
plan, which can be used to shape a curriculum of course, to select instructional
material, and to guide a teacher action”. Artinya, model pembelajaran adalah
sejenis pola atau rencana yang dapat digunakan untuk menentukan kurikulum atau
pengajaran, memilih materi pelajaran, dan membimbing kegiatan guru.
Joyce & Weil (1986) mengelompokkan model pembelajaran ke dalam
empat kelompok besar model pembelajaran, yakni:
1. the information processing sources (model pemrosesan informasi),

3
2. the personal sources (model personal),
3. the social interaction sources (model interaksi sosial), dan
4. behavior modivication as a sources (model modifikasi tingkah laku)
Pengelompokkan model pembelajaran tersebut dijabarkan, sebagai
berikut:
1. Model Pemrosesan Informasi (The information processing source )
Model pemrosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan,
dan pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif
peserta didik. Model ini didasari oleh teori belajar kognitif dan berorientasi pada
kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat meningkatkan
kemampuannya. Pemrosesan informasi merujuk pada cara
mengumpulkan/menerima stimulus dari lingkungan, mengorganisasi data,
memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal serta
visual.
Model pemrosesan informasi memiliki asumsi bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan
merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga dihasilkan outpot dalam
bentuk hasil belajar. Pembelajaran merupakan output dari pemrosesan informasi
yang berupa kecakapan manusia yang terdiri dari (1) informasi verbal, (2)
kecakapan intelektual, (3) strategi kognitif, (4) sikap, dan (5) kecakapan motorik.
Model-model pembelajaran yang tergolong pada kelompok ini, diantaranya:
Model Tokoh Tujuan
Model pencapaian konsep Jerome Bruner Dirancang untuk mengembangkan dan
(concept attainment) menganalisis konsep dengan
menggunakan pola nalar induktif.
Model berfikir induktif Hilda Taba Dirancang untuk mengembangkan
(inductive thinking) proses mental induktif dan penalaran
atau pembentukan teori.
Model latihan penelitian Richard Suchman Dirancang untuk membelajarkan siswa
(inqury training) dalam menghadapi penalaran kausal,
lebih fasih dan tepat dalam

4
Model Tokoh Tujuan
mengajukan pertanyaan, membentuk
konsep, serta hipotesis.
Model penelitian ilmiah Joseph J. Schwab Dirancang untuk pembelajaran sistem
(scientific inquiry) penelitian dari suatu disiplin ilmu,
tetapi diharapkan juga memiliki efek
dalam kawasan lain.
Model pengembangan Jean Piaget, Irving Dirancang untuk meningkatkan
intelek Sigel, Edmund, perkembangan intelektual, terutama
(developing intellect) Sulivand, dkk. penalaran logis, tetapi juga dapat
diterapkan pada perkembangan sosial.
Model penata lanjutan David Ausubel Dirancang untuk meningkatkan
(advance organizer) efisiensi kemampuan pemrosesan
informasi untuk menyerap dan
mengaitkan bidang-bidang
pengetahuan.
Model memorisasi Harry Lorayne & Jerry Dirancang untuk meningkatkan daya
(memorization) Lucas ingat siswa.

2. Model Personal (The personal sources )


Model personal menekankan pada pengembangan konsep diri setiap
individu. Hal ini meliputi pengembangan proses individu dan membangun serta
mengorganisasikan dirinya sendiri. Model ini memfokuskan pada konsep diri
yang kuat dan realistis untuk membantu membangun hubungan yang produktif
dengan orang lain dan lingkungannya.
Model personal bertitik tolak dari teori humanistik, yakni berorientasi pada
perkembangan individu. Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam
mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini
menjadikan pribadi peserta didik mampu membentuk hubungan harmonis serta
mampu memproses informasi secara efektif.
Model personal mengharuskan guru berupaya menciptakan kondisi belajar
yang kondusif, agar peserta didik merasa bebas dalam belajar mengembangkan
dirinya baik emosional maupun intelektual.

5
Model-model pembelajaran yang tergolong pada kelompok ini, antara lain:
Model Tokoh Tujuan

Model non direktif Carl Rogers Memberikan tekanan pada


pembentukan kemampuan dalam
perkembangan pribadi dalam arti
kesadaran diri, pemahaman diri,
kemandirian, dan mengenal konsep diri.
Model latihan kesadaran Fritz Perls & William Meningkatkan kemampuan individu
Scuhtz peserta didik untuk mengeksplorasi diri
dan kesadaran diri.

Model sinektik William Gordon Menekankan pada perkembangan


pribadi dalam kreativitas dan
pemecahan masalah kreatif.

Model sistem-sistem David Hunt Meningkatkan kompleksivitas dan


konseptual keluwesan pribadi.

Model pertemuan kelas William Glasser Menekankan pada perkembangan


pemahaman diri dan tanggung jawab
kepada diri sendiri serta kelompok
sosial.

3. Model Interaksi Sosial (The Social Interaction Sources)


Model interaksi sosial menekankan pada hubungan personal dan sosial
kemasyarakatan di antara peserta didik. Model ini berfokus pada peningkatan
kemampuan peserta didik untuk berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam
proses-proses yang demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat.
Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field-theory)
Model interaksi sosial menitikberatkan pada hubungan yang harmonis
antara individu dengan masyarakat. Pokok pandangan model interaksi sosial,
yakni obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan
yang terorganisir. Makna suatu obyek atau peristiwa terletak pada keseluruhan

6
bentuk dan bukan bagian-bagiannya. Pembelajaran akan lebih bermakna apabila
materi diberikan secara utuh bukan bagian-bagian.

Model-model pembelajaran yang termasuk pada kelompok ini, diantaranya:


Model Tokoh Tujuan
Model investigasi Herbert Telen & John Mengembangkan keterampilan untuk
kelompok Dewey partisipasi dalam proses sosial yang
demokratis melalui penekanan yang
dikombinasikan pada keterampilan antar
pribadi (kelompok) dan keterampilan-
keterampilan penentuan akademik.
Model inkuiri social Byron Massiales & Menekankan pada pemecahan masalah
Benjamin Cox sosial, terutama melalui penemuan sosial
dan penalaran logis.
Model latihan Bethel Maine Menekankan pada perkembangan
laboratoris keterampilan antar pribadi dan
kelompok melalui kesadaran dan
keluwesan pribadi.
Model penelitian Donald Olever & James Dirancang untuk pembelajaran kerangka
yurisprudensial P. Shaver acuan yurisprudensial sebagai cara
berpikir dan penyelesaian isu-isu sosial.
Model bermain peran Fainie Shafel & George Dirancang untuk mempengaruhi peserta
Fhafel didik agar menemukan nilai-nilai pribadi
dan sosial.
Model simulasi social Sarene Bookock & Dirancang untuk membantu peserta
Harold didik agar mengalami bermacam-macam
proses dan kenyataan sosial serta untuk
menguji pemerolehan konsep
keterampilan perbuatan dan keputusan

4. Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavior modivication as a sources )


Model modifikasi tingkah laku menekankan pada perubahan perilaku yang
tampak dari peserta didik sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Model ini

7
menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil,
berurutan, dan mengandung perilaku tertentu.
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yakni bertujuan
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan
membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement).
Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan
perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini adalah penjabaran
tugas-tugas yang harus dipelajari peserta didik lebih efisien dan berurutan.
Implementasi dari model modifikasi tingkah laku adalah meningkatkan
ketelitian pengucapan pada anak. Guru selalu memperhatikan tingkah laku belajar
peserta didik. Modifikasi tingkah laku dilakukan dengan cara memberikan
penguatan terhadap peserta didik.
Model-model pembelajaran yang termasuk pada kelompok ini, antara lain:

Model Tokoh Tujuan

Managemen kontingensi B.F. Skinner Menekankan pada kemampuan


memahami fakta-fakta, konsep,
dan keterampilan.

Kontrol diri B.F. Skinner Menekankan pada pengendalian


prilaku dan keterampilan sosial
dalam mengontrol dirinya.
Relaksasi Rimm, Masters, & Wolfe Menekankan pada tujuan pribadi
(mengurangi ketegangan dan
kecemasan).

Pengurangan ketegangan Rimm, Masters, & Wolfe Menitik beratkan pada pengalihan
pada kesantaian dari kecemasan
dalam situasi social

8
Model Tokoh Tujuan

Latihan Asertif desensitas Wolfe, Lazarus, & Salter Berorientasi pada ekspresi
perasaan secara langsung dan
spontan dalan situasi sosial.

Latihan langsung Gagne, Menekankan pada pola-pola


Smith & Smith prilaku dan keterampilan pada
diri peserta didik.

2.3 Pandangan/Hakikat Mengenai Karakteristik Dan Unsur-Unsur Model


Pembelajaran
Terdapat lima unsur model pembelajaran menurut joyce, weil & Shower (1992)
yaitu:
1. sintaks (Syintax) yaitu urutan langkah-langkah pengajaran yang menunjuk
pada fase-fase/tahap-tahap yang harus dilakukan guru jika guru menggunakan
model pembelajaran tertentu.
2. Prinsip reaksi (principles of reaction) berkaitan dengan pola kegiatan yang
menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan
para peserta didik termasuk bagaimana seharusnya guru melihat dan
memperlakukan peserta didik. Prinsip ini memberi petunjuk bagaimana
seharusnya guru menggunakan aturan permainan yang berlaku pada setiap
model.
3. Sistem Sosial (The sosial system) adalah pola hubungan guru dengan peserta
didik pada asaat terjadinya proses pembelajaran (situasi atau suasana dan
norma yang berlaku dalam penggunaan model pembelajaran tertentu)
4. Sistem pendukung (Support system) yaitu segala sarana, bahan dan alat yang
diperlukan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran secara
optimal.
5. Dampak instruksional (Insruktional effect) dan dampak pengiring (Nurturant
effect). Dampak instuksional adalah hasil belajar yang dicapai atau yang
berkaitan langsung dengan pembelajaran, sedangkan dampak pengiring

9
adalah hasil belajar sampingan (iringan) yang dicapai sebaggai akibat dari
penggunaan model pembelajaran tertentu.
Menurut Pateliya (2013:126) karakteristik umum model pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Spesifikasi hasil belajar (spesification of learning autocomes); Sebuah model
pengajaran menentukan apa siswa harus melakukan setelah menyelesaikan
urutan instruksional.
2. Spesifikasi pada lingkungan (Specification on environment); Sebuah model
pengajaran menentukan dengan pasti kondisi lingkungan di mana respon
siswa harus diamati.
3. Spesifikasi kriteria kinerja (Specification of criterion of performance);
Sebuah model pengajaran menentukan kriteria untuk kinerja yang diharapkan
dari siswa.
4. Spesifikasi operasi (Specification of operation); Sebuah model pengajaran
menentukan mekanisme yang menyediakan untuk reaksi siswa dan interaksi
dengan lingkungan.
5. Prosedur Ilmiah (Scientific procedure); Sebuah model pengajaran didasarkan
pada prosedur sistematis untuk mengubah perilaku peserta didik. Ini bukan
kombinasi serampangan fakta.

Lebih lanjut, fungsi model pembelajaran menurut pateliya (2013:126) adalah


1. Mereka membantu dalam membimbing guru untuk memilih teknik
pengajaran yang sesuai, strategi dan metode untuk pemanfaatan yang efektif
dari situasi pengajaran dan materi untuk mewujudkan tujuan.
2. Mereka membantu dalam membawa perubahan yang diinginkan dalam
perilaku peserta didik.
3. Mereka membantu dalam mencari tahu cara dan sarana untuk menciptakan
situasi lingkungan yang menguntungkan bagi melaksanakan proses mengajar.

10
4. Mereka membantu dalam mencapai interaksi guru-murid diinginkan selama
mengajar.
5. Mereka membantu dalam pembangunan kurikulum atau isi kursus.
6. Mereka membantu dalam pemilihan yang tepat bahan instruksi untuk
mengajar kursus siap atau kurikulum.
7. Mereka membantu dalam merancang kegiatan pendidikan yang sesuai.
8. Mereka membantu prosedur bahan untuk membuat bahan yang menarik dan
efektif dan pembelajaran sumber.
9. Mereka merangsang perkembangan inovasi pendidikan baru.
10. Mereka membantu dalam pembentukan teori mengajar.
11. Mereka membantu untuk membangun pengajaran dan pembelajaran
hubungan secara empiris

11
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru
dan murid, baik interaksi secara langsung maupun tidak langsung yaitu dengan
menggunakan berbagai media. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum(rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahn pembelajaran, dan membimbing
pelajaran di kelas atau yang lain.
Model pembelajaran berdasarkan teori belajar meliputi model interaksi
sosial, model emrosesan informasi, model personal dan model pembelajaran
modifikasi tingkah laku (behavioral).
Menurut joyce and weil terdapat lima unsur-unsur dalam model
pembelajaran diantaranya adalah Sintaks (Syntax), Prinsip reaksi (principles of
reaction), Sistem Sosial (The sosial system), Sistem pendukung (Support system),
Dampak instruksional (Insruktional effect).
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengharapkan kepada para pembaca
untuk memberikan saran yang membangun dimana nantinya saran-saran tersebut
dapat menjadi acuan untuk penulisan makalah yang lebih baik pada pembuatan
makalah selanjutnya. Sehingga makalah selanjutnya lebih sesuai dengan kaidah
penulisan ilmiah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Joyce, Weil & Shower. 1992. Models of Teaching. London: Prentice-Hall


international, Inc.
Pateliya, Yageskumar. 2013. An introduction of modern models of teaching.
International jurnal for research in education. Vol 2, issue: 2
Suprijono, Agus. 2016. Model Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Arends, Richart I. 1998. Learning to Teach. Singapore: Mc. Graw-Hill
Rusman. -ed. 2014. Model Model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers

13

Anda mungkin juga menyukai