Anda di halaman 1dari 15

SOSIALISME DAN KOMUNISME

(Diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual)

Kelas A

Dosen Pengampu :

Drs. Marjono, M.Hum

Oleh :

Dimas Faldi Jiaulhaq 170210302086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2020
1. Pengertian dan Perkembagan Sosialisme dan Komunisme

1.1 Konsep Dasar Sosialisme

Secara etimologi Sosialisme (sosialism) yaitu berasal dari bahasa Perancis.


Sosialisme sendiri berasal dari kata social yang berarti kemasyarakatan. Konsep
dasar dari sosialisme sebenarnya telah dikembangkan oleh Plato dalam bukunya
republikca. Plato menggambarkan bahwa penguasa tidak mempunyai kekayaan
pribadi, semua yang dimiliki negara baik itu hasil produksi maupun konsumsi
dibagikan dengan rata kesemua rakyat yang ada di negara tersebut (Willian
Ebenstein, dkk, 1990:221). Kekuasaan yang bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan rakyat tergambar jelas dalam konsep Plato tersebut. Bisa jadi
konsep ini yang menjadi landasan dari pemikiran atas lahirnya paham sosialisme
di Eropa kala itu.
Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar 1830. Robert Own,
adalah orang pertama yang menggunakan kata sosialisme dan dikenal sebagai
pelopor sosialisme di Inggris (Henry, 2002:511). Dia adalah seorang pengusaha
kapas yang kaya raya yang mengawali kariernya dengan menjadi seorang penjaga
toko. Pemikirannya tentang sosialisme dituangkan dalam buku berjudul “A View
of Society, an Essay on the Formation of human Character”. Dalam bukunya
tersebut, ia menyatakan bahwa lingkungan sosial berpengaruh pada pembentukan
karakter manusia dan berusaha mencari cara dengan meningkatkan kesejahteraan
pekerjanya.
Robert Own mengusulkan kepada pemerintah untuk mengganti kompensasi
mereka kepada para buruh miskin dengan membangunkan sebuah perkampungan
yang layak yang dilengkapi dengan unit industri yang bisa mereka gunakan untuk
memproduksi barang-barang kebutuhan sehari-hari mereka. Unit kerja ini berguna
untuk melatih para buruh lebih mandiri dan tidak bergantung pada kaum kapitalis
yang menguasai perindustrian.
Tokoh-tokoh yang merupakan perintis Sosialis selain Robert Own yaitu
terdapat Karl Heinrich Marx, St Simon, dan Thomas Moore. Karl Heinrich Marx
menciptakan sosialisme berdasarkan atas ilmu pengetahuan. Ia mengembangkan
sosialisme secara radikal. Karya Karl Marx yang terkenal adalah “Das Kapital”
yang menyatakan bahwa sejarah manusia adalah sejarah perjuangan kelas dan
pemenang dari peperangan itu adalah kaum proletar (kaum buruh). Sosialisme
pada masa penjajahan banyak mendapat simpati dari bangsa pribumi. Paham
sosialisme semakin banyak berpengaruh setelah konsep ini dijadikan sebagai
salah satu senjata menghadapi kolonialisme dan imperialisme.
Di Negara-negara Asia-Afrika, banyak pemimpin yang tertarik dengan ajaran
sosialisme. Sedangkan St. Simon merupakan bapak sosialisme. Dia adalah orang
pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana produksi agar dimiliki
sepenuhnya oleh pemerintah. Dan Thomas Moore adalah seorang sosialis Utopis.
Menurutnya sosialisme merupakan reaksi dari kapitalisme. Sosialisme hanya
dapat mengambangkan dirinya di negara dengan tradisi liberal yang sudah
berkembang, sedangkan di negara yang tidak memiliki tradisi ini, maka sosialisme
akan berubah menjadi faisme.
Umumnya sosialisme itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak
mewujudkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat
produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-
orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba tetapi
semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat.
Sosialisme muncul karena reaksi terhadap liberalisme dan kapitalisme pada
abad ke-19. Tahun 1750-1840 di Eropa terjadi revolusi industri yang diawali oleh
Inggris, ditandai dengan perubahan dari produksi yang dulunya dikerjakan dengan
tangan manusia menjadi dikerjakan dengan mesin-mesin (Dellier, 1999:188).
Akibat dari revolusi industri ini adalah munculnya industri besar-besaran,
Lahirnya kelompok borjuis dan buruh, urbanisasi dan lahirnya kapitalisme
modern. Dampak paling mencolok dari revolusi industri ini adalah kesenjangan
antara kaum buruh dan kaum borjuis.
Nasib mereka tidak dipedulikan oleh majikannya, mereka harus hidup di
perumahan kumuh dan mengais-ngais makanan. Mereka diekploitasi, jam kerja
mereka dalam sehari bisa lebih dari 12 jam (Willian Ebenstein,dkk, 1990:117).
Revolusi sosial yang meletus di Inggris pada awal abad ke-19 ini akhirnya
melahirkan sebuah paham baru yang mengusahakan industri di suatu negara tidak
hanya dikuasai oleh individu tetapi juga harus ada ikut campur dari negara
sehingga lebih demokratis dan bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat
seluruhnya (Firdaus, 2007:268). Paham inilah yang kini dikenal dengan sosialime.
Sosialisme muncul di Eropa sebagai sebuah gerakan protes terhadap ekonomi
kapitalis. Mereka menuntut reformasi secara sosial dan ekonomi sehingga tidak
ada lagi kelas sosial dan penguasaan ekonomi liberal yang hanya menguntungkan
individu-individu pemilik modal. Francois Babeuf, seorang penulis perancis abad
ke-19, berpendapat bahwa semua orang mempunyai hak yang sama pada
kekayaan diatas bumi (Henry, 2002:510). Pendapat ini memperkuat bahwa pada
dasarnya tidak ada kelompok pemiliki modal dan kelompok buruh yang terpisah
dalam kelas-kelas sosial seperti yang terjadi pasca revolusi industri. Bahkan
pendaat yang lebih ekstrim dikemukakakn oleh Henri Saint Simon yang
mengusulkan penghapusan hak waris sehingga mengharuskan setiap orang untuk
bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jadi, Sosialisme pada
hakikatnya berasal dari gejolak dalam diri manusia yang melahirkan kepercayaan
bahwa segala penderitaan dan kemelaratan yang dihadapi harus diusahakan untuk
melenyapkannya (Dellier, 1999:188).
Menurut W. Surya Indra dalam bukunya Miriam Budiarjo (1981:75)
menyebutkan bahwa sosialisme adalah ajaran kemasyarakatan (pandangan hidup)
tertentu yang berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil
produksi secara merata. George Lansbury, melalui bukunya My England yang
dikutip Willian Ebenstein (1990:220) menyebutkan bahwa sosialisme berarti cinta
kasih, kerjasama, dan persaudaraan dalam setiap masalah kemanusiaan. Pemikiran
Lansbury tentang sosialisme ini tidak bisa dilepaskan dari kekuatan agama kristen
yang telah mendarah daging di masyarakat Eropa. Bagi masyarakat Eropa abad
pertengahan, gereja adalah salah satu vasal yang amat kaya yang menguasai
banyak harta dan tanah garapan. Semua hasil dari kekayaan gereja ini digunakan
untuk memakmurkan gereja dan umat yang bernaung dibawahnya sehingga gereja
tidak memiliki musuh tetapi sekutu dan pengikut yang setia.
Tujuan Sosialisme adalah untuk mewujudkan masyarakat sosialis dengan
jalan mengendalikan secara kolektif sarana-sarana produksi dan memperluas
tanggung jawab negara bagi kesejahteraan rakyat. Prinsip pelaksanaannya sebagai
berikut:
a) Kebebasan individu/hak sipil dijamin dan dilindungi oleh pemerintah.
b) Jaminan keamanan ekonomi bagi semua warga melalui sistem kesejahteraan.
c) Mencapai kesamaan dan pemerataan kesejahteraan ekonomi dengan jalan
peningkatan pendidikan, kebudayaan dan kebiasaan sosial.
d) Semua keputusan ekonomi, politik, pemerintahan, dan sosial harus mendapat
persetujuan para warga melalui partisipasi mereka dengan aktif.
e) Semua sarana yang melayani keperluan masyarakat umum ada ditangan Negara.
f) Tujuan dicapai secara demokratis, berangsur-angsur, revolusioner, etis
konstitusional, dan damai.
g) Membayar kompensasi kepada masyarakat dalam periode peralihan menuju
masyarakat persemakmuran sosial.

1.2 Perkembangan Sosialisme Secara Umum


Perkembangan paham sosialisme pada era-era selanjutnya mempunyai pola
yang unik tergantung pada keadaan dimana paham itu berkembang. Pada dasarnya
sosialisme yang murni sosialisme dapat berkembang dengan baik di negara-
negara dimana tradisi lembaga liberal berkembang dengan pesat dan memiliki
pengaruh yang kuat. Pendapat ini dikemukakan oleh Thomas Moore, seorang
sosialis utopis, berdasarkan pengamatannya pada fenomena yang ada di negara-
negara kapitalis di Eropa Barat. Sedangkan sosialisme yang berkembang di negara
yang tidak mempunyai tradisi liberal yang kuat, paham ini akan bermetamorfosa
menjadi fasisme seperti yang terjadi di Italia.
Dalam perkembangannya, banyak jenis aliran sosialisme yang berkembang di
seluruh dunia. Namun pada umumnya paham sosialisme yang berkembang itu
masih mempunyai kesamaan dalam tuntutan mereka dalam hal kepemilikan dan
kontrol bersama terhadap beberapa alat produksi tertentu yang dianggap
menyangkut hajat hiduap orang banyak. Perbedaan dari paham-paham sosialisme
yang ada biasanya menyangkut hal-hal dasar, seperti:
a) Tingkat dan sejauh mana kepemilikan dan kontrol bersama terhadap miliki itu
dijalankan.
b) Doktrin ideologis dan filsofis yang menjadi dasar program-programnya,
c) Cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan mereka (Henry, 2002:510).
Dari sekian banyak jenis sosialisme yang berkembang, terdapat dua jenis
sosialisme yang berkembang pesat di dunia dan mewarnai perjalanan panjang
sejarah umat manusia, yaitu sosialis-demokratis dan sosialis-komunis. Perbedaan
mendasar dari keduanya adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dari
sosialisme itu sendiri, yaitu mewujudkan masyarakat sosialis. Perbedaan juga kan
tampak dari kehidupan ditempat paham itu diterapkan. Paham sosialism-komunis
pada dasarnya lebih radikal dibanding sosialism-demokratis. Sosialisme aliran ini
menggunakan metode revolusioner dan totaliter. Penganut aliran ini memilih jalan
revolusi untuk mencapai cita-cita mereka, menciptakan masyaraat sosialistis.
Pendistribusian dan konsumsi didasarkan pada kebutuhannya, sedangkan hak
milik perseorangan dalam paham ini tidak diakui. Semua dikuasai dan hak milik
atas nama negara.
Paham ini masih kuat dipengaruhi oleh filsafat Marxis. Biasanya negara yang
menganut paham ini mempunyai pemerintahan yang otoriter seperti yang terjadi
di Rusia. Paham sosialisme-demokrasi bisa dibilang lebih halus bila dibandingkan
dengan komunisme. Paham ini menggunakan metode evolusioner dan demokratis.
Untuk mencapai tujuan mereka cenderung memilih jalur evolusi, yaitu perubahan
bertahap dalam jangka waktu tertentu. Pendistribusian hasil industri dan konsumsi
didasarkan pada kecakapan yang dimiliki oleh perorangan, sehingga kesejahteraan
ditentukan oleh usaha orang itu. Dalam masalah hak kepemilikan, perorangan
diperbolehkan mempunyai hak milik akan tetapi perusahaan dan alat industri yang
berhubungan dengan orang banyak harus menjadi hak milik negara dan dikelola
sepenuhnya oleh negara.
Bangsa-bangsa demokrasi dalam perang dunia I memberikan dorongan yang
kuat bagi partumbuhan partai sosialis di seluruh dunia. Perang telah dilancarkan
untuk mempertahankan cita-cita kemerdekaan dan keadaan sosial terhadap
imperialisme totaliter Jerman dan Sekutu-sekutunya. Di Inggris dukungan terbesar
terhadap gerakan sosialisme muncul dari Partai Buruh mencerminkan
pertumbuhan buruh dan perkembangannya suatu proses terhadap susunan sosial
yang lama. Pada awal pertumbuhan hanya memperoleh suara (dukungan) yang
kecil dalam perwakilannya di parlemen. Selanjutnya menjadi partai yang lebih
bersifat nasional setelah masuknya bekas anggota partai liberal. Banyak
programnya yang berasal dari kaum sosialis,terutama dari kelompok Febiaan
berhasil memperkuat posisi partai karena dapat memenuhi keinginan masyarakat.
Kemajuan yang dapat dicapaimisalnya dalam bidang (1) pemerataan pendapatan
(2) distribusi pendapatan (3) pendidikan (4) perumahan.
Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia, Norwegia,
Denmark dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil
memegang kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut
berarti kalau kita berbicara sosialisme, maka kita menghubungkan dengan
sosialisme demokrasi tipe reformasi liberal. Selama tahun 1920-an dan 1930-an,
kaum sosialis di Eropa dan Amerika melakukan serangan baru terhadap
kelemahan kapitalisme, ungkapan-ungkapan misalnya: ketimpangan ekonomi,
pengangguran kronis, kekayaan privat dan kemiskinan umum, menjadi slogan-
slogan umum. Di Eropa partai sosialis demokratis dipengaruhi Marxisme
revisionis, solidaritas kelas pekerja, dan pembentukan sosialis yang papa akhirnya
melalui cara demokratis sebagai alat untuk memperbaiki kekurangan system
kapitalis.
Di negara-negara berkembang dalam masalah modernisasi ekonomi, mereka
tidak suka meniru apa yang dilakukan oleh pembangunan kelompok kapitalis
barat maupun komunis. Mereka menetapkan cara masing-masing yang sesuai
dengan kondisi negara masing-masing namun mengadopsi sistem sosialism-
demokratis. Dalam negara berkembang sosialisme dapat diartikan sebagai usaha
untuk mewujudkan keadilan sosial, kemanusiaan dan perdamaian dunia yang
berlandaskan hukum, dan membangun ekonomi indstri untuk meningkatkan
ekonomi dan pendidikan masyarakatnya. sedangkan di Negara berkembang
sosialisme sering berjalan dengan beban tardisi pemerintahan yang otoriter oleh
kekuatan imperialism easing atau oleh penguasa setempat.Karena itu ada dugaan
sosialisme di Negara berkembang menunjukkan toleransi yang lebih besar
terhadap praktek otoriter dibandingkan dengan dengan yang terjadi sosialisme di
Negara Barat.
Di Indonesia sampai sekarang ini dikenal sosialisme Pancasila, yaitu
persenyawaan antara sosialisme dengan ideologi Pancasila yang terkandung
dalam pasal 33 UUD 1945. Adapun arti sosialisme Pancasila, dapat kita simak
pada rancangan Pelita yang menyebutkan sosialisme Pancasila adalah sosialisme
yang bertujuan melaksanakan cita-cita bangsa Indonesia sebagai mana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945, yakni: Membentuk suatu pemerintahan Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kedamaian abadi dan keadilan
sosial. Dengan demikian, sosialisme Pancasila tumbuh dan berkarya berdasarkan
prinsip-prinsip Pancasila. Berikut merupakan para perintis sosialis:
a) Robert Owen (1881-1858), Pemikirannya tentang sosialisme dituangkan dalam
buku berjudul “A View of Society, an Essay on the Formation of human
Character”. Dalam bukunya tersebut, ia menyatakan bahwa lingkungan sosial
berpengaruh pada pembentukan karakter manusia. Ia berusaha mencari caranya
dengan meningkatkan kesejahteraan pekerjanya.
b) Karl Heinrich Marx (1818-1883), Ia menciptakan sosialisme yang didasarkan atas
ilmu pengetahuan. Ia mengembangkan sosialisme secara radikal. Karya Karl Marx
yang terkenal adalah “Das Kapital” yang menyatakan bahwa sejarah manusia
adalah sejarah perjuangan kelas dan pemenang dari peperangan itu adalah kaum
proletar (kaum buruh). Sosialisme pada masa penjajahan banyak mendapat
simpati dari bangsa pribumi. Paham sosialisme semakin banyak berpengaruh
setelah konsep ini dijadikan sebagai salah satu senjata menghadapi kolonialisme
dan imperialisme. Di negara-negara Asia-Afrika, banyak pemimpin yang tertarik
dengan ajaran sosialisme.
c) St. Simon (1760-1858), Dia merupakan bapak sosialisme. Dia adalah orang
pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana produksi agar dimiliki
sepebuhnya oleh pemerintah.
d) Thomas Moore, Dia adalah seorang sosialis Utopis. Menurutnya sosialisme
merupakan reaksi dari kapitalisme. Sosialisme hanya dapat mengambangkan
dirinya di negara dengan tradisi liberal yang sudah berkembang, sedangkan di
negara yang tidak memiliki tradisi ini, maka sosialisme akan berubah menjadi
faisme.

1.3 Pengertian Komunisme


1.4 Perkembangan Komunisme
Kata Komunisme muncul di Prancis sekira tahun 1830 berbarengan
dengan munculnya kata sosialisme. Dua kata ini semula sama artinya tetapi kata
Komunisme dipakai untuk aliran sosialis yang lebih radikal, yang menuntut
penghapusan total hak milik pribadi dan kesamaan konsumsi serta
mengharapkan keadaan lebih baik bukan dari kebaikan pemerintah tetapi dari
perjuangan kaum miskin/terhisap. Hunt menuliskan socialism and communism
are virtually interchangeable terms. The essence of both is that the means of
production shall belong to the community. Kamus Besar Bahasa Indonesia
menuliskan Komunis adalah penganut paham komunisme.
Paham Komunis tidak terlepas dari gagasan bahwa kekayaan dunia
merupakan milik bersama dan lebih baik dari milik pribadi. Kepemilikan
bersama menjadi gagasan yang mendorong membuat sama rata dalam situasi
ekonomi semua orang, meniadakan perbedaan antara si miskin dan si kaya,
menggantikan usaha mengejar keuntungan pribadi dengan kesejahteraan umum,
sehingga dimungkinkan tidak terjadi situasi sosial yang dapat menjadi pembeda
di antara semua orang. Gagasan ini lebih lanjut disebut dengan paham
sosialisme. Oleh karena itu paham komunis tidak terlepas dan teridentikan dari
gagasan/paham sosialis.
Gagasan sosialis sudah ditemukan dalam budaya Yunani Kuno, dimana
seorang pemimpin negara tidak boleh menjadikan negara sebagai milik pribadi
tetapi, segalanya secara bersama-sama, hidup dalam aturan yang sama serta
tidak ada pembeda di antara orang-orang yang ada di dalamnya. Gagasan sosilis
lebih lantang disampaikan oleh Jambulos abad 5 SM yang mengatakan bahwa,
segala-galanya termasuk para istri dimiliki bersama (Negara Matahari).
Gagasan sosialis di abad pertengahan berkaitan erat dengan paham
keagamaan, dengan pertimbangan bahwa, untuk menyambut kerajaan Tuhan
orang harus bebas dari segala keterikatan. Di masa Renaissance orang
mengharapkan sebuah komunitas dengan tatanan kehidupan bersama yang ideal
dengan kehidupan masyarakat yang ditata agar semua dapat hidup dengan baik
dan sejahtera. Di era modern gagasan sosialis dapat menghapuskan hak milik
pribadi, kewajiban setiap orang untuk bekerja, penyamaan pendapatan dan hak
semua orang, pengorganisasian produksi oleh negara sebagai sarana untuk
penghapusna kemiskinan dan penghisapan orang kecil.
Gagasan sosialis modern, diilhami oleh kaum borjuasi yang
memperjuangkan kebebasan politik dan bebas berusaha serta berdagang yang
tujuannya adalah untuk mengumpulkan kekayaan milik pribadi sebanyak-
banyaknya dan sebebas-bebasnya. Kaum borjuasi juga menuntut kesamaan
didepan hukum, kesamaan politik dan bukan kesamaan ekonomi, meskipun pada
akhirnya perbedaan ekonomi menjadi dominasi perbedaan di depan hukum dan
kesempatan berpolitik. Jurang perbedaan ekonomi inilah yang menjadi biang
kladi terpecahnya kelompok si kaya dan si miskin, kelompok dengan berbagai
harapan kekusaan politik dan kelas tinggi di depan hukum dengan kelompok
yang tidak memiliki harapan politik bahkan harapan perlindungan hukum.
Gagasan sosial modern mendorong produk pekerjaan merupakan milik
pekerja dan kepemilikan bersama merupakan tutntunan etis dan akal budi. Milik
bersama akan berjalan jauh lebih baik dibandingkan dengan milik bersama.
Konsentrasi kekayaan dan persaingan yang tidak terkontrol niscaya akan
mengakibatkan kemiskinan dan krisis yang terus bertambah, system kepemilikan
pribadi yang berlebih harus dirubah dengan system lain dimana organisasi
produksi dan pertukaran hasil akan meniadakan kemelaratan, penghisapan, dan
menghasilkan pembagian kekayaan baru yang sesuai dengan prinsip kesamaan
(Rujikartawi, 2015 : 77-78).
Ajaran Karl Marx (Marxisme) tidaklah identik bahkan sama dengan
komunisme yang ada dalam dasawarsa sekarang ini di Rusia, Indonesia, Cina
dan Kuba misalnya karena, komunisme yang ada merupakan gerakan dan
kekuatan politik yang terorganisir sebagai organisasi kepartaian (Partai
Komunis) untuk mendapatkan kekuasaan. Partai Komunis ada pada oktober
1917 di bawah pimpinan W.I. Lenin sebagai kekuatan politik dan idiologi
internasional. Namun demikian komunis sebagai kekuatan politik pastilah
membutuhkan idiologi sebagai perekat kekuatan, oleh karena itu ajaran Karl
Marx dijadikan sebagai idiologi Partai Komunis/ajaran komunisme (Marxisme-
Leninisme). Dengan demikian Marxisme dijadikan sebagai komponen idiologi
Partai Komunisme bukan komunisme sebagai kekuatan politik itu sendiri.
Marxisme merupakan pembakuan dari ajaran Karl Marx yang dilakukan
oleh Friedrich Engels (1820-1895) dan tokoh teori Marxis Karl Kautsky (1854-
1938) yang memudahkan pemahaman ajaran Karl Marx sebagai idiologi
perjuangan kaum buruh, meskipun hal inipun menurut Georg Lukacs merupakan
penyimpangan dari ajaran yang dikemukakan oleh Karl Marx.
Pemikiran Karel Marx tentunya dipengaruhi oleh pemikiran berbagai
tokoh/ filusuf sebelumnya sebut saja Feuerbach dan Hegel. Kritik Feuerbach
terhadap agama menjadi titik tolak pemikiran Karl Marx. Agama bagi Karl
Marx adalah ciptaan manusia bukan agama yang membuat manusia. Agama
adalah prealisasian hakekat manusia dalam angan-angan dan menjadi bukti
bahwa, manusia belum mampu merealisasikan hakekat dirinya sendiri. Agama
menjadi tanda keterasingan manusia dari dirinya sendiri. Agama adalah keluhan
mahluk yang tertekan, perasaan dunia tanpa hati, sebagaimana ia adalah suatu
roh zaman yang tanpa roh, ia adalah candu rakyat.
Pemikaran Karl Marx yang menjadi dasar kekuatan ideologi komunisme
dan motivator gerakan sosial kaum buruh di Jerman. Kekuatan pemikiran Karl
Marx menjadi inspirasi dan penyemangat perubahan (revolusi) ketidak
berdayaan kaum buruh untuk menentang ketidak adilan dan ketertindasan oleh
kaum kapitalis. Hasil pemikiran Karl Marx dapat dirasakan hingga sekarang,
pemikiran yang pada akhirnya menjadi koreksi kaum kapitalis untuk
memperbaiki segala kekurangan dan kelemahannya sehingga, jurang pemisah
antara kaum pemilik modal dan kaum buruh bukanlah jurang yang tajam dan
pembeda yang jelas. Hubungan keduanya merupakan sinergisitas yang saling
membutuhkan, saling bekerja sama untuk mencapai tujuan- tujuan yang sama
bukan pemerasan dan penindasan.
Pemikiran komunisme Karal Marx sebagai pemikiran yang menciptakan
gerakan sosial di Jerman karena, ke tidak adilan dan ketertindasan kaum buruh
oleh kaum kapitalis menjadi inspirasi tersendiri untuk di kembangkan menjadi
idiologi politik dan kekuasaan oleh Lenin dan Stalin di Rusia. Padahal bagi
Karal Marx sendiri idiologi merupakan kesadaran palsu, kesadaran yang
mengacu pada nilai-nilai moral tinggi dengan sekaligus menutup kenyataan
bahwa di belakang nilai-nilai luhur itu tersembunyi kepentingan-kepentingan
egois kelas-kelas berkuasa.10 Dengan idiologi komunis yang di kembangkan
oleh Lenin dan Stalin di Rusia mampu menciptakan jalan kekusaan yang
berbeda dan sekaligus sebagai anti tesa kekuatan idiologi politik kekuasaan
demokrasi yang dikembangkan oleh negara- negara di Eropa dan Amerika
Serikat.
Kesuksesan Lenin dan Stalin di Rusia menempatkan pemikiran Karl
Marx sebagai dasar idiologi perubahan dapat dilihat dari penjabarannya tentang
Leninism is Marxism of the era of imperialism and of the proletarian revolution.
Lenin had to guide his followers in a situation that had at last become a
revolutionary one.11 Kesuksesan Lenin terbuktikan dengan menjadikan Rusia
sebagai negara komunis yang kuat. Meskipun di era sekarang kekuatan Rusia
sebagai negara.komunis dan anti tesa dari negara-negara demokrasi tinggal
kenangan sejarah.
Kesuksesan Lenin dan Stalin di Rusia dengan menggunakan idiologi
kekuasaan berdasarkan paham komunis hendak diterapkan di Indonesia, hal ini
dapat di tengarai dari adanya Gestapu (gerakan September 30) dan lebih dikenal
dengan gerakan 30 september atau G 30-S/PKI, yang ditandai oleh pengumuman
Komandan Bataliyon 1 Resimen Pengawal Presiden Cakrabirawa, Letkol
Oentoeng di RRI yang mengatakan atas nama kesatuan-kesatuan tentara yang
terlibat mengumumkan bahwa, ia memimpin suatu gerakan untuk
menyelamatkan Presiden Sukarno dari kemungkinan kudeta yang dilakukan oleh
sekelompok jendral angkatan darat yang dikenal sebagai dewan jendral.
Oentoeng menyatakan bahwa, presiden dalam keadaan selamat dan diamankan
di suatu tempat yang dirahasiakan. Oentoeng juga mengumumkan bahwa,
pemerintahan Soekarno telah dibubarkan dan telah diganti oleh suatu dewan
revolusioner. Sambil menunggu terbentuknya dewan revolusi nasional ia
menyerukan kepada rakyat supaya membentuk dewan semacam di tingkat
provinsi dengan jumlah anggota tidak boleh lebih dari 25 orang, di tingkat
kabupaten tidak boleh lebih dari 15 orang, di tingkat kecamatan tidak lebih dari
10 anggota dan di tingkat desa tidak boleh lebih dari 7 orang. Anggota. Hanya
selang beberapa jam pengumuman pertamanya Oentoeng mengeluarkan suatu
keputusan tentang pembentukan dewan revolusi nasional yang diberi nama
Dewan Revolusi Indonesia. Pimpinan beserta anggota dewan ini berjumlah 45
orang dan Oentoeng bertindak sebagai ketua (Rujikartawi, 2015 : 78-84).

2. Perbedaan Sosialisme dan Komunisme


Perbedaan yang paling mendasar adalah bahwa di bawah individu Komunisme
diberikan atau dikompensasikan berdasarkan kebutuhan mereka, yang berarti
bahwa dalam sistem komunis sejati Anda tidak akan punya uang dan Anda hanya
akan diberikan apa yang pemerintah pikir Anda butuhkan dalam hal makanan,
pakaian, akomodasi, dll. Inti dari sosialisme adalah bahwa individu diberi
kompensasi berdasarkan kontribusi individu mereka, sehingga orang yang bekerja
lebih keras atau lebih pintar akan menerima lebih dari yang tidak berkontribusi.
Perbedaan ini menyoroti kelemahan kunci dalam model Komunis, di mana tidak
ada yang memiliki motivasi untuk bekerja lebih keras atau lebih pintar karena
tidak akan memiliki dampak atau manfaat bagi mereka. Perbedaan utama lainnya
termasuk:
1. Komunisme memandang semua properti sebagai milik umum dan secara
efektif tidak ada properti pribadi atau barang yang dimiliki oleh individu.
Sosialisme lebih suka melihat individu masih memiliki properti pribadi
mereka tetapi semua kapasitas industri dan produksi akan dimiliki secara
komunal dan dikelola oleh konsensus atau pemerintah.
2. Sosialisme pada intinya merupakan filsafat ekonomi, sedangkan
Komunisme adalah ekonomi dan politik dalam persyaratannya bahwa
pemerintah menjadi pemilik pusat dan pengambil keputusan dalam semua
hal.
3. Komunisme menolak agama apa pun dan dalam agama negara Komunis
yang benar secara efektif dihapuskan. Karena sosialisme adalah ekonomi
hanya dalam fokusnya, kebebasan beragama diperbolehkan, meskipun
beberapa penafsiran melihatnya sebagai mempromosikan sekularisme
dalam sifatnya.
4. Komunisme melihat penghapusan sepenuhnya perbedaan kelas karena
setiap orang diperlakukan secara efektif sama. Sosialisme melihat
pengurangan di sini tetapi perbedaan kelas masih ada karena ada kapasitas
bagi sebagian orang untuk mencapai kekayaan lebih dari yang lain.
5. Komunisme melihat transisi dari Kapitalisme sebagai revolusi kekerasan
di mana sistem yang ada secara efektif dihancurkan ketika para pekerja
bangkit melawan kelas menengah dan atas. Sosialisme agak melihat
transisi bertahap dari kapitalisme melalui proses hukum dan politik yang
melihat setiap orang pada dasarnya diperlakukan sama pada saat lahir.
Orang masih memiliki kemampuan untuk unggul dan memasuki kelas menengah
yang setara, tetapi anak-anak mereka harus bekerja sekeras yang mereka lakukan
untuk mencapai hal yang sama.

Komunisme dan Sosialisme dalam Praktek


Bertentangan dengan apa yang banyak orang kira tidak pernah benar-benar
menjadi negara yang sepenuhnya Komunis sejak filsafat itu diciptakan. Uni
Soviet, Cina, Vietnam, Kuba, dan Korea Utara adalah contoh yang paling dekat,
meskipun tidak satupun dari mereka sepenuhnya mencapai atau belum mencapai
struktur komunis murni. Hak milik pribadi, penghapusan uang, dan penghapusan
sistem kelas adalah semua bidang di mana Komunisme tidak tercapai bahkan
dalam contoh-contoh yang dekat ini. Negara-negara ini lebih fokus pada peran
dominan pemerintah pusat dalam semua aspek ekonomi, politik, dan pengambilan
keputusan.
Sosialisme juga tidak pernah diadopsi sepenuhnya di negara mana pun
sejak filsafat itu dibuat. Beberapa negara seperti Norwegia, Swedia, Prancis, dan
Kanada memiliki banyak kebijakan sosialis seperti perawatan kesehatan gratis dan
peran pemerintah yang dominan dalam banyak layanan bersama tetapi masih
memiliki struktur dan tradisi kapitalis yang sangat kuat.
DAFTAR PUSTAKA

Henry J. S. 2002. filsafat Politik: Kajian Historis dari Zaman Yunani Kuno
sampai Modern,terj., cet.1 .Yogyakarta: Pustaka Pelajar..

Dellier, N. 1999. Pemikiran Politik di Negeri Barat. Bandung: Mizan.

Miriam, B. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Bandung: Alumni..

Rujikartawi, E. 2015. Komunis; sejarah gerakan sosial dan idiologi kekuasaan.


Jurnal qathrunâ Vol. 2 No. 2

Willian Ebenstein & Edwin Fogelman. 1999. Isme-Isme Dewasa Ini, ed.9. Jakarta
: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai