Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa, dimana karena berkat dan rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah ini. Kami juga berterima kasih
kepada Guru, keluarga dan teman-teman yang telah
membimbing dan mendukung kami hingga makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini disusun guna memberikan pengetahuan
tentang “Free Seks”. Sehingga kita mengetahui apa itu free
seks Di zaman seperti ini, banyak orang yang kurang
mengetahui tentang free seks. Sehingga free seks banyak
terjadi di kalangan masyarakat, terutama di kalangan remaja
(pelajar). Semua itu dikarenakan kurangnya ilmu pengetahuan
yang ada pada diri seseorang.

Kehadiran makalah ini diharapkan dapat memberikan


manfaat bagi masyarakat. Sehingga tidak banyak terjadi
penyimpangan seks di zaman.
BAB I
PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN SEKS

Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup
di muka bumi ini. Bukan hanya manusia yang memiliki naluri seks, tetapi juga
termasuk hewan dan makhluk hidup lainnya (tumbuhan). Seks diperlukan untuk
menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu kelompok (jenis)
makhluk hidup. Tujuan utama dari seks adalah untuk repeuduksi buat
kepentingan regenerasi. Artinya setiap makhluk hidup melakukan seks untuk
memperoleh keturunan agar dapat menjaga dan melestarikan keturunannya.
Selain itu tujuan seks adalah sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan dan
relaksasi dalam kehidupan (bagi manusia).

Kegiatan seks (bagi manusia) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada
ikatan yang sah antara laki-laki dan perempuan, ikatan itu disebut dengan nikah.
Hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan merupakan suatu pelanggaran
terhadap norma-norma (baik norma agama maupun norma-noram yang berlaku
lainnya) dan merupak suatu perbuatan dosa yang besar dan sangat berat
hukumannnya.

Kita sering mendengar baik dari cerita teman-teman ataupun dari berita
tentang perilaku manusia zaman sekarang yang sering melakukan hubungan
seks diluar nikah (merupakan bagian dari seks bebas / free seks). Hubungan
seks tersebut merupakan hubungan seks liar yang dilakukan secara illegal dalam
artian sudah menyalahi norma-norma yang ada.
Tidak sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks
diluar nikah (seks bebas / free seks), karena hal itu lebih cenderung kepada
sifat-sifat kehewanan. Coba kita bandingkan dengan hewan-hewan yang
melakukan hubungan seks sesuka hatinya, dengan pasangan yang berbeda-beda
dan dilakukan dimanapun yang penting ada kemauan. Hewan melakukan hal
tersebut karena mereka tidak dianugerahi akal dan pikiran untuk melihat mana
yang baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas
untuk dilakukan. Selain itu, hewan tidak terikat dengan norma-norma yang
mengharuskannya untuk megikuti aturan dari norma yang berlaku dan mengikat
seorang manusia. Kalau manusia melakukan kegiatan seks bebas / free seks,
berarti derajat mereka tidak lebih dari hewan yang berwajah manusia, karena
manusia dianugerahi oleh Tuhan akal dan pikiran untuk dapat memilih mana
yang baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas
untuk dilakukan.

Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan dalam terjadinya


perilaku seks bebas / free seks. Hubungan seks dilakukan apabila hawa nafsu
sudah menguasai dirinya. Hawa nafsu membuat seseorang lupa segala-
segalanya, termask lupa akan Tuhan, yang dia tahu hanyalah bagaimana caranya
agar nafsunya tersebut dapat tersalurkan. Oleh karena itu, sebagai manusia ang
diberukan kelebihan oleh Tuhan dibandingfkan dengan makhluk lainnya,
kendalikanlah hawa nafsu kita agar derajat kita bias lebih tingi dari makhluk-
makhluk yang lain. Karena diasaat kita kalah oleh hawa nafsu, maka derajat kita
sama dengan seekor hewan.

Seks bebas / free seks merupakan pengaruh budaya yang datang dari
barat dan kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa memfilternya
terlebih dahulu. Revolusi seks yang mencuat di Amerika Serikat dan Eropa pada
akhir tahun 1960-an sudah mermabah masuk kenegeri kita tercinta ini melalui
piranti teknologi informasi dan saran-sarana hiburan lainnya semakin canggih.
Sekarang, untuk mendapatkan suatu video, gambar dan cerita-cerita tentang
seks dan pornografi lainnya sangat mudah, tinggal cari di internet dengan
mengunjungi situs-situs yang meyediakan layanan dewasa tersebut selain itu
juga film-film dewasa tersebut juga sudah dijual oleh para pedagang kaset dan
video. Begtu mudahnya akses untuk mendapatkan hal-hal yang berbau
pornografi sekarang ini menyebabkan semakin meningkatnya angka perilaku
seks bebas / free seks di dalam masyarakat.

2. FASE REMAJA

Manusia selau mengalami perubahan, baik itu perubahan yang bersifat


fisik (bentuk tubuh) maupun yang bersifat nonfisik (sifat dan tingkah laku).
Masa remaja merupakan masa yang pasti dialami oleh setiap orang. Pada masa
ini, pola piker kita mengalami peralihan dari pola pikir yang masih bersifat
kekanak-kanakan menjadi pola pikir yang lebih dewasa. Setelah melewati masa
remaja maka setiap orang akan memasuki sebuah tahapan atau fase yag disebut
dengan fase pendewasaan. Di dalam fase ini manusia mengalami perubahan
pola pikir menjadi lebih matang secara bertahap.

Pada masa remaja biasanya setiap individu masih bingung dalam


menentukan siapa sebenarnya dia (tahap pencarian jati diri) dalam artian masih
mencari apa yang harus ia lakukan dalam kehidupannya. Pada masa inilah
diperlukan penanaman nilai-nilai norma yang berlaku agar pada waktu
menjalani fase pendewasaan tidak terjerumus kedalam jurang kesalahan yang
dalam.
3. FASE PENDEWASAAN

Masa remaja biasanya dialami pada saat usia sekolah menengah, setelah
masa remaja ini terlewati maka fase selanjutnya adalah fase pendewasaan yang
biasanya dialami setelah lulus SMU atau pada waktu (seumuran) pertama kali
kuliah (awal menjadi mahasiswa). Pada saat menjadi mahasiswa pola pikir
seseorang akan menjadi semakin kritis, responsive dan cenderung idealis. Pada
fasae inilah pola piker terbentuk menjadi semakin matang. Tapi yang penulis
maksud disini bukan berarti bahwa karena menjadi mahasiswalah pikirannya
menjadi lebih matang, tetapi yang penulis maksud adalah pada waktu seumuran
mahasiswa walaupun seseorang tersebut tidak menjadi mahasiswa (yang
mengalami hal ini bukan haya mahasiswa tapi semua orang).

Saat pertama menjadi mahasiswa, setiap individu pasti merasakan


perbedaan yang sangat signifikan dibandingkan dengan masa-masa SMU dan
kemungkinan terjerumus kedalam hal-hal yang negatif (seks bebas / free seks)
sangat besar. Apalagi, bagi mereka yang arus tinggal terpisah dengan orang tua
mereka.

4. FAKTA DAN ANALISIS

Penulis akan membahas tentang perilaku seks bebas / free seks di


kalangan remaja (siswa SMU) dan masiswa. Fakta-fakta yang penulis temukan
dilapanganakan penulis tulis dan sya analisis seadanaya.

a. Remaja (SMU)

Seks bebas / free seks ini disebabkan karena ada beberapa tahapan yang
biasanya dilakukan sebelum seseorang berani melakukan hubungan seks yaitu:

1. Pegangan tangan
2. Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
3. Ciuman bibir (kiss franc)
4. Pelukan
5. Petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)
6. Meraba kebagian-bagian yang sensitif (mulai berani buka-bukaan)
7. Melakukan hubungan seks

Biasanya para remaja pada saat berpacaran baru berani melakukan


tahapan dari nomor 1 sampai dengan nomor 5 (walaupun banyak juga yang
berani melakukan tahapan nomor 6, tapi hanya sebagian kecil yang sudah berani
melakukan hubungan seks denga pacarnya).

Penulis pernah mendengar seorang siswi SMU kelas 3 yang kumpul kebo
dengan seorang laki-laki yang merupakan seorang mahasiswa. Mereka sangat
berani tidur satu kamar dan melakukan hubungan seks. Bahkan menurut teman
satu kelasnya, seks merupakan kebutuhan yang wajib mereka penuhi dalam
kehidupan mereka.

Terlintas dalam pikiran penulis sebuah pertanyaan ketika mengetahui ada


remaja yang melakukan hubungan seks seperti diatas “apakah sudah sedemikian
ruasaknya pergaulan remaja saat ini?”. Memang penulis akui tidak tidak banyak
kasus hubungan seks antar remaja yang say dapati di daerah ni, tapi daerah yang
penulis amati dan teliti ini merupakan daerah yang jauh dari hiruk pikuk
kehidupan kota besar seperti Banjarmasin. Dini dapat penulis simpulkan bahwa
didaerah yang seperti itu saja sudah terdapat kasus seks bebas / free seks,
apalagi kalau di kota besar, mungkin hal itu sudah biasa terjadi (mudah-
mudahan saja tidak).

b. Mahasiswa

Mahasiswa seharusnya adalah sosok yang mempunyai wibawa bukan


sebaliknya malah tidak memunyai wibawa sama sekali. Dengan melakukan
hubunga seks diluar nikah, apakah seorang mahasiswa pantas menjadi sosok
yang diteladani?. Menurut pengamatan penulis, sebagian besar mahasiswa
pernah melakukan hubungan seks diluar nikah. Bahkan hubungan seks tersebut
bukan hanya dilakukan dengan satu pasangan saja melainkan dilakukan
denbgan beberapa pasangan (gonta-ganti pasangan).

Dalam bagian ini penulis tidak terlalu banyak mengomentari, akan tetapi
penulis akan menyuguhkan fakta-fakta yang ada dan mengajak pembaca untuk
berfikir dan menganalisis sendiri apa yang sebenarnya sudah terjadi dikalangan remaja,
mahasiswa dan masyarakat dalam hal seks bebas / free seks.
BAB II
PEMBAHASAN

1. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA FREE


SEKS
Menurut beberapa penelitian, cukup banyak faktor penyebab remaja
melakukan perilaku seks bebas / free seks. Salah satu di antaranya adalah akibat
atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan. Apa yang ABG tonton,
berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka,
terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca
maupun film yang ditonton di layar lebar.
Disyukuri memang karena ada kecenderungan dunia perfilman Indonesia
mulai bangkit kembali, yang ditandai dengan munculnya beberapa film
Indonesia yang laris di pasaran. Sebutlah misalnya, film Ada Apa Dengan
Cinta, Eiffel I’m in Love, 30 Hari Mencari Cinta, serta Virgin. Tetapi rasa
syukur itu seketika sirna seiring dengan munculnya dampak yang ditimbulkan
dari film tersebut. Terutama terhadap penonton usia remaja.
Menurut hemat penulis, film-film yang disebutkan tadi laris di pasaran
bukan karena mutu pembuatan filmnya akan tetapi lebih karena film tersebut
menjual kehidupan remaja, bahkan sangat mengeksploitasi kehidupan remaja.
Film tersebut diminati oleh banyak remaja ABG bukan karena mutu
cinematografinya, melainkan karena alur cerita film tersebut mengangkat sisi
kehidupan percintaan remaja masa kini. Film tersebut diminati remaja ABG,
karena banyak mempertontonkan adegan-adegan syur dengan membawa pesan-
pesan gaya pacaran yang sangat “berani”, dan secara terang-terangan melanggar
norma sosial kemasyarakatan, apalagi norma agama.
Sebagai penulis, penulis sulit dan amat sulit memahami apa
sesungguhnya misi yang ingin disampaikan oleh film tersebut terhadap
penontonnya. Bukan saja karena tidak menggambarkan keadaan sebenarnya
yang mayoritas remaja bangsa Indonesia, tetapi juga karena ia ditonton oleh
anak-anak yang belum dapat memberi penilaian baik dan buruk. Mereka baru
mampu mencontoh apa yang terhidang. Akibatnya, remaja mencontoh gaya
pacaran yang mereka tonton di film. Akibatnya pacaran yang dibumbui dengan
seks bebas / free sekspun akhirnya menjadi kebiasaan yang populer di kalangan
remaja. Maka, muncullah patologi sosial seperti hasil penelitian di atas.
Hal kedua yang menjadi penyebab seks bebas / free seks di kalangan
remaja adalah faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan
pergaulan. Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya
pendidikan agama yang diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya
kasih penulisng dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya.
Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya, dan lain
sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika tidak, maka anak
akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak
mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi
pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan pergaulan bebas.
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya
lebih mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah
“Anak Gaul”. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang
ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-mandir di mal, memahami istilah
bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan
lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal
yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan
kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban
dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam perilaku seks bebas / free
seks.

2. DAMPAK DAN CARA MENANGGULANGINYA


Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas / free seks masih
sangat rendah. Yang paling menonjol dari kegiatan seks bebas / free seks ini
adalah meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada
sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya dilakukan
remaja. Di Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung pada perceraian, 1 dari 2
anak hasil perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar nikah, setiap hari terjadi
1,5 juta hubungan seks dengan pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak hasil
perzinahan, 1 dari 3 kehamilan berakhir dengan aborsi, dan sejak tahun 1996
penyakit syphillis meningkat hingga 486%. Di Perancis, penyakit gonorhoe
meningkat 170% dalam jangka waktu satu tahun. Di negara liberal, pelacuran,
homoseksual/ lesbian, incest, orgy, bistiability, merupakan hal yang lumrah
bahkan menjadi industri yang menghasilkan keuntungan ratusan juta US dolar
dan disyahkan oleh undang-undang.
Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi
pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi
dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak yang membahayakan
terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh tenaga tidak
profesional (unsafe abortion).
Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek
secara langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai
kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai
terjadinya infertilitas.
Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga
diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah
pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap
masyarakat.
Bagaimana Remaja Bersikap?
Hubungan seks di luar pernikahan menunjukkan tidak adanya rasa
tanggung jawab dan memunculkan rentetan persoalan baru yang menyebabkan
gangguan fisik dan psikososial manusia. Bahaya tindakan aborsi, menyebarnya
penyakit menular seksual, rusaknya institusi pernikahan, serta ketidakjelasan
garis keturunan. Kehidupan keluarga yang diwarnai nilai sekuleristik dan
kebebasan hanya akan merusak tatanan keluarga dan melahirkan generasi yang
terjauh dari sendi-sendi agama.
Melihat fenomena ini, apa yang harus kita lakukan dalam upaya
menyelamatkan generasi muda? Ada beberapa solusi, di antaranya :
a. Membuat regulasi yang dapat melindungi anak-anak dari tontonan yang tidak
mendidik. Perlu dibuat aturan perfilman yang memihak kepada pembinaan
moral bangsa. Oleh karena itu Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan
Pornoaksi (RUU APP) harus segera disahkan.
b. Orangtua sebagai penanggung jawab utama terhadap kemuliaan perilaku anak,
harus menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dalam keluarganya.
Kondisi rumah tangga harus dibenahi sedemikian rupa supaya anak betah dan
kerasan di rumah.
Berikut petunjuk-petunjuk praktis yang diberikan Stanley Coopersmith
(peneliti pendidikan anak), kepada orangtua dalam mendidik dan membina
anak. Yaitu :
a. Kembangkan komunikasi dengan anak yang bersifat suportif. Komunikasi ini
ditandai lima kualitas; openness, empathy, supportiveness, positivenes, dan
equality.
b. Tunjukkanlah penghargaan secara terbuka. Hindari kritik. Jika terpaksa, kritik
itu harus disampaikan tanpa mempermalukan anak dan harus ditunjang dengan
argumentasi yang masuk akal.
c. Latihlah anak-anak untuk mengekspresikan dirinya. Orangtua harus
membiasakan diri bernegosiasi dengan anak-anaknya tentang ekspektasi
perilaku dari kedua belah pihak.
d. Ketahuilah bahwa walaupun saran-saran di sini berkenaan dengan
pengembangan harga diri, semuanya mempunyai kaitan erat dengan
pengembangan intelektual. Proses belajar biasa efektif dalam lingkungan yang
mengembangkan harga diri. Intinya, hanya apabila harga diri anak-anak
dihargai, potensi intelektual dan kemandirian mereka dapat dikembangkan.
Selain petunjuk yang diberikan Stanley di atas, keteladanan orangtua juga
merupakan faktor penting dalam menyelamatkan moral anak. Orangtua yang
gagal memberikan teladan yang baik kepada anaknya, umumnya akan
menjumpai anaknya dalam kemerosotan moral dalam berperilaku.
Melihat fenomena ini, sepertinya misi menyelamatkan moral serta
memperbaiki perilaku generasi muda harus segera dilakukan dan misi ini
menjadi tanggung jawab bersama, tanggung jawab dari seluruh elemen bangsa.
Jika misi ini ditunda, maka semakin banyak generasi muda yang menjadi
korban dan tidak menutup kemungkinan kita akan kehilangan generasi penerus
bangsa
3. BANYAK ORANG YANG MENJALANI FREE SEKS DI IDONESIA (PERSENTASE)

Beberapa penelitian menunjukkan, remaja putra maupun putri pernah


berhubungan seksual. Di antara mereka yang kemudian hamil pranikah
mengaku taat beribadah. Penelitian di Jakarta tahun 1984 menunjukkan 57,3
persen remaja putri yang hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di
Bali tahun 1989 menyebutkan, 50 persen wanita yang datang di suatu klinik
untuk mendapatkan induksi haid berusia 15-20 tahun. Menurut Prof. Wimpie,
induksi haid adalah nama lain untuk aborsi. Sebagai catatan, kejadian aborsi di
Indonesia cukup tinggi yaitu 2,3 juta per tahun. “ Dan 20 persen di antaranya
remaja,” kata Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali ini.
Penelitian di Bandung tahun 1991 menunjukkan dari pelajar SMP, 10,53
persen pernah melakukan ciuman bibir, 5,6 persen melakukan ciuman dalam,
dan 3,86 persen pernah berhubungan seksual. Dari aspek medis, menurut Dr.
Budi Martino L., SPOG, seks bebas / free seks memiliki banyak konsekwensi
misalnya, penyakit menular seksual,(PMS), selain juga infeksi, infertilitas dan
kanker. Tidak heranlah makin banyak kasus kehamilan pranikah, pengguguran
kandungan, dan penyakit kelamin maupun penyakit menular seksual di
kalangan remaja (termasuk HIV/AIDS).
Di Denpasar sendiri, menurut guru besar Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana, per November 2007, 441 wanita dari 4.041 orang dengan HIV/AIDS.
Dari 441 wanita penderita HIV/AIDS ini terdiri dari pemakai narkoba suntik 33
orang, 120 pekerja seksual, 228 orang dari keluarga baik. Karena keadaan
wanita penderita HIV/AIDS mengalami penurunan sistem kekebelan tubuh
menyebabkan 20 kasus HIV/AIDS menyerang anak dan bayi yang
dilahirkannya.
Tindakan remaja yang seringkali tanpa kendali menyebabkan bertambah
panjangnya problem sosial yang dialaminya. Menurut WHO, di seluruh dunia,
setiap tahun diperkirakan sekitar 40-60 juta ibu yang tidak menginginkan
kehamilan melakukan aborsi. Setiap tahun diperkirakan 500.000 ibu mengalami
kematian oleh kehamilan dan persalinan. Sekitar 30-50 % diantaranya
meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak aman dan 90 % terjadi di
negara berkembang termasuk Indonesia.
Dampak Seks bebas / free seks terhadap Kesehatan Fisik dan Psikologis
Remaja
Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas / free seks masih sangat
rendah. Yang paling menonjol dari kegiatan seks bebas / free seks ini adalah
meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada sekitar
2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya dilakukan remaja. Di
Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung pada perceraian, 1 dari 2 anak hasil
perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar nikah, setiap hari terjadi 1,5 juta
hubungan seks dengan pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak hasil perzinahan, 1
dari 3 kehamilan berakhir dengan aborsi, dan sejak tahun 1996 penyakit
syphillis meningkat hingga 486%. Di Perancis, penyakit gonorhoe meningkat
170% dalam jangka waktu satu tahun. Di negara liberal, pelacuran,
homoseksual/ lesbian, incest, orgy, bistiability, merupakan hal yang lumrah
bahkan menjadi industri yang menghasilkan keuntungan ratusan juta US dolar
dan disyahkan oleh undang-undang.
Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi
pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi
dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak yang membahayakan
terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh tenaga tidak
profesional (unsafe abortion).
Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek
secara langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai
kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai
terjadinya infertilitas.
Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri,
perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah
pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap
masyarakat.

Ketika pasangan memutuskan untuk melakukan seks kilat seks, waktu


merupakan hal utama yang harus diperhatikan.

Carilah tempat yang pas sebelum memutuskan. Jangan hancurkan segalanya


gara-gara tempat yang tidak pas dan aman. Lakukan dengan benar di mana
pun berada, dan Anda pun puas.

Seperti dilansir iVillage, Minggu (5/5/2013), ada beberapa tempat dan posisi
bercinta yang cocok untuk quickie sex atau seks kilat :

1. Lift

Lift selalu menjadi tempat yang bagus untuk melakukan seks kilat, meskipun
naik turun beberapa lantai dengan waktu yang tidak cukup lama.

Lakukanlah dengan hati-hati, jangan sampai ada alarm yang berbunyi. Jika
Anda sedang menikmatinya dan tertangkap basah, maka itu risiko yang harus
diterima.

Posisi seks ideal : Upright wheelbarrow . Posisi ini si dia menghadap dinding,
lalu Anda memeluk pahanya, dan menempatkannya di kedua sisi
pinggung.Sementara itu, dia berpegangan pada dinding.

2. Bioskop

Ketika Anda dan pasangan menonton film di bioskop, ada beberapa waktu
yang dapat digunakan untuk melakukan seks kilat.

Apabila berani melakukannya, maka akan terasa sangat mendebarkan.


Kesempatan untuk tertangkap basah sangat sedikit, kecuali wanita suka
mendesah keras.

Tetapi, jika memilih menyaksikan film horor, maka Anda dan pasangan pun
akan aman.  Bioskop adalah tempat yang terbaik untuk melakukan seks oral,
dan itulah mengapa bioskop dijadikan alasan untuk seks kilat.

Posisi ideal : selain wanita berlutut, dia juga dapat duduk di atas Anda dan
menghadap ke layar.
3. Tangga

Jika pasangan Anda hanya memiliki waktu 10 menit waktu kosong untuk
kencan makan siang, pergilah ke tangga sebuah gedung bertingkat. Pilihlah
tangga yang memiliki lantai tinggi, dan lakukan hal gila selama beberapa menit.

Posisi ideal : Misionaris. Dengan punggung wanita Anda melengkung di atas


tangga
4. Mobil

Di Indonesia, khususnya di Jakarta, macet adalah sebuah kejadian yang paling


tidak bisa dihindari. Bosan? Tidak akan bosan apabila melakukan seks kilat
dengan pasangan Anda.

Posisi ideal : Misionaris juga menjadi posisi paling pas untuk seks kilat di dalam
mobil atau wanita di atas.

5. Kantor
Terkadang seks di kantor adalah bagian dari apa yang membuat kehidupan
menjadi lebih baik. Menjadikannya bagian dari tugas sehari-hari Anda akan
jauh lebih baik.

Posisi ideal : Sandarkan dia di dinding, kaki melilit pinggang. Atau, dia dapat
melebarkan kakinya di meja.

6. Ruang ganti

Ketika pria menemani pasangannya ke toko baju dan merasa lelah


menunggunya mencoba-coba pakaian, kenapa Anda tidak masuk saja dan
melakukan seks kilat. Hal seperti itu dapat dijadikan kejutan dari Anda untuk
pasangan.

Cara untuk tidak terjadi seks bebas

10.  Pahami dampak negatif seks bebas

Satu hal yang bisa membuat anda atau anak anda menjauhi seks bebas adalah
dengan memahami dampak negatifnya.  Pahamilah bahwa seks bebas bisa
membawa konsekuensi yang sangat fatal bagi masa depan anda, bahkan
berujung kematian.  Seks bebas bisa meningkatkan resiko terjangkit AIDS,
salah satu penyakit yang hingga saat ini belum ada obatnya.

Selain itu secara psikologis seks bebas juga membawa dampak yang buruk.
Kita akan seolah-olah dihantui oleh perasaan berdosa dan bersalah.  Hal ini
dalam jangka panjang bisa mengakibatkan turunnya rasa percaya diri, stress,
bahkan depresi.

9.  Memberi batasan jam malam


Menurut penelitian sosiolog Universitas Cambridge, aktivitas seks bebas 80
persen terjadi setelah jam 9 malam.  Memang, jika menilik kehidupan malam
yang erat kaitannya dengan diskotik, klub,pub, bahkan prostitusi; seks bebas
sangat mungkin terjadi pada waktu-waktu tersebut.  Apalagi di malam hari
suasana jauh lebih sejuk, sehingga secara psikologis kita menjadi lebih berani
untuk mencoba hal-hal baru.

Setelah memahami fenomena ini, cobalah untuk membatasi jam-jam malam


anda.  Jangan terlalu sering keluar malam, karena hal ini memperbesar
kemungkinan terjadinya seks bebas.  Kehidupan malam juga erat kaitannya
dengan kriminalitas, drugs, dan penyakit.; oleh karena itu tidak ada ruginya
dihindari.

8.  Memilih lingkungan yang positif

Lingkungan sangat berperan dalam membentuk karakter serta perilaku


keseharian kita.  Jika kita ingin menjauhkan diri sendiri atau anak-anak kita dari
seks bebas, masuklah ke dalam lingkungan yang kondusif.  Pilihlah tempat
belajar seperti kampus atau sekolah yang memiliki disiplin tinggi, berprestasi,
dan membina murid-muridnya untuk tidak hanya sekedar menjadi pandai,
namun juga menjadi manusia yang baik.

Sekolah, kampus, dan tempat kerja sangat berperan penting dalam menentukan
kebiasaan kita.  Jika masuk ke dalam lingkungan yang negatif, diperlukan usaha
yang lebih berat untuk menjauhkan diri dari hal-hal negatif seperti seks bebas.
Oleh karena itu, pastikan untuk sebisa mungkin masuk ke lingkungan yang
bagus.
7.  Memantau pergaulan

Setelah faktor lingkungan, faktor selanjutnya yang harus dipantau untuk


mencegah seks bebas adalah pergaulan.  Perhatikan dengan siapa anak-anak
anda bergaul.  Perhatikan sikap teman-temannya, dan seberapa besar sikapnya
ikut berubah setelah bergaul dengan mereka.  Jika anda menyadari perilaku
negatif mulai muncul pada anak-anak anda, jangan ragu untuk langsung
memberinya nasihat.

Pergaulan sangat berperan dalam mencegah seks bebas.  Jika anda masuk ke
dalam kalangan yang rajin belajar, taat, dan agamis, kemungkinan untuk
terhindar dari pengaruh negatif kehidupan malam jauh lebih besar.  Oleh karena
itu, jagalah baik-baik lingkungan pergaulan anda.

6.  Menjalin hubungan akrab antara orang tua dan anak

Salah satu faktor penting yang sering dilupakan untuk mengurangi risiko seks
bebas adalah dengan cara menjaga hubungan baik orangtua dan anak.
Berdasarkan penelitian, anak yang kurang diperhatikan dan memiliki hubungan
yang renggang dengan orangtuanya cenderung terjerumus ke perilaku free sex.
Begitu juga anak yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis.

Jika hubungan orangtua-anak terjaga dengan baik, akan lebih mudah bagi anda
untuk memantau dan mencegah sang anak masuk ke pergaulan yang negatif.
Jika anda perlu melakukan campur tangan dan menasihati sang anak, ia pun
akan lebih mudah menerima dan menuruti nasihat anda.

5.  Pikirkan masa depan

Pola pikir yang harus anda tanamkan untuk mencegah diri sendiri atau anak
untuk melakukan seks bebas adalah dengan memikirkan masa depan.  Kembali
pada poin nomor 10, anda harus lebih dahulu menyadari dampak negatif dari
seks bebas.  Jangan sampai anda tergiur dengan kenikmatan sesaat, namun pada
akhirnya mengalami kesengsaraan dalam waktu yang lama.

Bagi para remaja, poin ini harus ditanamkan dengan baik.  Bayangkan nasib
mereka jika ternyata sudah harus menjadi orang tua, padahal masih bersekolah
dan belum mampu secara ekonomi.  Ingatkan bahwa keluarga mereka menaruh
harapan pada para remaja tersebut untuk menjadi orang yang sukses.

4.  Menikah

Ditinjau dari segi sosial dan biologis, menikah adalah solusi yang sangat tepat
untuk menghindari seks bebas, tentu apabila anda sudah memiliki tabungan
yang cukup serta mampu membiayai hidup anda dan pasangan.  Dengan
menikah, anda bebas melakukan hubungan seks dengan suami/ istri anda tanpa
khawatir mendapat cap negatif dari masyarakat.

Jika anda melihat diri anda atau anak-anak anda sudah mapan secara finansial
dan kebutuhan untuk berhubungan badan tidak dapat lagi ditahan, jangan tunda-
tunda untuk menikah.  Percayalah, dengan menikah anda akan menjadi lebih
bertanggung jawab, dan kehidupan anda akan terasa lebih indah dilalui bersama
orang yang anda cintai.

3.  Mendekatkan diri kepada Tuhan

Jika penjelasan secara rasional masih dirasa kurang efektif untuk menjauhkan
diri dari seks bebas, cobalah untuk memahaminya dari sudut pandang agama.
Tidak ada agama apapun di dunia ini yang membolehkan perilaku hubungan
badan selain dengan suami istri.  Jika anda orang yang religius, cobalah untuk
memahami berbagai ajaran agama untuk mencegah berbagai perilaku negatif.

Agar lebih yakin, anda bisa mendengarkan ceramah-ceramah agama atau


meminta nasihat dari tokoh agama setempat.  Perbanyaklah juga beribadah,
karena aktivitas ini bisa mendekatkan diri anda pada Tuhan dan membuat anda
lebih takut berbuat dosa.

2.  Beraktivitas Positif

Perilaku seks bebas terjadi karena terlalu banyak waktu yang dilewatkan dalam
lingkungan yang tidak sehat.  Oleh karena itu, untuk mencegahnya anda perlu
mengisi hari-hari anda atau anak anda dengan hal-hal yang positif.  Jangan
biarkan ada terlalu banyak waktu kosong.  Cobalah untuk mengisi waktu-waktu
tersebut dengan mengikuti kursus, belajar, memulai usaha baru, berbisnis, atau
menciptakan berbagai karya.

Hal-hal positif tersebut juga membuat anda sibuk sehingga tidak memiliki
waktu untuk sekedar keluyuran atau nongkrong-nongkrong tidak jelas.  Selain
terhindar dari hal-hal buruk, aktivitas positif juga sangat bermanfaat  untuk
mengembangkan kepribadian seseorang ke arah yang lebih baik.

1.  Memberi pendidikan seks yang benar

Pendidikan seks adalah langkah yang tidak boleh dilupakan dan merupakan
salah satu cara mencegah seks bebas paling penting.  Ada banyak kasus di mana
pergaulan bebas terjadi karena ketidaktahuan seseorang terhadap berbagai risiko
seks bebas, seperti kehamilan dan penyakit menular.  Oleh karena itu, pastikan
untuk memberi pendidikan seks pada anak-anak anda begitu mereka memasuki
usia remaja.
Memang di Indonesia, pembicaraan tentang seks antara orang tua dan anak
masih sering dianggap tabu.  Namun seiring dengan berkembangnya zaman di
mana informasi begitu melimpah dan mudah diakses, anda lebih baik
memastikan bahwa anak-anak anda mendapatkan informasi yang tepat langsung
dari anda; terutama untuk hal-hal yang bersifat krusial seperti seks bebas.
Semoga tips-tips dari kami bermanfaat positif bagi anda.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

 Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dan mahasiswa dikarenakan


banyak faktor, yang paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman, hal
tersebut membuat pergaulan menjadi bebas, sehingga banyak remaja dan
mahsiswa yang bergaul tanpa batasan dan etika. Salah satu contohnya dalam
berpacaran. Para remaja dan mahasiswa berpacaran tidak mempunyai batasan
serta etika sehingga dalam berpacaran lebih banyak dampak negative
dibandingkan dampak positif seperti halnya seks bebas. Persepsi yang salah
tentang seks bebas menyebabkan mereka berfikir bahwa melalui seks bebaslah
tersalurnya cinta dan kasih sayang. Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya
dikarenakan oleh segala macam perkembangan yang di salah artikan oleh
remaja itu sendiri maupun lingkungannya. Seks bebas menyebabkan para
remaja kehilangan bangku sekolahnya, sama halnya juga para mahsiswa yang
terpaksa berhenti kuliah karna hamil diluar nikah. Selain itu, hamil diluar nikah
dapat berujung pada pengguguran janin, baik melalui aborsi ataupun bunuh diri
karena tidak siapnya menerima kenyataan (hamil diluar nikah) tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan
norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua
dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya,
memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh
sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa
terkecuali. Usaha untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk
menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa
diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.

B.  Saran
Beberapa saran tentang seks bebas yang perlu diperhatikan adalah : 
1)      Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap
memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam
memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar terhindar
dari seks bebas.
2)      Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas,
belajar lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan ke imanan dan ketakwaannya
dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul dengan teman secara
benar sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada perilaku seks bebas.
Tingkatkanlah pengetahuan tentang segala perkembangan dengan tetap
meningkatkan pula keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3)      Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga
ikut ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka
menyalurkan energi yang berlebih sehingga tidak mengarah pada penyaluran
dorongan bilogis secara langsung, misalnya dengan kegiatan. Keolahragaan,
pecinta alam, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengembangkan potensi
dan bakat masing-masing.

SOSIOLOGI
TENTANG SEKS BEBAS
NAMA:NABILA HUMAIROH
KELAS:X IPS 2

Anda mungkin juga menyukai