KOLONIALISASI PRANCIS
(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Afrika)
Dosen Pengampu:
Drs. Sugiyanto, M. Hum
KELAS C
Oleh :
Dengan sumber daya alam yang banyak, namun dikuasai oleh perusahaan-
perusahan Prancis tak membuat rakyat bisa menikmati hasil kekayaan tanah
kelahirannya. Keadaan Aljazair jatuh miskin, dengan penduduk pribumi yang
tidak memiliki penghasilan tetap ditambah dengan penduduk imigran yang
menguasai perekonomian dan fasilitas umum.
Dalam situasi ini muncullah warga kota baru yang terbentuk dari penduduk
Aljazair yang pernah di fasilitasi dalam kehidupannya. Elite masyarakat
merupakan golongan yang tumbuh karena terjadinya pertambahan penduduk
sehingga timbulnya kemiskinan. Elite masyarakat ini sudah banyak yang
mengenal huruf namun dalam ajaran agama penduduk kota baru ini hanya
mengenal tradisi Islam lisan.
Golongan ini selalu memiliki harapan bahwa meski sudah merdeka dari
jajahan Prancis tapi, Aljazair bisa menjadi bagian daripada Prancis. Dukungan ini
datang dari para lembaga pendidikan, ilmuan, dokter dan lain-lain. Yang terus
berkomitmen bahwasannya Aljazair akan terus menjadi bagian dari Prancis. Hal
ini menimbulkan konflik dengan ulama fundamentalis. Pemikiran ini oleh Ferhat
Abbas yang pro terhadapa Prancis.
Dengan munculnya penduduk kota baru, hal ini dijadikan kesempatan kepada
penduduk Aljazair mengambil alih pemerintahan yang selama ini dikuasai
Aljazair.
B. Bidang Pendidikan
Munculnya dua pemikiran dari kalangan pelajar yang berasal dari pelajar yang
sekolah di Prancis dan pelajar dari sekolah-sekolah Aljazair. Pelajar yang
mengenyam pendidikan di bawah kontrol Prancis lebih memilih agar Aljazair,
tetap menjadi bagian dari Prancis.
Pemikiran ini dituangkan oleh Farhat Abbas salah satu lulusan dari sekolah
Prancis. Farhat merupakan seorang pemimpin sekularis Aljazair yang pro Prancis.
Farhat beranggapan bahwa Imperium bangsa Arab dan Islam adalah masa lalu
sedangkan masa depan yaitu Prancis (Ira, M. L.1999 :212).
Ibn Badis, Abd Hamid adalah seorang pembaharu Islam, pemimpin nasiona
dan Ketua Himpunan Ulama Aljazair. Ibn Badis lahir di Konstantin Aljazair yang
berasal dari penduduk Berber. Ibn Badis mengajar pendidikan yang berbasis Arab
dan Islam dalam nasionalisme. Pada masa kolonial Prancis banyak menutup pusat
lembaga pendidikan Arab dan Islam, lembaga keuangangan yang mendanai
pendidikan-pendidikan tersebut, membatasi sitem belajar mengajar bahasa Arab
dan Al Qur’an. Hal inimemberikan dampak negative bagi kalangan masyarakat.
Sehingga Ibn Badis mencetuskan gerakan reformasi Aljazair yang
mempertahankan intergrasi budaya rakyat (John, L. E. 2001 :240).
C. Bidang Keagamaan
Akibat dari tekanan Prancis memunculkan para pemikir Islam yang bangkit
akan terpuruknya Aljazair. Gerakan reformasi yang dilakukan Ibn Bandis
mendirikan gerakan kepanduan, sekolah-sekolah yang memadukan pengajaran Al
Qur-an, bahasa Arab, sejarah Aljazair, lagu patriotik, bahasa Prancis, geografi dan
aritmatika (Marsy, M. 1882:164) .
Tujuan Ibn Bandis untuk bangkit dalam keterpurukan Aljazair adalah dengan
mengajarkan anak-anak yang sudah lama tidak bisa merasakan dunia pendidikan.
Ibn Bandis memberikan fasilitas terhadap anak-anak asuhnya dengan dibantu oleh
kedua orangtuanya yang menjadi donator. Usaha Prancis untuk meminimalkan
pendidikan di Aljazair perlahan semakin berkurang, karena bertambahnya anak
didik yang dipimpin oleh Ibn Bandis membuat anak-anak kembali mempelajari
pelajaran Al- Qur’an dan pelajaran umum lainnya.
Levy, M. I. 2010. The History of North Afrika. New York: Britannica Educational
Publishing.
Levy, M. I. 2010. The History of North Afrika. New York: Britannica Educational
Publishing.