Anda di halaman 1dari 23

PERKEMBANGAN ISLAM DI

AFRIKA,MESIR ALJAZARI MAROKO

Aulia eka syah putri


Zahra rifki akmala sa’diyah
Title Lorem Ipsum

LOREM IPSUM LOREM IPSUM LOREM IPSUM


DOLOR SIT AMET. DOLOR SIT AMET DOLOR SIT AMET
Islam di Afrika
◦ Islam telah mulai dikenal di Afrika pada awal masa berkembangnya, yaitu pada peristiwa hijrah pertama ke Habsyah
(Abisinia).[1] Menurut kepercayaan umat Islam, raja Ashamah bin Abjar dan beberapa pengawalnya memeluk agama Islam,
setelah mendapatkan keterangan dari para Sahabat Nabi yang hijrah tersebut.[1][2]

◦ Pada saat ini, Islam merupakan salah satu agama terbesar di Afrika, dengan jumlah penganut kira-kira sebanyak 460 juta jiwa
(Friedenthal, 2014).[3] Dari jumlah tersebut, sekitar setengahnya tinggal di wilayah Arab Maghribi di Afrika Utara, yaitu di
negara-negara Mesir, Libya, Tunisia, Aljazair, Maroko, dan wilayah Sahara Barat.[3] Komunitas kaum Muslim juga dapat
ditemukan tersebar di setiap negara di kawasan Afrika Sub-Sahara.[3] Jumlah penganut Islam diperkirakan masih terus
berkembang dengan pesat di Afrika, baik karena aktivitas dakwah maupun pertumbuhan penduduk yang tinggi di komunitas
mereka.
Sejarah penyebaranya
◦ Agama Islam tersebar secara berkelanjutan di Afrika pada masa Kekhalifahan Rasyidin, dan masuk melalui wilayah-wilayah Mesir, Nubia, Ethiopia,
serta Afrika Utara lainnya.[4] Pada awal masuknya Islam di Mesir, penduduk Koptik memberikan dukungan karena pasukan Muslim membebaskan
mereka dari tekanan Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium).[4] Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, para panglima Amru bin Ash
dan Uqbah bin Nafi memimpin pasukan Muslim hingga Libya, yaitu pada sekitar tahun 21 H.[5] Selanjutnya pada masa pemerintahan Khalifah
Utsman bin Affan, para panglima Abdullah bin Abi Sarh dan Abdullah bin Zubair melanjutkan hingga ke Tunisia, dengan mengalahkan pasukan
Bizantium (25 H) dan Berber (33 H).

◦ Pada masa Kekhalifahan Umayyah, terjadi beberapa kali pemberontakan Berber di wilayah Afrika Utara, yang berhasil dipadamkan antara lain oleh
para panglima Muawiyyah bin Hudaij, Uqbah bin Nafi, Abu Muhajir bin Dinar, Zuhair bin Qais, Hasan bin Nu'man, Musa bin Nusair, dan Thariq bin
Ziyad.

◦ Penyebaran Islam kemudian tersebar lebih jauh lagi dengan melintasi Gurun Sahara, terutama oleh kaum Murabithun yang pada abad ke-11
menaklukkan Maroko, Ghana, dan daerah-daerah lainnya.[4] Selanjutnya kaum Muwahiddun melanjutkan ke Afrika Barat dan Afrika Tengah sampai
pada 541 H.[5] Setelah itu timbullah kerajaan-kerajaan Islam yang didirikan oleh suku-suku penduduk asli pedalaman Afrika di Mali, Chad, Sudan,
Nubia, Somalia, Zanzibar, Malawi, Kongo, dan Mozambik yang terus melanjutkan penyebaran agama Islam melalui dakwah dan pedagangan pada
abad-abad selanjutnya.
◦ Sebutan bagi penduduk Afrika biasa dikenal dengan nama Barbar dan Negro.
◦ Bangsa Negro sangat majemuk, bahkan mendominsi dari jumlah penduduk di
◦ benua Afrika. Aktifitas keagamaannya sangat beragam yang mempunyai peranan
◦ penting dalam kehidupan sehari-hari.
◦ Afrika Utara adalah bagian dari daerah di benua Afrika di mana budaya dan
◦ penduduknya berbeda dengan daerah-daerah di Afrika lainnya. Afrika Utara adalah
◦ sebuah kehidupan masyarakat Barbar yang bersifat kesukuan, berpindah-pindah
◦ dari satu tempat ke tempat lain dan patriarkhi.3
◦ Sebelum Islam masuk ke daerah
◦ Afrika Utara, daerah ini merupakan daerah dibawah kekuasaan Romawi.
Secara geografis, Afrika Utara merupakan wilayah bergurun. Afrika Utara berada di Timur Laut benua Afrika yang terletak di
lembah sungai Nil. Dalam terminologi Arab, daerah ifriqiyah merupakan bagian dari Afrika Utara yaitu wilayah. Libya, Tunisia,
Al-Jazair, dan Maroko. Seluruh wilayah tersebut oleh orang-orang Arab dikenal dengan sebutan Al-Maghribi.Penyebaran Islam
di Afrika bermula pada masa Nabi Muhammad ketika ada kontak pertama kali antara Islam dengan Afrika, yaitu setelah para
sahabat hijrah ke Habsyi dan mendapatkan sambutan baik dari raja Najjasyi maupun penduduk setempat. Penyebaran Islam
kemudian dilanjutkan pada masa Khalifah Umar Ibn Khattab dengan mengutus Amr ibn 'Ash. Pasukan muslim dibawah
panglima Amr ibn 'Ash berhasil memasuki Mesir dengan mengalahkan pasukan Bizantium yaitu pada tahun 639-644 M, dan
mendirikan kota Fusthat sebagai ibu kota pertama di wilayah Afrika.
◦ Penyebaran Islam ke wilayah Afrika kemudian dilanjutkan oleh khalifah ke
◦ Tiga yaitu khalifah utsman bin afwan dengan mengirim Abdullah ibn sa’ad ibn abi
◦ Sarah yang berhasil mengalahkan tentara Romawi di Laut Tengah dan mengalahkan
◦ tentara Bizantium. Ekspansi terus dilakukan sampai ke Barqah dan Tripoli, dan terus
◦ merangsek sampai ke daerah Carthage, yaitu ibu kota Romawi di Afrika Utara.
◦ Perluasan wilayah Afrika sedikit terganggu dengan adanya suhu politik di Madinah
◦ yang kurang mendukung sehingga perluasan wilayah tidak memungkinkan untuk
◦ dilanjutkan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Raja Konstantine III untuk merebut
◦ kembali kekuasaannya atas wilayah Afrika.
◦ Penyebaran Islam mengalami kemajuan pesat ketika pada masa Muawiyah
◦ ibn Abi Sofyan dengan mengutus seorang yang bernama Uqbah ibn Nafi' menjadi
◦ gubernur di Afrika pada 666 M dan menjadikan kota Qayrawan sebagai ibu kota.
Perkembangan islam di mesir
◦ Umat Islam di negeri ini adalah mayoritas. Dengan jumlah penduduk sebanyak 58,630,000 orang menjadikan negara ini
menjadi negara dengan populasi muslim terbesar ke-7 di dunia. Mesir adalah negara yang besar jasanya bagi kemajuan umat
Islam di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan. Hal ini ditandai dengan didirikannya berbagai perguruan
tinggi, dan yang tertua adalah Universitas al-Azhar di Kairo yang didirikan oleh Jauhar al-Khatib as-Saqili pada tanggal 7
Ramadhan 361 H (22 Juni 972 M). Mesir juga memiliki bangunan-bangunan dengan nilai seni yang tinggi, seperti Al­Qasr Al­
Garb (Istana Barat), Al­Qasr Asy­Syarq (Istana Timur), Universitas Al-Azhar, tembok yang mengelilingi istana, dan pintu-pintu
gerbang yang terkenal dengan nama Bab An­Nasr (pintu kemenangan) serta Bab Al­Fath (pintu pembukaan). Di Mesir juga
terdapat masjid-masjid yang megah dan indah, misalnya: Masjid Al-Azhar, Masjid Maqis, Masjid Rasyidah, Masjid Aqmar,
Masjid Saleh, dan Masjid Raya di Qairawan yang dibangun kembali pada tahun 862 M. Mesir juga biasa disebut: “Jumhuriyah
Misr Al­Arabiyah” (Republik Arab Mesir), luas daerahnya sekitar 997,739 km².
Peradaban islam di mesir
Pada 639 Masehi, ketika Islam di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab, 3000
pasukan Amru bin Ash memasuki Mesir dan kemudian diperkuat pasukan Zubair
bin Awwam berkekuatan 4000 orang. Mukaukis didukung gereja Kopti
menandatangani perjanjian damai. Sejak itu, Mesir menjadi wilayah kekuasaan
pihak Islam. Di masa kekuasaan Keluarga Umayah, dan kemudian Abbasiyah,
Mesir menjadi salah satu provinsi seperti semula.

Mesir baru menjadi pusat kekuasaan dan juga peradaban Muslim baru pada akhir
Abad 10. Muiz Lidinillah membelot dari kekuasaan Abbasiyah di Baghdad, untuk
membangun kekhalifahan sendiri yang berpaham Syi’ah. Ia menamai kekhalifahan
itu Fathimiah dari nama putri Rasul yang menurunkan para pemimpin Syi’ah,
Fatimah. Pada masa kekuasaannya (953-975), Muiz menugasi panglima perangnya,
Jawhar al-Siqili, untuk membangun ibu kota.
◦ Mesir adalah salah-satu kawasan yang berada di AfrikaUtara. Afrika Utara merupakan daerah yang sangat penting bagi
penyebaran agama Islam di daratan Eropa. Ia menjadi pintu gerbang masuknya Islam ke wilayah yang selama berabad-abad
berada di bawah kekuasaan Kristen sekaligus “benteng pertahanan” Islam untuk wilayah tersebut.
◦ Islam menyentuh wilayah Mesir pada 628 Masehi. Ketika itu Rasulullah mengirim surat pada Gubernur Mukaukis yang
berada di bawah kekuasaan Romawi-mengajak masuk Islam. Rasul bahkan menikahi gadis Mesir, Maria.
◦ Islam masuk wilayah Afrika Utara pada saat daerah itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi, sebuah imperium
yang amat luas yang melingkupi beberapa Negara dan berjenis-jenis bangsa manusia.
◦ Masuknya Islam kewilayah Mesir yang termasuk wilayah Afrika Utara terjadi dalam beberapa tahapan dan dibawah
kepemimpinan yang berbeda pula. Untuk memudahkan kita dalam memahaminya, maka tidak ada salahnya kita klasifikasikan
dalam beberapa dekade kepemimpinan, diantaranya :
◦ Pertama, pada masa kekhalifahan Umar ibn al-Khathab. Pada tahun 40 M ‘Amru ibn al-Ash berhasil memasuki Mesir, setelah
sebelumnya mendapat ijin bersyarat dar khalifah ‘Umar untuk menaklukkan daerah itu.Kedua, pada masa kekhalifahan
Utsman ibn Affan. Pada masa ini penaklukan Islam sudah meluas sampai ke Barqah dan Tripoli. Penaklukan atas kedua kota
itu dimaksudkan untuk menjaga keamanan daerah Mesir. Penaklukan ini tidak bertahan lama, karena gubernur-gubernur
Romawi menduduki kembali wilayah-wilayah yang telah ditinggalkan itu.Ketiga, pada masa Mu’awiyah ibn Abi Sufyan,
khalifah pertama daulah Bani Umayyah. Yang dipimpin oleh ‘Uqbah ibn Nafi’ al-Fihri (W. 683 M), yang telah menetap di
Barqah sejak daerah itu ditaklukkan. Usaha ini berhasil karena kegigihan dan didukung oleh penduduk asli yang telah miminta
pertolangan kaum muslimin atas kekejaman imperium Romawi.
◦ pada masa kepemimpinan Musa ibn Nusair tahun 708 M pada masa pemerintahan al- Walid ibn Abdul Malik (86-96 H/705-
715 M).Yang berhasil mematahkan sekaligus mengantisipasi timbulnya pemberontakan lagi, dengan menerapkan kebijakan
“perujukan” yaitu menempatkan orang-orang Barbar kedalam pemerintan Islam. Kebijakan inilah yang medorong terjadinya
pembauran antara Arab-Barbar, ditambah lagi dengan mudahnya penyebaran mudah diterima paham kaum Khawarij.
Peradaban islam di mesir
◦ Pada 639 Masehi, ketika Islam di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab, 3000 pasukan Amru bin Ash memasuki Mesir dan
kemudian diperkuat pasukan Zubair bin Awwam berkekuatan 4000 orang. Mukaukis didukung gereja Kopti menandatangani
perjanjian damai. Sejak itu, Mesir menjadi wilayah kekuasaan pihak Islam. Di masa kekuasaan Keluarga Umayah, dan
kemudian Abbasiyah, Mesir menjadi salah satu provinsi seperti semula.

◦ Mesir baru menjadi pusat kekuasaan dan juga peradaban Muslim baru pada akhir Abad 10. Muiz Lidinillah membelot dari
kekuasaan Abbasiyah di Baghdad, untuk membangun kekhalifahan sendiri yang berpaham Syi’ah. Ia menamai kekhalifahan
itu Fathimiah dari nama putri Rasul yang menurunkan para pemimpin Syi’ah, Fatimah. Pada masa kekuasaannya (953-975),
Muiz menugasi panglima perangnya, Jawhar al-Siqili, untuk membangun ibu kota.
◦ Di dataran tepi Sungai Nil itu kota Kairo dibangun. Khalifah Muiz membangun Masjid Besar Al-Azhar (dari “Al-Zahra”,
nama panggilan Fatimah) yang dirampungkan pada 17 Ramadhan 359 Hijriah, 970 Masehi. Inilah yang kemudian bekembang
menjadi Universitas Al-Azhar sekarang, yang juga merupakan universitas tertua di dunia saat ini.Muiz dan para penggantinya,
Aziz Billah (975-996) dan Hakim Biamrillah (996-1021) sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Peradaban berkembang pesat.
Kecemerlangan kota Kairo -baik dalam fisik maupun kehidupn sosialnya-mulai menyaingi Baghdad. Khalifah Hakim juga
mendirikan pusat ilmu Bait al-Hikam yang mengoleksi ribuan buku sebagaimana di Baghdad. Di masa tersebut, Ibnu Yunus
(wafat 1009) menemukan sistem pendulum pengukur waktu yang menjadi dasar arloji mekanik saat ini. Lalu Hasan ibn
Haitham menemukan penjelasan fenomena “melihat”. Sebelum itu, orang-orang meyakini bahwa orang dapat melihat sesuatu
karena adanya pancaran sinar dari mata menuju obyek yang dilihat. Ibnu Haytham menemukan bahwa pancaran sinar itu
bukanlah dari mata ke benda tersebut, melainkan sebaliknya. Dari benda ke mata.
◦ Gangguan politik terus-menerus dari wilayah sekitarnya menjadikan wibawa Fathimiyah merosot. Pada 564 Hijriah atau 1167
Masehi, Salahuddin Al-Ayyubi mengambil alih kekuasaan Fathimiyah. Tokoh Kurdi yang juga pahlawan Perang Salib tersebut
membangun Dinasti Ayyubiyah, yang berdiri disamping Abbasiyah di Baghdad yang semakin lemah.Salahuddin tidak
menghancurkan Kairo yang dibangun Fathimiyah. Ia malah melanjutkannya sama antusiasnya. Ia hanya mengubah paham
keagamaan negara dari Syiah menjadi Sunni. Sekolah, masjid, rumah sakit, sarana rehabilitasi penderita sakit jiwa, dan banyak
fasilitas sosial lainnya dibangun. Pada 1250 -delapan tahun sebelum Baghdad diratakan dengan tanah oleh Hulagu-kekuasaan
diambil alih oleh kalangan keturunan Turki, pegawai Istana keturunan para budak (MamlukDi Istana, saat itu terjadi
persaingan antara militer asal Turki dan Kurdi. Sultan yang baru naik, Turansyah, dianggap terlalu dekat Kurdi. Tokoh militer
Turki, Aybak bersekongkol dengan ibu tiri Turansyah, Syajarah. Turansyah dibunuh. Aybak dan Syajarah menikah. Namun
Aybak juga membunuh Syajarah, dan kemudian Musa, keturunan Ayyubiyah, yang sempat diangkatnya.).
◦ Di saat Aybak menyebar teror itu, tokoh berpengaruh Mamluk bernama Baybars mengasingkan diri ke Syria. Ia baru balik ke
Mesir, setelah Aybak wafat dan Ali -anak Aybak-mengundurkan diri untuk digantikan Qutuz. Qutuz dan Baibars bertempur
bersama untuk menahan laju penghancuran total oleh pasukan Hulagu. Di Ain Jalut, Palestina, pada 13 September 1260
mereka berhasil mengalahkan pasukan Mongol itu. Baybars (1260-1277) yang dianggap menjadi peletak pondasi Dinasti
Mamluk yang sesungguhnya. Ia mengangkat keturunan Abbasiyah -yang telah dihancurkan Hulagu di Baghdad-untuk menjadi
khalifah. Ia merenovasi masjid dan universitas Al-Azhar. Kairo dijadikannya sebagai pusat peradaban dunia. Ibnu Batutah
yang berkunjung ke Mesir sekitar 1326 tak henti mengagumi Kairo yang waktu itu berpenduduk sekitar 500-600 ribu jiwa
atau 15 kali lebih banyak dibanding London di saat yang sama. Ibnu Batutah tak hanya mengagumi ‘rihlah’, tempat studi
keagamaan yang ada hampir di setiap masjid. Ia terpesona pada pusat layanan kesehatan yang sangat rapi dan “gratis”.
Sedangkan Ibnu Khaldun menyebut: “mengenai dinasti-dinasti di zaman kita, yang paling besar adalah orang-orang Turki
yang ada di Mesir.”
◦ Pusat peradaban ini nyaris hancur di saat petualang barbar Timur Lenk melakukan invasi ke Barat. Namun Sultan Barquq
berhasil menahan laju pasukan Mongol tersebut. Dengan demikian Mamluk merupakan pusat kekuasaan yang duakali mampu
mengalahkan tentara Mongol.
Perkembangan islam di aljazair
◦ Aljazair adalah bagian dari geografis dan ekonomi dari etnik Maghrib yang mendominasi wilayah Muslim dari Barat Libya
hingga Samudera Atlantik. Orang Muslim di Aljazair bisa dibagi ke dalam dua bagian, yaitu bangsa Arab dan bangsa Berber.
Penduduk asli di Aljazair adalah suku Berber. Aljazair beberapakali dikuasai oleh bangsa asing. Hal ini disebabkan oleh
keadaan penduduknya yang terbagi-bagi kedalam berbagai suku.Sebelum kedatangan Prancis, konsep pendidikan di Aljazair
memberikan mata pelajaran tentang ilmu Al-Qur’an, tafsir, aritmatika dan lain-lain. Kemudian dengan dibuat kebijakan baru
oleh Prancis, metode belajar dirubah dengan menggunakan bahasa dan budaya Prancis membuat sekolah-sekolah lokal
terpaksa ditutup. Kondisi ini membuat sebagian besar anak-anak tidak bisa melanjutkan pendidikannya, karena yang mampu
untuk melanjutkan pendidikannya hanya keluarga daru kalangan atas saja. Ditambah lagi dengan datangnya warga Prancis
secara berbondong-bondong ke Aljazair membuat semakin sedikit peluang bagi anak-anak pribumi untuk sekolah.


◦ Kondisi berbalik 180 derajat ketika Aljazair berhasil meraih kemerdekaan. Ben Bellah, seorang sosialis didaulat sebagai
presiden Aljazair pertama dan berkuasa selama 25 tahun.Pascakemerdekaan, Pemerintah Aljazair langsung menegaskan,
kontrol negara atas kegiatan keagamaan untuk tujuan konsolidasi nasional dan kontrol politik. Islam menjadi agama negara
dalam konstitusi baru (Pasal 2), dan menjadi agama pemimpinnya. Negara memonopoli pembangunan masjid, dan
Departemen Agama mengendalikan 5.000 masjid publik pada pertengahan 1980-an.Kementerian juga memberikan pendidikan
agama dan pelatihan di sekolah-sekolah, dan menciptakan lembaga khusus untuk belajar Islam. Prinsip hukum Islam (syariah)
diperkenalkan ke dalam hukum keluarga khususnya. Seperti pelarangan bagi Muslimah untuk menikah dengan non-Muslim.
◦ Namun, kebijakan yang diterapkan pemerintah ini tidak disetujui semua pihak. Pada awal 1964 gerakan Militan Islam, yang
disebut al-Qiyam muncul dan menjadi pendahulu dari partai Islam pada 1990-an. Al-Qiyam menyerukan peran Islam yang
lebih dominan di dalam sistem hukum dan politik Aljazair dan menentang praktik Barat dalam kehidupan sosial dan budaya
Aljazair.
Meskipun keberadaan Militan Islam sempat ditekan, keberadaan mereka muncul kembali pada 1970-an dengan nama dan
organisasi baru. Gerakan ini mulai menyebar ke kampus-kampus pada 1980- an. Gerakan menjadi lebih kuat dan bentrokan
berdarah terjadi di Universitas Ben Aknoun pada November 1982.
Perkembangan islam di maroko
◦ Islam pertama kali dibawa ke Maroko pada tahun 680 oleh invasi Arab di bawah Uqba ibn Nafi, yang adalah seorang jenderal
yang melayani Damaskus di bawah Bani Umayyah. Pada 788, Idrisids memerintah Maroko, menjadi dinasti pertama yang
melakukannya. Setelah Islam mengadopsi, beberapa Berber membentuk dinasti Islam mereka sendiri dan memerintah atas
negeri. Kebanyakan Berber masuk Islam setelah Arab lebih datang ke Maroko dengan budaya dan adat istiadat. Islam telah
menjadi agama resmi sejak saat iru. Pada tahun 2008, hubungan Iran-Maroko hampir hancur ketika pemerintah Maroko
menuduh kedutaan Iran di Maroko dalam propagasi dari Islam Syiah. Muslim Sunni Maroko pada masa lalu dituduh Syiah
melakukan dakwah dengan khotbah Syiah untuk warga negaranya. Maroko, sebuah negeri di Afrika utara, memiliki sejarah
dan peran penting dalam penyebaran Islam. Orang Arab menyebutnya al-Mamlaka al-Maghribiya atau Kerajaan Barat. Para
ahli sejarah dan geografi Muslim di era kekhalifahan Islam menjulukinya al-Maghrib al-Aqsa.
◦ Sedangkan, orang Turki memanggilnya Fez. Orang Persia menyebutnya Marrakech (Tanah Tuhan). Negeri berjuluk Tanah
Tuhan itu merupakan pintu gerbang masuknya Islam ke Spanyol, Eropa. Dari Maroko inilah Panglima tentara Muslim Tariq
bin Ziyad menaklukan Andalusia dan mengibarkan bendera Islam di daratan Eropa.Maroko memasuki babak baru setelah
Islam menancapkan benderanya di wilayah Afrika Utara. Ajaran Islam tiba di Maroko pada 683 M. Adalah pasukan yang
dipimpin Uqba Ibnu Nafi, seorang jenderal dari Dinasti Umayyah, yang kali pertama membawa Islam ke wilayah itu. Islam
benar-benar menguasai Maroko pada 670 M. Maroko pernah menjadi pusat peradaban Islam beberapa abad silam. Di sini,
ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat. Banyak peninggalan kejayaan Islam zaman dahulu yang masih eksis
hingga saat ini.
◦ Masjid Koutoubia
◦ Masjid ini sudah berdiri lebih dari 850 tahun. Lokasinya berada di dekat Pasar Djemaa El Fna di Kota Marrakesh. Salah satu
ciri khasnya adalah menara yang terlihat sangat megah. Usianya juga sudah sangat tua. Tapi, bangunan tersebut masih tegak
berdiri hingga kini.
Sejarah islam di marko
◦ Maroko memasuki babak baru setelah Islam menancapkan benderanya di wilayah Afrika Utara. Ajaran Islam tiba di Maroko
pada 683 M. Adalah pasukan yang dipimpin Uqba Ibnu Nafi -- seorang jenderal dari Dinasti Umayyah yang kali pertama
membawa ajaran Islam ke wilayah itu. Islam benar-benar menguasai Maroko pada tahun 670 M.Setelah Maroko jatuh ke
dalam genggaman Dinasti Umayyah, Musa bin Nusair mengangkat Tariq bin Ziyad untuk memerintah Maroko. Dari wilayah
itulah, Tariq bin Ziyad menyeberangi selat antara Maroko dan Eropa menuju ke gunung yang dikenal dengan Jabal Tariq
(Gibraltar). Maroko menjadi wilayah penyangga bagi umat Islam untuk melakukan ekspansi ke daratan Spanyol, Eropa.
Maroko modern pada abad ke-7 M merupakan sebuah wilayah Barbar yang dipengaruhi Arab. Bangsa Arab yang datang ke
Maroko membawa adat, kebudayaan dan ajaran Islam. Sejak itu, bangsa Barbar pun banyak yang memeluk ajaran Islam.
Ketika kekuasaan Dinasti Umayyah digulingkan Dinasti Abbasiyah, Maroko pun menjadi wilayah kekuasaan Abbasiyah yang
berpusat di Baghdad.
◦ Pada masa kepemimpinan Abu Ya'kub Yusuf bin Abdul Mu'min (1163 M - 1184 M), kota Marrakech menjadi salah satu pusat
peradaban Islam dalam bidang sains, sastra, dan menjadi pelindung kaum Muslimin untuk mempertahankan Islam dari
serangan dan ambisi Kristen Spanyol. Dinasti ini juga ikut membantu Salahudin Al-Ayubi melawan tentara Kristen dalam
Perang Salib.

◦ Pascaruntuhnya kekuasaan Dinasti Al-Muwahhidun, Maroko dikuasai beberapa dinasti seperti; Dinasti Marrin, Dinasti Wattasi
(1420 M - 1554 M), Syarifiyah Alawiyah (1666 M), Abdul Qadir Al-Jazairy (1844 M), dan Sultan Hasan I (1873 M - 1894
M).

Anda mungkin juga menyukai