Anda di halaman 1dari 159

10 Sahabat Nabi Yang Dijamin Masuk Surga

Senin 6 Jamadilawal 1434 / 18 Maret 2013 17:21

Bagi seorang Muslim, masuk surga adalah sebuah tujuan akhir dari perjalanan hidup ini.
Maka, ketika Rasulullah menyatakan bahwa ada di antara para sahabatnya yang dijamin masuk
surga, tentu saja menimbulkan ghirah bagi kita semua.
Siapa saja mereka, berikut adalah sahabat-sahabat tersebut:
1. Abu Bakar Siddiq ra.
Beliau adalah khalifah pertama sesudah wafatnya Rasulullah saw. Selain itu Abu bakar juga
merupakan laki-laki pertama yang masuk Islam, pengorbanan dan keberanian beliau tercatat
dalam sejarah, bahkan juga dalam al- Quran (Surah At-Taubah ayat ke-40)

sebagaimana berikut : Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah


telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari
Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang (Rasulullah dan Abu Bakar) ketika keduanya
berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya: Janganlah berduka cita,
1|Sepercik

Cerita Islam

sesungguhya Allah bersama kita. Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad)
dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan
orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.
Abu Bakar Siddiq meninggal dalam umur 63 tahun, dari beliau diriwayatkan 142 hadits.
2. Umar Bin Khatab ra.
Beliau adalah khalifah kedua sesudah Abu Bakar, dan termasuk salah seorang yang sangat
dikasihi oleh Nabi Muhammad Saw semasa hidupnya. Sebelum memeluk Islam, beliau
merupakan musuh yang paling ditakuti oleh kaum Muslimin. Namun semenjak ia bersyahadat
dihadapan Rasul (tahun keenam sesudah Muhammad diangkat sebagai Nabi Allah), ia menjadi
salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraish terhadap diri
Nabi dan sahabat.
Di zaman kekhalifahannya, Islam berkembang seluas-luasnya dari Timur hingga ke Barat,
kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditaklukinya dalam waktu hanya satu tahun. Beliau
meninggal dalam umur 64 tahun karena dibunuh, dikuburkan berdekatan dengan Abu Bakar
dan Rasulullah dibekas rumah Aisyah yang sekarang terletak dalam masjid Nabawi di Madinah.
3. Usman Bin Affan ra.
Khalifah ketiga setelah wafatnya Umar, pada pemerintahannya lah seluruh tulisan-tulisan
wahyu yang pernah dicatat oleh sahabat semasa Rasul hidup dikumpulkan, kemudian disusun
menurut susunan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw sehingga menjadi sebuah kitab
(suci) sebagaimana yang kita dapati sekarang. Beliau meninggal dalam umur 82 tahun (ada yang
meriwayatkan 88 tahun) dan dikuburkan di Baqi.

2|Sepercik

Cerita Islam

4. Ali Bin Abi Thalib ra.


Merupakan khalifah keempat, beliau terkenal dengan siasat perang dan ilmu pengetahuan yang
tinggi. Selain Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib juga terkenal keberaniannya didalam
peperangan. Beliau sudah mengikuti Rasulullah sejak kecil dan hidup bersama Beliau sampai
Rasul diangkat menjadi Nabi hingga wafatnya. Ali Bin Abi Thalib meninggal dalam umur 64
tahun dan dikuburkan di Kufah, Iraq sekarang.
5. Talhah Bin Abdullah ra.
Masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Siddiq ra, selalu aktif disetiap peperangan selain
Perang Badar. Di dalam perang Uhud, beliaulah yang mempertahankan Rasulullah saw
sehingga terhindar dari mata pedang musuh, sehingga putus jari-jari beliau. Talhah Bin
Abdullah gugur dalam Perang Jamal dimasa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dalam usia 64
tahun, dan dimakamkan di Basrah.
6. Zubair Bin Awaam
Memeluk Islam juga karena Abu Bakar Siddiq ra, ikut berhijrah sebanyak dua kali ke Habasyah
dan mengikuti semua peperangan. Beliau pun gugur dalam perang Jamal dan dikuburkan di
Basrah pada umur 64 tahun.
7. Saad bin Abi Waqqas
Mengikuti Islam sejak umur 17 tahun dan mengikuti seluruh peperangan, pernah ditawan
musuh lalu ditebus oleh Rasulullah dengan ke-2 ibu bapaknya sendiri sewaktu perang Uhud.
Meninggal dalam usia 70 (ada yang meriwayatkan 82 tahun) dan dikuburkan di Baqi.
8. Said Bin Zaid

3|Sepercik

Cerita Islam

Sudah Islam sejak kecilnya, mengikuti semua peperangan kecuali Perang Badar. Beliau bersama
Thalhah Bin Abdullah pernah diperintahkan oleh rasul untuk memata-matai gerakan musuh
(Quraish). Meninggal dalam usia 70 tahun dikuburkan di Baqi.
9. Abdurrahman Bin Auf
Memeluk Islam sejak kecilnya melalui Abu Bakar Siddiq dan mengikuti semua peperangan
bersama Rasul. Turut berhijrah ke Habasyah sebanyak 2 kali. Meninggal pada umur 72 tahun
(ada yang meriwayatkan 75 tahun), dimakamkan di baqi.
10. Abu Ubaidillah Bin Jarrah
Masuk Islam bersama Usman bin Mathuun, turut berhijrah ke Habasyah pada periode kedua
dan mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah saw. Meninggal pada tahun 18 H di
Urdun (Syam) karena penyakit pes, dan dimakamkan di Urdun yang sampai saat ini masih
sering diziarahi oleh kaum Muslimin

4|Sepercik

Cerita Islam

Aku Ingin Bertemu Umar Bin Khattab


Ahad 2 Jamadilawal 1433 / 25 Maret 2012 09:25

Kesederhanaan penampilan Umar bin Khattab sesungguhnya merupakan nasihat dan


ajakan berdakwah kepada siapa saja yang melihatnya. Sepeninggal Rasulullah, sebenarnya tidak
sedikit sahabat yang cenderung memilih Umar bin Khattab sebagai pengganti. Umar itu berani,
gagah perkasa, jujur, dan adil. Bahkan pada waktu tengah dibicarakan siapa yang pantas
menjadi pemimpin setelah Nabi wafat, Abu Bakar ash-Shiddiq mendekati Umar dan
mengulurkan tangannya seraya berkata, Berikan tanganmu, hai sahabatku. Kami akan
membaiatmu sebagai khalifah pengganti Rasulullah.
Umar menyodorkan tangannya. Tetapi untuk menyanggah. Tidak, ujarnya. Akulah yang
akan mengambil tanganmu. Sebab engkaulah yang akan kami baiat.
Engkau lebih baik dan lebih kuat dariku, Umar, kilah Abu Bakar.
Kebaikan dan kekuatanku akan menyertaimu sebagai pemimpin kami, jawab Umar.
Maka para sahabat pun serempak menyetujui pendapat Umar untuk menahbiskan Abu
Bakar selaku khalifah yang akan melanjutkan tampuk kepemimpinan Rasulullah demi
kepentingan umat banyak. Dan ketika tengah sakit keras menjelang ajanya, dengan meminta
pertimbangan para sahabat yang lain, Abu Bakar menetapkan Umar supaya kelak
menggantikan kedudukannya. Sebenarnya Umar ingin menolak mengingat tanggung jawab
seorang pemimpin dianggapnya terlalu berat baginya. Apalagi dalam pandangan Umar,
pemimpin suatu kaum, pada hakikatnya adalah pelayan kaum itu sendiri. Namun lantaran
sudah dipilih secara bulat, maka ia tidak bisa lagi mengelak. Ia terpaksa menerima keputusan
itu.
5|Sepercik

Cerita Islam

Satu tahun setelah kepemimpinannya, seorang pedagang Yahudi dari Mesir datang ke
Madinah. Ia ingin menemui Khalifah Umar. Namun ia sungguh belum tahu, yang mana Umar
bin Khattab, kepala pemerintahan negeri Islam yang wilayahnya makin meluas itu. Kepada
seseorang yang ia temui di perjalanan, ia bertanya, Di manakah istana raja negeri ini?
Orang itu menjawab, Lepas dhuhur nanti, ia akan berada di tempat istirahatnya di depan
masjid. Dekat pohon kurma. Jika kau ingin menemuinya, pergilah ke tempat itu.
Yahudi itu sesunguhnya membayangkan, alangkah indahnya istana Khalifah, dihiasi
kebun kurma yang rindang, tempat berteduh merintang-rintang waktu. Maka tatkala tiba di
muka masjid, ia kebingungan. Sebab di situ tidak ada bangunan megah yang mirip istana.
Memang ada pohon kurma, tetapi cuma sebatang saja. Dan di bawahnya, tampak seorang lelaki
kekar dengan jubah yang sudah luntur warnanya tengah tidur-tidur ayam. Yahudi itu
mendatangainya dan bertanya, Maaf, saya mau berjumpa dengan Umar bin Khattab.
Sambil bangkit dan tersenyum Umar menjawab, Akulah Umar bin Khattab.
Yahudi itu terbengong-bengong, Maksud saya Umar yang khalifah, pemimpin negeri ini.
Umar menjelaskan, Akulah Khalifah, pemimpin negeri ini.
Yahudi itu makin kaget. Mulutnya terkatup rapat, tidak bisa bicara. Ia membandingkan
dengan para rahib Yahudi yang hidupnya serba gemerlapan dan para raja Israel yang istananya
juga tak kalah agung. Sungguh tidak masuk akal, kalau ada seorang pemimpin dari suatu negara
yang begitu besar, tempat istirahatnya hanya di atas selembar tikar, di bawah pohon kurma di
tengah langit yang terbuka.
Di manakah istana Tuan? tanya sang Yahudi.

6|Sepercik

Cerita Islam

Umar menuding, Di sudut jalan itu. Bangunan nomor tiga dari yang terakhir, kalau yang
kaumaksudkan adalah kediamanku.
Maksud Tuan, yang kecil dan kusam itu? Si Yahudi tambah keheranan.
Ya. Namun itu bukan istanaku. Sebab istanaku berada dalam hati yang tenteram dengan ibadah
kepada Allah swt, sambut Umar sembari tetap tersenyum.
Yahudi itu kian tertunduk. Kedatangannya yang tadinya hendak melampiaskan
kemarahan dan tuntutan-tuntutan, berubah menjadi kepasrahan dengan segenap jiwa raga.
Sambil matanya berkaca-kaca ia berkata, Tuan saksikanlah, sejak hari ini saya meyakini
kebenaran agama Islam. Izinkah saya memeluk Islam sampai mati.
Setelah mengikrarkan syahadat, orang itu akhirnya pergi dengan dadanya dipenuhi suka
cita. Umar sendiri terus memperhatikannya dengan baik-baik. Ia memandangi pohon kurma
di hadapannya. Ia juga memandangi pakaiannya sendiritidak baru, namun bersih dan masih
sangat layak dikenakan. Baginya, sebagai seorang pemimpin penampilannya harus benar-benar
mencerminkan kesederhanaan. Baginya, apalah artinya sebuah kekuasaan jika hanya harus
menyakiti umatnya yang banyak?

7|Sepercik

Cerita Islam

Aku Tidak Menerima Alasan Umar


Senin 22 Jamadilakhir 1433 / 14 Mei 2012 09:26

Suatu hari Syuraih bin al-Harits al-Kindi kedatangan Amirul Mukminin Umar bin Khaththab
bersama seorang penjual kuda. Keduanya bermaksud mengadukan permasalahan yang sedang
mereka hadapi dan meminta Qadhi (hakim) Syuraih untuk menuntaskannya. Syuraih
mempersilahkan si penjual kuda untuk menjelaskan maksud kedatangannya. Lalu ia
menjelaskan bahwa suatu hari Khalifah Umar membeli seekor kuda darinya. Namun selang
beberapa hari Umar megembalikan kuda tersebut dan menuntut ganti rugi.
Setelah mendengar penjelasan si penjual kuda, Syuraih kemudian mempersilahkan
Khalifah Umar untuk memberikan penjelasan. Umar yang mengangkat Syuraih jadi hakim ini
pun menjelaskan bahwa ia mengembalikan kuda tersebut dan menuntut ganti, karena kuda
itu berpenyakit dan cacat sehingga larinya tidak kencang.
Syuraih kembali mempersilahkan si penjual kuda untuk memberikan jawaban.
Saya tidak menerima alasan Khalifah Umar, karena saya menjualnya dalam keadaan sehat dan
tidak cacat, kata penjual kuda menyanggah.
Syuraih kemudian bertanya kepada Umar, Apakah benar ketika Anda membeli kuda itu
keadaannya sehat dan tidak cacat?
Umar menjawab singkat , Benar.
Syuraih pun segera memberikan putusan terhadap perkara tersebut. Ia menyatakan
bahwa Umar tidak berhak meminta ganti kepada si penjual kuda karena ketika bertransaksi,
kuda itu dalam keadaan sehat dan tidak cacat.
8|Sepercik

Cerita Islam

Ia kemudian berkata kepada Umar, Peliharalah apa yang Anda beli. Atau jika ingin
mengembalikannya, kembalikanlah seperti ketika Anda menerimanya.
Mendengar keputusan Syuraih, Umar bertanya, Benarkah keputusan Anda?
Syuriah mengangguk pasti.
Umar memandang kagum Syuraih lantas berkata, Beginilah seharusnya putusan itu,
ucapan yang pasti dan dan keputusan yang adil. Pergilah Anda ke Kufah, aku telah
mengangkatmu sebagai hakim di sana.
Sementara itu, pada masa kekalifahan Ali bin Abu Thalib, Syuraih yang masih menjadi
hakim pernah juga didatangi oleh khalifah keempat itu bersama seorang Yahudi. Ali mengadu
kepada Syuraih bahwa baju perangnya dicuri oleh si Yahudi. Aku menemukan baju besiku
dibawa oleh orang ini, tanpa melalui jual beli ataupun hibah, terang Ali.
Mendengar pengaduan Ali, Syuraih kemudian mempersilahkan si Yahudi menyampaikan
pembelaan. Ini baju perangku, sebab sekarang berada di tanganku, si Yahudi menyanggah
tuduhan Ali.
Syuraih kemudian bertanya kepada kepada Ali, bagaimana Anda yakin jika ini baju perang
Anda?
Kemudian Ali menjawab, Karena orang yang memiliki baju perang seperti ini hanya aku.
Syuraih kemudian berkata Aku tidak meragukan bahwa Anda adalah orang yang jujur wahai
Amirul Mukminin, dan aku yakin baju besi ini milik Anda, tetapi Anda harus mendatangkan
dua orang saksi untuk menguatkan pengakuan Anda ini.
Maka Ali mengajukan dua orang saksi, yakni pembantunya, Qanbar, dan anak
kesayangannya Hasan. Tetapi Syuriah tidak mau menerima kesaksian Hasan dengan alasan
9|Sepercik

Cerita Islam

dalam Islam kesaksian anak terhadap ayahnya tidak dapat diterima. Mendengar keputusan
Syuriah itu Ali bertanya, Apakah Anda tidak menerima kesaksian seorang calon penghuni
surga? Apakah Anda tidak mendengar Rasullulah bersabda bahwa Hasan dan Husain adalah dua
ahli surga?
Aku hanya tidak menerima kesaksian seorang anak terhadap ayahnya, jawab Syuraih tegas
sembari membacakan surah Al-Maidah ayat 8, Hai orang-orang yang beriman, hendaklah
kamu menjasi orang-orang yang selalu menegakan kebenaran karena Allah, menjadi saksi
dengan Adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil.
Mendengar penjelasan Syuraih, Ali pun menerima keputusan itu dengan lapang
dada.karena menurutnya apa yang diputuskan Syuraih adalah sesuai dengan ketentuan Alah
Taala dan Rasul-Nya. Ia pun merasa bangga karena hakim yang dipilihnya dapat berlaku adil,
termasuk kepada dirinya yang sedang memangku amanah sebagai Khalifah. Ia kemudian
menyerahkan baju perang itu kepada si Yahudi dan berkata, Ambilah baju perang ini, karena
aku tidak mempunyai saksi selain keduanya.
Menyaksikan keadilan Syuraih dan keagungan Ali, yahudi itu terpana dan berkata, Baju
perang ini memang milik Anda, aku memungutnya ketika terjatuh di perang siffin. Hari ini
saya menyaksikan seorang hakim yang sangat adil dan teguh menegakan ajaran Allah demi aku.
Sungguh aku telah melihat kebenaran Islam. Maka saat ini juga aku menyatakan diri masuk
Islam.
Syuraih kemudian membimbingnya mengucapkan dua kalimat syahadat. Sebagai rasa
gembira atas keislaman si Yahudi, Ali menghadiahkan baju perang yang baru saja
diperselisihkannya ditambah seekor kuda. Keadilan dan keberanian Syuraih juga berlaku bagi

10 | S e p e r c i k

Cerita Islam

keluarganya. Saat anaknya menghadapi suatu masalah, Syuraih menyuruh anaknya mengajukan
ke pengadilan. Namun, ternyata di pengadilan Syuraih memenagkan lawan dari anaknya.

11 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Apakah Engkau Telah Mengetahui Isi Hatinya?


Jumat 7 Rejab 1434 / 17 Mei 2013 11:15

Jundub ibn Abdullah al-Bajali meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. mengirim


sekelompok sahabat untuk memerangi kaum musyrik. Kedua pihak pun bertemu di medan
perang. Seorang musyrik bertempur dengan hebat dan membunuh banyak pasukan muslim.
Lalu seorang muslim, menurut keterangan Jundub adalah Usamah ibn Zaid, bergerak dengan
cepat melawan orang itu dan berusaha membunuhnya.
Saat Usamah hendak menebaskan pedangnya, orang musyrik itu berseru, la ilaha
illallah. Namun yang terjadi selanjutnya, Usamah tetap membunuh orang itu. Berita ini
kemudian sampai kepada Rasulullah saw. yang kemudian segera memanggil Usamah dan
menanyainya, Mengapa kau tetap membunuhnya?
Usamah menjawab, Wahai Rasul, ia telah menyebabkan banyak penderitaan kepada kaum
muslim. Ia membunuh beberapa korbanseraya menyebut satu per satu korban orang
musyrik itu. Karena itulah aku menyerangnya, dan saat hendak kutebas, ia berucap la ilaha
illallah.
Rasulullah saw. bertanya, Dan kau tetap membunuhnya?
Ya.
Apa yang akan kau lakukan ketika la ilaha illallah muncul pada Hari Kebangkitan?
Usamah segera menjawab, Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan untukku.
Rasul kembali bertanya, Apa yang akan kau lakukan ketika la ilaha illallah muncul pada Hari
Kebangkitan?
12 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Di dalam riwayat lain Usamah ibn Zaid menuturkan, Rasulullah saw. mengutus kami
untuk memerangi kaum musyrik dan kami tiba di al-Haraqat dekat Juhainah di pagi hari.
Dalam pertempuran itu aku menangkap seorang musyrik dan saat aku hendak menebas
lehernya, ia mengucapkan la ilaha illallah, namun aku tetap membunuhnya. Aku merasa
bersalah dan kemudian kulaporkan peristiwa ini kepada Rasulullah saw. Rasulullah bertanya,
Ia telah mengucapkan la ilaha illallah dan kau tetap membunuhnya?
Aku menjawab, Wahai Rasulullah, ia mengucapkan kalimat itu hanya untuk menyelamatkan
dirinya dari pedangku.
Apakah engkau telah mengetahui isi hatinya? Bagaimana kau bisa yakin apakah ia tulus atau
tidak?
Tak seorang pun, yang tahu isi hati. Bahkan Nabi saw. sendiri tak mengetahui isi hati
tiap-tiap umatnya secara pasti. Islam sendiri tidak bisa menghukumi persoalan hati. Ia terletak
dalam dan hanya Allah taala yang mampu menjangkaunya. Itulah sebab mengapa Nabi saw.
kemudian memarahi Usamah ibn Zaid yang padahal sudah dianggap seperti cucu sendiri. Ia
sering berada dalam pangkuan beliau sejak masih amat kecil

13 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Apakah Kalian Hendak Membunuh Seseorang Yang Mengatakan Tuhanku


Adalah Allah?
Kamis 29 Muharram 1434 / 13 December 2012 11:36

Hari itu tiba-tiba saja orang-orang Mekkah melihat suatu kerumunan yang tidak
biasanya. Orang-orang berkumpul di tempat ramai. Beberapa orang mencibir ketika
mengetahui siapa yang tengah dikerumuni oleh orang-orang itu. Rasulullah saw. Orang-orang
Quraisy bahkan melihat apa yang dilakukan oleh Rasulullah ketika itu adalah suatu hal yang
sangat menyinggung harga diri mereka. Salah seorang dari mereka berkata, Hm, dia tengah
berusaha mengubah agama kita semua
Rasulullah memang tengah menyeru orang untuk beralih ke agama Allah dan iman
kepadaNya. Tak ada teman, tak ada pendukung. Bahkan banyak di antara orang-orang itu yang
menertawainya. Orang-orang Quraisy itu menolak apa yang disampaikan oleh Rasulullah.
Rasulullah berdiri di tengah-tengah kerumunan itu. Ia berseru, Wahai semua orang,
ucapkanlah la ilaha illallah. Niscaya kalian akan beruntung
Orang-orang tertawa kembali. Tiba-tiba beberapa di antara mereka seperti dikomando
menghampiri beliau, dan meludahi wajahnya. Rasulullah tertegun. Belum hilang
ketertegunnya, ada yang menghamburkan debu ke badan beliau. Mereka terus mengolokoloknya sampai matahari benar-benar di atas kepala. Rasulullah hanya menarik nafas panjang.
Ketika orang-orang sudah meninggalkannya, seorang perempuan elok tergopoh-gopoh
menghampirinya. Ia membawa sebuah bejana berisi air. Perempuan itu adalah Zainab, putri
Rasulullah. Zainab tampak menangis melihat apa yang menimpa ayahnya.

14 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Rasulullah memeluk Zainab. Ia merasakan kepedihan Zainab, Putriku, ujarnya, Usah


kamu menangis. Sesungguhnya Allah selalu melindungi ayahmu ini Zainab kemudian
dengan penuh kesabaran membersihkan badan dan wajah Rasulullah. Hari itu memang terasa
berat. Rasulullah mendapat perintah langsung dari Allah swt untuk menyebarkan dakwah
secara terang-terangan, tidak lagi sembunyi-sembunyi. Selama ini memang hanya orang-orang
tertentu saja yang ia dakwahi. Kaum Quraisy sendiri tampaknya cukup terkejut dengan
kemunculan Rasulullah di tempat ramai itu dan kemudian menyebarkan ajarannya. Selama ini
benarlah kecurigaan mereka. Muhammad memang ingin mengubah agama nenek moyang
kita Ujar salah seorang dari mereka.
Kebencian Kaum Quraisy kepada Rasulullah membawa mereka pada suatu hari. Semua
berkumpul dan mereka membicarakan Rasulullah. Saat itu mereka sedang duduk di Kabah dan
Rasulullah saw sedang melakukan salat di dekat makam Nabi Ibrahim. Tiba-tiba salah seorang
dari mereka, Uqbah bin Muith bangkit menghampiri Rasulullah.

Serta-merta dia

mengalungkan selendang ke leher Rasulullah dan menariknya keras-keras, hingga beliau


terjerambab jatuh ke tanah. Rasulullah tidak bangun-bangun lagi. Tampaknya beliau
mengalami benturan yang cukup hebat.
Orang-orang Quraisy bersorak-sorak. Mereka mengira Rasulullah sudah mati. Saat itu
datanglah Abu Bakar dengan terburu-buru. Ia melihat apa yang dilakukan Uqbah terhadap
Rasulullah. Semua orang meminggir demi melihat Abu Bakar. Mereka semua terdiam hanya
memandangi. Abu Bakar langsung memberikan pertolongan terhadap Rasulullah. Ia memgang
ketiak Rasululah dari belakang untuk membantunya. Ia memandangi kaum Quraisy dan
berkata, Apakah kalian hendak membunuh seseorang yang mengatakan Tuhanku adalah
Allah?
Tidak ada yang menjawab. Orang-orang Quraisy itu cukup segan terhadap Abu Bakar.
Akhirnya kemudian mereka menyingkir. Peristiwa itu belum bisa dilupakan oleh Rasulullah,
15 | S e p e r c i k

Cerita Islam

namun tidak ada tanda ia menyimpan dendam terhadap Uqbah bin Muith. Rasulullah masih
terus menyeru orang-orang secara terang-terangan selama belum ada perintah dari Allah swt,
tidak ada alasan baginya untuk berhenti berdakwah.
Satu hari, Rasulullah berada di mesjid. Selain beliau, di situ juga ada Abu Jahal, Syaibah,
Utbah dan Uqbah bin Muith, Umayyah bin Khalaf, dan dua orang lainnya. Jumlah mereka ada
tujuh orang. Namun Rasulullah tidak begitu mempedulikannya. Rasulullah salat, dan ketika
beliau bersujudia memanjangkan sujudnyaia mendengar Abu Jahal berkata, Siapakah di
antara kalian yang ingin mendatangi domba-domba Bani Fullan dan membawa kotorannya ke
sini untuk ditimpukkan pada Muhammad?
Mendengar itu, Uqbah menyeringai. Ia setidaknya sudah membuat prestasi dengan
mencekik Rasulullah menggunakan selendang tempo hari. Ia berdiri mengambil kotoran
domba dan langsung dengan sebat melemparkannya ke pundak Rasulullah yang sedang sujud.
Semua orang tertawa melihat itu. Sedang beberapa orang pengikut Rasulullah hanya
berdiri dan memandang saja tanpa bisa berbuat apa-apa. Ketika itu datanglah Fatimah, putri
Rasulullah. Ia serta-merta membersihkan kotoran itu. Kemudian ia mendatangi orang-orang
Quraisy. Dengan berani Fatimah mencaci-maki mereka. Melihat Fatimah sedemikian rupa,
orang-orang Quraisy tidak berani kembali untuk untuk berbuat sesuatu. Ketika itu salat
Rasulullah usai. Ia mengucapkan salam. Beliau mengangkat kepala sebagaimana lazimnya orang
yang usai salat. Dari mulutnya terdengar lirih ucapan, Ya Allah, kepadaMu kuserahkan
mereka. Kuserahkan orang-orang Quraisy, kepadaMu kuserahkan Utbah, Uqbah, Abu jahal
dan Syaibah..
Semua orang yang ada di dekatnya tertegun mendengar ujaran Rasulullah. Rasulullah
mengulangi hingga sampai tiga kali dengan doa yang sama. Orang-orang di dekatnya tidak
menyangka bahwa hati Rasulullah sedemikian rupa kasihnya. Ia mendapat perlakuan begitu
16 | S e p e r c i k

Cerita Islam

buruk dan hina, namun ia masih tetap mendoakan orang-orang yang memusuhinya. Semua
orang tertunduk. Mereka merasa masih harus banyak belajar kepada Rasulullah dalam dakwah
ini. Menyayangi orang yang memusuhi kita, alangkah beratnya. Namun apalah jadinya jika
dakwah harus terus-menerus dilakukan dengan kekerasan? Untuk beberapa hal, ada yang hanya
bisa disentuh dengan kasih sayang. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah. Rasulullah tidak
akan pernah berhenti untuk menghampiri kerumunan orang-orang mengajaknya dengan
lembut dan penuh kasih agar ikut meyakini Allah.

17 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Biarkan Aku Hidup Tanpa Jabatan


Rabu 5 Rejab 1434 / 15 Mei 2013 16:24
Lelaki berperawakan tinggi itu
wajahnya memancarkan semburat
cahaya, begitu kemenangan datang.
Ubullah, salah satu wilayah jajahan
yang dikuasai rezim Persi, dapat
ditaklukkan pasukan Muslim.Allahu
akbar, shadaqa wadah (Allah
Mahabesar, yang menepati janji-Nya),
seru dia dihadapan sisa-sisa pasukan
Muslim yang ia pimpin.
Utbah bin Ghazwan, lelaki tersebut, tentu saja tidak segera meninggalkan daerah itu.
Ia langsung menunjuk orang-orang yang tepat untuk membangun dan mengembangkan daerah
itu menuju kemandirian. Masjid menjadi bangunan pertama dan utama yang ia bangun.
Setelah masjid beserta infrastruktur pemerintahan di kota yang disebut Basrah itu
terbentuk, Utbah menulis surat kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Isinya, ia
meminta pada Khalifah agar dirinya kembali ke kota Madinah untuk meneruskan tugas-tugas
jihad bersama sang Khalifah Umar.
Akan tetapi, permintaan itu tidak dikabulkan oleh Amirul Mukminin. Umar
memerintahkan Utbah tetap tinggal dan memimpin penduduk Basrah agar tercipta masyarakat
yang hidup di bawah naungan Al-Quran dan As-Sunnah. Mendengar argumen Amirul
18 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Mukminin yang kuat, Utbah memutuskan untuk mengikuti perintahnya, seraya berdoa
memohon kekuatan menghadapi persoalan pada Rabbnya. Selama beberapa kurun dia terjun
langsung bersama pasukannya membina, mendidik, dan mendakwahkan syariat dan nilai-nilai
Islam kaffah.
Salah satu taushiah yang kerap dituturkan Utbah pada warga Basrah adalah soal
pentingnya hidup zuhud (sederhana). Karena ia bicara dengan keteladanan maka masyarakat
dengan cepat menerima dan mempraktikannya. Ia dikenal luas sebagai orang yang tidak hanya
pandai bicara tapi juga isiqomah dalam perbuatannya. Sekelompok orang yang semula hidup
berlimpah harta tanpa memedulikan orang-orang di sekitar lingkunganya yang serba
kekurangan mulai sadar dan insyaf. Sebagian lain masih membandel, bahkan selalu tersinggung
dengan ajakan Utbah untuk zuhud.
Menghadapi kelompok orang yang belum menerima gerakan hidup zuhud itu, Utbah
dengan tegas mengingatkan manfaatnya serta contoh dari kehidupan Rasulullah SAW. Demi
Allah, sesungguhnya telah kalian lihat aku bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
sebagai salah seorang kelompok tujuh, yang tak punya makanan kecuali daun-daun kayu,
sehingga bagian mulut kami pecah-pecah dan luka-luka. Di suatu hari aku beroleh rizki sehelai
baju burdah, lalu kubelah dua, yang sebelah kuberikan kepada Saad bin Malik dan sebelah lagi
kupakai untuk diriku!
Bukannya kelompok orang kaya itu menerima nasihatnya, ada segelintir dari mereka
yang berupaya keras mempengaruhi Utbah. Mereka membanding-bandingkan soal kewajaran
hidup sebagai seorang penguasa yang memiliki kekuatan di tangannya. Mendengar kisahkisah seperti itu, Utbah hanya dapat bersabar dan menahan amarah, seraya berkata, Aku
berlindung diri kepada Allah dari sanjungan orang terhadap diriku karena kemewahan dunia,
tetapi kecil pada sisi Allah!

19 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Begitulah, setiap kali mendengar perbincangan tentang dunia dan kemewahan, Utbah
tampak takut. Ia takut terhadap dunia yang diyakininya dapat merusak agamanya dan umat
secara luas. Entahlah, apa yang membuat kelompok pembesar di Basrah berhati keras. Nasihat
yang berulang kali dilontarkan tak begitu digubris. Suatu hari, karena mereka tidak menerima
masukan Utbah sebagai pemimpin mereka, Utbah pun berkeras, Besok luasa kalian akan lihat
pimpinan pemerintahan dipegang orang lain menggantikan aku.
Beberapa saat setelah peristiwa itu, datanglah musim haji. Utbah tak menyia-nyiakan
kesempatan untuk mengadukan masalah yang dihadapinya pada sang Khaliq. Ia mendelegasikan
pekerjaan sehari-hari pemerintahan pada salah seorang karibnya. Di Tanah Suci Utbah
menyempurnakan ibadah haji dengan penuh harap dan takut. Air matanya ditumpahkan demi
kecintaan pada Rabbnya. Ia pun tak menyia-nyiakan waktu untuk menyampaikan maksud dan
keinginannya pada Amirul Mukminin. Ia menemuinya di Madinah. Setelah diterima Umar,
Utbah mengungkapkan isi hatinya bahwa ia sangat ingin mengundurkan diri dari arena
kekuasaan. Ia ingin menjadi rakyat biasa yang senantiasa beribadah dan siap berjihad jika datang
perintah.
Keinginannya kali ini pun tak dikabulkan Khalifah Umar. Ia, sebagaimana biasa
diungkapkan dalam menghadapi kasus demikian, berkata pada Utbah, Apakah kalian hendak
menaruh amanat di atas pundakku? Kemudian kalian tinggalkan aku memikulnya seorang diri?
Tidak! Demi Allah tidak kuizinkan selama-lamanya
Pernyataan itu, sekali lagi, membuat Utbah tak dapat berargumen lagi. Ia pun bersiapsiap kembali ke Basrah, wilayah binaannya. Sebelum naik kendaraan ia menghela nafas sesaat.
Badannya dihadapkan ke arah kiblat.
Sambil mengangkat kedua telapak tangannya ke langit ia memohon supaya tidak
dikembalikan ke Basrah dan tidak pula memimpin di sana. Di benaknya masih tertanam
20 | S e p e r c i k

Cerita Islam

perilaku sekelompok pembesar yang tak bisa menerima ajakan hidup zuhud, wara, dan
menegakkan keadilan. Itu mengakibatkan penduduk lain terpengaruh dengan kelompok
tersebut.
Dengan sisa-sisa tenaganya ia berangkat ke Basrah untuk memenuhi tugas Khalifah.
Takdir Allah menentukan seorang Utbah harus wafat di tengah perjalanan antara Madinah dan
Basrah. Kesyahidannya membawa jalan baginya tetap istiqamah pada hidup zuhud. Tanpa gelar
dan jabatan.

21 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Bilal Tak Kuasa Meneruskan Adzan


Senin 24 Rejab 1434 / 3 Juni 2013 15:59
Pada waktu dhuha di hari Senin 12
Rabiul Awal 11 H (hari wafatnya Rasulullah
shalallahu alaihi wasallam) masuklah putri
beliau Fathimah radhiyallahu anha ke dalam
kamar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam,
lalu dia menangis saat masuk kamar
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Dia
menangis karena biasanya setiap kali dia
masuk menemui Rasullullah Shalallahu
Alaihi Wassalam, beliau berdiri dan
menciumnya di antara kedua matanya, akan
tetapi sekarang beliau tidak mampu berdiri
untuknya. Maka Rasulullah Shalallahu Alaihi
Wassalam bersabda kepadanya: Mendekatlah kemari wahai Fathimah. Beliaupun
membisikkan sesuatu di telinganya, maka dia pun menangis. Kemudian beliau bersabda lagi
untuk kedua kalinya: Mendekatlah kemari wahai Fathimah. Beliaupun membisikkan sesuatu
sekali lagi, maka diapun tertawa.
Maka setelah kematian Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, mereka bertanya
kepada Fathimah : Apa yang telah dibisikkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam
kepadamu sehingga engkau menangis, dan apa pula yang beliau bisikkan hingga engkau
tertawa?

22 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Fathimah berkata: Pertama kalinya beliau berkata kepadaku: Wahai Fathimah, aku akan
meninggal malam ini. Maka akupun menangis. Maka saat beliau mendapati tangisanku beliau
kembali berkata kepadaku: Engkau wahai Fathimah, adalah keluargaku yang pertama kali akan
bertemu denganku. Maka akupun tertawa.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam memanggil Hasan dan Husain, beliau mencium
keduanya dan berwasiat kebaikan kepada keduanya. Lalu Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam
memanggil semua istrinya, menasihati dan mengingatkan mereka. Beliau berwasiat kepada
seluruh manusia yang hadir agar menjaga shalat. Beliau mengulang-ulang wasiat itu. Lalu rasa
sakitpun terasa semakin berat, maka beliau bersabda: Keluarkanlah siapa saja dari rumahku.
Beliau bersabda: Mendekatlah kepadaku, wahai Aisyah! Beliaupun tidur di dada istri beliau
Aisyah radhiyallahu anha.
Aisyah berkata: Beliau mengangkat tangan beliau seraya bersabda: Bahkan Ar-Rafiqul Ala
bahkan Ar-Rafiqul Ala. Maka diketahuilah bahwa disela-sela ucapan beliau, beliau disuruh
memilih di antara kehidupan dunia atau Ar-Rafiqul Ala.
Masuklah Malaikat Jibril alaihis salam menemui Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam
seraya berkata: Malaikat maut ada di pintu, meminta izin untuk menemuimu, dan dia tidak
pernah meminta izin kepada seorangpun sebelummu.
Maka beliau berkata kepadanya: Izinkan untuknya, wahai Jibril.
Masuklah malaikat Maut seraya berkata: Assalamualaika wahai Rasulullah. Allah telah
mengutusku untuk memberikan pilihan kepadamu antara tetap tinggal di dunia atau bertemu
dengan Allah di akhirat.
Maka Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: Bahkan aku memilih Ar-Rafiqul Ala
(Teman yang tertinggi), bahkan aku memilih Ar-Rafiqul Ala, bersama-sama dengan orang23 | S e p e r c i k

Cerita Islam

orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu :para nabi, para shiddiqiin, orang-orang yg
mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah rafiq (teman) yang sebaik-baiknya.
Aisyah menuturkan bahwa sebelum Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam wafat, ketika
beliau bersandar pada dadanya, dan dia mendengarkan beliau secara seksama, beliau berdoa:
Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku dan susulkan aku pada ar-rafiq al-ala. Ya Allah (aku
minta) ar-rafiq al-ala, Ya Allah (aku minta) ar-rafiq al-ala.
Berdirilah malaikat Maut disisi kepala Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam- sebagaimana dia
berdiri di sisi kepala salah seorang diantara kita- dan berkata: Wahai roh yang bagus, roh
Muhammad ibn Abdillah, keluarlah menuju keridhaan Allah, dan menuju Rabb yang ridha dan
tidak murka.
Sayyidah Aisyah berkata: Maka jatuhlah tangan Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam, dan kepala
beliau menjadi berat di atas dadaku, dan sungguh aku telah tahu bahwa beliau telah wafat.
Dia berkata: Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, tidak ada yang kuperbuat
selain keluar dari kamarku menuju masjid, yang di sana ada para sahabat, dan kukatakan,
Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat. Maka mengalirlah
tangisan di dalam masjid. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu terduduk karena beratnya kabar
tersebut, Ustman bin Affan radhiyallahu anhu seperti anak kecil menggerakkan tangannya ke
kanan dan kekiri. Adapun Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu berkata: Jika ada
seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam telah meninggal,
akan kupotong kepalanya dengan pedangku, beliau hanya pergi untuk menemui Rabb-Nya
sebagaimana Musa alaihis salam pergi untuk menemui Rabb-Nya.
Adapun orang yang paling tegar adalah Abu Bakar radhiyallahu anhu, dia masuk kepada
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, memeluk beliau dan berkata: Wahai sahabatku,

24 | S e p e r c i k

Cerita Islam

wahai kekasihku, wahai bapakku. Kemudian dia mencium Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam
dan berkata : Anda mulia dalam hidup dan dalam keadaan mati.
Keluarlah Abu Bakar menemui manusia dan berkata: Barangsiapa menyembah Muhammad,
maka Muhammad sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka
sesungguhnya Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati. Maka akupun keluar dan menangis,
aku mencari tempat untuk menyendiri dan aku menangis sendiri.
Inna lillahi wainna ilaihi rajiun, telah berpulang ke rahmat Allah orang yang paling
mulia, orang yang paling kita cintai pada waktu dhuha ketika memanas di hari Senin 12 Rabiul
Awal 11 H tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah
untuk Nabi kiat tercinta Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Langit Madinah kala itu mendung. Bukan mendung biasa, tetapi mendung yang kental
dengan kesuraman dan kesedihan. Seluruh manusia bersedih, burung-burung enggan berkicau,
daun dan mayang kurma enggan melambai, angin enggan berhembus, bahkan matahari enggan
nampak. Seakan-akan seluruh alam menangis, kehilangan sosok manusia yang diutus sebagai
rahmat sekalian alam. Di salah satu sudut Masjid Nabawi, sesosok pria yang legam kulitnya
menangis tanpa bisa menahan tangisnya.
Waktu shalat telah tiba.
Bilal bin Rabah, pria legam itu, beranjak menunaikan tugasnya yang biasa:
mengumandangkan adzan.
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Suara beningnya yang indah nan lantang terdengar di seantero Madinah. Penduduk
Madinah beranjak menuju masjid. Masih dalam kesedihan, sadar bahwa pria yang selama ini
mengimami mereka tak akan pernah muncul lagi dari biliknya di sisi masjid.
25 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Asyhadu anla ilaha illallah, Asyhadu anla ilaha ilallah.


Suara bening itu kini bergetar. Penduduk Madinah bertanya-tanya, ada apa gerangan.
Jamaah yang sudah berkumpul di masjid melihat tangan pria legam itu bergetar tak beraturan.
Asyhadu.. an..na.. M..Mu..mu..hammmad
Suara bening itu tak lagi terdengar jelas. Kini tak hanya tangan Bilal yang bergetar
hebat, seluruh tubuhnya gemetar tak beraturan, seakan-akan ia tak sanggup berdiri dan bisa
roboh kapanpun juga. Wajahnya sembab. Air matanya mengalir deras, tidak terkontrol. Air
matanya membasahi seluruh kelopak, pipi, dagu, hingga jenggot. Tanah tempat ia berdiri kini
dipenuhi oleh bercak-bercak bekas air matanya yang jatuh ke bumi. Seperti tanah yang habis
di siram rintik-rintik air hujan. Ia mencoba mengulang kalimat adzannya yang terputus. Salah
satu kalimat dari dua kalimat syahadat. Kalimat persaksian bahwa Muhammad bin Abdullah
adalah Rasul ALLAH.
Asyha..du. .annna
Kali ini ia tak bisa meneruskan lebih jauh.
Tubuhnya mulai limbung.
Sahabat yang tanggap menghampirinya, memeluknya dan meneruskan adzan yang
terpotong. Saat itu tak hanya Bilal yang menangis, tapi seluruh jamaah yang berkumpul di
Masjid Nabawi, bahkan yang tidak berada di masjid ikut menangis. Mereka semua merasakan
kepedihan ditinggal Kekasih ALLAH untuk selama-lamanya. Semua menangis, tapi tidak
seperti Bilal. Tangis Bilal lebih deras dari semua penduduk Madinah. Tak ada yang tahu persis
kenapa Bilal seperti itu, tapi Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu anhu tahu.

26 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Ia pun membebastugaskan Bilal dari tugas mengumandangkan adzan. Saat


mengumandangkan adzan, tiba-tiba kenangannya bersama Rasulullah shalallahu alaihi
wasallam berkelabat tanpa ia bisa membendungnya. Ia teringat bagaimana Rasulullah shalallahu
alaihi wasallam memuliakannya di saat ia selalu terhina, hanya karena ia budak dari Afrika. Ia
teringat bagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjodohkannya. Saat itu Rasulullah
meyakinkan keluarga mempelai wanita dengan berkata, Bilal adalah pasangan dari surga,
nikahkanlah saudari perempuanmu dengannya.
Pria legam itu terenyuh mendengar sanjungan Sang Nabi akan dirinya, seorang pria
berkulit hitam, tidak tampan, dan mantan budak. Kenangan-kenangan akan sikap Rasul yang
begitu lembut pada dirinya berkejar-kejaran saat ia mengumandangkan adzan. Ingatan akan
sabda Rasul, Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat. lalu ia pun beranjak adzan, muncul
begitu saja tanpa ia bisa dibendung.
Kini tak ada lagi suara lembut yang meminta istirahat dengan shalat. Bilal pun teringat
bahwa ia biasanya pergi menuju bilik Nabi yang berdampingan dengan Masjid Nabawi setiap
mendekati waktu shalat. Di depan pintu bilik Rasul, Bilal berkata, Saatnya untuk shalat,
saatnya untuk meraih kemenangan. Wahai Rasulullah, saatnya untuk shalat.
Kini tak ada lagi pria mulia di balik bilik itu yang akan keluar dengan wajah yang ramah
dan penuh rasa terima kasih karena sudah diingatkan akan waktu shalat. Bilal teringat, saat
shalat Ied dan shalat Istisqa ia selalu berjalan di depan. Rasulullah dengan tombak di tangan
menuju tempat diselenggarakan shalat. Salah satu dari tiga tombak pemberian Raja Habasyah
kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Satu diberikan Rasul kepada Umar bin Khattab,
satu untuk dirinya sendiri, dan satu ia berikan kepada Bilal. Kini hanya tombak itu saja yang
masih ada, tanpa diiringi pria mulia yang memberikannya tombak tersebut. Hati Bilal makin
perih. Seluruh kenangan itu bertumpuk-tumpuk, membuncah bercampur dengan rasa rindu

27 | S e p e r c i k

Cerita Islam

dan cinta yang sangat pada diri Bilal. Bilal sudah tidak tahan lagi. Ia tidak sanggup lagi untuk
mengumandangkan adzan.
Abu Bakar tahu akan perasaan Bilal. Saat Bilal meminta izin untuk tidak
mengumandankan adzan lagi, beliau mengizinkannya. Saat Bilal meminta izin untuk
meninggalkan Madinah, Abu Bakar kembali mengizinkan. Bagi Bilal, setiap sudut kota
Madinah akan selalu membangkitkan kenangan akan Rasul, dan itu akan semakin membuat
dirinya merana karena rindu. Ia memutuskan meninggalkan kota itu. Ia pergi ke Damaskus
bergabung dengan mujahidin di sana. Madinah semakin berduka. Setelah ditinggal alMusthafa, kini mereka ditinggal pria legam mantan budak tetapi memiliki hati secemerlang
cermin.
Awalnya, ash-Shiddiq merasa ragu untuk mengabulkan permohonan Bilal sekaligus
mengizinkannya keluar dari kota Madinah, namun Bilal mendesaknya seraya berkata, Jika
dulu engkau membeliku untuk kepentingan dirimu sendiri, maka engkau berhak menahanku,
tapi jika engkau telah memerdekakanku karena Allah, maka biarkanlah aku bebas menuju
kepada-Nya.
Abu Bakar menjawab, Demi Allah, aku benar-benar membelimu untuk Allah, dan aku
memerdekakanmu juga karena Allah.
Bilal menyahut, Kalau begitu, aku tidak akan pernah mengumandangkan azan untuk
siapa pun setelah Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam wafat.
Abu Bakar menjawab, Baiklah, aku mengabulkannya. Bilal pergi meninggalkan
Madinah bersama pasukan pertama yang dikirim oleh Abu Bakar. Ia tinggal di daerah Darayya
yang terletak tidak jauh dari kota Damaskus. Bilal benar-benar tidak mau mengumandangkan
adzan hingga kedatangan Umar ibnul Khaththab ke wilayah Syam, yang kembali bertemu
dengan Bilal Radhiallahu anhu setelah terpisah cukup lama.
28 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Jazirah Arab kembali berduka. Kini sahabat terdekat Muhammad shalallahu alaihi
wasallam, khalifah pertama, menyusulnya ke pangkuan Ilahi. Pria yang bergelar Al-Furqan
menjadi penggantinya. Umat Muslim menaruh harapan yang besar kepadanya. Umar bin
Khattab berangkat ke Damaskus, Syria. Tujuannya hanya satu, menemui Bilal dan
membujuknya untuk mengumandangkan adzan kembali. Setelah dua tahun yang melelahkan;
berperang melawan pembangkang zakat, berperang dengan mereka yang mengaku Nabi, dan
berupaya menjaga keutuhan umat; Umar berupaya menyatukan umat dan menyemangati
mereka yang mulai lelah akan pertikaian. Umar berupaya mengumpulkan semua muslim ke
masjid untuk bersama-sama merengkuh kekuatan dari Yang Maha Kuat. Sekaligus kembali
menguatkan cinta mereka kepada Rasul-Nya.
Umar membujuk Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan. Bilal menolak, tetapi
bukan Umar namanya jika khalifah kedua tersebut mudah menyerah. Ia kembali membujuk
dan membujuk.
Hanya sekali, bujuk Umar. Ini semua untuk umat. Umat yang dicintai Muhammad, umat
yang dipanggil Muhammad saat sakaratul mautnya. Begitu besar cintamu kepada Muhammad,
maka tidakkah engkau cinta pada umat yang dicintai Muhammad? Bilal tersentuh. Ia
menyetujui untuk kembali mengumandangkan adzan. Hanya sekali, saat waktu Subuh..
Hari saat Bilal akan mengumandangkan adzan pun tiba.
Berita tersebut sudah tersiar ke seantero negeri. Ratusan hingga ribuan kaum muslimin
memadati masjid demi mendengar kembali suara bening yang legendaris itu.
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Asyhadu anla ilaha illallah, Asyhadu anla ilaha illallah
Asyhadu anna Muhammadarrasulullah
29 | S e p e r c i k

Cerita Islam


Sampai di sini Bilal berhasil menguatkan dirinya. Kumandang adzan kali itu beresonansi
dengan kerinduan Bilal akan Sang Rasul, menghasilkan senandung yang indah lebih indah dari
karya maestro komposer ternama masa modern mana pun jua. Kumandang adzan itu begitu
menyentuh hati, merasuk ke dalam jiwa, dan membetot urat kerinduan akan Sang Rasul.
Seluruh yang hadir dan mendengarnya menangis secara spontan.
Asyhadu anna Muhammadarrasulullah
Kini getaran resonansinya semakin kuat. Menghanyutkan Bilal dan para jamaah di
kolam rindu yang tak berujung. Tangis rindu semakin menjadi-jadi. Bumi Arab kala itu
kembali basah akan air mata.
Hayya alash-shalah, hayya alash-shalah
Tak ada yang tak mendengar seruan itu kecuali ia berangkat menuju masjid.
Hayya `alal-falah, hayya `alal-falah
Seruan akan kebangkitan dan harapan berkumandang. Optimisme dan harapan kaum
muslimin meningkat dan membuncah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allah-lah yang Maha Besar, Maha Perkasa dan Maha Berkehendak. Masihkah kau takut kepada
selain-Nya? Masihkah kau berani menenetang perintah-Nya?
La ilaha illallah

30 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Tiada tuhan selain ALLAH. Jika engkau menuhankan Muhammad, ketahuilah bahwa ia telah
wafat. ALLAH Maha Hidup dan tak akan pernah mati.

31 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Damaikanlah Dua Orang Mukmin Yang Berselisih


Sabtu 22 Rejab 1434 / 1 Juni 2013 10:16

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (ishlah) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. 49:10)
Abdullah ibn Abi Aufa menuturkan bahwa Abdurrahman ibn Auf pernah mengadukan
Khalid ibn Walid kepada Rasulullah saw. karena Khalid dianggap telah mencela Abdurrahman.
Menanggapi hal tersebut, Rasulullah saw. bersabda kepada Khalid, Jangan mengejek setiap
orang yang ikut berperang dalam Perang Badar. Bahkan seandainya kau bersedekah dengan
emas sebesar Gunung Uhud, amalmu itu tidak akan pernah setara dengan amal mereka.
Abdurrahman berkata, Mereka menghinaku lebih dahulu dan aku hanya membalasnya.
Nabi saw. bersabda, Jangan mengejek Khalid, karena ia adalah salah satu pedang Allah yang
diutus untuk memerangi orang kafir.
Kedua orang yang berselisih tadi adalah sahabat-sahabat Rasulullah saw. Mereka
memiliki kedudukan yang penting di sisi beliau. Abdurrahman ibn Auf adalah seorang sahabat
yang lebih dahulu memeluk Islam, turut berhijrah bersama Nabi, berpartisipasi dalam Perang
Badar serta perang-perang lainnya. Sementara Khalid ibn Walid baru masuk Islam ketika
menjelang takluknya Makkah. Bahkan dalam Perang Uhud, Khalid berada di pihak Quraisy
yang memusuhi Nabi.

32 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Rasulullah saw. menegur Khalid karena menghina seorang sahabat yang telah ikut aktif
dalam Perang Badar. Namun Rasulullah juga menegur Ibn Auf karena mengejek Khalid. Kedua
sahabat tadi memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri di mata Nabi, sehingga ketika terjadi
perselisihan, Nabi menasihati keduanya. Sepanjang hidup Rasulullah selalu berusaha
mendamaikan pihak-pihak yang berselisih, bertikai karena bermacam-macam konflik. Pada
masa remaja, beliau juga telah menorehkan tinta emas dengan mendamaikan berbagai kabilah
Makkah yang saat itu siap berperang satu sama lain demi memperebutkan hak memindahkan
Hajar Aswad ke tempatnya semula setelah Kabah dipugar dan diperbaiki. Berkat kebijakan
dan kecerdikannya, Rasulullah dapat mendamaikan mereka.
Begitu pula ketika beliau tiba di Madinah. Ia mendamaikan pihak-pihak yang bertikai di
sana, terutama suku Aus dan suku Khazraj, yang sepanjang sejarahnya mempunyai riwayat
peperangan yang panjang. Di Madinah, berkat kepandaiannya, Rasulullah dapat menghimpun
masyarakat Madinah yang bermacam ragam di bawah satu panji kepemimpinan.
Bahkan, dengan alasan perdamaian dan persatuan, Rasulullah tidak secara langsung
membasmi golongan munafik serta mencegah para sahabat yang ingin membunuh pemimpin
kaum munafik Abdullah ibn Ubay.
Inilah cara yang ditempuh kaum muslimin agar dilimpahkan rahmat. Sebab sejatinya
Islam adalah perdamaian (As-salam). Maka damaikanlah dua orang mukmin yang berselisih.

33 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Detik-Detik Terakhir Kehidupan Rasulullah SAW (1)


Jumat 8 Jamadilakhir 1434 / 19 April 2013 11:24

Diriwayatkan , bahwa setelah


turun wahyu Al quran Surat
Almaidah ayat 3, menangislah
Umar bin Khattab ra. Maka
Nabi SAW berkata kepadanya,
Apakah

gerangan

menyebabkan

yang
engkau

menangis, hai Umar?


Umar menjawab, Kita semua
sudah berada dalam agama yang
sempurna. Tetapi bila ia sudah sampai kepada titik puncak kesempurnaan, maka diatas itu tidak
ada lagi yang lain, kecuali suatu kemunduran.
Nabi menukas, Benar engkau!
QS Al-Maidah Ayat 3 yang berbunyi :

34 | S e p e r c i k

Cerita Islam

diturunkan di Padang Arafah pada hari Jumat sesudah Ashar, yakni di saat Nabi berkendaraan
di atas untanya. Sesudah itu apa-apa yang berkenaan dengan perintah- perintah yang fardhu
tidak turun- turun lagi dari langit.
Pada mulanya Nabi tidak mampu untuk mendugaduga kemungkinan- kemungkinan
yang terselip dalam arti yang di atas sehingga beliau hanya terengah dan bertelekan di atas
untanya saja. Unta pun berhenti terhenyak dan Malaikat Jibril pun datanglah sambil berkata
kepada Nabi, Ya Muhammad! Hari ini telah sempurna urusan agamamu, telah selesai apa yang
diperintahkan Tuhanmu dan juga segala apa yang dilarangNya. Dari itu, kumpulkanlah semua
sahabatmu, dan beritahukan kepada mereka, bahwa aku tidak akan turun- turun lagi membawa
wahyu kepadamu sesudah hari ini!. Maka pulanglah Nabi dari Makkah kembali ke Madinah.
Di sana dikumpulkanlah oleh beliau para sahabatnya dan dibacakanlah ayat ini kepada mereka
serta diberitahukannya apa yang dikatakan Jibril padanya itu.
Semua sahabat menjadi gembira mendengarnya kecuali Abu Bakar. Para sahabat
berkata, Telah sempurnalah agama kita!
Tetapi Abu Bakar Asshidiq pulang ke rumahnya sendirian dalam keadaan murung dan
sedih. Dikuncinya pintu rumahnya dan ia pun sibuk menangis sepanjang malam dan siang. Hal
itu didengar oleh para sahabat dan mereka berkumpul bersama-sama untuk mendatangi rumah
Abu Bakar assidiq ra.
Kenapa kerjamu menangis saja, hai Abu bakar, di saat orang lain semua bersuka ria. Bukankah
Tuhan telah menyempurnakan agama kita? tanya para sahabat.
Abu bakar sidiq ra menjawab: Kamu semua tidak tahu bencana-bencana apakah kelak
yang akan terjadi menimpa kita semua. Apakah kamu tidak mengerti bahwa tidak ada sesuatu
apabila ia telah sampai kepada titik kesempurnaan, melainkan itu berarti permulaan

35 | S e p e r c i k

Cerita Islam

kemerosotannya. Dalam ayat terbayang perpecahan di kalangan kita nanti, dan nasib HAaan
Husein yang akan menjadi anak yatim, serta para isteri Nabi yang menjadi janda.
Mendengar itu terpekiklah para sahabat dan dalam suasana penuh keharuan mereka
menangislah semuanya, dan terdengarlah ratap tangis yang sayu dari rumah Abu Bakar itu oleh
para tetangga yang lain. Mereka datang langsung kepada Nabi Muhammad SAW sendiri sambil
menanyakan kepada beliau tentang hakikat kejadian yang sebenarnya.
Ya Rasul Allah, kami tidak tahu keadaan yang menimpa diri para sahabat, kecuali kami hanya
mendengar pekik tangis mereka belaka.
Mendengar itu berubahlah wajah Rasulullah dan ia pun bertanya, : Apakah yang kalian
tangiskan?
Yang menjawab adalah Ali, Abu bakar berkata kepada kami, Sesungguhnya aku
mendengar angin kematian RAsulullah berdesir melalui ayat ini, dan dapatkah ayat ini
dijadikan bukti bagi kematian engkau?
Nabi menjawab, Benarlah Abu Bakar dalam segala apa yang dikatakannya itu. Telah
dekat masa kepergianku dari kalian semua, dan telah datang masa perpisahanku dengan kalian
semua.
Penegasan Nabi itu adalah isyarat, bahwa benarlah Abu bakar seorang yang paling arif
dan cerdas di antara para sahabat Nabi. Dan ketika Abu Bakar mendengar ucapan Nabi itu, ia
pun berteriak dan lantas jatuh pingsan. Ali menjadi gemetar, para sahabat menjadi gelisah;
mereka semua ketakutan dan menangis menjadi-jadi. Begitu juga para malaikat di langit,
makhluk-makhluk yang melata di bumi. Kemudian Nabi bersalam berjabat tangan dengan satu
demi satu para sahabat mengucapkan perpisahan dan beliau pun menangislah sambil
memberikan amanah nasihat kepada mereka semua
36 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Detik-Detik Terakhir Kehidupan Rasulullah SAW (2 abis)


Jumat 8 Jamadilakhir 1434 / 19 April 2013 13:07

Setelah turun ayat Alquran yang terakhir itu Nabi Muhammad SAW menjalani
hidupnya 81 hari lagi. Setelah ayat itu turun beliau naik ke atas mimbar mengucapkan khutbah
sambil menangis, dan hadirin mendengarkannya sambil bercucuran air mata pula. Suatu
khutbah yang mendebarkan hati dan menegakkan bulu roma, tetapi di samping itu juga
khutbah yang mengungkapkan harapan- harapan dan peringatan- peringatan.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, bahwasanya setelah dekat waktu wafatnya Rasulullah,
beliau memerintahkan Bilal supaya adzan, memanggil manusia sholat berjamaah. Maka
berkumpullah kaum Muhajirin dan Anshor ke masjid Rasulullah SAW. Setelah selesai sholat
dua rakaat yang ringan kemudian beliau naik ke atas mimbar lalu mengucapkan puji dan
sanjung kepada Allah SWT. Dan kemudian beliau membawakan khutbahnya yang sangat
berkesan, membuat hati dan mencucurkan air mata. Beliau berkata antara lain:
Sesungguhnya aku ini adalah Nabimu, pemberi nasihat dan dai yang menyeru manusia ke
jalan Allah dengan izinNya. Aku ini bagimu bagaikan saudara yang penyayang dan bapak yang
pengasih. Siapa yang merasa teraniaya olehku diantara kamu semua, hendaklah ia bangkit
berdiri sekarang juga untuk melakukan qisas kepadaku sebelum ia melakukannya di hari kiamat
nanti.
Sekali dua kali beliau mengulangi kata-katanya itu, dan pada ketiga kalinya barulah
seorang laki-laki bernama Ukasyah Ibnu Muhsin berdiri di hadapan Rasulullah.
Ukasyah berkata, Ibuku dan ayahku menjadi tebusanmu, ya Rasul Allah. Kalau tidaklah
karena engkau telah berkali-kali menuntut kami supaya berbuat sesuatu atas dirimu, tidaklah
37 | S e p e r c i k

Cerita Islam

aku berani tampil untuk memperkenankannya. Sesuai dengan permintaanmu. Dulu aku
pernah bersamamu di medan Perang Badar sehingga untaku berdampingan sekali dengan
untamu, maka aku pun turun dari atas untaku dan aku menghampiri engkau, lantas aku pun
mencium paha engkau.
Kemudian engkau mengangkat cambuk memukul untamu supaya berjalan cepat,
tetapi engkau sebenarnya telah memukul lambung sampingku; aku tidak tahu apakah itu
dengan engkau sengaja atau tidak ya Rasul Allah, ataukah barangkali maksudmu dengan itu
hendak melecut untamu sendiri?
Rasulullah menjawab: Maha suci Allah, ya Ukasyah, bahwa Rasulullah akan bermaksud
memukul engkau dengan sengaja.
Kemudian Nabi menyuruh Bilal supaya pergi ke rumah Fatimah, Ambil cambukku
darinya, kata beliau.
Bilal segera ke luar masjid dengan tangannya diletakkannya di atas kepalanya keheranan
sambil berkata sendirian, Inilah Rasulullah memberikan kesempatan qisas terhadap dirinya!
Diketuknya pintu rumah Fatimah yang menyahut dari dalam, Siapakah di luar?
Aku datang kepadamu untuk mengambil cambuk Rasulullah, jawab Bilal.
Apakah yang akan dilakukan ayahku dengan cambuk ini? tanya Fatimah pada Bilal.
Ya Fatimah! Ayahmu memberikan kesempatan kepada orang untuk mengambil qisas atas
dirinya, Bilal menjawab.
Siapakah pula gerangan itu yang sampai hati untuk mengqisas Rasulullah? tukas Fatimah
keheranan.
38 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Bilal pun mengambil cambuk dan membawanya masuk masjid, lalu diberikannya
kepada Rasulullah, dan Rasulullah pun menyerahkannya ke tangan Ukasyah.
Tatkala hal itu dilihat Abu Bakar sidik dan Umar ra, keduanya berkata kepada Ukasyah:
Hai Ukasyah! Kami sekarang berada di hadapanmu, pukul-qisaslah kami berdua, dan jangan
sekali- kali engkau pukul Rasulullah saw!
Rasulullah menyela dengan katanya, Duduklah kalian keduanya, Allah telah mengetahui
kedudukan kamu berdua!
Kemudian berdiri pula Ali bin Abi Thalib sambil berkata, Hai ukasyah! Aku ini
sekarang masih hidup di hadapan Rasulullah. Aku tidak sampai hati melihat kalau engkau akan
mengambil kesempatan qisas memukul Rasulullah. Inilah punggungku, maka kisaslah aku
dengan tanganmu dan deralah aku dengan tangan engkau sendiri!
Nabi menukas pula, Allah telah tahu kedudukanmu dan niatmu, wahai Ali!
Kemudian tampil pula kedua kakak beradik, Hasan dan Husein. Hai Ukasyah!
Bukankah engkau telah mengetahui, bahwa kami berdua ini adalah cucu kandung RAsulullah,
dan qisaslah terhadap diri kami dan itu berarti sama juga dengan mengqisas Rasulullah sendiri!
Tetapi Rasulullah menegur pula kedua cucunya itu dengan kata beliau:, Duduklah
kalian keduanya, wahai penyejuk mataku!
Dan akhirnya Nabi berkata, Hai Ukasyah! Pukullah aku jika engkau berhasrat mengambil
qisas!
Ya Rasul Allah! sewaktu engkau memukul aku dulu, kebetulan aku sedang tidak memakai
kain di badanku, kata Ukasyah.

39 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Lantas tanpa bicara Rasulullah segera membuka bajunya, maka berteriaklah kaum muslimin
yang hadir sambil menangis.
Maka tatkala Ukasyah melihat putih tubuhnya Rasulullah, ia segera mendekat tubuh
Nabi dan mencium punggung beliau sepuas-puasnya sambil berkata: Tebusanmu Rohku ya
Rasul Allah, siapakah yang tega sampai hatinya untuk mengambil kesempatan mengqisas
engkau, ya Rasul Allah? Aku sengaja berbuat demikian hanyalah karena berharap agar supaya
tubuhku dapat menyentuh tubuh engkau yang mulia, dan agar supaya Allah SWT dengan
kehormatan engkau dapat menjagaku dari sentuhan api neraka.
Akhirnya berkatalah Nabi SAW, Ketahuilah wahai para sahabat! Barangsiapa yang
ingin melihat penduduk syurga, maka melihatlah kepada pribadi laki-laki ini.
Lantas bangkit berdirilah kaum muslimin beramai-ramai mencium Ukasyah di antara
kedua matanya. dan mereka berkata: Berbahagialah engkau yang telah mencapai derajat yang
tinggi dan menjadi teman Rasulullah saw di surga kelak!

40 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Detik detik Wafatnya Nabi Muhammad SAW


Jumat 7 Safar 1434 / 21 December 2012 09:00

Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata-bata memberikan petuah: Wahai umatku,
kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan Cinta Kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah hanya
kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al-Quran. Barang siapa yang
mencintai Sunnahku berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan
bersama-sama masuk surga bersama aku,
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasullah yang teduh menatap
sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya
naik turun menahan nafas dan tangisnya. Ustman menghela nafas panjang dan Ali menundukan
kepalanya dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba Rasulullah akan meninggalkan kita semua,
desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di
dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap
Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana
sepertinya tengah menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya,
Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah
kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru
mengucapkan salam.
Assalaamualaikum .Bolehkah saya masuk ? tanyanya.
41 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk, Maafkanlah, ayahku sedang demam, kata
Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani
ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah.
Siapakah itu, wahai anakku?
Tak tahulah aku ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya, tutur Fatimah lembut. Lalu
Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian
wajahnya seolah hendak dikenang.
Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan
pertemuan di dunia. dialah Malaikat Maut, kata Rasulullah. Fatimah pun menahan tangisnya.
Malaikat Maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut
menyertai. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit untuk
menyambut ruh kekasih Allah dan Penghulu dunia ini. (sepertinya Malaikat Jibril Tidak
Sanggup melihat Rasulullah dicabut nyawanya)
Jibril,

jelaskan

apa

hakku

nanti

dihadapan

Allah?

Tanya

Rasulullah

dengan suara yang amat lemah.


Pintu-pintu langit telah dibuka, para malaikat telah menanti Ruhmu, semua pintu Surga
terbuka lebar menanti kedatanganmu kata Jibril. Tapi itu semua ternyata tidak membuat
Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
Engkau tidak senang mendengar kabar ini, Ya Rasulullah? tanya Jibril lagi.
Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?

42 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:
Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya, kata
Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan Ruh Rasulullah
ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini, ujar Rasulullah mengaduh lirih.
Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan
muka.
Jijikkah engkau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu, wahai Jibril? tanya Rasulullah pada
malaikat pengantar wahyu itu.
Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direngut ajal, kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tak tertahankan lagi.
Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada
umatku.
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya
bergetar seakan hendak membisikan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
Peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu
Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah
menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah
yang mulai kebiruan.

43 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Ummatii. ummatii. ummatii.


Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya,
maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam jannah-Ku.

Detik-Detik Kematian Ustman


Sabtu 2 Zulkaedah 1434 / 7 September 2013 11:05
Dalam masa usianya yang panjang Utsman senantiasa ditinggal wafat oleh isteriisterinya dan beliau segera menikah kembali.
Nailah binti Furaifisha dinikahi Utsman ketika beliau telah menjabat sebagai Khalifah
kaum muslimin. Namun posisinya sebagai isteri di saat suami menduduki posisi yang terberat
itu tidak membawanya kepada ketenangan yang sejati. Tiba-tiba saja badai berhembus keras.
Sedangkan sang suami yang tergolong manusia terpandang tak berdaya menahan gelombang
itu, apalagi tangan-tangannya yang kecil dan amat bersahaja itu
Tuduhan-tuduhan itu begitu bertubi-tubi datangnya. Desas-desus menyebar ke
seantero negeri. Mereka menuduhku kelewat mencintai keluargaku. Seru Utsman tatkala
berbicara di mimbar masjid Nabawi. Tetapi kecintaanku itu tidak membuatku berlaku
sewenang-wenang. Bahkan aku mengambil tindakan-tindakan jika perlu. Tentang pemberianpemberianku, maka semuanya aku keluarkan dari harta kekayaanku sendiri. Aku tidak
mengambil agak sepeserpun dari harta yang merupakan hak kaum muslimin. Bahkan pada masa
Nabi Muhammad SAW pun aku memberikan sumbangan-sumbangan yang besar, begitu pula
pada masa khilafah Abu Bakar dan Umar

44 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Namun pidato beliau tidaklah mampu meredakan suasana. Pasukan kaum muslimin saat
itu banyak yang tersebar di berbagai wilayah. Mereka sama sekali tidak menyiapkan pasukan
tempur cadangan di ibukota. Mereka juga tidak menyangka bahwa konflik yang telah
berlangsung secara diam-diam itu pada akhirnya membesar dan membuahkan pemberontakan.
Penduduk madinah yang ada pada saat itu segera membentuk lapisan-lapisan
pertahanan. Ali bin Abi Thalib mengepalai sebuah kelompok dan mengirim kedua puteranya
Hasan dan Husain ke gedung tempat tinggal khalifah untuk melindungi pemimpin kaum
muslimin itu. Zubair bin Awwam pun mengepalai sebuah kelompok dan mengirim kedua
puteranya Abdullah dan Mushab ke gedung Utsman. Thulhah juga mengepalai sebuah
kelompok dan mengirim kedua puteranya ke gedung Utsman. Begitu pula shahabat-sahabat
yang lain yang tengah berada di kota itu berupaya memberikan sumbangannya bagi
keselamatan Khalifah.
Perundingan-perundingan coba diadakan, namun semua menemui jalan buntu. Gedung
tempat kediaman Khalifah dan keluarganya dikepung berhari-hari lamanya. Namun, saat itu
Utsman masih menunjukkan dirinya dengan keluar pada waktu-waktu shalat guna mengimami
shalat berjamaah. Pendekatan-pendekatan ke berbagai pihak terus diupayakan, namun keadaan
telah begitu tak menentu.
Nailah tetap berada di dalam rumah yang terkepung itu, setia mendampingi suaminya
yang dari segi usia telah udzur itu.
Diluar perkiraan, pemberontak menyerbu lewat atap rumah Utsman bin Affan. Ketika
mereka berhasil menerabas ke dalam tidak ada perlawanan apapun yang dapat dilakukan,
karena semua pintu tertutup rapat. Al Ghafikki bin Al Harb kepala pemberontak yang datang
dari Mesir itu menyerbu ke dalam. Saat itu Utsman tengah menanti shalat shubuh dan
membaca kitab suci Al Quran di atas sajadahnya.
45 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Sebilah besi diayunkan Al Ghafikki ke tubuh khalifah yang malang itu. Tubuh Utsman
mendadak gontai, kepalanya koyak dan darah mengalir deras. Nailah menyaksikan peristiwa
itu dengan penuh kepedihan. Tiba-tiba datang seorang pemberontak yang lain, Sudan bin
Hamran, sambil mengayunkan pedangnya menebas leher Utsman. Segera Nailah merahap
tubuh suaminya dan menolak ayunan pedang itu dengan tangannya. Ia pun mengerang, jarijari tangannya putus terhantam pedang
Pagi itu, 8 Dzulhijjah 35 H, di saat-saat manusia menantikan ibadah haji, Nailah
menyaksikan tubuh suaminya terkapar tak berdaya. Khalifah itu rebah meregang nyawa sambil
memeluk mushaf yang tengah dibacanya.

Detik-Detik Umar Bin Khattab Masuk Islam


Ahad 26 Jamadilawal 1434 / 7 April 2013 19:59

Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah
mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan
kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (Q.S. 2:137)

46 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad
dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang.(Al Quran).
Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang kepada (agama)-Nya, niscaya Allah
akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya.
Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya. (Q.S. 4:174-175)
Dari Jubair bin Nuthim r.a. berkata : Rasulullah saw. pernah bersabda : Hendaklah
kamu sekalian bergembira, karena sesungguhnya Al-Quran ini ujungnya (ada) di tangan Allah
dan ujungnya yang lain di tangan kamu sekalian; maka dari itu hendaklah kamu berpegang
teguh kepadanya, maka sungguh kamu tidak akan binasa dan tidak pula akan sesat selamalamanya. (Riwayat at-Thabrani)
Umar bin Khatthab adalah salah seorang sahabat terdekat Rasulullah saw. dan termasuk
khulafaurasyidin. Ia merupakan pribadi yang dibekali tabiat yang peka dan kuat. Bila ia
mengambil pendirian maka akan ia pegang hingga mencapai akhir. Semenjak belum mengenal
Islam-pun, sifat dan tabiatnya sudah seperti itu. Dalam sebuah riwayat yang menceritakan
bagaimana akhirnya Umar dapat tunduk terhadap ayat suci Al-Quran:
Pada suatu hari, Umar keluar dengan pedang terhunus dan melangkahkan kakinya ke
rumah Arqam, tempat Rasulullah saw. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Nuaim bin
Abdillah. Nuaim bertanya kepada Umar Hendak ke mana hai Umar?

47 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Mencari si murtad itu jawab Umar, yang telah memecah belah kesatuan negeri Quraisy serta
mempersetankan cendekiawannya, menghina agamanya dan mencaci maki tuhan-tuhannya.
Akan saya tamatkan riwayatnya!
Umar merasa saat itu dirinyalah yang paling benar, bahkan sangat bencinya kepada
Muhammad dan mengatakan bahwa Muhammad dan pengikutnya telah murtad dari agama
kaumnya. Hingga kesabaran Umar habis dan dikejarnya Muhammad. Kemudian apa yang
terjadi setelah itu? Ketika diketahuinya dari Nuaim bahwa adiknya pun telah menjadi pengikut
Muhammad, maka langkah kakinya kini diarahkan ke rumah adiknya itu. Dengan amarah yang
menyala-nyala Umar pun sampai di sana. Akan tetapi ayat-ayat Allah mampu menundukkan
Umar bin Khatthab. Ia pun akhirnya menjadi pembela Islam yang paling unggul.
Inilah gambaran bahwa petunjuk Allah datang dalam kondisi yang beragam. Ia dapat
turun ke dalam berbagai macam komunitas dan kalangan. Bahkan terhadap orang yang teramat
memusuhi petunjuk itu sekalipun. Kisah Umar di atas merupakan gambaran bahwa seorang
manusia pun tidak lantas dengan mudah menilai manusia lainnya sebelum jelas bukti
kebenarannya. Umar melakukan yang demikian itu pun karena Rasulullah saw. pun pernah
mengatakan Apakah kamu bisa membelah isi hati manusia?.
Bagi seorang Umar bin Khatthab, rupa lahir yang tampak sekilas pandang tidaklah
cukup untuk mengadakan penilaian terhadap orang lain. Pernah didengarnya seseorang
menyanjung orang lain dengan ucapan:
Ia seorang yang lurus.
Maka ditanya oleh Umar:
Pernahkah suatu hari kamu mengadakan perjalanan bersamanya?
Tidak, jawabnya
48 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Ataukah pernah kamu suatu kali bermusuhan dengannya?


Tidak
Kalau begitu tidak ada pengetahuanmu mengenai orang itu; mungkin kamu melihatnya sedang
shalat di masjid!
Beginilah Umar mencontohkan bagaimana kita sebaiknya membuat pandangan dan
penilaian terhadap orang lain yang belum kita kenal sepenuhnya. Apalagi kondisi zaman
sekarang yang serba tidak menentu. Dalam sebuah hadits dikatakan:
Dari Abdullah bin Amr r.a. berkata: saya pernah Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya
Allah tidak akan mencabut pengetahuan agama sesudah Ia memberikan kepada mereka dengan
sekali cabut, tetapi Dia mencabutnya dari mereka itu beserta kematian orang-orang yang
berpengetahuan agama dengan pengetahuan mereka, lalu tinggallah orang-orang yang bodoh,
mereka meminta fatwa, lalu mereka memberikan fatwa dengan pikiran mereka, maka mereka
sama sesat dan menyesatkan. (Riwayat Bukhari)
Di riwayat yang lain: Sehingga tidak ada lagi orang yang mengerti tentang urusan
agama, segenap manusia mengangkat ketua orang-orang yang bodoh, lalu mereka ditanya,
lantas memberi fatwa dengan tidak ada pengetahuan, maka sesatlah mereka dan menyesatkan.
Berabad jaraknya antara hari ini dan zaman Rasulullah saw. Bahkan Rasulullah saw.
mengatakan akan datang suatu zaman kekacauan yang digambarkan dalam hadits di atas. Lantas
bagaimana caranya agar kita tetap bertahan dalam nilai kebenaran dan nilai petunjuk?
Petunjuk Nabi saw. adalah sebaik-baik petunjuk, seperti dikatakan oleh Umar ibnul
Khaththab r.a., Keduanya (Al-Quran dan sunnah) adalah kalam dan petunjuk, sebaik-baik
kalam adalah kalam Allah SWT dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad saw..

49 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Umar mengutip redaksi ini dari sabda Rasulullah saw. yang diucapkan oleh beliau dalam
khotbahnya, Amma badu. Sesungguhnya sebaik-baik pembicaraan adalah Kitab Allah, dan
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Seburuk-buruk perkara adalah perbuatan
bidah, dan setiap bidah adalah sesat.
Inilah yang dapat dilakukan oleh kita selaku umat Islam, yaitu dengan tetap berpegang
teguh kepada apa yang telah disabdakan Nabi saw. seperti yang tertera dalam keterangan di
atas. Ditambah lagi, kondisi umat Islam yang hari ini semakin kritis, maka sangatlah diperlukan
hadirnya sebuah petunjuk yang betul-betul dapat menyelamatkan nasib umat Islam dunia.
Hadirnya petunjuk Allah dapat mengubah seorang Umar hingga ia jadi pembela Islam
yang tangguh. Mudah-mudahan pula citra petunjuk itu dapat kita gali dan maknai, agar umat
Islam mendapatkan kembali tempat kejayaannya di mata dunia. Manusia akan mencapai puncak
peradabannya, menjadi umat yang satu manakala mereka kembali kepada petunjuk Allah yang
hakiki, Al-Quran. Itulah jalan yang lurus yang dikehendaki oleh Allah.

Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi
sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab
dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.
Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab,
yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka
50 | S e p e r c i k

Cerita Islam

sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang
mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (Q.S. 2:213)

Diantar Umar dan Utsman


Tsalasa 28 Jamadilawal 1434 / 9 April 2013 20.00

Tak ada perdebatan panjang ketika Abu Bakar Siddiq ra menjadi khalifah meneruskan
apa yang telah dibangun Rasulullah saw. Walau telah muncul riak-riak dari mereka kaum
munafik seperti enggan membayar zakat, tapi Abu Bakar tetap tegas dalam segala urusannya.
Di samping itu, Abu Bakar mempunyai seorang Umar bin Khattab yang sanggup menjadi
penyelesai kerikil-kerikil dalam dakwah Islam ketika itu.
Ketika Abu Bakar mangkat, tak banyak pula debat kusir siapa harus menggantikannya.
Umar bin Khattab menjadi satu-satunya kandidat yang paling memenuhi syarat di antara yang
lainnya. Namun ketika mencari pengganti Umar bin Khattab, umat mulai terbelah dengan
keraguan yang begitu tinggi: Siapa di antara Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Saad bin
Malik, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Thalhah bin Ubaidillah?
Ini berdasarkan dari perkataan Rasulullah sebelum wafat, Hai umatku, Abu Bakar
sedikitpun tak pernah mengecewakanku, maka ketahuilah haknya itu. Hai umatku, aku ridho
kepada Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Ustman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah,
Zubair bin Awwam, Saad bin Malik, Abdurrahman bin Auf, serta Muhajirin yang mula

51 | S e p e r c i k

Cerita Islam

pertama, maka ketahuilah hak mereka itu. Abu Bakar dan Umar wafat, maka hanya tertinggal
enam orang tersebut.
Abdurrahman buru-buru mengundurkan diri dengan menyatakan, Hendaknya aku
hanya ingin memilih saja, bukan dipilih. Ia pun mendatangi rakyat untuk mengumpulkan opini
dan kecenderungan rakyat. Di sinilah mulai terkuak sesuatu yang kelak menjadi pengulangan
sejarah beradab-abad kemudian bahkan sampai kini. Di antara keenam orang itu, jelas Ustman
bin Affan dan Ali bin Abi Thalib menjadi yang paling diutamakanini karena kelebihankelebihan mereka tentu saja. Tapi siapa: Ustman ataukah Ali?
Umat akhirnya memilih Ustman.
Seperti kita ketahui, Umar bin Khattab memimpin dengan ketat. Ia tak akan segan
menyeret gubernurnya yang hidup mewah, bahkan memecatnya. Cara yang ditempuh oleh
Umar adalah mengurangi keinginan untuk bersenang-senang, bahkan dalam hal-hal yag
terhitung halal. Ini dilakukannya agar tidak terlena pada kenikmatan duniawibayangkan,
Umar adalah seorang khalifah, dan ia mungkin tinggal menjentikan jari jika menginginkan
sesuatu, tapi itu tidak ia lakukan.
Umar memulai dari dirinya sendiri, keluarganya, serta karib kerabatnya. Jika terdengar
seorang pembesar yang hidup mewah, dengan segera dipanggilnya ke Madinah, kemudian
diperkarakan. Bila di kemudian hari, pembesar itu masih melakukan hidup seperti itu juga,
Umar memecatnya. Tujuan Umar jelas, agar umat menemukan pada pribadi pembesar mereka
sebuah teladan yang membantu mereka untuk tidak terpikat oleh gelimang harta dan silau
dunia.
Beberapa hari setelah diangkat jadi khalifah, Ustman teringat akan sebuah kejadian.
Ketika hari yang panas menyengat, Ustman tengah berada dalam rumahnya, memandang
keluar jendela dan dilihatnya seseorang yang menyusuri jalan. Ustman berpikir orang itu
52 | S e p e r c i k

Cerita Islam

adalah seorang musafir, maka ia sudah menyiapkan diri untuk memanggilnya jika sudah dekat
rumahnya, agar lelaki itu menepi dan berteduh dahulu, dan Ustman akan diberinya
pertolongan dari kesusahan yang dialaminya.
Namun alangkah terkejutnya Ustman ketika mendapati lelaki itu adalah Amirul
Mukminin Umar bin Khattab. Umar sempoyongan menghela seekor unta yang berjalan di
belakangnya. Matahari jelas telah menyengat Umar sedemikian rupa. Ustman bergegas
menghampiri Amirul Mukminin, Dari mana engkau Amirul Mukminin?
Sebagaimana yang kau lihat, jawab Umar tersenyum, Ada seekor unta dari hasil zakat
yang lepas dan melarikan diri. Hingga aku segera menyusulnya, kemudian membawanya
pulang kembali.
Ustman mengerutkan keningnya, Bukankah masih ada orang lain selain engkau yang
bisa melakukan pekerjaan itu?
Tetapi, tukas Umar lagi, siapakah yang bersedia menggantikan aku di pengadilan Illahi,
kelak?.
Ustman meminta Umar untuk beristirahat sejenak menunggu panas matahari mereda.
Tapi Umar bin Khattab menolak. Kembalilah ke tempatmu, hai Ustman ujarnya.
Umar melanjutkan perjalanannya, meninggalkan Ustman, Sungguh, engkau telah
menyusahkan orang yang akan menjadi penggantimu, Amirul Mukminin gumam Ustman
seraya tertunduk.
Ustman sadar sepenuhnya, bahwa orang-orang menyokongnya untuk menjadi
khalifahbukannya Ali bin abi Thalib. Itu disebabkan keinginan umat yang ingin bebas dari
aturan dan gaya hidup yang diterapkan dan dijalani Umar bin Khattab selama ini. Jika Ali yang

53 | S e p e r c i k

Cerita Islam

menjadi khalifah, maka akan merupakan kelanjutan sistem yang ditempuh Umar, yaitu tegas
dan ketat.
Ustman berpendirian bahwa harta itu diciptakan untuk mempermudah dan
memperlancar kehidupan. Selama harta itu halal dan diperbolehkan menikmatinya, ia
mempersilakan umat untuk memperoleh kebahagian hidup dan kenikmatan duniatidak
peduli ia pejabat, pembesar , atau rakyat biasa. Bagi Ustman, tidak ada alasan untuk memcat
seorang gubernurnya yang hidup mewah dan mereguk kehidupan duniawi, selama ia tidak
melakukan dosa dan berbuat salah. Ustman tidak seperti Umar yang menganggap harta
kekayaan akan menimbulkan bahaya layaknya minuman keras.
Sejak kepimpinan Ustman, dimulailah kehidupan umat yang bergelimang harta dan
sedikit demi sedikit, dan akhirnya sepenuhnya menjadi terbuka pada berbagai kecenderungan
harta duniawi selama beratus tahun, dan mungkin sampai kinimereka berpegang, bahwa
Ustman pun, salah satu yang dikasihi oleh Rasulullah saw membolehkan hidup mewah. Namun
umat lupa bahwa Ustman, yang membolehkan kehidupan mewah, tidak menjalani hidup
mewah, hanya sedikit berkecukupan. Ustman adalah seseorang yang peka terhadap keadaan
dan kebutuhan orang lain, mendahulukan kepentingan orang banyak, lemah lembut, dan
cerdas. Inilah yang tidak dicontoh dari umat berikutnya; mereka mengambil yang
diperbolehkan Ustman bin Affan namun mengabaikan sifat Ustman yang demikian mulia.
Mereka membolehkan diri hidup mewah namun sama sekali tidak peka terhadap kesulitan yang
diderita umat. Wallohu alam bishawwab

54 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Ekspedisi Daun Khabbath


Kamis 9 Jamadilawal 1434 / 21 Maret 2013 14:16

Abu Ubaidillah bertanya-tanya dalam hati. Ada apakah gerangan hari ini Rasulullah
memanggilnya? Ia memang selalu mendapat panggilan dari Rasulullah untuk menangani suatu
urusan, namun kabarnya sekarang ini, Abu Ubaidah mendengar bahwa Rasullah telah
menyiapkan lebih dari tiga ratus orang prajurit untuk menemaninya dalam tugas itu. Ya,
sepertinya ini akan menjadi sesuatu yang penting dan berat.
Ketika dilihatnya Rasulullah, ia segera menghampiri orang yang dikasihinya itu. Sudah
terkenal di semua orang bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan kecintaan Abu Ubaidah kepada
Rasulullah. Peristiwa yang paling terkenal adalah ketika Perang Uhud Abu Ubaidah
mencabut dua buah mata rantai baju besi penutup kepala Rasulullah menancap di kedua belah
pipinya. Usahanya itu mengakibatkan gigi manisnya patah, dan sejak saat itu, Abu Ubadiah
mendapat sebutan Abu Ubaidah yang ompong.
Ternyata benar kiranya Rasulullah menugaskan Abu Ubaidillah untuk suatu tugas.
Tugas yang bukan main beratnya. Seperti yang telah ia dengar sebelumnya, ia akan memimpin
lebih dari tiga ratus orang untuk mencari Daun Khabath. Kelak peristiwa ini terkenal sebagai
Ekspedisi Daun Khabath.
Mungkin orang lain akan mengerutkan kening dan mungkin pula akan dengan secara
halus menolaknya. Kenapa? Pasukan itu dibekali perbekalan yang sangat sedikit. Hanya sebakul
kurma. Sebakul kurma? Ya untuk tiga ratus orang lebih, dan mereka semua tidak pernah tahu
sejauh mana perjalanan yang akan mereka tempuh. Mereka tidak tahu seberat apa perjalanan
yang akan mereka lalui. Hanya orang-orang yang penuh dengan keimanan dan kepercayaan
yang bisa mengemban tugas ini. Dan itulah yang terjadi pada Abu Ubaidillah. Di wajahnya
55 | S e p e r c i k

Cerita Islam

tampak rona yang berseri-seri menandakan ia sangat senang akan tugas yang dibebankan
kepadanya itu.
Maka dimulailah segera ekspedisi itu. Dengan persiapan yang seadanya namun dengan
tekad yang membara merekapun pergi.
Kepergian itu diwarnai dengan kesungguhan tekad. Sepeanjang perjalanan, yang
terdengar hanya canda tawa yang senantiasa menjaga semangat itu untuk terus membara. Tapi
sebenarnya semua orang pun tahu, mereka sama sekali tidak mempunyai perbekalan yang
cukup.
Hari pertama itu, masing-masing prajurit hanya dibekali dengan segenggam biji kurma.
Siapapun yang ikut dalam perjalanan itu berusaha untuk menghemat perbekalannya. Namun
hari terus berlalu, dan tampaknya perjalanan masih sangat jauh. Tujuan masih belum tergapai.
Setiap hari, satu biji kurma berkurang dalam masing-masing genggaman.
Lama kelamaan persediaan makin menyusut. Abu Ubaidah yang memimpin rombongan
itu masih terlihat tenang-tenang saja. Ia sangat yakin dengan pasukan yang ia bawa itu. Ia yakin,
mereka semua akan menyelesaikan perjalanan itu dengan baik.
Namun sampailah pada hari dimana kurma hanya tinggal satu biji lagi di dalam
genggaman masing-masing orang. Semua orang berpandangan. Setiap kali beristirahat
beberapa orang di antara mereka melirik ke arah Abu Ubaidillah seakan bertanya; bagaimana
dengan persedian kita hari ini?
Abu Ubaidah bukannya tidak tanggap dengan kekhawatiran sebagian prajuritnya. Hari
itu hari terakhir kurma akan habis. Apa yang dikatakan Abu Ubaidah kepada para prajuritnya?
Tahukah kalian, Ujarnya. Kenapa kita semua yang dipilih oleh Rasulullah untuk
menjalankan tugas ini?
56 | S e p e r c i k

Semuanya hanya memandanginya saja. Tiada ada yang

Cerita Islam

berkomentar. Abu Ubaidah kembali berkata, Karena kitalah orang-orang yang telah dipilih
oleh Rasulullah. Kita lah orang-orang yang diyakini akan mampu mengemban tugas ini sampai
berhasil.
Semua orang masih belum bersuara juga.
Aku tahu kita sudah kekurangan bahan makanan. Persediaan kita. Abu Ubaidah meneruskan,
Kuharap dan kuminta, tidak ada seorang pun yang akan berkata bahwa akan ada bantuan dan
pertolongan begitu saja datang kepada kita karena kita sedang melakukan tugas dari
Rasulullah.
Maksudmu apa, ya Abu Ubadiah? Salah seorang dari mereka bertanya.
Kita akan mencari sendiri bahan makanan kita. Kita akan mendapatkan sendiri persedian
untuk kita agar kita terus bisa melaksanakan tugas ini sampai berhasil.
Setiap orang memandang Abu Ubaidillah. Mereka mulai mengerti.
Kita akan mencari sesuatu. Mulai dari sekarang juga. Memang jumlah kita banyak. Tapi jangan
ada satupun orang dari kita yang mengangankan bahwa pertolongan akan datang begitu saja.
Aku sendiri yang akan terus memimpin kalian untuk mencari persedian makan kita.
Semua orang berteriak semangat kini. Gairah mereka timbul kembali. Maka, ketika itu
juga mereka semua menyebar mencari apa saja yang bisa dipergunakan untuk bahan makanan
mereka. Akhirnya mereka menemukan daun kayu yang disebut Khabath. Mereka
menumbuknya hingga halus seperti tepung dengan menggunakan senjata mereka. Daun-daun
yang telah halus mereka jadikan makanan. Namun ternyata mereka juga bisa menggunakannya
sebagai air minum. Itulah sebabnya ekspedisi ini disebut sebagai Ekspedisi Daun Khabath.

57 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Pasukan terus maju tanpa menghiraukan lapar dan dahaga. Dan tak ada tujuan mereka
kecuali menyelesaikan tugas mulai bersama panglima mereka yang kuat lagi terpercaya.
Panglima yang menyuruh mereka untuk tidak pernah berharap yang tidak-tidak di saat-saat
genting sekalipun. Itulah Abu Ubaidillah.

Enam Sifat Umar Bin Khattab


Ahad 20 Rabiulakhir 1434 / 3 Maret 2013 09:40

Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin
Khattab adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang juga merupakan khalifah
kedua Islam (634-644). Umar juga merupakan satu di antara empat orang Khalifah yang
digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin).
Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy,
suku terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al
Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Nabi
Muhammad S.A.W. yaitu Al-Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran
dan kebatilan.
Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan
menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga dikenal karena
fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat disegani dan dihormati oleh
penduduk Mekkah, sebagaimana tradisi yang dijalankan oleh kaum jahiliyah Mekkah saat itu,
Umar juga mengubur putrinya hidup-hidup sebagai bagian dari pelaksanaan adat Mekkah yang
58 | S e p e r c i k

Cerita Islam

masih barbar. Setelah memeluk Islam di bawah Nabi Muhammad SAW., Umar dikabarkan
menyesali perbuatannya dan menyadari kebodohannya saat itu sebagaimana diriwayatkan
dalam satu hadits Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan
kemudian menyisir janggutku.
Umar juga dulunya dikenal sebagai seorang peminum berat, beberapa catatan
mengatakan bahwa pada masa pra-Islam, Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi
seorang Muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali, meskipun belum diturunkan
larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas. Setelah masuk Islam, juga ada
banyak sifat-sifat Umar yang sangat luar biasa. Di antaranya adalah:
1. Pemberani
Sifat pemberani adalah sifat dasar yang dimiliki Umar bin Khattab sebelum masuk
Islam. Maka ketika beliau masuk Islam sifat pemberani ini beliau arahkan dalam membela
da`wah Rasulullah SAW. Orang yang berani terang-terangan melakukan hijrah ke kota
Madinah adalah Umar bin Khattab.
Beliau malah menantang orang-orang kafir Quraisy dengan perkataan `Siapa yang ingin
istrinya menjadi janda, anaknya menjadi yatim maka halangilah saya untuk hijrah` dan tidak
ada orang kafir Quraisy yang berani menghalangi Umar bin Khattab melaksanakan hijrah.
2. Sederhana
Umar adalah pribadi yang sederhana ketika telah masuk Islam. Hal ini bisa dibuktikan
ketika beliau menjabat sebagai khalifah. Umar tidak pernah tinggal di sebuah istana, rumah
mentereng ataupu gedung yang tinggi, tapi beliau tinggal di sebuah bangunan sederhana dekat
mesjid, dan lebih sering berada di mesjid; bahkan beliau lebih sering tidur di atas pelepah

59 | S e p e r c i k

Cerita Islam

kurma daripada kasur yang empuk. Atau ketika beliau tidak melebihkan harta rampasan
(ghanimah) yang dibagikan diantara kaum muslimin.
Ketika kaum muslimin dapat bagian satu kain perorang untuk dibuat baju, maka Umar
pun mengambil satu; dan itu tidak cukup untuk bahan baju beliau yang memiliki badan yang
besar, maka sebagai jalannya ia meminta kepada anaknya Abdullah, agar bagian anaknya
diberikan kepada Umar untuk dibuat sebuah baju.
Atau ketika ia berkunjung ke daerah taklukan, ia berjalan dengan memakai pakaian yang
sederhana dan terkesan kusam, diiringi oleh Patrik Yerusalem, Sophronius menggambarkan
kesederhanaan Umar; sungguh inilah kesehajaan dan kegetiran yang dikabarkan oleh Daniel
sang nabi ketika ia berdiri di tempat suci ini.
3. Adil
Umar juga dikenal sebagai pemimpin yang adil. Hal ini dirasakan oleh seorang kakek
Yahudi, yang rumahnya berda di dekat mesjid. Pada saat itu Gubernur Mesir `Amr bin `Ash
akan melakukan pelebaran Mesjid, dan rumah orang Yahudi tersebut harus dibongkar. Dengan
kebijakan ganti rugi `Amr bin `Ash merayu orang yahudi tersebut untuk pindah, namun dia
enggan. Namun `Amr bin `Ash bersikeras untuk membongkar rumah tersebut. Maka orang
Yahudi tersebut mendatangi Khalifah Umar dan menceritakan apa yang terjadi kepada dirinya.
Maka Umar mengambil sebuah tulang dan membuat garis dengan pedang di atas tulang
tersebut dan menyuruh orang Yahudi tersebut untuk membawa dan menyerahkannya kepada
`Amr bin `Ash. Dengan penuh keheranan orang Yahudi tersebut pulang ke Mesir dan
menghadap kepada `Amr bin `Ash sambil menyerahkan tulang yang diberikan oleh Umar bin
Khattab. Ketika `Amr bin `Ash menerima tulang tersebut pucatlah wajah beliau dan menyuruh
para pengawalnya untuk menghentikan pembongkaran. Dengan penuh keheranan orang
Yahudi tersebut bertanya kepada `Amr bin `Ash tentang apa yang terjadi.
60 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Maka `Amr menjawab bahwa Umar telah mengingatkan aku sebagai seorang pemimpin
yang harus berlaku adil terhadap rakyatnya. Maka kagumlah orang Yahudi tersebut maka ia
masuk Islam dan merelaka rumahnya untuk dibongkar.

4. Tegas
Salah satu bentuk ketegasan Umar bin Khattab adalah ketika beliau memecat Khalid bin
Walid sebagai panglima perang dengan pemikiran bahwa Umar merasa takut kalaulah umat
Islam terlalu mendewakan Khalid bin Walid yang telah berhasil memimpin pasukannya meraih
kemenangan dalam beberapa pertempuran; dan hal itu diterima dengan lapang dada oleh
Khalid bin Walid.
5. Loyalitas Tinggi
Umar adalah orang yang memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap Allah, Rasulullah saw,
dan agama Islam. Kecintaan terhadap Allah SWT dan agama Islam beliau buktikan dengan
menginfakkan setengah harta beliau untuk da`wah Rasulullah saw. Dan yang paling
mengharukan rasa cinta beliau adalah bagaimana ia tidak menerima kematian Rasulullah saw;
sampai ia menghalangi persiapan penguburan dan mengancam orang yang berkata Rasulullah
telah meninggal maka ia akan menemui ajalnya.
Para sahabat pun merasa kebingungan dengan keadaan seperti ini. Hal ini sampai ke
telinga Abu Bakar, maka beliau berkata `Barang siapa yang menyembah Muhammad, sungguh
dia telah meninggal; tapi barang siapa yang menyembah Allah SWT, maka Dia itu hidup
selamanya takkan pernah mati`; kemudian beliau membaca surat Ali-imran ayat 144.

61 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Artinya : Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?
Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah
sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
Mendengar itu Umar tersadar dan menitikkan air mata pertanda kesedihannya.
6. Tanggung Jawab
Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab. Hal ini
dibuktikan ketika beliau selalu berpatroli mengontrol rakyatnya sambil memikul keperluan
rakyatnya. Pernah suatu waktu beliau melihat seorang ibu yang sedang membohongi anaknya
yang kelaparan dengan pura-pura menanak beras, padahal batu yang ada dalam wadah tersebut.
Melihat hal tersebut Umar mengambil gandum dan beliau pikul sendiri.
Ketika pengawalnya menawarkan untuk memikulnya, maka Umar berkata `Apakah
kamu akan menjerumuskan aku ke dalam neraka karena telah menelantarkan rakyatku dan
membiarkannya kelaparan? Itu adalah salah satu bukti sifat tanggung jawab Umar sebagai
seorang pemimpin.

62 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Ia Hanyalah Seorang Rasul


Sabtu 21 Rabiulakhir 1435 / 22 Februari 2014 12:41

Entah kenapa hari itu, Rasulullah merasa tidak enak sekujur tubuhnya. Ia merasa akan
jatuh sakit. Putra Abdullah itu juga sulit untuk memejamkan matanya. Akhirnya tengah malam
sekali, ditemani oleh pembantunya, Abu Muwayba, Rasullah pergi ke Baqi Gharqad,
pemakaman muslim di Madinah. Abu Muwayba merasa tidak enak dan menebak ada apakah
gerangan, karena di sana Rasulullah berdoa untuk orang-orang yagn wafat, dan beliau seperti
berbicara pada para ahli kubur.
Setelah malam itu, demam Rasulullah makin menghebat. Pun begitu, Rasulullah masih
berusaha untuk melakukan kegiatan seperti biasanya. Namun suatu hari, ketika Rasulullah di
rumah Maimunah, serangan demam makin kuat saja. Beliau tak dapat berbuat apapun selain
berbaring. Ketika itu juga, beliau dipindahkan ke tempat Asiyah.
Alangkah hebatnya demam itu. Sampai Rasul merasa seolah terbakar saja tubuhnya.
Untuk mengurangi rasa panas itu, Rasulullah meminta disiram sedikit dengan air dari sumur.
Cukup.. cukuplah dahulu! Ujarnya.
Rasul merasa sedikit ringan. Ia mengenakan pakaiannya kembali, mengikat kepala, lalu
pergi ke masjid. Di atas mimbar, beliau mengucap banyak puji syukur kepada Allah,
mendoakan para sahabat yang gugur di Uhud, juga banyak lagi memanjatkan doa yang lain.
Rasul juga mengatakan bahwa Seorang hamba Allah oleh Tuhan telah disuruh memilih antara
di dunia ini atau di sisi-Nya, maka ia memilih di sisi Tuhan. Rasulullah lalu terdiam. Ia tidak
menyebut siapa hamba yang diminta Tuhan untuk memilih itu. Hadirin pun terdiam. Sejenak
suasana masjid menjadi senyap. Baru kemudian Abu Bakar memecah keheningan dengan
63 | S e p e r c i k

Cerita Islam

tekadnya untuk menebus jiwa Rasulullah dengan jiwa mereka dan anak-anak mereka. Abu
Bakar tahu, yang dimaksud hamba Allah oleh Rasul adalah Rasul sendiri.
Sabarlah, Abu Bakar, hibur Rasulullah. Dengan bersusah payah ia lalu meninggalkan masjid.
Namun, sebelum pulang, beliau sempat berpesan agar kaum Muhajirin terus menjaga Anshar.
Keadaan Rasul semakin parah. Untuk menjadi imam masjid, Rasulullah minta agar
orang-orang menghubungi Abu Bakar. Aisyahputri Abu Bakarkeberatan karena suara
ayahnya terlalu pelan untuk menjadi imam, dan sering menangis saat membaca ayat-ayat
Quran. Namun Rasul tetap minta agar Abu Bakar yang menjadi imam. Ketika terdengar suara
Umar yang keras mengimami salat di masjid, Rasul berkata, Mana Abu Bakar? Belakangan,
banyak orang percaya, bahwa kejadian tersebut adalah isyarat Rasul agar kaum Muslimin
memilih Abu Bakar sebagai penggantinya kelak.
Begitu parah keadaan Rasulullah. Ia sempat pingsan beberapa lama. Rasul juga minta
istrinya agar menyedekahkan uang miliknya yang cuma tujuh dinar. Ia tak ingin meninggal
dengan masih memiliki kekayaanbetapapun sedikitnyadi tangan.
Demam Rasul tampak mereda. Dengan kepala diikat, dan ditopang oleh Ali bin Abu
Thalib dan Fadzil bin Abbas, Rasul ke masjid. Abu Bakar yang tengah menjadi imam menyisih
untuk memberi tempat pada Rasulullah. Namun Rasulullah mendorong Abu Bakar untuk terus
menjadi imam. Ia salat sambil duduk di sebelah kanan Abu Bakar.
Orang-orang gembira. Rasulullah telah menunjukkan tanda-tanda sembuh. Namun,
kemudian, hari itu tiba. Di musim panas, yang diperkirakan tanggal 8 Juni 632, Rasulullah
wafat di pangkuan Aisyah. Hari itu Rasulullah meminta diambilkan air dingin. Ia mengusap
wajah dengan air itu, lalu bersiwak. Rasul sempat berdoa untuk dimudahkan dalam
menghadapi sakaratul maut. Kemudian tubuhnya terasa memberat.

64 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Kini pemimpin, sahabat, bahkan kekasih seluruh umat Islam itu menghadap-Nya.
Perihal itu cepat sekali menyebar. Tentu ada yang menyambut gembira dan lebih banyak yang
tidak percaya. Umar bin Khattab berkali-kali meyakinkan dirinya. Ia gusar bukan kepalang.
Apalagi ketika ternyata orang-orang munafik mengolok-olok kepergian Rasulullah. Di tengah
kemarahan dan kedongkolan serta ketidakpercayaannya, Umar menghunus pedang. Matanya
merah dan nafasnya meburu berat, Barang siapa yang mengatakan Muhammad mati, akan
kutebas lehernya! sentaknya.
Kondisi Umar yang seperti kalap itu sesungguhnya tidak membuat keadaan jadi lebih
baik. Ketika sahabat-sahabat yang lain tengah sibuk mengurus segala keperluan untuk
Rasulullah, mereka juga harus mengururs Umar bin Khattab yang masih terus mendatangi
roang-orang sambil terus menghunus pedangnya dan mengatakan perkataan , Barang siapa
yang mengatakan Muhammad mati, akan kutebas lehernya!.
Tidak ada yang bisa menghentikan Singa Gurun itu. Semua orang mengenalnya siapa.
Perihal tentang Umar itu segera sampai pula ke telinga Abu Bakar As-Shiddiq. Umar
Umar. Ujarnya lirih. Di tengah-tengah kesedihan yang terus menggerogoti karena
ditinggal oleh pemimpin terkasih, Abu Bakar segera mendatangi Umar. Abu Bakar tidak
banyak bicara, ia hanya berbisik lirih ke telinga sahabatnya itu, Rasulullah hanyalah Rasul
sebagaimana para rasul sebelumnya. Bila ia wafat atau terbunuh, apakah kamu akan berbalik
ke belakang?
Mendengar itu, terasa hancurlah hati Umar. Kini ia harus menerima kenyataan. Berdiri
di atas segala yang telah terjadi. Perkataan Abu Bakar yang diambil dari petikan Al Quran
adalah nasihat yang paling meyakinkan, menyejukan kalbu, menentramkan jiwa. Walau itu
tentang wafatnya Rasulullah sendiri sekalipun. Si Singa Gurun masih terus menangis.
Sementara langit terus menghitam dan udarapun menjadi dingin

65 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Ibu Yang Melahirkan Umar Bin Abdul Aziz


Selasa 25 Safar 1434 / 8 Januari 2013 05:48

Suatu malam menjelang dinihari, Khalifah Umar bin Khaththab bersama seorang
pembantunya melakukan inspeksi ke pinggiran kota.
Dari salah satu rumah yang dilewatinya, Umar mendengar percakapan dua orang
wanita, ibu dan anak gadisnya:
Campur saja susunya dengan air agar lebih banyak, demikian suara si ibu.
Bagaimana aku bisa melakukannya sedangkan Khalifah telah mengeluarkan peraturan yang
melarangnya? si gadis terdengar menukas.
Khalifah tidak akan mengetahuinya.
Anak: Kalau Khalifah tidak mengetahuinya, maka pasti Allah mengetahuinya.
Percakapan di antara kedua ibu beranak itu membuat Umar terdiam. Ia menundukkan
kepalanya.
Keesokan harinya ia menyuruh pembantunya untuk menyelidiki kedua wanita itu.
Setelah diketahui bahwa puteri sang ibu itu adalah seorang gadis, lalu Umar memanggil
puteranya Ashim, dan menawarkan gadis itu untuk dinikahinya, dan disuruhnya puteranya
untuk melihat secara langsung paras wajahnya, seraya berpesan kepadanya,
Pergilah wahai anakku. Lihatlah gadis itu, nikahilah dia, dan aku berharap dia akan melahirkan
seorang pahlawan yang mampu memimpin umat.

66 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Pernikahan pun berlangsung, dan dari mereka lahir seorang perempuan yang kemudian
dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan. Kemudian dari pernikahan itu lahirlah Umar bin Abdul
Aziz, khalifah yang sangat termasyhur keadilannya.

Janganlah Kau Gantikan Aku!


Ahad 2 Jamadilawal 1433 / 25 Maret 2012 09:08

Khalifah Umar bin Khattab tertegun. Ia tidak pernah menyangka, di tengah-tengah


paceklik yang menimpa, masih ada seorang perempuan tua yang luput dari perhatiannya.
Suatu massa dalam kepemimpinan Umar, terjadilah Tahun Abu. Masyarakat Arab,
mengalami masa paceklik yang berat. Hujan tidak lagi turun. Pepohonan mengering, tidak
terhitung hewan yang mati mengenaskan. Tanah tempat berpijak hampir menghitam seperti
abu.
Putus asa mendera dimana-mana. Saat itu, Umar sang pemimpin menampilkan
kepribadian yang sebenar-benar pemimpin. Keadaan rakyat diperhatikannya saksama.
Tanggung jawabnya dijalankan sepenuh hati. Setiap hari diinstruksikan menyembelih ontaonta potong dan disebarkan pengumuman kepada seluruh rakyat. Berbondong-bondong
ribuan rakyat datang untuk makan. Semakin pedih hatinya. Saat itu, kecemasan menjadi kian
tebal. Dengan hati gentar, lidah kelunya berujar, Ya Allah, jangan sampai umat Muhammad
menemui kehancuran di tangan ini.
Umar menabukan memakan daging, samin dan susu untuk perutnya. Bukan apa-apa, ia
khawatir makanan untuk rakyatnya berkurang. Ia, si pemberani itu hanya menyantap minyak
zaitun dengan sedikit roti. Akibatnya, perutnya terasa panas dan kepada pembantunya ia
67 | S e p e r c i k

Cerita Islam

berkata Kurangilah panas minyak itu dengan api. Minyak pun dimasak, namun perutnya kian
bertambah panas dan berbunyi nyaring. Jika sudah demikian, ditabuh perutnya dengan jemari
seraya berkata, Berkeronconglah sesukamu, dan kau akan tetap menjumpai minyak, sampai
rakyatku bisa kenyang dan hidup dengan wajar.
Hampir setiap malam Umar bin Khattab sering melakukan perjalanan diam-diam.
Ditemani salah seorang sahabatnya, ia masuk keluar kampung. Ini ia lakukan untuk mengetahui
kehdiupan rakyatnya. Umar khawatir apakah hak-hak mereka telah dibayarkan oleh para wakil
dan kaki tangannya, ataukah belum.
Malam itu pun, bersama Aslam, Khalifah berada di suatu kampung terpencil. Kampung
itu berada di tengah-tengah gurun yang sepi. Saat itu Khalifah terperanjat. Dari sebuah kemah
yang sudah rombeng, terdengar seorang gadis kecil sedang menangis berkepanjangan. Umar
bin khattab dan Aslam bergegas mendekati kemah itu, siapa tahu penghuninya mungkin
membutuhkan pertolongan mendesak.
Setelah dekat, Umar melihat seorang perempuan tua tengah menjerangkan panci di atas
tungku api. Asap mengepul-ngepul dari panci itu, sementara si ibu terus saja mengaduk-aduk
isi panci dengan sebuah sendok kayu yang panjang.
Assalamualaikum, Umar memberi salam.
Mendengar salam Umar, ibu itu mendongakan kepala seraya menjawab salam Umar. Tapi
setelah itu, ia kembali pada pekerjaannya mengaduk-aduk isi panci.
Siapakah gerangan yang menangis di dalam itu? tanya Umar.
Dengan sedikit tak peduli, ibu itu menjawab, Anakku.
Apakah ia sakit?
68 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Tidak, jawab si ibu lagi. Ia kelaparan.


Umar dan Aslam tertegun. Mereka masih tetap duduk di depan kemah sampai lebih
dari satu jam. Gadis kecil itu masih terus menangis. Sedangkan ibunya terus mengaduk-aduk
isi pancinya.
Umar tidak habis pikir, apa yang sedang dimasak oleh ibu tua itu? Sudah begitu lama
tapi belum juga matang. Karena tak tahan, akhirnya Umar berkata, Apa yang sedang
kaumasak, hai Ibu? Kenapa tidak matang-matang juga masakanmu itu?
Ibu itu menoleh dan menjawab, Hmmm, kaulihatlah sendiri!
Umar dan Aslam segera menjenguk ke dalam panci tersebut. Alangkah kagetnya ketika
mereka melihat apa yang ada di dalam panci tersebut. Sambil masih tebelalak tak percaya,
Umar berteriak, Apakah kau memasak batu?
Perempuan itu menjawab dengan menganggukkan kepala.
Buat apa?
Dengan suara lirih, perempuan itu kembali bersuara menjawab pertanyaan Umar, Aku
memasak batu-btu ini untuk menghibur anakku. Inilah kejahatan Khalifah Umar bin Khattab.
Ia tidak mau melihat ke bawah, apakah kebutuhan rakyatnya sudah terpenuhi belum. Lihatlah
aku. Aku seorang janda. Sejak dari pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa. Jadi anakku
pun kusuruh berpuasa, dengan harapan ketika waktu berbuka kami mendapat rejeki. Namun
ternyata tidak. Sesudah magrib tiba, makanan belum ada juga. Anakku terpaksa tidur dengan
perut yang kosong. Aku mengumpulkan batu-batu kecil, memasukkannya ke dalam panci dan
kuisi air. Lalu batu-batu itu kumasak untuk membohongi anakku, dengan harapan ia akan
tertidur lelap sampai pagi. Ternyata tidak. Mungkin karena lapar, sebentar-sebentar ia bangun
dan menangis minta makan.
69 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Ibu itu diam sejenak. Kemudian ia menlanjutkan, Namun apa dayaku? Sungguh Umar
bin Khattab tidak pantas jadi pemimpin. Ia tidak mampu menjamin kebutuhan rakyatnya.
Mendengar penuturan si Ibu seperti itu, Aslam akan menegur perempuan itu. Namun
Umar sempat mencegah. Dengan air mata berlinang ia bangkit dan mengajak Aslam cepatcepat pulang ke Madinah. Tanpa istirahat lagi, Umar segera memikul gandum di punggungnya,
untuk diberikan kepada janda tua yang sengsara itu.
Karena Umar bin Khattab terlihat keletihan, Aslam berkata, Wahai Amirul
Mukminin, biarlah aku saya yang memikul karung itu.
Dengan wajah merah padam, Umar menjawab keras, Aslam, jangan jerumuskan aku
ke dalam neraka. Engkau akan menggantikan aku memikul beban ini, apakah kaukira engkau
akan mau memikul beban di pundakku ini di hari pembalasan kelak?
Aslam tertunduk. Ia masih berdiri mematung, ketika tersuruk-suruk Khalifah Umar
bin Khattab berjuang memikul karung gandum itu. Angin berhembus. Musim paceklik terus
saja hinggap di tanah Arab.

70 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Jihadnya Seorang Sufyan Ats-Tsauri Dari Kungkungan Penguasa


Rabu 21 Muharram 1434 / 5 December 2012 10:01

Janganlah kalian mencintai kekuasaan, karena hal itu bisa membuatmu rendah.
Seorang ulama tidak akan menghiraukan kekuasaan, kecuali yang telah menjadi makelar. Jika
kekuasaan telah membuatmu senang, maka hilanglah jati dirimu.
Itulah di antara isi surat nasihat yang ditulis oleh seorang ulama hadits yang menjadi
rujukan utama di zamannya. Beliaulah Sufyan bin Said bin Masruq bin Rafi bin Abdillah, atau
biasa dengan panggilan akrab beliau Sufyan Ats-Tsauri.
Ketegasan ulama kelahiran Kufah tahun 77 Hijriyah terhadap kezhaliman penguasa,
membawanya kepada sebuah pelarian yang melelahkan. Walaupun, hal itu tidak membuatnya
lalai untuk mencari hadits dan mengajarkannya kepada murid-murid yang ia bina.
Hal yang membuatnya dikejar-kejar penguasa yang saat itu dijabat Al-Mahdi bermula
ketika sang raja mendatangi rumah Sufyan Ats-Tsauri. Al-Mahdi memberikan Ats-Tsauri
sebuah cincin yang baru saja ia lepas dari jarinya. Dan tentu, cincin itu sangat bernilai untuk
orang kebanyakan, termasuk Sufyan Ats-Tsauri.
Wahai Abu Abdillah, ucap sang raja kepada Ats-Tsauri. Ini adalah cincin
kepunyaanku. Ambillah! Aku ingin engkau berkata kepada umat sesuai Quran dan Sunnah,
seraya sang raja melemparkan cincin itu kepada Ats-Tsauri.
Cincin itu pun dipegang Ats-Tsauri. Izinkan aku berbicara, wahai amirul mukminin,
ucap ulama yang hadits periwayatannya selalu bernilai shahih. Ada apa? ucap Al-Mahdi. Apa
aku akan aman jika berbicara? tanya Ats-Tsauri lagi. Ya, kamu akan aman! jawab sang raja.

71 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Wahai Amirul Mukminin, janganlah engkau datang kepadaku, sehingga aku sendiri
yang datang kepadamu. Dan janganlah kamu memberikan sesuatu kepadaku, sehingga aku yang
meminta kepadamu! ucap Ats-Tsauri tanpa sedikit pun menampakkan rasa sungkan.
Betapa marahnya sang raja Al-Mahdi dengan ucapan yang menghinakan seperti itu.
Hampir saja, ia memukul Ats-Tsauri kalau saja tidak diingatkan seseorang dengan ucapan
jaminan aman sebelum Ats-Tsauri mengungkapkan ketegasannya kepada sang raja.
Orang-orang sudah berkumpul di sekitar rumah Sufyan Ats-Tsauri untuk melihat
keadaan sang ulama. Mereka khawatir terjadi sesuatu. Dan betapa gembiranya mereka ketika
Ats-Tsauri keluar dari rumah dengan selamat. Apakah Al-Mahdi mengatakan agar berbicara
sesuai Quran dan Sunnah? tanya mereka kepada Ats-Tsauri.
Dengan ringan, Sufyan Ats-Tsauri menjawab, Jangan anggap serius ucapannya. Saat
itulah, Sufyan Ats-Tsauri menjadi pelarian. Ia melarikan diri ke Bashrah.
Sebelum ke Bashrah, Ats-Tsauri pergi menuju Mekah. Al-Mahdi mengetahui
keberadaan Ats-Tsauri, dan langsung mengutus seseorang untuk memerintah penguasa
Mekkah, Muhammad bin Ibrahim untuk menangkap Ats-Tsauri.
Tapi, penguasa Mekkah paham betul kalau Ats-Tsauri seorang ulama besar yang tidak
mungkin berbuat salah hingga menjadi buronan. Ia mengutus seseorang untuk memberikan
pesan khusus kepada Ats-Tsauri. Isinya, Jika kamu ada kepentingan untuk menemui beberapa
orang di Mekkah, hubungilah aku untuk memberikan perlindungan. Dan jika tidak, sebaiknya
sembunyi saja!
Tetap saja, Ats-Tsauri menemui beberapa ulama Mekkah untuk berdiskusi tentang
hadits. Hingga keberadaannya di Mekkah dirasa sudah tidak aman lagi, Ats-Tsauri pun
berangkat menuju Bashrah.
72 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Setibanya di Bashrah, beberapa ulama langsung menemuinya. Mereka mengkaji


beberapa hadits dari Ats-Tsauri dan berdiskusi dengannya. Dan ketika keberadaannya di
Bashrah juga dirasa sudah tidak aman, Ats-Tsauri pun pergi lagi menuju Baghdad.
Begitu seterusnya, hingga beliau akhirnya meninggal dunia di Bashrah, masih dalam
suasana persembunyian. Ketika meninggal dunia, seorang ulama, Hammad bin Zaid, berkata,
Wahai Sufyan, aku tidak merasa iri dengan begitu banyaknya hadits yang kamu hafal. Tapi aku
iri dengan amal shaleh yang telah kamu perbuat.
Beberapa nasihat Sufyan Ats-Tsauri yang masih dikenang oleh murid-muridnya. Antara
lain, Melihat wajah orang zhalim merupakan sebuah kesalahan. Siapa yang mendoakan
kebaikan kepada orang zhalim, maka dia berarti senang berbuat durhaka kepada Allah.
Seorang murid Sufyan pun berkata, Lalu, kepada siapa kami harus bergaul, wahai
Syaikh? Sufyan mengatakan, Dengan orang-orang yang senantiasa mengingatkanmu untuk
berdzikir kepada Allah, dengan orang-orang yang membuatmu gemar beramal untuk akhirat.
Dan, dengan orang-orang yang akan menambah ilmumu ketika kamu berbicara kepadanya.
Surat yang disampaikan ulama yang selalu mengisi waktu antara Maghrib dan Isya atau
Zhuhur dan Ashar dengan shalat sunnah ini pun mempunyai sambungannya. Menurutku,
sebaiknya kamu jangan mengundang para penguasa dan bergaul dengan mereka dalam suatu
masalah. Takutlah dengan fitnah dari orang yang taat beribadah tapi seorang yang bodoh, dan
fitnah orang yang mempunyai banyak ilmu tapi tidak mempunyai akhlak terpuji.
Sufyan Ats-Tsauri meninggal dunia di usia 84 tahun dan masih dalam suasana
persembunyian. Ulama yang begitu wara ini pun meninggal dunia dengan masih mengenakan
sebuah pakaian yang banyak coretan peta.

73 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Kebenaran Tak Boleh Bisu


Senin 30 Zulhijjah 1434 / 4 November 2013 09:01
Suatu saat, tatkala Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, salah seorang sahabat Rasul, Abu
Dzar Al Ghifari menghadap Rasul dengan membawa rombongan orang-orang dari Ghifar dan
Aslam yang sudah masuk Islam. Digambarkan karena begitu sangat banyaknya, jika saja orang
melihat mungkin mereka mengira yang dilihatnya adalah pasukan orang-orang musyrikin,
ternyata yang memimpin rombongan tersebut adalah Abu Dzar.
Melihat kehadiran rombongan yang dipimpin Abu Dzar, Rasul pun menyambut mereka
dengan menyatakan: Suku Ghifar telah diampuni oleh Allah dan Suku Aslam telah diberi
keselamatan dan kesejahteraan oleh Allah. Sedangkan secara khusus kepada Abu Dzar, Rasul
Saw menyatakan:
Tidak akan pernah diketemukan di kolong langit ini seorang manusia yang sangat benar
ucapannya, sangat tajam dan sangat tegas dalam hal mengucapkan kebenaran kecuali Abu Dzar.
Jika Rasul Saw yang menyatakan hal tersebut, tentu merupakan jaminan kebenaran apa
yang telah dinyatakannya. Pertanyaannya, kenapa Rasul harus menyatakan demikian secara
khusus kepada Abu Dzar? Jawabnya, tidak lain karena Abu Dzar memiliki prinsip
bahwa: Kebenaran itu tidak boleh bisu, kebenaran yang bisu bukanlah sebuah
kebenaran.
Diakui atau tidak, prinsip yang telah teguh dijadikan prinsip hidup sosok sahabat Rasul
yang satu ini, pada tataran hidup kekekinian sudah mulai pudar, lentur dan luntur pada diri
sebagian para penegak kebenaran seiring kehidupan hedonisme yang telah mengelilinginya.
Padahal, menurut Abu Dzar, kebenaran harus berbicara, tampak dan dinyatakan serta tidak
boleh dipendam.
74 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Hal ini merupakan sebuah pelajaran berharga bagi kita, karena saat ini tidak sedikit
mereka yang membisu untuk menyatakan kebenaran, sehingga fungsi Al Quran sebagai Al
Furqon (pembeda) mana yang haq dan mana yang bathil (QS. Al Baqarah,2:185) kini sudah
sangat kabur karena bisunya orang-orang yang berilmu untuk menyatakan kebenaran.
Bagi Abu Dzar, kebenaran yang bisu bukanlah kebenaran, kebenaran itu harus
terungkap walaupun untuk mengungkapkan kebenaran itu beliau harus menebusnya dengan
nyawa sekalipun. Wahai, para penegak kebenaran, siapkah menyatakan, yang haq itu haq dan
yang bathil itu bathil dengan siap menerima berbagai macam risikonya? Wallahu alam

75 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Kebiasaan Ibnu Masud Di Pagi Hari


Selasa 15 Rabiulakhir 1434 / 26 Februari 2013 06:14

Dari Abu Wail, dia berkata,


Pada

suatu

mendatangi
Masud

pagi
Abdullah

selepas

kami
bin
kami

melaksanakan shalat shubuh.


Kemudian kami mengucapkan
salam di depan pintu. Lalu
kami diizinkan untuk masuk.
Akan tetapi kami berhenti
sejenak di depan pintu.
Lalu

keluarlah

budaknya

sembari berkata, Mari silakan masuk.


Kemudian kami masuk sedangkan Ibnu Masud sedang duduk sambil berdzikir.
Ibnu Masud lantas berkata, Apa yang menghalangi kalian padahal aku telah mengizinkan
kalian untuk masuk?
Lalu kami menjawab, Tidak, kami mengira bahwa sebagian anggota keluargamu sedang
tidur.
Ibnu Masud lantas bekata, Apakah kalian mengira bahwa keluargaku telah lalai?
76 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Kemudian Ibnu Masud kembali berdzikir hingga dia mengira bahwa matahari telah
terbit. Lantas beliau memanggil budaknya, Wahai budakku, lihatlah apakah matahari telah
terbit.
Si budak tadi kemudian melihat ke luar. Jika matahari belum terbit, beliau kembali
melanjutkan dzikirnya.
Hingga beliau mengira lagi bahwa matahari telah terbit, beliau kembali memanggil
budaknya sembari berkata, Lihatlah apakah matahari telah terbit.
Kemudian budak tadi melihat ke luar. Jika matahari telah terbit, beliau mengatakan,
Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami berdzikir pada pagi hari ini. (HR. Muslim
no. 822).

77 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Kenapa Tak Kaugunakan Unta-Unta Itu?


Ahad 2 Jamadilawal 1433 / 25 Maret 2012 09:19

Hari itu Khalifah Umar bin Khattab sudah mempunyai jadwal untuk urusan negara ke
suatu daerah. Begitu matahari mulai terlihat di ufuk timur, ia segera bergegas ke tempat salah
seorang sahabat yang telah bersedia menyewakan unta untuk perjalanan tersebut. Dalam
perjalanan itu sendiri Umar ditemani oleh seorang sahabat yang lain. Jadi, unta yang disewa
itu jumlahnya ada dua.
Setelah sesampainya di kediaman sahabat yang akan menyewakan untanya itu, tidak
berapa lama Umar bin Khattab pun segera menjemput sahabat lain yang akan menemani
perjalanannya. Dan dimulailah perjalanan yang cukup panjang dan jauh itu.
Unta yang disewa itu ternyata kondisinya sangat baik. Tidak sebentar pun tampaknya
unta-unta itu mengendurkan lajunya. Hingga tengah haripun terlewati. Umar bin Khattab dan
sahabatnya terus saja bergegas untuk segera sampai ke daerah tujuan. Maklum matahari siang
hari di Persia selalu menyengat panas seakan ingin membakar semua yang ada di bumi.
Karena udara yang sangat panas tersebut, Umar dan sahabatnya sengaja memilih jalanan
setapak yang sekiranya diteduhi oleh pepohonan. Ini agar mereka sedikit merasakan keteduhan
dan unta-unta itu tetap dalam kondisi yang segar.
Saking tercurahnya perhatian mereka dalam perjalanan itu, tanpa sadar selendang yang
dikenakan oleh Umar di pundaknya tersangkut pada sebuah ranting pohon. Tetapi terus saja
mereka melanjutkan perjalanan, karena baik Umar bin Khattab maupun sahabat yang
menemaninya tidak menyadari akan hal itu.

78 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Unta-unta terus berjalan dan berjalan. Melewati beberapa padang dan gurun yang
panas. Angin sesekali berhembus dan menerpa mereka berdua. Jalan setapak itu sudah begitu
jauhnya mereka lewati. Ketika itulah entah bagaimana tiba-tiba Umar bin Khattab merasakan
sesuatu tiada dalam dirinya. Umar berusaha mengingat-ingat apa gerangan. Ketika ia sadar, ia
segera mengetahui bahwa selendangnya sudah tidak melekat lagi di bahunya. Umar
mengernyitkan dahinya berpikir keras, apa gerangan yang menyebabkan tiadanya selendang
itu. Karena Umar ingat betul bahwa ketika ia memulai perjalanan, ia menyampirkan
selendang.
Ada apa gerangan, Amirul Mukminin? sahabat yang menemani bertanya demi melihat
Umar bin Khattab tampak seperti tengah berpikir.
Umar menatap sahabatnya sejenak sebelum menjawab, Selendangku. Sekarang sudah
tidak ada lagi bersamaku
Sahabat menyadarinya sekarang. Ya, tetapi akupun sesungguhnya tidak tahu apa yang
terjadi
Umar mengangguk-angguk kepalanya. Dugaanku, kemungkinan selendang itu
tersangkut di sebuah ranting pohon. Entah di mana
Ya, sepertinya begitu.
Umar bin Khattab turun dari pelana untanya. Ia berujar kepada sahabat, Mohon,
tinggal di sini sementara aku akan mencari selendang itu
Sebelum sahabat memberikan jawaban, Umar sudah menggegas langkahnya menyusuri
jalanan setapak yang tadi telah mereka lalui. Sahabat itu terus menunggu dalam waktu yang
sangat lama. Ketika Umar belum juga muncul, ia bermaksud untuk menyusulnya dengan untaunta yang mereka kendarai.
79 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Umar sendiri memang hanya berjalan kaki saja. Begitu jauh. Kembali melewati jalanan
yang panas dan sengatan matahari yang membakar. Ketika ia benar-benar menemukan
selendangnya itu di sebuah ranting pohon persis seperti yang ia perkirakan, alangkah leganya.
Setelah mengambilnya dengan hati-hati agar ia tidak merobek selendang itu karena Umar tidak
punya cukup banyak pakaian, segera Umar kembali ke tempat sahabat tadi disuruhnya
menunggu. Dan jarak itu sudah begitu jauh. Hingga tak heran jika tubuhnya kemudian dipeluhi
dengan keringat.
Sesampainya di sana, ia segera kembali menaikki untanya. Ia tersenyum kepada sahabat. Ayo
kita lanjutkan perjalanan kita. Maafkan telah membuatmu menunggu dahulu
Ketika Umar menolak tali kekang untanya, sahabat berujar. Maafkan wahai Amirul
Mukminin. Tadi kau tentu telah berjalan jauh sekali melihat kondisimu seperti itu dan aku
harus menunggumu lama sekali?
Umar menyeka keringatnya dengan bajunya. Ya, begitulah. Kutemukan selendang ini
di sebuah ranting pohon
Sahabat terdiam. Ia memandangi Umar bin Khattab.
Diperhatikan sedemikian rupa, Umar bertanya, Ada apa?
Kenapa engkau harus bersusah payah menyiksa diri menyusuri jalanan yang panjang dan jauh
tadi untuk mengambil selendangmu, padahal engkau bisa menggunakan untamu?
Umar tersenyum. Kita tahu, unta-unta ini bukan milik kita
Ya. Tetapi kita sudah menyewanya untuk perjalanan ini
Tepat! Kita hanya menyewanya untuk perjalanan yang sudah disepakati bahwa jarak yang
ditempuh hanya dari Persia sampai ke tempat tujuan kita
80 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Maksudmu, Amirul Mukminin? Aku tidak mengerti


Sahabatku, Umar berkata lagi sambil tersenyum. Engkau mengetahui pula kesepakatan yang
kita buat dengan pemilik unta-unta ini hanya untuk jarak sekian saja. Tidak termasuk untuk
kembali dalam mengambil selendangku yang tersangkut kain yang jaraknya cukup jauh
barusan
Sahabat menggaruk-garuk kepalanya yang sepertinya tidak gatal. Tetapi sahabat kita
yang mempunyai unta-unta itu tidak akan tahu
Umar semakin melebarkan senyumnya. Sahabatku, ia memang mungkin tidak akan
pernah tahu. Tetapi aku yakin seyakin-yakinnya, bahwa jika aku bertindak begitu, Allah
melihat aku telah mencederai janjiku kepada sahabat kita itu Allah selalu melihat
Sahabat kali ini mengerti sepenuhnya. Ia geleng-geleng kepala karena tidak pernah bisa
berhenti mengagumi Umar bin Khattab yang selalu merasa tak pernah lepas dari pengawasan
Allah swt.

81 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Keteguhan Seorang Pemuda Dalam Kisah Ashabul Ukhdud


Sabtu 15 Rejab 1434 / 25 Mei 2013 16:56

Pada zaman bani Israil, hiduplah seorang pemuda shalih dan raja yang zalim. Pemuda
tersebut begitu kuat mempertahankan aqidahnya walaupun berbagai macam siksaan telah
menimpa dirinya, Hingga akhirnya sang raja berhasil membunuhnya. Namun, apa yang
dikhawatirkan sang raja sungguh-sungguh terjadi. Seluruh penduduk bani Israil yang ada di
bawah kekuasaannya beriman kepada Allah Swt.
Kisah ini diceritakan langsung oleh Nabi Saw kepada para sahabat, seperti yang
diriwayatkan oleh Muslim. Bahwasannya telah menceritakan kepada kami Haddab bin Khalid,
telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah, telah menceritakan kepada kami
Tsabit, dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Shuhaib, bahwa Rasulullah Saw bersabda:
Dahulu sebelum kalian ada seorang raja. Ia memiliki tukang sihir, saat tukang sihir itu
sudah semakin tua, ia berkata kepada rajanya: Aku sudah tua, kirimlah seorang pemuda kepadaku
untuk aku ajari sihir. Lalu seorang pemuda datang kepadanya. Kemudian tukang sihir itu
mengajarkan sihir kepada pemuda. Antara tukang sihir dan raja terdapat seorang rahib.
Pemuda itu mendatangi rahib dan mendengar kata-katanya, ia kagum akan kata-kata rahib itu
sehingga bila pemuda itu datang ke penyihir dan menceritakannya, ia pasti dipukul. Pemuda
itu menceritakan hal yang menimpa dirinya kepada rahib, rahib pun berkata: Bila tukang sihir
hendak memukulmu, katakanlah: Keluargaku menahanku, dan bila kau takut pada keluargamu,
katakanlah: tukang sihir menahanku.
Pada suatu hari, pemuda itu bertemu dengan seekor hewan yang besar dan menghalangi
jalanan manusia. Ia berkata: Hari ini aku akan tah, apakah tukang sihir lebih baik ataukah rahib
yang lebih baik. ia pun mengambil batu lalu berkata: Ya Allah, bila urusan rahib lebih Engkau
82 | S e p e r c i k

Cerita Islam

sukai daripada tukang sihir maka bunuhlah hewan ini hingga manusia bisa lewat. Pemuda itu
melemparkan batunya dan berhasil membunuh hewan besar tersebut. Orang-orang pun dapat
lewat. Ia memberitahukan kejadian itu pada rahib, rahib berkata: Anakku, saat ini engkau lebih
baik dariku dan urusanmu telah sampai seperti yang aku lihat, engkau akan mendapat ujian. Bila kau
mendapat ujian, jangan memberitahukan perihal diriku.
Kemudian pemuda itu bisa menyembuhkan kebutaan, sopak, lepra dan berbagai
penyakit. Salah seorang hamba raja yang terkena penyakit buta mendengar cerita mengenai si
pemuda. Lalu ia mendatangi pemuda dengan membawa hadiah yang banyak, ia berkata:
Sembuhkan aku dan k au akan mendapatkan apa yang aku kumpulkan disini. Pemuda berkata: Aku
tidak menyembuhkan seorang pun, yang menyembuhkan hanyalah Allah, bila kau beriman pada-Nya,
aku akan berdoa kepada-Nya agar menyembuhkanmu. Hamba raja itu pun beriman kepada Allah
lalu pemuda berdoa kepada Allah dan ia pun sembuh.
Hamba raja itu kemudian mendatangi raja, lalu duduk di dekatnya. Raja berkata: Hai
fulan, siapa yang menyembuhkan matamu ? orang itu menjawab: Rabbku. Raja berkata: Kau
punya Rabb selainku ? orang itu bekata: Rabbku dan Rabbmu adalah Allah. Raja menangkapnya
lalu menyiksanya hingga orang tersebut menunjukkan pada pemuda itu. Lalu pemuda itu
dibawa ke hadapan raja, raja berkata: Hai pemuda, apakah sihirmu yang bisa menyembuhkan orang
buta, sopak dan kau melakukan ini dan itu ? Pemuda itu berkata: Bukan aku yang menyembuhkan,
yang menyembuhkan hanyalah Allah. Raja menangkapnya dan terus menyiksanya hingga ia
menunjukkan kepada sang rahib. Rahib pun didatangkan lalu dikatakan padanya: Tinggalkan
agamamu. Orang tersebut tidak mau lalu raja meminta gergaji. Kemudian digergajilah kepala
orang itu hingga sebelah bagian tubuhnya terkapar ke tanah.
Setelah itu pemuda didatangkan lalu dikatakan padanya: Tinggalkan agamamu. Pemuda
tidak mau. Lalu raja berkata: Bawalah dia ke gunung hingga puncaknya, bila ia mau meninggalkan
agamanya (biarkanlah dia) dan bila tidak mau, lemparkanlah dari atas gunung. Mereka
83 | S e p e r c i k

Cerita Islam

membawanya ke puncak gunung lalu pemuda itu berdoa: Ya Allah, cukupilah aku dari mereka
sekehendakMu. Tiba-tiba gunung berguncang dan mereka semua jatuh. Pemuda itu kembali
hingga tiba di hadapan raja. Raja bertanya: Apa yang terjadi pada para bawahanku ? Pemuda itu
menjawab: Allah mencukupiku dari mereka. Lalu raja menyerahkan kembali ke sekelompok
tentaranya, raja berkata: Bawalah dia ke sebuah perahu lalu kirim ke tengah laut. Bila ia mau
meninggalkan agamanya (bawalah dia pulang) dan bila ia tidak mau meninggalkannya, lemparkanlah
dia. Mereka membawanya ke tengah laut dan pemuda itu berdoa: Ya Allah, cukupilah aku
dari mereka sekehendakMu. Tiba-tiba perahu terbalik dan mereka semua tenggelam.
Pemuda itu kembali hingga tiba di hadapan raja. Raja bertanya: Apa yang terjadi pada
para bawahanku ? Pemuda itu menjawab: Allah mencukupiku dari mereka. Setelah itu ia berkata
kepada raja: Kau tidak akan bisa membunuhku hingga kau mau melakukan apa yang aku
perintahkan. Raja bertanya: Apa yang kau perintahkan ? Pemuda itu berkata: Kumpulkan semua
orang di tanah luas lalu saliblah aku di atas pelepah, ambillah anak panah dari sarung panahku ini
lalu ucapkanlah: Dengan nama Allah, Rabb pemuda ini. Bila kau melakukannya kau baru bisa
membunuhku.
Akhirnya raja itu melakukannya. Ia meletakkan anak panah di tengah-tengah busur
panah lalu melesatkannya seraya berkata: Dengan nama Allah, Rabb pemuda ini. Anak panah
dilesakkan tepat menembus pelipis pemuda itu lalu ia meletakkan tangannya di tempat panah
menancap kemudia ia wafat. Orang-orang berkata: Kami beriman kepada Rabb pemuda itu.
Kemudian dikatakan kepada raja: Tahukah kamu akan sesuatu yang kau khawatirkan ?
Demi Allah kini telah menimpamu. Orang-orang beriman seluruhnya kepada Allah. Raja kemudian
memerintahkan para tentaranya untuk membuat parit di jalanan kemudian disulut api. Raja
berkata: Siapapun yang meninggalkan agamanya maka biarkan hidup, siapapun yang tidak
meninggalkan agamanya, bakarlah di dalamnya. Lalu para suruhan raja melakukan apa yang
diperintahkan, terjadilah dorong mendorong dan tarik menarik hingga datanglah seorang
84 | S e p e r c i k

Cerita Islam

wanita bersama bayinya, sepertinya ia hendak mundur agar tidak terjatuh ke dalam kubangan
api, akan tetapi sang bayi berkata: Wahai ibuku, bershabarlah. Sesungguhnya engkau berada di atas
Al-Haq (kebenaran). (HR. Muslim No. 5327; kitab Zuhd wa Ar-Raqaiq, bab Qashashul
Ashabul Ukhdud)
Kisah ini juga diabadikan oleh Allah dalam surat Al-Buruj. Ibnu Abbas r.a berkata Kisah
ini terjadi 70 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Ada banyak ibrah yang dapat kita petik dari kisah tersebut, di antaranya adalah
keteguhan seorang pemuda dalam mempertahankan aqidahnya. Sang penguasa boleh
membawa pemuda tersebut ke tempat paling mengerikan di dunia ini, namun mereka tidak
akan mampu membawanya ke tempat yang di sana tidak ada Allah Swt. Penderitaan yang
sangat berat hingga mengundang kematian tak mampu memisahkan keimanan dari hati sang
pemuda.
Sunnatullah akan selalu terulang hingga hari kiamat. Siapa yang meniti jalan menuju
syurga, maka ada konsekwensi khusus yang harus diterimanya. Seperti yang difirmankan Allah
Swt:

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka
dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul
85 | S e p e r c i k

Cerita Islam

dan orang-orang yang beriman bersamanya: Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah,
Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al-Baqoroh: 214)
Demikian pula orang-orang yang memilih jalan kebatilan. Mereka akan diberi
kekuasaan di muka bumi, bersuka ria dan tertawa-tawa karna keberhasilannya mengalahkan
orang-orang beriman. Namun seperti para pendahulunya, Kekuasaan mereka hanya ada di
dunia sedangkan kematian selalu mengintai di belakangnya. Jika manusia-manusia zalim itu
tidak bertobat sampai ajal menjemput, maka mereka akan disiksa di neraka jahannam kekal
selama-lamanya.

Ketika Ibnu Umar Wafat


Selasa 22 Rabiulakhir 1434 / 5 Maret 2013 14:10

Suatu hari Khalifah Utsman r.a. memanggil lelaki itu. Sang khalifah meminta kesediaan
dia untuk memegang jabatan sebagai seorang hakim. Namun, lelaki itu menolak dengan
dengan halus tapi tegas. Apakah Engkau tak mau menaati perintahku? tanya Khalifah.
Sama sekali tidak. Hanya saja saya telah mendengar bahwa para hakim itu ada tiga
macam. Pertama, hakim yang mengadili tanpa ilmu, maka ia dalam neraka. Kedua, hakim yang
mengadili berdasarkan nafsu, maka ia juga dalam neraka. Dan ketiga, hakim yang berijtihad
sedang hasil ijtihadnya benar, maka ia dalam keadaan berimbang, tidak berdosa tapi tidak pula
berolah pahala. Dan saya, atas nama Allah, memohon kepada Anda agar dibe- baskan dari
jabatan itu, terang Abdullah ibnu Umar ibnu Khattab, lelaki itu.
Khalifah Utsman paham betul kadar ketakwaan orang di hadapannya. Di mata
masyarakat nama Abdullah ibnu Umar sangat dikenali sebagai sosok yang takwa dan pengikut
86 | S e p e r c i k

Cerita Islam

perilaku Rasulullah yang amat baik. Khalifah sadar akan ketajaman mata hati orang-orang
bertakwa, yang kerap mementingkan kehidupan akhirat daripada dunia.
Dengan berat hati Khalifah menerima keengganan Ibnu Umar menyandang pangkat
hakim. Akan tetapi penerimaan tersebut disertai dengan syarat agar Ibnu Umar berjanji tidak
akan bercerita pada siapapun mengenai keputusan itu. Ibnu
Umar setuju dan peristiwa itu pun hanya diketahui oleh mereka berdua, disaksikan oleh
Allah, sang pencip-ta.
Sebagai generasi yang berada di shaf kedua Ibnu Umar bermaksud tak hendak
mendahului para shahabat, seangkatan ayahnya, Umar ibnu Khattab. Ia menilai mereka lebih
pantas menyadang jabatan seperti itu dibanding dirinya. Dan ia lebih memilih terus dan terus
meningkatkan diri dalam ibadah dan ketaatan pada Allah SWT.
Hari-hari Ibnu Umar nyaris tak terlewatkan qiyamulail yang ia isi dengan shalat dan
berdzikir, membaca Al-Quran, serta merenungkan makna ayat-ayat-Nya, baik qauliyah
maupun qauniyah. Membaca ayat-ayat peringatan dan keadaan pada yaumul hisab, pastilah air
matanya mengucur, mirip dengan ayahnya yang reaksinya demikian dalam menghayati ayatayat tentang kehidupan akhirat.
Bukan hanya dikenal sebagai sosok yang rajin beribadah dan tawadhu, Ibnu Umar
semasa hidupnya hingga dikaruniai umur panjang, lebih dari 80 tahun, orang-orang fakir
miskin mengenalnya sebagai orang yang sangat dermawan.
Meski dimudahkan rezekinya oleh Allah SWT, Ibnu Umar tidaklah termasuk tipe orang
yang mau memamerkan apa yang bisa dinilai orang lain sebagai kesombongan. Ini bisa
disaksikan kebiasaan Ibnu Umar mengenakan pakaian sederhana.

87 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Dari sekian banyak shahabat Rasulullah SAW, segelintir di antaranya diberkahi panjang
usia. Ibnu Umar yang usianya lebih dari lebih dari rata-rata shahabat seangkatannya itu
melampaui masa hingga zaman khulafaurasyidin berlanjut ke masa khilafah Bani Umayyah.
Saat itu peradaban Islam kian menuju puncaknya. Harta benda melimpah, istana-istana,
masjid-masjid, pusat-pusat kajian Islam, serta kantong- kantong ekonomi tumbah dengan
pesatnya. Namun, Ibnu Umar tak silau oleh kilatan nikmat dunia. Ia tetap tak pernah absen
melakukan qiyamulail. Lebih-lebih bila Ramadhan tiba. Sepanjang hari ia habiskan waktunya
buat mendekatkan diri pada-Nya.
Saat Khalifah Utsman yang pernah menawarkannya jabatan hakim, dibunuh orang tak
bertanggung jawab, banyak orang menawarkan baiat pada diri Ibnu Umar. Ia diminta keluar
rumahnya untuk dibaiat. Tapi, Ibnu Umar tak menanggapinya. Ia tetap terdiam di rumahnya,
sampai-sampai ia dipaksa dan diancam akan dibunuh untuk melakukan hal itu.
Suasana berubah menjadi kekacauan. Ibnu Umar termasuk salah seorang shahabat yang
didesak menggantikan khalifah yang telah mangkat. Dalam situasi seperti itu ia lebih banyak
berdzikir dan mohon pertolongan Allah. Apalagi tiap-tiap kelompok yang mengajukan
shahabat menjadi khalifah dianggapnya sudah tidak proporsional lagi, yakni memintanya
dengan memaksa di bawah ancaman pedang.
Hingga ia akhirnya membaiat Ali ibnu Abi Thalib yang banyak didukung kaum
Muslimin. Fitnah itu pun terjadi. Perang yang melibatkan kelompok Ali dan kelompok
Muawiyah tak terelakkan. Padahal, keduanya sama- sama pasukan Islam. Ibnu Umar adalah
tipe shahabat yang sangat tak tega membunuh orang yang berikrar la ilaha illallah,
Muhammadar Rasulullah.
Masa tuanya yang ia saksikan adalah perubahan khasiat zaman di saat kaum Muslimin di
ambang puncak kejayaan Bani Umayyah. Harta melimpah ruah, segala keinginan duniawi
88 | S e p e r c i k

Cerita Islam

mudah didapatkan. Ibnu Umar kian mengencangkan spirit ibadahnya. Ia tak mau terjebak
dengan jabatan dan harta yang meng- goyahkan keimanan.
Ibnu Umar telah meninggalkan dunia dengan istiqamah. Ibnu Umar telah meninggal
dunia, dan dalam keutaman tak ubahnya ia dengan Umar, demikian kesaksian orang- orang di
sekitarnya.

Khalid yang Tertuduh


Jumat 24 Jamadilawal 1434 / 5 April 2013 15:48

Amirul mukminin, Umar bin Khattab, seorang yang memiliki disiplin tinggi ala militer,
hampir sebagian besar waktunya dia habiskan untuk mengurus umat, kaum miskin dan dhuafa
lebih dia cintai daripada keluarganya sendiri. Tidak heran rakyat begitu mencintai Umar.
Dengan karakternya yang seperti itu Umar akan sangat cermat dan ketat dalam melakukan
pengawasan terhadap para pejabatnya. Semuanya akan mendapat perlakuan yang sama oleh
Umar, tak terkecuali seorang jenius militer, Jenderal besar Islam, saifullah, Khalid bin Walid,
seorang jenderal kebanggaan Islam yang telah begitu banyak jasanya dalam membebaskan Irak
dan Syam, yang menundukkan Persia dan Rumawi. Dalam hati kaum muslimin, Khalid
mendapat tempat khusus atas sebab-sebab tadi. Namun, kecenderungannya pada ketergesagesaan dan tindakan-tindakan yang menurut Umar indisipliner membawanya kepada tindakan
pemecatan. Pertama-tama, sebelum perang Yarmuk berkecamuk, jabatan Khalid sudah
diturunkan dan posisinya digantikan oleh Abu Ubaidah.
Berangnya Khalifah Umar terhadap Khalid terlihat dengan kata-kata: Sungguh aku
tidak beriman kepada Allah kalau aku pernah menyarankan kepada Abu Bakar tetapi perintah
89 | S e p e r c i k

Cerita Islam

itu tidak kulaksanakan. Demi Allah, aku tidak akan mengangkatnya lagi untuk suatu jabatan
apa pun. Sesudah itu Umar menulis surat kepada Abu Ubaidah yang kala itu telah menjabat
sebagai panglima supaya memanggil Khalid dan mengikatnya dengan serbannya serta
melepaskan topi (qalansuwah) kebesarannya sampai terungkap pemberiannya kepada Asyas
bin Qais: dari hartanya sendiri atau dari harta rampasan perang. Kalau itu ternyata harta
rampasan perang maka Khalid telah mengakui pengkhianatan. Kalau itu dari hartanya sendiri,
Khalid telah melakukan pemborosan. Bagaimanapun juga, Abu Ubaidah mendapat perintah
memecat Khalid dan tugasnya diembankan kepadanya.
Khalid pun datang memenuhi panggilan utusan/kurir Umar, yakni Bilal sang muazin.
Pasukannya dikumpulkan dan Khalid pun menaiki mimbar. Kemudian utusan tadi bertanya
kepada Khalid: Dari hartamu sendirikah Anda memberikan hadiah sepuluh ribu itu ataukah
dari harta rampasan perang? Mendengar pertanyaan itu Khalid terkejut dan tidak menjawab.
Abu Ubaidah sendiri duduk di mimbar dan tidak berkata apa-apa. Utusan tadi mengulangi
pertanyaannya, Khalid kembali diam. Bilal kemudian maju dan berkata: Amirulmukminin
memerintahkan agar Anda diikat serban Anda dan melepaskan topi Anda sampai dapat
menjawab pertanyaan tadi. Khalid semakin tercengang dan dia tetap terdiam. Bilal kemudian
mengikatnya dengan serban Khalid seraya berucap: Bagaimana? Dari harta Anda atau dari
rampasan perang?
Khalid tak habis heran dengan peristiwa ini. Tetapi ia membisu dan tak mampu
menjawab. Situasi itu akan membuat setiap orang tidak akan sabar lagi. Bukankah itu sudah
merupakan tuduhan terang-terangan mengkhianati suatu amanat? Jika orang tiba-tiba
diberondong secara terus terang di depan orang banyak pula, ia akan muak, terkejut dan akan
bingung sekali. Gerangan apa tujuan melemparkan tuduhan itu? Bukankah cukup memanggil
saja Khalid ke Madinah mengingat ia sudah dipecat dari tugasnya? Hanya karena sepuluh ribu
dirham tangannya diikat dan topi kehormatannya dicopot? Apa artinya sepuluh ribu dirham
sampai dia menghadapi penghinaan yang begitu berat? Adakah uang itu untuk diri seorang
90 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Khalid pribadi?? Tidak! Malah diberikannya uang itu kepada Asyas bin Qais, seorang Amirseorang pemimpin Kindah dan orang yang telah mendapat cobaan berat dalam membebaskan
Irak dan Syam. Berapa seringnya Asyas dan orang semacam dia, orang terpandang yang telah
terjun dalam beberapa peristiwa dan berjuang mati-matian menghadapi bahaya.
Dari mimbar Abu Ubaidah melihat seluruh hadirin yang ada. Jelas tampak pada wajah
mereka keheranan yang luar biasa dan rasa tidak setuju. Alangkah seringnya pedang Khalid
memenggal kepala orang-orang yang angkuh, dialah jenderal perkasa yang telah menundukkan
kerajaan-kerajaan besar. Kita lihat dia sekarang diikat dengan serbannyaorang yang sudah
mengikat ribuan tawanan perang dengan rantai! Dan sekarang kita lihat dia dituduh
mengkhianati harta kaum muslimin padahal melalui tangannya Allah mengangkat martabat
Islam dan kaum muslimin! Ironis! Tetapi bagaimana seorang Khalid bisa keluar dari situasi
seperti ini? Akan teruskah ia diam dan pemandangan hina seperti ini akan berlangsung lama?
Atau ia akan mencabik ikatan itu dengan tangannya dan meletakkan topi kehormatan di
kepalanya dan menatap semua yang hadir dengan tatapan mematikan, yang sudah tidak asing
bagi kawan maupun lawan serta mengatakan: Saya tidak akan menjawab, terserah Umar apa
yang akan diperbuatnya! Tapi Khalid adalah prajurit yang sejati! Dia salah seorang prajurit dari
pasukan mukminin dan Umar adalah Amirulmukminin.
Memberontakkah Khalid terhadap Umar? Tidak! Iman seorang Khalid kepada Allah
lebih besar daripada keinginannya untuk memberontak! Ketika Bilal kemudian berulang-ulang
mengajukan pertanyaan: Dari harta Andakah yang Anda berikan atau dari harta rampasan
perang? Khalid menjawab: Dari harta saya pribadi! Setelah mendengar kata-kata Khalid, Bilal
pun melepas ikatannya dan topi kehormatan Khalid diletakkan kembali pada kepalanya.
Khalid berkata: Kita taat dan patuh kepada pemimpin-pemimpin kita, kita menghormati dan
mengabdi kepada semua rakyat kita.

91 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Krisis Di Zaman Umar Bin Khattab


Sabtu 9 Ramadhan 1433 / 28 Juli 2012 09:31

Umat Islam ternyata sejak dari dulu memang sudah tidak asing dengan krisis ekonomi.
Setidaknya, sejak zaman Rasulullah, ada dua krisis ekonomi besar yang pernah dicatat oleh
buku sejarah Islam.
Pertama, ketika umat Islam diboikot oleh kaum Yahudi dalam masa awal penyebaran Islam.
Yang kedua, pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab. Apa penyebabnya dan bagaimana
Khalifah Umar bin Khattab mengentaskannya?
Krisis itu terjadi tepatnya pada tahun 18 hijriah. Peristiwa besar ini kemudian disebut
Krisis Tahun Ramadah. Saat itu di daerah-daerah terjadi kekeringan yang mengakibatkan
banyak orang dan binatang yang mati. Orang-orang pun banyak yang menggali lubang tikus
untuk mengeluarkan apa yang ada di dalmnyasaking langkanya makanan.
Khalifah Umar yang berkulit putih, saat itu terlihat hitam. Ia pun berdoa: Ya Allah, jangan
Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad pada tanganku dan di dalam kepemimpinanku.
Beliau juga berkata kepada rakyatnya: Sesungguhnya bencana disebabkan banyaknya
perzinaan, dan kemarau panjang disebabkan para hakim yang buruk dan para pemimpin yang
zalim Carilah ridha Tuhan kalian dan bertobatlah serta berbuatlah kebaikan.
Tidak lama kemudian berbagai krisis tersebut segera diatasi. Saking sejahteranya, tiap bayi yang
lahir pada tahun ke-1, mendapat insentif 100 dirham (1 dirham perak kini sekitar Rp. 30 ribu,
tahun ke-2 mednapatkan 200 dirham, dan seterusnya. Gaji guru pun per bulan mencapai 15
dinar (1 dinar emas kini sekitar Rp 1,5 juta).
Pada tahun 20 hijriah, khalifah Umar juga mencetak mata uang dirham perak dengan
ornamen Islami. Ia mencantuman kalimah thayibah, setelah sblmnya umat Islam menggunakan
dirham dari Persia yang di dalamnya terdapat gambar raja-raja Persia.
92 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Adapun pencetakan dinar emas berornamen Islami diberlakukan pada masa kekhalifahan Abdul
Malik bin Marwan pada tahun 75 hijrah.

Laporan Rakyat Homs Kepada Umar Bin Khattab Tentang Said Bin Amir
Kamis 19 Rabiulawal 1434 / 31 Januari 2013 17:44

Akhirnya Khalifah Umar bin Khattab menyempatkan diri berkunjung ke Syria. Seperti
biasanya ia menginspeksi semua wilayah kekhalifahan. Dalam kunjungan itu, beliau
menyempatkan diri singgah ke Homs. Kota Homs ketika itu dinamai pula Kuwaifah yang
berarti kufah kecil. Khalifah sering mendengar laporan-laporan miring dari rakyat Homs
tentang Gubernur kota kecil itu, Said bin Amir.
Tatkala Umar sampai di sana, rakyat mengelu-ngelukannya. Mereka mengucapkan
selamat datang. Khalifah bertanya kepada rakyat, Bagaimana penilaian Saudara-Saudara
terhadap kebijakan gubernur kalian?
Ya Khalifah, jawab rakyat. Ada empat macam kelemahan yang hendak kami laporkan
kepada Anda.
Baik, aku akan pertemukan kalian dengan gubernur kalian, jawab Khalifah Umar sambil
berdoa. Ia berharap, tidak ada yang salah dengan Said bin Amir.
Ketika semua pihak telah berkumpul, Khalifahpun kemudian bertanya kepada rakyat,
Bagaimana penilaian kalian tentang kebijakan gubernur kalian?
Pertanyaan Khalifah kemudian dijawab oleh seorang juru bicara. Pertama, ujarnya.
Gubernur Said bin Amir selalu tiba di tempat tugas setelah matahari tinggi.
93 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Khalifah Umar bin Khattab melirik gubernurnya, Bagaimana tanggapanmu mengenai laporan
mereka, hai Said?
Gubernur Said bin Amir diam sejenak. Kemudian dia berkata, Sesungguhnya aku
keberatan menanggapinya. Tapi, apa boleh buat. Keluargaku tidak mempunyai pembantu.
Karena itu, tiap pagi aku harus membuat adonan roti lebih dahulu untuk mereka. Sesudah
adonan itu siap dimasak, barulah aku membuat roti. Kemudian aku berwudhu, barulah
berangkat ke tempat kerja untuk melayani masyarakat.
Nah, apalagi laporan kalian? tanya Khalifah kepada hadirin, setelah menarik napas sejenak.
Kedua, Gubernur tidak bersedia melayani kami pada malam hari.
Said bin Amir langsung menjawab. Hal itu sesungguhnya lebih berat bagi aku untuk
menanggapinyateruama di hadapan umum seperti ini. Aku telah membagi waktu, siang hari
untuk melayani masyarakat, dan malam hari untuk bertaqarrub kepada Allah.
Apa lagi? tanya Khalifah kepada hadirin.
Ketiga, Gubernur tidak masuk kantor sehari penuh dalam sebulan.
Bagaimana tanggapanmu, hai Said?
Sebagaimana telah aku terangkan tadi, aku tidak mempunyai pembantu. Di samping itu, aku
hanya memiliki sepasang pakaian saja. Aku mencucinya sebulan sekali. Bila aku mencucinya,
aku terpaksa menunggu kering dahulu. Setelah itu barulah aku bisa keluar melayani
masyarakat.
Nah, apalagi laporan selanjutnya? tanya Khalifah.

94 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Terakhir, Gubernur sering menutup diri untuk bicara. Pada saat-saat seperti itu beliau
biasanya meninggalkan majelis,ujar juru bicara rakyat.
Said bin Amir langsung menjawab, Masalah itu, ketika aku masih musyrik, aku pernah
menyaksikan almarhum Khubaib bin Ady dihukum mati oleh kaum kafir Quraisy. Aku
menyaksikan mereka menyayat-nyayat tubuh Khubaib hingga berkeping-keping. Pada waktu
itu, aku mengejek Khubaib, Sukakah engkau bila Muhammad menggantikan engkau,
kemudian engkau kami bebaskan? Ejekan itu dijawab oleh Khubaib, Aku tidak sudi
bersenang-senang sementara Nabi Muhammad tertusuk duri. Demi Allah, jika aku teringat
peristiwa itu, di mana ketika itu aku tidak sedikitpun membela Khubaib. Aku selalu merasa
bahwa dosaku tidak akan diampuni Allah swt
Segala puji bagi Allah yang tidak mengecewakanku, ujar Khalifah Umar.
Sekembalinya ke Madinah, Khalifah Umar mengirimi Gubernur Said seribu dinar untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Melihat jumlah uang sebanyak itu, istrinya berkata pada Said,
Segala puji bagi Allah. Aku ingin mempergunakan uang ini untuk membeli bahan pangan dan
perlengkapan lain. Aku ingin pula menggaji seorang pembantu rumah tangga kita.
Adakah usul yang lebih baik daripada itu? tanya Said bin Amir pada istrinya.
Apa pulakah usul yang lebih baik daripada itu? istrinya kembali balik bertanya.
Kita bagi-bagikan saja uang ini kepada rakyat yang membutuhkannya. Itulah yang lebih baik
bagi kita, jawab Said.
Mengapa? tanya istrinya lagi.
Dengan begitu, berarti kita menyimpan uang ini di sisi Allah. Itulah cara yang lebih baik,
jawab Said dengan mata berbinar-binar.
95 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Istrinya setuju. Sebelum mereka meninggalkan majelis, uang itu di masukkan Said ke
dalam beberapa pundi. Lalu diperintahkannya kepada salah seorang keluarganya. Berikan
pundi ini kepada janda si fulan. Berikan juga pundi ini kepada anak yatim si fulan. Ini kepada
si fulan yang miskin. Ini untuk si fulan yang
Semoga Allah meridhai Said bin Amir. Ia menyadari bahwa cara terbaik untuk
mensyukuri nikmat Allah, salah satunya, dengan membagi rezekinya. Menginfakkannya.
Menyedekahkannya. Karena, pada kebahagiaan yang kita miliki, ada juga yang bisa
disedekahkan untuk orang lain. Sebagai syukur terhadap Allah yang telah memberikan
segalanya.

96 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Mushab Bin Umair Mengajarkan Al-Quran


Kamis 20 Safar 1434 / 3 Januari 2013 16:17

Ibnu Ishaq berkata, Ketika orang-orang Madinah itu hendak kembali, Rasulullah saw
mengutus Mushab bin Umair menemani mereka. Mushab diperintahkan beliau agar
membacakan al-Quran, mengajarkan Islam, dan memberi pemahaman agama kepada mereka.
Sehingga dia dinamakan Muqarri Madinah: Mushab. Mushab tinggal di rumah Asad bin
Zurarah.
Mushab mendatangi orang-orang di rumah-rumah dan di kabilah-kabilah mereka,
mengajaknya masuk Islam dan membacakan al-Quran kepada mereka. Seorang demi seorang
masuk Islam hingga Islam mulai tampak dan menyebar di rumah-rumah orang Anshar, kecuali
di pemukiman orang Aus, yaitu Khuthmah, Waail, dan Waaqif.
Mushab membacakan al-Quran dan mengajari mereka, lalu dia menulis surat kepada
Rasulullah saw untuk meminta izin shalat Jumat bersama mereka. Rasul saw mengizinkan,
dan membalas suratnya: Kemudian daripada itu perhatikan hari di mana kaum Yahudi
membacakan Zaburnya dengan keras karena datangnya hari Sabtu . Apabila siang hari telah
condong lebih dari separuhnya, maka bertaqarrublah kalian kepada Allah dengan menunaikan
shalat dua rakaat dan engkau berkhutbah di tengah-tengah mereka.
Mushab bin Umair kemudian shalat Jumat dengan mereka di rumah Saad bin
Khaitsamah, sebanyak 12 orang. Pada hari itu tidak ada yang disembelih kecuali seekor
kambing. Jadi, Mushab adalah orang yang pertama kali melaksanakan shalat Jumat dalam
Islam. Mushab terus berkeliling Madinah menemui orang-orang dan mengajak mereka masuk
Islam serta mengajarkan Islam pada mereka.

97 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Pada suatu hari, Asad bin Zurarah keluar bersama Mushab bin Umair ke pemukiman
Bani Abdul Asyhal dan pemukiman Bani Zhafar (Saad bin Muadz adalah anak bibi Asad bin
Zurarah). Keduanya masuk ke sebuah kebun di antara kebun-kebun Bani Zhafar dan berada di
dekat sumur yang bernama sumur Muraq. Keduanya duduk di kebun itu sementara kaum
Muslim datang dan berkumpul dengan mereka. Saad bin Muadz dan Usaid bin Hudhair ketika
itu menjadi pemuka dari Bani Abdul Asyhal. Keduanya adalah orang musyrik pemeluk agama
kaumnya. Tatkala keduanya mendengarkan ucapan Mushab, Saad bin Muadz berkata kepada
Usaid bin Hudhair: Saya tidak benci padamu. Temuilah dua orang itu yang datang ke tempat
kita hanya untuk membodohi orang-orang lemah di antara kita. Usirlah dan cegahlah keduanya
karena keduanya hendak datang ke tempat kita. Seandainya Asad bin Zurarah tidak berasal
dari kaum saya sebagaimana yang telah kamu ketahui, tentu saya sendiri yang akan
melakukannya. Dia adalah anak bibi saya, dan saya tidak menemukan alasan untuk
mencegahnya. Usaid bin Hudhair mengambil tombak pendeknya, kemudian berangkat
menemui keduanya. Ketika Asad bin Zurarah melihatnya, maka dia berkata kepada Mushab
bahwa orang itu adalah pemuka kaumnya yang datang kepadamu, mudah-mudahan dia
membenarkan Allah. Mushab menjawab, jika dia bersedia duduk, aku akan berbicara
padanya.
Usaid bin Hudhair akhirnya duduk di depan keduanya dengan wajah cemberut sambil
menggerutu, lalu berkata, Apa yang kalian bawa kepada kami? Kalian hanya akan membodohi
orang-orang lemah kami! Menyingkirlah kalian dari kami, jika memang kalian memiliki
kepentingan yang berhubungan dengan diri kalian sendiri! Mushab berkata: Atau sebaiknya
engkau duduk dan mendengarkan dulu? Jika engkau menyukainya maka engkau bisa
menerimanya. Dan jika engkau membencinya, maka cukuplah bagimu apa yang engkau benci.
Usaid menjawab: Boleh juga.
Kemudian dia menancapkan tombak pendeknya dan duduk di hadapan keduanya. Lalu
Mushab menjelaskan Islam dan membacakan al-Quran kepadanya. Keduanya (Mushab dan
98 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Asad bin Zurarah) berkata berkenaan dengan yang dibicarakan tentang keduanya: Demi
Allah, sungguh kami telah mengetahui Islam ada di wajahnya, sebelum dia berkata untuk
menerimanya dengan suka cita. Tidak berapa lama Usaid berkata, Alangkah bagus dan
indahnya kalimat ini! Apa yang kalian lakukan ketika akan memeluk agama ini? Keduanya
menjelaskan kepadanya: Mandi, lalu sucikan dirimu dan pakaianmu, kemudian ucapkanlah
syahadat, setelah itu shalatlah dua rakaat. Usaid berdiri, lalu mandi dan menyucikan
pakaiannya. Dia membaca syahadat, kemudian berdiri menunaikan shalat dua rakaat. Usaid
berkata, Bersamaku ada seorang laki-laki. Jika dia mengikuti kalian, maka tidak seorang pun
dari kaumnya yang akan menentangnya. Sekarang aku akan mengajak Saad bin Muadz
menemui kalian berdua.
Usaid mencabut tombak pendeknya dan segera pergi menemui Saad serta kaumnya.
Ketika itu mereka sedang duduk-duduk di tempat pertemuan, maka ketika Saad bin Muadz
melihatnya segera menyambutnya dan berkata, Aku bersumpah atas nama Allah. Sungguh
Usaid bin Hudhair telah datang pada kalian bukan dengan wajah seperti ketika dia pergi dari
kalian.
Ketika Usaid telah duduk di hadapan orang yang menyambutnya itu, Saad bertanya
kepadanya, Apa yang telah engkau lakukan? Usaid menjawab, Aku memang telah berbicara
kepada dua orang laki-laki itu. Demi Allah, aku tidak melihat rencana jahat pada keduanya.
Aku telah melarang keduanya, namun keduanya berkata, Kami akan melakukan apa yang
engkau kehendaki. Aku juga telah menceritakan bahwa Bani Haritsah keluar dari
perkampungannya menemui Asad bin Zurarah untuk membunuhnya. Hal itu karena mereka
mengetahui bahwa Asad adalah putra bibimu. Tujuannya agar mereka bisa melindungimu.
Saad spontan berdiri penuh amarah. Dia khawatir terhadap apa yang dikabarkan
kepadanya tentang Bani Haritsah. Dia mengambil tombak pendek yang berada di tangan Usaid,
lalu berkata, Demi Allah, aku melihatmu sama sekali tidak berguna! Kemudian dia segera
99 | S e p e r c i k

Cerita Islam

keluar dan menemui mereka berdua. Tatkala Saad melihat keduanya dalam keadaan tenang,
dia menyadari bahwa Usaid hanya menginginkan dia mendengar perkataan dua orang yang ada
di hadapannya. Dia berdiri tegak menghadap keduanya dengan wajah memendam kemarahan
dan berkata, Wahai Abu Umamah! Seandainya antara aku dan engkau tidak ada hubungan
kerabat, tentu tombak ini sudah aku hunjamkan ke dadamu. Engkau datang ke tempat kami
dengan membawa apa yang kami benci.
Asad menoleh kepada Mushab seraya berkata, Wahai Mushab, telah datang
kepadamu seorang tokoh. Demi Allah, di belakangnya ada kaumnya. Jika dia mengikutimu,
maka tidak seorang pun dari mereka yang akan menentangmu.
Mushab berkata kepadanya, Lebih baik anda duduk dan dengarkan. Jika anda suka dan
menginginkannya maka anda bisa menerimanya. Namun, jika anda membencinya, kami akan
menjauhkan dari anda segala hal yang anda benci. Saad berkata, Boleh juga, aku terima.
Tombak pendek di tangannya ditancapkan di tanah, lalu ia duduk. Lalu Mushab
menyampaikan Islam dan membacakan al-Quran kepadanya. Keduanya bergumam, Demi
Allah, kami melihat Islam di wajahnya sebelum dia berbicara untuk menerimanya dengan suka
cita. Saad bertanya kepada keduanya, Apa yang kalian lakukan ketika kalian memeluk Islam
dan masuk agama ini? Keduanya menjawab, Mandi dan sucikan diri dan pakaianmu,
kemudian bacalah syahadat dan shalat dua rakaat.
Saad berdiri, lalu mandi dan menyucikan pakaiannya, kemudian membaca syahadat
dan shalat dua rakaat. Setelah itu ia mencabut tombak pendeknya, dan segera menghampiri
kaumnya. Dia berjalan dengan tegap disertai oleh saudara sepupunya, Usaid bin Hudhair.
Ketika kaumnya melihat dia, mereka berkata, Kami bersumpah dengan nama Allah, sungguh
Saad telah kembali kepada kalian bukan dengan wajah seperti waktu dia pergi dari kalian!

100 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Tatkala Saad berdiri menghadap kaumnya, dia berkata, Wahai Bani Abdul Asyhal,
apa yang kalian ketahui tentang kedudukanku di tengah-tengah kalian? Mereka menjawab
serentak, Engkau adalah pemimpin kami dan yang paling cerdas di antara kami serta memiliki
pribadi paling baik. Saad kembali berkata, Sesungguhnya ucapan kaum laki-laki dan wanita
kalian kapadaku adalah haram, hingga kalian semua beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Tidak berapa lama, keduanya (Usaid bin Hudhair dan Saad bin Muadz) berkata, Demi
Allah, tidak akan ada seorang laki-laki maupun wanita, saat sore hari di pemukiman Bani
Abdul Asyhal, kecuali dia akan jadi muslim dan muslimah.
Mushab kembali ke rumah Asad bin Zurarah dan tinggal bersamanya. Dia tidak
pernah berhenti mengajak orang-orang kepada Islam, sehingga tidak satu pun rumah kaum
Anshar kecuali di dalamnya dihuni laki-laki dan wanita-wanita Muslim. Mushab tinggal di
Madinah selama setahun. Dia hidup di tengah-tengah Bani Aus dan Khazraj. Setiap waktu dia
mengajari mereka agama Islam; menyaksikan perkembangan penolong-penolong agama Allah
dan kalimat kebenaran yang tumbuh dengan pesat. Dia tidak bosan-bosannya mengetuk pintu
masyarakat agar dapat berhubungan dengan mereka dan menyampaikan dakwah Allah kepada
mereka. Dia mendatangi kebun-kebun untuk melakukan kontak dengan para petani saat
mereka bekerja dan mengajak mereka masuk Islam. Dia juga menemui pemilik tanah dan
mengajak mereka kepada agama Allah. Dia melakukan gerakan yang terencana untuk meraih
target, seperti halnya yang dia lakukan bersama Asad bin Zurarah dalam menggunakan
berbagai sarana untuk berhubungan dengan masyarakat, sehingga mampu menggiring mereka
untuk mendengar suara kebenaran.
Dengan demikian, dalam waktu satu tahun, Mushab berhasil membalikkan pemikiran
di Madinah dari penyembahan berhala yang hina dan berbagai perasaan yang keliru menjadi
wacana tauhid dan keimanan, serta perasaan Islami. Keberhasilan itu menjadikan mereka benci
terhadap kekufuran dan menjauhkan diri dari praktik-praktik curang dalam takaran dan
101 | S e p e r c i k

Cerita Islam

timbangan. Demikianlah, keberhasilan Mushab dan orang-orang yang memeluk Islam


bersamanya dalam mengubah Madinah dari suasana musyrik menjadi Islami dalam tempo satu
tahun.

Panglima Quraisy itu Masuk Islam


Rabu 12 Rejab 1434 / 22 Mei 2013 08:20

Setelah berjalan setahun sejak berlakunya Perjanjian Hudaibiyah, Nabi dan sahabatsahabatnya sudah dapat melaksanakan umrah. Berangkatlah mereka ke Makkah dengan total
rombongan sekitar dua ribu orang. Tidak seorang pun dari mereka membawa senjata selain
sebilah pedang yang disarungkan untuk sekedar membela diri.
Bilamana Quraisy mengetahui kedatangan Muhammad, mereka segera keluar dari kota
Makkah dan menyingkir ke bukit-bukit Abu Qubais dan Hira. Sekarang kaum Muslimin sudah
mulai memasuki Makkah. Selama tiga hari kaum Muslimin berada di Makkah. Nabi dan para
sahabat, seusai melaksanakan umrah dan tenggat waktu yang sudah habis, melanjutkan
perjalanan kembali menuju Madinah. Dan mereka yakin, umrah yang baru saja dilakukan
meninggalkan pengaruh yang cukup berarti bagi Quraisy.
Khalid bin Walid memerhatikan dengan seksama gerak-gerik kaum muslimin selama
mereka beraktivitas di Makkah. Saat itu ia juga telah menerima surat dari saudaranya yang telah
lebih dahulu memeluk Islam. Surat itu dibacanya dengan seksama. Ia sangat gembira
mengetahui bahwa Rasulullah pernah bertanya tentang dirinya. Hal itu semakin
mendorongnya untuk berislam.

102 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Khalid berkata dalam hatinya, Demi Allah, sungguh jalan inilah yang kurus.
Sesungguhnya dia memang benar-benar seorang rasul. Sampai kapan? Demi Allah aku harus
segera menemuinya untuk mengutarakan keislamanmu.
Pada malam itu Khalid bermimpi seperti berada di sebuah daerah sempit dan gersang.
Tak ada tanaman dan tak ada air. Kemudian ia pergi menuju daerah yang hijau dan luas. Setelah
bangun, Khalid berkata dalam hati, Sungguh ini sebuah mimpi yang baik.
Khalid keluar dari rumahnya. Ia bertekad untuk menemui Rasulullah. Mimpi yang ia
alami semalam terus melekat dalam pikirannya dan seolah-olah berada di depan kedua
matanya. Ia mencari seseorang yang bisa menemaninya pergi ke Madinah.
Di tengah jalan ia bertemu dengan Shafwan bin Umayyah. Khalid berkata pada
Shafwan, Wahai Abu Wahb, tidakkah engkau perhatikan kondisi kita? Kita ibarat gigi geraham
sementara Muhammad telah menguasai bangsa Arab dan non-Arab. Kalau kita datang
menemui Muhammad lalu kita ikuti langkahnya, niscaya kemuliaan Muhammad juga
kemuliaan kita.
Shafwan bin Umayyah sangat enggan menerima ajakan Khalid. Ia berkata, Andaikan
tak ada lagi yang tersisa selain diriku sendiri, sungguh aku tak akan pernah mengikutinya
selama-lamanya.
Akhirnya Khalid bin Walid meninggalkan Shafwan bin Umayyah. Ia berkata dalam hati,
Orang ini, saudara dan bapaknya terbunuh di Perang Badar.
Khalid kemudian berdiri di tengah-tengah kaumnya, ia berkata, Sekarang nyatalah
sudah bagi setiap orang yang berpikiran sehat, bahwa Muhammad bukanlah tukang sihir, bukan
penyair. Apa yang dikatakannya adalah wahyu Allah semesta alam. Setiap orang yang punya
hati nurani wajib jadi pengikutnya.
103 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Khalid! Ikrikmah bin Abi Jahal keheranan mendengar kata-kata Khalid, Anda telah berganti
agama!
Saya tidak berganti agama, tetapi saya mengikut Islam. Kata Khalid
Tidak ada orang yang akan berkata begitu di kalangan Quraisy selain Anda.
Mengapa? Khalid bertanya-tanya kepada Ikrimah.
Ya, sebab Muhammad sudah menjatuhkan derajat ayahmu ketika ia dilukai. Paman dan
sepupumu sudah dibunuhnya di Badr. Saya tidak akan mengikut Islam dan tidak akan
mengeluarkan kata-kata seperti itu Khalid. Anda tidak melihat Quraisy yang sudah berusaha
membunuhnya? jelas Ikrimah panjang lebar.
Itu hanya semangat fanatisme jahiliyyah, Jawab Khalid, Tapi sekarang, setelah kebenaran itu
jelas, sungguh saya akan mengikut Islam dengan sungguh-sungguh.
Jenius militer, Panglima Quraisy yang berhasil memukul mundur kaum Muslimin di
Perang Uhud, kini sudah mengganti haluan politiknya. Berita ini membuat murka pimpinan
Quraisy, Abu Sufyan. Apalagi setelah ia menerima jawaban dari Khalid langsung. Kata Abu
Sufyan, Demi al-Lata dan al-Uzza, kalau saya tahu apa yang Anda katakan itu benar, niscaya
Andalah yang akan kuhadapi, sebelum saya menghadapi Muhammad.
Tapi memang itulah yang benar dan itulah yang akan terjadi. Jawab Khalid.
Sebelum Abu Sufyan hendak menebas Khalid, buru-buru Ikrimah menahannya. Abu
Sufyan, sabarlah. Kata Ikrimah, Saya khawatir jangan-jangan sebelum kita memasuki tahun
depan seluruh penduduk Makkah sudah menjadi pengikut Muhammad.
Khalid kemudian menemui Utsman bin Thalhah yang merupakan sahabat dekatnya. Ia
menyampaikan rencananya untuk pergi ke Madinah. Ternyata Utsman menerima ajakannya.
104 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Akhirnya keduanya pergi dengan tujuan yang sama. Di jalan mereka bertemu dengan Amr bin
Ash. Amr berkata pada keduanya, Marhaban.
Marhaban bika, balas keduanya.
Mau ke mana kalian? tanya Amr.
Apa yang menyebabkan engkau keluar di waktu begini? keduanya balik bertanya.
Kalau kalian, apa yang menyebabkan kalian keluar? Amr balas bertanya.
Untuk masuk Islam dan mengikuti Muhammad, jawab Khalid dan Utsman serentak.
Itulah yang membuat aku datang ke sini, timpal Amr sambil tersenyum.
Mereka berangkat sampai tiba di Madinah. Di jalan, sebelum bertemu Rasulullah,
Khalid bertemu dengan saudaranya; al-Walid. Al-Walid berkata, Cepatlah. Sesungguhnya
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengetahui kedatanganmu dan beliau sangat
gembira dengan kedatanganmu. Beliau sedang menunggu kalian.
Mereka memepercepat langkah dan segera masuk menemui Nabi. Khalid lebih dulu
masuk dan ia segera menyampaikan salam. Rasulullah membalas salamnya dengan wajah
berseri.
Khalid segera berucap, Sesungguhnya aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
bahwa engkau adalah utusan Allah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Mari ke sini!

105 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Ketika Khalid bin Walid sudah mendekat, Rasulullah bersabda, Segala puji bagi Allah
yang telah menunjukimu. Aku memang sudah melihat kecerdasan dalam dirimu dan aku
berharap semoga kecerdasan itu membawamu pada kebaikan.
Setelah membaiat Rasulullah, Khalid berkata, Wahai Rasulullah, aku telah banyak
berada pada posisi yang menentang kebenaran, maka berdoalah kepada Allah untuk
mengampuniku.
Rasulullah bersabda, Islam akan menghapus segala dosa yang telah berlalu.
Khalid melanjutkan, Wahai Rasulullah, doakanlah aku!
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ya Allah, ampunkanlah Khalid atas segala
perbuatannya yang menghalangi manusia dari jalan-Mu.
Kemudian Utsman bin Thalhah dan Amr bin Ash pun maju dan membaiat Nabi.
Mereka bertiga inilah yang dikatakan oleh Nabi, Kalianlah jantung kota Makkah.
Sebabnya, kedudukan mereka begitu penting di Makkah. Dengan berislamnya mereka bertiga,
separuh kekuatan Makkah sudah jatuh, dan gerbang menuju pembebasan Makkah semakin hari
semakin dekat.

106 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Pasukan Gajah Ingin Hancurkan Kabah


Kamis 15 Syawal 1434 / 22 Agustus 2013 12:27

Artinya : Apakah kami tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara
bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Kabah) itu siasia? Dan dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong. Yang melempari mereka
dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar. Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang
dimakan ulat. (QS. Al-Fiil: 1-5)
Pada masa Abdul Muthalib, terjadi peristiwa besar yang diabadikan Allah Subhanahu wa
Taala dalam Alquran, yaitu: peristiwa pasukan bergajah. Tersebutlah dalam sejarah seorang
panglima yang bernama Abrahah yang berkebangsaan Habasyah yang memerintah negeri
Yaman, ia membangun sebuah gereja, diberi nama al-Qulais. Ia ingin agar bangsa Arab
berpaling dari Kabah ke gerejanya untuk melaksanakan haji. Tentu saja bangsa Arab menjadi
marah karena hal tersebut.
Seorang laki-laki dari Suku Kinanah buang hajat di dalam gereja tersebut. Tatkala
Abrahah mengetahui hal itu, ia marah dan bersumpah akan memimpin seluruh tentaranya
berangkat menuju Kabah dan menghancurkannya. Kemudian ia memerintahkan pasukannya
untuk bersiap-siap, maka berangkatlah pasukan ini dan Abrahah menunggang gajah.
107 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Tatkala Abrahah singgah di al-Mughamas, ia mengutus seorang laki-laki dari Habasyah


yang bernama al-Aswad bin Maqshud, ia berangkat menunggangi kuda hingga sampai ke
Mekah. Lalu ia menggiring harta penduduk Tihamah dari bangsa Quraisy dan lain-lain. Di
antara harta yang dirampasnya; ada 200 ekor onta milik Abdul Muthalib bin Hasyim yang pada
saat itu adalah seorang pembesar dan pemimpin Quraisy.
Maka bangsa Quraisy, Kinanah, Huzail, dan seluruh penduduk yang berada di tanah
haram berkeinginan untuk memerangi tentara Abrahah. Kemudian mereka sadar bahwa
mereka tidak punya kekuatan untuk melawan Abrahah, kemudian mereka mengurungkan niat
untuk melawan.
Lalu Abrahah mengutus Hunathah al-Himyari ke Mekah seraya ia berkata kepadanya:
Carilah pemimpin penduduk negeri ini dan pemukanya, kemudian katakan kepadanya:
Sesungguhnya sang Raja berpesan kepadamu, Sesungguhnya kami datang bukanlah untuk
memerangi kalian, hanya saja kami datang untuk menghancurkan tempat ibadah ini, maka jika
kalian tidak menghalangi niat kami, kami tidak perlu menumpahkan darah kalian. Jika
pemimpin tersebut tidak berniat menghalangi niatku hendaklah ia mendatangiku.
Tatkala Hunathah memasuki Mekah, ia bertanya tentang pemuka bangsa Quraisy dan
tokohnya, maka dikatakan kepadanya, ia adalah Abdul Muthalib bin Hasyim. Lalu Hunathah
datang kepada Abdul Muthalib dan menyampaikan pesan Abrahah kepadanya. Abdul Muthalib
berkata: Demi Allah, kami tidak akan memeranginya karena kami tidak mempunyai kekuatan
untuk memeranginya, ini adalah rumah Allah yang mulia dan rumah khalil-Nya Ibrahim, jika
Dia menghalanginya, maka ini adalah rumah dan tanah haram-Nya. Dan jika Dia membiarkan
Abrahah menghancurkan Kabah, maka demi Allah kami tidak mempunyai kekuatan untuk
menahannya.

108 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Lalu Hunathah berkata, Berangkatlah bersamaku menuju pemimpin kami, karena


sesungguhnya ia memerintahkanku untuk membawamu kepadanya. Abdul Muthalib adalah
orang yang paling tampan rupanya, elok parasnya, dan paling berwibawa. Tatkala Abrahah
melihatnya, ia menghargai, mengagungkan dan memuliakannya untuk tidak duduk di bawah.
Dan Abrahah juga tidak suka bila orang-orang Habasyah melihat Abdul Muthalib duduk di atas
singgasana kerajaannya. Maka Abrahah turun dari singgasananya dan duduk di permadani serta
memerintahkan Abdul Muthalib duduk di sampingnya.
Kemudian Abrahah berkata kepada juru bicaranya, Katakan kepadanya, apa yang ia
perlukan? Lalu juru bicara memberitahukan kepada Abrahah, perkataan Abdul Muthalib,
Keperluanku hanya agar raja mengembalikan kepadaku 200 ekor onta yang dirampas dariku.
Tatkala juru bicaranya selesai berkata, Abrahah berkata kepadanya, Katakan kepadanya,
Awalnya di saat aku melihatmu aku kagum kepadamu, selanjutnya aku jadi merendahkanmu
ketika engkau menyampaikan keperluanmu, kenapa engkau berbicara kepada ku tentang 200
ekor onta yang kurampas darimu? Dan engkau membiarkan rumah tempat ibadahmu, milik
agamamu dan agama nenek moyangmu yang akan kuhancurkan, mengapa engkau tidak
menyampaikan tentang hal ini?.
Abdul Muthalib menjawab, Bahwasanya aku adalah pemilik onta-onta tersebut,
sedangkan tempat ibadah itu ada pemilik (Tuhan) yang akan melindunginya.
Kemudian Abrahah berkata, Dia tidak akan menghalangiku. Abdul Muthalib
menjawab, Hal itu terserah padamu. Lalu Abrahah mengembalikan onta-ontanya dan ia
dipersilahkan kembali ke Quraisy.
Abrahah memerintahkan penduduk Quraisy untuk keluar dari Mekah dan mencari
tempat perlindungan di atas perbukitan dan lembahnya, khawatir mereka terkena imbas
kekuatan pasukannya.
109 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Abdul Muthalib berdiri dan memegang pintu Kabah dan dibantu oleh beberapa orang
Quraisy. Mereka berdoa kepada Allah Subhanahu wa Taala agar menurunkan pertolongan-Nya
untuk menghalangi Abrahah dan pasukannya. Abdul Muthalib sambil memegang pintu Kabah
seraya berdia: Ya Allah, sesungguhnya seorang hamba hanya mampu melindungi
kendaraannya, maka lindungilah rumahmu. Jangan engkau biarkan pasukan salib dan agama
mereka mengalahkan kekuatanmua esok hari.
Di pagi harinya, Abrahah bersiap-siap memasuki Mekah, ia menyiapkan gajah-gajahnya
dan mengomandani tentaranya. Gajahnya bernama Mahmud dan Abrahah telah bertekad untuk
menghancurkan Kabah, setelah itu ia kembali lagi ke Yaman.
Tatkala mereka mengarahkan gajahnya ke Mekah, gajah mereka menderum, lalu
mereka memukul gajah-gajah mereka, tetapi gajah tetap tidak mau berdiri. Lalu mereka
mencoba mengarahkan gajah-gajahnya ke arah Yaman, gajah berdiri dan berlari. Lalu mereka
arahkan ke Syam, gajah pun melakukan hal yang sama, mereka arahkan ke arah timur, gajah
pun melakukan hal yang sama.
Kemudian mereka arahkan lagi ke Mekah, gajah malah menderum, maka seketika itu
Allah Subhanahu wa Taala mengirim kepada mereka burung laut. Setiap ekor burung
membawa 3 buah batu: 1 di paruhnya dan 2 di kakinya sebesar kacang Arab atau kacang Adas.
Tidak seorang pun yang terkena batu tersebut melainkan tubuhnya hancur. Lalu mereka keluar
meninggalkan Mekah, sedangkan daging mereka tercecer di sepanjang jalan dan mereka
binasa.
Abrahah terkena sebuah batu di tubuhnya, lalu mereka membawanya ke Yaman
sedangkan jari jemarinya mulai terputus satu per satu, hingga mereka membawanya ke Shana
dan tubuhnya yang tersisa tinggal sebesar seekor anak burung, dan ia mati di sana.

110 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Sungguh peristiwa pasukan bergajah ini membawa dampak yang sangat besar terhadap
Quraisy dan kedudukannya di antara kabilah-kabilah Arab. Tatkala Allah Subhanahu wa Taala
mematahkan serangan pasukan Habasyah, hingga mereka mendapatkan siksa, maka bangsa
Arab pun sangat memuliakan bangsa Quraisy. Mereka berkata, Quraisy adalah ahli Allah,
Allah Subhanahu wa Taala memerangi musuh mereka, sehingga mereka tidak perlu
melawannya.

Rahasia itu Tak Sembarang Dibukanya


Ahad 6 Muharram 1435 / 10 November 2013 10:49
Seperti biasa, saat pertengahan (Ramadhan) tahun itu Khadijah binti Khuwailid
mengantar suaminya, Muhammad SAW, sampai di depan pintu. Kemudian Khadijah melepas
kepergian beliau dengan penuh keikhlasan.
Tatapan mata Khadijah terus mengikuti langkah-langkah suaminya hingga ke sebuah
titik yang tak terlihat. Barulah setelah itu ia kembali masuk ke dalam rumah dengan iringan
doa untuk keselamatan suaminya.
Hari itu Muhammad SAW kembali ke gua Hira hingga Ramadhan berakhir. Dan,
sesuai kehendak-Nya, malaikat Jibril mengunjunginya dengan tugas menyampaikan risalah
Ilahiah, membawa wahyu. Suatu peristiwa yang sedemikian sakral hingga mengguncang jiwa
Muhammad SAW yang kemudian diangkat sebagai Rasulullah.
Nabi SAW keluar dari gua itu menuju rumahnya dalam kegelapan fajar dan dalam
keadaaan takut, khawatir dan menggigil. Khadijah terperanjat melihat suaminya yang
kondisinya tidak seperti biasanya. Beberapa kali Rasulullah SAW berujar, Selimutilah aku
.selimutilah aku .
111 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Wanita shalihah itu dengan segera memenuhi permintaan suaminya seraya meminta
keterangan perihal peristiwa yang menimpa suaminya. Wahai Khadijah, sesungguhnya aku
khawatir terhadap diriku, jawab Rasulullah SAW.
Melihat wajah suaminya yang tampak tidak tenang itu, Khadijah menghiburnya dengan
percaya diri dan penuh keyakinan berkata, Allah akan menjaga kita wahai Abu Qasim (sapaan
akrab pada Rasulullah SAWred). Bergembiralah wahai putra pamanku dan teguhkanlah
hatimu. Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, sugguh aku berharap agar engkau menjadi Nabi
bagi umat ini. Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selamanya, sesungguhnya engkau
telah menyambung silaturahim, memikul beban orang yang memerlukan, memuliakan tamu
dan menolong para pelaku kebenaran.
Meski telah berusaha memahami kondisi yang terjadi pada Rasulullah SAW, batin
Khadijah tetap menyimpan tanda tanya. Apa yang diutarakan suaminya tentang hadirnya
malaikat Jibril di gua Hira menjadi rahasia besar yang ia sadari tak boleh diceritakan pada
sembarang orang.
Namun, tetap saja ia ingin mendapatkan jawaban mengenai peristiwa itu pada orang
yang mengetahui ilmunya. Khadijah kemudian mengingat-ingat orang-orang berilmu yang ia
kenal. Ia mendapatkan nama sepupunya, Waraqah bin Naufal, sebagai orang yang istiqamah
berpegang pada ajaran tauhid di tengah masyarakat jahil dan penuh kemusyrikan di sekitar
Mekkah.
Dengan izin suaminya, Khadijah mengajukan persoalan itu kepada Waraqah. Ia
menuturkan secara runut kebiasaan suaminya ber-khalwat (menyendiri) ke gua Hira,
terutama sebulan penuh dalam setahun tersebut. Hingga pertemuan suaminya dengan malaikat
Jibril dalam sosok aslinya itu.

112 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Setelah mendengar penuturan Khadijah, muka Waraqah tampak berseri-seri dan penuh
takjub. Dari pemahaman aqidah yang dimilikinya, Waraqah memaparkan bahwa peristiwa itu
merupakan penanda suaminya bakal menjadi Rasul penutup para nabi untuk memimpin umat
ke jalan kebenaran. Qudus.Qudus..Demi yang jiwa Waraqah ada ditangan-Nya, jika apa
yang engkau ceritakan kepadaku benar, maka sungguh telah datang kepadanya Namus AlKubra sebagaimana yang telah datang kepada Musa dan Isa, dan Nuh alaihi sallam secara
langsung, ucap Waraqah.
Tatkala melihat kedatangan Nabi SAW, secara spontan Waraqah berkata, Demi yang
jiwaku ada ditangan-Nya, sesungguhnya engkau adalah seorang Nabi bagi umat ini. Pastilah
mereka akan mendustakan dirimu, menyakiti dirimu, mengusir dirimu, dan akan
memerangimu. Seandainya aku masih menemui hari itu, sungguh aku akan menolong dien
Allah.
Ia lantas mendekati wajah Nabi dan mencium ubun-ubunnya. Nabi bertanya, Apakah
mereka akan mengusirku? Betul, tiada seorang pun yang membawa sebagaimana yang engkau
bawa melainkan pasti ada yang menentangnya. Kalau saja aku masih mendapatkan masa itu
kalau saja aku masih hidup, jawab Waraqah, yang tak lama setelah pertemuan itu ia
menghadap Allah Taala.
Keterangan dari Waraqah tentu membuat hati Khadijah merasa lega. Ia sangat
bersyukur mendapatkan seorang suami sebagai utusan Allah SWT. Meski kebahagiaannya
menggelora di jiwanya, Khadijah berupaya keras menahan rahasia kejadian tersebut, kecuali
hanya dia dan saudara sepupunya itu saja yang tahu.
Demikian pula Rasulullah SAW tak pernah membuka cerita itu kepada sembarang
orang. Hingga saatnya beliau sendiri menerima perintah berdakwah ke tengah masyarakat
menyampaikan amanah wahyu yang diterimanya.
113 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Hai orang-orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Rabb-mu agungkanlah,
dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan
maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Rabb-mu,
bersabarlah! (Al-Muddatstsir:1-7).

Rasul Bacakan Fushshilat dan Semua Orang Kafir Bersujud


Kamis 3 Ramadhan 1434 / 11 Juli 2013 15:33

Suatu ketika, Rasulullah keluar di bulan Ramadhan menuju Masjidil Haram. Ketika itu
Masjidil Haram dipenuhi oleh sekumpulan orang Quraisy yang banyak jumlahnya. Di
antaranya terdapat para pemuka dan pembesarnya.
Lalu Rasulullah berdiri di tengah-tengah kumpulan ini. Kaki Fathimah tidak beranjak
dari tempatnya menyaksikan keberanian ayahnya berada di tengah-tengah sekumpulan besar
para musuhnya. Tiba-tiba Fathimah mendengar suara beliau yang keras ketika membaca surah
An-Najm. Orang-orang kafir itu sebelumnya tidak pernah mendengar kalam Allah, karena
cara mereka yang turun-temurun adalah mengamalkan apa yang dipesankan oleh sebagian
mereka kepada sebagian yang lain.

114 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Di antara ucapan mereka adalah sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran

yang artinya: Janganlah kalian mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Quran ini dan buatlah
hiruk pikuk terhadapnya, supaya kalian dapat mengalahkan (mereka), (QS Fushshilat (41): 26).
Ketika Rasulullah mendatangi mereka secara tiba-tiba dengan membaca surah ini dan
mengetuk telinga mereka dengan kalam Ilahi yang memukau, mereka merasa bingung dengan
apa yang mereka alami. Maka masing-masing mereka mendengarkannya dengan baik. Tidak
terpikir di benak mereka saat itu sesuatu selainnya, sampai ketika beliau membaca akhir surah
ini seolah-olah hati mereka menjadi terbang. Kemudian beliau membaca ayat yang artinya,
Maka bersujudlah kalian kepada Allah dan sembahlah (Dia).
Setelah itu beliau sujud, dan tak ada seorang pun yang dapat menguasai dirinya sehingga
semuanya bersujud.
Fathimah heran menyaksikan hal itu. Sungguh itu suatu pemandangan yang indah yang
ia saksikan. Para pemimpin kekafiran dan pembesar-pembesarnya menjadi bingung
berhadapan dengan indahnya kebenaran. Penentangan yang ada di dalam hati mereka yang
sombong dan suka mengejek itu pun sirna seketika. Mereka tidak bisa menahan diri untuk
bersujud kepada Allah. Tiba-tiba diri mereka menjadi kosong dan dingin ketika tersentuh oleh
arus keyakinan yang timbul dari ayat-ayat Al-Quran yang mulia.
Kejadian ini merupakan petunjuk bagi setiap muslim bahwa sesungguhnya kekuatan
keburukan itu, betapa pun sewenang-wenangnya ia dan betapa pun berkuasanya ia, tak akan
dapat melawan kalimat-kalimat yang mengandung cahaya, dan tiang-tiangnya akan hancur
apabila tersentuh oleh rahasia yang tersembunyi dalam kalimat-kalimat Allah ini.

115 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Berita-berita tentang kejadian ini sampai pula kepada orang-orang yang hijrah ke
Habasyah, tetapi beritanya sama sekali berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Berita yang
sampai kepada mereka adalah bahwa kaum Quraisy telah masuk Islam. Maka kembalilah mereka ke Makkah pada bulan Syawwal tahun itu juga.
Ketika mereka telah berada di dekat Makkah di suatu siang dan mereka mengetahui
masalah yang sebenarnya, mereka pun kembali ke Habasyah. Tidak ada yang masuk ke Makkah
di antara mereka kecuali secara sembunyi-sembunyi atau dalam perlindungan seorang musyrik
Quraisy, seperti Al-Walid bin Al-Mughirah dan Abu Thalib bin Abdul Muththalib.

Satu Peristiwa di Hudaibiyah


Jumat 29 Jamadilakhir 1434 / 10 Mei 2013 07:50

Ketika terjadi Perjanjian gencatan senjata antara kaum muslimin dan pihak Makkah,
terjadi krisis di kalangan kaum muslimin. Sebagian dari mereka dilanda kebingungan, termasuk
Umar bin Khattab. Lalu, buru-buru Umar bin Khattab mendatangi Rasulullah SAW seraya
berkata, Bukankah Anda Rasulullah? Setelah diiyakan oleh Rasul, kemudian Umar
mendatangi sahabat terdekat Rasul, Abu Bakar ash-siddiq, kemudian ia bertanya,
Bukankah Muhammad itu Rasulullah?
Tanpa banyak basa-basi Abu Bakar mengiyakan. Ia mengangguk.
Bukankah kita pihak yang berada dalam kebenaran dan musuh berada di pihak yang salah?
Abu Bakar kembali mengangguk.
116 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Lantas mengapa kita begitu lemah mempertahankan kehormatan ajaran Allah?


Abu Bakar memahami apa yang Umar resahkan dan menjawab,
Beliau adalah Rasulullah dan beliau tidak akan menentang-Nya. Allah akan memberikan
kemenangan.
Tetapi bukankah Rasulullah mengatakan bahwa kita akan pergi ke Rumah Suci dan bertawaf
di sana?
Abu Bakar sedikit menahan pandangannya ke wajah Umar. Begitulah, kata Abu Bakar,
tetapi bukankah Rasulullah tidak mengatakan kita akan pergi tahun ini?
Umar pun paham yang ada di hadapannya sekarang ini adalah seorang yang mendapat
gelar Ash-Shiddiq. Dia senantiasa membenarkan apa yang Rasulullah katakan. Bahkan
keimanan setengah penduduk kaum muslimin jika ditimbang tak akan sanggup menyamai
derajat keimanan seorang Abu Bakar.
Perasaan campur aduk tak karuan menyeruak di dalam dada Umar dan sebagian besar
kaum muslimin lainnya. Antara setengah percaya bahwa kini perjuangan meninggikan agama
Allah yang telah dimulai dua puluhan tahunan lalu itu seperti yang dicampakkan. Kalah?
Apakah kebenaran berhasil dikalahkan? Mungkin ini yang terlintas di sebagian kepala kaum
muslimin saat itu.
Umar menangkap maksud yang tertulis dalam perjanjian ini adalah suatu kekalahan
telak bagi kaum muslimin. Dan tidak hanya Umar, beberapa sahabat lain pun sama halnya
berpendapat seperti itu. Bahkan Ali yang menjadi juru tulis perjanjian itu pun merasakannya.
Betapa dirinya merasa terhina ketika menghapus tulisan Bismillahirrahmannirahim menjadi
Bismika Allahumma dan Muhammad Rasulullah menjadi Muhammad bin Abdullah.

117 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Perjanjian tersebut kemudian ditandangani secara resmi. Rasulullah memanggil


beberapa sahabat di antaranya: Abu Bakar, Umar, Ali, Abdurrahman bin Auf, Muhammad bin
Maslamah, dan Abdullah bin Suhail. Mereka semua membubuhkan nama dan tanda tangan
pada dokumen perjanjian itu. Semua mengikuti perintah Rasulullah dalam diam sekalipun
terjadi gejolak di dalam dada. Tidak tahu apa yang akan menimpa kaum muslimin selanjutnya
setelah perjanjian ini ditanda tangani.
Tak berapa lama kemudian setelah semua kaum muslimin menuruti perintah Rasulullah
untuk menyembelih hewan kurban dan mencukur rambut sekalipun semula orang-orang
tidak langsung menanggapinya, dan baru melakukannya ketika Rasulullah mencontohkannya
di depan tendanya sendiri turunlah ayat yang menggembirakan kaum muslimin.

Sesungguhnya, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. (Q.S. 48:1)
Hati kaum muslimin menjadi tenang. Seolah seperti ada sebuah harapan baru ketika
ayat itu dibacakan. Ditambah lagi janji Allah yang akan membuktikan ruyat (mimpi) Rasul,
yakni memasuki Masjidilharam dalam keadaan aman. Betul-betul melegakan. Seperti nyala
pelita yang berpendar dalam kegelapan. Dan benar saja, selanjutnya mimpi itu menjadi nyata.
Kaum muslimin kembali memasuki kota Makkah dalam sebuah peristiwa yang dinilai sebagai
sebuah pertempuran tanpa pertumpahan darah oleh khalayak ramai. Fathu Makkah.

118 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan
sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidilharam, insya Allah dalam
keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut.
Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan
yang dekat. (Q.S. 48:27).

Seberapa Kaya Umar bin Khattab?


Kamis 10 Rejab 1433 / 31 Mei 2012 06:23

Selama ini, kita hanya mengetahui bahwa hanya ada dua sahabat Rasul yang benar-benar
sangat kaya, yaitu Abdurrahman bin Auf dan Ustman bin Affan. Namun sebenarnya, sejarah
juga sedikit banyak seperti mengabaikan kekayaan yang dipunyai oleh sahabat-sahabat yang
lain.Ingat perkataan Umar bin Khattab bahwa ia tak pernah bisa mengalahkan amal sholeh Abu
Bakar? Itu artinya, siapapun tak bisa menandingi jumlah sedekah dan infaqnya Abu Bakar AsShiddiq.
Lantas, bagaimana dengan kekayaan Umar bin Khattab sendiri? Khalifah setelah Abu
Bakar itu dikenal sangat sederhana. Tidur siangnya beralaskan tikar dan batu bata di bawah
pohon kurma, dan ia hampir tak pernah makan kenyang, menjaga perasaan rakyatnya. Padahal,
Umar adalah seorang yang juga sangat kaya.
Ketika wafat, Umar bin Khattab meninggalkan ladang pertanian sebanyak 70.000
ladang, yang rata-rata harga ladangnya sebesar Rp 160 jutaperkiraan konversi ke dalam
rupiah. Itu berarti, Umar meninggalkan warisan sebanyak Rp 11,2 Triliun. Setiap tahun, rata-

119 | S e p e r c i k

Cerita Islam

rata ladang pertanian saat itu menghasilkan Rp 40 juta, berarti Umar mendapatkan penghasilan
Rp 2,8 Triliun setiap tahun, atau 233 Miliar sebulan.
Umar ra memiliki 70.000 properti. Umar ra selalu menganjurkan kepada para
pejabatnya untuk tidak menghabiskan gajinya untuk dikonsumsi. Melainkan disisakan untuk
membeli properti. Agar uang mereka tidak habis hanya untuk dimakan.
Namun begitulah Umar. Ia tetap saja sangat berhati-hati. Harta kekayaannya pun ia
pergunakan untuk kepentingan dakwah dan umat. Tak sedikit pun Umar menyombongkan diri
dan mempergunakannya untuk sesuatu yang mewah dan berlebihan.
Menjelang akhir kepemimpinan Umar, Ustman bin Affan pernah mengatakan,
Sesungguhnya, sikapmu telah sangat memberatkan siapapun khalifah penggantimu kelak.
Subhanallah! Semoga kita bisa meneladani Umar bin Khattab.

120 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Segitiga Saad Bin Abi Waqash, Ibnu Umar, & Thalhah


Jumat 8 Ramadhan 1433 / 27 Juli 2012 06:40

Ada yang gelisah ketika sampai tiga kali Rasulullah saw. menyebut akan datang ahli
surga. Dan tiga kali pula orang yang datang selalu dia. Beliau adalah Saad bin Abi Waqash.
Kegelisahan pun menjadikan Abdullah bin Umar menyatakan diri ingin bertandang ke rumah
Saad.
Satu hari ia bermalam di rumah Saad, tapi hasilnya biasa-biasa saja. Tidak ada ibadah
istimewa yang berbeda dengan yang biasa diamalkan para sahabat lain. Hingga lebih dari dua
malam, Ibnu Umar terus terang. Saya cuma ingin tahu, amal istimewa apa yang Anda lakukan
hingga Rasul menyebut Anda ahli surga, begitulah kira-kira ucap putera Umar bin Khathab
ini.
Saad dengan tanpa sedikit pun merasa bangga mengatakan, Tidak ada perbuatan ibadah
saya yang istimewa. Kecuali, tiap menjelang tidur, saya selalu membersihkan hati saya dari
hasad, kecewa, dan benci dengan semua saudara mukmin selama pagi hingga malam. Itu saja!
Seperti itulah jawaban Saad. Sederhana, tapi istimewa.
Berbeda dengan Ibnu Umar, Thalhah pun pernah gelisah. Beliau khawatir kalau sebuah
ayat yang baru saja turun berkenaan dengan dirinya. Ayat itu berbunyi

121 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian
harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahui.
(QS. 3: 92)
Soalnya, ada satu kebun kurma subur milik Thalhah yang begitu menambat hatinya.
Hampir tiap hari ia berkunjung ke situ. Shalat Zuhur dan Ashar di situ, tilawah dan zikir pun
di kebun indah itu. Ia nikmati kicauan burung, dan pemandangan sejuk hijaunya dedaunan
kurma.
Menariknya, kegelisahan itu tidak ia tanyakan ke Rasulullah. Tapi, langsung ia infakkan
buat jalan dakwah. Ia nyatakan di hadapan Rasul kalau kebun kesayangannya itu diwakafkan
buat kepentingan perjuangan Islam. Subhanallah!
Begitulah para sahabat Rasul. Mereka begitu gelisah ketika diri belum berhasil
menangkap peluang kebaikan. Padahal, peluang itu sudah ditawarkan melalui ayat Alquran
yang baru saja turun atau ucapan Rasul. Kegelisahan itu belum akan sembuh hingga mereka
benar-benar telah mengambil peluang itu dengan sebaik-baiknya.
Itulah sikap ihsan yang dicontohkan para sahabat dalam menata diri. Mereka begitu
menjaga mutu amal agar tetap the best. Selalu terdepan. Tidak heran jika semangat fastabiqul
khairat atau lomba berbuat baik begitu memasyarakat di kalangan sahabat Rasul.
Mereka seperti terbingkai dalam sebuah ayat Alquran tentang generasi pewaris Nabi. Dalam
surah Faathir ayat 32.

122 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hambahamba Kami. Lalu, di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara
mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat
kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
Sikap ihsan itulah yang menjadikan para sahabat Rasul selalu punya hubungan harmonis
dengan Yang Maha Penyayang, Allah swt. Hati mereka begitu terpaut dengan mutu ibadah
yang serba terbaik. Tidak heran jika berkah kemenangan selalu memancar di tiap sepak terjang
perjuangan mereka. Siapa pun yang mereka lawan. Dan seperti apa pun kendala perjuangan
yang mereka hadapi.

Semua Untuk Kalian


Rabu 27 Jamadilakhir 1434 / 8 Mei 2013 17:42

Tujuh purnama sudah lewat, masjid yang dibangun Rasulullah dan sahabat-sahabatnya
berdiri. Dengan berdirinya masjid tersebut, Yastrib sesungguhnya berubah menjadi kota yang
begitu ramai dan pesat perkembangannya. Semua orang Yatsrib sepertinya setuju bahwa belum
pernah kota mengalami kemajuan dan gairah sedemikian rupa sebelum kedatangan Rasulullah
tersebut.
Rumah yang paling dekat dengan masjid adalah rumah Abu Ayyub. Jaraknya hanya
beberapa meter saja, dan hal ini tak pelak membuat Abu Ayyub menjadi tetangga Rasulullah
satu-satunya. Sebenarnya sebelum tinggal di masjid, Rasulullah sudah cukup lama tinggal di
rumah Abu Ayyub. Abu Ayyub adalah orang yang mendapat kehormatan dan keberuntungan.
Maklum, ketika pertama kali datang dari Mekkah, Rasulullah membiarkan untanya memilih,
123 | S e p e r c i k

Cerita Islam

menjatuhkan pilihannya di halaman rumah Abu Ayyub. Perlakuan Abu Ayyub kepada
Rasulullah selama tinggal di rumahnya pun tidak main-main.
Untuk ukuran Yastrib, Abu Ayyub hidup lebih dari cukup. Ia hanya sekian dari sedikit
orang Yastrib yang bisa memiliki rumah yang berlantai dua, halaman rumah yang besar, kebun
kurma yang luas, dan ratusan ternak yang ia gembalakan.
Pada suatu hari, di tengah hari yang amat panas, Abu Bakar pergi ke masjid. Di tempat
itu, ditemuinya Umar bin Khattab. Kedua sahabat itu saling berpandangan.
Apakah engkau merasakan apa yang aku rasakan? tanya Umar.
Abu Bakar tidak menjawab seketika. Ia masih memandangi sahabatnya itu. Aku lapar
Umar menjawab. Demi Allah, aku juga lapar
Tapi tak ada yang bisa mereka lakukan. Kedua orang itu sudah tidak mempunyai apaapa untuk dimakan hari ini. Meminta kepada saudara-saudaranya yang lain di Yastrib, mereka
sudah banyak merepotkan penduduk Yastrib.
Tetapi perut mereka tidak bisa diajak berdamai lagi. Perut mereka sudah merontaronta. Lapar terasa menggerogoti mereka. Ketika itu datang Rasulullah.
Sedang apa kalian sesiang ini berkumpul? tanya Rasulullah.
Kedua sahabat itu malu-malu menjawabnya, tetapi tak urung segera mengutarakan apa
yang mereka rasa, kami mencari makanan karena lapar, Rasulullah
Rasulullah tertegun. Ia memandangi kedua sahabatnya itu, Demi Allah, aku juga lapar.
Dan aku juga tidak mempunyai apa-apa untuk dimakan.

124 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Sekarang ketiganya tertegun. Bagi Abu Bakar dan Umar, perkataan Rasulullah itu sudah
cukup mengatakan bahwa mereka tidak akan mendapatkan apa-apa dari Rasulullah kali ini.
Mereka telah hafal benar, Rasulullah tidak akan menyembunyikan sesuatupun untuk mereka.
Semuanya biasanya selalu dibagi.
Rasulullah berpikir sejenak, Mungkin kita bisa mendatangi Abu Ayyub.
Mereka bertiga berjalan bersama-sama ke rumah Abu Ayyub. Biasanya Abu Ayyub
memang menyediakan makanan untuk Rasulullah setiap hariwalau belum tentu Rasulullah
akan mendatanginya. Sebenarnya perasaan Rasulullah pun sangat tidak enak mendatangi Abu
Ayyub dengan maksud seperti itu.
Sesampainya di rumah Abu Ayyub, ternyata istrinyalah yang menemui mereka. Ketiga
orang itu hanya terdiam, karena kepada istri Abu Ayyub, terlalu riskan rasanya untuk
mengutarakan maksud kadatangan mereka itu.
Ya Rasulullah, ujar istri Abu Ayyub dari balik tirai, suamiku ada di kebun kurma.
Dia sedang mengerjakan sesuatu di sana.
Ketika itu, dari arah luar datanglah orang yang dicari oleh Rasulullah dan sahabat-sahabatnya
itu, Selamat datang, ya Nabi Allah dan sahabat-sahabatku.
Mereka berpelukan dan kemudian bercakap-cakap. Sepanjang waktu itu, tidak
sedikitpun kemudian Rasulullah, Umar, atau Abu Bakar mengutarakan maksud kedatangan
mereka. Tidak enak rasanya jika begitu saja meminta sesuatu kepada Abu Ayyub. Dalam hati,
Abu Ayyub bertanya-tanya, tidak biasanya Rasulullah datang pada waktu separti sekarang.
Membawa sahabat-sahabatnya pula.
Akhirnya ditinggalkanlah ketiga orang itu. Abu Ayyub bergegas menuju kebun
kurmanya. Dipotongnya setandan kurma. Dalam setandan kurma itu ada yang sudah kering,
125 | S e p e r c i k

Cerita Islam

yang basah, dan yang setengah masak. Sengaja dipilihnya tandan itu agar nanti Rasulullah dan
sahabat-sahabatnya mempunyai pilihan yang banyak untuk mencicipi kurma-kurmanya itu.
Belum selesai pekerjaannya itu, Abu Ayyub segera pergi ke belakang rumahnya. Ia
segera menyembelih salah satu kambingnya yang paling gemuk. Dalam hati Abu Ayyub,
khawatir bahwa pekerjaannya terlalu lama, Sedangkan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya tentu
sudah sangat menahan lapar. Abu Ayyub yakin benar, bahwa ketiga orang itu memang tengah
mencari sesuap nasi. Sebagai tetangga yang paling dekat dengan ketiganya, ia sudah cukup hafal
dalam membaca hal itu.
Abu Ayyub membagi dua sembelihannya. Separuh digulainya dan separuh lagi di
panggangnya. Abu Ayyub membuat roti. Setelah masak, maka dihidangkannya ke hadapan
Rasulullah dan sahabat-sahabat beliau. Rasulullah dan sahabat-sahabatnya tertegun.
Ini semuanya untuk kalian, ujar Abu Ayyub.
Rasulullah tertegun. Hari sudah sangat siang. Akhirnya ia dan dan kedua sahabatnya
segera menyantap hidangan itu. Abu Ayyub sendiri mengantarkan sepotong gulai kambing ke
rumah Rasulullah. Tentunya keluarga Rasulullah pun tengah menderita kelaparan seperti itu.
Dalam hati Abu Ayyub, ia menegaskan berkali-kali, bahwa kejadian seperti ini tak akan
terulang lagi; membiarkan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya kelaparan. Apalah artinya
hartanya yang banyak itu jika ia tidak tahu akan kebutuhan saudara-saudaranyaapalagi ini
Rasulullah?
Ketika Abu Ayyub kembali ke rumahnya, Rasulullah dan kedua sahabatnya telah selesai
makan. Tetapi betapa gundahnya ketika Abu Ayyub melihat ada air mata mengalir di wajah
Rasulullah, Kenapa ya Rasulullah?

126 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Rasulullah berkata, Roti, daging, kurma kering, kurma basah, dan setengah kering,
gulai dan panggang kambing. Demi Allah yang jiwaku di tanganNya, sesungguhnya beginilah
nikmat yang kalian minta di hari kiamat nanti
Baik Abu Bakar, Umar maupun Abu Ayyub tertegun. Mereka menyadari bahwa tanpa
mendengar perkataan Rasulullah selanjutnyapun mereka mengetahui, bahwa betapa indahnya
sebuah pemberian kepada saudara sendiri. Betapa indahnya ketika penderitaan kita dimengerti
dan dibantu oleh saudara sendiri. Disitulah nilai sebuah ukhuwah tampak. Dengan sebuah
keikhlasan. Seperti yang dilakukan oleh Abu Ayyub.

Rasulullah Pernah Kesiangan Shalat Subuh


Sabtu 23 Zulkaedah 1434 / 28 September 2013 05:00

Diriwayatkan dari Abu Qatadah r.a, yang berkata: Pada suatu malam kami menempuh
perjalanan bersama Nabi s.a.w, sebagian orang mengatakan: Ya Rasulullah! Sebaiknya kita
beristirahat menjelang pagi ini.
Rasulullah s.a.w bersabda: Aku khawatir kalian tidur nyenyak sehingga melewatkan
shalat subuh.
Kata Bilal : Saya akan membangunkan kalian.
Mereka semua akhirnya tidur, sementara Bilal menyandarkan punggungnya pada
hewan tunggangannya, namun Bilal akhirnya tertidur juga.
Nabi s.a.w bangun ketika busur tepian matahari sudah muncul. Kata Nabi s.a.w: Hai
Bilal! Mana bukti ucapanmu?
Bilal menjawab: Saya tidak pernah tidur sepulas malam ini.
127 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya Allah mengambil nyawamu kapanpun Dia


mau dan mengembalikannya kapanpun Dia mau. Hai Bilal! bangunlah dan suarakan azan.
Rasulullah s.a.w berwudhu, setelah matahari agak meninggi sedikit dan bersinar putih,
Rasulullah s.a.w berdiri untuk melaksanakan shalat. (Hadits Shahih Imam Bukhari, nomor
595)
Siapa Yang Lupa Tidak Shalat, Segera Laksanakan Ketika Ingat
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda: Siapa yang lupa
untuk melaksanakan shalat, maka laksanakanlah ketika ingat, tanpa kaffarah [denda] atas
lupanya itu kecuali dengan mengerjakan shalat tersebut. Kemudian Rasulullah s.a.w
membaca ayat (yang artinya): dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Al-Quran
surat Thaahaa, ayat 14). (Hadits Shahih Bukhari, nomor 597)
Rasulullah

SAW

Pernah

Shalat

Ashar

Pada

Waktu

Maghrib

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a, bahwa pada saat perang Khandaq, Umar bin Khattab
datang setelah matahari terbenam. Umar mencaci-maki orang-orang kafir Quraisy. Kata
Umar: Ya Rasulullah! Saya hampir saja tidak melaksanakan shalat Asar sampai matahari
hampir terbenam. Nabi s.a.w bersabda: Demi Allah! Aku belum melaksanakan shalat Asar.
Kata Jabir: Kami pergi ke Buthhan, kemudian Nabi s.a.w berwudhu untuk shalat dan kami
pun berwudhu, lalu Nabi s.a.w melaksanakan shalat Asar setelah matahari terbenam, setelah
itu beliau melaksanakan shalat Maghrib, (Hadits Shahih Bukhari, nomor 596).

128 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Tangis Rasulullah SAW di Malam Perang Badar

Jibril telah datang kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam dan berkata kepada beliau,Dengan
apa kalian menyebut orang-orang yang berjuang di perang Badar ini? Rasulullah Shalallahu alaihi
wasalam menjawab, Mereka adalah orang muslim terbaik. Maka, Jibril berkata, Begitu pula dengan
malaikat yang ikut serta dalam perang Badar ini. Mereka termasuk muslim terbaik.
Detik-detik

Perang

Badar.

Diketahui jumlah kekuatan kaum


muslimin saat perang tersebut hanya
sekitar 313 sampai 317 orang. Mereka
terdiri dari kaum Muhajirin 82 atau 86
orang, Bani Aus 61 orang, dan
kalangan Khazraj 170 orang. Mereka
berjalan dengan hanya membawa 2
kuda dan 70 unta. Maka, setiap dua
orang atau tiga saling bergantian dalam
mengendarai satu unta.
Sangat berbeda jauh dengan jumlah yang di miliki oleh kaum kafir Qurais, Jumlah mereka
mencapai 1.300 orang. Mereka membawa 100 tentara berkuda, 600 tentara berbaju besi, dan
sejumlah unta yang sangat banyak jumlahnya. Pasukan bangsa Quraisy ini dipimpin oleh Abu
Jahal.
Saad ibn Muadz-pembawa bendera Anshar-pun saat itu angkat suara. Maka, ia pun
segera bangkit dan berkata, Demi Allah, Kami telah beriman kepadamu, sehingga kami akan
selalu membenarkanmu. Dan kami bersaksi bahwa ajaran yang engkau bawa adalah benar.
129 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Karena itu, kami berjanji untuk selalu mentaati dan mendengarkan perintahmu. Berangkatlah
wahai Rasululah Shalallahu alaihi wasallam, jika itu yang engkau kehendaki. Demi Dzat yang
telah mengutusmu dengan nilai-nilai kebenaran, seandainya engkau membawa kami ke laut
itu, kemudian engkau benar-benar mengarunginya, niscaya kami pun akan mengikutimu.
Sungguh, tidak akan ada satu pun tentara kami yang akan tertinggal dan kami tidak
takut sedikit pun kalau memang engkau mempertemukan kami dengan musuh-musuh kami
esok hari. Sesungguhnya, kami adalah orang-orang yang terbiasa hidup dalam peperangan dan
melakukan pertempuran. Semoga Allah memperlihatkan kepadamu berbagai hal dari kami
yang dapat memberikan kebahagiaan bagimu. Maka, marilah kita berjalan menuju berkah
Allah.
Ibnu Katsir rahimahullah menggambarkan keadaan Nabi saw pada malam perang badar.
Pada waktu malam perang badar , Rasulullah saw melakukan shalat di dekat sebatang pohon.
Dalam sujudnya beliau memperbanyak, Ya Hayuu, Ya Qayum. Beliau mengulang-ngulangi
ucapan itu , dan menekuni sholat tahajud sambil menangis dan berdoa terus menerus sampai
pagi, dalam doanya Beliau berkata; Ya Allah aku mengingatkan-Mu akan janji-Mu, Ya Allah
jangan Engkau meninggalkanku, Ya Allah jangan Engkau membiarkanku, Ya Allah jangan
Engkau menyianyiakanku. Ya Allah ini adalah orang Qurais, mereka telah datang dengan
kesombongan mereka. Mereka telah menentang dan menuduh bohong utusan-Mu. Ya Allah
mana pertolongan-Mu yang Engkau janjikan. Beliau berdoa hingga jubahnya terjatuh.
Datanglah Abu Bakar sahabat yang selalu menemaninya dikala suka dan duka, Sahabat
yang menemani Rasulullah ketika di kejar bala tentara musuh di gua Tsur. Sahabat yang
memiliki hati yang begitu lembut, dengan air mata yang menetes ia mengambil jubah
Rasulullah saw yang terjatuh kemudian mengembalikan ke pundaknya dan Beliau mengikuti
di belakang Rasulullah saw. Dia berkata, Wahai Nabi Allah cukup bagimu mengingatkan

130 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Tuhanmu akan janji-Nya. Karena Ia akan memberikan kepadamu apa yang Ia janjikan. Maka
Allah swt menurunkan firman-Nya,

Agar Allah swt menetapkan yang hak ( Islam ) dan membatalkan yang batil ( syirik ) walaupun
orang-orang yang berdosa itu tidak menyukainya. ( QS; Al-Anfal : 8 ). Allah pun menolongnya
dengan mengirim malaikat-Nya dalam perang Badar.

Tarbiyah Rasulullah Terhadap Umar bin Khattab


Senin 15 Zulkaedah 1433 / 1 October 2012 07:09

Yang terbaik di masa jahiliyah, terbaik pula di masa Islam, ungkapan itu terlontar dari
lisan Rasulullah saat mengomentari pribadi Umar bin Khattab. Umar adalah sosok
kontroversial yang bergabung dalam barisan dakwah Islam saat Islam berada di bawah tekanan
hebat kafir Quraisy. Masuknya Umar tak hanya menjadi tameng bagi orang-orang yang lemah,
juga menjadi salah seorang pelopor perkembangan Islam. Padahal, sebelumnya Umar dikenal
sangat membenci Islam.
Dalam banyak kesempatan Rasulullah kerap memuji Umar setinggi langit. Nabi saw
pernah bersabda, Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar.
Banyak ayat yang diturunkan Allah SWT berkenaan dengan diri Umar, bahkan untuk
menasihatinya, seperti pelarangan minum khamar, pemisahan istri nabi dari orang-orang,
pengenaan hijab bagi mereka. Dari Umar pulalah usulan tidak memakai terompet untuk
panggilan adzan. Ia yang pertama kali memikirkan pengumpulan al-Quran dan menyatukannya

131 | S e p e r c i k

Cerita Islam

dalam sebuah mushaf. Tak berlebihan bila Rasulullah menggelari Umar dengan al-Faruq, sang
pembeda antara hak dan bathil.
Selama sepuluh tahun menjabat khalifah menggantikan Abu Bakar, Umar dikenal
sebagai pemimpin yang berpendirian keras, adil, sangat teliti, wara dan sangat sederhana
hidupnya. Ia tak terpengaruh perolehan ghanimah (harta rampasan perang) yang terus mengalir
seiring dengan makin meluasnya wilayah kekuasaan Islam. Di masa pemerintahan Umar
pasukan Islam berhasil menguasai seluruh Persia lewat pertempuran Qadisiyah. Pasukan Islam
kemudian menaklukkan Syam dan membebaskan Palestina dari cengkeraman Romawi.
Penyebaran Islam pada masa kekuasaannya hingga Mesir dan wilayah Afrika Utara lainnya.
Dari kasus di atas tergambar, lewat tarbiyah islamiyah yang dilakukan Rasulullah
potensi besar Umar bin Khattab terasah secara maksimal. Kekuatan fisik, kharisma, kecerdasan
dan sikap keras Umar termanfaatkan bagi kepentingan dakwah. Tak ada yang tersisa pada diri
Umar kecuali kebaikan. Tentu saja Umar bukan satu-satunya. Ribuan sahabat generasi awal
dakwah mengalami lompatan serupa saat mereka memasuki Islam.
Apa rahasia keberhasilan tarbiyah Rasulullah? Dari sejumlah buku sirah tergambar
bahwa Rasulullah dalam melakukan proses pembinaan mengembangkan konsep pendidikan
yang integral. Yang dikembangkan Rasulullah tak hanya aspek ruhiyah (keimanan/mental),
juga fikriyah (intelektual) dan jasadiyah (fisik-material). Konsep itu dibingkai oleh manhaj
dakwah yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah, juga keteladanan yang langsung
diperlihatkan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.
Di samping itu, hubungan yang dibangun oleh Rasulullah sebagai murobbi (pembina)
dengan para mutarobbi (binaan) sangat dinamis. Sebagai murobbi, Rasulullah memiliki sejumlah
peran, baik sebagai pemimpin, syaikh, guru, dan sahabat. Jadi, peran murobbi tak sekadar
tranformasi pengetahuan, tapi semua aspek.
132 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Pertemuan antara kepiawaian seorang murobbi dengan mutarobbi berkualitas inilah


yang menghasilkan generasi awal dakwah yang gemilang. Bila salah satu dari dua faktor itu
hilang, atau kurang berfungsi, maka tarbiyah sulit menggapai hasil maksimal. Boleh jadi inilah
yang menjadi penyebab munculnya kopral macet, istilah yang digunakan sebagian aktivis
dakwah, yang berarti orang yang stagnan (mandeg) dalam keilmuan maupun dalam interaksi
dan kontribusinya dalam dakwah.
Masih adakah pembinaan model Rasulullah terhadap Umar bin Khattab sekarang ini?

133 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Umar bin Khattab; Meluaskan Islam, Dari Mesopotamia Sampai Romawi


Ahad 17 Ramadhan 1433 / 5 Agustus 2012 14:46

Umar bin Khattab, salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga menjadi khalifah
kedua (634-644) dari empat Khalifah Ar-Rasyidin, adalah seorang sahabat Rasul yang utama.
Namanya harum dan melampui lebih dari separuh zamannya sendiri, bahkan sampai kini.
Siapakah Umar bin Khattab?
Ia memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza, terlahir di
Mekkah, dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Orangtuanya bernama Khaththab bin
Nufail Al Mahzumi Al Quraisyi dan Hantamah binti Hasyim.
Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis. Pada
masa membaca dan menulis merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya
yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Sebelum Islam, sebagaimana tradisi kaum jahiliyah mekkah saat itu, Umar mengubur
putrinya hidup-hidup. Sebagaimana yang ia katakan sendiri, Aku menangis ketika menggali
kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku.
Mabuk-mabukan juga merupakan hal yang umum dilakukan Umar. Sebelum memeluk
Islam, Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi muslim, ia tidak menyentuh khamer
sama sekali. Sehingga ada kisah, Pada malam hari, Umar bermabuk-mabukkan sampai Subuh.
Ketika waktu Subuh tiba, beliau pergi ke masjid dan ditunjuk sebagai imam. Ketika membaca
surat Al-Kafirun, karena ayat 3 dan 5 bunyinya sama, setelah membaca ayat ke 5, beliau ulang
lagi ke ayat 4 terus menerus. Akhirnya, Allah menurunkan larangan bermabuk-mabukkan yang
tegas.
134 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Umar Memeluk Islam


Ketika Rasul pertama kali berdakwah, Umar adalah salah seorang yang sangat keras
dalam melawan pesan Islam dan sering melakukan penyiksaan terhadap pemeluknya.
Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh Muhammad saw. Saat
mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nuaim bin Abdullah) yang kemudian
memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas
pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya. Ia murka.
Di rumah, Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al Quran
(surat Thoha), ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat
saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan
tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi Al-Quran tersebut dan
kemudian langsung memeluk Islam pada hari itu juga.
Umar adalah salah seorang yang ikut pada peristiwa hijrah ke Yathrib (Madinah) pada tahun
622 Masehi. Ia ikut terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria.
Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Muhammad.
Menjadi Khalifah
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasihat
kepalanya. Kemudian setelah Abu Bakar meninggal pada tahun 634, Umar ditunjuk
menggantikannya.

135 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam
mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang
mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika
Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium).
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada
pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam
mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di
Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan
atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di
dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas
mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal, Rustam
Farrukhzad. Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan
Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat
kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru
ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan
Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di
Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan
penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat para pemeluk Islam
masih miskin dan dianiaya.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar
mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa
hijrah.
136 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk, seorang budak pada saat ia akan
memimpin shalat. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk
terhadap Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah
kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.

Umar dan Utang Seorang Lelaki dari Juhainah


Selasa 5 Zulkaedah 1434 / 10 September 2013 14:36

Suatu kali Umar Bin Khattab pernah marah besar kepada seorang lelaki dari Juhainah.
Sang lelaki itu berangkat haji ke Makkah, tapi dirinya membeli beberapa unta yang layak
ditunggangi secara berlebihan.
Karena unta yang sangat bagus dan mahal itu, sang lelaki itu kemudian bergegas menuju
Makkah dan berhasil menyusul rombongan lain yang sudah berangkat duluan.
Tapi kemudian si lelaki dari Juhainah itu mengalami kebangkrutan alias pailit. Karena
dirinya terjebak utang akibat membeli unta yang mahal dan berlebihan tadi.
Perkara ini kemudian diadukan kepada Umar bin Khattab, yang ketika tengah menjadi
khalifah.
Umar pun berkata tegas menghadapi kasus ini. Ia berkata: Amma Badu, wahai
sekalian manusia, sesungguhnya kebinasaan itu adalah kebinasaan Juhainah. Ia telah merelakan
agama dan amanatnya dengan tindakannya sendiri. Ketahuilah, sesungguhnya ia telah berani
mendekat dengan bahaya sehingga ia pun terjebak dalam perangkap yang sulit lepas darinya.

137 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Barangsiapa masih memiliki hak utang terhadapnya, hendaknya datang menemuiku


besok pagi, kami akan membagi hartanya. Takutlah kalian akan utang, karena utang itu awalnya
adalah kesedihan dan akhirnya adalah peperangan, demikian kata Khalifah Umar tegas

Umar Pun Mematikan Lampu Istana


Jumat 12 Syaaban 1434 / 21 Juni 2013 10:53

Suatu malam, Umar bin Abdul Aziz terlihat sibuk merampungkan sejumlah tugas di
ruang kerja istananya. Tak dinyana, putranya masuk ruangan dan hendak membericarakan
sesuatu.
Untuk urusan apa putraku datang ke sini: urusan negarakah atau keluargakah? tanya Umar.
Urusan keluarga, ayahanda, jawab si anak.
Tiba-tiba Umar mematikan lampu penerang di atas mejanya. Seketika suasana menjadi gelap.
Kenapa ayah memadamkan lampu itu? tanya putranya merasa heran.
Putraku, lampu yang sedang ayah pakai bekerja ini milik negara. Minyak yang digunakan
juga dibeli dengan uang negara. Sementara perkara yang akan kita bahas adalah urusan
keluarga, jelas Umar.
Umar kemudian meminta pembantunya mengambil lampu dari ruang dalam.

138 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Nah, sekarang lampu yang kita nyalakan ini adalah milik keluarga kita. Minyaknya pun dibeli
dengan uang kita sendiri. Silakan putraku memulai pembicaraan dengan ayah.

Ummu Fasyar Tetap Berkebun Kurma


Jumat 1 Jamadilakhir 1434 / 12 April 2013 14:23

Walaupun tanah Arab adalah tanah yang sering kali kering, tetapi para penduduknya
banyak juga yang berkebun. Salah satunya adalah Ummu Fasyar al-Anshariah. Ummu Fasyar
al-Anshariah menanam pohon kurma di kebunnya. Tanah yang dipunyainya tidak terlalu luas.
Tapi, jika sedang panen kurma, ia biasanya akan mendapatkan hasil panen yang tidak sedikit.
Setiap hari, Ummu Fasyar al-Anshariah menyiram kebun kurmanya. Itu memang
karena ia tinggal sendiri. Umurnya pun sudah berangkat senja. Tetapi, wanita itu tetap
bersemangat, segar mengerjakan pekerjaan sehari-harinya.
Suatu hari, Rasulullah mendatangi perkebunan Ummu Fasyar al-Anshariah. Alangkah
takjubnya beliau ketika melihat hasil kebun yang dikerjakan oleh Ummu Fasyar al-Anshariah.
Begitu bagus dan terawatnya kebun itu.
Assalamu`alaikum, ya Ummu Fasyar, sapa Rasulullah.
Wanita yang tidak muda itu mendongak. Ketika dilihatnya siapa yang menyapa, betapa
gembiranya Fasyar. Hari ini Rasulullah mengunjunginya. Tentunya ada keberkahan yang hadir
di tempat ini, begitu pikir Ummu Fasyar al-Anshariah. Maka, ia pun serta merta menjawab,
Wa`alaikumussalam. Senang sekali melihat engkau dapat berkunjung kemari, ya Rasulullah.
Adakah suatu hal penting yang ingin kausampaikan kepadaku?
139 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Rasulullah tersenyum, Aku hanya ignin menengokmu.


Ummu Fasyar al-Anshariah semakin merona wajahnya karena gembira. Ia tidak
menyangka bahwa Rasulullah masih menyempatkan diri berkunjung ke kediamannya. Padahal,
Ummu Fasyar al-Anshariah tahu bahwa pekerjaan Rasulullah sangat banyak. Ia terharu begitu
dalam.
Ya Ummu Fasyar, bagaimana kebunmu sekarang ini?
Alhamdulillah, semuanya terurus dengan baik, ya Rasulullah, jawab Ummu Fasyar alAnshariah.
Engkau yang mengurusnya sendirian? tanya Rasulullah lagi.
Betul.
Dan engkau pula yang mengairinya setiap hari?
Aku senang mengerjakannya, ya Rasulullah.
Rasulullah mengangguk-anggukkan kepalanya. Kebun itu tidak terlalu luas. Tetapi
untuk seorang perempuan, tentunya memerlukan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Jika sudah berbuah, biasanya apa yang kaulakukan pada hasil panenmu? Rasulullah kemudian
bertanya lagi setelah memandangi kebun.
Ummu Fasyar al-Anshariah tersenyum. Ya Rasulullah, aku mempersilahkannya bagi mereka
yang ingin mengambilnya.
Maksudmu?

140 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Jika mereka menginginkan dan membutuhkannya, mereka bisa mengambilnya dari sini
kapanpun mereka mau. Berapa banyakpun mereka butuhkan.
Rasulullah semakin kagum kepada wanita itu. Ummu Fasyar al-Anshariah sendiri
tampak senang bahwa Rasulullah ternyata memperhatikan kebun dan apa yang dikrjakannya
kepada kebunnya itu.
Terus, apa yang kauminta sebagai ganti mereka mengambil kurmamu?
Aku tidak meminta apa-apa dari mereka, ya Rasulullah. Aku lakukan ini hanya karena aku
ingin bisa mengerjakan sesuatu yang berguna bagi orang lain
Mendengar itu, Rasulullah berkata, Seorang Muslim yang menanam tanaman, muda
atau tua umurnya, lalu buahnya atau daunnya dimakan oleh manusia, hewan, burung, atau
binatang buas, semuanya adalah sedekah darinya.
Rasulullah melanjutkan, Meskipun kiamat sudah mulai terjadi, sedang di tanganmu
ada sebatang bibit kurma yang masih sempat kautanam, maka tanamkanlah terus. Pastilah kau
akan mendapatkan pahalanya.
Ummu Fasyar al-Anshariah semakin gembira mendengar semua itu. Ia hanya berusaha
tawakal atau pasrah diri kepada Allah swt yang membuatnya semangat melakukan semua itu
adalah jiwa tanpa pamrih, demi kepentingan umum.
Peristiwa itu mungkin tidak pernah terlupa oleh Ummu Fasyar al-Anshariah sepanjang
hidupnya. Ia menanam kurma, Rasulullah mengunjunginya dan memberitahukannya sesuatu
yang menggembirakan. Semuanya, demi tabungan Ummu Fasyar di hari esok.

141 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Unta Rasulullah Berhenti di Depan Rumah Abu Ayyub Khalid bin Zaid
Selasa 1 Muharram 1435 / 5 November 2013 10:42

Para pembesar Quraisy gusar. Rasulullah yang mereka kepung kini lepas dari jangkauan
mereka. Beliau lolos dari persekongkolan pembunuhan. Mereka geram bukan main. Tiap-tiap
tempat diawasi dengan ketat. Mereka kirimkan para pencari jejak untuk mengikuti jejak-jejak
beliau.
Di langit Makkah, matahari musim panas memancarkan sinarnya. Orang-orang di
jazirah Arab lebih senang berada di rumah ketimbang menembus hawa yang terik menyengat.
Akan tetapi, para pemimpin Quraisy tak peduli. Di bawah komando Abu Jahal, mereka terus
menggasak setiap jejak. Namun gagal. Jangankan Nabi saw., jejak Abu Bakar yang menemani
beliau pun tak terlacak.
Lolosnya Nabi saw. dari kepungan musuh bermula dari musim haji tahun kesebelas
sejak turunnya wahyu. Sekelompok orang dari Yatsrib datang menemui Rasulullah di Mina
dekat Aqabah. Mereka membenarkan beliau. Mereka agaknya tahu bahwa inilah sosok Nabi
yang ditunggu-tunggu seperti gambaran para pemuka Yahudi di Yatsrib. Itulah Baiat Aqabah
Pertama.
Berita itu kemudian mereka bawa pulang dan disampaikan kepada penduduk Yatsrib.
Mushab ibn Umair lantas ditunjuk untuk mengajarkan dan mendakwahkan Islam di sana dan
berhasil. Tahun berikutnya mereka kembali naik haji dengan jumlah orang cukup banyak.
Dalam pertemuan itu mereka mengajak beliau untuk pindah dan bersedia membantu
berdakwah. Terjadilah Baiat Aqabah Kedua.

142 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Pada detik-detik terakhir pertemuan itu terdengarlah teriakan dari salah seorang
musyrik Makkah, Saudara-saudara! Tahukah kalian apa yang sedang dilakukan Muhammad
bersama sejumlah orang? Mereka telah berkumpul untuk memerangi kalian!
Mendengar hal tersebut, penduduk Yatsrib tersinggung. Kata mereka, Demi Allah,
Zat yang mengutusmu dengan benar wahai Rasulullah, jika kau mau, besok akan kami ayunkan
pedang ke leher mereka yang berada di Mina ini!
Nabi dengan tenang lalu menjawab, Kita tak diperintahkan begini. Kembalilah kalian!
Nabi tak ingin periode awal dakwah ini diwarnai tindak kasar kepada siapa pun. Saat itu
belumlah tiba waktunya untuk mengangkat senjata. Inilah tahun-tahun yang terasa lamban dan
penuh resah. Tahun-tahun ketika mereka bersabar menghadapi berbagai tipu daya elit Quraisy.
Akan tetapi semua itu berubah tatkala perintah Nabi untuk hijrah berkumandang.
Lama sudah orang-orang di tanah Yatstrib menunggu. Matahari kala itu betul-betul
terik. Karena letih menunggu, orang-orang banyak yang kembali ke rumahnya. Namun tibatiba, seorang Yahudi berteriak dari loteng rumahnya. Bani Qailah! Bani Qailah! Itu kakekmu
datang!
Sontak semua orang-orang berhamburan keluar dan berteriak-teriak, Rasulullah
datang! Rasulullah datang!
Para tetua di Yatsrib berkata, Belum pernah Yatsrib mengalami peristiwa seperti hari
ini. Belum pernah terjadi momentum sedahsyat ini. Semua hati bergembira. Seluruh wajah
berbinar cerah. Sungguh sebuah perjumpaan yang menggentarkan dan mengharukan.
Rombongan Nabi bergerak dari kejauhan. Ada sekitar tujuh puluh orang yang ada di
situ. Semua menaiki tunggangan, membawa bendera. Mereka berhenti di luar Yatsrib,
143 | S e p e r c i k

Cerita Islam

berteduh di bawah pohon kurma. Di situ telah menunggu kerumunan orang banyak. Tapi yang
mana Rasulullah?
Ada dua orang pria yang berteduh di bawah sebatang pohon kurma.
Di antara dua pria itu yang mana Rasulullah?
Tidak tahu.
Tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan jawabannya. Seorang dari pria itu
bangkit lalu melindungi temannya dari terik matahari dengan menggunakan selendangnya.
Tahulah kami orang yang duduk itu Rasulullah.
Beberapa orang Yatstrib datang mendekat memberikan salam kepada Rasulullah,
Selamat datang Rasulullah, salam sejahtera untukmu.
Quba
Setelah penyambutan tadi, menjelang siang Rasulullah beranjak pergi. Diikuti beberapa
rombongan. Beliau bergerak ke arah Quba. Kami semua berjalan mengikuti. Nabi kemudian
membangun masjid di Quba.
Setelah empat hari Nabi di Quba, dan kami bolak-balik mengunjungi Nabi. Sekitar
Jumat siang, Nabi menaiki untanya bersama Abu Bakar. Orang-orang berebut memegang dan
saling tarik tali kekang unta yang ditungganginya. Mereka bersama-sama mengawal
keberangkatan Nabi.
Hari itu hari Jumat dan telah menjelang siang. Maka shalatlah Nabi di jantung lembah
Ranuna. Nabi kemudian berpidato/khutbah.

144 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Saudara-saudara, majulah ke depan biar kalian semua mendengar. Demi Allah, kalian
semua pasti mati dan tidak akan meninggalkan ternak kalian tanpa penggembala. Kalian akan
ditanya oleh Allah. Dia akan bertanya kepada kalian, bukankah sudah datang kepada kalian
utusan-Ku penyampai risalah? Bukankah sudah Kuberi kalian harta dan Kubuat berlimpah?
Tapi, kenapa kalian tak mau maju?
Menoleh ke kiri dan ke kanan, kalian tak melihat apa-apa. Memandang ke depan dan
belakang, kalian juga tak melihat apa-apa selain Jahannam. Maka, barangsiapa mampu menjaga
dirinya dari neraka meski hanya dengan separuh biji kurma, lakukanlah! Siapa yang tidak
mampu, hendaklah berkata-kata baik. Sebab dengan berkata-kata baik kebaikan dibalas sepuluh
hingga tujuh ratus kali lipat. Keselamatan semoga atas kalian dan Rasulullah, juga rahmat Allah
dan berkah-Nya.
Kemudian beliau berpidato lagi.
Segala puji bagi Allah. Kepada-Nya aku memuji dan meminta tolong. Kami berlindung
kepada Allah dari diri yang jahat dan amal yang bejat. Siapa diberi hidayah oleh Allah, tak ada
yang bisa menyesatkannya. Dan, siapa yang disesatkan oleh Allah, tak ada yang bisa
memberinya hidayah. Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah yang Esa dan tiada bersekutu.
Sesungguhnya, ucapan terbaik adalah Kitabullah yang Mahabaik dan Mahatinggi. Sungguh
beruntung orang yang hatinya dihiasi iman oleh Allah, dirangkul ke dalam Islam setelah
kekafiran, dan memilih kitab Allah di atas segenap ucapan manusia. Dialah ucapan terbaik dan
terindah.
Cintailah apa yang dicintai oleh Allah, cintailah Allah sepenuh hati. Jangan bosan terhadap
kalam Allah dan membacanya, jangan biarkan hati mengeras karena berpaling darinya. Dialah
yang dipilih Allah dari seluruh ciptaan-Nya. Dialah yang ditetapkan-Nya sebagai yang terbaik

145 | S e p e r c i k

Cerita Islam

dari semua jenis amal dan ibadah, yang paling sempurna dari segala macam ucapan dan
ketetapan manusia tentang halal-haram.
Sembahlah Allah dan jangan sekutukan dengan apa pun. Bertakwalah kepada-Nya dengan
sebenar-benar takwa. Berkatalah jujur dan benar kepada Allah, niscaya Dia akan membaikkan
perkataan mulut kalian. Jalinlah cinta di antara kalian dengan semangat dan ruh Allah.
Sesungguhnya Allah akan murka jika janji-Nya dilanggar. Wassalamualaikum!
Semua yang mendengar pidato tadi tertunduk khidmat. Para wanita mulai menitikkan air
mata. Semua menjelma wajah asing seolah tak dikenal sebelumnya. Wajah-wajah bening yang
memijarkan sinar cahaya!
Memasuki Madinah
Terdengar teriak kebahagiaan di sepanjang jalan, Allahu Akbar! Allahu Akbar! Telah
datang Sang Utusan.. Telah datang Sang Utusan!
Untuk menyemarakkan penyambutan, beberapa gadis imigran dari Abisinia menyanyikan
salawat Badar yang semenjak saat itu menjadi fenomenal,
Telah terbit bulan purnama Dari celah bukit ke tengah-tengah kita
Kita wajib bersyukur senantiasa
Selama penyeru Allah masih ada
Bocah-bocah putra Bani Najjar memukul rebana sambil bersyair dengan suara lantang dan ceria.
Kami tetangga dekat Bani Najjar
Aduhai, dengan Muhammad kini berjajar
146 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Tali-tali kekang diturunkan, pria-pria maju ke depan, tak henti menawari Nabi singgah
di rumah mereka.
Biarkan, unta ini ada yang menuntun. Aku akan tinggal di mana Allah
menempatkanku. Begitu tutur Baginda Nabi kepada orang-orang di sana.
Unta itu akhirnya terdiam di suatu area penjemuran kurma, tepat di depan rumah Abu
Ayyub Khalid bin Zaid. Nabi tidak langsung turun, unta itu kemudian berjalan lagi sementara
tali kekang tetap dilepas oleh Nabi. Tiba-tiba unta itu menoleh ke belakang dan kembali ke
tempat tadi. Di sana unta itu duduk dan menjatuhkan lehernya. Nabi lalu turun, Abu Ayyub
tergopoh-gopoh menyambut. Tak terlukis betapa girang Abu Ayyub mendapat kehormatan
seperti ini.
Bendera Nabi telah berpindah ke Madinah. Di Makkah beliau telah menyampaikan
risalah, menunaikan amanah, dan memberi nasihat kepada umat, namun mereka tuli dan tak
mau beriman. Orang-orang itu mengira mereka akan dapat menaklukkan Nabi di medan
perang. Beginilah orang-orang sombong yang hanya mampu menimbang kebenaran tanpa
berdasarkan kenyataan sehingga menelan kerugian nantinya.
Memasuki Madinah, panji-panji Nabi berkibar tinggi dan megah. Di perbukitan,
semalam sebelum mencapai pusat kota, Nabi berpapasan dengan sejumlah lelaki Bani Sham
yang dipimpin Buraidah Ibn al-Kashib. Mereka menyatakan beriman lalu bergabung dengan
Nabi. Mendekati Yatsrib, seraya memuliakan Nabi, Buraidah berkata, Wahai Nabi Allah,
jangan kaumasuki Madinah tanpa kibaran bendera!
Segera Buraidah melepas serban lalu mengikatkannya pada tombak. Ia lalu berjalan di
depan Rasulullah. Ia angkat bendera itu tinggi-tinggi. Bendera pertama yang menandai lahirnya
sebuah negara baru dan menjadi simbol perubahan bagi peradaban manusia kelak. Itulah
penanda berubahnya Yatsrib menjadi Madinah-Nabi al-Munawarah atau secara bahasa kota
147 | S e p e r c i k

Cerita Islam

tegaknya aturan Nabi yang bercahaya. [Iman Adipurnama/Dicuplik dan dirangkaikan dari bukubuku: Ketika Nabi di Kota dan Perang Muhammad buah karya dari Dr. Nizar Abazhah]

Ya Rasul, Kenapa Hari Ini Tidak Kauberikan Gelas Itu?


Senin 29 Syaaban 1434 / 8 Juli 2013 17:13

Pernah suatu hari Rasulullah SAW pulang dari perjalanan jihad fisabilillah. Beliau
pulang diiringi para sahabat. Di depan pintu gerbang kota Madinah nampak Aisyah r.a sudah
menunggu dengan penuh kangen. Rasa rindu kepada Rasulullah SAW sudah sangat terasa.
Akhirnya Rasulullah SAW tiba juga ditengah kota Madinah. Aisyah r.a dengan sukacita
menyambut kedatangan suami tercinta.
Tiba Rasulullah SAW di rumah dan beristirahat melepas lelah. Aisyah dibelakang rumah
sibuk membuat minuman untuk Sang suami. Lalu minuman itupun disuguhkan kepada
Rasulullah SAW.
Beliau meminumnya perlahan hingga hampir menghabiskan minuman tersebut tiba tiba
Aisyah berkata, Yaa Rasulullah biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku
tapi kenapa pada hari ini tidak kauberikan gelas itu?
Rasulullah SAW diam dan hendak melanjutkan meminum habis air digelas itu. Dan
Aisyah bertanya lagi, Yaa Rasulullah biasanya engkau memberikan sebagian minuman
kepadaku tapi kenapa pada hari ini tidak kau berikan gelas itu?
Akhirnya Rasulullah SAW memberikan sebagian air yang tersisa di gelas itu Aisyah r.a
meminum air itu dan ia langsung kaget terus memuntahkan air itu.
148 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Ternyata air itu terasa asin bukan manis. Aisyah baru tersadar bahwa minuman yang ia
buat dicampur dengan garam bukan gula. Kemudian Aisyah r.a langsung meminta maaf kepada
Rasulullah.

Ya Rasulullah Seandainya Aku Tidak Buta, Tentu Aku Sudah Pergi Berjihad
Sabtu 24 Muharram 1434 / 8 December 2012 06:21

Abdullah bin Umar bin Syuraikh,


seorang sahabat asal Quraisy ini termasuk
peserta hijrah ke Madinah rombongan
pertama. Beliau sampai di Madinah
sebelum kedatangan Rasulullah Shalalahu
alaihi Wassalam. Beliau meninggal
dalam peperangan Qadisiah membawahi
sebuah brigade.
Abdullah bin Ummi Maktum, orang mekah suku Quraisy. Dia mempunyai ikatan
keluarga dengan Rasululah Shalalahu alaihi Wassalam. Yaitu anak paman Ummul Muminin
Khadijah binti Khuwailid Ridhwanullah Alaiha. Bapaknya Qais bin Zaid, dan ibunya Atikah
binti Abdullah. Ibunya bergelar Umi Maktum karena anaknya Abdullah lahir dalam keadaan
buta total.
Abdullah bin Ummi Maktum menyaksikan ketika cahaya Islam mulai memancar di
Makkah. Allah melapangkan dadanya menerima agama baru itu. Karena itu tidak diragukan
lagi dia termasuk kelompok yang pertama-tama masuk Islam. Sebagai muslim kelompok
149 | S e p e r c i k

Cerita Islam

pertama, Abdullah turut menanggung segala macam suka duka kaum muslimin di Makkah
ketika itu. Dia turut menderita siksaan kaum Quraisy seperti diderita kawan-kawannya
seagama, berupa penganiayaan dan berbagai macam tindakan kekerasan lainnya. Tetapi apakah
karena tindakan-tindakan kekerasan itu Ibnu ummi Maktum menyerah? Tidak! Dia tidak
pernah mundur dan tidak lemah iman. Bahkan dia semakin teguh berpegang pada ajaran Islam
dan Kitabullah. Dia semakin rajin mempelajari syariat Islam dan sering mendatangi majelis
Rasulullah.
Begitu rajin dia mendatangi majelis Rasulullah, menyimak dan menghafal Al-Quran,
sehingga setiap waktu senggang selalu disinya, dan setiap kesempatan yang baik selalu
disebutnya. Bahkan dia sangat rewel. Karena rewelnya, dia beruntung memperoleh apa yang
diinginkannya dari Rasulullah, di samping keuntungan bagi yang lain-lain juga.
Pada masa permulaan tersebut, Rasulullah sering mengadakan dialog dengan
pemimpin-pemimpin Quraisy, mengharapkan semoga mereka masuk Islam. Pada suatu hari
beliau bertatap muka dengan Utbah bin Rabiah, Syaibah bin Rabiah, Amr bin Hisyam alias
Abu Jahl, Umayyah bin Khalaf dan walid bin Mughirah, ayah saifullah Khalid bin walid.
Rasulullah berunding dan bertukar pikiran dengan mereka tentang Islam. Beliau sangat
ingin mereka menerima dakwah dan menghentikan penganiayaan terhadap para sahabat beliau.
Sementara beliau berunding dengan sungguh-sungguh, tiba-tiba Abdullah bin Ummi
maktum datang mengganggu minta dibacakan kepadanya ayat-ayat Al-Quran.
Kata Abdullah, Ya, Rasulullah! Ajarkanlah kepadaku ayat-ayat yang telah diajarkan Allah
kepada Anda!
Rasul yang mulia terlengah memperdulikan permintaan Abdullah. Bahkan beliau agak
acuh kepada interupsinya itu. Lalu beliau membelakangi Abdullah dan melanjutkan
150 | S e p e r c i k

Cerita Islam

pembicaraan dengan pemimpin Quraisy tersebut. Mudah-mudahan dengan Islamnya mereka,


Islam tambah kuat dan dakwah bertambah lancar.
Selesai berbicara dengan mereka, Rasulullah bermaksud hendak pulang. Tetapi tiba tiba
penglihatan beliau gelap dan kepala beliau terasa sakit seperti kena pukul. Kemudian Allah
mewahyukan firman-Nya kepada beliau: Dia ( Muhammad ) bermuka masam dan berpaling,
karena seorang buta datang kepadanya, Tahukah kamu, barangkali ia ingin membersihkan
dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi
manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya.
Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau mereka tidak membersihkan diri (beriman). Adapun
orang yang datang kepadamu dengan bergegas (untuk mendapatkan pengajaran), sedangkan ia
takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya. Sekali-kali jangan (begitu)! Sesungguhnya
ajaran Allah itu suatu peringatan. Maka siapa yanag menghendaki tentulah ia
memperhatikannya. (Ajaran ajaran itu) terdapat di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang
ditinggikan lagi disucikan, di tangan para utusan yang mulia lagi (senantiasa) berbakti. (QS.
Abasa : 1 16).
Enam belas ayat itulah yang disampaikan Jibril Al-Amin ke dalam hati Rasulullah
sehubungan dengan peristiwa Abdullah bin Ummi maktum, yang senantiasa dibaca sejak
diturunkan sampai sekarang, dan akan terus dibaca sampai hari kiamat.
Sejak hari itu Rasulullah tidak lupa memberikan tempat yang mulia bagi Abdullah
apabila dia datang. Beliau menyilahkan duduk ditempat duduk beliau. Beliau tanyakan
keadaannya dan beliau penuhi kebutuhannya. Tidaklah heran kalau beliau memuliakan
Abdullah demikian rupa; bukankah teguran dari langit itu sangat keras!
Tatkala tekanan dan penganiayaan kaum Quraisy terhadap kaum muslimin semakin
berat dan menjadi-jadi, Allah Taala mengizinkan kaum muslimin dan Rasul-Nya hijrah.
151 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Abdullah bin Ummi maktum bergegas meninggalkan tumpah-darahnya untuk


menyelamatkan agamanya. Dia bersama sama Mushab bin Umar sahabat-sahabat Rasul yang
pertama-tama tiba di Madinah, setibanya di Yatsrib (Madinah), Abdullah dan Mushab segera
berdakwah, membacakan ayat-ayat Al-Quran dan mengajarkan pengajaran Isalam.
Setelah Rasulullah tiba di Madinah, beliau mengangkat Abdullah bin Ummi Maktum
serta Bilal bin rabah menjadi Muadzin Rasulullah. Mereka berdua bertugas meneriakkan
kalimah tauhid lima kali sehari semalam, mengajak orang banyak beramal saleh dan
mendorong masyarakat merebut kemenangan. Apabila Bilal adzan, maka Abdullah qamat.
Dan bila Abdullah adzan, maka Bilal qamat.
Dalam bulan Ramadhan tugas mereka bertambah. Bilal adzan tengah malam
membangunkan kaum muslimin untuk sahur, dan Abdullah adzan ketika fajar menyingsing,
memberi tahu kaum muslimin waktu imsak sudah masuk, agar menghentikan makam minum
dan segala yang membatalkan puasa.
Untuk memuliakan Abdullah bin Ummi maktum, beberapa kali Rasulullah
mengangkatnya menjadi Wali Kota Madinah menggantikan beliau, apabila meninggalkan kota.
Tujuh belas kali jabatan tersebut dipercayakan beliau kepada Abdullah. Salah satu diantaranya,
ketika meninggalkan kota Madinah untuk membebaskan kota Makkah dari kekuasaan kaum
musyrikin Quraisy.
Setelah perang Badar, Allah menurunkan ayat-ayat Al-Quran, mengangkat derajat
kaum muslimin yang pergi berperang fi sabilillah. Allah melebihkan derajat mereka yang pergi
berperang atas orang-orang yang tidak pergi berperang, dan mencela orang yang tidak pergi
karena ingin bersantai-santai. Ayat-ayat tersebut sangat berkesan di hati Abdullah bin Ummi
Maktum. Tetapi baginya sukar mendapatkan kemuliaan tersebut karena dia buta. Lalu dia

152 | S e p e r c i k

Cerita Islam

berkata kepada Rasulullah, Ya, Rasulullah! Seandainya saya tidak buta, tentu saya pergi
berperang.
Kemudian dia bermohon kepada Allah dengan hati penuh tunduk, semoga Allah
menurunkan pula ayat-ayat mengenai orang-orang yang keadaannnya cacat (udzur) seperti dia,
tetapi hati mereka ingin sekali hendak turut berperang. Dia senantiasa berdoa dengan segala
kerendahan hati. Katanya, Wahai Allah! Turunkanlah wahyu mengenai orang-orang yang
udzur sepertiku! Tidak berapa lama kemudian Allah memperkenankan doanya.
Zaid bin Tsabit, sekretaris Rasulullah yang bertugas menuliskan wahyu menceritakan,
aku duduk di samping Rasulullah. Tiba tiba beliau diam, sedangkan paha beliau terletak di
atas pahaku. Aku belum pernah merasakan beban yang paling berat melebihi berat paha
Rasulullah ketika itu. Sesudah beban berat yang menekan pahaku hilang, beliau bersabda,
Tulislah, hai Zaid!
Lalu aku menuliskan,

Tidaklah sama antara mu'min yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur
dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan
orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada
masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang
yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.
153 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Ibnu Ummi berdiri seraya berkata, Ya Rasulullah! Bagaimana dengan orang-orang


yang tidak sanggup pergi berjihad (berperang karena cacat)?
Selesai pertanyaan Abdullah, Rasulullah berdiam dan paha beliau menekan pahaku,
seolah-olah aku menanggung beban berat seperti tadi. Setelah beban berat itu hilang,
Rasulullah berkata, Coba baca kembali yang telah engkau tulis!
Aku membaca , Tidak sama orang-orang mukmin yang duduk (tidak turut
berperang). lalu kata beliau. Tulis! Kecuali bagi orang-orang yang tidak mampu. Maka
turunlah pengecualian yang diharap-harapkan Ibnu Ummi Maktum.
Meskipun Allah telah memaafkan Ibnu Ummi Maktum dan orang-orang udzur seperti
dia untuk tidak berjihad, namun dia enggan bersantai-santai beserta orang-orang yang tidak
turut berperang. Dia tetap membulatkan tekat untuk turut berperang fi sabilillah. Tekad itu
timbul dalam dirinya, karena jiwa yang besar tidak dapat dikatakan besar, kecuali bila orang
itu memikul pula pekerjaan besar. Maka karena itu dia sangat gandrung untuk turut berperang
dan menetapkan sendiri tugasnya di medan perang.
Katanya, Tempatkan saya antara dua barisan sebagai pembawa bendera. Saya akan
memeganya erat-erat untuk kalian. Saya buta, karena itu saya pasti tidak akan lari. Tahun
keempat belas Hijriyah, Khalifah Umar bin Khaththab memutuskan akan memasuki Persia
dengan perang yang menentukan, untuk menggulingkan pemerintahan yang zalim, dan
menggantinya dengan pemerintahan Islam yang demokratis dan bertauhid. Umar
memerintahkan kepada segenap Gubernur dan pembesar dalam pemerintahannya, Jangan ada
seorang jua pun yang ketinggalan dari orang orang bersenjata, orang yang mempunyai kuda,
atau yang berani, atau yang berpikiran tajam, melainkan hadapkan semuanya kepada saya
sesegera mungkin!

154 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Maka berkumpulah di Madinah kaum Muslimin dari segala penjuru, memenuhi


panggilan Khalifah Umar. Di antara mereka itu terdapat seorang prajurit buta, Abdullah bin
Ummi maktum. Khalifah Umar mengangkat Saad bin Abi Waqash menjadi panglima pasukan
yang besar itu. Kemudian Khalifah memberikan intruksi-intruksi dan pengarahan kepada
Saad.
Setelah pasukan besar itu sampai di Qadisiyah. Abdullah bin Ummi maktum memakai
baju besi dan perlengkapan yang sempurna. Dia tampil sebagai pembawa bendera kaum
muslimin dan berjanji akan senantiasa mengibarkannya atau mati di samping bendera itu.
Pada hari ke tiga perang Qadisiyah, perang berkecamuk dengan hebat, yang belum
pernah disaksikan sebelumnya. Kaum muslimin berhasil memenangkan perang tersebut
dengan kemenangan paling besar yang belum pernah direbutnya. Maka pindahlah kekuasaan
kerajaan Persia yang besar ke tangan kaum muslimin. Dan runtuhlah mahligai yang termegah,
dan berkibarlah bendera tauhid di bumi penyembah berhala itu.
Kemenangan yang meyakinkan itu dibayar dengan darah dan jiwa ratusan syuhada.
Diantara mereka yang syahid itu terdapat Abdullah bin Ummi Maktum yang buta. Dia
ditemukan terkapar di medan tempur berlumuran darah syahidnya, sambil memeluk bendera
kaum muslimin.

155 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Zainab Tidak Mencintai Zaid


Senin 17 Rejab 1434 / 27 Mei 2013 16:14

Zaid adalah seorang budak yang


diberikan kepada Khadijah r.a sebagai
hadiah

pernikahannya

dengan

Rasulullah Saw. Bapaknya bernama


Haritsah bin Syurahil dan ibunya
bernama Saad bin Tsalabah.
Suatu ketika Zaid diajak oleh
Ibunya berkunjung ke wilayah Bani
Maan bin Thay. Pada saat itu Ibunya
tidak mengetahui bahwasannya Bani Maan sedang diserang oleh Bani Qaim. Bani Maan
mengalami kekalahan dan ditawanlah orang-orang yang ada di dalamnya termasuk Zaid. Bani
Qaim membawa Zaid ke pasar budak untuk dijual yang akhirnya dibeli oleh seseorang yang
bernama Hakim bin Hizam.
Rasulullah Saw sangat sayang kepada Zaid. Beliau memperlakukannya seperti anak
sendiri. Sampai orang-orang memanggilnya Zaid bin Muhammad. KarEnanya turunlah ayat
yang melarang anak angkat dinasabkan kepada bapak angkatnya, seperti yang tertera dalam
surat Al-Ahzab ayat 5:

156 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; Itulah yang
lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, Maka (panggilah
mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu[1199]. dan tidak ada dosa atasmu
terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu.
dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab: 5)
Suatu ketika Zaid dijodohkan oleh Nabi Saw dengan Zainab binti Jahsyi anak dari
Ummyah binti Muthollib. Paman dari paman Rasulullah Saw.
Zainab tidak mencintai Zaid karenanya Ia tidak mau menikah dengannya. Keluarganya
pun menolak untuk menerima lamaran Zaid.
Melihat kenyataan itu Rasulullah Saw menasehati Zainab agar berkenan menerima lamaran
Zaid seraya menyampaikan firman Allah Swt yang berbunyi

Dan Tidaklah patut bagi laki-laki yang mumin dan tidak (pula) bagi perempuan mukmin, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)
tentang urusanurusan mereka. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. Al-Ahzab: 36).
Karena ayat ini Zainab bersedia menikah dengan Zaid sebagai bukti bahwa Ia lebih
mencintai Allah Swt dan Rasulnya ketimbang dirinya sendiri. Ia mau mentaati segala perintah
Allah Swt seberat apapun yang ia rasa.
157 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Setelah beberapa lama menikah, kehidupan rumah tangga Zaid dengan Zainab tidaklah
harmonis. Zaid sering mengeluh kepada Rasul Saw tentang prilaku Zainab terhadap dirinya.
Melihat hal ini hati Rasulullah Saw sangatlah sedih namun tetap menasehati Zaid agar mau
mempertahankan pernikahannya dengan Zainab seraya Berkata Tahanlah terus isterimu dan
bertakwalah kepada Allah.
Namun semakin hari kondisi rumah tangga Zaid semakin memburuk. Hingga pada
akhirnya Zaid menemui Rasulullah Saw untuk mengutarakan niatnya ingin menceraikan
Zainab. Dalam kebimbangannya, Rasul Saw mendapat wahyu dari Allah Swt.

Dan (ingatlah), ketika kamu Berkata kepada orang yang Allah Telah melimpahkan nikmat kepadanya
dan kamu (juga) Telah memberi nikmat kepadanya: Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada
Allah, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu
takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid Telah
mengakhiri keperluan terhadap Istrinya (menceraikannya), kami kawinkan kamu dengan dia supaya
tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka,
apabila anak-anak angkat itu Telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. dan adalah
ketetapan Allah itu pasti terjadi. (QS. Al-Ahzab: 37)

158 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Akhirnya dengan diturunkannya ayat ini selesailah persoalan rumah tangga Zaid dengan
Zainab. Dan dengan ayat ini pula Rasul Saw menikahi Zainab binti Jahsy setelah selesai masa
iddahnya.
Karena Zainab mencintai Rasulullah Saw, maka kehidupan rumah tangganya sangatlah
harmonis. Hingga ia diwafatkan pada umur 53 tahun, beberapa tahun setelah Rasulullah Saw
wafat. Sedangkan Zaid gugur sebagai syuhada pada perang Mutah di usianya yang ke-41 tahun.
Kisah ini menjadi dasar ditetapkannya hukum bahwa mantan istri anak angkat halal
untuk dinikahi. Hukum ini menghapus kebiasaan orang-orang di masa jahiliyah yang
mengatakan bahwa mantan istri anak angkat tidak boleh dinikahi.
Dalam kisah ini juga tersirat pelajaran bahwasannya hati adalah wilayah Allah Swt. Rasul
Saw pun sebagai kekasih Allah tidak mampu mempengaruhi hati Zainab agar mau mencintai
Zaid. Tidak ada yang bisa merubah hati manusia kecuali Allah Swt. Allah Swt maha pembolakbalik hati

159 | S e p e r c i k

Cerita Islam

Anda mungkin juga menyukai