Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH PERADABAN ISLAM AFRIKA UTARA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Afrika Utara merupakan pintu gerbang penyebaran Islam ke Eropa. Dari Afrika Utara
lalu ke Spanyol yang termasuk benua Eropa. Penyebaran Islam ke Afrika Utara sudah
dimulai sejak khulafaurrasyidin, yaitu pada masa Umar bin Khattab. Pada tahun 640 M
Panglima Amr bin Ash berhasil memasuki Mesir. Kemudian pada khalifah Uthman bin Affan
penyebaran Islam meluas ke Barqah dan Tripoli. Tapi penaklukan atas kedua kota tersebut
tidak berlangsung lama karena Gubernur Romawi berhasil merebut ke dua itu kembali.
Karena Gubernur Romawi ini kejam  dan memeras rakyat sehingga rakyat ( penduduk )
meminta bantuan kepada orang – orang Islam. Permintaan itu disanggupi oleh khlalifah
Utsman bin Affan. Namun bantuan itu baru bisa terealisasi pada pemerintahan Bani
Umayyah yaitu pada masa Muawiyah bin Abi Sufyan. Muawiyah bin Abi Sufyan
mempercayakan tugas itu pada panglimanya yang bernama Uqbah ibn Nafi al Fihri. Dan
Uqbah ibn Nafi al Fihri berhasil menekan suku barbar dan menghalau pasukan Romawi dari
daerah tersebut. Mulai sejak itu Afrika Utara dikuasia oleh Bani Umayyah lalu Bani Abbas,
Rustamiyah, Idrisiyah, Aglabiyah, Ziridiyah, Hammadiyah kemudian Murabithun dan
Muwahhidun.

Afrika utara yang meliputi lembah Sungai Nil bagian bawah yang disebut al-Misr
(Mesir Modern); wilayah Libya, Cyrenacia, Tripolitania dan Tunisia yang seluruh
wilayahnya dikenal orang Arab sebagai wilayah Afrika serta wilayah Aljazair dan Maroko
dengan sebutan al-Maghribi. Sebelum Islam datang wilayah Afrika Utara berada dalam
kekuasaan bangsa Romawi, sebuah imperium yang sangat besar yang melingkupi beberapa
Negara dan berjenis-jenis bangsa manusia. Adapun yang dimaksud dengan Andalusia adalah
sebutan bagi semenannjung Iberia periode Islam. Sebutan itu berasal dari Vandalusia artinya
negeri bangsa Vandal sebelum mereka diusir oleh bangsa Gothia Barat pada abad V M.

Maroko adalah negeri yang memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran agama
Islam di wilayah Afrika Utara. Yang tak kalah pentingnya, negeri berjuluk 'Tanah Tuhan' itu
merupakan pintu gerbang masuknya Islam ke Spanyol, Eropa. Dari Maroko inilah Panglima
tentara Muslim, Tariq bin Ziyad menaklukan Andalusia dan mengibarkan bendera Islam di
daratan Eropa.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah peradaban islam di afrika utara?
2.      Bagaimana perkembangan politik di afrika utara?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui sejarah peradaban islam di afrika utara.
2.      Mengetahui perkembangan politik yang terjadi di afrika utara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Masuknya Islam di Afrika Utara

Kedatangan Islam di Afrika Utara terjadi pada masa kekhalifahan Umar Ibn al-
Khathab. Pada masa itu kekuasaan Islam di tahun 640 M, sudah berhasil memasuki Mesir di
bawah komando ‘Amr ibn al-‘Ash.

Pada masa kekhalifahan Usman ibn Affan penaklukan Islam sudah meluas sampai ke
Barqah dan Tripoli. Penaklukan atas dua wilayah itu dimaksudkan untuk menjaga keamanan
daerah Mesir. Penaklukan itu tidak berlangsung lama, karena gubernur-gubernur Romawi
menduduki kembali wilayah-wilayah yang telah ditinggalkan itu. Namun kekejaman dan
pemerasan yang mereka lakukan telah mengusik ketenteraman pendududk asli, sehingga
tidak lama kemudian penduduk asli sendiri memohon kepada orang-orang muslim untuk
membebaskan mereka dari kekuasaan Romawi. Pada waktu kekuasaan Islam sudah
berpindah kepada Muawwiyah Ibn Sufyan khalifah pertama bani Ummayah. Ia bertekad
untuk memberikan pukulan terakhir kepada kekuasaan Romawi di Afrika Utara, dan
mempercayakan tugas ini kepada seorang panglima masyhur Uqbah Ibn Nafi al-Fikri (W.
683 M), yang telah menetap di Barqah sejak daerah itu ditaklukan.

Pada tahun 50 H/670 M ‘Uqbah mendirikan kota militer yang termasyhur, Kairawan,
disebelah selatan Tunisia. Tujuannnya adalah untuk mengendalikan orang-orang Barbar yang
ganas dan sukar diatur,dan juga untuk menjaga terhadap perusakan-perusakan yang dilakukan
oleh orang-orang Romawi dari laut. Perjalanan Uqbah yang cemerlang itu dan pukulan-
pukulannya yang menghancurkan orang-orang Romawi dan Barbar, telah membuat negeri itu
aman selama beberapa tahun.
Akan tetapi, pada tahun 683 M orang-orang Islam di Afrika utara mengalami
kemunduran yang hebat, karena orang-orang Barbar dibawah kepemimpinan Kusailah
bangkit memberontak dan mengalahkan ‘Uqbah. Dia dan seluruh pasukannya tewas dalam
pertempuran. Sejak saat itu orang-orang Islam tidak berdaya mengembalikan kekuasaannya
di Afrika Utara, karena selain berhadapan dengan bangsa Barbar juga ada bangsa Romawi
yang memanfaatkan kesempatan dalam pemberontakan tersebut.

Dalam kondisi seperti ini penyebaran Islam tidak bisa menyebar dengan baik keadaan
ini berlanjut hingga terjadi pergantian Gubernur dari Hasan Ibn Nu’man kepada Musa Ibn
Nusair tahun 708 M, pada awal pemerintahan al-Walid Ibn Abdul Malik (86-96 H)/705-715
M. bahkan pergantian pimpinan ini pun juga mendorong orang-orang Barbar mengadakan
pemberontakan untuk melepaskan diri dari kekuasaan Islam. Musa dapat mematahkan
pemberontakan mereka, dan untuk mengantisipasi timbulnya pemberontakan lagi dia
menetapkan kebijakan “Perujukan”, yaitu menempatkan orang-orang Barbar kedalam
pemerintahan orang-orang Islam.

Ketika pemerintahahan dipegang oleh Musa, di Afrika Utara terjadi perubahan sosial
dan politik yang cukup drastis. Perlawanan orang-orang Barbar yang ganas dapat
dihancurkan domanasi politik berada di tangan orang orang muslim dan da’wah Islam yang
menyebar dengan kecepatan yang luar biasa. Hal-hal inilah yang menyebabkan sebagian
sejarawan menganggap Musa Ibn Nusair sebagai penakluk yang sesungguhnya atas Afrika
Utara.

Satu hal perlu dikemukakan bahwa seluruh pemberontakan yang terjadi di Afrika Utara
dilakukan oleh orang-orang Barbar dan kaum Khawarij. Tidak diketahui bagaimana faham
Khorijiah masuk ke daerah itu dan kemudian menyebar disana. Yang pasti semangat
egalitarian dan karakter oposisinya terhadap pemerintahan Bani Umayyah telah mereflesikan
aspirasi orang-orang Barbar.

Oleh karena itu, dapat diduga bahwa kesamaan aspirasi itulah yang menyebabkan
faham keagamaan tersebut mudah diterima oleh orang-orang Barbar, bahkan kira-kira pada
tahun 132 H/750 M, hampir seluruh orang Afrika Utara menganut faham ini.

Adapun proses masuknya Islam ke Andalusia terjadi pada masa Khalifah al-Walid
(705-715 M) salah seorang khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum
dikalahkan dan kemudian di kuasai Islam dikawasan ini terdapat kantung-kantung yang
menjadi basis kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan ini sering menghasut
penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan islam sesudah kawasan ini
betul-betul sudah dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk
menaklukan Andalusia. Dengan demikian, Afrika utara menjadi batu loncatan bagi kaum
Muslimin dalam penaklukan wilayah Andalusia.

2.2  Muluk Al Tawaif ( Raja – Raja Kecil )

Setelah kekhalifahan Umayyah berkhir di Spanyol, muncullah negara-negera kecil yang


terus – menerus betikai dalam perang saudara, kemudian mereka dikalahkan  oleh dua dinasti
Barbar dari Maroko, dan sebagian lagi negara-negara kecil menyerah pada kekuasaan Kristen
yang tengah bangkit di utara.

Sebelum riwayat dinasti Umayyah hilang dari Spanyol muncullah penguasa-penguasa


baru diantaranya :

1.      Bani Hamudiyyah

Bani Hamudiyah yang memproklamirkan sebagai penguasa yang berkuasa di Malaga dan
Algeciras antara tahun 1010 – 1057. Pendirinya adalah ‘Ali ibn Hammid tahun 1016 – 1018,
yang dari namanya ia menghubungkan garis keturunannya kepada menantu Rasulullah  
( ‘Ali bin Abi Tholib ), tetapi ia sendiri sebenarnya keturunan Barbar. Sebelumnya ‘Ali ibn
Hamid menjabat sebagai gubernur Ceuta dan Tangier sampai akhirnya ia memproklamirkan
sebagai khlaifah di Kordoba. Ia juga menaklukan Malaga dan Algeciras. Dinasti ini bertahan
sampai delapan keturunan sampai tahun 1057. Sebelum akhirnya direbut kembali oleh
Hisyam III alias al-Mu’tamad dari dinasti Umayyah. Tapi dinasti ini tidak bertahan lama
dalam situasi yang kacau, pada akhirnya dibentuklah dewan yang diketuai oleh Abu Hazm
ibn Jahwar yang menghapus kekhalifahan Umayyah di Spanyol.

2.      Dinasti ‘Abbadiyyah

dinasti ini didirikan oleh Muhammad ibn Abbad 1023 – 1042, yang berkuasa di Seville,
kemudian kekuasaannya meluas sampai ke Toledo. Pada masa raja Mu’tamid  dinasti
‘Abbadiyyah meminta bantuan kepada penguasaMurabithun di Maroko untuk menghadapi
pasukan Kristen ( pasukan Al Fonso VI ) di Spanyol. Tapi sayang setelah
pasukan Murabithun berhasil mengalahkan pasukan AlFonso VI, tak lama kemudian malah
menyerang dan menguasai dinasti ‘Abbadiyyah, maka berakhirlah dinasti ‘Abadiyyah di
tangan sekutunya sendiri pada tahun 1091.

3.      Afthasiyyah atau Banu Maslama

dinasti ini didirikan oleh Abdullah Al-Mansyur tahun 1022 – 1045 yang berkuasa di
Badajos. Pada pemerintahan yang ke 3 yaitu masa Umar Al-Mutawakkil 1068 – 1094
bersedia bekerja sama dengan orang Kristen ( pasukan Al Fonso IV ) dengan menyerahkan
daerahnya yaitu Leon dan Castile  untuk menyerang dan menaklukan kerajaan Islam lainnya
yaitu Al-Murawiyyah. Sungguh menyedihkan sesama dinasti Islam tidak bersatu malah
bekerja sama dengan Kristen untuk menguasai dinasti Islam lainnya.

4.      Jahwariyyah

dinasti ini didirikan oleh Jahwar tahun 1031 – 1041 yang berkuasa di Cordoba, dinasti ini
bertahan sampai 1069 dengan penguasanya yang terakhir  Abdul Malik.

5.      Dzun Nuniyyah
didirikan oleh Abdur Rahman ibn Dzin Nun dengan wilayah kekuasaan di Toledo tahun
1028 , dinasti ini bertahan sampai tahun 1085 dengan raja terakhir Yahya Al-Qadir 1085 
setelah ditalukkan oleh pasukan AlFonso VI.

6.      ‘Amiriyyah di Valencia 1021 – 1096

didirikan oleh Abdul Aziz Al-Mansyur 1021- 1061. Dinasti dipimpin sampai enam
generasi sampai akhirnya ditaklukan pada masa Al Qadhi’ Ja’far tahun 1096 oleh Al
Murawiyyah.

Itulah sebagian di antara kerajaan – kerajaan kecil di Spanyol yang saling berperang
sesama kerajaan Islam yang akhirnya mereka ditumpas oleh pasukan Kristen atau oleh
pasukan lain dari luar Spanyol, seperti Murabithun yang datang ke Spanyol atas undangan
raja ‘Abadiyyah, yang akhirnya menguasai sebagian besar wilayah Spanyol.

2.3  Dinasti-dinasti di Afrika Utara

2.3.1        Dinasti Fatimiyah

Pada tahun 874 M muncullah seorang Yaman yang bernamna Abu Abdullah Al-Husein
yang kemudian menyatakan sebagai pelopor Al-MAhdi. Abu Abdillah Al-Husein kemudian
pergi ke Afrika Utara dank arena pidatonya yang sangat baik ia berhasil mendapat dukungan
dari suku Barbar Ketama. Selain itu, ia mendapat dukunga dari seorang gubernur Ifrikiyah
yang bernamna Zirid. Philip K Hitty menyebutkan bahwa setelah mendapat dukungan ia
menulis surat kepada Imam Ismailiyat untuk dating ke Afrika Utara yang kemudiain Said
diangkat menjadi pimpinan pergerakan. Tahun 909 M, Said berhasil mengusir Zaidatullah,
seorang penguasa Aghlabid terakhir untuk keluar dari negerinya. Kemudian Said
memperoklamasikan menjadi imam pertama dengan gelar Ubaidillah Al-Mahdi. Dengan
demikian, berdirilah pemerintahan Fatimiyah pertama di Afrika Utara dan Al-Mahdi menjadi
khalifah pertama dari Dinasti Fatimiyah yang bertempat di Raqpodah daerah Al-Qayrawan.

Sumbangan dinasti ini bagi peradaban dunia adalah dalam sistem pemerintahan
maupun dalam bidanag keilmuwan. Kemajuanterlihat pada masa kekhalifahan Al-Aziz yang
bijaksana diantaranya adalah dalam bidang, pemerintahan, filsafat, keilmuwan dan
kesusastraan, ekonomi dan sosial, dll.

Setelah Al-Aziz meninggal, Abu Ali Mansur yang baru berumur sebelas tahun diangkat
menjadi khalifah dengan gelar Al-hakim. Kebijakan Al-Hakim telah menimbulkan rasa benci
kaum Dzimmi dan Muslim non-Syiah. Banyak pemberontakan terjadi pada masa nya sehinga
mengakibatkan kemunduran pada dinasti ini.

2.3.2        Dinasti Murabithun

Dinasti Murabithun pada awalnya adalah sebuah kegiatan militer keagamaan yang


didirikan pada abad 11. Murabithun ( ribath ) sejenis benteng pertahanan Islam yang berada
di sekitar masjid. Masjid  mempunyai doble fungsi sebagai tempat ibadah, penyebaran
da’wah sekaligus sebagai benteng pertahanan. Anggota pertamnya berasal Lumtunah bagian
dari suku Sanhaji yang suka mengembara di padang Sahara. Salah satu kebiasaan mereka
menggunakan cadar yang menutupi wajah di bawah mata, kebiasaan ini
dinamakan Mulatstsamun ( para pemakai cadar ) yang kadang – kadang menjadi sebutan lain
bagi kaum Murabithun.

Kaum Murabithun  berasal dari sebuah pulau di Senegal, sebagai mana kebiasaan orang
Barbar yang hidupnya nomaden, mereka memperluaskan kekuasaannya dengan menaklukan
suku satu persatu dan memaksanya untuk mengikuti atau memeluk agama Islam. Pada
awalnya gerakan Murabithun adalah untuk da’wah Islam yaitu meningkatkan pengetahuan
mereka tentang agama Islam yang dipimpin Abdullah bin Yasin ulama besar yang diminta
oleh Yahya ibn Ibrahim seorang tokoh suku Sanhaji untuk berda’wah di suku mereka. Setelah
Abdullah bin Yasin meninggal da’wahnya dilanjutkan oleh Abu Bakar, kemudian Yusuf ibn
Tasfin. Dibawah pimpinan  Yusuf ibn Tasfin gerakan Murbithun menjadi besar dan menjadi
sebuah dinasti.

Pada  1061 Yusuf ibn Tasfin menguasai Maroko, pada tahun 1062 Yusuf ibn Tasfin
mendirikan Marakesh sebagai ibu kota kerajaan. Meskipun Murabithun telah menjadi sebuah
dinasti yang memakai gelar amirul muslimin, tetapi dalam urusan spiritual mereka tetap
mengakui otoritas Khalifah Abasiyah di Bagdad. Koin dinar yang dipakai didepan
mencantumkan gelar amirul muslimin dan di belakang mencantumkan amirul mu’minin.

Dinasti Murabithun yang  berkuasa di Afrika Utara ( Maroko, Aljazair sampai


Senegal ) mendapat undangan dari raja al Mu’tamid dari Bani Abbad yang berada di Spanyol
untuk membantunya  menghadapi pasukan AlFonso VI. Sebenarnya tindakam al Mu’tamid
mengundang Yusuf ibn Tasfin banyak mengundang kritikan dari pembesar lainnya. Tapi al
Mu’tamid menjawab bahwa lebih bik ia menjadi seorang penunggang onta di Afrika daripada
menjadi seekor babi di Castile.

Yusuf ibn Tasfin menyambut baik undangan raja al Mu’tamid. Ia bergerak melalui
Spanyol Selatan berhadapan dengan pasukan Alfonso VI di Zallakh dekat Badajos dan
dengan kekuatan pasukan yang berjumlah 20.000 orang, ia berhasil mengalahkan pasukan
Alfonso VI, tapi raja Alfonso VI dapat melarikan diri dan selamat dari pasukan  Yusuf ibn
Tasfin.Dengan kemenangannya ini ia mendapat sambutan yang hangat / antusias dari rakyat
muslim Spanyol dan mendapat pujian dari para penyair Seville, tapi sayang ia tak dapat
memahami sair – sair tersebut, dan kembali ke Afrika.

Yusuf ibn Tasfin merasakan  bahwa daerah Spanyol lebih subur , nyaman dan beradap
ketimbang di Afrika  yang tandus dengan gurun sahara yang tidak menarik, maka timbul di
hatinya untuk kembali ke Spanyol, tapi bukan sebagai sekutu melainkan sebagai penakluk. Ia
ingin merebutnya dari kekuasaan al Mu’tamid yang dulu dibantunya ketika menghadapi
pasukan Alfonso VI. Pada bulan November 1090, ia memasuki kota Granada, kemudian
Seville, dan kota – kota utama lainnya.Seluruh wilayah Spanyol muslim direbutnya kecuali
kota Toledo dan Saragosa yang diizin untuk ditempati orang Kristen dan Banu Hud. Raja Al
Mu’tamid ditangkap dan dibuang ke Maroko.Berakhirlah kekuasaan Bani Abbadiyah di
tangan yang semula sekutu kemudian berubah menjadi lawan. Madzhab yang dianut oleh
dinasti Murabithun adalah Maliki. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Arab dan bahasa
Spanyol. Kemudian memilih kota Seville menjadi ibu kota kedua setelah Maroko di Afrika
Utara. Pada tahun 1106 Yusuf ibn Tasfin meninggal dunia dalam usia 100 tahun dengan
mewarisi wilayah yang luas meliputi Afrika Utara (Maroko, Aljazair sampai Senegal) ,
Spanyol , Leberia Selatan dan kepulauan Atlantik.

Kekuasaan Dinasti Murabithun kemudian diganti oleh anaknya yaitu Ali ibn Yusuf 
wafat tahun 1143 dan penguasa yang terakhir yaitu Ishaq ibn Tasyfin sampai 1147. Yang
akhirnya dinasti ini takluk pada dinasti Muwahhidin setelah ibu kota Marrakesh direbut oleh
rivalnya dari suku Barbar yang lain.

2.3.3        Dinasti Muwahhidun

Sama halnya dengan dinasti Murabithun yang memulai propagandanya dibidang


keagamaan. Atau setidak – tidaknya menjadikan agama sebagai dasar gerakan tersebut.
Pelopor dan sekaligus sebagai pendiri adalah Muhammad ibn Tumart yang lahir di Atlas
tahun 1082 M. Dia berasal dari suku Masmudah pegunungan Atlas Maroko. Dia merupakan
seorang pengelana yang haus ilmu pengetahuan. Dia belajar dari satu tempat ke tempat lain,
mulai dari Cordoba, Alexandaria, Mekkah dan akhirnya di Bagdad.

Setelah kembali dari perantauannya di Maroko, Ibn Tumart mulai mengadakan


propaganda pembaruan terhadap tradisi Islam yang dogmatis kepada Pentauhidan yang murni
dan tegas. Sebutan yang diberikan kepada pengikutnya adalah al Muwahhidin yang berarti
Penegak Keesaan Tuhan. Dalam bidang teologi ia berpaham al Asy‘ariyah sedangkan  bidang
tasauf ia memilih paham yang dikembangkan oleh imam al Ghazali dan bidang Fiqh dia
menganut madzhab Maliki . Ibn Tumart sangat keras dan terkadang kasar dalam
menanamkan moral dan kepercayaan agama, ia pernah memukul saudara perempuan dari
gubernur dinasti Murabithun di kota Fez karena tidak mengenakan kerudung.

Gerakan Muwahhidin semakin lama semakin banyak pengikutnya di Aghmat Ibn


Tumart berhasil memikat suku Berbers Atlas.Suku itu sebelumya sudah memeluk agama
Islam tapi sangat minim pengetahuan mereka terhadap Islam. Dari gerakan keagamaan
kemudian berubah menjadi gerakan politik, dan para pengikutnya menyebutnya sebagai
Imam Mahdi. Gerakan ini semakin sukses karena dibantu oleh Abdul Muin, orang yang ahli
dalam hal strategi dan militer. Di kota Tin Malal (Tinmal ) mendirikan masjid sebagai pusat
pengajaran dan propagannya, dan di kota ini pada tahun 1121 M dijadikan sebagai ibu kota
pertama al Muwahhidin.

Setelah Ibn Tumart meninggal dunia tahun 1130 gerakan ini dipimpin oleh Abdul
Mu’min yang kemudian menggunakan gelar khalifah bagi dirinya. Dia berhasil menaklukan ,
mengusai kerajaan Hammiyah di Bejaya, Ziridiyah di Ifriqiyah, Teluk Sidra , dinasti
Murabihtun dan ibu kotanya Marrakesh ( Maroko ) Afrika Utara 1145 , Padang Pasir Libya
1149. Pada tahun 1170 dia melakukan ekspansi ke Spanyol dan berhasil menguasainya, maka
berakhirlah dinasti Murabithun di Afrika Utara dan Spanyol. Kemudian dia menjadikan
Sevillle sebagai ibu kota Dinasti Muwahhidin, tapi sang penguasa ini sering mondar mandir
antara Marrakesh ( Maroko ) dan Seville di Spanyol.
Dinasti Muwahhidun mencapai kemenangan gemilang atas Spanyol dalam pertempuran
di Alarcos tahun 1195 yang menandai puncak kekuatan politik. Tapi tak lama kemudian
ummat Islam mendapat serangan dari pasukan Kristen dalam peperangan di Las Navas de
Tolosa tahun 1212. Ini merupakan satu kekalahan dalam sejarah ummat Islam di Spanyol dan
sekaligus mengawali terjadinya gerakan pemusnahan terhadap orang Islam.

Pada Dinasti Muwahhidun lahir sejumlah tokoh – tokoh filsafat dan ilmu
pengetahuan  Muslim yang sangat dihargai dikalangan Barat diantaranya : Ibn Tufayl  wafat
tahun 1185 karyanya antara lain Hayy ibn Yaqzhan , Ibn Rusyd ( Averoes ) wafat tahun
1198, karyanya antra lain :al Kulliyat fi al Thibb, Tahafut al Tahafut, Jami’, Matan Zubad ,
Ibn Zuhr ( Avenzoer ) wafat tahun 1162 karyanya at Taisir fi     al Mudawah wal al Tadbir ,
Ibn Arabi wafat tahun 1240 karyanya antara lain Fushush al Hikam, Kimiyya al
Sa’adah,Wahdah al wujud.

Pada masa ini juga tumbuh ilmu arsitektur  yang bercorak Musllim Spanyol.Sejumlah
peninggalan seni arsitektur antara lain Masjid Giralda yang sekarang menjadi Kathedral
Agung di Seville, Masjid Kutubiyyah di Marakesh, Masjid Hasan di Rabat dan di Maroko dia
membangun rumah sakit yang merupakan bangunan yang tiada tandingannya  pada
zamannya.

2.4  Kerajaan Bani Ahmar

Kita pasti mengenal salah satu bangunan monumental dengan histori yang cukup
panjang, yakni Istana Alhambra. Alhambra dalam bahasa Arabnya hamra’ bentuk jamak dari
kata ahmar yang berarti “merah”. Karena bangunannya banyak dihiasi dengan ubin-ubin,
bata-bata berwarna merah, serta penghias dinding yang agak kemerah-merahan dengan
keramik yang bernuansa seni Islami, disamping marmer-marmer yang putih dan indah. Ada
pula yang berpendapat bahwa Alhambra dinamakan demikian karena diambil dari seorang
pendirinya yakni Al- Ahmar. Hingga saat ini bangunan bernilai tinggi akan seni arsitektur ini
memperlihatkan peradaban tinggi orang-orang Islam tempo dulu. Istana ini berada di bukit La
Sabica, masih tetap berdiri sebagai bukti kejayaan Islam di Granada Spanyol.

Istana Alhambra didirikan oleh kerajaan Bani Ahmar atau bangsa Moor (Moria)
(bangsa yang berasal dari daerah Afrika Utara), satu kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di
Andalusia sekarang Spanyol.

Kerajaan Daulat Bani Ahmar berkuasa antara 1232-1492 M, didirikan oleh Sultan
Muhammad bin Al-Ahmar atau Bani Nasr yang masih keturunan Sa’id bin Ubaidah, seorang
sahabat Rasulullah saw. yang berasal dari suku Khazraj di Madinah. Bangunan Istana
Alhambra dibangun kurang lebih tahun 1238 dan 1358 M oleh Sultan tersebut yang
diteruskan oleh keturunan raja-raja Bani Ahmar. Istana Alhambra tidak langsung didirikan,
namun secara bertahap.

Istana ini dilengkapi dengan taman mirta semacam pohon myrtuscommunis dan juga
bunga-bunga yang indah harum semerbak, serta suasana yang nyaman. Kemudian, ada juga
Hausyus Sibb (Taman Singa),
taman yang dikelilingi oleh 128 tiang yang terbuat dari marmer. Di taman ini pula
terdapat kolam air mancur yang dihiasi dengan dua belas patung singa yang berbaris
melingkar, yakni dari mulut patung singa-singa tersebut keluar air yang memancar. Di
dalamnya terdapat berbagai ruangan yang indah, yaitu, Ruangan Al-Hukmi (Baitul Hukmi),
yakni ruangan pengadilan dengan luas   15 m x 15 m, yang dibangun oleh Sultan Yusuf I
(1334-1354); Ruangan Bani Siraj (Baitul Bani Siraj), ruangan berbentuk bujur sangkar
dengan luas bangunan 6,25 m x 6,25 m yang dipenuhi dengan hiasan-hisan kaligrafi Arab;
Ruangan Bersiram (Hausy ar-Raihan), ruangan yang berukuran 36,6 m x 6,25 m yang
terdapat pula al-birkah atau kolam pada posisi tengah yang lantainya terbuat dari marmer
putih. Luas kolam ini 33,50 m x 4,40 m dengan kedalaman 1,5 m, yang di ujungnya terdapat
teras serta deretan tiang dari marmer; Ruangan Dua Perempuan Bersaudra (Baitul al-
Ukhtain), yaitu ruang yang khusus untuk dua orang bersaudara perempuan Sultan Al-Ahmar;
Ruangan Sultan (Baitul al-Mulk); dan masih banyak ruangan-ruangan lainnya seperti ruangan
Duta, ruangan As-Safa’, ruangan Barkah, Ruangan Peristirahatan sultan dan permaisuri di
sebelah utara ruangan ini ada sebuah masjid yakni Masjid Al-Mulk.

Selain itu, istana merah ini dikelilingi oleh benteng dengan plesteran yang kemerah-
merahan. Yang lebih unik lagi pada bagian luar dan dalam istana ini ditopang oleh pilar-pilar
panjang sebagai penyangga juga penghias istana Alhambra. Kemudian, dinding istana itu
baik di luar atau pun dalam istana banyak dihiasi dengan kaligrafi-kaligrafi Arab dengan
ukiran yang khas yang sulit dicari tandingannya.

Semula kerajaan ini hanya kerajaan kecil saja namun dengan cepatnya kerajaan ini
menjadi kerajaan kuat dan megah hingga dua setengah abad lebih berkuasa. Kekuatan ini
bukan saja dari kematangan pola pikir para pemimpinnya, tetapi keadaan alam pun ikut
mendukung kejayaannya. Wilayah Granada termasuk daerah sebuah bukit atau pegunungan
yang indah dengan ketinggian kurang lebih 150 m, dengan luas kira-kira 14 ha, satu daerah
yang sukar dimasuki oleh musuh namun mudah dipertahankan, sekarang Bukit La Sabica.
Pada masa kejayaannya istana Alhambra ini dilengkapi dengan barang-barang berharga
seperti barang yang terbuat dari logam mulia, perak, dan permadani-permadani indah yang
masih alami buatan tangan manusia.

Raja-raja Bani Ahmar sangat memperhatikan akan kemakmuran rakyat sehingga pada
saat itu bidang pertanian, dan roda perniagaan sangat maju. Selama 260 tahun kerajaan raja-
raja Bani Ahmar berkuasa, namun timbul di antara mereka perselisihan juga sengketa. Inilah
yang menyebabkan lemahnya kerajaan Bani Ahmar. Bagaimanapun gigihnya usaha Sultan
Muhammad XII Abu Abdillah an Nashriyyah raja terakhir Bani Ahmar untuk
menyelamatkan kerajaannya, akhirnya runtuh juga oleh dua buah kerajaan Kristen yang
bersatu dari utara. Maksud dari dua buah kerajaan ini adalah karena perkawinan
Karel/Ferdinand V (L. 1452-W. 1516) dari Aragon menikah dengan saudari Henry IV yaitu
Ratu Isabella (L. 1451-W. 1504) dari Castille dan Leon. Keduanya menikah tahun 1469. Raja
Ferdinand V dan Ratu Isabella ini, keduanya yang mendukung dan membantu rencana
penjelajahan Columbus di tahun 1492.

Pada pertengahan 1491 M, Raja Ferdinand V telah mengepung Granada selama tujuh
bulan, Ferdinand V berkemah di Gumada di sebelah selatan kota. Sebelumnya Ferdinand V
telah menguasai kota-kota lain seperti Malaga pelabuhan terkuat di Andalusia, kemudian
Guadix dan Almunicar, Baranicar, dan Almeria. Yang terakhir adalah Granada yang
diserahkan oleh raja terkahir Bani Ahmar Abu Abdillah. Penyerahan Granada ini diserahkan
di halaman Istana Alhambra.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Sebagaimana telah dipaparkan diatas sebelum Islam masuk di Afrika Utara daerah itu
berada dibawah kekuasaan kekaisaran Romawi. Kaisar-kaisar Romawi dikenal dalam sejarah
sebagai penguasa-penguasa yang kejam, lalim dan berdarah penjajah. bermacam-macam
pungutan pajak yang sangat memberatkan rakyat mereka ambil secara sewenang-wenang
mulai dari pajak yang diwajibkan atas tiap jiwa, ada pajak pakaian, pajak perabot rumah
tangga, bahkan ada pajak orang mati. Jika ada daerah yang mengadakan pemberontakan
mereka tidak segan untuk menindak pemberontak itu dengan bengis dan kejam.

Sementara setelah kedatangan Islam berbagai tindakan kezaliman itu


dihapuskan,bahkan orang-orang barbar banyak yang diakomodasi dalam pemerintahan
Sedangkan islam mengakar di Andalusia bukanlah melalui pemaksaan, melainkan sebab
Islam jalan alternatif yang jelas lebih superior dan lebih sehat kepada orang-orang setempat.

Afrika Utara merupakan pintu gerbang penyebaran Islam ke Eropa. Dari Afrika Utara
lalu ke Spanyol yang termasuk benua Eropa. Penyebaran Islam ke Afrika Utara sudah
dimulai sejak khulafaurrasyidin, yaitu pada masa Umar bin Khattab. Pada tahun 640 M
Panglima Amr bin Ash berhasil memasuki Mesir. Kemudian pada khalifah Uthman bin
Affan penyebaran Islam meluas ke Barqah dan Tripoli.
 Tapi penaklukan atas kedua kota tersebut tidak berlangsung lama karena Gubernur
Romawi berhasil merebut ke dua itu kembali. Karena Gubernur Romawi ini kejam  dan
memeras rakyat sehingga rakyat ( penduduk ) meminta bantuan kepada orang – orang Islam.
Permintaan itu disanggupi oleh khlalifah Uthman bin Affan. Namun bantuan itu baru bisa
terealisasi pada pemerintahan Bani Umayyahyaitu pada masa Muawiyah bin Abi
Sufyan.Muawiyah bin Abi Sufyan mempercayakan tugas itu pada panglimanya yang
bernama Uqbah ibn Nafi al Fihri . Dan Uqbah ibn Nafi al Fihri berhasil menekan suku barbar
dan menghalau pasukan Romawi dari daerah tersebut. Mulai sejak itu Afrika Utara dikuasia
olehBani Umayyah lalu Bani Abbas, Rustamiyah, Idrisiyah, Aglabiyah, Ziridiyah,
Hammadiyah kemudian Murabithun dan Muwahhidun.

3.2 Saran

Sejarah peradaban islam yang terjadi di afrika utara adalah termasuk sejarah yang tidak
boleh dilupakan oleh penerus bangsa islam, karena banyak yang dapat di ilhami dari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di Afrika Utara zaman dahulu bahwa islam pernah Berjaya
pada masa khulafaur rasyidin dan para Dinasti-dinasti. Afrika Utara merupakan pintu gerbang
penyebaran Islam ke Eropa. Dari Afrika Utara lalu ke Spanyol yang termasuk benua Eropa.
Penyebaran Islam ke Afrika Utara sudah dimulai sejak khulafaurrasyidin, yaitu pada masa
Umar bin Khattab. Pada tahun 640 M Panglima Amr bin Ash berhasil memasuki Mesir.
Kemudian pada khalifahUthman bin Affan penyebaran Islam meluas ke Barqah dan
Tripoli. Banyak juga yang perlu diketahui di dalam kisah/sejarah islam di afrika utara.

DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirosah Islamiah II (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2006) hlm 88.
Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, terj. Adang affandi (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 313.
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I (Jakarta: UI-Press, 2002),
hlm. 56-88.
Siti Maryam dkk, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern (Yogyakarta:
LESFI, 2004) hlm 79.
Ahmad Tompson dan Muhammdad ‘Atta Ur Rahim, Islam Andalusia Sejarah Kebangkitan
dan Keruntuhan (Jakarta: Penerbit Gaya Media Pratama, 2004) hlm.40.

Anda mungkin juga menyukai