Anda di halaman 1dari 43

http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.

html
minggu 15-09-2013 10:48

PERIODISASI SEJARAH ISALAM

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara objektif dapat dikatakan bahwa sejarah hanyalah mempengaruhi masa yang akan
datang, dengan kata lain aliran modern dalam Islam pasti mempunyai kaitan dengan sejarah
Islam sebelumnya baik dari Nabi dan seterusnya. Hal yang dapat dipahami bahwa Islam pra
dewasa ini tidak luput dari sejarah Islam masa lalu (baca: masa Rasulullah) yang cukup panjang
untuk diuraikan satu persatu, oleh sebab itu perlu kiranya kami membahas hal yang dianggap
berkaitan dengan hal tersebut yang merupakan materi dari perkuliahan kita, yaitu seputar tentang
keadaan keilmuan Islma pada periode klasik yang meliputi empat unsur pokok.
Pertama, masa Rasulullah, Khulafaurrasyidin, bani Umayyah dan Bani Abbasiyyah.
Kedua, periode pertengahan yaitu masa tiga kerajaan besar, Turki Utsmani, Dawlah Shafawiyah,
dan Dawlah Mongholiah di India. Dan ketiga, periode modern yaitu pada 1800 sampai dengan
sekarang, dilanjutkan dengan pembahasan yang ada kaitannya dengan keadaan Indonesia pada
saat itu yang juga meliputi tiga hal, periode mitos, politik, dan ilmu. Beberpa sub pembahasan di
atas memang kedengarannya sangat familiar di telinga kita ketika berada dalam ranah sejarah,
tetapi perlu kiranya digaris bawahi bahwa dalam aliran modern dalam Islam tidak akan
melupakan proses terbentuknya aliran tersebut. Dan untuk lebih rincinya marilah kita bahas
bersama bab-baba selanjutnya.
B. Rumusan Masala
1. Bagaimana perkembangan Islam pada periode klasik, pertengahan dan modern?
2. Bagimana keadaan Islam Indonesia pada periode mitos, ideologi dan ilmu?
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

BAB II
DUNIA ISLAM PADA PERIODE KLASIK, PERTENGAHAN DAN MODERN

A. Periode Klasik (650-1250 M)

Periode ini ditandai dengan adanya masa kemajuan Rasulullah SAW, Khulafaurrasyidin,
Bani Umayyah, dan masa-masa permulaan Dawlah Abbasiyah. Semenjak Rasululah hijrah dar
kota Mekkah ke Madinah. Islam pada saat itu telah mengalami awal kemajuan, yaitu dengan
adanya proklamasi berdirinya sebuah negara dengan nama Madinah al-Munawwarah bagi kota
Yatsrib, kemudian mendirikan masjid Nabawi sebagai pusat kegiatan umat Islam,
mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar yaitu persaudaraan berdasarkan agama
sebagai basis warga negara, membuat undang-undang dan peraturan berdasarkan perjanjian-
perjanjian yang terkenal dengan istilah Traktat Madinah, membuat batas wilayah sebagai basis
teritorial dengan membuat parit pada waktu perang Khandaq, membua lembaga-lembaga
pelengkap sebuah pemerintah, semisal angkatan perang, pengadilan, lembaga pendidikan, bait
al-mal, lembaga yang mengatur administrasi negara serta menyusun ahli-ahli yang cakap yang
bertindak sebagai pendamping Nabi.1[1] Tetapi, sebelum Nabi hijrah beliau telah membuat suatu
tempat pertemuan di rumah sahabat Abu al-Arqam, di luar kota mekah. Di situlah Rasulullah
berdakwah dan sekaligus membimbing dan mendidik umat Islam awal sehingga tempat itu dapat
dianggap sebagai lembaga pendidikan yang didirikan oleh Rasul. Melalui usaha-usaha tersebut
Islam mulai berkembang, dalam 23 tahun Rasul telah mengubah bangsa Arab dari bangsa
Jahiliyah menjadi bangsa yang berperadaban dengan jiwa yang Islami, bersatu, berakhlaq mulia,
dan berpengetahuan. Saat itulah Peradaban Islam lahir.

Setelah Rasulullah wafat, Khulafaurrasyidin menggatikan kedudukan beliau sebagai


pengelola negara dengan Khalifah pertama yaitu Abu Bakar Assiddiq, Umar bin Khattab, Usman
bin Affan, dan Ali bin Abi Thallib. Di antara empat khalifah tersebut, ternyata Umar bin Khattab
mempunyai kedudukan istimewa yang terletak pada kemampuannya berpikir kreatif kebrilianan
beliau dalam memahami sariat islam, sangat jenius dalam menata lembaga pemerintahan, cerdik
dalam mengatur negara yansudah demikian luas dan lihai dalam menghadapi masalah baru yang

1[1] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Prenada Media, Jakarta Timur,2004), hal: 21-20
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

belum pernah timbul pada masa Rosulullah dan khalifah Abu Bakar yaitu denga berijtihad untuk:
untuk menetapkan hukum terhadap masalah-masalah baru, untk memperbaharui organisasi
negara,dan mengembangkan ilmu. Selaian itu setelah menjadi kepala negara Umar mengubah
nama kepala negara yang semula berglar Khulafaurrasidin menjadi Amir Al-mukminin.Umar
melanjutkan perluasan wilayah ke tiga arah yaitu ke utara menuju wilayah Syria di bawah
piminan Abu Ubaidah Ibnu Jarrah. Ke barat menuju mesir di bawah pimpinan Amr Ibn Al-‘Ash.
Dan ke timur kewilayah Irak di bawah pimpinan Surahbil bin Hasanah. Tetapi usaha-usaha mulia
khalifah Umar tidak berlangsung lama karena Umar terbunuh oleh orang yang sakit hati
kepadanya, sekalipun demikian Umar diakui oleh sarjana muslim dan non muslim bahwa beliau
adalah orang kedua setelah nabi yang paling menentukan jalan kebudayaan Islam.

Setelah masa Khulafaurrasyidin, kepemimpinan daulah Islamiyah berada sepenuhnya


kepada bani Umayyah dengan Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai pelopornya, dan sistem
kepemimpinannya bersifat monarki. Dalam usahanya untuk memajukan negaranya Muawiyah
melakukan berbagai langkah-langkah di antarnya mengembangkan ilmu pengetahuan, jika masa
Nabi dan Khulafaurrasyidin perhatian terpusat kepada al-Quran dan Hadits, maka lain halnya
dengan masa pemerintahan Muawiyah yang tepusat kepada ilmu-ilmu yang diwariskan oleh
bangsa-bangsa sebelum muculnya Islam yang sudah berada dalam kekuasaan Islam pada saat itu,
seperti Yunani Iskandariyah, Antiokiah, Harran, Yunde Sahpur, yang kemudian peradaban
bangsa-bangsa tersebut dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan Islam yang sebelumnya beragama
Yahudi, Nasrani, Zoroaster. Bahkan di antara ilmuwan tersebut ada yang mendapatkan jabatan
tinggi di istana khalifah, dengan menjadi dokter pribadi, bendaharawan, atau wazir, sehingga
kehadiran mereka sedikit banyak mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan pada saat itu.

Keikut sertaan ilmuwan nonmuslim dalam perkembangan ilmu pengetahuan, menjadikan


ilmu pengetahuan pada saat itu lebih sistematis. Selain itu, ulama-ulama yang dikirm oleh
khalifah Umar pada saat pemerintahannya menjadikan perkembangan ilmu pengetahuan pada
saat itu bisa dibilang pesat, terbukti sistem yang sebelumnya menggunakan hafalan, pada saat itu
berubah menjadi sistem tulisan menurut aturan-aturan ilmu pengetahuan yang berlaku. Ilmu
pengetahuan juga telah mengalami pembidangan atau penklsifikasian, yaitu;

1. Ilmu pengetahuan bidang agama, meliputi segala ilmu yang bersumber dari al-Quran dan hadits.
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

2. Ilmu pengetahuan bidang sejarah, meliputi segala ilmu yang membahas tentang perjalanan
hidup, kisah, dan riwayat.
3. Ilmu pengetahuan bidang bahasa, meliputi segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu,
sharraf,dan lain-lain.
4. Ilmu pengetahuan bidang filsafat, meliputi segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa
asing, seperti ilmu mantiq, kedokteran, kimia, astronomi, ilmu hitung, dan ilmu lain yang
berhubungan dengan ilmu itu.
Dengan demikian ilmu pengetahuan sudah merupkan satu keahlian, masuk ke dalam
bidang pemahaman dan pemikiran yang memerlukan pada sistematika dan penyusunan.

Namun kepemimpinan bani umayyah tidak berlangsung lama, hal itu disebabkan
terjadinya kekacauan-kekacaun yang disebabkan penindasan yang terus menerus terhadap
pengikut Ali dan bani hasyim pada umumnya, juga merendahkan kaum muslimin yang bukan
bangsa Arab sehingga mereka tidak di beri kesempatan dalam pemerintahan, juga adanya
pelanggaran terhadap ajaran Islam dan hak-hak asasi manusia dengan cara terang-terangan. Oleh
sebab itu muncullah gerakan rahasia yang dipelopori oleh bani hasim yang menghimpun
keturunan Ali (Allawiyyin) dengan pemimpin Abu Salamah, keturunan Abbas (Abbasiyah) yang
di pimpin oleh Ibrahim Al-Imam, gerkan tersebut berpusat di Khurasan. Pada tahun 132 H/750
M tumbanglah bani umayyah dengan terbunuhnya Marwan bin Muhhammad sebagai khalifah
terahir. Dengan terbunuhnya marwan mulailah berdiri daulah bani Abbasiyah dengan di
anggkatnya khalifah pertama yang bernama Abdullah Bin Muhammad dengan gelar Abu al-
Abbas al-Aaffah, pada taun 132-136H/750-754M.

Perkembangan pengetahuan pada masa daulah bani Abbasiyah secara besar-besaran di


rintis oleh khalifah Ja’far Al Mansur, setelah ia mendirikan kota Bagdad (144H/762M) dan
menjadikanya sebagai ibu kota negara. Dia merangsang pembukuan ilmu agama, bahasa dan
sejarah dengan cara menarik para ulama’ dan para ahli dari berbagai daerah untuk datang dan
tinggal di Bagdad. Akan tetapi hal yang lebih mendapatkan perhatian adalah penerjemahan buku
yang berasal dari luar.

Pada saat ini penggolongan ilmu pengetahuan dapat di bedakan menjadi dua yaitu ilmu
naqli dan ilmu aqli. Ilmu naqli adalah ilmu yang bersumber dari al-Quran dan Hadits, yaitu ilmu
yang berhubungan dengan agama. Ilmu ini mulai di susun dasar perumusannya sekitar 200 tahun
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

setelah hijrah nabi sehingga menjadi ilmu yang kita kenal, seperti ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu
kalam, ilmu tasawuf, ilmu bahasa dan ilmu fiqih. Sedangkan ilmu aqli adalah ilmu yang
didasarkan kepada pemikiran (rasio). Ilmu yang tergolong dalam jenis ini kebanyakan di kenal
umat Islam berasl dari terjemahan asing; Yunani, Persia dan India. Memang dalam al-Quran
terdapat dasar-dasar ilmu tersebut, tetapi umat Islam mengenal ilmu tersebut setelah mempelajari
buku-buku terjemahan asing. Yang termasuk dalam golongan ilmu ini antara lain kedoktern,
kimia, filsafat, fisika, tata negara, musik, astronomi dan ilmu hitung.

Demikianlah masa klasik peradaban Islam di dunia sejak Rasulullah sampai permulaan
daulah Abbasiyah yang merupakan masa keemasan perkembangan Ilmu pengetahuan sebelum
kemudian masa daulah Abbasiyah melemah dan hengkangnya beberapa negara provensi untuk
menyaingi kekuatan-kekuatan baru untuk menyaingi Abbasiyah.

B. Periode Pertengahan (1250-1800 M.)

Pada periode ini terjadi dua masa kemunduran dan masa Tiga Kerajaan Besar. Turki
Utsmani, Dawlah Shafawiyah, dan Dawlah Mongoliyah di India. Fase Tga Kerajaan Besar
mengalami kemajuan pada tahun 1500-1700 M. dan mengalami kemunduran kembali pada 1700-
1800 M.

Masa kemunduran ini ditandai dengan, yaitu :

1. Pintu Ijtihad seakan-akan tertutup

Pada masa ini yang menonjol dibandingkan masa sebelumnya ialah berkarnya ruh taqlid
dalam jiwa dan hati para ulama sehingga tidak dijumpai dalam kelangan mereka yang jiwanya
mencapqai ketingkat ijtihad.

2. Putusnya hunbungan antar ulama

Pada zaman ini, tidak ada pengembaraan kepada kota-kota lain untuk belajar dan bertukar
ilmu pengetahuan atau bersilaturrahim, mereka hanya cukup belajar dikampung-kampung sendiri
sehingga menjadikan pemikiran mereka sempit dan tidak adanya pembelajaran terhadap kitab-
kitab para imam-imam terdahulu.

3. Zaman ikhtisar dan syarah


http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Dengan pemikiran mereka yang sempit mereka mencoba bahkan memaksa untuk
mengikhtisarkan kitab-kitab ulama terdahulu, sehingga hasilnya seakan menjadi teka-teki yang
sulit dimengerti. Yang terjadi kemudian memaksa murid atau temannya untuk mensyarahkan
kitabnya yang masih mengandung teka-teki.

Turki Usmani atau yang juga disebut dengan daulah Smaniyah berasal dari suatu kabilah
yang idup di turkistan, dibawah pimpinan Sulaiman Syah. Daulah ini berdiri pada tahun 1300 M
di Asia kecil oleh Usman di atas puing-puing kesultanan Saljuk. Daulah ini juga berhasil
menjadikan Islam kembali berdiri gagah dan dapat menyambung usaha serta kemegahan yang
lama sampai kepermulaan abad XX ini.

Selanjutnya pada tahun 1516 M/923 H daulah Usmaniyah memegang kendali dunia Islam
yang berpusat di Istambul dengan terlegih dahulu melebarkan sayap dari semenanjung Balkan ke
sebelah Timur sehingga dalam waktu singkat seluruh Persia dan Irak yang sebelumnhya dikuasai
daulah Shafawiyah dengan beraliran syi’ah dapat direbut. Pemimpin pada masa ini disebut
‘sultan’ yang kemudian lebih mementingkan hal keduniawian seperti halnya politik, lain halnya
dengan masa sebelumnya yang pemimpinnya disebut ‘khalifah’ karena dasarnya ialah prinsip
Islam yang meliputi dunia dan akhirat, negara dan agama, serta menonjolkan hukum Islam dalam
berbagai persoalan. Perhatian pada masa ini yang lebih kepada hal-hal keduniawian sangat
berpengaruh kepada pertumbuhan kebudayaan dan perkembangan ilmu pengetahuan, hingga
pada masa yang suram ini hampir tidak pernah lahir ulama atau ilmuan yang mempunyai
pemikiran orisini, hanya terdapat segelintir saja seperti Haji Kholifa (Mustafa ibn Abdullah 1068
H/ 1658 M) seorang yang berpengetahuan luas, prajurit yang berani, dan pengarang yang cakap
di antra bukunya adalah Mizan al-Haq Fi Ikhtiyari al-Ahaq yiatu tentang tasawuf. Daud Inthaqy
(Daud ibn Umar al-Inthaqy al-Dharif 1008 H/1598 M) seorang dokter yang terkenal pada
zamannya dan juga seorang pengarang buku kedokteran, di antaranya buku Tadzkirah Ulil Albab
wa al-Jumu’u lil Ujbi al-Ujab tentang ilmu kedokterna sebanyak tiga jilid.

Sedangkan dalam bidang seni, sya’ir dan arsitektur daulah Usmaniyah mempunyai jasa
yang tidak kecil. Bapak penyair muslim Jalaluddin Rumi (Muhammd ibn Husin al-Khotib al-
Bakri, dilahirkan di Balch, Persi 604H/1217M-672 H/1273 M), sebab pengaruhnya seni bersyair
berkembang di dunia Islam, khususnya di Turki pada masa Usmaniyah. Sedangkan dalam bidang
arsitektur, daulah Usmaniyah mempunya madzhab sendiri yang disebtu style Usmaniyah. Yaitu
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

perpaduan antara arsitektur Byzantium dan turki Usmaniyah sehingga menghasilkan perwujudan
dalam bentuk qubah setengah lingkaran dengan pilar-pilar yang besar sebagaimana terlihat pada
bentuk qubah masjid Istiqlal di Indonesia.

Di tengah kejayaannya separuh dari wilayah daulah Usmaniyah Eropa yang beribu
kotakan Konstantinopel, Eropa, yang merupakan salah satu pusat peradaban Barat pada zaman
pertengahan. Maka tidak heran lagi kalau daulah Usmaniyah sedikit banyak terpengaruhi oleh
kondisi Eropa. Kekuasaan terakhir yang yang pernah dilakukan oleh daulah Usmaniyah adalah
mampu menguasai daerah Eropa sampai benteng Wina dengan sultan Sulaiman Agung (1520-
1968 M) setelah itu daulah Usmaniyah mengalami kemunduran yang salah satu faktornya adalah
ditemukannya jalan ke Timur melalui Tanjung Pengharapan oleh bangsa Portugis sehingga
semua hubungan perdagangan antara Timur dan Barat yang semula lewat Jalur Tengah yang
dikuasai oleh daulah Usmaniyah sepenuhnya berpindah melalui jalur Tanjung Pengharapan,
sehingga yang mulanya keuntungan diambil oleh daulah Usmaniyah yang digunakan sebagai
segala pembiayaan kekayaan daulah beralih menjadi milik bangsa Portugis. Ditambah
ditemukannya benua Amerika oleh bangsa Spanyol dan adanya semangat baru berasal dari
pemikiran dan intelektual yang diwarisi dari kebudayaan Islam telah mengantarkan Eropa kearah
kemajuan, sebaliknya mendorong dunia Timur, daulah Usmaniyah khususnya mengalami
kemunduran yang mulai tampak setelah tentara Usmaniyah yang berada di benteng Wina
mengalami kekalahan pada tahun 1683 M. Kekalahan itu berlanjut sehingga ditandanganinya
perjanjian Carlowiz 1699 M, daulah Usmaniyah harus menyerahkan Hongaria kepada Australia,
Podolia kepada Polandia dan Arov kepada Rusia. Kemunduran tersebut tidak bisa ditanggulangi
karena krisisnya ulama dan ilmuan Islam serta minimnya sumber dana pada waktu itu.

Daulah Syafawiyah berasal dari sebuah gerakan tasawuf yang dipimpin oleh Syekh
Shofiudin yang berasal dari tanah Arab sebelah Selatan yang kemudian pindah ke Ardabil di
Azerbayen dan beliau maih keturunan imam Syi;ah yang keenam Musa al-Khazim. Ismail bin
Haidar lahir tahun 1487 M, seorang yang merubah gerakan tasawuf menjadi kerajaan duniawi.
Di uisanya yang beru menginjak 15 tahun, dia telah memproklamirkan dirinya sebagai raja Besar
Iran dan pembela madzhab syi’ah yang kemudian dijadikan mazhab resmi negeri Iran, dengan
tentaranya yang teratur, fanatik dan sangat menentang kepada paham selain Syi’ah.
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Pada saat daulah Usmaniyah mencapai kebesarannya dengan sultannya Sulaiman Agung,
sultan yang terbesar daulah Syafawiyah Abbas yang Agung, naik tahta dalam usia 17 tahun dan
memerintah pada tahun 1558-1620 M. Dengan cara bekerja sama melakukan perdamaian dengan
sultan Sulaiman Agung, sultan Abbas yang Agung melakukan beberapa perbaikan terhadap
daulahnya sehingga mengalami perluasan keberbagai daerah. Selain itu pulau-pulau Hermuz di
teluk Persi juga dikuasai dan dijadikan sebagai bandar perniagaan dengan nama bandar Abbas.
Juga dijadikannya Isfahan sebagai Ibukota, pada zaman ini kebudayaan dan ilmu pengetahuan
mengalami perkembangan. Namun setelah sultan ini wafat, daulah Shafawiyah mengalami
kemunduran sampai tahun 1722 M, sultan terakhir Husain Syah harus menyerahkan mahkota
kerajaan Iran kepada Mir Muhammad Khan penguasa negeri iranselanjutnya dari Afghanistan.

Daulah Munghal India didirikan ole seorang keturnan Hulago dari bangsa Mongol yang
pernah mengahancurkan Baghdad termasuk juga di dalamnya agama Islam dan kebudayaannya.
Pendirinya adalah Baber yang berarti singa, nama aslinya yakni Zahir ad-Din, putra Syekh Umar
yang menjadi Amir di negeri Farghanah, keturunan langsung dari Miransyah, putra ketiga Timur
Lenk, dan ibunya keturunan Jenghis Khan. Kerajaan daulah Munghal India ini berjalan selama
330 tahun (1527-1857 M) dengan 10 orang raja yang berpengaruh besar, di antaranya sultan
Akbar membentuk bahasa Urdu untuk menyatukan seluruh bangsa yang berada di bawah
kekuasaannya, sampai saat ini bahasa Urdu tetap dipakai di Pakistan. Kemudian setelahnya
muncul sultan Johangir dan Syekh Jehan yang membangun Taj Mahal untuk makam
permaisurinya yang sangat dia cintai. Setalah itu putranya Aurangzeb yang terkenal kuat
keagamaannya, menganut aliran ahli sunnah. Jasanya menjadikan seluruh india kecuali daerah-
daerah terpencil berada di bawah kekuasannaya pada tahun 1690 M dengan menghadapi bangsa
Hindu, Inggris dan Portugis yang mulai berdatangan. Selain itu hasil karyanya ialah
membukukan hukum Islam mengenai soal muamalat. Usaha kondifikasi ini dinamakan “ahkam
alam giriyah” menurut gelaran yang dipakainya.

Namun pada permulaan abad XVIII M kerajaan Munghal India mulai memasuki zaman
kemunduran yang disebabkan adanya perebutan kekausaan oleh putra-putra raja sehingga daulah
ini tidak dapat mempertahankan kejayaannya. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh golongan
Hindu yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan daulah Munghal India seperti pemberontakan
golongan Sikh disebelah utara Delhi, Golongan Maratha di daerah Gurajat 1732 M, tak
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

ketinggalan juga adanya usaha-usaha bangsa Inggris untuk memperoleh daerah di India terutama
di Benggal.

C. Peridoe Modern (1800- sekarang)

Periode ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir yang
berakhir di tahun 1801, membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan
kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Raja dan
pemuka-pemuka Islam mulai berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan balance of power,
yang telah pincang dan membahayakan Islam. Kontak Islam dengan Barat sekarang berlainan
sekali dengan kontak Islam dengan Barat di periode klasik. Pada waktu itu Islam sedang menaik
dan Barat sedang dalam kegelapan. Sekarang, sebaliknya Islam dalam kegelapan dan Barat
sedang menaik. Kini Islam yang ingin belajar dari Barat.

Dengan demikian timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran pembaharuan atau
modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaimana
caranya membuat umat Islam maju kembali sebagai di periode klasik.2[2] Usaha-usaha ke arah
itupun mulai dijalankan dalam kalangan umat Islam dengan melakukan berbagai pembaharuan.

1. Kerajaan dan Negara Islam Beserta Era Pembaharuannya


a. Kerajaan Mughal India
Setalah kerajaan Munghal India mengalami kemunduran, kekuasaan berada sepenuhnya
di tangan kolonial Inggris, bahkan biaya hidup raja di Munghal India diberikan oleh kolonial
Inggris, sehingga menjadikan kerajaan Munghal pada waktu itu sebagai simbol dan lambang
belaka. Hingga akhirnya terjadilah perlawanan terhadap kolonial Inggris yang dilakukan oleh
Shah Abdul Azizi dengan para muridnya setelah sebelumnya muncul ide pembaharuan diseluruh
India yang dicetuskan oleh guruya sendiri Shah Waliullah Dehalwi pada abad ke-18. Perlawan
tersebut dilakukan untuk membersihkan ajaran-ajaran agama yang bukan dari Islam. Ia
berprinsip daerah-daerah yang dikuasai selain Islam, harus segera direbut kembali. Namun,
akhirnya dia terbunuh dalam sebuah pertempuran di Balakot.

Setelah itu muncullah tokoh baru Islam di India yaitu Sayyid Ahmad Khan. Ia mengajak
umat Islam untuk belajar bahasa Inggris, dan melakukan politik kompromi dengan Inggris.

2[2] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1979), hal. 88-89
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Dalam berbagai tulisan, seminar dan pidato, Ahmad Khan menyampaikan misinya yaitu
menginginkan agar umat Islam mendirikan Negara sendiri, jangan bercampur dengan umat
Hindu. Karena umat Islam akan tersisih menjadi minoritas.

Pada 1885, orang India bergabung dengan partai politk all Indian National Congress,
tujuannya adalah untuk mendapatkan kemerdekaan, baik kelompok Islam maupun non muslim
dalam satu wadah. Namun, tokoh-tokoh muslim mulai berpikir kembali bahwa umat Islam di
India harus memiliki Negara sendiri, maka terbentuklah Partai Liga Muslim pada tahun 1906 di
Dhaka atas prakarsa Nawab Vikarul Mulk dan Sir Salimullah.

Usaha tersebut tidak sia-sia. Pada 15 Agustus 1947, mendapatkan tujuan yang dimaksud,
yaitu memperoleh kemerdekaan dan mendirikan negara sendiri yang berbasis Islam. Negara itu
dinamai Pakistan, dengan presiden pertamanya Ali Jinnah.

b. Mesir
Mesir mulai zaman modern ketika terjadi persinggungan antara Barat (perancis) dan
Mesir dengan ekspedisi Napoleon tahun 1798. Ketika Perancis angkat kaki dari Mesir
pemerintahan diganti oleh Muhammad Ali Pasya sebagai gubernur Turki Usmani. Ia memulai
memodernisir Mesir, terutama di bidang militer dan berkuasa hingga tahun 1848 yang kemudian
digantikan oleh anaknya, Ibrahim Pasya.

Tahun 1882 terjadi pemberontakan Urabi Pasya terhadap Inggris yang menguasai Mesir.
Negeri lembah Nil itu baru merdeka dari Inggris tahun 1922. keturunan Muhammad Ali Pasya
berkuasa di Mesir hingga tahun 1953, ketiak Mesir dipimpin oleh Raja Faruq. Kemudian
digantikan oleh Muhammad Naguib dan Mesir berubah menjadi negara Republik. Ia menggalang
persatuan dengan Syiria yang diberi nama Republik Persatuan Arab pada tahun 1958. Namun,
persatuan itu tidak lama, hanya sampai September 1961.

2. Pemikiran Islam Modern


Berawal dari kegelisahan umat Islam pada saat itu, yaitu banyaknya muncul
penyelewengan-penyelewengan ajaran Islam, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun dalam
tingkatan politik dan pendidikan. Maka diperlukan adanya proses modernisasi maupun
pembaharuan dari bidang akidah, politik dan pendidikan.

Pembaharuan dalam Bidang Akidah


http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

a. Muhammad ibn Abdul Wahhab


Pemikiran Muhammad ibn Wahhab mempengaruhi dunia Islam di masa modern sejak
abad ke-19. Muhammad ibn Abdul Wahab lahir di Uyainah, Nejd Arabia Tengah pada tahun
1115-1703 M. Ayahnya Abdul Wahhab adalah seorang hakim di kota kelahirannya. Di masa
pemerintahan Abdullah ibn Muhammad ibn Muammar dan mengajar fiqh dan hadis di masjid
kota tersebut. Kakeknya Sulaiman, adalah seorang mufti di Nejd. Ia mulai belajar agama dari
Ayahnya sendiri dengan membaca dan menghafal al-Qur’an. Di samping belajar kitab-kitab
agama aliran Hanbali, ia berkelana mencari ilmu ke Mekkah, Madinah dan Basra.

Sebutan Wahhabiyah adalah nama yang diberikan kepada kaum muwahhidun (kelompok
pemurnian tauhid) oleh lawan-lawannya, karena pemimpinnya bernama Muhammad ibn Abdul
Wahab. Pemikiran keagamaan yang dibawakan olehnya dan menonjol difokuskan pada
pemurnian tauhid, yakni meng-Esa-kan Allah yang tiada sekutu bagi-Nya. Namun, dengan
berjalannya waktu, gerakan mereka berkembang menjadi gerakan politik. Meski demikian, ia
tidak meninggalkan misi asalnya yaitu pemurnian Islam.

Menurutnya, pembagian tauhid dikategorikan menjadi tauhid ilahiyyah, rubbubiyah,


asma, sifat dan tauhid af’al yang disebut juga tauhid ilm dan i’tiqad. Baginya, syirik adalah orang
yang menyekutukan Allah dan tidak akan diampuni oleh Allah dosa yang disebabkan tersebut.
Pembagian syirik menjadi dua, yaitu syirik akbar (syirik yang nyata) dan syirik asghar (syirik
yang tidak tampak) seperti berbuat berlebihan terhadap mahluk yang tidak boleh seseorang
beribadah kepadanya, bersumpah kepada selain Allah dan riya’.

b. Muhammad Abduh
Muhammad Abduh lahir di Mesir pada tahun 1849 M, ayahnya bernama Abdul Hasan
Khoirullah yang berasal dari Turki, dan ibunya seorang Arab yang silsilahnya sampai kepada
suku Umar Bin Khatab. Abduh termasuk anak yang cerdas, meskipun ia bersal dari keluarga
petani miskin di Mesir. Sejak kecil ia tekun belajar dan melanjutkan studinya di al Azhar.

Sebagai rektor al-Azhar, ia memasukkan kurikulum filsafat dalam pendidikan di al-


Azhar, upaya ini dilakukan untuk mengubah cara berpikir orang-orang al-Azhar. Akan tetapi
usahanya ini mendapat tantangan keras dari para syekh al-Azhar lainnya yang masih berpikiran
kolot. Oleh karena itu, usaha pembaharuan yang dilakukan lewat pendidikan di al-Azhar tidak
berhasil.
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Meskipun begitu, ide-ide pembaharuan yang dibawa Abduh, memberikan dampak positif
bagi perkembangan pemikiran dalam dunia Islam. Selain sektor pendidikan, proyek
pembaharuan Abduh menurut professor sejarah Islam di University of Massachuussets adalah
politik dan ranah sosial keluarga yaitu peran wanita. Disamping tiu, Murodi dalam tulisannnya
menambahkan analisisnya bahwa ide-ide pemikiran Abduh diantaranya adalah; pembukaan pintu
ijtihad, penghargaan terhadap 'akal' (Rasionalitas), kekuasaan Negara harus dibatasi oleh
konstitusi, memodernisasikan sistem pendidikan Islam di al Azhar.3[3]

c. Muhammad Rasyid Ridho


Rasyid Ridho dilahirkan di al-Qalamun, di pesisir laut Tengah, pada tanggal 23
September 1865 M. Pendidikan bermula di madrasah al-Kitab al-Qalamun, kemudian di
madrasah ar-Rasyidiah di Tropoli. Selanjutnya beliau melanjutkan pendidikan tingginya di al-
Azhar 1898 M dan berguru pada Muhammad Abduh. Diantara pembaharuannya adalah:
pembaharuan dalam bidang agama, sosial, ekonomi, memberantas khurafat dan bid'ah. Serta
paham-paham yang dibawa tarekat.

Adapun ide-ide pembaharuannya adalah; menumbuhkan sikap aktif dan dinamis di


kalangan umat, mengajak untuk meninggalkan sikap fatalisme (jabariyah), rasionalitas dalam
penafsiran al Qur'an dan Hadis, penguasaan sains dan tekhnologi, pemberantasan khurafat dan
bid'ah, serta pemerintahan yang bersistem khalifah.

Pembaharuan dalam Bidang Politik

a. Jamaluddin al-Afghani
Jamaluddin lahir di Afganisan tahun 1839 dan meninggal di Istanbul tahun 1897. Ia
termasuk pembaharu yang berpengaruh di dunia Islam. Saat usia 25 tahun, ia menjadi pembantu
Pangeran Dost Muhammad Khan di Afganistan, dan pada tahun 1864 menjadi penasehat Sir Ali
Khan. Serta pernah diangkat sebagai Perdana Menteri oleh Muhammad A’zam Khan beberapa
tahun kemudian.

Dalam pola pikirnya, ia berpendapat bahwa kemunduran umat Islam, salah satu sebabnya
adalah meninggalkan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran qada’ dan qadar telah berubah
menjadi ajaran fatalisme yang menyebabkan umat menjadi statis. Sebab-sebab lain adalah

3[3] Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam (Semarang: Toha Putra, 1997) hlm. 177-178
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

perpecahan di kalangan umat Islam sendiri, yaitu lemahnya persaudaraan antar umat Islam dan
lain-lain. Untuk mengatasi semua itu, menurutnya umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam
yang benar, mensucikan hati, memuliakan ahlak, berkorban untuk kepentingan umat,
pemerintahan otokratis harus diubah menjadi demokratis. Dan persatuan umat harus diwujudkan
sehingga umat akan maju sesuai tuntutan zaman.

Selain itu, ia menegaskan bahwa solidaritas sesama muslim bukan karena ikatan etnik
maupun rasial, tetapi karena ikatan agama. Muslim entah dari bangsa mana datangnya, walau
pada mulanya kecil akan berkembang dan diterima oleh suku dan bangsa lain seagama selagi ia
masih menegakkan hukum agama. Ide yang terahir inilah merupakan ide orisianal darinya, yang
dikenal dengan Pan Islamisme, persaudaraan sesama umat Islam sedunia.

b. Muhammad Ali Pasya


Muhammad Ali Pasya adalah orang pertama yang membuka jalan pembaharuan di Mesir,
kemudian beberapa tahun di akui sebagai the founder of modern egypte. Berasal dari Turki,
kelahiran Yunani pada tahun 1765 dan wafat pada tahun 1849. Sejak kecil beliau telah bekerja
keras untuk keperluan hidupnya, sehingga tidak mempunyai waktu untuk sekolah dengan
demikian beliau tidak pandai baca tulis. Setelah dewasa Ali Pasya bekerja sebagai pemungut
pajak dan karena rajin bekerja beliau disukai oleh gubernur yang akhirnya diangkat menjadi
menantu.

Pada waktu penyerangan Napoleon ke Mesir, Sultan Turki mengirim bantuan tentara ke
Mesir, di antara perwiranya adalah Muhammad Ali Pasya yang ikut melawan Napoleon pada
tahun 1801, setelah itu diangkat menjadi kolonel dan mulai saat itu Ali Pasya menjadi penguasa
tunggal di Mesir. Akan tetapi ia keasikan dengan kekuasaannya dan bertindak diktator. Akhirnya
Muhammad Ali dan keturunannya menjadi raja di Mesir kurang lebih 1,5 abad lamanya. Akhir
kekuasaanya pada tahun 1953. Jika diteliti Muhammad Ali Pasya tidak pandai baca tulis, tetapi
beliau seorang yang cerdas dan merupakan sosok ambisius menjadi penguasa umat Islam.
Keambisiusannya itu tampak dalam pembaharuan yang dilakukan terhadap kemajuan umat
Islam, diantaranya perkembangan politik dalam negeri maupun luar negeri, seperti membangun
kekuatan militer, meningkatkan bidang pemerintahan, ekonomi dan pendidikan.

Pembaharuan dalam Bidang Pendidikan


http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Pembaharuan dalam bidang pendidikan ini dilakukan oleh at-Tahtawi (Rifa'ah Badhawi
Rafi' al Tahtawi, lahir pada tahun 1801 di Mesir Selatan, wafat tahun 1873 di Kairo). Seorang
pembaharu yang mempunyai pengaruh besar pada abad ke-19 dan seorang yang sangat
berpengaruh dalam usaha-uasaha gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammad Ali
Pasya. Al Tahtawi belajar di al Azhar Mesir, dan setelah kembali diangkat menjadi sebagai guru
bahasa Perancis dan penerjemahan di sekolah kedokteran.4[4]

Pada tahun 1836 didirikan sekolah penerjemah yang kemudian dikepalai oleh al Tahtawi.
Beliau bukan seorang penganut sekuler, usahanya adalah memperbaiki tradisi, khususnya dalam
bidang pendidikan, kewanitaan dan memperbaiki literature. Beliau menginginkan Mesir maju
seperti dunia Barat, namun tetap dijiwai oleh agama dalam segala aspek.

Salah satu jalan untuk kesejahteraan menurutnya adalah, berpegang pada agama dan
akhlak budi pekerti, untuk itu pendidikan merupakan sarana penting. Tujuan dari pendidikan
menurutnya adalah membentuk manusia berkepribadian patriotik dengan istilah hubbul wathon
yaitu mencintai tanah air. Perasaan patriotik itu akan menimbulkan rasa kebangsaan, persatuan,
tunduk dan mematuhi undang-undang, serta bersedia mengorbankan jiwa dan harta untuk
mempertahankan kemerdekaan.

Dalam hal agama dan peranan ulama, al-Tahtawi menghendaki agar para ulama selalu
mengikuti perkembangan dunia modern dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan modern. Ini
mengandung arti bahwa pintu ijtihad tetap dibiarkan terbuka lebar. Ide-ide pembaharuan yang
dilontarkan al-Tahtawi bahwa ajaran Islam tidak hanya monoton mengurusi Tuhan akan tetapi
kehidupan social juga harus seimbang, kebiasaan diktator raja seharusnya diganti dengan
musyawarah, syari'at harus sesuai dengan perkembangan modern, para ulama harus belajar
filsafat dan ilmu pengetahuan agar syari'at sesuai dengan kehidupan modern, pendidikan harus
bersifat sosial (termasuk tidak ada pembedaan bagi perempuan).

4[4] Admin, Peradaban Islam Pada Periode Modern (1800-1984), dalam internet, website:
http://pasaronlineforall.blogspot.com, diakses pada tanggal o9 Maret 2011
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

BAB III
ISLAM INDONESIA PADA PERIODE MITOS, IDEOLOGI DAN ILMU

A. Periode Mitos

Periode ini berlangsung sebelum dan pada abad ke-19 serta awal abad ke-20. Bahkan,
tanda-tanda periode ini masih akan ditemukan sisa-sisanya selama masih ada petani. Mitos
adalah suatu konsep tentang kenyataan yang mengandaikan bahwa dunia pengalaman kita sehari-
hari ini terus-menerus disusupi oleh kekuatan-kekuatan yang keramat, demikian kata Berger dan
Luck mann. Mitos adalah juga salah satu bentuk kebudayaan, yang menurut Ernst Cassirer
adalah agama, filsafat, seni, ilmu, mitos, sejarah, dan bahasa. Dalam sejarah Indonesia mitos jauh
lebih tua umurnya daripada sejarah. Cerita dan tokoh wayang adalah mitos murni, sedangkan
kisah dan tokoh para wali adalah mitos bercampur sejarah. Hikayat, tambo, dan babad berisi
mitos. Bahkan, buku Sejarah Melayu juga berisi mitos itu, sekalipun memakai nama sejarah.
Tidak seperti sejarah yang berdasar kebenaran fakta, kisah dalam mitos juga berdasar fakta tetapi
selalu disamarkan.

Di Indonesia terdapat tiga mitos, yaitu mitos lama, mitos baru dan mitos kontemporer.
Mitos lama itu yang kebanyakan berupa legitimasi, seperti misalnya raja-raja adalah turunan para
nabi dan dewa, raja adalah titisan dewa, raja mendapat pulung kerajaan, dan raja mempunyai
wahyu nurbuwat yang memberi hak memerintah. Ada lagi mitos yang mengungkapkan
pandangan hidup, seperti misalnya ruwatan untuk wong sukerta (orang kotor), raksasa makan
bulan waktu gerhana, larangan dan sanksi, dan bermacam keharusan. Penjajah menambah mitos
tentang pribumi yang malas, pribumi dapat hidup dengan sebenggol (dua setengah sen), dan
pribumi yang suka memberontak.

Mitos baru yang biasanya berupa mitos politik, seperti misalnya Belanda dikalahkan jago
karate bersenjata tebu wulung, Jepang memerintah seumur jagung, Noyogenggong dan
Sabdopalon akan kembali setelah 500 tahun menghilang, gemah ripah loh jinawi karto raharjo,
Indonesia dijajah 350 tahun, Indonesia Raya, 6000 tahun Sang Merah Putih, Pancasila Sakti,
Sang Saka yang keramat, dan pemimpin itu selalu benar.

Sedangkan mitos kontemporer kebanyakan bersifat komersial, seperti keperkasaan pria,


ramuan Madura, kelangsingan tubuh, hotel berbintang, kebugaran tubuh, kualitas ekspor, sepak
bola, dan tinju dunia. Kita lihat bahwa komersialisasi mitos kontemporer itu kebanyakan terjadi
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

setelah ada budaya massa. Mitos-mitos itu menurut George Sorel sebagaimana dituturkan
kembali oleh Ben Halpern adalah di antar anya bersifat irasional.

Selain itu, di masa lalu petani selalu tertekan, selalu ada di lapis terbawah dalam hirarki
kekuasaan, baik kekuasaan pribumi maupun Belanda, sehingga petani secara irasional
mengharapkan datangnya Ratu Adil alias Imam Mahdi alias Herucakra yang akan membebaskan
mereka dan menjadikan mereka hidup dalam tatanan dunia yang lebih baik. Maka, di bawah ini
akan diberikan tiga contoh gerakan sosial berdasar mitos. Satu tentang Ratu Adil abad ke-19,
satu dari pergantian abad ke-20, satu lagi dari awal abad ke-20.

Pada 1871 ada gerakan Ratu Adil dipimpin oleh Achmad Ngisa di Banyumas. Ia
meramalkan bahwa Pangeran Erucakra akan datang, lengkap dengan tentaranya berupa hantu,
lelembut, dan binatang beracun. Erucakara akan memimpin perlawanan terhadap pemerintahan
asing, mengusir orang-orang asing dari negeri ini, dan memperbolehkan mereka kembali dengan
syarat masuk Islam dan membatasi diri dalam perdagangan. Setelah orang asing terusir, akan
muncul tiga orang raja; satu dari Majapahit, satu dari Pejajaran, dan satu lagi dari Kalisalak
(Pekalongan). Pada 1904 ada Peristiwa Kasan Mukmin di Sidoharjo. Ia mengaku dirinya sebagai
Imam Mahdi. Dia seorang pengikut tarekat Naqsyabandiyah, tidak mempunyai langgar sendiri,
tetapi mengajarkan ngelmu-nya secara rahasia. Murid-muridnya percaya bahwa ia sanggup
menghadapi musuhnya sendirian, sebab mempunyai keris yang dapat berputar-putar di udara.
Pengikut-pengikutnya dengan senang ikut pemberontakan karena dijanjikan surga. Ia memimpin
dzikir dan membagikan air zamzam sebelum berperang pada 27 Mei 1904, bertepatan dengan
hari Garebeg Mulud. Akibat dari perang itu 40 orang meninggal, 20 luka-luka, dan 83 ditawan.
Pada 1920 terdapat gerakan Imam Mahdi di Gombong yang dipimpin oleh Raden Mashadi alias
Gusti Ahmad. Tetapi, ia dipenjarakan sebelum sempat melakukan perlawanan.

Periode mitos dapat dikatakan sudah berakhir menjelang abad ke-20. Namun, mitos-
mitos masih ada sepanjang abad ke-20, bahkan pada awal abad ke-21 ini sebagai kebudayaan
yang ketinggalan zaman (cultural lag).5[5]

B. Periode Ideologi

5[5] Kuntowijoyo, Mitos, Ideologi, dan Ilmu, dalam internet, website:


http://spaces.live.com/BlogIt.aspx?description=Ilmu+Ideolodi+mitos, diakses tanggal 09 Maret 2011
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Baru saja dikemukakan bahwa tidak ada yang tidak berubah dalam sejarah, kecuali
perubahan itu sendiri. Tetapi supaya ada perubahan, sejarah perlu punya kekuatan sejarah.
Kekuatan sejarah itu dalam periode ideologi dan dalam periode ilmu yang terpenting ialah
adanya mobilitas sosial atau tepatnya mobilitas sosial ke atas (vertical social mobility), menyusul
itu ialah adanya pribadi kreatif (creative personality) dan minoritas kreatif (creative minority)
sebagai inisiatornya.

Dalam periode ideologi ini terdapat perpindahan lokasi gerakan Islam, yaitu dari desa ke
kota. Demikian pula kepemimpinan sosialnya, dari seorang ulama ke orang biasa. Pada 1911
berdirilah di Laweyan, sebuah kecamatan di kota Solo yang menjadi pusat perdagangan batik
sehingga mengalami mobilitas social ke atas, yaitu Sarekat Islam (SI). Gerakan itu tidak lagi
dipimpin oleh elite desa (ulama, tokoh kharismatis, kiai) tetapi oleh elite kota (orang biasa,
pedagang). Haji Samanhudi, seorang pribadi kreatif awam.

Adapun minoritas kreatifnya ialah Mas Marco, HM Bakrie, H Hizyam Zainie, dan
sebagainya. Tetapi, perpindahan lokasi dan kepemimpinan sosial itu tidak serta-merta menjadi
perubahan dalam alam pikiran umat. Masih ada sumpah, tetapi kalau dulu orang bersumpah setia
hanya pada pemimpin, sekarang orang bersumpah setia pada organisasi dan pimpinan. Sumpah
masih diperlukan, sebab pengikut SI adalah priyayi rendah, pedagang, dan petani yang bodoh.
Perkembangan SI mengagumkan. Hanya dalam waktu setengah tahun telah terdaftar 20 ribu
orang. Cepatnya perkembangan SI ini disebabkan oleh empat hal, yaitu SI mewakili wong cilik,
SI adalah gerakan Ratu Adil, SI mendapat restu dari Sunan, dan SI adalah organisasi Islam.

SI sungguh mewakili wong cilik, karena sudah ada organisasi priyayi, yaitu Budi Utomo.
SI dipersangkakan sebagai gerakan Ratu Adil, karena pengikutnya mempunyai harapan
mileranistis. SI mendapat restu dari Sunan, karena puteranya, Pangeran Hangabehi, di kemudian
hari diangkat jadi Penasihat SI. Sebagai organisasi Islam, karena SI-lah organisasi pertama yang
memakai nama Islam. Volun Tary Association Islam itu merupakan loncatan sejarah, karena
sebelumnya semua gerakan Islam selalu bertumpu pada orang.

Rupanya kenyataan bahwa SI cepat berkembang membuat berang pejabat kolonial.


Pantas kalau pendirinya, Haji Samanhudi, mendapat cemooh dari pejabat Belanda. Dr Rinkes
dari Kantoor voor Inlandsche Zaken menggambarkannya sebagai penjudi, suka bergaul dengan
para wanita buruk, gonta-ganti isteri, dan seorang pedagang merangkap sebagai rentenir yang
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

'awoke one morning and found himself famous' ('bangun suatu pagi, dan tiba-tiba sudah menjadi
terkenal). Tidak hanya dari pejabat Belanda, tetapi juga dari priyayi pribumi SI mendapat
kecaman, kali ini mengenai penggunaan agama. Dr Radjiman, seorang tokoh Budi Utomo,
menyangsikan bahwa agama dapat jadi perekat sebuah gerakan massa. Ia meramalkan bahwa SI
hanya gerakan sementara dari haji, santri, dan orang-orang bodoh. Tentu, para pejabat Belanda
dan para priyayi pribumi tidak tahu bahwa SI kemudian mengalami metamorfose.

Perubahan yang signifikan terjadi pada tahun 1914, ketika


kepemimpinan dipegang oleh Tjokroaminoto, pribadi kreatif yang lainnya, seorang elite
terpelajar lulusan Osvia (Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren, Sekolah Pendidikan
Pegawai Bumiputera), sekolah yang sangat terhormat waktu itu. Pada tahun 1915 -tepatnya 26
Juli 1915, di Jagalan, Surakarta- dia memberi bobot ideologis (kata ideologi tidak pernah
tercantum dalam organisasi Islam mana pun) pada gerakan SI. Katanya, ''de Islam is de
godsdienst van de armen en de verdrukten,'' (Islam adalah agama bagi orang miskin dan orang
tertindas). Sejak itu -kalau kita diminta menunjuk sebuah tanggal- mulailah sungguh-sungguh
kesadaran keagamaan umat berubah dari periode mitos ke periode ideologi.6[6]

Sebelum kemerdekaan, adanya ideologi dalam kesadaran keagamaan umat Islam diwakili
dengan baik oleh SI seperti di atas. Ideologi mereka yang tentu saja tidak tercantum dalam
anggaran dasar adalah anti-kolonialisme dan anti-feodalisme, sebab kolonialisma dan
feodalisme-lah yang dianggap bertanggung jawab atas kemiskinan dan ketertindasan umat.

Ideologi anti-kolonialisme SI tampak setidaknya dua kali -sekalipun kedua-duanya secara


tidak terus terang. Pertama, meskipun SI-SI lokal dan pada mulanya para pemimpin, termasuk
Tjokroaminoto, tidak setuju, tetapi CSI dengan segan menerima militie plicht (wajib militer)

6[6] Perbedaan antara mitos dan ideologi sebagai gerakan sosial ialah: dalam mitos orang tidak peduli dengan ada
atau tidaknya fakta tetapi hanya mengikuti pendapat pemimpin, sedangkan dalam ideologi orang melihat fakta-
fakta sosial dengan subjektivitas tanpa mempedulikan apa yang sebenarnya terjadi.
Dalam mitos orang hanya menyesuaikan diri dengan kelompok, sedangkan dalam ideologi orang mempunyai
kepentingan dan menyalurkannya secara kolektif. Dalam mitos orang mendasarkan diri tidak pada pertimbangan
yang masuk akal tetapi pada emosi, sedangkan dalam ideologi orang sudah berpikir berdasar perhitungan-
perhitungan. Mitos hanya meliputi wilayah yang kecil, sedangkan ideologi mencakup wilayah kerja yang luas,
wilayah nasional. Dalam mitos orang bergerak tanpa tahu tujuannya dan hanya asal mencari tatanan yang lebih
baik, sedangkan dalam ideologi tujuannya ialah membangun kembali masyarakat seperti yang diidamkan.
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

pada 1915. Kedua, SI Solo mencoba mempermalukan otoritas Belanda dengan mendukung
nasionalisme Jawa; pada tahun 1915 SI Solo ikut merayakan secara besar-besaran perkawinan
ke-2 Pakubuwono X. Adapun sikap anti-feodalisme itu tampak di antaranya dalam upacara,
bahasa, dan agama.

Wakil dari periode ideologi setelah Kemerdekaan Yang paling vokal ialah Masjumi.
Sebagai pewaris dari SI, Masjumi selalu mencetak kembali buku Tjokroaminoto, Socialisme
Islam (1924) berkali-kali.

Ideologi Masjumi ialah, pertama anti-komunis, kedua negara demokrasi (yang sering
dipersangkakan sebagai negara Islam), dan ketiga anti-diktatorisme. Sebagai kekuatan anti-
komunis lewat Hisbullah-Sabilillah Masjumi aktif dalam penumpasan pemberontakan komunis
pada 1948. Sejak itu sampai membubarkan diri pada 1960 Masjumi jadi musuh PKI dengan isu
'Negara Islam' yang dibeli oleh orang luar dan umat Islam sendiri. Sebagai demokrat ia ikut
dalam demokrasi parlementer, kabinet, pemilu, dan Konstituante. Sebagai anti-diktatorisme
Masjumi yang melihat tanda-tanda itu dalam Demokrasi Terpimpin dan pada 1957 mencoba
menolaknya, tetapi justru peran politiknya yang berakhir. Pada 1960 Masjumi menyatakan diri
bubar.

Praktis tidak ada partai politik Islam di masa Orde Baru, bahkan sebelum deideologisasi
partai dan ormas secara resmi berlaku pada 1985. Sesudah Reformasi pada 1998 memang ada
partai-partai lama dan baru dengan ideologi Islam, seperti PPP (Partai Persatuan Pembangunan),
PBB (Partai Bulan Bintang), dan PK (Partai Keadilan). Tetapi, belum jelas benar apa arti
ideologi itu bagi mereka, masih bersifat formal.

C. Periode Ilmu

Mobilitas sosial vertikal yang mendatangkan kekayaan berkat


perdagangan, bagi umat Islam selain melahirkan ideologi, juga mempersiapkan Islam memasuki
periode ilmu. Keduanya mempunyai perbedaan dan persamaan. Perbedaannya ialah lahirnya
ideologi pada awal abad ke-20 sangat cepat evolusinya, periode ilmu evolusinya memerlukan
waktu yang jauh lebih lama, yaitu sekitar 75 tahunan. Persamaannya ialah periode ideologi
didahului dengan mitos, periode ilmu juga ada pendahulunya. Periode ilmu yang merupakan
proses ambil-alih ilmu-ilmu modern, didahului dengan proses ambil-alih substansi dan
metodenya, sebelum pada akhirnya ia diberi substansi keislaman. Apakah beda antara ideologi
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

dan ilmu? Keterangan di bawah ini akan membuat keduanya jelas. Mengenai fakta ideologi meli
hatnya secara subjektif, sedangkan ilmu melihatnya secara objektif.

Barangkali sebuah contoh konkret akan memperjelas perbedaan ini. Pada tahun-tahun
1960-an PKI melihat fakta secara subjektif dengan tidak memasukkan Baperki (Badan
Permusjawaratan Kewarganegaraan Indonesia, organisasi Cina perantauan) sebagai borjuasi,
hanya karena PKI berkepentingan dengan dana mereka.

Padahal, jelas-jelas Baperki adalah borjuasi tulen. Mengenai analisis, ideologi akan
melihatnya berdasar norma organisasi, sedangkan ilmu melihatnya sesuai dengan fakta di
lapangan. Lagi-lagi kita contohkan bagaimana PKI melihat situasi. Di desa-desa di mana tuan
tanah tidak ada, PKI terpaksa mengangkat lurah desa yang mempunyai tanah dan bengkok lebih
lima hektar sebagai tuan tanah, karena demikianlah norma partainya.

Mengenai metode, struktural artinya ideologi menggunakan perangkat politik, sedangkan


kultural artinya ilmu menggunakan kekuatan kebudayaan. Rekonstruksi total, artinya ideologi
menghendaki supaya masyarakat berubah secara keseluruhan dan serempak. Rekonstruksi
parsial, artinya ilmu hanya menghendaki perubahan yang terperinci dan satu per satu.

Sejarah munculnya periode ilmu itu demikian. KH Ahmad Dahlan adalah pribadi kreatif
yang memulai gerakan Islam, Muhammadiyah, pada 1912 di kampung Kauman, Yogyakarta.
Muhammadiyah mengadopsi ilmu-ilmu modern sepenuhnya dengan mendirikan sekolah, rumah
sakit, panti asuhan, kepanduan, dan perkumpulan sepak bola.

Sekolah-sekolah Muhammadiyah menyebabkan dan mendorong adanya mobilitas sosial.


Mula-mula mobilitas itu hanya melahirkan elite terpelajar yang terdiri dari guru, pegawai negeri,
dan pegawai perusahaan, seperti pada umumnya sekolah-sekolah Belanda.

Namun, pada sekitar 1980-an mobilitas itu --sekalipun tidak selalu terkait dengan
Muhammadiyah-- telah melahirkan elite baru, yaitu kaum profesional yang terdiri dari eksekutif,
akademisi, pegawai tinggi, intelektual, dan sebagainya. Peristiwa yang merupakan hasil evolusi
sosial yang panjang itu secara resmi ditandai dengan munculnya ICMI (Ikatan Cendekiawan
Muslim se-Indonesia) pada 1990, organisasi Islam non-politik dan ormas non-sektarian.

Para ahli mengenai Indonesia, yang berpendidikan Barat maupun berpendidikan


Indonesia sendiri, gagal memahami perbedaan yang fundamental tentang kaum terpelajar dan
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

kaum profesional dan menyebut kedua-duanya dengan nama yang sama, kelas menengah. SI,
Muhammadiyah, Masyumi, dan ICMI dipersangkakan lahir dari kelas yang sama. Kegagalan ini
jelas sumbernya, yaitu literatur sosiologi yang berasal dari pengalaman masyarakat Barat.7[7]

Dalam masyarakat Barat tidak ada gelombang mobilitas sosial. Amerika, misalnya,
memang sejak mula adalah negeri kelas menengah. Orang-orang yang bersemboyan ''free labor,
free soil'' menjelang Civil War adalah kelas menengah yang terdiri dari kaum industrialis.
Mereka akan diuntungkan jika ada tenaga kerja bebas, bukan perbudakan seperti terjadi di
Selatan. Di Perancis sudah tersedia kaum bourgeoisie sejak Zaman Pertengahan. Mereka yang
menjadi pendukung Absolutisme dan Revolusi 1789 adalah kelas menengah. Dalam masyarakat
Indonesia ceritanya lain. Pemer intah kolonial membatasi mobilitas sosial dengan memberi
kualifi kasi tertentu pada orangtua calon siswa untuk memperoleh pendidi kan. Akibatnya,
Gelombang Pertama mobilitas sosial hanya menghasilkan kaum terpelajar. Gelombang Kedua
dari mobilitas sosiallah yang melahirkan kaum profesional, dan itu terjadi setelah kemer dekaan.

Lahirnya periode ilmu itu sudah menjadi wacana pada 1960-an, namun baru pada 1990-
an hal itu menjadi kenyataan. Selain ICMI, kaum profesional itu juga menghasilkan Periode
Ilmu. Dalam periode ini apa yang oleh Muhammadiyah dulu substansi dan metodenya diambil
dari khazanah dunia modern, sekarang substansi itu sepenuhnya diganti dengan Islam. Ada
gejala yang sama dari periode ini, yaitu perlunya Islam menjadi agama yang objektif (untuk
siapa saja, tanpa memandang predikatnya; memandang sesuatu sebagai sebenarnya, tanpa
dipengaruhi keyakinan pribadi). Adapun hasil periode ini dapat dilihat setidaknya dalam tiga
bidang, yaitu ilmu ekonomi Islam dan aplikasinya, politik praktis, dan pemikiran agama. Dan,
yang sudah di ambang pintu ialah lahirnya psikologi Islam.

Sebagai teori, Ilmu Ekonomi Islam sudah lahir duluan, tetapi penerapannya mulai dengan
adanya periode ilmu. Pada saat inilah umat menerapkan ekonomi Islam (ekonomi syariah)
sebagai sebuah sistem yang netral dan objektif. Ada perbankan, ada sekolah, ada kursus, dan ada
agribisnis. Dalam politik praktis juga demikian.

Objektivitas itu berupa adanya pengakuan akan pluralisme dalam agama, kebudayaan,
bahasa, dan warna kulit. Politik dalam Periode Ilmu mempertemukan agama-agama dengan

7[7] Musrin Salila, Mitos, Ideologi dan Ilmu, dalam internet, website: http://tinangkung.blogspot.com,
diakses tanggal 10 Maret 2011
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

menunjukkan moralitasnya yang objektif. Dalam pemikiran agama, periode ini menghendaki
supaya Islam juga semakin objektif ke luar dan ke dalam.

Penerapan ekonomi syariah dimulai dengan menggarap institusinya yang paling modern,
yaitu perbankan. Perbankan Islam (bank syariah) dimulai pada 1992 oleh sejumlah minoritas
kreatif di sekitar MUI (Majelis Ulama Indonesia) dengan berdirinya BMI (Bank Muamalat
Indonesia). Sudah itu ada 18 bank Islam berdiri, dan yang terakhir ialah Bank BNI Syariah pada
2001. BMI-lah yang paling banyak mempunyai cabang dan produk. BMI juga mendirikan BPRS
(Bank Perkreditan Rakyat Syariah) dan BMT (Baitul Mal wa-Tamwil). Sekalipun Indonesia
mengalami krisis ekonomi berkepanjangan dan banyak bank-bank umum gulung tikar, sebab
mengalami negative spread, kredit macet, dan tidak dapat memenuhi rasio kecukupan modal
CAR (Capital Adequacy Ratio), namun bank-bank syariah tetap hidup. Pada bank-bank syariah
tidak ada negative spread (selisih negatif antara pengeluaran untuk bunga deposito dan
penerimaan dari bunga kredit dan lain-lain), karena sistemnya adalah bagi hasil.

Adapun bagi hasil yang kebanyakan berlaku pada perbankan adalah al-musyarakah dan
al-mudharabah. Al-musyarakah adalah perjanjian antara dua pihak untuk usaha tertentu. Masing-
masing pihak dalam al-musyarakah memberi kontribusi dana atau amal dengan kesepakatan
bahwa risiko ditanggung bersama. Al-mudharabah adalah akad kerja sama, dengan pihak
pertama menyediakan dana seratus persen, sedangkan pihak kedua -dalam hal ini ialah bank-
menjadi pengelola.

Selebihnya, sekolah-sekolah tinggi ekonomi syariah juga bermunculan, baik yang berdiri
sendiri maupun yang diikutkan program lain. Di Yogyakarta ada SEM (Syari'ah Economic and
Management) Institute yang menawarkan Keuangan dan Perbankan Syariah, Akuntansi Syariah,
dan Manajemen Syariah. Belum ada riset mengenai hal ini, sehingga keberadaan sekolah-sekolah
lain belum diketahui, termasuk kursus-kursus.

Selain itu, ada eksperimen perusahaan agribisnis di Sukabumi, Jawa Barat, yang
menjalankan usaha berdasar syariah Islam (al-mudharabah). Sedemikian jauh usaha itu sangat
menguntungkan, baik bagi investor, manajemen, petani, maupun buruh. Manajemen berha sil
menanggulangi masuknya pemodal besar dengan cara bermacam-macam.

Dalam politik praktis Periode Ilmu menghasilkan PAN (Partai


Amanat Nasional) yang berdiri pada 1998. Pribadi kreatif dan ketua pertamanya adalah M
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Amien Rais, mantan ketua PP Muhammadiyah. Minoritas kreatifnya banyak, sehingga tak adil
menyebutnya satu per satu. Ada dua hal yang patut dicatat bagi perkembangan kesadaran
keagamaan umat Islam, yaitu moralitas agama dan kemajemukan (Anggaran Dasar, Pasal 6,
''Identitas'', [''moralitas agama, kemanusiaan, kemajemukan'']). Keduanya adalah ajaran agama
yang dibuat sebagai gejala objektif. Moralitas agama berasal dari akhlqul karimah (moral yang
baik) dan kemajemukan berasal dari ajaran tentang ta'aruf (saling memahami) serta rahmatan lil
alamin (rahmat untuk dunia [semua orang]). Moralitas agama berarti bahwa agama Islam akan
menyimpan wataknya yang subjektif untuk diri-sendiri dan kelompoknya, dan hanya
memperlihatkan wataknya yang objektif itu kepada umum, sedangkan kemajemukan berarti
bahwa Islam mengakui adanya pluralisme, dan yang sekaligus juga menjadi praktik politik.

Tetapi, PAN menghadapi kendala. Seorang saksi mata mengatakan bahwa Kongres I
PAN, 10-13 Februari 2000 di Yogyakarta sangat mengejutkan banyak orang Islam. Pluralisme
adalah gejala baru bagi mereka. Biasanya orang Islam hanya berkumpul bersama orang Islam,
sekarang mereka harus berkumpul dengan orang Tionghoa, Katolik, Kristen, Buddha, dan Hindu.
Kongres itu dibuka tanpa Gema Wahyu Ilahi. Kemudian langsung Lagu Kebangsaan dan Hymne
PAN. Lalu lagu-lagu mars, dinyanyikan oleh 'gadis-gadis SunSilk' tanpa kerudung. Ibu-ibu
berkerudung rerasan, tampak terheran-heran, ''Lho, ini katanya partai Islam, lha kok begini!''
Mohon diketahui, itu juga partai Islam, partai Islam yang objektif, partai Islam yang dewasa.

Dalam pemikiran agama untuk pribadi yang sesuai sebagai pemikir dan yang paling
terprogram --tidak ad hoc-- dalam Periode Ilmu saya mencalonkan M Amin Abdullah dari IAIN
Sunan Kalijaga.

Kata orang dia mampu menyihir pendengar-pendengarnya dan memberi inspirasi


intelektual. Pada hemat saya programnya ada tiga, yaitu menjadikan agama sebagai gejala
objektif, budaya agama yang mengikuti zaman, dan ilmu agama yang objektif dan kritis.

Pertama, ia ingin supaya Islam yang hanya subjektif, Islam yang spiritual, menjadi Islam
yang objektif dengan menunjukkan moralitas keislaman ke luar. Hal itu seharusnya tidak
mengherankan bagi pengikut Muhammadiyah, sebab sudah dikemukakan sejak lama, yaitu
dalam Suwara Muhammadiyah (No 2, Th 1915), bahwa akhlaq mahmudah (akhlak terpuji) harus
menggantikan mistisisme, yang biasa menjadi praktik waktu itu. Kedua, ia ingin mereformulasi
gerakan tajdid (pembaharuan Islam). Seperti diketahui gerakan pembaharuan dalam
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Muhammadiyah sudah berumur 90 tahun, sehingga perlu terus-menerus direformulasikan,


supaya ketertinggalan dalam interpretasi agama dan sosial-budaya tidak terjadi.

Ketiga, ia ingin supaya ilmu-ilmu Islam semakin objektif dan kritis. Hal itu dia kerjakan
dengan memperkenalkan hermeneutika (ilmu penafsiran, penafsir terlibat dalam tafsirannya,
penulis tecermin dalam tulisannya) untuk menggantikan semiotika (ilmu tentang tanda, analisis
menggunakan bahasa). Hasilnya mengagumkan: kritik atas tafsir, kritik atas kumpulan Hadits,
dan kritik atas kitab kuning. Kebetulan selain ada pribadi yang sesuai, ada sejumlah orang yang
mendirikan PSW (Pusat Studi Wanita) pada 1995 di IAIN Sunan Kalijaga yang mengurusi soal-
soal jender dalam Islam. Lembaga itulah yang dapat menjadi tempat persemaian bagi program M
Amin Abdullah yang ketiga.

Ada pertanyaan, setelah Periode Ilmu lalu periode apa? Jawabannya begini. Pertama,
ilmu itu ada spesialisasinya. Karena itu nanti yang ada ialah perluasan bidang. Dalam hal Islam,
sudah barang tentu hanya ilmu yang memungkinkan diberi substansi Islam.

Kedua, ilmu itu tidak pernah berhenti. Dalam buku The Structure of Scientific Revolution
Thomas S Kuhn mengatakan bahwa setelah sebuah ilmu itu mapan ia menjadi normal science
dan setelah beberapa lama, lalu ada scientific revolution lalu timbullah paradigma baru.
Paradigma baru suatu waktu jadi normal science, dan seterusnya tanpa henti.
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan di atas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa umat Islam terus
berkembang baik dalam bidang peradaban, keilmuan, kebudayaan, dan lain sebagainya. Akan
tetapi perkembangan tersebut juga diwarnai dengan beberapa masalah seperti halnya perbedaan
dan perdebatan yang tak jarang menimbulkan perpecahan pada tubuh Islam yang didasarkn pada
kekuasaan pada akhir tujuannya, hingga kemudian hal-hal itu menyebabkan kemunduran Islam.
Selain itu, modernisasi Islam dimulai dari zaman klasik meliputi zaman Rasulullah, Bani
Umayyah, dan Bani Abbasiyyah, zaman pertengahan yang meliputi tiga kerajaan besar, dan
zaman modern dari 1800 sampai dengan sekarang ini. Tidak luput juga Indonesia yang
mengalami modernisasi yaitu periode mitos (zaman Ratu Andil), periode politik (negara), dan
periode ilmu (sistem), dari sinilah kemudian dapat kita lihat bahwa umat Islam mengalami proses
modern yang masih berlangsung sampai dewasa ini.
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

DAFTAR PUSTAKA

Sunanto. Musyrifah, 2004, Sejarah Islam Klasik, Jakarta Timur: Prenada Media

Nasution. Harun, 1979, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press

Murodi, 1997, Sejarah Kebudayaan Islam Semarang: Toha Putra

Admin, Peradaban Islam Pada Periode Modern (1800-1984), dalam internet, website:

http://pasaronlineforall.blogspot.com, diakses pada tanggal o9 Maret 2011

Kuntowijoyo, Mitos, Ideologi, dan Ilmu, dalam internet, website:

http://spaces.live.com/BlogIt.aspx?description=Ilmu+Ideolodi+mitos, diakses tanggal 09 Maret

2011

Musrin Salila, Mitos, Ideologi dan Ilmu, dalam internet, website: http://tinangkung.blogspot.com,

diakses tanggal 10 Maret 2011


http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Diposkan oleh cong hoLiL di 01.19

Selasa, 14 Desember 2010

PERIODESASI SEJARAH ISLAM


http://pandidikan.blogspot.com/2010/12/periodesasi-sejarah-islam.html

Oleh : Miftahul Khoir, Muhammad Syarifuddin Z.A, Siti Fitrotul Falahah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam memahami islam ada beberapa pendekatan yang digunakan. Diantaranya


pendekatan historis.

Pendekatan historis atau sejarah ini amat dibutuhka dalam memahami islam, karena
islam itu sendiri turun dalam keadaan situasi konkrit. Bahkan berkaitan dengan kondisi
social atau kemasyarakatan

Dan ruang lingkup sejarah islam itu dapat dilihat dari segi periodesasinya. Dan ini
akan dibahas dalam pembahasan kali ini.

B. Rumusan Masalah

Dari tulisan diatas kami menawarkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian sejarah islam?

2. Ada berapakah periodesasi sejarah islam?

3. Peristiwa apasaja yang terjadi dalam masing-masing sejarah islam?

BAB II

PEMBAHASAN
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

A. Pengertian Sejarah Islam

Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh dan sirah, atau dalam bahasa Inggris
disebut history. Dari segi bahasa, al-tarikh berarti ketentuan masa atau waktu, sedang
‘Ilmu Tarikh’ ilmu yang membahas peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian, masa atau
tempat terjadinya peristiwa, dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut.

Sedangkan menurut pengertian istilah, al-tarikh berarti; ’’sejumlah keadaan dan


peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, dan benar-benar terjadi pada diri individu
atau masyarakat, sebagaimana benar-benar terjadi pada kenyataan-kenyataan alam dan
manusia’’.

Dalam bahasa Indonesia sejarah berarti: silsilah; asal-usul (keturunan); kejadian dan
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Sedangkan Ilmu Sejarah adalah
’’pengetahuan atau uraian peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar
terjadi di masa lampau’’.

Menurut Ibnu Khaldun, sejarah tidak hanya dipahami sebagai suatu rekaman peristiwa masa
lampau, tetapi juga penalaran kritias untuk menemukan kebenaran suatu peristiwa masa
lampau. Dengan demikian unsur penting dalam sejarah adalah adanya objek peristiwa (who),
adanya batas waktu (when), yaitu masa lampau, adanya pelaku (who), yaitu manusia,
tempatnya (where), latar belakangnya (whay), dan daya kritis dari peneliti sejarah.

Dari pengertian demikian kita dapat mengatakan bahwa yang dimaksud sejarah Islam
adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang sungguh-sungguh terjadi yang
seluruhnya berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dalam berbagai
aspek.

B. Periodisasi Sejarah Islam

Dikalangan ahli sejarah terdapat perbedaan tentang kapan dimulainya sejarah Islam
yang telah berusia lebih dari empat belas abad ini. Di satu pihak menyatakan bahwa sejarah
Islam (muslim) dimulai sejak Nabi Muhammad SAW. diangkat sebagai Rasul, dan berada di
Makkah atau tiga belas tahun sebelum hijrah ke Madinah. Di lain pihak menyatakan, bahwa
sejarah Islam itu dimulai sejak lahirnya negara Madinah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad
SAW. Atau tepatnya setelah Nabi Muhammad SAW. Berhijrah ke Madinah yang
sebelumnya bernama Yatsrib.
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Timbulnya perbedaan dari kedua belah pihak tersebut disebabkan karena perbedaan
tinjauan tentang unit sejarah. Pihak pertama melihat bahwa unit sejarah adalah
masyarakat. Masyarakat Muslim telah ada sejak Nabi Muhammad SAW. Menyampaikan
seruannya. Malah jumlah mereka sedikit atau banyak tidak menjadi soal. Disamping itu,
meskipun mereka belum berdaulat, tetapi sudah terikat dalam satu organisasi yang memiliki
corak tersendiri. Sedangkan pihak kedua melihat bahwa niat sejarah itu adalah Negara,
sehingga sejarah Islam mulai dihitung sejak lahirnya Negara Madinah.

Perbedaan pendapat tersebut akan tercermin pada pembagian periodisasi sejarah


(kebudayaan) Islam yang dikemukakan oleh para ahli, terutama dalam hal tahun permulaan
sejarah Islam pada periode pertama atau biasa disebut periode klasik, dan bahkan ada yang
menyebutkan sebagai periode praklasik guna mengisi babakan sejarah Islam yang belum
disebutkan secara tegas dalam periode klasik tersebut.

Hasjimy menyatakan bahwa para ahli sejarah kebudayaan telah membagi sejarah
kebudayaan Islam kepada sembilan (9) periode, sesuai dengan perubahan-perubahan politik,
ekonomi, dan social dalam masyarakat Islam selama masa-masa itu. Kesembilan periode itu
adalah, sebagai berikut:

1. Masa permulaan Islam, yang dimulai sejak lahirannya Islam pada tanggal 17 Ramadhan
12 tahun sebelum hijrah sampai tahun 41 Hijriyah, atau 6 Agustus 610 sampai 661
M;

2. Masa Daulah Amawiyah: dari tahun 41-132 H. ( 661-750 M );

3. Masa Daulah Abbasiyah Islam: dari tahun 132-232 H. ( 750-847 M );

4. Masa Daulah Abbasiyah II: dari tahun 232-334 H. ( 847-946 M );

5. Masa Daulah Abbasiyah III: dari tahun 334-467 H. ( 946-1075 M );

6. Masa Daulah Abbasiyah IV: dari tahun 467-656 H. ( 1075-1261 M );

7. Masa Daulah Mungoliyah: dari tahun 656-925 H. ( 1261-1520 M );

8. Masa Daulah Utsmaniyah: dari tahun 925-1213 H. ( 1520-1801 M );

9. Masa Kebangkitan Baru: dari tahun 1213 H. (1801 M ) sampai awal abad 20.
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa periode sejarah kebudayaan Islam
dimulai sejak Nabi Muhammad SAW. Diangkat menjadi Rasul, pada tahun 12/13 tahun
sebelum hijrah. Hal ini berarti mendukung pendapat pihak pertama sebagaimana uraian
terdahulu.

Di lain pihak Harun Nasution juga telah membagi sejarah Islam secara garis besar
ke dalam tiga (3) periode besar, yaitu:

a. Periode klasik (650-1250 M);

Periode klasik merupakan kemajuan Islam dan dibagi ke dalam dua fase, yaitu
pertama: fase ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan (650-1000 M); kedua:
fase disintegrasi,

b. periode pertengahan (1250-1800 M);

periode pertengahan juga dibagi ke dalam dua fase, yaitu; fase kemunduran
(1250-1500 M) dan fase ketiga kerajaan besar (1500-1800 M), yang dimulai
dengan zaman kemajuan (1500-1700 M) dan zaman kemunduran (1700-1800 M),

c. periode modern (1800-dan seterusnya).

Sedang periode modern merupakan zaman kebangkitan umat Islam.

Dari pendapat tersebut dapat dipahami periodisasi sejarah Islam dimulai pada tahun
(650 M), yang berarti dia tidak memasukkan masa permulaan Islam (sejak Nabi Muhammad
SAW diangkat menjadi Rasul) sampai dengan tahun 650 M, sebagai periode Islam. Pada
selama masa itu (610-650 M) Nabi Muhammad SAW dan umatnya (para sahabat) telah
banyak berperan membawa perubahan-perubahan besar dikalangan masyarakat, yang
seharusnya dimasukkan dalam suatu babakan (periodisasi) sejarah tersendiri.

Karena itu, untuk tidak mengurangi arti pendapat-pendapat sebelumnya dan juga
pendapat dari Harun Nasution tersebut, maka ada baiknya periodisasi sejarah Islam secara
garis besarnya dibagi ke dalam 4 (empat) periode besar, yaitu:

1. Periode praklasik (610-650 M), yang meliputi 3 (tiga) fase, yaitu: fase pembentukan
agama (610-622 M), fase pembentukan Negara (622-632 M), dan fase praekspansi
(632-650 M).
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

2. Periode klasik (650-1230 M), yang meliputi 2 (dua) fase, yaitu: fase ekspansi,
integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M), dan fase disintegrasi (1000-1250 M).

3. Periode pertengahan (1250-1800 M), yang meliputi 2 (dua) fase, yaitu: fase
kemunduran (1250-1500 M), dan fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M), dan

4. Periode modern (1800-dan seterusnya), yang merupakan zaman kebangkitan Islam

C. Beberapa Peristiwa Penting Yang Terjadi Pada Masing-masing Periode Sejarah Islam

I. Periode Praklasik (610-650 M)

Periode ini dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) fase, yaitu:

a. Fase Pembentukan Agama (610-622 M)

Pada fase ini Nabi Muhammad SAW melakukan kegiatan pembentukan akidah dan
pemantapannya serta pengalaman ibadah di kalangan umat Islam setelah Nabi Muhammad
SAW menerima wahyu pertama dan wahyu-wahyu berikutnya, kemudian Nabi Muhammad
SAW memperkenalkan Islam kepada masyarakatnya di Makkah berdasarkan wahyu
tersebut. Dakwah yang beliau lakukan melalui tiga tahapan, yaitu: pertama,
memperkenalkan Islam secara rahasia, dalam arti terbatas pada keluarga terdekat dan
teman-teman akrabnya, melalui pendekatan pribadi. Tahap ini dilakukan secara hati-hati
sehingga tidak menimbulkan kejutan dikalangan masyarakat, namun hasilnya cukup
memadai,terbukti beberapa keluarga dan teman terdekatnya berhasil masuk Islam.
Kedua dilakukan dengan semi rahasia, dalam arti mengajak keluarganya yang lebih luas
dibandingkan pada tahap pertama, terutama keluarga yang bergabung dalam rumpun Bani
Abdul Mutholib (Baca QS. As-Syu’ara: 214), Ketiga dilakukan secara terbuka dan terang-
terangan dihadapan masyarakat umum dan luas (Baca QS.al-Hijr: 94) pada tahap ini Nabi
Muhammad SAW beserta pengikutnya menghadapi oposisi dari berbagai pihak, bahkan
mendapatkan siksaan berat sebagiannya mengakibatkan kematian. Sungguhpun demikian,
akidah mengikuti Nabi tetap kokoh dan tidak luntur dalam menghadapi oposisi tersebut.

b. Fase Pembentukan Negara (622-632 M)

Sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yatsrib (Madinah) didahului dengan


usaha memengaruhi para peziarah Ka’bah di Makkah agar mereka masuk Islam. Di antara
mereka banyak yang berasal dari kabilah Khazraj dan Aus (Yatsrib/Madinah). Ternyata
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

sebagian mereka menyambut baik atas seruan dan ajakan Nabi Muhammad SAW
tersebut, yang pada gilirannya menyatakan diri masuk Islam serta diikuti dengan
perjanjian kesetiaan mereka kepada agama Islam dan Nabi Muhammad SAW yang
terkenal dengan ’’Perjanjian Aqabah’’.Beberapa upaya dilakukan oleh Nabi Muhammad
SAW di Madinah, yaitu:

a. Mendirikan Masjid, sebagai tempat ibadah dan berkumpulnya umat Islam, secara
gotong-royong;

b. Mempersaudarakan antara kaum Anshor dan Muhajiin;

c. Membuat perjanjian persahabatan (toleransi) antara intern umat Islam dan antara
umat beragama; dan

d. Meletakkan dasar-dasar politik ekonomi dan social untuk masyarakat baru. Karena itu
terbentuklah masyarakat yang disebut Negara kota dengan membuat konstitusi di
dunia.

c. Fase Pra-Ekspansi (632-650 M)

Merupakan fase ekspansi pertama (pendahuluan), yang pada dasarnya dapat dibagi
ke dalam 4 fase, yaitu:

a. Fase konsolidasi. Abu Bakar sebagai kholifah Islam pengikut Rasulallah SAW. (632 M)
harus menghadapi suku-suku bangsa Arab yang tidak mau lagi tunduk kepada
Madinah, mereka menganggap bahwa perjanjian yang mereka buat dengan Nabi
SAW. Dengan sendirinya tidak mengikat lagi setelah beliau wafat. Selanjutnya
mereka mengambil sikap menentang Abu Bakar ( ingkar kepada pemerintah Islam )
tidak mau membayar dinar karena itu Abu Bakar menyelesaikannya dengan perang
Riddah (melawan kaum separatis) di bawah komando Khalid bin Walid, dan
kemenangan di pihak Abu Bakar ( umat Islam ).

b. Fase pembuka jalan. Dimana setelah selesai perang dalam negeri tersebut
(konsolidasi), Abu Bakar mulai mengirim kekuatan-kekuatan ke luar Arabia. Khalid
bin al-Walid memimpin tentara yang diantar ke Irak (wilayah Bizantium) dan dapat
menguasai al-Hirah di tahun 634 M. Bersama dengan itu ke Suria (Iran) dikirim
tentara di bawah pimpinan tiga Jendral: Amr Ibnu ‘Ash, Yazid Ibnu Abi Sofyan dan
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Syurahbil Ibnu Hasanah, dan ditunjang oleh pasukan Khalid, sehingga dapat
menguasai kota Ajnadin dan Fihl.

c. Fase pemerataan jalan. Dimana usaha-usaha yang dirintis oleh Abu Bakar untuk
membuka jalan ekspansi, kemudian dilanjutkan oleh khalifah kedau, Umar bin Khatab
(634-664 M). pada zaman Umar inilah gelombang ekspansi pertama terjadi kota
Damaskus jatuh di tahun 635 M dan setahun kemudian Bizantium kalah di
pertempuran Yarmuk, daerah Suria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan adanya
gelombang ekspansi pertama ini (menurut istilah kami fase perantara jalan ekspansi).
Maka kekuasaan Islam di bawah Khalifah Umar telah meliputi selain Semenanjung
Arabiah, juga Palestina, Suria, Irak, Persia, dan Mesir.

d. Fase jalan buntu, yaitu pada zaman Usman bin Affan (644-656 M) sebagai khalifah
ketiga, dan pada zaman Ali bin Abi Thalib (656-661 M) khalifah keempat. Pada
zaman Usman, meskipun Tripoli, Ciprus dan beberapa daerah lain dikuasai, tetapi
gelombang ekspansi pertama berhenti sampai disini, karena dikalangan umat Islam
mulai terjadi perpecahan menyangkut masalah pemerintahaan dan dalam kekacauan
yang timbul itu Usman mati terbunuh.

Selanjutnya diganti oleh Ali bin Abi Thalib, tetapi mendapat tantangan dari
pendukung Usman, terutama Muawiyah Gubernur Damaskus dari Golongan Thalhah dan
Zubair di Makkah dan kaum Khawarij dan Ali sebagaimana Usman juga terbunuh.

II. Periode klasik (650-1250 M)

Periode Klasik ini merupakan zaman kemajuan umat Islam. Harun Nasutiontelah
membagi periode klasik ini ke dalam dua (2) fase, yaitu:

1. Fase Ekspansi, Integrasi, dan Puncak Kemajuan (650-1000 M)

Periode klasik ini merupakan periode kebudayaan dan peradaban Islam yang
tertinggi dan mempunyai pengaruh terhadap tercapainya kemajuan atau peradaban
modern di Barat sekarang, sungguhpun tidak dengan secara langsung. Hal ini diakui oleh
para orientalis Barat, sebagai berikut:

a. Christopher Dawson, menyatakan:”Periode kemajuan Islam ini bersamaan masanya


dengan abad kegagalan di Barat (Eropa).”
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

b. H. McNeill, menyatakan:”Kebudayaan Kristen di Eropa di antara tahun 600-1000 M


sedang mengalami masa surut yang rendah. Di abad XI Eropa mulai sadar akan
adanya peradaban Islam yang tinggi di Timur, dan melalui Spanyol, Sicilia, Perang
Salib peradaban itu sedikit demi sedikit di bawa ke Eropa.”

c. Gustave Lebon, menyatakan: “Orang Arablah yang menyebabkan kita mempunyai


peradaban, karena mereka imam kiita selama enam abad..”

d. Romm Landayu, dari hasil penelitiannya mengambil kesimpulan bahwa “dari orang
Islam periode klasik inilah orang Barat belajar berfikir serta objektif dan logis,
dan belajar lapang dada.

e. Jacques C. Rislar juga menyatakan bahwa “ilmu pengetahuan dan teknik Islam amat
dalam memengaruhi kebudayaan Barat.”

2. Fase Disintegrasi (1000-1250 M)

Fase disintegrasi merupakan fase di mana pemisahan diri dinasti-dinasti dari


kekuasaan pusat, dilanjutkan dengan perebutan kekuasaan antara dinasti-dinasti
tersebut untuk menguasai satu sama lain. Misalnya:

a. Dinasti Buwaihi yang menguasai daerah Persia dikalahkan oleh Saljuk pimpinan
Tughril Beg (1076 M).

b. Dinasti Saljuk waktu dipimpin Nizamul Mulk dikalahkan oleh Dinasti Hasysyasin
pimpinan Hasan Ibnu Sabah, yang meskipun Dinasti Saljuk masih sempat berdiri,
tetapi akhirnya dikalahkan total pada Perang Salib oleh Paus Urban II (1096-
1099 M).

III. Periode Pertengahan (1250-1800 M)

Periode pertengahan ini juga dibagi ke dalam dua (2) fase yaitu:

1. Fase Kemunduran (1250-1500 M)

Pada masa ini desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat. Perbedaan


antara Sunni dan Syi’ah, demikian juga antara Arab dan Persia bertambah tampak.
Dunia Islam pada zaman ini terbagi dua, yaitu: Bagian Arab yang terdiri dari Arabia,
Irak, Suria, Palestina, Mesir dan Afrika Utara, dengan Mesir sebagai pusat, dan
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Bagian Persia yang terdiri atas Balkan, Asia Kecil, Persia dan Asia Tengah dengan
Iran sebagai Pusat.

2. Fase Tiga Kerajaan Besar (1500-1700 M) yang Dimulai dengan Zaman Kemajuan
(1500-1700 M), Kemudian Zaman Kemunduran (1700-1800 M). Tiga Kerajaan
Besar Tersebut Ialah Kerajaan Usmani (Ottoman Empire) di Turki, Kerajaan
Safawi di Persia, dan Kerajaan Mughal di India.

Dimasa kemajuaan, ketiga kerajaan besar tersebut mempunyai kerajaan masing-


masing, terutama dalam bentuk literature dan arsitek. Masjid-masjid dan gedung-
gedung indah yang didirikan di zaman ini masih dapat dilihat di Istambul, di Tibriz,
Isfahan, serta kota-kota lain di Iran dan Delhi. Kemajuan umat Islam di zaman ini
lebih banyak merupakan kemajuan di periode klasik.

Sedangkan di zaman kemunduran kerajaan Usmani terpukul di Eropa, Kerajaan


Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan suku bangsa Afgam, dan daerah
kekuasaan kerajaan Mughal diperkecil oleh pukulan-pukulan raja-raa India. Kekuatan
militer dan kekuatan politik umat Islam menurun umat Islam dalam keadaan
kemunduran drastis. Akhirnya Napoleon pada tahun 1798 M. menduduki Mesir,
sebagai salah satu pusat Islam terpentinjatuhnya pusat umat Islam ke tangan Barat,
menginsafkan dunia Islam.

IV. Priode Modern (1800 M-dan seterusnya)

Ciri-ciri umat Islam pada periode modern ini adalah keadaan yang berbalik
dengan pada periode klasik. Dalam arti, umat Islam pada periode ini sedang menaik
sementara Barat sedang dalam kegelapan sedang pada periode modern ini sebaliknya,
umat Islam sedang dalam kegelapan sementara Barat sedang mendominasi dunia Islam,
dan umat Islam ingin belajar dari Barat tersebut.

BAB III

KESIMPULAN

Sejarah Islam adalah berbagai peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi,
yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dalam berbagai aspek.
periodisasi sejarah kebudayaan Islam dimulai sejak Nabi Muhammad SAW. Diangkat
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

menjadi Rasul, pada tahun 12/13 tahun sebelum hijriyah, periode sejarah kebudayaan Islam
dapat dibagi dalam 9 periode, yaitu:

1. Masa permulaan Islam, yang dimulai sejak lahirannya Islam pada tanggal 17 Ramadhan
12 tahun sebelum hijrah sampai tahun 41 Hijriyah, atau 6 Agustus 610 sampai 661
M;

2. Masa Daulah Amawiyah: dari tahun 41-132 H. ( 661-750 M );

3. Masa Daulah Abbsiyah Islam: dari tahun 132-232 H. ( 750-847 M );

4. Masa Daulah Abbasiyah II: dari tahun 232-334 H. ( 847-946 M );

5. Masa Daulah Abbasiyah III: dari tahun 334-467 H. ( 946-1075 M );

6. Masa Daulah Abbasiyah IV: dari tahun 467-656 H. ( 1075-1261 M );

7. Masa Daulah Mungoliyah: dari tahun 656-925 H. ( 1261-1520 M );

8. Masa Daulah Usmaniyah: dari tahun 925-1213 H. ( 1520-1801 M );

9. Masa Kebangkitan Baru: dari tahun 1213 H. (1801 M ) sampai awal abad 20.

Periodisasi sejarah Islam secara garis besarnya dapat dibagi ke dalam 4 (empat)
periode besar, yaitu:

1. Periode praklasik (610-650 M), yang meliputi 3 (tiga) fase, yaitu: fase pembentukan
agama (610-622 M), fase pembentukan Negara (622-632 M), dan fase praekspansi
(632-650 M).

2. Periode klasik (650-1230 M), yang meliputi 2 (dua) fase, yaitu: fase ekspansi,
integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M), dan fase disintegrasi (1000-1250 M).

3. Periode pertengahan (1250-1800 M), yang meliputi 2 (dua) fase, yaitu: fase
kemunduran (1250-1500 M), dan fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M), dan

4. Periode modern (1800-dan seterusnya), yang merupakan zaman kebangkitan Islam.

DAFTAR PUSTAKA
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Ed. Revisi -11: PT.Raja Grafindo Persada Jakarta
Thn. 2007.

Atang Abd.Hakim, Jaih Mubarok, Metodologo Studi Islam, Ed. Revisi -9: PT.Remaja Rosda
Karya, Bandung. Mei 2007.

Muhaimin, Abd.Mujib, Jusuf Mudzakkir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Ed. I cetakan
ke-2 PT.Prenada Media, Jakarta, Juli 2007.

Tadjab, Muhaimin, Abd.Mujib, Dimensi-dimensi Studi Islam, cetakan pertama, PT.Karya


Abditama, Surabaya, Agustus 1994.

http://wildaznov11.blogspot.com/2009/01/metodologi-penelitian-studi-agama-islam.html

 Posts RSS
 Comments RSS
 Kode Warna
 Blog Weight Test
 Kompasiana
 Mobile

 Home
 About
 Contact Us
 Sejarah X
 Sejarah XI
 Daftar Istilah
 community

 Draft I
 Draft II
 Draft III
 Draft IV
 Draft V
 Draft VI
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Home » Lingkup Ilmu Sejarah » Periodisasi dan Kronologi dalam Ilmu Sejarah

http://sejarah10-jt.blogspot.com/2012/09/periodisasi-dan-kronologi-
dalam-ilmu.html

Periodisasi dan Kronologi dalam Ilmu Sejarah


1.Periodisasi

Pengertian periodisasi diartikan sebagai pembabakan waktu yang dipergunakan


untuk berbagai peristiwa. Kompleksnya peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
manusia pada setiap masa memerlukan suatu pengklasifikasian berdasarkan
bentuk serta jenis peristiwa tersebut. Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan
itu disusun secara kronologis berdasarkan urutan waktu kejadiannya.

Rentang waktu atau masa sejak manusia ada hingga sekarang merupakan rentang
yang sangat panjang, sehingga para ahli sejarah sering mengalami kesulitan untuk
memahami dan membahas masalah-masalah yang muncul dalam sejarah
kehidupan manusia. Untuk mempermudah pembabakan kehidupan manusia, para
ahli menyusun periodisasi sejarah.

Periodisasi digunakan untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan sejarah


kehidupan manusia. Periodisasi yang dibuat oleh banyak peneliti berakibat adanya
perbedaan-perbedaan pandangan sehingga periodisasi sejarah bersifat subjektif
yang dipengaruhi subjek permasalahan serta pribadi penelitinya.

Dalam sejarah Indonesia, periodisasi dibagi dua, yaitu zaman praaksara dan zaman
sejarah.
Ads not by this site

a. Zaman praaksara, yaitu zaman sebelum manusia mengenal tulisan. Sejarah


dapat dipelajari berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala berupa artefak,
fitur, ekofak, dan situs. Artefak adalah semua benda yang jelas memperlihatkan
hasil garapan sebagian atau seluruhnya sebagai pengubahan sumber alam oleh
tangan manusia.Fitur adalah artefak yang tidak dapat dipindahkan tanpa merusak
tempatnya. Ekofak adalah benda dari unsur lingkungan abiotik atau biotik. Situs
adalah bidang tanah yang mengandung peninggalan purbakala.
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

b. Zaman sejarah, yaitu zaman di mana manusia sudah mengenal tulisan. Zaman
sejarah dibagi tiga sebagai berikut.

1) Zaman Kuno, yang membicarakan sejak kerajaan tertua sampai abad ke-14.
Pada zaman ini, berkembang kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi agama Hindu
dan Buddha.

2) Zaman Indonesia Baru, mulai abad ke-15 yang membicarakan masa


berkembangnya budaya Islam sampai abad ke-18.

3) Zaman Indonesia Modern, sejak masa pemerintahan Hindia Belanda (1800),


pergerakan kemerdekaan Indonesia merdeka sampai sekarang atau masa
kontemporer.

Ada beberapa unsur yang sering memengaruhi penyusunan periode-periode sejarah, salah satunya
adalah unsur geografi, sebab adanya perubahan tapal batas, perubahan aliran sungai, gedung kuno
direhab, bahkan adanya perubahan flora dan fauna dapat mengaburkan jejak-jejak sejarah.

Konsep teoritik tentang periodisasi sejarah Indonesia pernah dibahas dalam


Seminar Sejarah Nasional I tahun 1957, yang menghasilkan hal-hal sebagai
berikut.

a.Konsep periodisasi dari Prof. Dr. Soekanto

Menurut pendapat Dr. Soekanto, periodisasi hendaknya berdasarkan


ketatanegaraan artinya bersifat politik. Pembagian atas babakan masa (periodisasi)
yang berdasarkan kenyataan-kenyataan sedapat mungkin harus eksak serta
praktis. Menurutnya, periodisasi sejarah Indonesia diusulkan secara kronologis
sebagai berikut.

1)Masa pangkal sejarah..............................................–0


2)Masa Kutai-Tarumanegara.....................................0–600
3)Masa Sriwijaya-Medang-Singosari.........................600–1300
4)Masa Majapahit.................................................1300–1500
5)Masa Kerajaan Islam..........................................1500–1600
6)Masa Aceh, Mataram, Makassar............................1600–1700
7)Masa pemerintah asing.......................................1700–1945
a)Zaman Kompeni(1800 – 1808)
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

b)Zaman Daendels(1808 – 1811)


c)Zaman British Government(1811 – 1816)
d)Zaman Nederlands – India(1816 – 1942)
e)Zaman Nippon(1942 – 1945)
8)Masa Republik Indonesia........................................1945–sekarang

b. Periodisasi menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo

Menurut pemikiran Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, sebagai dasar bagi babakan masa
(periodisasi) adalah derajat integrasi yang tercapai di Indonesia pada masa
lampau. Menurut pemikirannya, faktor ekonomi sangat memengaruhi
perkembangan sosial, politik, dan kultur di Indonesia. Faktor ekonomi
memengaruhi kontak Indonesia dengan luar negeri yang mendatangkan pengaruh
kebudayaan luar, baik budaya Hindu dari India, budaya Islam dari Asia Barat, serta
budaya barat baik dari Eropa atau negara-negara lainnya.

Maka ada kemungkinan untuk membedakan dua periode besar, yaitu pengaruh
Hindu dan pengaruh Islam. Sebutan dari periode itu memakai nama kerajaan sebab
sifat masyarakat pada waktu itu masih homogen dan berpusat pada raja (istana
sentris). Adapun periodisasi yang diusulkan oleh Prof. Dr. Sartono adalah sebagai
berikut.

1) Prasejarah

2) Zaman Kuno
a) Masa kerajaan-kerajaan tertua
b) Masa Sriwijaya (dari abad VII – XIII atau XIV).
c) Masa Majapahit (dari abad XIV – XV).

3) Zaman Baru
a) Masa Aceh, Mataram, Makassar/Ternate/Tidore (sejak abad XVI).
b) Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX).
c) Masa pergerakan nasional (abad XX).

4) Masa Republik Indonesia (sejak tahun 1945).


Untuk mengetahui kronologi sejarah Indonesia, kita perlu mengetahui
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

perkembangan kehidupan dan budaya masa lampau sampai Indonesia di masa


sekarang.

a.Indonesia masa praaksara

Pada masa praaksara Indonesia, kehidupan masyarakatnya masih sederhana. Hal


ini dapat kita ketahui dari peninggalan alat-alat kehidupannya yang terbuat dari
batu maka disebut zaman batu. Melalui benda-benda budaya yang ditinggalkannya
kita dapat merangkai kembali sejarah tentang kehidupan masa lampau.
Ads not by this site

Berdasarkan bahan dasarnya, perkembangan budaya terbagi dua.


1) Zaman batu, dibedakan menjadi zaman batu tua, batu tengah, batu baru dan
batu besar.
2) Zaman logam, dibedakan menjadi zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman
besi. Di Indonesia, zaman logam dimulai sejak ditemukannya alat-alat dari
perunggu

b.Indonesia memasuki zaman sejarah

Sejarah Indonesia dimulai dengan ditemukannya sumber tertulis yang pertama,


yakni prasasti Kutai sekitar abad ke-5. Hal ini menunjukkan adanya perkembangan
kehidupan masyarakat dari belum mengenal tulisan sampai mampu menulis sebuah
prasasti.

Berarti, ada pengaruh tertentu yang mampu memajukan budaya Nusantara.


Pengaruh tersebut tidak lain adalah pengaruh Hindu-Buddha. Pengaruh ini terkait
dengan agama Hindu dan Buddha. Pengaruh ini memunculkan sistem pemerintahan
baru, yakni bentuk kerajaan yang meniru model India. Raja adalah turun temurun,
bukan pilihan rakyat dan dikelilingi para bangsawan. Perkembangan hidup dan
interaksi manusia selanjutnya memunculkan hubungan Indonesia dengan pedagang
Gujarat. Di kemudian hari, hal ini berdampak pada masuknya pengaruh Islam ke
Nusantara melalui pelayaran dan perdagangan.

Perkembangan pengaruh Islam yang pesat akhirnya membentuk kerajaan Islam


yang pertama di Nusantara, yakni Samudra Pasai, kemudian diikuti kerajaan-
kerajaan Islam lain di Jawa maupun di luar Jawa. Kemajuan Islam ini membawa
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

kemajuan budaya Nusantara dengan munculnya bangunan-bangunan bercirikan


Islam seperti masjid.

Perkembangan interaksi antar-bangsa membuat bangsa Indonesia tidak dapat


menolak kedatangan bangsa barat yang akhirnya menjajah Nusantara, seperti
kedatangan bangsa Belanda, Portugis, dan Inggris. Penjajah Belanda membawa
pengaruh sosial budaya serta politik bagi bangsa Indonesia, bahkan penindasan
yang dilakukan pihak Belanda melahirkan gerakan daerah yang berkembang
menjadi gerakan nasional dengan ditandai lahirnya Budi Utomo. Puncak dari
gerakan nasional ini adalah Proklamasi 17 Agustus 1945 yang melahirkan negara

Indonesia dengan pola baru berbentuk republik. Namun sebelumnya, Indonesia


jatuh ketangan Jepang (1942 – 1945). Pada masa pendudukan Jepang penuh
dengan kesengsaraan, seperti adanya romusha. Penjajahan Jepang berakhir
seiring dengan berakhirnya PD II.
Ads not by this site

Jepang menyerah kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945 yang berarti juga
Indonesia mendapat angin baik untuk segera bertindak dan memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Indonesia memasuki era baru dalam situasi kemerdekaan,
yakni situasi yang mendorong untuk mewujudkan bangsa yang adil dan makmur.
Bangsa Indonesia mengalami pasang surut akibat situasi dan perkembangan
zaman, salah satunya adanya tragedi nasional G-30-S/PKI (1965), yakni usaha PKI
untuk mendirikan negara komunis di Indonesia, tetapi gagal. Hal inilah yang
menjadi salah satu sebab jatuhnya kekuasaan dari tangan Presiden Soekarno ke
tangan Presiden Soeharto yang otomatis mengakhiri masa Orde Lama dan berubah
menjadi Orde Baru. Pada perkembangannya, masa Orde Baru dinodai dengan
tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang semakin merajalela. Akibatnya,
berbagai tuntutan dan demonstrasi marak di mana-mana. Puncaknya terjadi pada
tanggal 16, 17, dan 18 Mei 1998 ketika amuk massa terjadi di berbagai kota di
Indonesia.

Situasi ini mereda setelah Presiden Soeharto meletakkan jabatan pada tanggal 21
Mei 1998. Sejak saat itu masa Orde Baru berakhir, setelah +32 tahun mendominasi
sistem pemerintahan. Sejak saat itu pula bangsa kita memasuki era reformasi, di
mana tatanan kehidupan diupayakan tercapai masyarakat madani yang adil dan
makmur sesuai dengan tujuan pembangunan nasional.
http://gudangtugasku.blogspot.com/2012/02/periodisasi-sejarah-isalam.html
minggu 15-09-2013 10:48

Perkembangan sejarah Indonesia hendaknya disusun berdasarkan urutan-urutan


peristiwa dari masa lampau sampai sekarang, sehingga kronologi sejarah Indonesia
akan dapat diketahui dengan jelas. Kronologi merupakan satu-satunya norma
objektif yang harus diperhatikan dalam menyusun kronologi sejarah.

3.Kronik dalam ilmu sejarah

Kronik merupakan fakta kronologis yang memberikan bahan kepada para


peneliti untuk mendapat penafsiran yang saling berhubungan. Kronik dalam hal ini
adalah daftar angka tahun dengan pernyataan peristiwa. Sejarawan akan mendapat
sumber sejarah, seperti prasasti, naskah, rekaman, fosil, artefak, alat batu, patung
yang akan diteliti secara ilmiah dengan menggunakan alat dan bahan kimia
tertentu untuk menentukan keasliannya.
Ads not by this site

Dari data tersebut akan menjadi sejarah setelah dirangkai secara baik menjadi
suatu kisah. Kronik dapat dijadikan sumber sejarah dari suatu bangsa yang pernah
dilalui oleh musafir atau para pendeta. Hal ini dikarenakan biasanya para musafir
atau pendeta tersebut mencatat segala peristiwa yang pernah terjadi dan dilihat
atau dialaminya pada daerah/negara yang dilalui atau disinggahinya.

Menetapnya para musafir atau para pendeta di suatu daerah/negara yang dilalui
memiliki tujuan yang berbeda-beda, ada yang tinggal beberapa saat, ada yang
tinggal begitu lama, sehingga mereka yang tinggal lebih lama dapat menuangkan
dalam catatan kejadian-kejadian dan kehidupan masyarakat nusantara pada waktu
itu, oleh karena itu kronik dapat menjadi salah satu sumber tertulis di Indonesia,
namun perlu diingat bahwa bahan-bahan yang dimaksud dalam kronik tersebut
merupakan bahan-bahan yang lepas, yang masih perlu dirangkai secara selaras
menjadi suatu kisah sejarah. Itulah sebabnya banyak kronik-kronik Cina yang
menulis keberadaan kerajaan Indonesia dalam berbagai segi, sosial, ekonomi,
politik dan kepercayaan, bahkan agama yang dianut oleh rakyat Indonesia,
misalnya agama yang dianut oleh rakyat Tarumanegara dan agama Buddha yang
dianut di Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai