DAN PEMIKIRAN
2
Sokhi Huda, “Struktur Pemikiran dan Gerakan Islam Kontemporer”, At-Tahrir, Vol 18 No. 1,
2018, Hal. 175.
3
Ibid, hal 167.
4
M.Hasbi Amiruddin, “PEMIKIRAN ISLAM KONTEMPORER DALAM BENTURAN
BUDAYA”, Jurnal ilmiah ISLAM FUTURA, Vol. 13, No.2, Februari 2014.
Quran yang dijadikan rujukan utama bagi umat Islam dirasa perlu untuk
dilakukan pengkajian ulang dengan tujuan mencari jawaban atas
permasalahan yang terjadi saat ini. Menurut Harun Nasution, dalam Al
Qur’an terdapat banyak ayat-ayat yang pengertiannya bersifat dhanni, dan
sangat kurang yang bersifat qath’i. Qath'i berarti secara pasti. Sedangkan
kata dhanni berarti: Pikiran, pendapat, dugaan, perkiraan. Banyaknya ayat
yang bersifat dhanni, menurutnya perlu untuk dilakukan penafsiran ulang
dan mencari titik temu untuk menjawab persoalan yang saat ini terjadi.
Menurut Harun Nasution, pandangan sempit dan tradisional tidak bisa
dapat berjalan beriringan dengan modernisme bahkan bertentangan.
Dikalangan umat Islam terdapat perasaan antipati dan takut terhadap
pemikiran para pemikir khususnya pemikiran para filosof (filsafat). Ada
yang beranggapan bahwa filsafat akan menggoyahkan iman, lebih dari itu
terdapat paham yang memandang bahwa filsafat membawa kepada
kekafiran, sehingga tidak kurang orang yang alergi terhadap filsafat. Hal
tersebut melataribelakangi munculnya keyakinan dikalangan umat Islam
yang beranggapan bahwa mempelajari filsafat adalah haram.
Harun Nasution berpendapat bahwa Al Qur’an dan as-Sunnah sangat
menghargai akal sehingga tidak kurang ayat-ayat Al-Qur’an yang
merangsang manusia untuk mendayagunakan akalnya. Dalam berbagai
tulisannya Harun Nasution mengutip beberapa ayat Al-Qur’an yang
mengharuskan umat Islam menggunakan akal. Keberadaan akal ini juga
dimaksudkan untuk mempelajari setiap ayat-ayat al-Qur’an dan
menafsirkannya sesuai dengan tuntutan zaman.
Harun Nasution mengehargai salah satu sikap mu’tazilah yakni,
sikapnya yang terbuka. Ia menganggap orang Islam bisa maju karena
menggunakan akalnya secara rasional dalam segala bidang, karena pada
masa berkembangnya Muktazilah itu umat Islam sedang mengalami masa
keemasan dalam sejarah. Begitu pula di Barat, orang sudah maju, karena
mereka bersikap rasional dalam kehidupan.5
C. Analisis dan Kritik
Seperti yang diuraikan diatas, dalam menafsirkan ulang Al-Qur’an
tidak bisa hanya dengan akal atau opini yang tidak dilandaskan dengan
ilmu yang benar, hukumnya haram dan terlarang.
Dalam QS. Al Isra ayat 36:
5
Ibrahim. PEMIKIRAN ISLAM KONTEMPORER (Studi Kritis Terhadap Pemikiran Harun
Nasution). Jurnal Aqidah-Ta. 2 (2).
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Sokhi. 2018. Struktur Pemikiran dan Gerakan Islam Kontemporer. At-
Tahrir. 18 (1). 156-178.