Kelompok 2
Disusun oleh :
Tabina Rasendriya 2211204005
Muhammad Ridha Aznur 2211204036
Fhatimatul Aulia A.A 2211204058
KATA PENGANTAR
2
Daftar isi
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah Rasulullah wafat, lalu pendidikan Islam dilanjutkan oleh Khulafa al-Rasyidin, yang
bertindak menggantikan kedudukan Nabi sebagai kepala pemerintahan dan tugas-tugas beliau
yang lain kecuali tugas kenabian. Saat itu, wilayah Islam telah meliputi sebagian besar jazirah
Arab. Dinamika pendidikan Islam masa sahabat menjadi semakin komplek seiring dengan
berkembangnya Islam ke luar jazirah Arab.
Pada masa Nabi, negara Islam meliputi seluruh jazirah Arab dan Pendidikan Islam berpusat
di Madinah, setelah Rasulullah saw wafat kekuasaan pemerintahan Islam dipegang oleh Khulafaur
Rasyidin dan wilayah Islam telah meluas di luar jazirah Arab. Para khalifah ini memusatkan
perhatiannya kepada pendidikan, syiarnyaagama, dan kokohnya negara Islam.
Apa dan bagaimana pola pendidikan yang diterapkan oleh Khulafaur Rasyidin pada
masanya, sehingga dapat dijadikan perbandingan terhadap proses pendidikan pada masa sekarang.
Makalah yang sederhana ini akan mencoba mengupas persoalan tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1.Untuk mengetahui Pendidikan Islam Pada Masa Abu Bakar Ash-shiddiq
2.Untuk mengetahui Pendidikan Islam Pada Masa Umar Bin Khattab
3.Untuk mengetahui Pendidikan Islam Pada Masa Utsman Bin Affan
4.Untuk mengetahui Pendidikan Islam Pada Masa Ali Bin Abi Thalib
4
BAB II
PEMBAHASAN
Masa awal kekhalifahan Abu Bakar diguncang pemberontakan, masa pemerintahan Abu
Bakar sangat singkat (632-634) tetapi sangat penting. Dia terutama berperan melawan Riddah
(Kemurtadan) ketika beberapa suku mencoba melepaskan diri dari umat dan menegaskan lagi
kemerdekaan mereka. Pemberontakan yang terjadi benar-benar murni Politis dan Ekonomis.
Orang yang mengaku sebagai Nabi dan orang-orang yang enggan membayar pajak. Abu Bakar
memusatkan perhatian untuk memerangi para pemberontak yang dapat mengacaukan keamanan
dan mempengaruhi orang-orang Islam yang masih lemah imannya. Dikirimlah pasukan ke
Yamamah, dalam penumpasan ini banyak umat Islam yang gugur, terdiri dari para sahabat
Rasulullah dan hafidz Alquran. Karena itu Umar bin Khattab menyarankan kepada khalifah Abu
Bakar untuk mengumpulkan ayat Alquran. Realisasinya diutusnya Zaid bin Tsabit untuk
mengumpulkan semua tulisan Alquran.
Pola Pendidikan pada masa Khalifah Abu Bakar pada umumnya masih seperti pola
pendidikan masa Nabi Muhammad baik dari segi materi pendidikan maupun lembaga pendidikan.
Menurut Prof. Mahmud Yunus di dalam buku Sejarah Pendidikan Islami, Materi pendidikan Islami
yang diajarkan pada masa Khulafaur Rasyidin sebelum masa pemerintahan Umar bin Khatab,
khususnya untuk pendidikan dasar adalah membaca dan menulis, membaca dan menghafal al
Qur’an, serta mempelajari pokok-pokok ajaran Islam seperti cara wudhu, sholat dan sebagainya.
Pokok-pokok ajaran Islam yang diajarkan dapat dibagi dalam beberapa kategori materi
pendidikan, yaitu:
Materi Pendidikan Tauhid, Tauhid adalah menjadikan Allāh sebagai satu satunya
sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya.
Materi Pendidikan Akhlak, Pendidikan akhlak adalah proses pembinaan budi pekerti anak
sehingga menjadi budi pekerti yang mulia. Pendidikan akhlak memiliki peran yang sangat penting.
Salah satu hadis yang berkaitan dengan pendidikan akhlak yaitu : Rasulullah SAW, Ia bersabda :
“Muliakanlah anak-anak kalian dan perbaikilah adab/akhlak mereka" misalnya adab sehari-hari,
adab kasih sayang, adab pergaulan, adab kehidupan ber masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam Islam, Pendidikan Akhlak tidak dapat dipisahkan dengan Pendidikan Tauhid, bahkan
Akhlak merupakan buah dari Tauhid.
Materi Pendidikan Ibadah, seperti wudhu’, shalat, doa, dzikir, puasa, zakat dan haji.
5
Materi Pendidikan Kesehatan yang terintegrasi pada bidang Tauhid, Akhlak, Ibadah, seperti
tentang kebersihan tubuh dan lingkungan, adab makan dan minum, adab membuang air, adab
mandi dan lain-lain.
Pusat pendidikan pada masa Khalifah Abu Bakar adalah di Madinah dan tenaga pendidiknya
adalah para Sahabat Nabi. Selain keberadaan Masjid dan Shuffah sebagai tempat pendidikan yang
telah ada sejak masa Nabi Muhammad, umat Islam mendirikan Kuttab sebagai tempat belajar
membaca dan menulis, yang mendukung fungsi Masjid yang semakin kompleks. Masjid pada
waktu itu berfungsi sebagai tempat shalat berjamaah, membaca dan mempelajari al-Qur’an, tempat
mendiskusikan masalah berbagai masalah keumatan, tempat pertemuan dan lembaga pendidikan
Islam.1
1
Edu-Riligia: Jurnal Kajian Pendidikan Islam Dan Keagamaan
6
pusat-pusat pendidikan Islam di berbagai kota dengan berbagai materi pendidikan yang
dikembangkan, dan mata pelajaran agama Islam pada masa khalifah Umar lebih maju dan
lebihluas, serta lebih tertata.2 Dari pokok-pokok di atas dapat kita simpulkan bahwa, mata
pelajaran agama Islam pada masa khalifah Umar lebih maju dan lebih luas, serta lebih lengkap.
Masa Umar bin Khattab negara dalam keadaan stabil dan aman, menjadikan masjid sebagai
pusat pendidikan, telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan di setiap kota. Ini berarti betapa
pentingnya ilmu sesuai dengan Alquran : perintah ‘membaca’ QS.96 Al-‘Alaq : 1-3; tidak sama
yang berilmu dengan yang tidak berilmu QS. 58 Az-Zumar : 9; Allah meninggikan yang beriman
dan berilmu QS. 58 Al-Mujadalah : 11; HR. Tirmidzi no. 2570 ‘barang siapa menuntut ilmu maka
Allah akan mempermudah masuk ke surga’; dan betapa pentingnya ‘ikhlas’ sebagai motivasi
dalam segala perbuatan termasuk yang ‘belajar’ dan ‘mengajar’, HR. Bukhari no.1 (hadits ini
diterima Umar bin Khattab secara langsung dari Rasulullah SAW.).Dalam hal ini terjadi proses
interaksi langsung antara Umar (murid) dan Rasul (pendidik) yaitu ‘proses belajar mengajar’. Di
akhir hayatnya ia berkata, “kematian akan sangat buruk bagiku, seandainya aku tidak menjadi
seorang muslim”. Umar meninggal pada 23 H/644 M terbunuh oleh Abu Lu’luah Firoz, seorang
budak Persia, menikamnya ketika Umar sedang shalat subuh di Masjid.25Pada akhir hayatnya
menunjuk majlis syura’ (lembaga permusyawaratan) untuk menyelenggarakan pemilihan khalifah
baru3
2
Journal of Education teaching, Vol.1 No.2, 2022
3
Journal of Education teaching, Vol.1 No.2, 2022
7
bisa menuntut ilmu- ilmu agama Islam di Madinah. Tetapi dengan tersebarnya para sahabat
Rasulullah Saw., yang langsung mendapatkan pengajaran dari Nabi ke berbagai daerah
meringankan umat Islam di daerah-daerah yang baru untuk belajar ilmu-ilmu agama Islam kepada
para sahabat Nabi yang mempunyai pengetahuan yang banyak dalam ilmu-ilmu agama Islam di
daerah mereka sendiri atau di daerah yang terdekat. Jasa besar khalifah Usman bin Affan dalam
sejarah pendidikan Islam yaitu membukukan al-qur’an dan menyatukan bacaan al-Quran umat
Islam yang berbeda satu sama lain karena bertambahnya daerah kekuasaan Islam sehingga
menyebabkan umat Islam berlainan dialek dalam membaca al-Qur’an yang terkenal dengan
mushaf Utsmani, tapi pemikiran kreatif tidak muncul pada waktu itu. Justru kelemahlembutannya
pada waktu itu dipergunakan oleh keluarga Bani Umayyah yang pernah memegang kekuasaan
politik sebelum Islam untuk meningkatkan dan mengembalikan kedudukannya sebagai pemimpin
Quraisy pada masa silam. Karena peluang yang dimanfaatkan oleh keluarga Umayyah untuk
menduduki jabatan penting menyebabkan timbulnya protes dan sikap oposisi yang datang hampir
dari selurh daerah. Gerakan itu berakhir dengan terbunuhnya khalifah ketiga, Usman bin Affan.
Masa ini dianggap sebagai awal sejarah timbulnya perpecahan dalam kalangan umat Islam.
Pendidikan Islam pada masa khalifah Usman bin Affan statis dan tidak mengalami perkembangan
yang berarti, karena Usman banyak disibukkan oleh hal-hal lain yang dianggap jauh lebih penting.
Jadi Enam tahun pertama kekhalifahan Usman bin Affan, pendidikan Islam mengalami
perkembangan dan kemajuan yang pesat. Sedangkan pada enam tahun terakhir masa pemerintahan
Khalifah Usman bin Affan pendidikan Islam tidak mengalami kemajuan yang berarti. Hal tersebut
disebabkan oleh banyaknya persoalan-persoalan sosial politik yang pada akhirnya pemerintahan
Khalifah Usman bin Affan mengalami kekacauan, baik di lingkungan keluarga maupun
dilingkungan4
D.Fase Pendidikan Islam Pada Masa Ali Bin Abi Tholib (656-661 M)
Pada masa Ali telah terjadi kekacauan dan pemberontakan, sehingga di masa ia berkuasa
pemerintahannya tidak stabil. Dengan kericuhan politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan
pendidikan Islam mendapat hambatan dan gangguan. Pada saat itu Ali tidak sempat lagi
memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya itu ditumpahkan pada masalah
keamanan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat Islam.5 Khalifah keempat khulafaur rasyidin
juga sepupu dan sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW adalah Ali ibnu Abi Thalib. Keturunan
Bani Hasyim ini lahir di Mekah tahun 603 M.
Beliau adalah orang yang pertama masuk Islam dari kalangan remaja. Sepeninggal Usman,
sebagian kaum muslimin menginginkan Ali bin Abi Thalib naik menjadi khalifah keempat, pada
mulanya Ali menolak, tapi akhirnya mau menerima setelah mendapat desakan dari sebagian kaum
muslimin. Naiknya Ali menjadi khalifah tidak disetujui oleh Bani Umayyah yang merupakan
keluarga terdekat khalifah Usman. Apalagi Khalifah Ali dengan segera memecat pejabat-pejabat
penting yang dulu diangkat Usman. Sebagai contoh, Khalifah Ali memecat gubernur Syria
Muawiyah bin Abi Sofyan sebagai gubernur Syria, namun Muawiyah tidak terima malah dia
4
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 / Journal of Science Information and Educational
Creativity
5
Jurnal Pendidikan IPS Vol. 9, NO 1, Januari-Juni 2019
8
mengangkat dirinya menjadi khalifah dan menentang Ali dengan alasan menuntut bela kematian
Usman kepada Ali. Di satu sisi Ali menghadapi tantangan yang lain yaitu datangnya dari Aisyah,
Thalhah dan Zubeir yang menentang Ali karena Ibnu Zubeir berambisi menjadi khalifah.
Ali memusatkan perhatian untuk menghadapi pasukan Aisyah, Thalhah dan Zubeir terlebih
dahulu, maka terjadilah peperangan yang dikenal dengan nama Perang Jamal (perang onta), karena
panglima perangnya Aisyah pada waktu itu mengendarai onta. Pada peperangan ini pasukan Ali
memperoleh kemenangan, Aisyah tertawan dan dikembalikan dengan penuh kehormatan ke
Makkah, sedangkan Thalhah dan Zubeir tewas terbunuh. Kemudian Ali bersiap-siap untuk
menghadapi tantangan dari pasukan Muawiyah yang sudah siap-siap untuk menentang Ali di
sebuah tempat yang bernama Shiffin. Dalam peperangan tersebut pasukan Ali hampir memperoleh
kemenangan, namun dalam pasukan Muawiyah terdapat seorang ahli politik yang sangat lihai,
beliau mengusulkan supaya pasukan Muawiyah mengangkat mushaf Al-Qur‟an tinggi-tinggi ke
atas dengan ujung tombak sebagai ajakan damai.
Melihat hal tersebut sebagai seorang ahli strategi militer Ali mengetahui bahwa itu hanya
tipu muslihat, Ali menginginkan perang dilanjutkan karena kemenangan sedikit lagi akan
diperoleh, namun Ali menghadapi desakan dari sebagian pasukannya yang menginginkan perang
dihentikan karena musuh mengajak berdamai. Karena Ali terus didesak, maka dengan sangat
terpaksa Ali menghentikan peperangan. Maka dicapailah perundingan damai (tahkim). Dalam
peristiwa tahkim tersebut pasukan Ali terkalahkan oleh kelicikan Amru bin Ash di pihak
Muawiyah bin Abi Sofyan. Karena tidak setuju dengan tahkim sebagian pasukan Ali keluar dari
barisan Ali dan membentuk kelompok tersendiri. Mereka inilah dalam sejarah dikenal dengan
nama golongan Khawarij.
Menurut golongan Khawarij, siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tahkim adalah kafir,
maka mereka berusaha untuk membunuh Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sofyan dan Amru
bin Ash. Karena Ali tidak pernah menggunakan pengawal pribadi, salah seorang Khawarij yang
bernama Abdurrahman bin Muljam berhasil menikam khalifah keempat ini pada Shubuh dini hari.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan pada zaman Khulafaur Rasyidin belum
berkembang seperti masa-masa sesudahnya. Pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan masa
Nabi, yang menekankan pada pengajaran baca tulis dan ajaran-ajaran Islam yang bersumber pada
al-Qur‟an dan Sunnah Rasul.
Hal ini disebabkan oleh konsentrasi umat Islam terhadap perluasan wilayah Islam dan
terjadinya pergolakan politik, khususnya pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib.
sebagian besar masih tetap berpegang kepada prinsip- prinsip pokok dan kemurnian yang diajarkan
Rasulullah SAW. Dapat diduga, bahwa kegiatan pendidikan pada saat itu mengalami hambatan
dengan adanya perang saudara. Ali sendiri saat itu tidak sempat memikirkan masalah pendidikan,
karena ada yang lebih penting dan mendesak untuk memberikan jaminan keamanan, ketertiban
dan ketentraman dalam segala kegiatan kehidupan, yaitu mempersatukan kembali kesatuan umat,
tetapi Ali tidak berhasil. Pada masa khalifah yang keempat ini kegiatan pendidikan banyak
mengalami hambatan dari berbagai pihak yang berbeda-beda kepentingan6
6
Jurnal Pendidikan IPS Vol. 9, NO 1, Januari-Juni 2019
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Pusat pendidikan pada masa Khalifah Abu Bakar adalah di Madinah dan tenaga pendidiknya
adalah para Sahabat Nabi. Selain keberadaan Masjid dan Shuffah sebagai tempat pendidikan yang
telah ada sejak masa Nabi Muhammad, umat Islam mendirikan Kuttab sebagai tempat belajar
membaca dan menulis, yang mendukung fungsi Masjid yang semakin kompleks. Masjid pada
waktu itu berfungsi sebagai tempat shalat berjamaah, membaca dan mempelajari al-Qur’an, tempat
mendiskusikan masalah berbagai masalah keumatan, tempat pertemuan dan lembaga pendidikan
Islam.
2.agama Islam pada masa khalifah Umar lebih maju dan lebih luas, serta lebih lengkap. Masa Umar
bin Khattab negara dalam keadaan stabil dan aman, menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan,
telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan di setiap kota. Ini berarti betapa pentingnya ilmu
3.Jasa besar khalifah Usman bin Affan dalam sejarah pendidikan Islam yaitu membukukan al-
qur’an dan menyatukan bacaan al-Quran umat Islam yang berbeda satu sama lain karena
bertambahnya daerah kekuasaan Islam sehingga menyebabkan umat Islam berlainan dialek dalam
membaca al-Qur’an yang terkenal dengan mushaf Utsmani
4.khususnya pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib. sebagian besar masih tetap
berpegang kepada prinsip- prinsip pokok dan kemurnian yang diajarkan Rasulullah SAW.
B.SARAN
Kami sadar makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami harap kritik dan
saran dari Bapak/Ibu dosen serta teman-teman untuk lebih baiknya makalah ini Kami
menyarankan kepada kita semua untuk mempelajari dan memahami Islam pada masa khulafaur
rasyidin agar kita mengetahui islam saat masa khulafaur rasyidin.
10
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri. (2008) Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Aminah,Nina. (2015). Pola Pendidikan Islam Periode Khulafar Rasyidin, Jurnal Tarbiyah,
vol: 1, No: 1. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Arsyad, Junaidi. (2020). Pendidikan Dalam Sejarah Islam, Medan: Perdana Publishing
Mulya Sarana.
Ihsan, Mihtahul. dkk. (2020). Perkembangan Pendidikan Islam Periode Khulafāur Rāsyidīn.
Jurnal Pendidikan Islam Indonesia. Vol: 5, No: 1. Universitas Islam Bandung.
Rambe,Jansen. (2017). Problematika Dakwah Pada Masa Ali bin Abi Thalib, Skiripsi,
Medan: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara.
al-Qazwīnī, Mājah, Ibn, al-Sunan. (2009). no. 3671. Kairo: Dār al-ḥadith.
Abubakar, A. (2020). Pendidikan islam di era peradaban modern. K-Media.
Aminah, N. (2015). Pola Pendidikan Islam Periode Khulafaur Rasyidin.
Amrozi, S. R. (2020). SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA;
PERSPEKTIF SEJARAH KRITIS IBNU KHOLDUN. Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidikan
Islam, 4(1).
Aniroh, A. (2021). PENDIDIKAN ISLAM MASA PERTENGAHAN (Studi Historis
Pendidikan Di Kerajaan Usmani, Kerajaan Safawi Dan Kerajaan Mughal). AT-THARIQ:
Jurnal Studi Islam Dan Budaya, 1(2).
As-Tsauri, M. S. (2020). Sejarah Pendidikan Islam. Guepedia.
Badwi, A. (2018). SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI KERJAAN TURKI USMANI.
11
Hasan, L. (2003). Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru.
Kemenag, K. B. (2020). Sejarah Dan Pola Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaur
Rasyidin. Https://Jateng.Kemenag.Go.Id/.
Maryamah. (2015). pendidikan-islam-masa-dinasti-abbasiyah.
Megawati, B. (2020). KERAJAAN TURKI USMANI. TARBIYAH Bil QALAM Jurnal
Pendidikan, Agama Dan Sain, 4(1).
Misrawi, Z. (2009). Madinah: kota suci, piagam Madinah, dan teladan Muhammad SAW.
Penerbit Buku Kompas.
Mubin, A. (2020). PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ISLAM JAMAN KLASIK
(di Masa Rasulullah SAW dan Era Kekhalifahan). Rausyan Fikr, 16.
Muhammad, P. :, Shafwan, H., & Pd, L. M. I. (2019). INTISARI SEJARAH PENDIDIKAN
ISLAM (Mengenal dan Meneladani Proses dan Praktek Tarbiyah dan Dakwah Sejak
Diutusnya Rasul saw Hingga Kemerdekaan Indonesia). http://www.arafahgroup.com
Mukarom. (2015). Pendidikan Islam pada Masa Kerajaan Turki Usmani 1300-1922 M
(Issue 1).
Nata, H. A. (2014). Sejarah pendidikan islam. Kencana.
Pulungan, J. S. (2019). Sejarah pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Sungkowo, S. A., Hanafi, I. R., & Huda, M. Q. (2021). SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM.
Literasi Nusantara.
Suwito, F. (2005). Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Putra Grafik.
Zahairini. (2010). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Depag.
Zuhairini, Z. (2004). Sejarah Pendidikan Islam. Bumi Aksara.
Ali, K. 2003. Sejarah Islam dari Awal Hingga Runtuhnya Dinasti Utsmani (Tarikh
Pramodern). Jakarta: Raja Grafindo Persada
Arief, Armai (ed). 2014. Sejarah Pertumbuhan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam
Pada Masa Klasik. Bandung: Angkasa
Mestika Zed, 2004. Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Azra, Azyumardi. 1999. Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium
12
Baru, Jakarta: Logos.
Asrohah, Hanum. 1999. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Logos
Fathurrahman. 2017. Eksistensi Kuttab dan Masjid sebagai Institusi Pendidikan pada
Masa Pertumbuhan Islam. Jurnah Ilmiah Kreatif. Vol. XIV No. 1.
Abubakar, A., Srimulyani, E. and Anwar, A., 2019. Identification of Some Distinctive Values of
Acehnese Malee (Shyness) for Character Education. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(1), pp.125-
140, p. 126.
Glasse, Cyril. 2002. Ensiklopedi Islam. Terj . Ghufran A. Mas’adi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Langgulung, Hasan. 1995. Manusia dan Pendidikan, Suatu Analisa Psikologi dan
Pendidikan. Jakarta: Alhusna Zikra.
Yunus, Mahmud. 1989. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Hidayakarya Agung.
Nakosteen, Mehdi. 1995. Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat:
Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam. Terj. Joko S. Kahhar. Surabaya: Risalah
Gusti.
Nata, Abuddin. 2004. Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan
Pertengahan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nizar, Samsul (editor). 2009. Sejarah Pendidikan Islam – Menelusuri Jejak
Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Niswah, Chairun. 2015. Pendidikan Islam pada Masa Khulafa al-Rasyidin dan Bani
Umayyah. Jurnal Tadrib. Vol. 1 No. 2.
Syalabi, A. 2000. Sejarah dan Kebudayaan Islam I, terj. Mukhtar Yahya, Jakarta: alHusna Zikra.
Sukarno dan Ahmad Supardi. 1985. Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Bandung:
Angkasa.
Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung : Remaja
Rosda Karya
Zuhairini, dkk. 1997. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
13
A. Mustafa, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung: Pustaka Setia, 1999.
Abbudin Nata, dkk, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2005.
Abdul Raup Silahudin, Membela Islam Bekal Kaum Muda, Bandung, MQ
Publishing, 2006.
Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan
Islam Klasik. Bandung: Penerbit Angkasa, 2005.
Asama Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang t.t.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Cet. XIII, Jakarta: RajaGrafido Persada,
2002.
Departemen Agama, Rekontruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta:
Departemen Agama RI, 2005.
Enung K. Rukiati, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung: Pustaka Setia,
2006.
Fazlur Rahman, Islam, Bandung: Pustaka, 1984.
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Hidakarya Agung, 1992.
Muhammad Syadid, Konsep Pendidikan dalam al-Qur'an, Jakarta: Penebar Salam,
2001.
Munawiyah, dkk, Sejarah Peradaban Islam, Banda Aceh: PSW IAIN Ar-Raniry,
2009.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Islam, Jakarta: Kencana, 2004.
Samsul Nizar (ed), Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah Sampai Indonesia, Cet. I, Jakarta: Kencana, 2007.
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta: Perenada Media, 2005.
Usman Husen, Sejarah Pendidikan Islam, Cet. I, Yogyakarta: AK Group/ArRaniry Press Banda
Aceh, 2008.
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Cet. IX, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
14
15