Kelas C
DosenPengampu:
Drs. Marjono., M.Hum
Oleh:
di NYSE mengalami peningkatan dari 451 juta pada tahun 1926 menjadi 577 juta
dolar pada tahun 1927 (Link dan Catton, 1973:106).
Peningkatan aktivitas di pasar saham mempengaruhi aktivitas bisnis di
Amerika Serikat. Pada saat harga saham semakin tinggi, semakin banyak
pengusaha yang tertarik untuk turut serta dalam aktivitas ini. Untuk mendapatkan
modal lebih banyak guna membeli saham, mereka meningkatkan produksi
mereka, dan keuntungan tersebut dipertaruhkan di pasar saham. Padahal daya beli
rakyat Amerika pada saat itu sedang dalam kondisi rendah, sehingga terjadilah
ketidakseimbangan ekonomi, yaitu jumlah penawaran lebih tinggi dari jumlah
permintaan. Kondisi ini tentu saja sangat merugikan industri. Sikap kurang
bijaksana dari para pengusaha ini mengakibatkan terjadinya produksi berlebih,
dan kemudian kebangkrutan bagi industri mereka.
Pada awal September 1928, terjadi penurunan harga saham di NYSE (bear
market). Ini mengakibatkan kegiatan di pasar saham lesu. Pada pertengahan tahun
1928 harga saham kembali stabil dari yang semula 12 dolar per saham menjadi
159 dolar per saham pada awal September 1929. Kondisi ini meningkatkan
kembali volume perdagangan di bursa saham. Tahun 1929 menjadi puncak
kegiatan permainan saham di Amerika Serikat. Total nilai saham di bursa saham
New York mencapai 87 milyar dolar pada 1 Oktober 1929, volume perdagangan
saham mencapai 1,1 milyar dolar, dan total pinjaman dari para pialang mencapai
8,5 milyar dolar pada September 1929. Kepercayaan akan kenaikan harga saham,
menjadi motivasi bagi rakyat Amerika Serikat untuk terus melakukan aksi
spekulasi di bursa saham (Moore, 1982: 772).
Pada awal Oktober 1929, harga saham di NYSE kembali turun. Tanggal
21 Oktober 1929, terjadi bank on run, yaitu aktivitas penjualan saham secara
besar-besaran karena ketakutan akan terjadinya penurunan yang lebih besar. Di
seluruh pelosok kota New York para spekulan menjual saham-saham mereka,
akibatnya nilai-nilai saham merosot dengan cepat. Pada 24 Oktober 1929, total
jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 13 juta saham, dengan harga yang
rendah. Pada sore harinya J.P. Morgan & Company dan beberapa bank
menyediakan dana mencapai 240 juta dolar untuk membeli saham, demi menjaga
kestabilan pasar serta melindungi pinjaman dan investasi mereka. Bersamaan
dengan itu, Treasury Officials (dewan pemimpin ekonom dan bankers),
memberikan pernyataan kepada publik untuk tetap tenang, dan menjalankan
aktivitas seperti biasa, karena kondisi ini tidak akan berlangsung lama, dan setelah
ini berakhir akan tercipta kondisi yang lebih menguntungkan daripada
sebelumnya (Link dan Catton, 1973: 107).
Presiden Hoover turut menenangkan rakyat untuk tetap bekerja normal
dan tidak panik, ia kembali meyakinkan akan kemakmuran abadi Amerika
Serikat. Upaya-upaya untuk menormalkan kembali harga saham tidak terwujud
karena pada 29 Oktober 1929 yang dikenal dengan Black Tuesday, saham yang
diperdagangkan di NYSE mencapai 16,5 juta saham, dengan harga saham yang
merosot tajam hingga turun 43 poin. Selama bulan Oktober 1929, nilai saham
pada bursa New York turun dari 87 milyar dolar sampai 55 milyar dolar atau
sekitar 37%. Anjloknya pasar saham di bulan Oktober 1929, mengakibatkan krisis
keuangan yang akhirnya meluas menjadi depresi. Depresi berlangsung bertahun-
tahun dan tidak hanya merusak kehidupan ekonomi Amerika saja, tetapi juga
merubah kehidupan sosial dan politik rakyat Amerika Serikat yang telah terbentuk
dalam tahun sebelumnya (Current, 1987: 704).
2. Langkah-langkah kebijakan pelaksanaan politik New Deal
Isi Kebijakan New Deal
Isi dari kebijakan New Deal sendiri adalah sederetan tindakan untuk
membangkitkan kegiatan perekonomian melalui kebijakannya dalam berbagai
bidang, yakni diantaranya ialah (Nengsih, 2008:59-65) :
1. CCC (Civilization Concervative Corp)
CCC ini merupakan kebijakan pertama yang dikeluarkan pada program
New Deal tepatnya pada 30 Maret 1933. CCC ditugaskan untuk memberikan
pekerjaan berupa konservasi alam di daerah pedalaman negara Amerika Serikat
kepada pemuda yang tidak bekerja dan berusia antara 18 higga 25 tahun agar
mereka terhindari dari hal-hal negatif dan kriminalitas. Dengan pelaksanaaan
program ini dapat membantu kehidupan perekonomian keluarga yang menjadi
tanggungan dari pemuda-pemuda tadi. Hingga akhir tahun 1041, program ini telah
berhasil mempekerjakan 2 juta tenaga kerja dengan upah 30 ribu dollar Amerika
per bulan.
2. CWA (Civil Works Act)
Sama halnya dengan CCC, CWA pun berperan dalam penyerapan tenaga
kerja. Namun, bidang yang digarap dalam CWA lebih pada perkembangan
infrastruktur. Program ini telah berhasil memperbaiki 1000 bandara, 500.000 mil
jalan raya, dan 40.000 gedung sekolah (Robetson dalam Ningsih, 2008:62).
3. AAA (Agricultural Adjustment Act)
Undang-undang ini dikeluarkan pada tanggal 12 Mei 1933 yang bertujuan
untuk memberikan bantuan ekonomi kepada petani dan juga membantu
meningkatkan pendapatan petani yang terus berjuang pada masa depresi. Pada
intinya peraturan ini berencana untuk menaikan harga hasil panen dengan
memberikan subsidi kepada petani. Subsidi tersebut diberikan sebagai kompensasi
pengurangan pada penggunaan lahan dan jumlah hasil produksi yang disengaja
agar tidak terjadi penumpukan sehingga harga produk pertanian tidak jatuh. Selain
itu dengan adanya undang-undang ini pemerintah dapat menetapkan harga hasil
dan pemberlakuan kua\ota luas tanah yang boleh disewakan oleh pemilik tanah
agar hasil panen tidak banjir di pasaran. Undang-undang ini juga membebaskan
hutang petani dengan menyediakan pembayaran kembali pada tanah-tanah
maupun perlengkapan pertanian yang telah digadaikan petani melalui perwakilan
Federal Land Bank.
4. TVA (Tennessee Valley Authority)
Senada dengan CCC dan CWA, TVA pun merupakan program penyerapan
tenaga kerja yang bergerak dalam perbaikan bendungan yang digunakan untuk
tenaga listrik. Program pembangunan lembah Tennessee ini telah berhasil
mempekerjakan 40.000 pekerja untuk membangun 20 bendungan baru dan
memperbaiki lima bendungan lama.
5. HOLC (Home Owners Loan Corporation)
HOLC ini merupakan kebijakan mengenai tempat tinggal rakyat Amerika
yang pada masa sebelumnya banyak disita oleh bank. Tujuan dari HOLC ini
adalah untuk membantu rakyat Amerika yang kesulitan dalam urusan rumah
tinggal.
6. National Recovery Administration (Lembaga Pemulihan Nasional) dan
National Industrial Recovery Act (Undang-Undang Pemulihan Industri
Nasional)
Kebijakan ini dikeluarkan pada 16 Juni 1933. Kebijakan ini dibentuk
untuk menyegarkan kembali aktivitas industri dan bisnis dengan berdasarkan pada
prinsip-prinsip dari pengaturan sendiri oleh industri dan dijalankan dibawah
pengawasan pemerintahan melalui sistem kompetisi yang adil berdasarkan
perundang-undangan. Kebijakan ini pada intinya berusaha untuk mengakhiri
persaingan sengit antara kaum industriawan dengan menetapkan aturan main
secara sehat. Hal ini bertujuan untuk memperbanyak lapangan pekerjaan bagi
masyarakat yang akan berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat dan
secara tidak langsung dapat mempercepat proses pemulihan bidang industri.
7. WPA (Works Progress Administration)
Program ini diarahkan pada sebuah proyek jangka panjang untuk
penciptaan lapangan pekerjaan dari pada bersedah pada pengangguran. Dibawah
proyek WPA sejumlah gedung.
8. SSA (Social Security Act)
Undang-undang ini memberikan jaminan atau tunjangan asuransi yang
diberikan pada pekerja setelah ia berusia tua. Selain pensiunan program ini juga
membantu wanita-wanita yang menjadi orang tua tunggal dan orang-orang cacat.
Program ini dibiayai dari pajak penghasilan dari pengusaha dan pekerja yang
disesuaikam dengan penghasilannya. Program New Deal yang dikeluarkan oleh
Roosevelt yang memuat banyak peraturan yang memihak pada kaum pekerja ini
mendapatkan tanggapan baik dari serikat-serikat pekerja Amerika Serikat.
Pelaksanaan Program New Deal
a. Program New Deal I
Banyak pengamat ekonomi berpendapat bahwa kebijakan moneter yang
lama membawa kontribusi yang signifikan bagi menurunnya ekonomi antara
tahun 1929 dan 1933. Beberapa negara bagian memulai langkah lebih awal untuk
mendeklarasikan libur dan menutup bank-bank negara bagian untuk mencegah
kehancuran yang lebih lanjut akibat depresi. Sehari setelah Roosevelt menjabat
sebagai presiden Ia melakukan langkah awal untuk mengamankan dan
melaksanakan sebuah kebijakan darurat bagi perbankan secara nasional. Pada
tanggal 5 Maret 1933 Franklin D. Roosevelt mendekritkan libur pada bank agar
tercipta ketenangan di masyarakat, selain itu pemerintah juga memberikan
bantuan untuk bank-bank tersebut. Liburnya bank selama 5 hari itu digunakan
untuk melihat situasi keadaan moneter yang sebenarnya sebelum melakukan
tindaka lanjutan selain juga digunakan untuk menumbuhkan kembali rasa percaya
masyarakat pada sistem perbankan nasional (Ningsih, Y,2008:44).
Pada 9 Maret 1933 dikeluarkan Emergency Bank Act (Undang-undang
Darurat Perbankan) untuk membuka kembali bank secara nasional setelah
diliburkan dan sejak tanggal 10 Maret 1933 bank telah melakukan berbagai
macam transaksi penting.86 Pemerintah juga mengadakan inspeksi langsung ke
bank-bank untuk melihat keadaannya, bagi bank yang menurut pengamatan
pemerintah tidak sehat akan diambil alih oleh negara. Pada saat pembukaan bank
kembali, Roosevelt juga menegaskan bahwa pemerintah akan menjamin semua
deposito masyarakat Amerika yang bernilai hingga 5.000 dollar. Pada saat yang
bersamaan pula, Ia pun menyakinkan masyarakat untuk menyimpan uangnya di
bank karena usaha perbankan sudah pulih dari depresi (Ningsih, Y,2008:45).
Pada 20 Maret 1933, pemerintah menetapkan Economy Act (Undang-
undang Perekonomian) yang digunakan untuk menyehatkan anggaran belanja
negara dengan melakukan penghematan pengeluaran keuangan negara berupa
pemotongan uang berbagai pihak antara lain, dari pensiunan para veteran sebesar
400 dolar AS dan gaji para anggota Kongres sebanyak 100 dolar AS. Dengan cara
ini pemerintah telah menghemat keuangan negara hingga 500 milyar dolar AS.
Hal ini dilakukan untuk mengembangkan anggaran pengeluaran pemerintah
supaya anggaran ekonomi dapat lebih diefisienkan (Ningsih, Y,2008:45).
Pada 31 Maret 1933 Civilian Conservation Corps Reforestation Relief Act
dikeluarkan sebagai upaya untuk membantu pengangguran yang berusia muda dan
atas undang-undang ini kemudian dibentuklah Civilian Concervation Corps
(CCC). Badan ini bertugas untuk memberikan pekerjaan berupa konservasi alam
di daerah pedalaman negara Amerika Serikat kepada pemuda yang tidak bekerja
dan berusia di antara 18 hingga 25 tahun agar mereka terhindari dari hal-hal
negatif dan kriminalitas. Pelaksanaan program ini juga bertujuan untuk membantu
kehidupan perekonomian keluarga yang menjadi tanggungan dari pemuda-
pemuda tadi.
Pada tanggal 19 April 1933 ditetapkan Gold Standard Abandoned Act
yaitu peraturan yang menetapkan semua kontrak rakyat dengan pemerintah yang
berjumlah 20 dollar keatas akan dibayar dengan uang logam emas.90 Hal ini
bertujuan untuk membantu perdagangan luar negeri dan menghentikan pengaliran
emas ke Eropa sekaligus memperlancar jalannya roda perekonomian yang akan
nantinya akan mempengaruhi peningkatan harga barang-barang produksi
(Ningsih, Y,2008:46).
Federal Emergency Relief Act (FERA) dikeluarkan pada tanggal 12 Mei
1933 dan Federal Emergency Relief Administration kemudian terbentuk dibawah
undang-undang ini. Badan ini diberi kuasa untuk memberikan bantuan sebesar
500 juta dollar Amerika dan memberikan setengah dari jumlah tersebut sebagai
bantuan langsung kepada negara-negara bagian dan kota-kota untuk membantu
warga mereka yang mengalami kesulitan. Program FERA berdasarkan pada
sistem pemberian bantuan langsung kepada negara-negara bagian sebagai
pembeda dari sistem pinjaman yang ditetapkan oleh pemerintahan Presiden
Hoover. Undang-undang ini mewariskan pambangunan proyek-proyek pekerjaan
umum untuk mempekerjakan penduduk di negara-negara bagian dan kota-kota di
Amerika serta memberi kuasa pada Reconstruction Finance Corporation (RFC)
untuk menyediaka dana yang akan didistribusikan kepada negara-negara bagian
melalui Harry L. Hopkins pengurus program pekerjaan umum yang ditunjuk oleh
FERA.
Cincotta, Howard. (Eds). 2004. Garis Besar Sejarah Amerika (terjemahan: Yusi
A. Pereanom). USA: Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Naimatul, Ainiyah, dkk. 2015. Usaha Franklin Delano Roosevelt Dalam
Mengatasi Krisis Ekonomi Di Amerika Serikat Tahun 1933-1939. Artikel
Ilmiah Mahasiswa, 2015, I (1): 1-12
Laely, A. 2016. Depresi Hebat Di Amerika Serikat. Vol 1 No 1 (2016): Prosiding
Kolokium Doktor dan Seminar Hasil Penelitian Hibah
Ningsih, Y. 2008. Kondisi Pekerja di Amerika Serikat Pada Masa New Deal
1933-1939. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Ilmu Sejarah : UI.