Lokal : B1 (Manajemen)
NPM : 2040401057
The Great Depression yang terjadi suatu negara besar akan menyebabkan guncangan
dahsyat dalam bidang ekonomi yang dampaknya tak hanya dirasakan oleh negara yang
mengalaminya, tetapi juga negara-negara lain di dunia.
Depresi Besar atau zaman malaise adalah sebuah peristiwa menurunnya tingkat
ekonomi secara dramatis di seluruh dunia yang mulai terjadi pada tahun 1929. Depresi dimulai
dengan peristiwa Selasa Hitam, yaitu peristiwa jatuhnya bursa saham New York pada tanggal 24
Oktober dan mencapai puncak terparahnya pada 29 Oktober 1929. Depresi ini menghancurkan
ekonomi baik negara industri maupun negara berkembang. Volume perdagangan internasional
berkurang drastis, begitu pula dengan pendapatan perseorangan, pendapatan pajak, harga, dan
keuntungan.
Pada tahun-tahun menjelang 1929, kenaikan harga pasar saham telah menciptakan
kekayaan dalam jumlah besar sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan, yang
membuat mendorong pinjaman untuk membeli lebih banyak saham. Namun, pada 24
Oktober (Black Thursday), harga saham mulai turun menyebabkan panik jual hingga harga
turun tajam. Pada 29 Oktober (Black Tuesday), harga saham turun $ 14 miliar dalam satu
hari, lebih dari $ 30 miliar dalam seminggu. Nilai yang menguap minggu itu sepuluh kali
lebih banyak dari seluruh anggaran federal dan lebih dari semua yang telah dibelanjakan AS
untuk Perang Dunia I. Pada tahun 1930, nilai saham turun 90%.
Karena banyak bank juga telah menginvestasikan simpanan klien mereka di pasar
saham, bank-bank ini terpaksa tutup ketika pasar saham ambruk. Setelah pasar saham
ambruk dan bank tutup, orang takut kehilangan lebih banyak uang. Karena ketakutan
mereka akan tantangan ekonomi lebih lanjut, individu-individu dari semua kelas berhenti
membeli dan mengonsumsi. Ribuan investor individu yang percaya bahwa mereka bisa
menjadi kaya dengan berinvestasi pada saham kehilangan semua yang mereka miliki.
Jatuhnya pasar saham sangat mempengaruhi perekonomian Amerika.
Kota-kota di seluruh dunia terpukul keras, terutama yang bergantung pada industri
berat . Konstruksi terhenti di banyak negara. Pertanian dan daerah pedesaan menderita
karena harga tanaman turun sekitar 60%. Menghadapi anjloknya permintaan dengan
sedikit alternatif pekerjaan, wilayah yang bergantung pada industri sektor primer seperti
pertanian biji-bijian, pertambangan dan penebangan, serta konstruksi, paling menderita.
Sebagian besar ekonomi mulai pulih pada 1933–1934. Namun, di AS dan beberapa
negara lainnya, dampak negatif ekonomi seringkali bertahan hingga awal Perang Dunia II,
ketika industri perang mendorong pemulihan.
Ada sedikit kesepakatan tentang apa yang menyebabkan The Great Depression, dan
topik tersebut telah menjadi sangat politis. Pada saat itu, sebagian besar ekonom di seluruh
dunia merekomendasikan solusi "ortodoks" untuk memotong pengeluaran pemerintah dan
menaikkan pajak. Namun, ekonom Inggris John Maynard Keynes menganjurkan
pengeluaran defisit pemerintah berskala besar untuk menutupi kegagalan investasi swasta.
Tidak ada negara besar yang mengadopsi kebijakannya pada tahun 1930-an.
Kebutuhan bahan perang ini menciptakan lonjakan besar dalam produksi, sehingga
mengarah pada jumlah lapangan kerja yang menjanjikan di Amerika. Apalagi Inggris memilih
membayar material mereka dengan emas. Hal ini mendorong masuknya emas dan menaikkan basis
moneter, yang pada gilirannya, mendorong perekonomian Amerika ke titik tertinggi sejak musim
panas 1929 ketika depresi dimulai.
Pada akhir 1941, sebelum Amerika masuk ke dalam perang, pengeluaran pertahanan dan
mobilisasi militer telah memulai salah satu ledakan terbesar dalam sejarah Amerika sehingga
mengakhiri jejak terakhir pengangguran.