PENDAHULUAN
Depresi ekonomi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang terburuk dan berkepanjangan.
Dalam ilmu ekonomi, depresi umumnya disebut sebagai resesi ekstrem yang berlangsung selama
tiga tahun atau lebih. Dalam depresi Dunia 1930-an menimbulkan situasi yang sulit bagi
ekonomi di seluruh dunia dan Hindia Belanda dan terutama pada industri perdagangan ekspor.
Menjelang tahun 1930, perekonomian dunia kembali diguncang krisis yang lebih besar.
Peristiwa tersebut dikenal sebagai depresi ekonomi yang meluas pada tahun 1930an dalam tempo
yang lebih lama dan dampak yang lebih hebat dari krisis sebelumnya. Susanto Zuhdi (2002: 67)
menerangkan bahwa konsep reses: dan depresi memiliki perbedaan, di mana resesi berlangsung
lebih pendek dari depresi. Sedangkan Ingleson (2013; 211) menyebutkan bahwa tahun 1930an
adalah dekade depresi ekonomi yang panjang, yang terjadi di seluruh dunia dengan dampak
pengangguran yang sebelumnya belum pernah terjadi. Depresi ekonomi dikenal pula dengan
sebutan zaman meleset atau malaise. Istilah tersebut banyak digunakan oleh pers bumiputra pada
tahun 1930an untuk menyebut masa depresi ekonomi yang serba sulit. Harga komoditi
perdagangan di pasar dunia merosot tajam demikian pula permintaannya. Dengan demikian,
jumlah keseluruhan nilai ekspor dari Tanah Jajahan menurun, meskipun demikian bunga dari
hutang luar negeri yang tetap tinggi masih harus dibayar, yang menciptakan sisa pembayaran
luar negeri yang sangat sedikit. Dengan demikian import barang-barang hasil industri merosot
tajam dan masih tetap rendah selama depresi, terutama periode 1931 1935. Hal itu menimbulkan
kesulitan ekonomi yang berat di seluruh daerah jajahan. Hal itu juga mengakibatkan bangkrutnya
banyak perusahaan perkebunan baik di Jawa maupun di Sumatra Timur. Situasi yang makin
membaik terjadi pada 1936 1937. meskipun hanya membawa sedikit perbaikan pada kurun
waktu menjelang Perang Dunia II, yang menciptakan situasi yang jauh lebih parah bagi ekonomi
perkebunan secara keseluruhan. Dalam artikel ini akan dibicarakan tentang interpretasi Depresi
1930-an dari berbagai dimensinya, serta dampak yang ditimbulkannya terhadap Hindia Belanda.
10 | D e p r s i E k o n o m i D u n i a 1 9 3 0
terkait langsung dengan lalu lintas keseluruhan 8,3 juta gulden menurun hingga
permintaan pasar dunia yang menjadi lesu. 2,3 juta gulden pada tahun 1933.
Perusahaan perkebunan menanggapi Kemerosotan itu sedikit banyak ditopang
penurunan itu dengan pengurangan dan oleh pemasukan dari sektor lainnya, yakni
penghematan di bidang produksi dan penghasilan dari penanaman tanaman
pengeluaran. Luas penanaman tebu yang pangan di lahan-lahan tebu yang
telah mencapai 17.594 hektare menyusut ditinggalkan. Walau pendapatan sampingan
menjadi 13.697 hektare pada tahun 1931, itu tidak menggantikan sepenuhnya
yang menyempit lagi hingga 6.449 hektare pendapatan yang hilang. Sektor kerajinan
pada tahun 1932 dan tinggal hanya 1.110 perak justru tidak terkena imbas langsung
hektare pada tahun 1933. Angka itu sempat akibat kelesuan perekonomian itu. Di masa
meningkat sedikit pada tahun 1934 menjadi malaise sektor kerajinan perak mampu
2.000 hektare, tetapi merosot lagi ke sekitar melalui keadaan yang paling buruk untuk
setengahnya pada tahun berikutnya. Ketika bertahan dan justru pada tahun tahun 1930-
keadaan perekonomian kolonial mulai an makin berkembang. Namun, usaha
berangsur-angsur pulih, luas penanaman kerajinan lainnya mengalami keterpurukan.
tidak mencapai setengah keseluruhannya
pada saat sebelum depresi. Lahan-lahan Industri batik berada dalam keadaan
yang ditelantarkan itu dikembalikan ke yang tidak menguntungkan karena
kesultanan dan pakualaman, yang mencapai menghadapi harga bahan baku yang
5.000 hektare. Masa kejayaan "emas putih" meningkat menjadi mahal dan per mintaan
telah berlalu. pasar yang menurun. Pada tahun 1935
Dengan kemunduran usaha perusahaan batik menciut hingga tersisa
perkebunan, yang membawa akibat penu sepertiga dibandingkan masa sebelum krisis.
runan penggunaan tanah dan jumlah Bidang usaha pertenunan, kerajinan logam,
penyerapan tenaga kerja, berdampak bagi dan penyamakan menghadapi keadaan yang
pendapatan masyarakat yang terkait di serupa. Akan tetapi, usaha anyaman bambu
dalamnya, baik secara langsung maupun dan rajutan bergeliat mengem bangkan
tidak langsung, berupa kehilangan atau sayapnya. Masyarakat Yogyakarta
pengurangan pendapatan. Sebelumnya menyikapi kebuntuan itu dengan merambah
pendapatan masyarakat yang berkisar ke usaha-usaha kerajinan dan pembuatan
11 | D e p r s i E k o n o m i D u n i a 1 9 3 0
lainnya. Banyak usaha kerajinan baru yang pengawas 42%. Amandemen Blaine dari
timbul, seperti cerutu, sigaret, dan Kongres Amerika Serikat pada tahun 1929
pembuatan sabun. Di lapangan pendidikan, dan berlaku tanggal 1 Juni 1932,
kemerosotan itu tidak menghalangi kegiatan mengakibatkan pemulangan kuli secara
belajar-mengajar. Tidak ada sekolah yang besar-besaran ke Pulau Jawa.
ditutup. Perkembangan yang tampak adalah Keadaan kegiatan perekonomian di
pembukaan sekolah-sekolah baru. Sebuah Surabaya pada akhir tahun 1930 adalah
sekolah teknik tingkat menengah membuka bahwa industri logam memberhentikan
pengajaran, yakni Prinses Juliana School 1.073 pekerjanya, dan industri lainnya
yang berbahasa Belanda pada tahun 1929. sebanyak 1.350 pekerja. Banyak pemilik
Kemudian pada tahun 1932 sekolah perusahaan yang mengambil kesempatan
menengah atas berbahasa Belanda memulai pada masa depresi untuk melakukan
kegiatannya. Sebuah pendidikan persiapan penghematan pengeluaran dengan
calon mahasiswa perguruan tinggi dibuka melakukan penggantian pegawai. Para
pada tahun 1937, yakni Hoge Burger School pegawai yang telah lama bekerja dan bergaji
(HBS). Menghadapi kesulitan keuangan tinggi diganti dengan pekerja yang lebih
Kesultanan mengurangi pengeluaran kraton. muda dan mau dibayar lebih rendah. Pada
Kemudian Sultan mengambil alih semua tahun 1931 perusahaan kereta api Hindia
pengelolaan tanah terutama atas lahan yang Belanda di Surabaya juga melakukan
tidak digarap untuk dioptimalkan pemutusan hubungan kerja terhadap
pemanfaatannya guna menunjang sejumlah pegawai dan buruhnya. Tindakan
penyediaan pangan masyarakat. serupa juga terjadi di kantor-kantor
Dampak di Sumatra Timur pemerintah seperti Pegadaian yang
tampaknya lebih mendalam. Kehancuran melakukan pemutusan hubungan kerja untuk
sendi-sendi ekonomi ekspor dari hasil pekerja Indonesia berturut-turut selama 1931
perkebunan seperti teh, karet, kopra, dan hingga 1934. Keseluruhan pekerja yang
tembakau karena kemerosotan harga dan dipecat itu adalah 2.158 orang. Mereka
kelesuan permintaan. Akibatnya adalah memperoleh uang tunggu (wachtgeld)
pengurangan tenaga kuli sebesar 80%, atau sebesar 60 sen gulden. Selain itu, banyak
sejumlah 335.000 pada tahun 1930 dan tenaga terampil dan berpendidikan baik
pengurangan pegawai administrasi dan mencari pekerjaan di bawah tingkatan
12 | D e p r s i E k o n o m i D u n i a 1 9 3 0
kualitas mereka yang bergaji lebih kecil. menanggulangi akibat krisis ekonomi itu.
Perusahaan rokok penanaman modal asing, Salvation Army dan perkumpulan lainnya
British American Tobacco Co. (BAT), menyediakan bantuan sosial untuk kalangan
menutup pabriknya di Surabaya pada tahun yang memerlukannya. Namun, upaya
1931. Tindakan itu memutuskan hubungan mereka hanya bersifat sementara dan tidak
kerja terhadap 2.000 pekerjanya. Para mampu menjangkau seluruh lapisan
pekerja yang kehilangan pekerjaan itu masyarakat.86
mencari pekerjaan ke bidang pertanian untuk Di daerah luar Pulau Jawa petani
menjadi pemotong padi atau tebu. Di karet sulit untuk berpindah ke tanaman
Bandung dan Semarang banyak pekerja ekspor lainnya. Hal ini disebabkan harga
kasar yang kembali ke kampung halaman ke fluktuatif yang berkaitan dengan produksi.
tengah-tengah keluarga mereka Kampung Petani kopra lebih stabil dengan adanya
halaman dan keluarga menjadi katup kontrak kopra yang menjamin harga dan
penyelamat (savety valve) dalam kesulitan pasokan, walau peran pedagang perantara
ekonomi. Walau belum tentu di tempat asal Cina sangat kuat. Di Minahasa petani kecil
mereka memperoleh pekerjaan, pemenuhan kopra menghabiskan uangnya di sektor
kebutuhan untuk menyambung hidup tidak pendidikan dan membangun rumah. Juga
sulit untuk diperoleh melalui bantuan pranata sosial Mapalus ikut memainkan
keluarga dan kerabat. perannya sebagai katup penyelamat dari
Pemerintah kolonial menanggapi keguncangan sosial dan ekonomi. Selama
pemutusan hubungan kerja di antara depresi perekonomian Minahasa mengalami
masyarakat Indonesia yang berdiam di kemerosotan sehingga petani-petani kecil
perkotaan dan perdesaan Pulau Jawa adalah membutuhkan pekerja-pekerja kontrak yang
dengan menciptakan lapangan pekerjaan murah dan memotong pengeluaran untuk
yang padat karya untuk pekerjaan umum. keperluan yang tidak perlu seperti pembelian
Selain itu, pemerintah mendorong barang mewah dan biaya perjalanan."
pembukaan lahan-lahan tersisa yang tidak Langkah-langkah pemerintah antara lain
digarap untuk dikerjakan dan menggalakkan membentuk koperasi penjualan kopra tahun
transmigrasi. Di samping itu, sejumlah 1926 dan Peraturan Kontrak Kopra tahun
perkumpulan sukarela dalam pekerjaan 1939.
sosial ikut ambil bagian dalam
13 | D e p r s i E k o n o m i D u n i a 1 9 3 0
Zaman malaise membantu pengepakan untuk semua perkebunan yang
mengungkapkan betapa eratnya jalinan dapat muncul dan menghilang sejalan
hubungan kepentingan perkebunan dengan dengan waktu.
kepentingan pemerintah. Di waktu Industri minyak bumi untuk ekspor
kemerosotan di pasar dunia untuk hampir hanya sedikit terganggu oleh malaise.
semua hasil pertanian menghadapi krisis, Industri yang padat modal dalam proses
pemerintah Hindia Belanda tidak hanya eksploitasinya itu baik dalam penemuan
mengalami penyusutan pendapatan yang sumber pengeboran, penyulingan dan
mengkhawatirkan, tetapi juga menghadapi penyebarannya, dikuasai oleh modal raksasa
kelompok usahawan pertanian yang dahulu asing dan pemerintah. Namun, kendala
serta angkuh, mengetuk pintunya untuk keuangan akibat krisis 1930-an memaksa
memohon bantuan. Dalam keadaan pemberlakuan pengurangan tenaga kerja
demikian, pemerintah mengambil tindakan Menjelang tahun 1933 tidak lebih dari 3.300
tambal sulam apa saja yang kelihatan pekerja seluruhnya di pengeboran BPM
berguna, menyetujui pemberhentian kaum Sumatra Utara.
pekerja serta pengurangan upah dan gaji Pusat produksi kedua di Pulau
walaupun ini berarti pelanggaran kontrak, Sumatra adalah di Palembang. Sejak tahun
serta membantu pengusaha perkebunan 1905 ladang minyak Muara Enim dan Musi
mengadakan perjanjian yang murah serta Hilir mulai menyalurkan hasilnya.
kesepakatan dengan pemilik lahan Kemudian sebuah kilang berdiri di Plaju.
masyarakat Indonesia berkenaan dengan Pada tahun 1920-an proses perluasan
lahan yang dikontrak, yang tidak diinginkan meningkat di Palembang sebagai akibat
lagi. Padahal di masa jayanya perkebunan- kelimpahan minyak mentah pengeboran
perkebunan ikut menciptakan kesempatan NIAM dari Jambi dan pendirian kilang
kerja, bahkan untuk jenis-jenis pekerjaan di Standard Oil di Sungai Gerong. Kelimpahan
luar pertanian untuk masyarakat pribumi, itu mendorong peningkatan jumlah tenaga
seperti pekerjaan tukang pedati untuk kerja di ketiga perusahaan perminyakan itu,
perkebunan-perkebunan gula, pembangun tetapi keadaan itu berubah pada saat masa
gudang untuk perkebunan tembakau, depresi. Masyarakat Kutai di Kalimantan
pembuka lahan untuk perkebunan di daerah mengalami kelimpahan sejak Koninklijke
berbukit serta leveransir bahan-bahan dan Shell bergabung untuk menggarap
14 | D e p r s i E k o n o m i D u n i a 1 9 3 0
ladang minyak di delta Mahakam dan Balikpapan. Tarakan juga terimbas hebat
sekitarnya. Juga Balikpapan muncul sebagai oleh depresi, tetapi segera diatasi dengan
kota minyak yang makmur dan menjadi meningkatkan produksi untuk menjamin
pusat industri yang dikuasai oleh BPM. pemasokan. Walau menjadi tempat
Kemajuan di kota ini melampaui penemuan awal, Pulau Jawa tidak pernah
perkembangan Samarinda dan Banjarmasin. menjadi pusat produksi yang besar seperti di
Sebelum tahun 1920 ada pabrik asam sulfur Sumatra dan Kalimantan. Produksi minyak
Edeleanu, pabrik minyak pelumas dan ada di Cepu yang dikelola oleh BPM, di
parafin, dan pabrik lilin, yang kemudian Wonokromo juga oleh BPM dan Kapuan
pindah ke Shanghai. Menjelang tahun 1929 oleh Colonial Petroleum. Pengeboran Cepu
serapan tenaga kerjanya mencapai 9.300 menyerap 5.000 tenaga kerja. Namun,
pekerja di pengilangan dan 8.400 di ladang perusahaan ini terimbas juga oleh depresi.
minyak. Namun, kembali depresi Kebijakan perusahaan yang bersifat segera
mengharuskan pengurangan tenaga kerja adalah pengurangan tenaga kerja.
hingga setengahnya pada tahun 1937. Depresi ekonomi dunia pada dekade
Tarakan berlokasi sekitar 500 1930an membuat per ekonomian Hindia
kilometer di sebelah utara Balikpapan. Belanda semakin merosot. Antara Oktober
Daerah ini didiami setelah penemuan 1932 sampai Februari 1933, ribuan rapat-
cadangan yang besar, berupa lapisan aspal rapat protes diorgani sir di seluruh Jawa dan
yang cocok untuk digunakan sebagai bahan Sumatera, bukan saja oleh golongan non-
bakar cair. Pulau ini digarap sepenuhnya kooperatif sekuler tetapi juga oleh hampir
oleh BPM dan hasilnya mulai memuncak setiap organisasi yang ada di Hindia.
tahun 1908, mencapai 1 juta ton sasaran Luasnya berbagai protes dan kenyataan
tahunan pada tahun 1924. mentah Tarakan bahwa berbagai aksi protes itu akan
dikirim langsung dengan kapal yang melahirkan suatu ancaman potensial yang
berlabuh di pelabuhan alam Lingkas, di sangat besar merupakan tanda bahaya bagi
tempat ini berdiam sekitar 12.000 orang pe merintah kolonial. Pemerintah takut jika
yang sebelumnya merupakan daerah tidak partai-partai politik radikal seperti Partindo,
berpenghuni. Kapal-kapal yang datang PNI Baroe, dan PSII (Partai Sarekat Islam
berasal dari Jepang, Singapura, dan Hong Indonesia) akan memperoleh pengaruh yang
Kong. Sebagian hasil itu juga diolah di tidak bisa dibendung dan memanfaatkan hal
15 | D e p r s i E k o n o m i D u n i a 1 9 3 0
tersebut untuk menggalang kekuatan Bahkan terjadi penel oleh anggota secara
melawan pemerintah kolonial. Untuk itu, besar-besaran hingga lebih dari 50 per
pada De sember 1932 Jaksa Agung anggota. Hal ini terjadi tidak hanya akibat
mengambil langkah untuk meng akhiri dari kebijakan p gaji pegawai negeri tetapi
berbagai protes yang terjadi dengan juga banyak pemegang polis yang pekerjaan.
melarang pawai pawai atau pertemuan Sementara harga harga kebutuhan pokok
terbuka yang dilakukan oleh organisasi terus naik.
organisasi radikal yang berusaha menentang Akibat depresi ekonomi OL Mij
pemerintah." Bumi Putera mengalami kerugian sebesar f
Sebagai dampak depresi ekonomi, 57.139,65 tahun 1931. Sekalipun masih
banyak perusahaan Belanda gulung tikar. mampu bertahan, namun periode ini menjadi
Saat itu yang paling menderita adala ujian yang sangat berat bagi OL Mij Bumi
Madura. Kerugian menimpa pabrik pabrik Putera. Beruntung pimpinan perusahaan
gula yang menj pendapatan pemerintah telah menerapkan kehati hatian dalam
Hindia Belanda hingga dampak terasa pengelolaan keuangan perusahaan dengan
sampai tahun 1936. disiplin tinggi sehingga dampak depresi
Kelompok masyarakat yang paling ekonomi dapat diatasi dengan baik.
terkena dampa ekonomi adalah kelompok
klas menengah seperti pega dan KESIMPULAN
cendekiawan. Mereka mengalami penurunan Depresi ekonomi dunia ini dapat
stan dibanding masa masa sebelumnya. diketahui mulai memasuki dekade 1930-an
Pemerintah banyak pegawai sebagai upaya yang berawal dari pasar Bursa New York,
penghematan. Upaya penghematan Amerika Serikat yang kemudian
memangkas gaji pegawai negeri, anggaran mempengaruhi perekonomian internasional.
untuk kesehatan dan pembangunan Salah satu dampak depresi ekonomi dunia
infrastruktur seperi jalan, saluran perluasan 1930 yaitu, banyak perusahaan Belanda
lahan pertanian. gulung tikar. Saat itu yang paling menderita
Kondisi depresi ekonomi tidak adalah Madura. Kerugian menimpa pabrik
terkecuali mengimbas OL Poetra. Selama pabrik gula yang menj pendapatan
hampir empat tahun bisa dikatakan OL MIJ pemerintah Hindia Belanda hingga dampak
B tidak mengalami kemajuan apapun. terasa sampai tahun 1936.
16 | D e p r s i E k o n o m i D u n i a 1 9 3 0
Dari beberapa penelitian yang telah terhadap perkebunan tembakau tak sebesar
dilakukan oleh para ahli ilmu ilmu sosial dan yang diberikan kepada kedua perkebunan
sejarawan dapat diketahui bahwa telah itu.
terjadi reinter pretasi dari gambaran historis
tentang depresi yang diketengahkan oleh DAFTAR PUSTAKA
beberapa peneliti dan dianggap sebagai bisa Abdul Wahid, 2009. Bertahan di Tengah
diterima sebagai kebenaran. Dinamika Krisis : Komunitas Tionghoa dan
semacam ini merupakan sesuatu yang Ekonomi Kota Cirebon pada Masa
diharapkan bisa berkembang secara terus Depresi Ekonomi, 1930-1940.
menerus dalam kehidupan akademis di Ombak.
Perguruan Tinggi. Depresi 1930-an Dr. J. Stroombreng, 2018. Hindia Belanda,
mempunyai dampak terhadap segala aspek 1930. Yogyakarta : IRCiSoD.
kehidupan manusia di berbagai bagian dunia R. Z. Leirissa, G. A. Manilet - Ohoella,
meskipun dengan gradasi yang berbeda Yuda B. Tangkilisan, 1996. Sejarah
untuk daerah yang satu dengan daerah yang Perekonomian Indonesia.
lain. Di Hindia Belanda, dampak dari Universitas Michigan: Departemen
kebijaksanaan moneter penguasa di Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Nederland, yang masih bertahan dengan Yuli Kristian, M,Hum, 2019. Politik
menggunakan standard emas. terhadap Ekonomi Belanda Terhadap
berlangsungnya resesi justru lebih hebat Lampung Pada Tahun 1800-1942.
daripada yang seharusnya terjadi. Di dalam Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia
mengatasi pertambahan penduduk, sebagai ( Anggota IKAPI).
akibat dari kem balinya buruh perkebunan di Boediono, 2016. Ekonomi Indonesia dalam
Sumatra Timur dan dari kota, masyarakat Lintasan Sejarah. Bandung: PT
pedesaan di Jawa mempunyai kelenturan Mizan Pustaka.
yang oleh Geertz disebut sebagai shared Abdul Rasyid Asba, 2007. Kopra Makassar:
proverty itu. Dampak depresi pada Perebutan Pusat dan Daerah:
perkebunan tembakau ternyata tak sehebat Kajian SEjarah Ekonomi Politik
seperti yang dialami oleh perusahaan karet Regional di Indonesia. DKI Jakarta :
dan gula. Hal ini disebabkan karena Yayasan Obor Indonesia
dukungan dan perhatian pemerintah kolonial
17 | D e p r s i E k o n o m i D u n i a 1 9 3 0
Irvan Rahardjo, 2020. Robohnya Asuransi
Kami: Senjakala AJB Bumiputera
1912–Jalan Terjal Menjaga Warisan
Bangsa. Bogor: PT Penerbit IPB
Press.
Mulki Mulyadi, 2021. Petani dan
Pergerakan Nasional: Keterlibatan
Organisasi Tirtayasa dalam
Peristiwa Batu Ceper 1934.
Guepedia The First On-Publisher In
Indonesia.
Drs. Anwar Kurnia, Drs. H. Moh. Suryana,
2007. Sejarah 2. Ghalia Indonesia.
18 | D e p r s i E k o n o m i D u n i a 1 9 3 0